2.3. Sistem Pemasaran
PT. Asia Raya Foundry melakukan proses produksi berdasarkan pesanan dari pelanggan job order yang spesifikasinya sudah disepakati antara pihak
perusahaan dengan pihak pelanggan. Daerah pemasaran yang dilayani hanya untuk industri lokal dalam jangka pendek, tetapi untuk jangka panjang, maka
daerah pemasaran dari perusahaan ini akan dicoba untuk memasuki industri nasional dan industri luar negri.
PT. Asia Raya Foundry sangat memperhatikan tingkat kepuasan dari para konsumennya, dan untuk menjaga hal tersebut, maka ada tiga hal yang harus
diperhatikan, yaitu: price, quality, dan delivery time. Bagian marketing akan mengunjungi pelanggan apabila ada dijumpai
masalah dan keluhan pada produk-produk yang telah dikirimkan kepada para pelanggan, untuk memastikan apa masalah yang telah terjadi, kemudian setelah
mengkomunikasikan masalah tersebut pada commercial manager dan production manager, solusi terhadap masalah tersebut akan segera disampaikan kepada para
pelanggan. PT. Asia Raya Foundry mendistribusikan produk coran yang dihasilkan
melalui dua jalur, yaitu melalui distributor maupun secara langsung kepada user dari produk tersebut. Biasanya untuk konsumen yang berstatus BUMN, produk
coran yang dihasilkan akan didistribusikan melalui pihak distributor. Distributor disini adalah pihak-pihak yang tidak menggunakan produk hasil coran dari PT.
Asia Raya Foundry secara langsung, tetapi hanya memberikan nilai tambah pada produk dan kemudian akan menyuplainya kepada pihak user dengan harga yang
lebih tinggi. Biasanya yang merupakan pihak distributor adalah bengkel-bengkel bubut ataupun perseorangan yang mempunyai akses ke dalam suatu perusahaan
yang memerlukan produk coran.
2.4. Organisasi dan Manajemen
2.4.1. Struktur Organisasi Perusahaan
Organisasi adalah sekumpulan orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan tertentu, struktur organisasi adalah kerangka antar hubungan dari orang-
orang atau unit organisasi yang masing-masing memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang tertentu. sedangkan struktur organisasi adalah kerangka antar
hubungan dari orang-orang atau unit-unit organisasi yang masing-masing memiliki tugas, tanggung jawab dan wewenang tertentu. Dalam suatu struktur
organisasi harus menunjukkan satuan-satuan organisasi dan garis wewenang sehingga terlihat jelas batasan-batasan tugas, wewenang dan tanggung jawab dari
setiap personil dalam organisasi. PT. Asia Raya Foundry menggunakan struktur organisasi yang berbentuk
campuran lini dan fungsional. Struktur organisasi bentuk lini dapat dilihat dengan adanya pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab dari pimpinan tertinggi
kepada unit-unit organisasi yang berada di bawahnya dalam bidang pekerjaan tertentu secara langsung, serta pemberian wewenang dan tanggung jawab yang
bergerak vertikal ke bawah dengan pendelegasian yang tegas melalui jenjang hirarki yang ada. Struktur organisasi fungsional dapat dilihat dengan adanya
pemisahanpembagian tugas, pendelegasian wewenang serta pembatasan tanggung
jawab yang tegas pada setiap bidang yaitu produksi, pemasaran marketing, dan pembelian berdasarkan fungsinya masing-masing dalam struktur organisasinya.
Hal ini dibuat sesuai dengan kebutuhan serta kelancaran dan kemajuan usaha organisasi dalam mencapai tujuan perusahaan. Struktur organisasi PT. Asia Raya
Foundry dapat dilihat pada Gambar 2.1.
Direktur Utama
Manajer Pembelian
Manajer Marketing
Palm Oil Manajer
Marketing Rubber
Manajer Marketing
Mining Manajer
Project
Anggota Ass.
Manajer Rubber
Ass. Manajer
Project Kabag
Gudang Kabag Palm
Oil Supervisor
Supervisor Kabag
Project
Palm Oil Kabag
Drawing Supervisor
Supervisor Leading
Hand Direktur
Produksi
Manajer Quality
Control
Kabag Moulding
Kabag Fetling
Kabag Machining
Kabag Pattern
Presiden Direktur
Kabag Furnance
Purchasing
Anggota Anggota
Anggota Anggota
Anggota Kabag Project
Crumb Rubber Kabag
Project
Press Cage Project
Estimator Leading
Hand Leading
Hand Anggota
Anggota Anggota
Anggota Kabag
Despatch
Anggota Kabag HRD
Pattern Checker
Anggota Supervisor
Anggota Supervisor
Anggota Leading
Hand Anggota
Supervisor Shift I
Anggota Supervisor
Shift II
Anggota Kabag PPC
Supervisor
Anggota Kabag
Maintenance Supervisor
Anggota
Lini Fungsional
Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Asia Raya Foundry
2.4.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab
Untuk menggerakkan suatu organisasi dibutuhkan personil yang memegang jabatan tertentu dalam organisasi, masing-masing personil diberikan
tanggung jawab sesuai dengan jabatannya, dengan demikian mempermudah pengarahan serta mengawasai dan mengevaluasi pelaksanaan dari suatu pekerjaan.
Pihak perusahaan memberikan tugas dan tanggung jawab dari masing-masing jabatan. Pembagiannya adalah sebagai berikut:
1. Presiden Direktur Seorang presiden direktur perusahaan memiliki wewenang sebagai berikut:
a. Menerima laporan kinerja perusahaan dari direktur utama.
b. Melakukan evaluasi kinerja SDM didalam perusahaan.
c. Melakukan pengambilan keputusan yang bersifat sangat penting.
