Batasan pemilihan sampel penelitian yang akan kami teliti, disebabkan beberapa alasan: 1 Aparat pemerintah daerah yang ada di Dinas, Badan, Kantor dan Kepala
Bagian adalah yang membuat Rencana Kegiatan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah RKA-SKPD, dan 2 Aparat tersebut yang menyusun anggaran, melaksanakan
anggaran dan mempertanggungjawabkan anggaran.
B. Pengumpulan Data
Data dalam penelitian ini diperoleh dari data primer melalui penyebaran kuesioner langsung kepada responden. Kuesioner dibuat dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan
secara berstruktur yang mana responden dibatasi dalam memberikan jawaban pada alternatif jawaban tertentu saja. Penyebaran kuesioner terhadap responden dilakukan
setelah terlebih dahulu mendapat rekomendasi dari Sekretaris Daerah Kab. Temanggung, untuk selanjutnya membagikan kuesioner tersebut kepada responden. Pengambilan
kembali kuesioner disesuaikan dengan waktu yang telah disepakati oleh peneliti dengan yang bersangkutan.
C. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel.
Penelitian ini menggunakan lima variabel bebas independen yaitu Partisipasi anggaran, Kejelasan Tujuan Anggaran,Umpan Balik Anggaran, Evaluasi Anggaran dan
Kesulitan Tujuan Anggaran, satu variabel terikat dependen yaitu Kinerja yang diukur dengan menggunakan skala likert 5 lima point, yaitu skala 5 sangat setuju, skala 4
setuju, skala 3 ragu-ragu, skala 2 tidak setuju dan skala 1 sangat tidak setuju. Secara operasional variabel-variabel dalam penelitian ini dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Partisipasi anggaran yaitu tingkat pengaruh dan keterlibatan yang dirasakan oleh individu dalam proses perencanaan anggaran Milani, 1975. Partisipasi anggaran
tersebut menunjukkan pada luasnya partisipasi aparat pemerintah daerah. Variabel ini diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Kenis 1979 yang
kemudian dimodifikasikan oleh Mardiasmo 1997 dan digunakan oleh Maryanti 2002 dan Munawar 2006 dengan pengukuran skala likert 5 lima point dari
sangat tidak setuju sampai sangat setuju. 2. Kejelasan tujuan anggaran menunjukkan sejauhmana tujuan anggaran program
dan kegiatan SKPD dinyatakan secara spesifik, jelas dan dimengerti oleh siapa saja yang bertanggung jawab terhadap anggaran. Instrumen pengukuran diadopsi
dari Maryanti 2002 dan Munawar 2006 yang mengadopsi instrumen dari Kenis 1979 dengan pengukuran skala likert 5 lima point dari sangat tidak setuju
sampai sangat setuju. 3. Evaluasi Anggaran didefinisikan sejauh mana selisih anggaran program dan
kegiatan SKPD ditelusur oleh pimpinan ke masing-masing bawahan dan digunakan untuk mengevaluasi kinerja bawahan dalam penyusunan dan
penggunaan anggaran. Instrumen pengukuran diadopsi dari Maryanti 2002 dan Munawar 2006 yang mengadopsi instrumen dari Kenis 1979, dengan
pengukuran skala likert 5 lima point dari sangat tidak setuju sampai sangat setuju.
4. Umpan Balik Anggaran merupakan alat ukur sejauh mana individu mengetahui sampai dimana tujuan anggaran program dan kegiatan telah dicapai. Variabel ini
diukur menggunakan instrumen dari Maryanti 2002 dan Munawar 2006 dengan pengukuran skala liker 5 lima point dari sangat tidak setuju hingga
sangat setuju 5. Kesulitan Tujuan Anggaran merupakan tingkatan kesulitan pencapaian tujuan
anggaran program dan kegiatan yang dipersepsikan oleh individu dalam Satuan Kerja Perangkat Daerah. Instrumen pengukurannya mengadopsi dari Maryanti
2002 dan Munawar 2006 yang memodifikasi instrumen dari Kenis 1979 dengan pengkuran skala likert 5 lima point dari sangat tidak setuju sampai
sangat setuju. 6. Kinerja merupakan prestasi yang diperlihatkan atau kemampuan kerja seseorang.
Kinerja aparat pemerintah daerah dalam penganggaran dinilai baik jika anggaran yang yang ditetapkan dapat dicapai dan dapat dikendalikan. Variabel kinerja
diadopsi dari instrumen yang digunakan oleh Maryanti 2002 dan Munawar 2006 dengan pengukuran skala likert 5 lima point dari sangat tidak setuju
sampai sangat setuju.
D. Model Penelitian