Terjungkalnya Rupiah

Saidi Fotografer Istana

" Saya Ini Diajak Ikut , it u kepanjangan nama saya, Saidi," kat a Saidi, bergurau. Pria yang kini berusia 65 t ahun ini menjadi juru fot o di Sekret ariat Negara sejak Soehart o menjadi pejabat presiden. Perkenalannya dengan Soehart o dimulai sejak sang Jenderal memimpin Operasi M andala membebaskan Irian Barat , 1963.

Saidi mengabadikan pert empuran it u karena t ugasnya sebagai st af penerangan di Angkat an Darat . Ket ika Soehart o menggant ikan presiden pert ama Soekarno, dia dipanggil menjadi juru fot o Ist ana. " Set elah it u, ke mana saja Pak Hart o ke luar negeri, saya diajak," kat a bapak empat anak dan kakek sembilan cucu ini.

Selama 32 t ahun menjadi juru fot o di Ist ana, dia t elah merekam puluhan ribu bahkan mungkin serat usan ribu gambar.

Ia mengaku jarang sekali berbicara dengan Presiden. " Saya ini hanya pion, t ak banyak bicara dengan bapak," kat anya. Selain mengabadikan berbagai acara kenegaraan, Saidi juga selalu dimint a menjadi juru fot o acara keluarga. Kameranya t ak pernah ket inggalan zaman. Sebab, jika bukan kant or yang memperbarui perlengkapannya, anak- anak Soehart o sering kali membelikannya kamera jenis t erbaru.

Pria kelahiran M edan, Sumat era Ut ara, ini mengaku Soehart o t idak pernah membat asi mana perist iw a yang boleh difot o dan mana yang haram. Dia sendiri yang harus t ahu bat asannya. " Kalau bapak menerima t amu pribadi, saya t ahu t idak akan saya fot o," kat anya. M eski dia menolak siapa yang dimaksud sebagai t amu pribadi it u.

Sebuah perist iw a yang membuat nya t idak enak hat i adalah ket ika mengiringi Soehart o bert emu Klompencapir (kelompok pendengar, pembaca, dan pem irsa) di Wonogiri, Jaw a Tengah. Soehart o berniat meneruskan perjalanan ke Pacit an, Jaw a Timur, menggunakan helikopt er. Heli kecil it u hanya m uat empat orang, Soehart o bersama t iga jenderal TNI.

Sebelum heli berangkat , t iba-t iba Soehart o bert anya. " Saidi mana?" Pilot menjaw ab, " Helinya t idak cukup, Pak." Soehart o kemudian memerint ahkan salah seorang mayor jenderal t urun unt uk mencari Saidi. Saat Saidi menghadap, Soehart o memerint ahkannya naik. Terpaksa sang mayor jenderal yang memanggil Saidi bat al ikut .

Tet api masa yang paling dikenang Saidi adalah ket ika Soehart o lengser. Dialah sat u- sat unya fot ografer yang mengabadikan Soehart o t urun t angga Ist ana diiringi put ri sulungnya, Sit i Hardijant i Indra Rukmana. Saidi bahkan mengiringi Soehart o hingga pulang ke rumahnya di Jalan Cendana.

Saat it u suasananya murung sekali. Anak-anak dan menant unya sudah menunggu di rumah. Soehart o t ak banyak bicara. Keriangan cucu-cucunya pun t ak mampu menghibur. Pesan t erakhir yang diingat Saidi menjelang pulang dari Cendana: " Wis, Di, kamu ikut Habibie." It ulah saat t erakhir pengabdiannya.

Tent ang Pasar dan Ekonomi Soehar to

M. Sadli

Ekonom, kolom i ni di t uli s dua t ahun sebelum M. Sadli w afat .

elama 30 t ahun, Soehart o berhasil membangun ekonomi Indonesia dari keadaan yang morat -marit pada 1965/ 6 menjadi salah sat u M acan Asia yang pert umbuhannya menakjubkan. Tet api Indonesia t et ap negara yang paling miskin di ant ara negara-

negara it u karena dasar permulaannya juga yang paling rendah. Pada 1996/ 7 pendapat an per kapit a Indonesia menurut Bank Dunia sudah sedikit melebihi US$ 1.000 set ahun, t et api M alaysia sudah t iga kali lebih t inggi dan Thailand 1,6 kali lebih t inggi. Ekspor Indonesia yang juga t umbuh cepat dan mencapai sekit ar US$ 55 miliar set ahun, t et api masih lebih rendah daripada M alaysia (sekit ar US$ 75 miliar) dan Thailand (sekit ar US$ 60 miliar t anpa minyak bumi) w alaupun kedua negara it u penduduknya (jauh) lebih kecil.

Yang membuat Indonesia ket inggalan adalah, selain angka aw al (st art ing base)-nya rendah, kualit as sumber daya manusia sert a pendidikan jauh t erbelakang oleh karena sejak kemerdekaan t idak banyak dikucurkan dana dan daya kepada sekt or yang sangat st rat egis ini. Karena SDM Indonesia kekurangan dasar, m aka indust rialisasi di Indonesia juga t idak bisa bersifat " mandiri" (kurang t ergant ung dari impor) sepert i di Taiw an dan Korea Selat an. Kedua negara it u mew arisi kult ur yang lebih pro-pendidikan (dasar) dari penjajah Jepangnya sebelum Perang Dunia Kedua.

Selama sekit ar 30 t ahun it u laju pert umbuhan ekonomi Indonesia sekit ar 6,7 persen set ahun. Ini berart i bahw a selama 30 t ahun it u PDB t umbuh 8?10 kali dan PDB per kapit a sekit ar 4 kali, dari US$ 250 menjadi US$ 1.000 per t ahun. Karena golongan mayorit as yang baw ah t idak menikmat i kenaikan pendapat an empat kali it u, maka golongan " kelas menengah" di kot a-kot a, baik di Jakart a maupun di daerah, mengalami kemajuan pendapat an yang jauh lebih besar. Lepas dari adil at au t idaknya, kemakmuran sert a purchasing pow er (daya beli) inilah yang pada dirinya menjadi sumber pert umbuhan lebih lanjut .