2. Direktur Utama Direktur marketing memiliki wewenang sebagai berikut:
a. Menyusun rencana dan program kerja perusahaan yang menyangkut
kegiatan pemasaran, anggaran perusahaan dan ekspansi perusahaan baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek.
b. Melakukan kegiatan analisa pasar untuk mendapatkan data tentang
tingkat kebutuhan konsumen dan tingkat persaingan sehingga dapat ditentukan rencana volume penjualan kepada target pasar untuk
kemajuan penjualan c.
Bertanggung jawab kepada presiden direktur.
3. Direktur Produksi Direktur produksi mempunyai wewenang sebagai berikut:
a. Merencanakan, mengatur dan mengawasi semua kegiatan produksi
perusahaan. b.
Merencanakan, menganalisa, mengevaluasi, dan menilai kegiatan- kegiatan produksi pada perusahaan berdasarkan laporan manajer dan
pengamatan langsung. c.
Bertanggung jawab terhadap direktur utama. 4.
Manajer Pembelian Manajer pembelian memiliki tugas sebagai berikut:
a. Mengawasi semua kegiatan yang ada di pabrik di bagian pembelian
b. Mengkoordinir dan mengarahkan setiap bagian bawahannya
c. Mengawasi dan mengevaluasi kegiatan pembelian untuk mengetahui
kekurangan dan penyimpangan sehingga dapat dilakukan perbaikan. d.
Bertanggung jawab kepada direktur utama. 5.
Manajer Palm Oil Manajer palm oil memiliki wewenang sebagai berikut:
a. Merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi kegiatan perusahaan
dalam bidang pemasaran produk part mesin palm oil. b.
Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran produk part mesin palm oil.
c. Menentukan kebijakan strategi pemasaran perusahaan yang mencakup
jenis produk yang akan dipasarkan, harga, pendistribusian produk, dan promosi
d. Bertanggung jawab kepada direktur utama.
6. Manajer Rubber Manajer rubber memiliki tugas sebagai berikut:
a. Merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi kegiatan perusahaan
dalam bidang pemasaran produk part mesin rubber. b.
Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran produk part mesin rubber.
c. Berkoordinasi dengan Ass Manajer untuk melakukan evaluasi
pemasaran part mesin rubber. d.
Bertanggung jawab kepada direktur utama. 7. Manajer Mining
Manajer mining memiliki tugas sebagai berikut: a.
Merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi kegiatan perusahaan dalam bidang pemasaran produk part mesin rubber.
b. Menentukan rencana anggaran biaya pemasaran produk part mesin
mining. c.
Bertanggung jawab kepada direktur utama. 8. Manajer Project
Manajer project memiliki tugas sebagai berikut: a.
Merencanakan, menjadwalkan, serta melakukan pengendalian waktu persiapan terhadap semua proyek pesanan part mesin dari customer.
b. Melakukan pengawasan terhadap seluruh project yang dikendalikan
bawahannya. c.
Bertanggung jawab terhadap direktur utama. 9. Manajer Quality Control
Manajer quality control memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan pembakuan standar kualitas produk yang dapat dijual ke
customer. b.
Melakukan pengawasan terhadap kegiatan QC selama proses produksi. c.
Menyetujui produk agar dikirim ke customer apabila sudah lolos uji quality control.
d. Bertanggung jawab kepada direktur produksi.
10. Asisten Manajer Marketing Rubber. Asisten manajer marketing rubber memiliki tugas sebagai berikut:
a. Membantu manajer marketing rubber dalam melakukan perencanaan,
pengawasan dan pengendalian kegiatan marketing pada produk part mesin rubber.
b. Menerima laporan mengenai jalannya proses pemasaran di lapangan
terhadap produk part mesin rubber. c.
Bertanggung jawab terhadap Manajer Marketing Rubber. 11. Asisten Manajer Project
Asisten manajer marketing project memiliki tugas sebagai berikut: a.
Membantu manajer marketing project dalam merencanakan, menjadwalkan, serta melakukan pengendalian waktu persiapan terhadap
semua proyek pesanan part mesin dari customer. b.
Melakukan pengawasan terhadap seluruh kegiatan yang berkaitan dengan peninjauan proyek didalam maupun diluar pabrik.
c. Bertanggung jawab kepada manajer marketing project.
12. Purchasing Purchasing mmemiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan pembelian bahan baku, part mesin pabrik serta
seluruh kebutuhan yang ada di dalam pabrik. b.
Melakukan pemeriksaan terhadap bahan baku yang masuk dan menghitung kebutuhan alat maupun akomodasi pabrik.
c. Menghitung budget yang dibutuhkan pabrik dalam melakukan
pembelian bahan maupun peralatan. 13. Kabag Gudang
Kabag gudang memiliki tugas sebagai berikut: a.
Menerima perincian barang-barang yang akan dibeli dari bagian gudang b.
Memesan bahan-bahan yang diperlukan sesuai dengan Purchase Requirement
c. Berusaha mengadakan penawaran harga yang serendah mungkin
d. Membuat laporan yang berkaitan dengan pembelian barang
e. Bertanggung jawab kepada manajer pembelian.
14. Kabag Palm Oil Kabag palm oil memiliki tugas sebagai berikut:
a. Membantu manajer marketing palm oil dalam merencanakan,
mengkoordinir, dan mengawasi kegiatan perusahaan dalam bidang pemasaran produk part mesin palm oil.
b. Mengkoordinir kegiatan pemasaran terhadap produk part mesin palm
oil. c.
