Torsi Motor Induksi Tiga Phasa

P out = P mek – P ag – P b Secara umum, perbandingan komponen daya pada motor induksi dapat dijabarkan dalam bentuk slip yaitu: Watt……….....………………2.30 P cu : P tr : P mek Gambar 2.16 menunjukkan aliran daya pada motor induksi tiga phasa: = 1 : s : 1 – s. Energi listrik konversi Energi mekanik Gambar 2.16. Diagram Aliran Daya Motor Induksi

2.7 Torsi Motor Induksi Tiga Phasa

Torsi berhubungan dengan brhubungan dengan kemampuan motor untuk mensuplai beban mekanik.Oleh karena itu , Torsi τ secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut. � ��� = � � � � ....……………………..……………………….2.31 dengan :ω r Dari persamaan 2.5 dapat dibuat bahwa n = kecepatan sudut mekanik dari rotor. r = n s ω 1-s, sehingga diperoleh pula; 1 = ω s Kecepatan sinkron selalu bernilai konstan untuk tiap-tiap frekuensi dan jumlah kutub yang diberikan motor. Karena kecepatan sinkron selalu tetap, maka daya pada celah udara akan menentukan besar torsi induksi pada motor. 1-s ……………………………..………………….2.32 � ��� = � �� � ���� …….…………………………………..………2.33 Meskipun terdapat berbagai cara menyelesaikan rangkaian seperti gambar 2.15, untuk menentukan besarnya arus I 2 Agar dapat menghitung ekivalen thevenin dari sisi input rangkaian ekivalenmotor induksi, pertama-tama terminal X’s , kemungkinan penyelesaian yang paling mudah dapat dilakukan dengan menentukan rangkaian ekivalen thevenin dari gambar tersebut. dihubung buka open-circuit, kemudian tegangan open circuit diterminal tersebut ditentukan. Untuk menentukan impedansi thevenin, maka tegangan phasa terminal tersebut ditentukan. Untuk menentukan impedansi Thevenin, maka tegangan phasa dihubung singkat short-circuit dan Z eq V TH jX 1 R 1 V φ jX M ditentukan dengan melihat kedalam sisi terminal. Gambar 2.17 Tegangan Ekivalen Thevenin Pada Sisi Rangkaian Input Dari gambar 2.17 ditunjukkan bahwa terminal di open-circuit untuk mendapatkan tegangan ekivalen Thevenin. Oleh karena itu dengan aturan pembagi tegangan diperoleh: � �� = � � � � � � + � 1 � �� = � � �� � � 1 + �� 1 + �� � Magnitud dari tegangan Thevenin V TH � �� = � � � � � � � + � 1 2 adalah Karena reaktansi magnetisasi X M X 1 dan X M R 1, harga pendekatan dari magnitud tagangan ekivalen Thevenin � �� ≈ � � � � � � + � 1 R ………… Gambar 2.18 menunjukkan tegangan input dihubung singkat . Impedansi ekivalen Thevenin dibentuk oleh impedansi paralel yang terdapat pada rangkaian. ……………………….….2.34 E 1 jX 1 R 1 jX M Gambar 2.18 Impedansi Ekivalen Thevenin Pada Sisi Rangkaian Input Impedansi Thevenin Z TH � �� = � 1 � � � 1 + � � diberikan oleh; � �� = � �� + �� �� = �� � � � 1 + �� 1� � 1 + � 1 + � � ………...……….3.35 Karena X M X 1 dan X M R 1 � �� ≈ � 1 , tahanan dari reaktansi Thevenin secara pendekatan diberikan oleh � �� ≈ � 1 Gambar dibawah menunjukkan rangkaian ekivalen Thevenin jX TH R TH V φ E 1 jX 2 R 2 S Gambar 2.19 Rangkaian Ekivalen Thevenin Motor Induksi Dari gambar diatas arus I 2 � 2 = � �� � �� + � 2 ; � 2 = � �� � �� + �2 � + �� � + �� 2 diberikan oleh: Magnitud dari arus � 2 = � �� �� � �� + �2 � � 2 + � � + � 2 2 ………... ………..…… ..3.36 Daya pada celah udara diberikan oleh: � �� = 3 � 2 2 �′ � ; � �� = 3 � �� � 2 � � � �� + � 2 2 � � + � 2� …..………..3.37 Hubungan antara torsi dan slip dinyatakan pada gambar 2.20 Gambar 2.20 Hubungan Antara Torsi Dan Slip Motor Induksi Dengan memperhatikan gambar 2.20 dapat dilihat bahwa: − Pada kecepatan hipersinkron kecepatan melebihi sinkron, slipnya negatif biasanya kecil, mesin beroperasi sebagai generator induksi dengan torsi bekerja dengan arah yang berlawanan dengan putaran medan putar. − Saat mesin bekerja pada kecepatan stanstill dan kecepatan sinkron, dengan slip positif antara 1 dan 0, mesin berputar pada keadaan tanpa beban sehingga slipnya kecil sekali, GGL rotor juga kecil sekali, Z 2 − Selanjutnya beban mekanik I dipasang pada poros sehingga putaran rotor makin lambat, slip naik, GGL rotor naik besar maupun frekuensinya, menghasilkan arus dan torsi yang lebih besar. rotor circuit impedance hampir Rmurni dan arus cukup untuk membangkitkan torsi dan memutar rotornya. − Jika motor induksi diputar berlawanan dengan arah putaran medan putar maka masih akan dihasilkan torsi yang bertindak sebagai rem dan terjadi penyerapan tenaga mekanik: mesin dalam keadaan berputar dengan slip “s”, kemudian arah medan putar tiba-tiba dibalik, maka akan terjadi rotor mempunyai slip 2-s, kecepatan turun menuju nol dan dapat dibawa ke kondisi stanstill. Cara ini adalah cara pengereman motor yang disebut dengan Plugging. 2.8 Efisiensi Motor Induksi Tiga Phasa Efisiensi dari suatu motor induksi didefenisikan sebagai ukuran keefektifan motor induksi untuk mengubah energi listrik menjadi energi mekanik yang dinyatakan sebagai perbandinganrasio daya output keluaran dengan daya input masukan, atau dapat juga dirumuskan dengan: Loss out out in loss in in out 100 100 P P P x P P P x P P + = − = = η 100 × ….…..2.38 Ploss = Pin + Pi + Ptr + Pa g + Pb ………………………….…….2.39 P in 3 = . V 1 . I 1 Dari persamaan di atas dapat dilihat bahwa efisiensi motor tergantung pada besarnya rugi-rugi. Pada dasarnya metode yang digunakan untuk menentukan efisiensi motor induksi bergantung pada dua hal apakah motor itu dapat dibebani secara penuh atau pembebanan simulasi yang harus digunakan. . Cos…………………………………………………2.40 Gambar 2.21. Efisiensi Pada Motor Induksi Dimana: P cu P = daya yang diinputkan ke rotor Watt tr P = rugi-rugi tembaga rotor Watt mek Efisiensi dari motor induksi dapat diperoleh dengan melakukan pengujian beban nol dan pengujian hubung singkat. Dari pengujian beban nol akan diperoleh rugi-rugi mekanik dan rugi-rugi inti. Rugi-rugi tembaga stator tidak dapat diabaikan sekalipun motor berbeban ringan maupun tanpa beban. = daya mekanik dalam bentuk putaran Watt