Krisis t ahun 1997/ 8 mengguncang sendi-sendi it u dan sampai sekarang t ingkat kehidupan t ahun 1996/ 7 unt uk sebagian besar masyarakat belum bisa diraih kembali. Kalau para ekonom yang " populis" sepert i Dr. M ubyart o mengat akan bahw a krisis ekonomi t idak pernah memukul daerah di luar Jaw a dan di luar kot a, maka it u sebagian saja benar. Sejak 1997, penduduk t et ap t umbuh dan penduduk muda yang keluar sekolah bert ambah banyak pula. Tet api, dengan krisis dan pert um buhan ekonomi rendah, kesempat an kerja menjadi sangat t erbat as. M aka, masalah sosial yang sekarang pun mengganggu kehidupan sosial di daerah-daerah yang lebih rural adalah kegelisahan di ant ara penduduk yang muda yang kurang punya harapan akan mendapat pekerjaan sert a pendapat an yang sesuai dengan aspirasi mereka. M asalah inilah yang dialami oleh berbagai proyek pert ambangan, perkebunan, dan lain-lain agribisnis, t erut ama proyek besar yang PM A, sepert i di bidang Krisis t ahun 1997/ 8 mengguncang sendi-sendi it u dan sampai sekarang t ingkat kehidupan t ahun 1996/ 7 unt uk sebagian besar masyarakat belum bisa diraih kembali. Kalau para ekonom yang " populis" sepert i Dr. M ubyart o mengat akan bahw a krisis ekonomi t idak pernah memukul daerah di luar Jaw a dan di luar kot a, maka it u sebagian saja benar. Sejak 1997, penduduk t et ap t umbuh dan penduduk muda yang keluar sekolah bert ambah banyak pula. Tet api, dengan krisis dan pert um buhan ekonomi rendah, kesempat an kerja menjadi sangat t erbat as. M aka, masalah sosial yang sekarang pun mengganggu kehidupan sosial di daerah-daerah yang lebih rural adalah kegelisahan di ant ara penduduk yang muda yang kurang punya harapan akan mendapat pekerjaan sert a pendapat an yang sesuai dengan aspirasi mereka. M asalah inilah yang dialami oleh berbagai proyek pert ambangan, perkebunan, dan lain-lain agribisnis, t erut ama proyek besar yang PM A, sepert i di bidang

perusahaan-perusahaan pert ambangan it u di daerah (yang agak t erpencil it u) yang mencemaskan kemungkinan melet usnya pergolakan sosial karena pemerint ah, baik pusat maupun daerah, sekarang t idak mampu, mungkin t idak berani, menegakkan law and order, ket ert iban sosial, dan perlindungan keamanan kepada perusahaan besar.

memimpin

Keberunt ungan Soehart o pada 1966 adalah bahw a ia bisa menggaet kelompok " t eknokrat " , kebanyakan dosen ekonomi di Universit as Indonesia, sebagai pembant u dan yang berangsur-angsur menjadi ment erinya. Di bidang hukum dan polit ik juga t ersedia dosen-dosen dari Gadjah M ada dan Padjadjaran, yang semuanya mengejar di Seskoad (sekolah jenderal di Bandung) sejak 1957. Kolonel (almarhum) Suw art o yang menjadi Wakil Kepala Seskoad memainkan peran pent ing melet akkan dasar st rat egic alliance ant ara TNI dan kaum t eknokrat ini, sedangkan Pak Hart o menjadi sisw a/ pesert a pada 1958. M aka, para jenderal it u cukup mengenal para dosen dari UI, Gadjah M ada dan Padjadjaran it u. Yang mendukung keberhasilan di bidang ekonom i adalah para dosen dari FE UI, dengan Prof. Widjojo Nit isast ro sebagai primus int erparis-nya, ket ua t im yang berhasil memimpin kelompoknya lebih dari 30 t ahun t anpa adanya keret akan at au persaingan yang keras. Dasar dari kerja sama yang erat sekali ini dilet akkan di Universit y of California, Berkeley, ket ika kelompok Widjojo ini bersama-sama mengikut i program S3 dari 1957 sampai 1962. M ereka ini menggunakan malam minggu unt uk berkum pul dan membicarakan " masalah-masalah ekonomi dan pembangunan" t anah airnya.

Kaidah-kaidah ekonom i dan polit ik yang berlaku di zaman Soekarno, 1957?1966, dijungkirbalikkan oleh Soehart o karena dianggap gagal menyusun landasan unt uk meningkat kan kemakmuran bangsa. Kaidah pert ama zaman Soekarno it u adalah ekonom i t erpimpin, bahw a kekuat an pasar t idak diizinkan melakukan fungsinya. M aka, di zaman Orde Baru, pasar dan harga diberi kesempat an jauh lebih banyak unt uk melakukan fungsi alokasinya.

Kedua, pemerint ah Orde Lama t idak ramah t erhadap dunia Barat dan lebih berpihak kepada poros ant iimperialis. Bant uan ekonomi lebih banyak dat ang dari Uni Soviet , t et api proyek-proyeknya kurang mampu meningkat kan produksi dan kemakmuran, juga oleh karena banyak proyek t idak bisa diselesaikan. Cont ohnya adalah pabrik baja Krakat au. St adion besar Senayan banyak manfaat nya, akan t et api bukan proyek ekonomi.

Orde Baru mengubah orient asi polit ik luar negeri menjadi " bebas akt if" unt uk menerima bant uan dari Barat dan t idak menolak bant uan dari blok Timur asal diberikan Orde Baru mengubah orient asi polit ik luar negeri menjadi " bebas akt if" unt uk menerima bant uan dari Barat dan t idak menolak bant uan dari blok Timur asal diberikan

Ekonom i Orde Baru t idak ident ik dengan ekonomi liberal at aupun kapit alist is yang murni. Walaupun Prof. Widjojo dkk menjadi perumus ut ama banyak kebijakan ekonomi t ahap pert ama Orde Baru it u (1966?1973), Orde Baru lebih merupakan rezim TNI dengan Jenderal Soehart o sebagai panglimanya. Kaum milit er t idak t erkenal sebagai " demokrat is" , " liberal" , t erbuka, dan sebagainya. Nalurinya lebih banyak ot orit arian, sent ralist is, int ervensionis, t op-dow n at au mengikut i sist em komando.

