Pencatatan dalam Q.S. an-Naba> [78]: 29
2. Pencatatan dalam Q.S. an-Naba> [78]: 29
Para pakar tafsir berpendapat bahwa Q.S. an-Naba> [78]:29 berkaitan dengan aktivitas Allah bersama para malaikat yang bertugas dalam bidang penulisan atau pencatatan untuk mencatat atau menulis semua -aktivitas yang dilakukan manusia yang
kemudian didokumentasikan di alam lauh 137 } al-mah}fu>z}. Pencatatan atau penulisan ini menurut para pakar tafsir dilakukan Allah dan
para malaikat yang bertugas untuk melakukan tugas tersebut secara akurat, teliti dan rinci. 138
Berdasarkan sistem kerja yang mendukung terhadap terbentuknya ketertiban dalam administrasi pencatatan seperti disebutkan di atas, tampaknya tidak memungkinkan terjadinya kekeliruan atau kecacatan dalam penulisan atau pencatatan itu, sebab Allah dan para malaikat yang ditugaskan Allah dipastikan mengetahui secara pasti terhadap perbuatan-perbuatan yang dilakukan manusia. Dengan kepastian pengetahuan ini pula Allah bersama malaikat melakukan penulisan atau pencatatan secara apa adanya tanpa mengurangi pencatatan amal kebaikan manusia dan tanpa menambah pencatatan amal keburukan manusia. Kendati semua perbuatan tersebut telah dilupakan bahkan hilang dari ingatan manusia tetapi di sisi Allah catatan tersebut tetap selalu ada
Muh}ammad H}usain at}-T} aba‟t}aba>‟i>, Al-Miza n fi > > Tafsi > r al- Qur’a > n, Jilid. XX, Juz. XXX, Beirut- Lebanon: Mu‟assasah al-„Alami> li al-Mat}bu>„ah, t.th, h. 183.
138 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishba > h: Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur’an, Volume XV, Jakarta: Lentera Hati, 2003, h. 19.
(didokumentasikan) tanpa adanya perubahan sampai datangnya hari pertanggungjawaban. 139
Apabila dilihat dari susunan redaksi dan kaitan ayat di atas dengan ayat-ayat sebelumnya, sebenarnya berkaitan dengan sanksi atau siksa yang diberikan Allah kepada para pendosa ketika mereka hidup di dunia. Bahkan kalimat “telah lama melakukan pencatatan” di atas merupakan terjemahan dari [ ا ياصحل] yang berbentuk kata kerja masa lampau ( fi‘il ma>d}i>). Artinya Ia telah mencatat peristiwa- peristiwa dari yang disebut sebagai peristiwa penting dan besar sampai peristiwa-peristiwa yang dianggap manusia tidak penting dan bahkan yang terkecil sekalipun. Ketika di hari pertanggungjawaban datang, manusia tidak dapat berkilah dari bukti-bukti yang didatangkan Allah tentang perbuatan-perbuatan yang dilakukan karena bukti-bukti berupa catatan dari Allah sempurna dan paling lengkap.
Atas dasar semua itu akhirnya para pendosa pun meminta keringanan azab yang ditimpakan kepada mereka, 140 tetapi
permohonan itu disambut Allah dengan kalam-Nya [ ات مبدي ف ا ق ف ا ا اع] yang artinya “maka rasakanlah (azab), kami sekali-kali tidak akan menambah kepada kamu selain siksa ”. Maksudnya, tidak ada jawaban lain yang dapat diberikan Allah kecuali hanya siksa yang
setimpal sesuai dengan perbuatan-perbuatan dosa yang dilakukan manusia dengan ungkapan [ ا ق ااااف] yang diartikan “maka rasakanlah ”.
Pemahaman yang dapat ditarik dari Q.S. an-Naba> [78]: 29 ini dan kemudian dikaitkan dengan kehidupan manusia yang tergambar pada Q.S al-Baqarah [2]: 282 sebelumnya sebenarnya Allah tidak
Ah}mad Mus}t}afa> al-Mara>gi>, Tafsi > r al-Mara > gi > , Cet. II, Jilid X, Juz XXX, Beirut: Da>r al-Fikr, 1974, h. 14.
140 M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishba > h, Volume XV, h. 19.
hanya menganjurkan kepada manusia untuk mencatat segala kegiatan yang dilakukan, tetapi Ia sendiri juga melakukan pencatatan dan kemudian membuat dokumentasi terhadap semua catatan baik yang dilakukan-Nya ataupun perbuatan yang dilakukan manusia yang merupakan sorotan utama pencatatan ini. Catatan ini dalam pandangan Allah sangat penting karena dapat digunakan sebagai bahan bukti atau disebut pula pembuktian hukum terhadap perbuatan-perbuatan yang dilakukan manusia. Hal yang memungkinkan ketika dalam agenda persidangan kelak manusia juga ingin mengelak atau menyangkal terhadap segala perbuatan yang dilakukan ketika di dunia.
Oleh karena itu di sinilah arti pentingnya pencatatan dan dokumentasi amal perbuatan manusia itu. Selain itu pentingnya catatan yang dokumentasi ini dalam pandangan Allah adalah berfungsi untuk memberikan perlindungan hukum bagi manusia- manusia yang memiliki amal kebajikan, walaupun Allah sendiri sangat dipastikan tidak berbuat mall administrasi. Dengan lengkapnya dokumentasi pencatatan ini maka apapun keputusan yang dijatuhkan Allah ketika hari persidangan atau penghitungan kelak bukan merupakan konspirasi adanya kepentingan- kepentingan dari zat Allah sendiri, melainkan merealisasikan kepentingan-kepentingan manusia ketika hidup di dunia baik yang mengharap ridha-Nya atau pun menjauh dari-Nya.