PENYAJIAN DATA PENELITIAN

BAB III PENYAJIAN DATA PENELITIAN

A. Identitas Variabel

I. Variabel Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen, dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment), dengan demikian metode penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode penelitian perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

Variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel. Variabel-variabel tersebut adalah :

a. Variabel terikat : Kreativitas

b. Variabel bebas : Metode Demontrasi Variable yang dimanipulasi dalam metode eksperimen ini adalah metode demontrasi, yang berupa eksperimen sains, yaitu eksperimen sains

―Terapung dan Tenggelam‖.

II. Definisi Operasional

Kreativitas Menurut Piaget merupakan proses kognitif dalam otak dengan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan-gagasan baru untuk memecahkan suatu masalah.

Kreativitas merupakan kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu yang baru yaitu gagasan-gagasan baru untuk memecahkan suatu masalah. Dalam penelitian ini proses kognitif dialami oleh semua manusia, tapi memfokuskan pada anak pra sekolah usia 5 sampai 7 tahun, untuk meciptakan gagasan-gagasan baru dalam eksperimen Tenggelam-Terapung untuk memcahkan suatu masalah dengan mengisi lembar kerja siswa secara mandiri.

Metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan dalam berfikir anak adalah metode demonstrasi.Metode demonstrasi adalah sebuah metode yang menekan pada cara-cara mengerjakan sesutau dengan penjelasan, petunjuk, dan peragaan secara langsung.Metode demonstrasi Metode yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan dalam berfikir anak adalah metode demonstrasi.Metode demonstrasi adalah sebuah metode yang menekan pada cara-cara mengerjakan sesutau dengan penjelasan, petunjuk, dan peragaan secara langsung.Metode demonstrasi

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian yang akan digunakan dalam penelitian eksperimen ini berjumlah 22 siswa Kelompok B TK MELATI Mulyorejo kecamatan Mulyorejo Kelurahan Mulyorejo Kota Surabaya tahun ajaran 2014/2015.

Subjek yang akan dikenai perlakuan (treatment) sebanyak 11 siswa pada kelas B1 dan 11 siswa yang lain tidak diberi perlakuan pada kelas B2. Perlakuan yang akan kami berikan yaitu mengajak para siswa bereksperimen sains ―Terapung dan Tenggelam‖. Kemudian kami akan mengukur tingkat kreativitas siswa yang diberi perlakuan dan tidak diberi perlakuan akan mengalami kenaikan atau tidak dengan cara memberikan lembar kerja yang dengan sengaja dibiarkan kosong 10 item untuk mereka isi sendiri.

C. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang akan kami gunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Membuat surat pengantar dari kampus untuk melakukan kegiatan penelitian di TK MELATI.

2. Menyerahkan surat pengantar tersebut ke TK MELATI.

3. Meminta izin kepada yayasan TK MELATI untuk melakukan penelitian dan melakukan eksperimen sains ―Terapung dan Tenggelam‖ kepada para siswa

di TK Melati.

4. Meminta izin kepada para wali murid atas keterlibatan putra-putrinya dalam

mengikuti kegiatan eksperimen sains ―Terapung dan Tenggelam‖.

5. Setelah mendapat izin, kami mengajak 22 siswa untuk melakukan kegiatan penelitian, 11 siswa sebagai kelompok eksperimen (yang diberi perlakuan) dan 11 siswa sebagai kelompok control (yang tidak diberikan perlakuan).

6. Setelah semua kegiatan penelitian selesai kami kembali melapor ke kepala sekolah bahwa kegiatan penelitian telah selesai dan kemudian kami (peneliti) memberikan souvenir kepada pihak TK MELATIdan kepada para siswa.

D. Prosedur Eksperimen

Prosedur eksperimen yang akan kami gunakan dalam penelitian ini antara lain:

1. Pada tanggal 24 November 2014, eksperimenter mengumpulkan seluruh siswa kelompok B, kemudian eksperimenter mengabsen pada kelas B1 yang jumlah siswanya 11 (kelompok eksperimen yang diberi perlakuan) dan kelas B2 yang jumlah siswanya 11 (kelompok control yang tanpa diberi perlakuan).