Bahw a Soehart o dan para jenderal bisa mengikut i, bahkan mendukung, resep-resep kebijakan ekonomi yang disarankan oleh kelompok Widjojo, ini memang t idak alamiah, dan harus bisa dijelaskan. M ungkin karena di t ahun-t ahun pert ama (1966?1968) mereka t idak melihat alt ernat if yang lebih baik. Banyak perw ira t elah mendapat didikan di Amerika Serikat dan menjadi kagum at as keberhasilan sist em ekonomi di sit u. Lagi pula, Widjojo cs juga t idak merupakan ancaman at aupun persaingan bagi mereka. Widjojo dan t imnya lebih memusat kan perhat ian kepada penat aan makroekonomi, bukan mikroekonomi. Bagi-bagi rezeki, misalnya HPH kehut anan, penunjukan kont rakt or, dan sebagainya ada di bidang mikroekonomi yang t idak dijamah oleh Widjojo cs. Widjojo dan kaw an-kaw annya puas menguasai Depart emen Keuangan, Bank Indonesia, Bappenas, Perdagangan dan Penanaman M odal, yang menjadi bent eng-bent eng para ekonom t eknokrat . Depart emen Indust ri, Kehut anan, Pekerjaan Um um, Bulog, Pert amina, bukan daerah jajahannya. Lagi pula, budaya KKN belum t erlalu menjamur pada 1966?1973. Put ra-put ri Soehart o masih kecil, konglomerat kroni belum besar juga.

Salah suat u kebijakan ut ama pemerint ah yang baru adalah promosi penanaman modal asing dan dalam negeri. M ot ifnya lebih banyak kebut uhan daripada ideologi. Ekonom i yang berant akan memerlukan modal banyak unt uk membangun. Sebagian diusahakan dari bant uan int ernasional. M aka, IGGI digalang dan arus t ahunan yang diperoleh semakin besar, dari beberapa rat us jut a dolar pada 1967 sampai beberapa miliar set ahun akhir-akhirnya. Sebagian besar dana ini dipakai unt uk anggaran belanja pembangunan, unt uk membangun infrast rukt ur fisik dan sosial, t ermasuk di bidang pert anian, pendidikan dan kesehat an, pembangunan jalan, list rik, dan sebagainya.

M aka, unt uk sekt or indust ri dan jasa-jasa diharapkan masuknya PM A dan PM DN, dan dua undang-undang dit erbit kan unt uk memberikan insent if dan jaminan. Kebijakan ini berhasil sekali. M odal Amerika dan Barat masuk di bidang migas dan pert ambangan um um, dan modal Jepang masuk ant ara lain ke bidang indust ri. PM DN ramai masuk di indust ri, kehut anan, real est at e.

Tahap 1966?1973 adalah t ahap ekonom i bebas, art inya belum banyak pembat asannya. Rizal M allarangeng di bukunya, M endobrak Sent ralisme Ekonom i, menyebut t ahap ini t ahap liberalisasi yang pert ama. Ekonomi rat a-rat a t umbuh di at as 7 Tahap 1966?1973 adalah t ahap ekonom i bebas, art inya belum banyak pembat asannya. Rizal M allarangeng di bukunya, M endobrak Sent ralisme Ekonom i, menyebut t ahap ini t ahap liberalisasi yang pert ama. Ekonomi rat a-rat a t umbuh di at as 7

Tet api, pada 1973?1974 t imbul reaksi (M alari) dalam bent uk demonst rasi mahasisw a besar-besaran. Dampak kesenjangan dari ekonomi pasar, yang pada dirinya berhasil meningkat kan laju pert umbuhan, menampakkan dirinya. Amarah mahasisw a dit ujukan kepada PM A Jepang, dicet uskan oleh kunjungan Perdana M ent eri Jepang. Tet api, gejala prot es mahasisw a ini juga t erjadi di Bangkok sehingga merupakan gejala regional. M aka, dilema ekonomi pembangunan yang klasik muncul: laju pert umbuhan yang pesat lew at pasar yang bebas juga menimbulkan kesenjangan. Sebagian masyarakat mulai menolak kapit alisme, pasar bebas, PM A, menguat nya ekonomi nonpribumi.

dirigisme, penjat ahan, pemberdayaan usaha pribumi. Rizal M allarangeng melihat periode 1973?1983 sebagai sent ralisme yang kembali. Kelompok Widjojo masih berkuasa dan mencari akomodasi kepada kecenderungan polit ik ini sambil berusaha agar ekonom i masih berjalan cukup efisien dan t erbuka. Ant ara lain mereka berhasil menangani krisis Pert amina dengan rest u Soehart o.

M aka, sejak

1974 meningkat lah prot eksionisme,

Kebet ulan periode ini dikurniai rezeki minyak bumi, sehingga jumlah dana yang t ersedia bagi pemerint ah lebih dari cukup. Indust rialisasi masih bisa berjalan berdasarkan pasar dalam negeri, yang daya belinya disiram i oleh rezeki minyak. Biasanya t ahap import subst it ut ion indust rializat ion hanya berlangsung 10 t ahun. Di Indonesia bisa berlangsung sampai 1983, karena ada semacam t ahap kedua, dimungkinkan oleh rezeki minyak. Baru pada 1983 produksi t ekst il dalam negeri mulai menumpuk karena t idak mampu dijual di luar negeri. Baru set elah devaluasi ekspor naik sangat besar.

Sement ara it u, harga minyak bumi jat uh di perm ulaan dasaw arsa delapan puluhan. M asa pancaroba keuangan ini melahirkan kesempat an, dan keharusan, unt uk bant ing set ir dalam kebijakan ekonomi um um. M aka, sejak 1983 ada kesempat an menjalankan deregulasi di berbagai bidang. Widjojo (yang bukan lagi M enko Perekonomian di t ahun it u t et api masih berkant or di Bappenas dan t et ap " Pak Lurah" bagi kelompoknya), Ali Wardhana, Saleh Afiff, Radius, Sumarlin mencanangkan deregulasi (t ahap pert ama) di bidang perbankan, perdagangan luar negeri (SGS dari Sw iss menggant ikan peran Bea-Cukai), memangkas perizinan di bidang indust ri dan invest asi. Deregulasi ini dijalankan secara bergelombang, art inya t idak dalam sat u kali pukul, dan t unt as sekit ar 1989. Sebet ulnya, deregulasi masih berjalan t erus, t et api t ambah lama t ambah sukar unt uk mendapat dukungan Presiden Soehart o. Di masa boom, kesediaan Pak Hart o meneruskan deregulasi berkurang karena memerlukan pengorbanan.

