Komponen Mesin Roving Stripper

III.4 Komponen Mesin Roving Stripper

Mesin Roving Stripper terdiri dari empat sensor, satu controller yaitu PLC ( Programmable Logic Control ) Omron Type CP1E dan satu inverter untuk mengatur putaran motor, selain itu memiliki dua output yaitu selenoid valve dan motor induksi 3 fasa.

Gambar III.2 Layout Komponen Mesin Roving Stripper

III.4.1 Morot Induksi 3 Fasa

Pada mesin ini di gunakan motor induksi 3 fasa sebagai penggerak dari spindle , yang fungsinya yaitu untuk memutar spindel pada saat pembersihan roving sesuai dengan poros dan kecepatannya yang di atur oleh inverter. Motor ini bertujuan agar pada saat pembersihan sisa roving pengerjaannya atau peroses pembersihannya menjadi lebih cepat yang di sebabkan oleh putaran dari bobbin akibat motor dan selain itu pada saat pencarian ujung benang sisa atau roving lebih mudah ditemukan dan dapat di hisap oleh selang hisap ( nozzle ). Adapun name palte dari motor ini yaitu :

Gambar III.3 Nameplate Motor AC 3 Fasa

III.4.2 PLC ( Programmable Logic Controller )

PLC Omron CP1E memiliki jumlah I/O sebanyak 30 buah dengan jumlah input sebanyak 18 buah dan jumlah output sebanyak 12 buah dengan jumlah input dan otput maksimum sebanyak 150 buah. Jenis komunikasi yang digunakan yaitu USB 2.0, bahasa pemogramman yang digunakan yaitu ladder logic dengan menggunakan software CX-Programmer. Sistem input outputnya berupa bit. Atau lebih dikenal dengan PLC tipe relay karena hanya membaca masukan ( input ) dan menghasilkan keluaran ( output ) dengan logika 1 atau 0. Selain itu PLC ini PLC Omron CP1E memiliki jumlah I/O sebanyak 30 buah dengan jumlah input sebanyak 18 buah dan jumlah output sebanyak 12 buah dengan jumlah input dan otput maksimum sebanyak 150 buah. Jenis komunikasi yang digunakan yaitu USB 2.0, bahasa pemogramman yang digunakan yaitu ladder logic dengan menggunakan software CX-Programmer. Sistem input outputnya berupa bit. Atau lebih dikenal dengan PLC tipe relay karena hanya membaca masukan ( input ) dan menghasilkan keluaran ( output ) dengan logika 1 atau 0. Selain itu PLC ini

Gambar III.4 Komponen yang ada dalam PLC CP1E N30DR-A [4]

III.4.3 Inverter

Apabila dilihat berdasarkan prinsip kerja dari motor yang digunakan pada mesin roving stripper, motor tersebut membutuhkan kecepatan yang dapat ditur berdasarkan waktu yang telah diatur yaitu selama 60 detik pertama putaran pelan yang memiliki fungsi untuk mencari ujung sliver atau roving, setelah 60 detik pada saat kondisi ujung sliver terhisap oleh nozzle ataupun tidak terhisap maka putaran motor menjadi kencang, dengan demikian di butuhkan peralatan yang dapat mengatur kecepatan karena apabila langsung dihubungkan dengan sumber AC 3 fasa maka kecepatan motor tidak dapat diatur, maka di butuhkanlah inverter yang dimana inverter merupakan sebuah alat pengatur kecepatan motor dengan mengubah nilai frekuensi dan tegangan yang masuk ke motor, pengaturan nilai Apabila dilihat berdasarkan prinsip kerja dari motor yang digunakan pada mesin roving stripper, motor tersebut membutuhkan kecepatan yang dapat ditur berdasarkan waktu yang telah diatur yaitu selama 60 detik pertama putaran pelan yang memiliki fungsi untuk mencari ujung sliver atau roving, setelah 60 detik pada saat kondisi ujung sliver terhisap oleh nozzle ataupun tidak terhisap maka putaran motor menjadi kencang, dengan demikian di butuhkan peralatan yang dapat mengatur kecepatan karena apabila langsung dihubungkan dengan sumber AC 3 fasa maka kecepatan motor tidak dapat diatur, maka di butuhkanlah inverter yang dimana inverter merupakan sebuah alat pengatur kecepatan motor dengan mengubah nilai frekuensi dan tegangan yang masuk ke motor, pengaturan nilai