Melakukan pembukuan terhadap jumlah permintaan produk maupun jumlah produk jadi yang telah dikirim ke customer.
d. Bertanggung jawab terhadap manajer palm oil.
15. Kabag Project Crumb Rubber Kabag project Crumb Rubber memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan peninjauan langsung terhadap proyek mesin Crumb Rubber
yang sedang dikerjakan perusahaan. b.
Melakukan evaluasi terhadap proyek mesin Crumb Rubber yang sedang dikerjakan perusahaan.
c. Melakukan analisis terhadap proyek yang masuk agar dapat dilihat
tingkat keuntungannya terhadap perusahaan. 16. Kabag Project Palm Oil
Kabag project Palm Oil memiliki tugas sebagai berikut: a.
Melakukan peninjauan langsung terhadap proyek mesin Palm Oil yang sedang dikerjakan perusahaan.
b. Melakukan evaluasi terhadap proyek mesin Palm Oil yang sedang
dikerjakan perusahaan. c.
Melakukan analisis terhadap proyek yang masuk agar dapat dilihat tingkat keuntungannya terhadap perusahaan.
17. Kabag Project Press Cage Kabag project Palm Oil memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan peninjauan langsung terhadap proyek mesin Press Cage
yang sedang dikerjakan perusahaan. b.
Melakukan evaluasi terhadap proyek mesin Press Cage yang sedang dikerjakan perusahaan.
c. Melakukan analisis terhadap proyek yang masuk agar dapat dilihat
tingkat keuntungannya terhadap perusahaan. 18. Estimator Project
Estimator project memiliki tugas sebagai berikut: a.
Melakukan perhitungan terhadap perkiraan proyek yang akan masuk. b.
Berkoordinasi dengan bagian produksi terhadap kapasitas pabrik dengan jumlah proyek yang akan dikerjakan.
c. Bertanggung jawab kepada asisten manajer proyek.
19. Kabag Drawing Kabag drawing memiliki tugas sebagai berikut:
a. Menerima spesifikasi produk yang diinginkan konsumen untuk
dilakukan penggambaran ulang oleh pabrik. b.
Melakukan pengawasan terhadap seluruh gambar yang sedang dikerjakan bagian anggota drawing.
c. Menyetujui gambar yang sudah dikerjakan untuk dikirim ke bagian
produksi. 20. Kabag Despatch
Kabag despatch memiliki tugas sebagai berikut: a.
Mengawasi pengiriman barang sesuai dengan jadwalnya b.
Bertanggungjawab kepada manager produksi 21. Kabag HRD Human Research and Developement
Kabag HRD memiliki tugas sebagai berikut: a.
Melakukan evaluasi terkait kinerja SDM. b.
Mengatur kegiatan karyawan pabrik termasuk penjadwalan kerja dan sistem lembur.
c. Mengawasi kegiatan surat menyurat perusahaan terkait kegiatan
produksi maupun kunjungan tamu dari luar perusahaan.
22. Kabag Pattern Kabag Pattern memiliki tugas sebagai berikut:
a. Mengkoordinir kegiatan pembuatan pattern sesuai prosedur yang telah
ditentukan b.
Bertanggungjawab kepada manager quality control. 23. Kabag Moulding
Kabag moulding memiliki tugas sebagai berikut: a.
Mengkoordinir kegiatan pembuatan cetakan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
b. Bertanggungjawab kepada manager quality control.
24. Kabag Furnace Kabag Furnance memiliki tugas sebagai berikut:
a. Mengkoordinir proses peleburan dan penuangan sesuai dengan prosedur
yang telah ditentukan b.
Bertanggungjawab kepada manager produksi 25. Kabag Fettling
Kabag fettling memiliki tugas sebgai berikut: a.
Mengkoordinir proses pembongkaran cetakan sesuai dengan prosedur yang telah ditentukan
b. Bertanggungjawab kepada manager quality control.
26. Kabag Machining Kabag machining memiliki tugas sebagai berikut:
a. Mengkoordinir kegiatan machining sesuai dengan prosedur yang telah
ditentukan b.
Bertanggungjawab kepada manager quality control.
27. Kabag Maintenance Kabag maintenance memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan penjadwalan terhadap perawatan mesin, gedung dan alat-
alat yang ada di pabrik. b.
Memperkirakan kebutuhan spare part mesin-mesin pabrik yang perlu diganti.
c. Menghitung kebutuhan biaya perawatan yang dilakukan pabrik.
d. Bertanggungjawab kepada manajer quality control.
28. Supervisor Gudang Supervisor gudang memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan pengawasan terhadap barang-barang yang keluar dan masuk
gudang. b.
Menerima laporan kondisi gudang dari anggota gudang. c.
Memeriksa laporan jumlah dan kondisi barang yang ada di gudang. d.
Bertanggung jawab kepada kabag gudang. 29. Supervisor Crumb Rubber
Supervisor rubber memiliki tugas sebagai berikut: a.
Melakukan pengawasan di lapangan terhadap pemasaran produk part mesin crumb rubber.
b. Melakukan pencatatan mengenai hasil kinerja pemasaran dari produk
part mesin crumb rubber. c.
Bertanggung jawab kepada asisten manajer crumb rubber. 30. Supervisor Mining
Supervisor mining memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan pengawasan di lapangan terhadap pemasaran produk part
mesin mining. b.
Melakukan pencatatan mengenai hasil kinerja pemasaran dari produk part mesin mining.
c. Bertanggung jawab kepada asisten manajer mining
31. Supervisor Project Supervisor project memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan pengawasan ke lapangan terhadap semua proyek yang
dikerjakan perusahaan. b.