Laju pert umbuhan PDB pada dasaw arsa delapan puluhan secara rat a-rat a hanya mencapai 6,1 persen set ahun. Ini disebabkan sekt or pert anian dan pert ambangan mulai jenuh t umbuh (set elah sw asembada beras dicapai pada 1983?1984), t et api laju Laju pert umbuhan PDB pada dasaw arsa delapan puluhan secara rat a-rat a hanya mencapai 6,1 persen set ahun. Ini disebabkan sekt or pert anian dan pert ambangan mulai jenuh t umbuh (set elah sw asembada beras dicapai pada 1983?1984), t et api laju

Dua kali t erjadi bahw a paket kebijakan yang cocok unt uk zamannya dan menghasilkan laju pert umbuhan t inggi pada dirinya menyimpan benih kegagalannya. Pasar bebas 1966?1973 sangat berhasil menumbuhkan ekonomi, t et api t idak berhasil memperkecil jurang kesenjangan yang bisa dilihat di Jakart a. Deregulasi 1986?1996 melahirkan boom ekonom i, t et api berakhir dengan krisis dahsyat karena t idak disert ai landasan inst it usional dan lembaga sert a sist em pengaw asan yang kukuh. M aka, di era Reformasi, inst it ut ion building dan rebuilding menjadi pent ing. Pedoman-pedoman yang baru adalah t ransparency, account abilit y & good governance.

Bakt i Sepanjang Jalan

ABAR dari kaw asan Bint aro it u cepat mencapai Jalan Yusuf Adiw inat a, M ent eng, Jakart a Pusat . Pemilik rumah langsung menggelar rapat keluarga. Ia mengumpulkan keempat adiknya, kecuali Hut om o M andala Put ra.

Just ru Hut omo, alias Tommy, yang jadi pusat keprihat inan. Adik laki-laki bungsu it u diberit akan t ert angkap di Bint aro pada 28 November 2001. Elza Syarief, pengacara Tommy yang ikut dalam rapat keluarga it u, mencat at peran Sit i Hardijant i Rukmana-biasa disebut Tut ut -si pem ilik rumah.

Set elah menyimak semua saran, put ri sulung Soehart o it u memut uskan agar t im pengacara Tommy diperkuat . " Tim pengacara Pak Hart o jadi ikut membant u kami," kat a Elza kepada Ami Afriat ni dari Tempo.

Tommy, yang didakw a membunuh Hakim Agung Syafiuddin Kart asasmit a dan memiliki senjat a, lalu diadili. " Sampai berbulan-bulan M bak Tut ut sulit t idur ngurusin kasus M as Tommy," kat a Elza. Tommy jadi buronan selama set ahun dan 22 hari.

Tut ut ibarat ganjal bagi keluarga Soehart o. Ia mengurusi mulai dari t unt ut an pengadilan sampai soal kesehat an ayahnya. Ringkas kat a, perempuan yang menikah dengan Indra Rukmana pada 29 Januari 1972 it u selalu t ampil di depan membela t rah Soehart o.

Orang t uanya memang t elah lama memberikan kepercayaan kepada emak t iga anak ini. Ket ika ayahnya masih presiden, Tut ut mengakui kurangnya w akt u Pak Hart o dan Ibu Tien memperhat ikan anak-anaknya. " Karena it u, sejak di SM A saya t elah menjadi ibu sekaligus bapak unt uk adik-adik saya," kat a Tut ut , yang t idak menamat kan kuliah di Fakult as Teknik Universit as Trisakt i, Jakart a, kepada Kompas.

Soehart o selalu mendorong Tut ut bergiat di lapangan sosial dan polit ik. Dalam Soehart o: Pikiran, Ucapan dan Tindakan Saya, orang kuat Orde Baru it u memuji akt ivit as sosial Tut ut . " It u ajaran yang kami berikan kepadanya, agar t idak hidup sendirian, t api bermasyarakat ."

Tut ut lahir pada 23 Januari 1949 di Yogyakart a, ket ika Soehart o sedang menyiapkan Serangan Umum 1 M aret . Kelahiran Tut ut , kat a Soehart o dalam ot obiografinya, " Ternyat a menambah semangat saya unt uk berjuang."

Pada aw al 1990-an, Tut ut mendirikan Yayasan Tiara Indah, yang menggelar Kirab Remaja Nasional. Ia juga menjadi orang nomor sat u di Himpunan Pekerja Sosial Indonesia, Perhimpunan Donor Darah Indonesia, Organisasi Federasi Perhimpunan Donor Darah Int ernasional, dan Palang M erah Indonesia.

Di dunia bisnis, nama Tut ut berkilau pada 1990, ket ika perusahaannya, PT Cit ra M arga Nusaphala Persada, berhasil membangun jalan t ol Caw ang-Tanjungpriok. Ini perusahaan sw ast a pert ama yang membangun dan mengoperasikan jalan t ol.

Kemudian dia melenggang ke bisnis media dengan mendirikan Televisi Pendidikan Indonesia (TPI) dan beberapa st asiun radio. Dunia polit ik? Jangan t anya. Dalam M usyaw arah Nasional Golkar 1993, dia t erpilih menjadi salah sat u ket ua dew an pim pinan pusat .

M enjelang Pemilihan Umum 1997, Ket ua Um um PB Nahdlat ul Ulama ket ika it u, Abdurrahman Wahid, menggandeng Tut ut ke sejumlah pesant ren. Kepada para kiai dan sant ri, Gus Dur menyebut Tut ut t okoh masa depan.

Dalam Sidang Umum M PR 1998, Soehart o t erpilih lagi menjadi presiden. Tut ut masuk kabinet sebagai M ent eri Sosial. Ikut masuk kabinet sejumlah orang dekat Tut ut di Golkar: Jenderal (Purn.) Hart ono, Theo Sambuaga, Ary M ardjono, dan M uladi.

Tapi, apa daya, kabinet it u hanya bert ahan dua bulan. Soehart o lengser karena gelombang unjuk rasa mahasisw a. Redupkah ambisi polit ik Tut ut ? Ternyat a t idak. M enjelang Pemilu 2004, ia mendirikan Part ai Karya Peduli Bangsa, yang dipimpin Hart ono dan Ary M ardjono.

Part ai it u, yang menggadang-gadangnya sebagai calon RI-1, memang t ak digubris pemilih. Tapi Tut ut t ak kekurangan pekerjaan, t erut ama meraw at ayahnya, yang sejak lengser sering sakit -sakit an-sampai akhirnya menut up mat a.

Pet ualang yang Kini Menyendir i

IGIT Harjojudant o sekarang sudah berubah. Put ra kedua Soehart o ini gemar menyepi. Terkadang berminggu-minggu mengurung diri di salah sat u hot el di Bali. Bila pulang ke rumahnya di Jalan Haji Agus Salim, Jakart a Pusat , pria 57 t ahun ini lebih senang di

dalam kamar. Sebelum Soehart o meninggal, ayah t iga anak it u jarang kumpul bersama kerabat nya

di Jalan Cendana. Ia juga renggang dengan ist rinya, Elsje Anneke Rat naw at i. M isalnya, Sigit t ak t erlihat dalam pengajian keluarga. Kalaupun ia keluar rumah, ia hanya berjalan kaki di dekat kediamannya. Lidahnya juga t ak asing dengan makanan murahan kaki lima.