III.4.4 Sensor

Ada beberapa sensor yang digunakan pada mesin roving stripper yaitu sensor proximity, sensor photoelektrik, sensor saklar magnet ( reed switch ) dan sensor optik. Adapun kegunaan setiap sensor tersebut, yaitu :

1. Sensor Proximity Terdapat di ujung atas mesin roving stripper yang dimana berfungsi sebagai pengaman pada saat mesin beroprasi, ketika pada saat spindle gagal mengambil bobbin dan spindel lurus mengenai rel atas bobbin dan terdeteksi oleh sensor proximity maka mesin akan mati atau tripped .

Gambar III.5 Letak Posisi Sensor Proximity

Tabel III.1. Spesifikasi Sensor Proximity Tegangan

24 VDC

Arus

10 mA sampai 30 mA Keadaan suhu lingkungan

-25% sampai 70% Kelembapan udara

15 % sampai 65% Jangkauan deteksi

20 mm

Bahan yang terdeteksi

Logam

1. Sensor Photoelektrik Sensor photoelektrik pada mesin ini menggunakan dua jenis photoelektrik yang berbeda dengan penempatan dan fungsi yang berbeda, yaitu sensor Photoelectric jenis Retroreflektif dan sensor Photoelectric jenis Difuse.

a. Sensor Photoelectric Jenis Retroreflektif Sensor ini terdapat dibagian dekat dengan rel yang dimana berfungsi sebagai pendeteksi ada atau tidaknya bobbin pada rel yang dapat mengaktifkan selenoid valve sehingga silinder naik untuk mengambil bobbin dan mengaktifkan spindel pada saat bobbin telah berhasil diambil untuk diperoses pembersihan dari sisa roving.

Gambar III.6 Letak Posisi Sensor Photoelectric jenis Retroreflektif Tabel III.2. Spesifikasi Sensor Photoelectric Sick VL180-2N41131

Tegangan

10 sampai 30 VDC Arus

35 mA

Suhu sekitar -25 hingga +55 °C Kelembapan Udara

5% sampai 50% Jangkauan Deteksi

20 cm

Bahan yang Terdeteksi Manusia, kertas, logam, dll Sensitivitas

Dapat Diatur

Metode Penginderaan Photoelectric retro-reflective

b. Sensor Photoelectric Jenis Difuse Sensor ini terletak dekat dengan nojle (selang penyedot) yang dimana berfungsi untuk mendeteksi apakah masih ada bobbin atau tidak pada spindel yang dimana apabila masih terdapat bobbin pada spindel maka rel tidak akan bekerja atau aktif untuk melakukan proses selanjutnya b. Sensor Photoelectric Jenis Difuse Sensor ini terletak dekat dengan nojle (selang penyedot) yang dimana berfungsi untuk mendeteksi apakah masih ada bobbin atau tidak pada spindel yang dimana apabila masih terdapat bobbin pada spindel maka rel tidak akan bekerja atau aktif untuk melakukan proses selanjutnya