2. Eksperimenter yang berjumlah 4 orang, kami membagi tugas 2 orang sebagai eksperimenter di kelas B1 (kelompok eksperimen) dan 2 orang lainnya sebagai eksperimenter di kelas B2 (kelompok control)

3. Setelah itu peneliti akan mengajak 11 siswa dari kelas B1 untuk melakukan kegiatan eksperimen sains dengan metode demontrasi berupa eksperimen Terapung dan Tenggelam.

4. Para siswa B1 diberi penjelasan terlebih dahulu tentang apa itu terapung dan tenggelam, apabila terapung bendanya naik sehingga berada di atas air dan sebaliknya jika tenggelam bendanya turun di bawah air. Setelah memberikan penjelasan kemudian memberikan petunjuk-petunjuk pelaksanaan dengan memberikan satu baskom untuk satu siswa, ukurannya sedang dan berwarna biru. kemudian para siswa berbaris dan antri untuk mengambil air yang di ambilkan oleh eksperimenter, lalu kembali ke kelas, dan melanjutkan lagi memberikan contoh dengan peragaan secara langsung terlebih dahulu oleh para eksperimenter (peneliti) dengan memasukkan 5 benda terlebih dahulu yaitu peniti besar, bros besar, botol plastic, sterofom, dan mika sambil menerangkan jika peniti dan bros yang dari besi tenggelam namun botol plastic kecil, sterofom, dan mika terapung sambil para siswa melihat peragaan tersebut sambil tetap memberikan penjelasan terapung di atas dan tenggelam ke bawah. Kemudian para siswa diminta mengikuti contoh 4. Para siswa B1 diberi penjelasan terlebih dahulu tentang apa itu terapung dan tenggelam, apabila terapung bendanya naik sehingga berada di atas air dan sebaliknya jika tenggelam bendanya turun di bawah air. Setelah memberikan penjelasan kemudian memberikan petunjuk-petunjuk pelaksanaan dengan memberikan satu baskom untuk satu siswa, ukurannya sedang dan berwarna biru. kemudian para siswa berbaris dan antri untuk mengambil air yang di ambilkan oleh eksperimenter, lalu kembali ke kelas, dan melanjutkan lagi memberikan contoh dengan peragaan secara langsung terlebih dahulu oleh para eksperimenter (peneliti) dengan memasukkan 5 benda terlebih dahulu yaitu peniti besar, bros besar, botol plastic, sterofom, dan mika sambil menerangkan jika peniti dan bros yang dari besi tenggelam namun botol plastic kecil, sterofom, dan mika terapung sambil para siswa melihat peragaan tersebut sambil tetap memberikan penjelasan terapung di atas dan tenggelam ke bawah. Kemudian para siswa diminta mengikuti contoh

5. Para siswa akan diminta melakukan kegiatan eksperimen sendiri-sendiri dengan benda yang telah disebutkan oleh para siswa itu sendiri dan di dampingi oleh eksperimenter, sambil mengisi lembar tugas siswa sebanyak

10 aitem sendiri, dan 5 item contoh dari eksperimenter yang tinggal memberikan tanda silang mana yang terapung dan tenggelam.

6. Setelah semua siswa kelas B1 selesai mengisi lembar kerja siswa secara mandiri, maka lembar kerja itu dikumpulkan oleh eksperimenter.

7. Kemudian peneliti akan memberi skor dari hasil lembar tugas siswa yang telah diisi, jumlah benar dan salah yang diperoleh dari masing-masing siswa.

8. Kemudian hasil yang diperoleh siswa tersebut akan dicocokkan dengan ciri- ciri anak kreatif.

9. Sedangkan pada kelas B2, eksperimenter masuk kelasnya dan hanya memberikan penjelasan saja bahwa terapung itu bendanya akan naik ke atas air, dan jika tenggelam bendanya akan turun di bawah.

10. Setelah diberikan penjelasan kemudian anak-anak langsung diberikan lembar kerja siswa dan memberikan penjelasan lagi babagaimanacara mengisi lembar kerja itu dengan memberikan tanda x di kolom yang bertuliskan tenggelam terapung.

11. siswa langsung menjawab lembar kerja tersebut dengan bebas, dan sepertinya anak-anak kelompok B2 suka menjawab tenggelam.

12. Setelah selesei mengisi eksperimenter mengumpulkan hasilnya.

13. Kemudian hasil yang diperoleh siswa tersebut akan dicocokkan dengan ciri- ciri anak kreatif.

14. Setelah jawaban pada lembar tugas siswa selesai di koreksi oleh peneliti, kemudian peneliti melakukan debriefing pada kelompok control, yaitu 14. Setelah jawaban pada lembar tugas siswa selesai di koreksi oleh peneliti, kemudian peneliti melakukan debriefing pada kelompok control, yaitu

Berikut ini penjelasan berupa gambaran skema pelaksanaan eksperimen adalah sebagai berikut.