Cerit a yang disampaikan oleh orang dekat Sigit ini memang bert olak belakang dengan kehidupannya pada masa ayahnya berkuasa. M enurut seorang part ner bisnisnya, Sigit gemar berjudi. Hobinya it u, konon, pernah membuat Soehart o jengkel sehingga melarang Sigit ke luar negeri.

Soal uang t ak jadi masalah baginya. Lelaki yang cuma mengecap pendidikan di sekolah lanjut an at as ini memiliki saham di puluhan perusahaan.

Sigit adalah t ipikal put ra Soehart o yang pendiam . Dia cenderung menut up diri dari hiruk-pikuk media massa. Cuma sat u kegiat annya yang membuat nya t ak menghindar dari w art aw an, yait u menyangkut akt ivit asnya di bidang olahraga. Di sini dia menorehkan " nama baik" .

Sigit mendirikan klub sepak bola Arset o pada 1978. Sigit memang penggemar bola. " Ket ika di SM P, saya adalah penyerang," kat anya w akt u it u. Peran di klub bola inilah yang kemudian mengant ar Sigit menjadi Ket ua Harian Liga Sepak Bola Ut ama pada 1980-an.

Dia pula yang merint is PSSI Garuda. Di t angannya, t im PSSI mencat at prest asi yang bagus, yait u menempat i posisi kedua perebut an Piala Raja di Thailand, 1983. Pada t ahun yang sama, dia dit abalkan menjadi Pembina Olahraga Terbaik 1983.

Di dunia usaha, ia pernah berbisnis dengan Gubernur Sumat era Ut ara Raja Inal Siregar. Sigit adalah salah seorang pemegang saham di PT Vict or Jaya Raya (VJR) yang berkant or di M edan, Sumat era Ut ara. Perusahaan pengembang ini membangun hunian mew ah lengkap dengan lapangan golf di Pancur Bat u, Sumat era Ut ara. Berdiri pada 1991, VJR mengandalkan kucuran kredit dari Bank Pembangunan Daerah Sumat era Ut ara (BPDSU).

M ula-mula kredit mengalir ke VJR Rp 18 miliar, hingga 1996 t ercat at ut ang VJR di BPDSU mencapai Rp 200 miliar. Perusahaan ini gampang memperoleh kredit karena pengaruh Sigit dan Raja Inal. Kendat i macet , t ak ada yang mempersoalkannya kala it u. Raja

Inal sendiri t ak lagi bisa dimint ai konfirmasi. Pada Sept ember 2005 ia t ew as dalam kecelakaan pesaw at M andala Airlines di Bandar Udara Polonia, M edan.

Set elah Soehart o lengser dari t ampuk kekuasaan, kasus Sigit muncul ke permukaan. Kejaksaan Tinggi Sumat era Ut ara pernah mempersoalkan pada 1998. Hanya, kredit macet nya t et ap t ak t ersent uh. Dia t ak pernah memenuhi panggilan jaksa di M edan it u.

Bukan hanya Sigit , bahkan ist rinya, Elsje, juga berurusan dengan penyidik Kepolisian Daerah M et ro Jaya, M aret 2002. Seorang pria bernama St ephanus Set iaw an membuat laporan ke Polda M et ro Jaya, isinya: Elsje menipunya Rp 20 miliar. Laporan it u kandas di t engah jalan. Baik Sigit dan Elsje t ak bisa dimint ai konfirmasi. Tapi, kat a Juan Felix Tampubolon, kuasa hukum keluarga Soehart o. " Semua it u hanya omong kosong belaka."

Bagai Menunggu Jam Pasir

EBIH dari 10 t ahun namanya t enggelam bak dit elan bumi, pada akhir t ahun lalu ia kembali menjulang. Nama Bambang Trihat modjo mendadak masuk jajaran superkaya versi Forbes Asia edisi 13 Desember. Berada di urut an ke-33, ia menjadi sat u-sat unya

anak Soehart o di deret an orang t ajir di Indonesia. Lulusan Polyt echnic Inst it ut e of Virginia, Amerika Serikat , 1979 ini mem iliki kekayaan US$ 200 jut a at au Rp 1,9 t riliun. Sebagian besar berasal dari ham pir 13 persen saham Asriland di Global M ediacom -nama baru Bimant ara- konglomerasi yang dirint isnya sejak ia masih berusia 28 t ahun.

Sejarah Bimant ara memang fenomenal. Aw alnya, grup bisnis ini hanya bergerak di bidang perdagangan, t api dengan cepat mereka menggurit a. Asuransi, rumah mew ah, konst ruksi, t elevisi, perhot elan, t ransport asi, perkebunan, perikanan, ot omot if, makanan, kimia, dan pariw isat a dirambah dengan m udah. Di puncak kejayaan, ada 56 perusahaan yang bernaung di baw ah beberapa induk perusahaan dengan Bimant ara sebagai bint angnya.

Analis GSH Consult ing, Goei Siaw Hong, mengat akan bisnis Bimant ara melejit karena mendapat banyak perlakuan ist imew a. M ereka yang pert ama mendapat lisensi jaringan seluler GSM melalui Sat elindo, kemudian dijual ke Indosat . M ereka juga yang paling dulu mendapat izin mendirikan st asiun t elevisi sw ast a di Indonesia, RCTI.

Bambang pernah memonopoli perdagangan jeruk di Kalimant an melalui PT Bima Cit ra miliknya. Pada 1993, dia melepasnya set elah dikrit ik keras karena merugikan pet ani. " M emang keist imew aannya t ak sebanyak yang didapat Tut ut dan Tommy," kat a Hong.

M endapat banyak kesempat an, kemudahan, dan pinjaman bank, membuat bisnis mereka melaju t anpa hambat an. Boleh dikat akan, t ak ada saingan berart i. It u membuat unt ung dat ang berlipat -lipat . Rezekinya t erus m elimpah bagai menunggu jam pasir. " Ini sebenarnya t ipikal konglomerat di Indonesia, bukan hanya Bambang," kat a Hong.