Melaporkan segala hal yang terjadi di lapangan selama pelaksanaan proyek kepada kabag proyek yang bersangkutan.
32. Supervisor Moulding Supervisor moulding memiliki tugas sebagai berikut:
a. Mengawasi langsung kegiatan pembuatan cetakan sesuai dengan
standar quality control. b.
Membuat laporan terkait kondisi pembuatan cetakan di pabrik kepada kabag moulding.
33. Supervisor Furnance Supervisor furnance memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan pengawasan langsung terhadap kegiatan peleburan di lantai
produksi. b.
Melaporkan segala kendala maupun masalah yang terjadi saat peleburan kepada kabag furnance.
34. Supervisor Machining Supervisor machining memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan pengawasan langsung terhadap kegiatan machining.
b. Membuat laporan mengenai kegiatan machining kepada kabag
machining. 35. Supervisor Maintenance
Supervisor maintenance memiliki tugas sebagai berikut: a.
Melakukan pengawasan langsung terhadap kegiatan maintenance. b.
Membuat laporan mengenai kegiatan machining kepada kabag maintenance.
36. Supervisor PPC Supervisor PPC memiliki tugas sebagai berikut:
a. Melakukan pengawasan terhadap jalannya rencana produksi yang
sedang dilakukan di pabrik. b.
Melaporkan segala bentuk masalah dan kendala terkait dengan penjadwalan produksi.
37. Leading Hand Project Leading Hand Project memiliki tugas sebagai berikut:
a. Membantu supervisor dalam melakukan pengawasan di lapangan terkait
proyek yang sedang dikerjakan. b.
Memberikan arahan dan komando kepada anggota project dalam melaksanakan kegiatannya di lapangan.
38. Leading Hand Fettling Leading Hand fettling memiliki tugas sebagai berikut:
a. Membantu supervisor dalam melakukan pengawasan di lapangan terkait
proses pembongkaran cetakan yang sedang dikerjakan.
b. Memberikan arahan dan komando kepada anggota fettling dalam
melaksanakan kegiatannya di lapangan.
2.4.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja 2.4.3.1.Tenaga Kerja
Pada PT. Asia Raya Foundry pekerja dapat digolongkan menjadi 2 dua bagian, diantaranya adalah: staf dan karyawan, dimana yang dapat digolongkan
staf adalah pekerja pada tingkat manejer, kepala bagian, supervisor, dan pekerja bagian administrasi. Pada saat ini, tenaga kerja pada PT. Asia Raya Foundry
sekitar 332 orang yang terdiri dari karyawan bagian kantor dan karyawan bagaian produksi. Pembagian tenaga kerja dapat dilihat pada tabel 2.1.
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Asia Raya Foundry No
Keterangan Total orang
1 Presiden direktur
1 2
Direktur utama 1
3 Direktur produksi
1 4
Manager 6
5 Asisten manager
2 6
Personalia 3
7 Purchasing
3 8
Gudang 6
9 Drawing
4 10
Marketing 15
11 Project
69
Tabel 2.1. Jumlah Tenaga Kerja PT. Asia Raya Foundry Lanjutan No
Keterangan Total orang
12 Ekspedisi
4 13
Pattern 10
14 Moulding
33 15
Furnace 8
16 Fettling
33 17
Machining 55
18 Maintenance
11 19
PPC 3
20 Satpam
11 21
IT 1
22 Timbangan
2
Jumlah 282
Sumber PT.Asia Raya Foundry
2.4.3.2.Jam Kerja
Adapun pembagian jam kerja untuk staf adalah untuk setiap hari Senin sampai Jum’at adalah sebagai berikut:
1. Pukul 08.00-12.00 waktu kerja
2. Pukul 12.00-13.00 waktu istirahat
3. Pukul 13.00-16.00 waktu kerja
Yang digolongkan sebagai karyawan adalah pekerja pada bagian produksi juga termasuk satpam. Untuk kategori ini, karyawan bekerja menurut shift. Jadwal
kerja dibagi atas 2 shift kerja pada hari Senin sampai Jum’at adalah 7 jam dengan jadwal sebagai berikut:
Shift I : a.
Pukul 07.00-12.00 waktu kerja b.
Pukul 12.00-13.00 waktu istirahat c.
Pukul 13.00-15.00 waktu kerja
Shift II : a.
Pukul 15.00-18.30 waktu kerja b.
Pukul 18.30-19.30 waktu istirahat c.
Pukul 19.30-23.00 waktu kerja Sedangkan pada hari Sabtu, jumlah jam kerja adalah 5 jam sehari dengan
jadwal seperti berikut: Shift I : Pukul 08.00-13.00 waktu kerja
Shift II : Pukul 13.00-18.00 waktu kerja
2.4.4. Sistem Pengupahan dan Kesejahteraan Karyawan
Sistem pengupahan dan penggajian di PT. Asia Raya Foundry terdiri atas: 1.
Gaji dan upah bulanan diberikan kepada staf yang besarnya tetap setiap bulan sesuai dengan bidangnya masing-masing.
2. Gaji dan upah bulanan diberikan kepada karyawan bagian produksi.
Untuk upah ini, perusahaan memberikan upah lembur kepada karyawan yang bekerja diatas waktu kerja normal. Besarnya perhitungan upah lembur adalah
sebagai berikut: a.
Untuk hari biasa: i.
