Penyiapan kultur cendawan Pengujian primer pada Ganoderma spp.

6

2.1.4 Sekuensing hasil PCR dan analisis bioinformatika

Sekuensing dilakukan pada hasil amplifikasi keempat sampel Ganoderma spp.. Hasil amplifikasi PCR disiapkan hingga volume campurannya mencapai 60 µL menggunakan pasangan primer dengan program yang sama. Sebagian hasil PCR ini, sebanyak 5 µL digunakan untuk cek elektroforesis. Sisanya dikirim ke perusahaan analisa DNA untuk sekuensing. Hasil sekuensing kemudian dibandingkan dengan sekuen nukleotida dari GenBank menggunakan megaBLAST yang dilakukan di http:www.ncbi.nlm.nih.gov. Lampiran 2 dan 3 untuk mengidentifikasi DNA cendawan yang mampu mengamplifikasikan pita.

2.2 Pengujian kespesifikan primer

Pengujian primer dilakukan terhadap DNA cendawan dari kelompok Basidiomycota dan yang bukan dari kelompok Basidiomycota. DNA cendawan kelompok Basidiomycota yang digunakan adalah DNA cendawan Enoki Flammulina velutipes, Buna Shimeji Hypsizygus tessellatus, Champignon A. bisporus, Jamur Tiram Pleurotus ostreatus, dan Jamur Merang Volvariella volvacea. Cendawan kelompok bukan Basidiomycota yang digunakan yaitu sampel DNA dari Penicillium sp., Hypoxilon sp., Mortierella sp., dan Xilaria sp.. 2.2.1 Isolasi DNA genomik cendawan dari tubuh buah Isolasi DNA genomik cendawan dari tubuh buah menggunakan metode yang sama dengan yang berasal dari miselia, dengan modifikasi yang sedikit berbeda. Kelima tubuh buah dari cendawan yang bukan dari kelompok Basidiomycota diambil sekitar 0,5 gram, kemudian digerus menggunakan N 2 cair dalam mortar. Hasil penggerusan dimasukkan ke dalam tabung eppendorf yang telah diisi dengan 600 L CTAB 2 dan PVP yang sudah diinkubasi pada suhu 65 ⁰C dalam waterbath. Tabung berisi hasil gerusan ini dibolak- balik dan diinkubasi dalam waterbath pada suhu 65 ⁰C. Setelah 30 menit, diangkat dan disimpan dalam es. Setelah kurang lebih lima menit, dita mbahkan ± 600 L fenol dan dihomogenkan. Langkah berikutnya sama dengan tahapan ektraksi DNA dari miselia.