Gerakan melambat ket ika krisis ekonomi t erjadi pada 1997. Turunnya Soehart o set ahun kemudian membuat sejumlah perusahaan mereka mulai limbung. Bisnis t anpa fondasi kuat it u sat u per sat u ambruk. Ut ang yang menumpuk akibat ekspansi t anpa perhit ungan mat ang makin membuat jalannya t erseret -seret .

Cat at an BPPN pada 1999 menunjukkan Bambang Trihat modjo menjadi pem injam t erbesar Bank M andiri di ant ara 50 debit or kakap lainnya. Ut angnya di at as Rp 20 t riliun. Tempat kedua diduduki adiknya, Hut omo M andala Put ra, dengan kredit hampir Rp 5 t riliun. Uang it u sebagian besar disalurkan Bambang ke Chandra Asri, yang dirancang dengan invest asi US$ 2,25 miliar. Kredit kedua t erbesar dikucurkan ke Apac Cent ert ex sebesar Rp 865,4 m iliar.

Cont oh keist imew aan lainnya adalah ket ika Bank Andromeda miliknya dilikuidasi pada 1997. Dua m inggu kemudian, ia mendapat izin membeli 99 persen saham Bank Alfa. Izin t urun karena dia lolos dari daft ar orang t ercela Bank Indonesia. M emang, t ak semua pemilik dan direksi bank likuidasi menjadi orang t ercela. Bambang berunt ung, t ak t ermasuk salah sat u di ant aranya.

Suami art is M ayangsari ini juga sat u-sat unya yang dibolehkan membayar sendiri deposannya. Bankir lain, yang banknya dilikuidasi bersamaan, t idak mendapat kesempat an it u. Pembayaran deposan mereka dialihkan ke bank yang dit unjuk pemerint ah.

Angin bisnis berbalik arah. Chandra Asri sudah lama dilepas kepada Prajogo Pangest u, sebagai bagian dari rest rukt urisasi ut ang. Pet er Gont ha mengat akan Bambang memang menjual saham di sebagian perusahaan. " Kit a t idak t ahu st rat egi apa yang ia jalankan," kat a Pet er, yang masih sering bert em u sobat lamanya it u. Pet er t ak mau bicara soal geliat bisnis di masa lalu.

Lew at Global M ediacom, pria 53 t ahun ini, kini masih memiliki belasan perusahaan, sepert i t elevisi, radio, koran, t elekomunikasi hingga Plaza Indonesia. M eski t ak sampai habis- habisan dan masih kaya raya, kehilangan mayorit as saham Bimant ara, cikal-bakal bisnisnya yang sudah berusia set engah abad it u, mengundang t anda t anya. Apa yang t engah dipikirkan pecandu olahraga menembak ini?

Balik ke Kancah Bisnis

EPOI-sepoi, nama Sit i Hediat i Harijadi berembus lagi di kancah bisnis nasional. Anak keempat mant an presiden Soehart o ini sejak Juli 2005 diangkat menjadi anggot a Dew an Komisaris PT Surya Cit ra M edia Tbk.

Pengangkat an Tit iek-nama panggilan perempuan 49 t ahun it u-t ak lepas dari kepemilikan sahamnya di perusahaan induk pengelola st asiun t elevisi SCTV it u. Bahkan, kabarnya, janda bekas Panglima Kost rad Let jen (Purn.) TNI Prabow o Subiant o ini pun diam- diam t erus menambah pundi-pundi sahamnya di sana.

Di dunia bisnis, Tit iek memang t ak seheboh saudara-saudaranya. M eski begit u, jangan bilang jumlah perusahaan dan kekayaannya " sekuku" doang. M enurut laporan majalah Time edisi 24 M ei 1999, kekayaannya diperkirakan US$ 75 jut a at au kini set ara dengan Rp 700 miliar. Jumlah it u memang jauh lebih kecil dibanding kekayaan saudara- saudaranya.

M asih menurut Time, kekayaan Sit i Hardijant i Rukmana mencapai US$ 700 jut a, Sigit Harjojudant o US$ 800 jut a, Bambang Trihat modjo US$ 3 m iliar, dan Tommy Soehart o US$ 800 jut a. Namun nilai kekayaan Tit iek masih di at as Sit i Hut ami Endang Adiningsih alias M amiek yang dit aksir " cuma" US$ 30 jut a.

Pada masa kekuasaan ayahnya, Tit iek berkibar lew at bendera Grup Daya Tat a M at ra (Dat am) dan Grup M aharani. Di baw ah dua perusahaan induk it u, sekit ar sembilan sekt or bisnis pernah diram bahnya.

Salah sat u t ulang punggung bisnisnya, ant ara lain, bergerak di sekt or perdagangan. Sedikit nya lima perusahaan t ercat at punya kait an dengan dirinya, yait u PT Adit ya Nusa Bakt i, PT Agung Concern, PT Dasa M it ra Upaya, PT Redjo Sari Bumi, dan PT Wahana Dat am Tiara.

Sekt or lain yang juga menjadi t umpuan kerajaan bisnis Tit iek ialah sekt or jasa keuangan dan invest asi. Di sini bernaung delapan perusahaan, t ermasuk PT Adit ya M at ra Leasing, PT M aharani Int ifinance, dan t iga di ant aranya bergerak di bisnis perbankan: PT Bank Indust ri, PT Bank Put ra Sukapura, dan PT Bank Universal.

Di sekt or keuangan ini pula, Tit iek dulu pernah " mesra" berkongsi bisnis dengan dua sejaw at nya, yait u Tit o Sulist yo dan Hary Tanoesoedibjo-kini menjabat Presiden Direkt ur PT Bimant ara Cit ra. Bersama Tit o yang kini juga bergabung di Bimant ara, Tit iek mendirikan PT Pent asena Art hasent osa, yang bergerak di bidang jasa keuangan dan invest asi.

Dengan Hary, Tit iek pernah bersinggungan ket ika menjadi pemegang saham PT Bhakt i Invest ama pada 1997, yang saat it u menjadi sat u-sat unya kendaraan bisnis keluarga

Tanoesoedibjo. Yang menarik, Hary kini just ru berset eru dengan Sit i Hardijant i Rukmana, alias Tut ut , dalam urusan kepemilikan saham st asiun t elevisi TPI.

Di luar sekt or perdagangan dan jasa keuangan, enam sekt or lain yang dirambah Tit iek adalah sekt or perkebunan, kehut anan, kimia dan semen, konst ruksi, propert i- perkant oran-perbelanjaan, t ransport asi, dan media.

