Falsafah Siri’ na Pacce

54 GAMBAR 1.4 DENAH RTNH TODDOPULI

3.5.1. Falsafah Siri’ na Pacce

Berbagai pandangan para ahli hukum adat tentang pengertian sirik. Moh. Natsir Said mengatakan bahwa siri’ adalah suatu perasaan malu krengkingbelediging yang dilanggar norma adatnya. Menurut Cassuto, salah seorang ahli hukum adat yang berkebangsaan Jepang yang pernah meneliti masalah istilah Sirik di Sulawesi Selatan berpendapat: “bahwa istilah Sirik merupakan pembalasan berupa kewajiban moral atau pertanggung jawaban secara terang-terangan. Bila di kaji secara mendalam bahwa Siri’ dapat dikategorikan dalam empat golongan yaitu : pertama, sirik dalam hal pelanggaran kesusilaan, kedua sirik yang berakibat kriminal, ketiga sirik yang dapat meningkatkan motivasi seseorang untuk bekerja dan keempat Siri’ yang berarti malu-malu siri’-siri’. Semua jenis sirik tersebut dapat diartikan sebagai harkat, martabat, dan harga diri manusia. Sedangkan istilah Pacce secara harfiah bermakna perasaan pedih dan perih yang dirasakan dalam kalbu seseorang karena melihat penderitaan orang lain. Pacce ini berfungsi sebagai alat penggalang persatuan, solidaritas, kebersamaan, rasa kemanusiaan, dan memberi motivasi pula untuk berusaha, sekalipun dalam keadaan yang sangat pelik dan berbahaya. Dari pengertian tersebut, maka jelasnya bahwa pacce itu dapat memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa, Lap. Volley Perkerasan Paved Lap. Badminton Posyandu Toddopoli Tanaman Sumber : Analisis penyusun, 2009 55 membina solidaritas antara manusia agar mau membantu seseorang yang mengalami kesulitan. Sebagai contoh, seseorang mengalami musibah, jelas masyarakat lainnya turut merasakan penderitaan yang dialami rekannya itu. Segera pada saat itu pula mengambil tindakan untuk membantunya, apakah berupa materi atau non materi. Antara sirik dan pacce ini keduanya saling mendukung dalam meningkatkan harkat dan martabat manusia, namun kadang-kadang salah satu dari kedua falsafah hidup tersebut tidak ada, martabat manusia tetap akan terjaga, tapi kalau kedua-duanya tidak ada, yang banyak adalah unsur kebinatangan atau Tau tena’ Siri’na atau Seseorang yang tidak mempunyai rasa malu dan bersalah.

3.5.2. Falsafah Sipakatau