Eksperimenter

Kelas B1 Kelas B2 (Kelompok Eksperimen)

(kelompok control)

Eksperimenter Para siswa mengisi memberikan penjelasan

lembar kerja dan melakukan metode demontrasi eksperimen sains terapung-tenggelam

Dikumpulkan dan kepada siswa

dikoreksi

Siswa melakukan eksperimen seperti yang

Debiefing pada telah dicontohkan oleh

kelompok kontrol eksperimenter sendiri

Para siswa mengisi lembar kerja

Dikumpulkan dan dikoreksi

Berikut ini adalah keterangan dari Eksperimen Sains ―Tenggelam dan Terapung‖.

Eksperimen Sains “Tenggelam atau terapung”

Tujuan

 Mengenalkan konsep tenggelam dan terapung.  Membandingkan benda-benda yang terapung dan yang tidak terapung atau tenggelam

 Mengembangkan kosa kata baru  Mengembangkan kreativitas sains anak  Melatih anak untuk berani mengemukakan pendapat.

Alat/ Bahan

 Wadah berukuran sedang, seperti : baskom  Beragam benda seperti : krayon, karet, sendok plastik, sendok logam, pensil, batu,

gabus, sedotan, daun, dan lain-lain.

 Lembar kertas kerja dan alat tulis

Cara bermain Mintalah anak untuk memperkirakan setiap benda, mana yang akan terapung. Kelompokkan benda-benda yang sudah diperkirakan menjadi dua bagian.Minta mereka

menuangkan perkiraan mereka pada lembar kertas kerja.Selanjutnya bimbing anak untuk memasukkan benda-benda kedalam wadah berisi air. Minta anak untuk mencatat pada lembar kertas kerja, apa yang terjadi sesuai pengamatan. Tuntunlah anak untuk memerhatikan perbedaan hasil dugaan dengan pembukian yang mereka peroleh.Tuangkan hasil pembuktian

pada sehelai kertas yang sudah disediakan. Para siswa yang sedang melakukan kegiatan eksperimen sambil mengisi lembar tugas siswa yaitu dengan memberi tanda silang (x) pada hasil eksperimen yang diamati siswa yaitu

dalam eksperimen sains ―Tenggelam dan Terapung‖.

Model tabel lembar kerja siswa dan tabel hasil perolehan skor yang diberikan kepada siswa kelompok B1 dan B2 dapat dilihat di lampiran.

E. Design Penelitian

Desain eksperimen yang kami gunakan dalam penelitian ini adalah

Posttest-Only Design with Nonequivalent groups.

(KE) x

Ke = kelompok eksperimen Kk = kelompok control O = pengukuran terhadap variable dependen

X = pemberian perlakuan Desain ini disebut static group design (Robinson,1981) atau non- equivalent posttest-only design (Christensen, 2001), karena tidak dilakukan randomisasi untuk membentuk kelompok KE dan KK, sehingga kedua kelompok dianggap tidak setara.

Pada desain ini, peneliti hanya dapat memberikan variasi tertentu pada KE dan memberikan variasi lain atau tidak memberikan variasi apapun kepada KK. Pengelompokkan subjek ke dalam KE dan KK tidak dilakukan melalui randomisasi tetapi berdasarkan kelompok yang sudah ada.Oleh karena itu, desain ini tergolong ke dalam desain penelitian eksperimental-kuasi.

Walaupun demikian, desain ini tetap lebih baik dibandingkan desain satu-kelompok karena adanya kelompok control, yang antara lain digunakan untuk mengkontrol maturation pada penelitian dengan subjek anak usia pra- sekolah.

Dalam Posttest-Only Design with Nonequivalent groups kelompok eksperimen dan kelompok control ditentukan tanpa random karena telah ada kelompok B1 dan kelompok B2 di sekolah sehingga keduanya dianggap setara dengan jumlah B1 dengan 15 siswa, dan B2 dengan 15 siswa.