Perhitungan upah lembur untuk satu jam pertama adalah 1 ½ x upah perjam.
ii. Perhitungan upah lembur untuk dua jam dan berikutnya adalah 2 x
upah per jam. Dimana upah lembur adalah 1173 x upah perbulan.
b. Untuk hari besarlibur
Perhitungan upah lembur bagi karyawan yang bekerja pada hari besarlibur adalah 2 dua x upah per hari kerja biasa.
3. Upah perangsang diberikan kepada karyawan dengan didasarkan pada
prestasi kerjanya. 4.
Tunjangan-tunjangan, yaitu tunjangan Hari Raya dan tunjangan selama sakit. Fasilitas-fasilitas lain yang diberikan adalah :
1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja JAMSOSTEK
JAMSOSTEK adalah suatu bentuk asuransi yang merupakan kewajiban perusahaan yang diadakan pemerintah untuk melindungi tenaga kerja.
2. Cuti
Cuti diberikan untuk menghilangkan rasa jenuh dan bosan selama bekerja. Lamanya cuti yang diberikan perusahaan adalah 12 dua belas hari kerja
setiap tahunnya. Tenaga kerja diperbolehkan untuk mengambil cutinya masing-masing dan apabila tidak dipakai, maka cuti dianggap hilang .
2.5. Proses Produksi
PT. Asia Raya Foundry adalah industri yang bergerak di pengecoran logam. Bahan baku dari logam tersebut adalah scrap dari besi-besi tua dan baru yang
diolah dan dipanaskan kembali. PT. Asia Raya Foundry berdasarkan pesanan dari konsumen job order.
Sebelum dilakukan pembuatan produk terlebih dahulu dilakukan penggambaran produk dalam bentuk gambar teknik. Gambar teknik dibuat oleh bagian drawing.
Gambar yang digambar harus sesuai dengan bentuk dan spesifikasi yang diinginkan oleh konsumen. Biasanya konsumen memberikan gambar teknik
produk, tetapi hanya memberikan dimensi yang umum. Apabila konsumen tidak
memiliki gambar teknik, konsumen biasanya memberikan contoh produk, emudian bagian drawing menggambar produk tersebut. Selain melakukan sistem
make to order.
2.5.1. Standar Mutu Produk
Pengendalian kualitas sangat diperlukan dalam memproduksi suatu barang untuk menjaga kestabilan mutu, juga merupakan salah satu usaha untuk
menemukan faktor-faktor terduga yang menyebabkan kurang lancarnya fungsi dalam proses produksi sehingga bila terjadi gangguan dapat segera dilakukan
tindakan pembetulan sebelum terlalu banyak unit yang tak sesuai dengan produksi. Pada PT. Asia Raya Foundry, dalam menjaga mutu produk pada
dasarnya dengan menetapkan standar proses produksi. Dalam rangka menjaga mutu produknya PT. Asia Raya Foundry telah
menetapkan standar mutu yaitu sistem kendali agar produk ataupun bahan baku tidak menjauhi spesifikasi standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Standar
mutu sangat perlu untuk mempertahankan standar kualitas maupun untuk meningkatkan kualitas produk akhir. Pada PT. Asia Raya Foundry ini, setiap
produk memiliki standard mutu untuk materialnya. Setiap produk coran memiliki jenis material yang berbeda-beda sesuai pesanan customer.
Pada perusahaan ini ada beberapa jenis material-material untuk besi dan baja, seperti tabel 2.2. di bawah ini :
Tabel 2.2. Jenis-jenis Material Standar PT. Asia Raya Foundry Jenis
Material
C Si
Mn Cr Mg
Mo
Cast Iron 3.5-3.7
1.6-1.8 0.45-0.7
- -
- Cast Steel
0.3-0.35 0.2-0.45
0.5-0.7 -
- -
Alloy Steel 0.25-0.35
0.3-0.6 1.2-1.6
0.4-0.8 -
- Manganese
Steel 1.0-1.3
0.5-1.0 11.0-14
1.5-2.5 0-0.4
Ductile Iron 3.5-3.7
2.4-2.5 0.3
- 0.04-0.06
PT.Asia Raya Foundry
2.5.2. Bahan yang Digunakan
Bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi PT. Asia Raya Foundry, yaitu:
a. Bahan Baku
Bahan baku merupakan bahan-bahan yang digunakan sebagai bahan utama dalam produksi, dimana sifat dan bentuknya akan mengalami baik fisik maupun
kimia yang langsung ikut dalam proses produksi sampai dihasilkannya barang jadi. Komponen bahan baku ini akan tampak jelas pada barang jadi. Bahan baku
yang digunakan untuk menghasilkan produk adalah berupa besi-besi tua besi scrap yang akan dilebur kembali didalam tanur dan kemudian akan dituang dalam
bentuk produk. b.
Bahan Tambahan Bahan tambahan merupakan bahan yang ditambahkan kedalam proses
pembuatan produk, dimana komponen ini tidak dapat dibedakan secara jelas dengan produk akhirnya. Bahan tambahan yang digunakan dalam proses produksi
dapat dilihat pada tabel 2.3 di bawah ini:
Tabel 2.3. Jenis-Jenis Bahan Tambahan Jenis Bahan Tambahan
Fungsi Carbon
- Untuk menaikkan kekerasan atau kekuatan
- Menurunkan keliatan - Maupun untuk ditempa
- Mempunyai sifat penghantar yang baik
Silikon - Untuk menurunkan proses perubahan
bentuk pada proses pembekuan - Untuk mencegah penyusutan yang
besar - Tahan panas
- Bahan yang ditambahkan adalah FeSi
Mangan - Mempunyai sifat tahan arus atau
korosi - Mempunyai sifat tahan panas
- Mempunyai sifat tahan impact atau benturan
Sumber PT.Asia Raya Foundry
c. Bahan Penolong
Bahan penolong meruoakan bahan-bahan yang digunakan dalam proses produksi yang dikenakan langsung atau tidak langsung terhadap bahan baku
dalam suatu proses produksi untuk mendapatkan produk yang diinginkan, tetapi bahan ini tidak ikut dalam bahan jadi.
