Heteroskedastisitas Multikolinieritas Hasil Uji Asumsi Klasik

Untuk variabel kesulitan tujuan anggaran, jawaban responden menunjukkan angka mean sebesar 4,1027 median sebesar 4,500 dan mode sebesar 4,50. Hal ini kebanyakan responden memberikan pernyataan antara ragu-ragu sampai dengan setuju pada setiap pertanyaan dalam kuesioner ini, artinya bahwa tingkat kejelasan atas tujuan dari anggaran cukup tinggi. Dimana kejelasan atas tujuan RKA-SKPD yang membingungkan aparat pelaksana pemda cukup sedikit kecil dan kesadaran atas pentingnya tujuan RKA-SKPD perlu adanya prioritas. Untuk variabel kinerja aparat pemda, jawaban responden menunjukkan angka mean sebesar 3,8065 median sebesar 3,8333 dan mode sebesar 3,83. Hal ini kebanyakan responden memberikan pernyataan antara ragu-ragu sampai dengan setuju pada setiap pertanyaan dalam kuesioner ini, artinya bahwa aparat pemda sudah merasa kinerja mereka cukup baik.

E. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Heteroskedastisitas

Pengujian heteroskedastisitas menggunakan bantuan SPSS dilakukan dua tahap, yaitu menghitung nilai residual absolutnya terlebih dahulu baru menghitung korelasi antara nilai variabel dengan nilai residual. Kriteria yang digunakan untuk menyatakan apakah terjadi heteroskedastisitas atau tidak diantara data-data pengamatan dapat dilihat nilai koefisien signifikansinya dalam hal ini ditetapkan α = 0,005. Apabila koefisien signifikansi lebih besar dari α 0,005, maka dapat dinyatakan tidak terjadi heteroskedastisitas diantara data pengamatan tersebut. Hasil pengolahan data menggunakan SPSS untuk masing-masing variabel dapat dilihat pada tabel 4.11. Dari data-data diatas dapat dilihat bahwa semua nilai signifikansi diatas 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data yang digunakan tidak terdapat heteroskedastisitas. Tabel 4.11 : Signifikansi dari uji heteroskedastisitas Variabel Sig Alfa Kesimpulan PA – Residual PA 0,930 0,05 Tidak ada heteroskedastisitas KTA – Residual KTA 0,481 0,05 Tidak ada heteroskedastisitas EA – Residual EA 0,418 0,05 Tidak ada heteroskedastisitas UBA – Residual UBA 0,269 0,05 Tidak ada heteroskedastisitas KT – Residual KT 0,554 0,05 Tidak ada heteroskedastisitas

2. Multikolinieritas

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antara variabel independennya. Multikolinieritas yang berbahaya terjadi apabila nilai dari variance inflation factor VIF lebih besar dari 10 Gujarati, 1993. Tabel 4.12 : Nilai tolerance dan VIF dari uji multikolinieritas Variabel Tolerance VIF Kesimpulan Partisipasi Anggaran 0,696 1,437 Bebas multikolinieritas Kejelasan Tujuan Anggaran 0,594 1,683 Bebas multikolinieritas Evaluasi anggaran 0,848 1,179 Bebas multikolinieritas Umpan Balik Anggaran 0,505 1,979 Bebas multikolinieritas Kesulitan TujuanAnggaran 0,798 1,254 Bebas multikolinieritas Hasil pengolahan data menggunakan SPSS. untuk masing masing variabel dapat dilihat pada tabel 4.17. Dari data-data diatas dapat dilihat bahwa semua nilai VIF jauh dibawah 10 baik pada model, sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data yang digunakan tidak terdapat multikolinieritas.

3. Autokorelasi

Dokumen yang terkait

ENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN SIDOARJO

0 3 21

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAPKINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH PADA PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KABUPATEN MANGGARAI BARAT.

0 4 12

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH PADA PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH PADA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH KOTA YOGYAKARTA.

0 3 17

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Studi Empiris Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Karanganyar.

0 6 19

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Di Kabupaten Boyolali.

0 1 16

PENDAHULUAN Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Di Kabupaten Boyolali.

0 2 9

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN Pengaruh Karakteristik Tujuan Anggaran Terhadap Kinerja Aparat Pemerintah Daerah Di Kabupaten Boyolali.

0 2 18

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 6

PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 2 13

PENDAHULUAN PENGARUH KARAKTERISTIK TUJUAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA APARAT PEMERINTAH DAERAH DI KABUPATEN SUKOHARJO.

0 0 6