2.2.2 Amplifikasi DNA uji dengan primer yang dirancang

Proses amplifikasi pada tahap ini sama dengan proses pada amplifikasi DNA Ganoderma spp. dengan primer yang dirancang. HASIL Perancangan Primer Primer forward maupun primer reverse didesain berdasarkan pensejajaran dari kumpulan sekuen Ganoderma spp. pada daerah ITS rRNA dan daerah β- tubulin rRNA yang ada pada GenBank NCBI. Penamaan primer dipilih berdasarkan daerah penanda yang digunakan, cendawan yang digunakan, dan arah amplifikasi primer yaitu forward atau reverse. 7 Berdasarkan hasil pensejajaran kumpulan sekuen daerah β-tubulin DNA Ganoderma spp. diperoleh dua sekuen oligonukleotida pasangan primer forward dan reverse dengan kode A. Primer forward yaitu Beta-Gan F, primer reverse yaitu Beta-Gan R. Berdasarkan hasil pensejajaran kumpulan sekuen daerah ITS rDNA Ganoderma spp., diperoleh dua sekuen oligonukleotida yang merupakan pasangan primer forward dan reverse dengan kode B. Primer forward yaitu Gan- ITS12 F, primer reverse yaitu Gan-ITS12 R. Runutan masing-masing dari daerah konserv dapat dilihat pada Lampiran 5 dan 6. Panjang masing-masing oligonukleotida adalah 20 basa. Kedua pasang primer tersebut memiliki nilai GC dan Tm yang sama yaitu 50 dan 58,4 ⁰C. Ukuran amplikon yang diharapkan pada pasangan primer Beta-Gan sekitar 305 bp, sedangkan pada pasangan primer Gan-ITS12 sekitar 308 bp Tabel 1. Posisi penempelan primer hasil amplifikasi yang diharapkan pada kedua daerah ITS dan β-tubulin digambarkan pada Gambar 2. Sekuen DNA Ganoderma spp. daerah ITS1,5.8,ITS2 dari GenBank maka pasangan primer akan menempel mulai dari basa ke 144 hingga 451, sedangkan pada daerah β-tubulin pasangan primer akan menempel mulai dari basa ke 56 hingga 360 Gambar 2. Tabel 1 Perancangan desain primer Primer Kode Gen rRNA Se kuen primer 5’-3’ GC Tm ⁰C Amplikon yang diharapkan Beta-Gan F A β -Tubulin rRNA GAT CGT ATG ATG GCC ACG TT 50 58,4 305 bp Beta-Gan R TGT TGA CAG CCA ACT TCC TG 50 58,4 Gan-ITS12 F B ITS1-ITS2 rRNA TGT GTG CCT GCG TTT ATC AC 50 58,4 308 bp Gan-ITS12 R TAA GAC GAG CCG ACC AAG AA 50 58,4 bp=base pairpasang basa 1 72 143 215 287 359 431 503 573 bp 144 bp 451 bp Amplifikasi panjang DNA yang diharapkan dari penempelan primer Gan-ITS12 308 bp ± Sekuen DNA spp. Daerah ITS1,5.8,ITS2 dari GenBank Ganoderma 1 56 56 bp 112 168 223 279 335 391 446 bp 360 bp Amplifikasi panjang DNA yang diharapkan dari penempelan primer Beta-Gan 3 bp ± 05 Sekuen DNA spp. Daerah Beta-Tubulin dari GenBank Ganoderma ITS1 5.8 ITS2 206 bp 377 bp Gambar 2 Posisi amplifikasi kedua primer yang diharapkan akan terbentuk 8 Pengujian Primer 1 Pengujian primer pada Ganoderma spp. 1.1 Amplifikasi hasil isolasi DNA genom Ganoderma spp. DNA genom berhasil diisolasi dari keempat sampel Ganoderma spp. yaitu GIPB, GLom1, GLom2, GLom3. Keberhasilan isolasi dapat terlihat dengan melakukan elektroforesis kemudian divisualisasikan pada UV. Hasil dokumentasi menunjukkan adanya pita yang terbentuk sejajar dengan DNA marker yang berarti DNA berhasil diisolasi Gambar 3.

1.2 Amplifikasi DNA Ganoderma spp. dengan primer yang dirancang

Tahap awal pengujian hasil desain primer dapat bekerja pada DNA Ganoderma spp. adalah dengan melakukan metode PCR menggunakan sampel DNA Ganoderma sp. koleksi IPBCC GIPB. Suhu annealing kedua primer sebelumnya telah ditentukan untuk mendapatkan hasil amplifikasi pita yang jelas dengan melakukan percobaan PCR beberapa kali pada penggunaan suhu annealing 50, 52, 54, 56, 58, dan 60 ⁰C. Kedua pasang primer yang menunjukkan terbentuknya pita yang jelas dan terang dengan ukuran amplikon ± 300 bp pada suhu annealing 52 ⁰C Gambar 4. Gambar 3 Hasil isolasi DNA keempat sampel Ganoderma spp. Gambar 4 Amplifikasi PCR pada DNA sampel GIPB menggunakan kedua pasang primer Keterangan: GIPB: sampel Ganoderma sp. koleksi IPBCC kode 10.658 GLom1: sampel Ganoderma sp. pertama dari Lombok GLom2: sampel Ganoderma sp. kedua dari Lombok GLom3: sampel Ganoderma sp. ketiga dari Lombok Keterangan: Sumur pertama primer Beta-GanA Sumur kedua primer Gan-ITS12B