Bahan penolong yang digunakan oleh PT. Asia Raya Foundry dapat dilihat pada tabel 2.4 di bawah ini:
Tabel 2.4. Jenis-Jenis Bahan Penolong Jenis Bahan Penolong
Fungsi Lining Material
Sebagai pelapis untuk dinding tanur dan ladle supaya tahan terhadap tingginya suhu
cairan besi yang mencapai 1680oC
Stripcote Sebagai coating untuk mempermudah
pemisahan pattern dengan pasir cetak
Methanol Sebagai bahan campuran untuk catcoating
yang mudah terbakar sehingga proses pengeringan cat lebih cepat
Cat dempul Digunakan untuk menutupi pori-pori
pattern
Pasir Kwarsa Sebagai bahan untuk pembuatan cetakan
pasir
Kayu dammar Digunakan untuk pembuatan tapak pattern
Kayu Jelatung Sebagai bahan dasar pembuatan mal kayu
atau pattern
Water-glass Sebagai bahan perekat untuk mengeraskan
pasir
Gas CO2 Sebagai bahan penyatu dan pengeras pasir
dan water glass
Tabel 2.4. Jenis-Jenis Bahan Penolong Lanjutan Jenis Bahan Penolong
Fungsi Air
Sebagai bahan campuran dengan pasir kwarsa dan watter-glass
Slag Coagulant Sebagai bahan untuk menggumpalkan
kotoran dalam cairan besi. Sumber PT Asia Raya Foundry
2.5.3. Uraian Proses
Ada beberapa tahap yang digunakan dalam pembuatan produk diantaranya: stasiun Furnace Peleburan, stasiun Moulding pencetakan, stasiun
stasiun Fettling pembersihan, stasiun Machining pemesinan, stasiun Fabrikasi, Assembly dan stasiun Despatch. Untuk lebih jelas tentang tahapan - tahapan
tersebut, maka akan dijelaskan uraian masing-masing proses pada setiap stasiun kerja.
Proses pembuatan produk dapat dilihat pada gambar 2.2. di bawah ini:
Peleburan Furnace
Pencetakan Moulding
Pembersihan Fettling
Permesinan Machining
Fabrikasi Perakitan
Assembly Pemeriksaan
Quality Control Pattern Mal
Pengiriman Despatch
Gambar 2.2. Blok Diagram Uraian Produksi Pembuatan Produk
1. Bagian Pembuatan Mal Kayu Pattern
Proses pertama dalam pembuatan produk pada pabrik pengecoran logam adalah pembuatan mal pattern. Mal merupakan bentukduplikat produk jadi,
tapi masih dalam bentuk kayu. Dalam pembuatan pattern ada 2 dua tahap yang dilakukan yaitu tahap pembuatan cetakan kayumal dan pembuataan cup
dan drag tapak cetakan. Sebelum membuat suatu mal, terlebih dahulu diperhatikan berbagai hal yang dalam proses pembuatannya. Hal - hal yang
perlu diperhatikan dalam pembuatan mal kayu adalah: a.
Pengecekan ukuran gambar yang dibuat dengan dimensi yang diinginkan oleh konsumen sesuai dengan gambar kerja yang dibuat oleh bagian
drawing b.
Penentuan letak pola sudut kemiringan agar mudah dilepas dari rongga cetakan.
c. Penentuan tambahan dimensi untuk menghindari penyusutan berkisar
antara 1 - 2 d.
Penentuan tambahan dimensi untuk mengatasi dimensi untuk mengatasi proses pada bagian machining berkisar antara 3 mm sampai 6 mm.
2. Bagian Peleburan Furnace
Stasiun furnace merupakan stasiun yang bertugas melebur besi - besi tua sampai siap untuk dituang ke stasiun pencetakan. Peleburan logam dilakukan
d engan menggunakan tanur induksi. Faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan dalam pemilihan jenis tanur ini adalah:
a. Biaya awal
b. Biaya operasi
c. Biaya perbaikan dan maintenance
d. Ketersediaan dan biaya dari bahan bakar di daerah tertentu
e. Tingkat kebersihan dan tingkat kegaduhan dari proses operasinya
f. Efesiensi peleburan, dalam hal ini adalah kecepatan dalam melebur.
g. Komposisi dan temperatur peleburan, seperti contoh biasanya tanur cupola
digunakan untuk bahan cast iron PT. Asia Raya Foundry menggunakan tanur induksi dalam proses produksinya.