2.9 Penentuan Parameter Motor Induksi

Dokumen yang terkait

Hubungan antara Besarnya Tahanan terhadap Waktu Pengereman Dinamik pada Motor DC Penguatan Kompon Panjang Komulatif (Aplikasi pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Medan)

2 75 73

Analisa Pengaruh Besar Tahanan Rotor Terhadap Torsi Dan Efisiensi Motor Induksi 3 Fasa Rotor Belitan ( Aplikasi Pada Laboratorium Konversi Energi Listrik FT-USU )

7 99 85

Perbandingan Pengaruh Tahanan Rotor Tidak Seimbang Dan Satu Fasa Rotor Terbuka : Suatu Analisis Terhadap Efisiensi Motor Induksi Tiga Fasa

1 53 88

Analisa Pengaruh Tahanan Rotor Tidak Seimbang Terhadap Torsi Dan Putaran Motor Induksi Rotor Belitan (Aplikasi Pada Laboratorium konversi Fakultas Teknik USU)

0 24 117

Analisis Karakteristik Motor Induksi Tiga Phasa Sebagai Generator (Aplikasi pada P4TK M edan)

5 53 89

Pengaruh Pembebanan Tidak Seimbang Terhadap Rugi-Rugi Dan Efisiensi Generator Sinkron Tiga Fasa

10 49 129

Pengaruh Beban Tidak Seimbang Terhadap Efisiensi Transformator Tiga Fasa Hubungan Open-Delta

3 26 106

Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK) Matematika 2009

3 7 74

BAB II MOTOR ARUS SEARAH II.1 Umum - Hubungan antara Besarnya Tahanan terhadap Waktu Pengereman Dinamik pada Motor DC Penguatan Kompon Panjang Komulatif (Aplikasi pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Medan)

0 0 27

TUGAS AKHIR - Hubungan antara Besarnya Tahanan terhadap Waktu Pengereman Dinamik pada Motor DC Penguatan Kompon Panjang Komulatif (Aplikasi pada Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) Medan)

0 0 12