tetapi tidak efisien sebagai penahan uap air karena bersifat hidrofil. Film dari lemak memiliki sifat penghambatan yang baik, tetapi mudah patah. Oleh karena
itu, dalam pembuatan edible film sering di tambahkan bahna yang bersifat hidrofob untuk memperbaiki sifat penghambatan barrier properties edible film.
Pembentukan edible film memerlukan sedikitnya satu komponen yang dapat membentuk sebuah matrik dengan kontinyuitas yang cukup dan kohesi yang
cukup. Derajat atau tingkat kohesi akan menghasilkan sifat mekanik dan penghambatan film.
Umumnya komponen yang digunakan berupa polimer dengan berat molekul yang tinggi. Struktur polimer rantai panjang di perlukan untuk
menghasilkan matrik film dengan kekuatan kohesif yang tepat. Kekutan kohesif film terkait dengan struktur dan kimia polimer, selain itu juga di pengaruhi oleh
terdapatnya bahan
aditif seperti
bahan pembentuk
ikatan silang
http:majarimagazine.com
2.2. Bahan bahan Kemasan Layak Makan
Bahan pembuat plastik dari minyak dan gas sebagai sumber alami, dalam perkembangannya digantikan oleh bahan-bahan sintesis sehingga dapat diperoleh
sifat-sifat plastik yang di inginkan dengan cara kopolimerisasi, laminasi dan ekstruksi. Menurut Erliza dan Sutedja 1987 plastik dapat di kelompokkan atas
dua tipe, yaitu thermoplastik dan thermoset. Thermoplastik plastik yang dapat di lunakkan berulang kali dengan menggunakan panas, antara lain polietilen,
polipropilen, polistiren dan polivinilklorida. Sedangkan termoset adalah plastik yang tidak dapat dilunakkan oleh pemanasan, antara lain phenol formaldehid dan
urea formaldehid. Pengunaan plastik sebagai bahan pengemas mempunyai keunggulan di banding bahan pengemas lain karena sifatnya yang ringan,
transparan, kuat, termoplastis dan selektif dalam permeabilitasnya terhadap uap air, O2 dan Co2. Nurminah, M. 2002
Universitas Sumatera Utara
Kemasan merupakan salah satu cara untuk memberikan perlindungan pada pangan yang telah di hasilkan baik dalam bentuk bungkusan maupun
menempatkan produk kedalam suatu wadah. Hal ini dimaksudkan agar produk dapat terhindar dari pencemaran senyawa kimia dan mikroba, kerusakan akibat
fisik geseran, getaran dan benturan, senyawa lingkungan oksigen, uap air dan gangguan binatang seperti serangga, sehingga mutu dan keamanan produk tetap
terjaga serta dapat disimpan dalam kurun waktu yang lebih lama. Agar berfungsi dengan benar sebagai pengemas idealnya pengemas harus
memenuhi beberapa persyaratan diantaranya seperti, tidak beracun, dapat melindungi bahan dari kontaminasi biologi, mikroorganisme dan debu. Salah satu
jenis kemasan pangan adalah kemasan edibe. Kemasan ediblel adalah kemasan yang dapat ikut dikonsumsi, bersifat mewadahi dan memberi bentuk yang bersifat
melindungi bahan pangan dari kehilangan substansi yang mudah menguap volatil, reaksi antar substansi, penyerapan uap air dari udara dan reaksi
ketengikan oksidatif. Kemasan edible adalah suatu jenis bahan pengemas yang dapat di konsumsi dan digunakan untuk membungkus bahan pangan sehingga
bahan pangan secara umum terhindar dari penurunan atau penyimpangan mutu akibat pengaruh lingkungan, dalam jangka waktu tertentu. Ditinjau dari fungsi
pengemasan, kemasan edibel lebih berfungsi sebagai pelindung bahan pangan dari penyimpangan mutu, kemasan edible tidak mengenal migrasi komponen
berbahaya dan dapat memperbaiki kekurangan pengemasan sintesis Buletin BPOM RI, 2007.
2.3 Zat Aditif