Proses peleburan logam dengan menggunakan tanur induksi mempunyai beberapa kelebihan, diantaranya adalah:
a. Komposisi produk dan temperatur cairan mudah dikontrol
b. Kehilangan loham cair yang lebih sedikit
c. Peleburan logam dengan kuali tas yang rendah dimungkinkan
d. Lebih mudah dioperasikan
e. Memiliki tingkat kebersihan yang lebih baik.
f. Panas yang dihasilkan langsung berasal dari logam yang dicairkan
tersebut, sehingga panas yang hilang sangat sedikit. Tanur induksi yang digunakan pada PT. Asia Raya Foundry adalah tanur
induksi tipe krus. Tipe ini mempunyai satu ruangan sebagai tempat meleburkan logam. Bagian atas dari tanur terbuka lebar sehingga logam yang
akan dilebur mudah dimasukkan. Hal inilah yang menyebabkan tanur tipe ini banyak di gunakan. Berdasarkan konstruksi dasarnya, tanur induksi ini
mempunyai satu kurs yang diletakkan dalam satu kumparan lilitan sehingga arus induksi yang bergerak melalui kumparan akan menimbulkan medan
electromagnet yang selalu berubah arah ke setiap arah di dalam krusibel. Akibat dari adanya sepotong besi yang dimasukkan ke dalam krus maka besi
akan melewati garis - garis magnet sehingga timbul arus didalam besi. Arus berputar - putar di dalam logam. Arus yang berputar - putar ini dinamakan
arus Eddy Eddy Current. Oleh karena logam dalam hal ini besi tua, memiliki hambatan listrik yang besar maka pada besi akan timbul panas yang
semakin lama akan meleburkan. Proses pada stasiun ini yaitu logam cair yang telah dileburkan dituang ke
ladle, dimana kapasitas ladle bervariasi dari 500 kg, 1000 kg, sampai 2500 kg, dan kemudian logam cair dituangkan ke dalam cetakan. Ladle memiliki
suatu irisan berupa lingkaran yang diameternya hampir sama tingginya. Pemakaian ukuran besarnya ladle tergantung pada jumlah cairan bahan yang
dibutuhkan. Ladle terbuat dari bahan plat baja dengan ketebalan 42,2 mm dan bagian dalamnya dilapisi dengan bata smot bata tahan api. Bagian dalam
ladle dilapisi juga dengan lini material sesuai dengan jumlah yang dibutuhkan.
Untuk peleburan logam besi digunakan lining material jenis asam, seperti silica powder SiO
2
, karena logam besi sendiri memiliki sifat asam dengan kadar silicon yang rendah, sedangkan untuk peleburan logam baja digunakan
lining material yang bersifat basa, yaitu: MgO, karena logam baja sendiri memiliki sifat basa dengan kadar silicon yang tinggi.
Dalam pemilihan lining material ini tidak diperbolehkan adanya kesalahan karena dapat menyebabkan komposisi hasil coran menjadi tidak sesuai. Hal
yang perlu diperhatikan untuk menghasilkan produk coran yang baik untuk menghasilkan produk coran yang baik, dimana suhu logam cairan berubah
menurut kadar karbon yang ada di dalam logam cair tersebut. Kecepatan penuangan harus diatur sedemikian rupa supaya perubahan suhu yang drastis
dapat dihindari. Hal ini dapat menyebabkan cacat pada produk hasil coran, seperti retak
atau keropos. Biasanya ladle akan dipanasi terlebih dahulu sebelum melakukan penuangan, agar ladle kering dan juga tidak terjadi penurunan
suhu yang drastic. Prinsip dalam penuangan menggunakan prinsip mekanika fluida dimana tinggi zat cair adalah sama. Oleh karena itu, maka saluran
tuang harus dirancang lebih tinggi dari riser naikkan, sehingga logam cair dapat mengisi sampai ke ujung riser naikkan.
3. Bagian Pencetakan Moulding
Cetakan yang digunakan pada proses pengecoran logam adalah cetakan CO
2
, dimana cetakan menggunakan pasir dan CO
2
disini berfungsi sebagai media pengeras pasir. Jenis pasir yang biasa diguanakan adalah pasir kwarsa yang
akan menghasilkan kualitas produk yang lebih baik dibandingkan dengan
jenis pasir lainnya. Cetakan ini dibuat dengan cara memadatatkan pasir yang telah diolah pada bagian mesin mixing agar bentuknya sesuai dengan bentuk
mal yang ada, dimana proses pengerasan pasir ini akan dibantu dengan menggunakan gas CO
2
. Pasir yang baru dan pasir hasil daur ulang akan digunakan secara bersamaan,
dimana pasir yang baru digunakan untuk permukaan cetakan yang bersentuhan langsung dengan cairan tuangan, sementara untuk pasir hasil
daur ulang digunakan pada bagian yang tida k bersentuhan langsung dengan cairan tuangan. Hal ini disebabkan sifat permeabilitas pasir hasil daur ulang
yang tidak bagus lagi. Maksud dari pemakaian pasir hasil daur ulang itu adalah untuk meningkatkan efesiensi pemakaian pasir yang pada akhirnya
mengh asilkan penghematan biaya pabrik. Langkah - langkah pembuatan cetakan pasir adalah:
a. Pembuatan pola cetakan berdasarkan gambar produk yang akan dicor.
b. Perencanaan gaiting system saluran tuang
c. Perencanaan riser naikan
d. Pembuatan cope and drug rongga cetakan
e. Pengerasan pasir hasil cetakan bantuan gas CO
2
f. Penggabungan cope and drug.
Sesuai dengan fungsinya, maka pasir cetakan harus memenuhi syarat - syarat berikut ini:
a. Memiliki sifat mudah dibentuk sehingga mempermudah dibentuk sehingga
mempermudah proses pencetakan.
b. Memiliki sifat permeabilitas yang baik sehingga dapat meminimalkan
cacat produk hasil coran, yaitu berupa rongga - rongga udara pada produk dan permukanan yang kasar.
c. Distribusi butiran yang homogeny sehingga akan menghasilkan
permukaan yang halus. d.
Tahan terhadap suhu tinggi cairan yang dituang. e.
Dapat dipakai kembali didaur ulang.