Salah sat u proyek bisnisnya yang hingga kini masih berjalan adalah M al Taman Anggrek. Pusat belanja di kaw asan Slipi, Jakart a Barat , ini dibangunnya bersama Grup M ulia. Proyek lainnya yang hingga kini juga masih menghasilkan duit adalah Plaza Senayan, hasil kongsinya dengan Hashim Djojohadikusum o.

Berbeda dengan saudara-saudaranya, Tit iek banyak berkecimpung dalam urusan seni lukis bersama Susrinah Sanyot o Sast row ardoyo, Ket ua Umum Yayasan Seni Rupa Indonesia. Ket ika yayasan ini menyelenggarakan bursa seni lukis Indonesia pada 1997, Tit iek bahkan menjadi ket ua pelaksananya.

Kecint aannya pada dunia seni lukis membuat pemilik rumah di Grosvenor Square, London, ini rajin mengoleksi lukisan yang, menurut Time, nilainya sekit ar US$ 5 jut a. Tit iek juga dikenal pemuja bint ang-bint ang film t ersohor. Tak mengherankan bila dalam salah sat u pest a keluarga Soehart o di Bali pada 1994, ia asyik berdansa menghabiskan malam dengan bint ang laga Hollyw ood St even Seagal.

Tet ap Mumpuni Walau di Bui

D dengan pemerint ah dalam sejumlah kasus di pengadilan.

ari enam anak Soehart o, garis hidup Hut omo M andala Put ra alias Tommy boleh dibilang paling berliku. Keluar-masuk ruang pengadilan, diburu polisi ke mana- mana, mendekam di penjara Nusakambangan, dan kini masih t erus " berkelahi"

Tommy dit angkap pada November 2001 dengan t uduhan menjadi ot ak pembunuhan Hakim Agung Syafiudin Kart asasmit a. Sang hakim menyambut ajal di ujung peluru, Juli 2001. Pengadilan Negeri Jakart a Pusat kemudian memvonis Tommy 15 t ahun penjara. Dia t erbukt i melakukan empat t indak pidana: kepemilikan senjat a api, kepemilikan amunisi, pembunuhan Syafiudin, sert a melarikan diri.

Put ra kesayangan Soehart o it u dihukum kurung di Cipinang, Jakart a Timur. Berbeda dengan narapidana pembunuhan lain, Tommy punya ruang pribadi berfasilit as komplet . Ada kamar mandi dalam dan mesin pengat ur suhu. Hampir set iap hari ist ri, anak, kaw an, dan kerabat dat ang membesuk ke penjara.

Dari Cipinang dia dipindahkan ke Nusakambangan, 16 Agust us 2002. Di sana dia menghuni salah sat u sel Admisi dan Orient asi bersama " Paman Bob" alias M ohammad Hasan, kaw an bapaknya. Di ruang t ersebut ada t elevisi dan koran baru set iap pagi. Set umpuk buku, dari soal w irid dan t ahlil hingga agroindust ri melengkapi isi kamar. Perkakas unt uk aneka keperluan juga t ersedia.

Saat berada di Nusakambangan, Tommy beberapa kali ke Jakart a menjenguk sang ayah yang ket ika it u sedang sakit maupun unt uk berobat . Narapidana lain belum t ent u beroleh izin bahkan bila ada kerabat yang meninggal. Pada Juni 2005, M ahkamah Agung mengkort ing hukumannya dari 15 t ahun menjadi 10 t ahun.

Tommy dat ang lagi ke Jakart a menjelang ulang t ahunnya yang ke-43, Juli 2005. Kali ini unt uk mengobat i kepalanya yang sakit . Tapi sejumlah media memberit akan Tommy t erlihat di sebuah vila di Puncak. Seorang kerabat dekat keluarga Cendana membisikkan kepada Tempo: " Ulang t ahun M as Tommy dirayakan di Puncak. Bapak sepuh dan seluruh keluarga, kecuali M as Bambang Tri, t urut hadir."

Sement ara it u, menurut dokt er, Tommy menderit a vert igo. Di belakang mat a kirinya ada benjolan t umor. Karena it u, ia memerlukan peraw at an rut in. " Pemeriksaan sebulan sekali. Bila ada masalah mendadak, kami langsung diberi t ahu," kat a Robert Hut auruk, koordinat or pemeriksa kesehat an Tommy di Rumah Sakit Pusat Angkat an Darat Gat ot Soebrot o, ket ika it u.

Pria yang gemar balap mobil ini t et ap mampu mengendalikan bisnis dari penjara saat menjalani hukuman bui. Tat kala Tempo mengunjunginya di Nusakambangan pada Pria yang gemar balap mobil ini t et ap mampu mengendalikan bisnis dari penjara saat menjalani hukuman bui. Tat kala Tempo mengunjunginya di Nusakambangan pada

Salah sat u sisi kehidupan mant an pembalap ini adalah dia seolah t ak pernah jauh dari perempuan. Sew akt u buron, dia dit emani perempuan m uda asal Aceh bernama Lany Banjarant i. Seorang bocah laki-laki lahir dari hubungan mereka. Lalu mant an model Sandy Harun yang mengaku di sejumlah media bahw a dia sering bert andang ke sana. Sandy juga mengat akan memiliki anak perempuan dari Tom my.

Pada Okt ober 2006, Tommy dihadiahi remisi 31 bulan. Rem isi besar it u diprot es sejumlah kalangan t api Tommy t et ap melenggang ke dunia bebas. Dia kembali bert empur dengan pemerint ah dalam sejumlah kasus, di ant aranya perebut an duit Rp 650 miliar di Bank Paribas Cabang Guernsey, Inggris. Dana jumbo it u dibekukan at as perint ah dinas int elijen ekonomi Inggris. Lembaga it u menduga uang t ersebut " t erkait dengan Soehart o" dan hasil money laundering.

Tommy kemudian menggugat Paribas ke Pengadilan Guernsey, t api bank it u memint a pemerint ah Indonesia ikut sert a dalam kasus ini. Pemerint ah mengklaim berhak at as dana it u karena " diduga diperoleh dari bisnis t idak halal di Indonesia" .

Ot t o Cornelis Kaligis, kuasa hukum Tommy, membant ah keras. Uang it u, kat anya, " Hasil bisnis Pak Tommy di luar negeri." Selain kekayaan di Guernsey, Tommy dan pemerint ah kini t engah memperebut kan duit Rp 1,3 t riliun di Bank M andiri. Hingga ayahnya berpulang dua pekan lalu, perset eruan Tommy dengan pemerint ah di pengadilan belum juga usai.