Gambar III.7 Letak Posisi Sensor Photoelectric Jenis Difuse

Tabel III.3. Spesifikasi Sensor Photoelectric Omron E3Z-L61

Tegangan

12 sampai 24 VDC Konsumsi Arus

maksimal 30 mA Mode Operasi

Light-ON/Dark-ON dapat dipilih Respon Waktu

1 ms maksimal Metode Penginderaan

Diffuse-reflective Sensing jarak

60 mm sampai 120 mm (kertas putih 100 x 100 mm)

c. Sensor Saklar Magnet ( Reed Switch ) Sensor ini terletak pada bagian silinder atau menempel pada bagian bodi silinder yang berfungsi sebagai pendeteksi posisi silinder dan untuk membaca pergerakan silinder sesuai dengan yang telah di tempatkan oleh c. Sensor Saklar Magnet ( Reed Switch ) Sensor ini terletak pada bagian silinder atau menempel pada bagian bodi silinder yang berfungsi sebagai pendeteksi posisi silinder dan untuk membaca pergerakan silinder sesuai dengan yang telah di tempatkan oleh

Gambar III.8 Posisi Letak Sensor Reed Switch

Tabel III.4. Spesifikasi Sensor Reed Switch Sick MZT1 Tegangan

10-30 V

Arus

100 mA

Keadaan suhu lingkungan -25% sampai 75% Tipe Output

PNP-NO Frekuensi

5 kHz

Rating IP

IP67

d. Sensor Optik Sensor ini terletak pada bagian selang hisap (nozzle) yang dimana berfungsi sebagai sensor pendeteksi ada atau tidak sliver yang menyangkut pada selang hisap tersebut. Apabila sensor mendeteksi adanya sliver yang menyangkut pada selang hisap,maka selang hisap akan terus menghisap dan spindel berada pada posisi tersebut terus menerus hingga sensor optic d. Sensor Optik Sensor ini terletak pada bagian selang hisap (nozzle) yang dimana berfungsi sebagai sensor pendeteksi ada atau tidak sliver yang menyangkut pada selang hisap tersebut. Apabila sensor mendeteksi adanya sliver yang menyangkut pada selang hisap,maka selang hisap akan terus menghisap dan spindel berada pada posisi tersebut terus menerus hingga sensor optic

Gambar III.9 Letak Posisi Sensor Optic Tabel III.5. Spesifikasi Sensor Optic Omron E3X-HD Tegangan

12 sampai 24 VDC Konsumsi Arus

maks. 39 mA pada 24 V, maks.

52 mA pada 12 V Suhu sekitar

-20 hingga +55 °C (Tanpa pembekuan)

Respon Waktu

50 μs (KECEPATAN TINGGI) Kelembapan sekitar

35 hingga 85 % RH (Tanpa kondensasi)

Pemilihan output LIGHT-ON/DARK-ON (dapat dipilih dengan tombol)

III.4.5 Sistem Pneumatik

Pada mesin roving stripper ini melibatkan sistem pneumatik dalam pengoprasiannya, yang diataranya komponen dari sistem pneumatik ini yaitu :

1. Katup Selenoid (Selenoid Valve)

Pada mesin ini digunakan katu selenoid sebanyak dua buah dengan jenis yang berbeda yaitu katup double selenoid yang berfungsi untuk menaikan dan menurutnkan silinder pada spindle dan katup selenoid spring untuk menggerakan silinder pada nozzle.

Gambar III.10 Letak Posisi Katup Double Selenoid

Gambar III.11 Letak Posisi Katup Selenoid & Spring

2. Silinder Pneumatik Pada mesin ini digunakan dua silinder dengan jenis dan fungsi yang berbeda, yang dimana dengan silinder kerja ganda ( Double Acting Cylinders ) dengan fungsi sebagai penggerak spindle untuk naik dan turun dan juga silinder kerja tunggal ( Single Acting Cylinders ) yang dimana dengan fungsi 2. Silinder Pneumatik Pada mesin ini digunakan dua silinder dengan jenis dan fungsi yang berbeda, yang dimana dengan silinder kerja ganda ( Double Acting Cylinders ) dengan fungsi sebagai penggerak spindle untuk naik dan turun dan juga silinder kerja tunggal ( Single Acting Cylinders ) yang dimana dengan fungsi