4. Bagian Pembongkaran Fettling
Setelah logam cair sudah dingin, maka dilakukan pembongkaran produk coran dari cetakan. Untuk produk produk biasanya sistem saluran masuk dan
riser yang dibongkar terlebih dahulu dilakukan dengan sistem patah, selanjutnya bagian atas, tenga dan dibuka, dibongkar dan kemudian pasir
dipisahkan dari rangka cetak chil dan produk hasil coran. Setelah selesai dilakukan pembongkaran, pasir sisa tadi lalu dibawa ke bagian pengolahan
pasir dan produk hasil coran dibawa ke tempat pembersihan pasir. Pembongkaran untuk produk coran memiliki beberapa tahapan, yaitu:
a Pembersihan pasir dari produk.
Pasir yang masih melekat pada produk hasil coran harus dibersihkan untuk mempermudah proses permesinan selanjutnya yang akan dilakukan
terhadap produk. Pasir dibersihkan dengan cara memukul - mukul produk hasil coran dan juga dengan menggunakan alat jack hammer tembak
angin. b
Pemotongan scrap
Setelah proses pembersihan kemudian dilakukan pemotongan scrap. Pemotongan scrap ini dilakukan untuk mendapatkan produk hasil coran
yang lebih bersih dari pasir. Pemotongan scrap dilakukan dengan menggunaakan las asetilen.
c Penggerindaan
Tahap terakhir dari proses pembersihan ini adalah proses penggerindaan terhadap produk hasil coran yang telah dibersihkan sistem saluran
masuknya, risernya dan juga pasir yang melekat pada produk tersebut. Proses penggerindaan ini bertujuan untuk meratakan permukaan dan
membuang bagian - bagian yang berlebih dari produk hasil coran.
5. Bagian Permesinan Machining
Setelah proses pembersihan pasir dan proses penggerindaan di bagian fettling, kemudian dilanjutkan dengan proses permesinan terhadap produk hasil coran
tersebut. Bagian permesinan ini memiliki acuan kerja berupa gambar teknik dari bagian drawing. Mesin yang digunakan pada stasiun ini berupa mesin
bor, bubut, milling, bending dan scrap. Mesin-mesin tersebut disusun masing- masing bagian sesuai dengan fungsinya.
6. Bagian Fabrikasi
Pada bagian ini, produk yang melewati bagian permesinan akan dirapikan atau disempurnakan hasilnya dengan menghaluskan permukaan bagian agar
rata seperti mendempul, gunanya untuk menutupi bagian yang sedikit cacat. serta pengerindaan sebelum siap untuk dilakukan perakitan atau pengiriman.
7. Bagian Perakitan Assembly
Produk yang telah mengalami proses permesinan dan fabrikasi akan meuju stasiun perakitan, disini komponen atau part akan dirakit sesuai dengan
struktur produk yang diinginkan. Tidak banyak produk yang dihasilkan di PT. Asia Raya Foundry melalui proses perakitan, hanya produk seperti mesin
besar, Lorry atau produk yang memiliki banyak komponen.
8. Bagian Despatch Painting dan Pengiriman
Setelah produk dilakukan proses permesinan dan produk tersebut sudah memenuhi syarat sesuai standard, kemudian dilakukan pengemasan di bagian
despatch. Kemudian dilakukan proses pengecatan, pengecatan dilakukan dengan menggunakan spray gun sehingga cat yang dihasilkan lebih merata,
dan cepat mengering. Proses terakhir pada stasiun ini adalah proses pengemasan. Proses ini
bergantung pada lokasi pengiriman produk. Untuk pengniriman lokal biasanya produk hanya diikat dengan tali dengan tapak kayu sebagai alasnya,
sedangkan untuk pengiriman ke luar pulau Sumatera, produk dikemas ke dalam kotak kayu yang siap dikirim.
2.6. Pengendalian Kualitas
Pemeriksaan kualitas dari produk hasil coran dilakukan oleh bagian quality control QC, dimana produk-produk yang cacat akan disisihkan seawall mungkin
supaya tidak mengalami proses pengerjaan yang lebih lanjut. Dengan demikian produk-produk yang cacat tidak akan sampai dik irimkan kepada pelanggan.
Pemeriksaan kualitas oleh bagian QC ini terdiri dari beberapa kegiatan,
diantaranya adalah:
1. Pemeriksaan rupa, berupa pemerikasaan dimensi dan ketelitian dari ukuran
produk. 2.
Pemeriksaan adanya cacat pada produk hasil coran, misalnya berupa rongga udara, rongga akibat penyusutan dan ataupun retak.
3. Pemeriksaan struktur mikro dan sifat - sifat mekanis produk hasil coran.
Produk - produk yang cacat akan mengalami tindakan perbaikan. Tindakan perbaikan yang sering antara lain:
a. Pengelasan
Proses pengelasan ini dilakukan terhadap cacat yang berupa inklusi pasir, inklusi terak, rongga udara dan sebagainya yang terlihat pada permukaan
produk hasil coran ataupun yang terlihat setelah dilakukan proses permesinan. Khusus untuk produk hasil coran yan g terbuat dari bahan
ductile iron tidak boleh mengalami pengelasan karena dapat menimbulkan thermal stress pada tempat yang dilas yang pada akhirnya akan
menyebabkan terjadinya kepatahan pada saat pemakaian. Hal ini disebabkan karena pada bagian yang telah dilas telah mengalami
perubahan mikro struktur sehingga sifat keliatan pada produk hasil coran menjadi jauh berkurang.
b. Permesinan
Produk akan dikembalikan ke bagian permesinan bila dimensi produk melebihi dari yang diinginkan.
2.7. Mesin, Peralatan dan Utilitas