Sehingga didapatkan kelompok B1 dengan 15 Siswa eksperimen (yang diajak bereksperimen ―Terapung dan Tenggelam‖) dan kelompok B2 dengan 15

Siswa yang tidak diajak bereksperimen namun sama-sama mengisi lembar tugas siswa yaitu dengan memberi tanda silang (x) pada hasil eksperimen yang diamati siswa yaitu dalam eksperimen sains ―Tenggelam dan Terapung‖, serta dalam 10 Siswa yang tidak diajak bereksperimen namun sama-sama mengisi lembar tugas siswa yaitu dengan memberi tanda silang (x) pada hasil eksperimen yang diamati siswa yaitu dalam eksperimen sains ―Tenggelam dan Terapung‖, serta dalam 10

Kelompok eksperimen dan kelompok kontrol telah ditentukan, maka perlakuan (eksperimen ―Terapung dan Tenggelam‖) diberikan pada kelompok eksperimen.Baru setelah itu dilakukan pengukuran terhadap variabel terikat (kreativitas) pada kedua kelompok (Kelompok yang dikenai perlakuan dan kelompok yang tidak dikenai perlakuan) untuk dibandingkan perbedaannya.

Perbedaan yang diukur antar kedua kelompok adalah tingkat kreativitas yang diukur dari ciri-ciri kreativitas. Setiap perbedaan yang terjadi pada kedua kelompok akan dikembalikan penyebabnya pada perbedaan perlakuan yang diberikan.

Desain ini sangat bermanfaat pada kondisi yang tidak memungkinkan adanya pre test (karena yang diteliti adalah anak pra sekolah).

F. Validitas Alat Ukur

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa lembar kerja siswa, lebih jelasnya terdapat pada lampiran, telah diverifikasi oleh ahli.

G. Validitas Eksperimen

Penelitian ini menggunakan validitas internal.Validitas internal berkaitan dengan sejauhmana hubungan sebab-akibat antara variabel bebas (metode demontrasi) dan variabel terikat (kreativitas) yang ada dalam penelitian. Pada penelitian eksperimental ini, peneliti ingin membuktikan bahwa metode yang berpengaruh terhadap peningkatan kreativitas anak usia dini adalah metode demontrasi, bukan dari variabel lain (IQ dan usia). Karena IQ anak-anak kelompok B1 dan B2 termasuk dalam rentang dalam kategori normal 90-110, dan usia anak-anak kelompok B1 dan B2 termasuk dalam pre-operational ( usia 5-6 tahun).

Jenis ancaman pada validitas internal ini adalah demoralisasi imbangan, yakni keuntungan diadakannya penelitian bisa tidak setara karena yang di treatment hanyalah kelompok eksperimen.Sebagai tindakan responsif untuk Jenis ancaman pada validitas internal ini adalah demoralisasi imbangan, yakni keuntungan diadakannya penelitian bisa tidak setara karena yang di treatment hanyalah kelompok eksperimen.Sebagai tindakan responsif untuk

Penelitian ini juga menggunakan validitas eksternal.Validitas eksternal berkaitan dengan sejauhmana suatu hasil eksperimen dapat digeneralisasikan atau sejauhmana eksperimen dapat mewakili populasi di luar eksperimen.

Ancaman validitas eksternal pada penelitian ini adalah antara pemilihan, setting dan treatmen, karena ditetapkan karakteristik-karakteristik khusus dalam memilih setting yaitu di Taman Kanak-Kanak serta sempitnya karakteristik- karakteristik yang ditetapkan dalam memilih partisipan, dalam penelitian ini rentang usia 5-7 tahun dan dengan IQ rata-rata (90-110). Peneliti sering kali tidak mampu menggeneralisasikan treatmen berupa metode demontrasi eksperimen

sains ―terapung-tenggelam‖ kepada siapa saja yang memiliki salah satu dari karakteristik atau tidak memiliki karakteristik khusus yang telah dikontrol oleh peneliti, sehingga sulit untuk digeneralisasikan.

Sehingga ketika rentang usia di atas 5-7 atau bukan usia pra sekolah, yakni sudah Sekolah Dasar (SD) atau SMP dan SMA, ketika mengukur kreativitas dengan metode demontrasi akan sulit, karena kondisi kognitif yang berbeda. Selain itu, ketika usia partisipan 5-7 namun IQnya di bawah rata-rata (di bawah 90) maka juga akan kesulitan untuk mengukur peningkatan kreativitasnya dengan metode demontrasi.

H. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis two-way anova dengan menggunakan SPSS 16 for windows.