Si Bungsu yang Enggan Tampil

D mereka diw aw ancarai w art aw an. Baru belakangan ia mulai disorot ket ika mulai t erjun

ARI keenam anak Soehart o, si bungsu Sit i Hut ami Endang Adiningsih-lah yang paling jarang disorot media. Berw ajah Jaw a, dengan rambut ikal, M amiek-begit u ia biasa disapa-44 t ahun, biasanya hanya t ersenyum di belakang kakak-kakaknya saat

dalam bisnis saat memperkenalkan Taman Buah M ekarsari yang dikelola perusahaannya, PT Unggul M ekar Sari.

Tapi seandainya Pak Hart o t idak lengser pada 21 M ei 1998, akankah M amiek t et ap memelihara sikap low profile it u, t erut ama dalam bisnis?

Pert anyaan hipot esis yang mungkin t ak pernah t ebersit di benak banyak orang ini dijaw ab George Junus Adit jondro. " Seandainya ayahnya t idak dipaksa t urun t akht a, perusahaan m ilik M amiek rencananya akan mengimpor pesaw at t erbang Sukhoi 30K sert a helikopt er M i-17 dari Rusia unt uk keperluan Angkat an Udara," t ulis Adit jondro dalam art ikelnya " Suhart o Has Gone, but t he Regime Has Not Changed: President ial Corrupt ion in t he Orde Baru" .

Nilainya, berdasar penelusuran Tempo, bukan picisan. Sebanyak 12 pesaw at Sukhoi it u bernilai US$ 33 jut a per pesaw at . Sedangkan helikopt er M i-17 berharga US$ 4,5 jut a. Saat it u bahkan negosiasi pembelian sat u bat alion rudal jarak sedang BUK M -1 dari Rusia sudah dimulai. Tim negosiasi dipimpin mant an Ket ua Bappenas Ginandjar Kart asasmit a. Rusia t ak mau t urunkan harga dari US$ 150 jut a. Tot al pembayaran US$ 600 jut a. M enurut majalah Panji M asyarakat , peran M amiek lebih sebagai agen penjualan Rusia di sini. Tapi rencana jual-beli rudal ini ront ok set elah badai krisis ekonomi bert iup mulai Juli 1997.

Rudal dan M amiek? Bagi banyak orang, pasangan it u sungguh t ak cocok. Publikasi yang t ersiar, ibu sat u put ra dari perkaw inannya dengan Prat ikt o Prayit no Singgih it u hanya berbisnis sesuai dengan lat ar belakang pendidikannya sebagai alumni Inst it ut Pert anian Bogor. Saat bapaknya masih berkuasa, t elevisi kerap menyiarkan gambar Ibu Tien besert a para cucu diant ar oleh M am iek memet ik buah di Taman Buah M ekar Sari, sebuah lokasi pengembangan riset bot ani sekaligus t empat rekreasi keluarga seluas 264 hekt are di Cileungsi, Bogor, Jaw a Barat .

Tak banyak yang t ahu bahw a perusahaan pengelola t aman buah it u, PT Unggul M ekar Sari, hanyalah salah sat u anak perusahaan dalam kelompok M anggala Krida Yudha, induk perusahaan M amiek. Bisnis M anggala bukan buah, melainkan mengimpor suku cadang pesaw at pengangkut milit er C-130 Hercules dengan nilai US$ 15 jut a. M asih belum percaya? Dengan bendera PT Dw ipangga Sakt i Prima, M amiek juga mengimpor st imulat or pesaw at yang sama senilai US$ 30 jut a. Harap diingat , semua bisnis ini t erjadi sebelum 1998 ket ika rupiah belum loyo sepert i sekarang.

Si ragil M amiek lahir pada 23 Agust us 1964 ket ika ayahnya menjadi Panglima Komando St rat egis Angkat an Darat. Ia lahir dalam keadaan sungsang. Pada umur 13 bulan, ket ika sedang belajar berjalan, M amiek kecil t ert at ih-t at ih mengejar kakaknya, Tommy, saat it u 4 t ahun, yang berlari mencari perlindungan pada ibunya di dapur. Kaget oleh kedat angan Tommy yang t iba-t iba, sepanci sup daging rusa yang masih panas di t angan Ibu Tien t umpah mengguyur Tommy. Insiden yang t erjadi empat hari sebelum melet usnya G30S/ PKI it u membuat Tommy diraw at di RSPAD.

Set elah Soehart o lengser dari jabat an pada 1998, M amiek berurusan dengan pengadilan. Pada 18 Desember 2000, majelis hakim Pengadilan Negeri Jakart a Pusat yang diket uai Asep Iw an Iraw an memut uskan M amiek bersalah karena t idak melaporkan hilangnya pist ol merek NAA kaliber 22 milimet er yang dimilikinya. Anak bungsu it u dijat uhi hukuman kurungan badan 10 hari dengan masa percobaan 30 hari. Ia diw ajibkan membayar biaya perkara Rp 1.000. Tapi, karena selama 30 hari it u M amiek t ak melakukan t indak pidana apa pun, ia urung masuk hot el prodeo.

Juan Felix Tom pubolon, pengacara keluarga Soehart o, mengat akan t ak benar M anggala Krida Yudha t erlibat bisnis peralat an milit er. " Dat a yang diungkap it u keliru," ujarnya. M engenai pist ol, menurut Juan, memang saat it u ada pemeriksaan, M amiek lupa menaruh pist olnya. Set elah mint a w akt u unt uk mencari, senjat a api t ersebut dit emukan berikut surat -surat nya. " Bent uk pist olnya kecil. Ket elingsut karena w akt u it u beliau sedang pindah rumah."

Tr agedi 1965, Menggant ung Per t anyaan

A it u pent ing, t api saya pesimist is ada gunanya," kat anya dua t ahun lalu.

NAK sulung Nyot o, Svet lana, mengaku ingin melihat Soehart o dit unt ut at as t ragedi 1965. Tapi put ri Wakil Ket ua II CC PKI it u t ak pernah ikut dalam kelompok-kelom pok keluarga korban G30S yang menggugat pemerintah. " Saya t ahu t unt ut an-t unt ut an

M enurut Svet , ibunya, Sut arni, juga punya keinginan sama. Tapi Nyonya Nyot o, yang kini berusia 79 t ahun, it u t idak menyimpan amarah t erhadap Soehart o. Padahal, kat anya, " Ada t eman Ibu yang marah hingga sakit jika mendengar Soehart o bebas dari t unt ut an hukum."

Keluarga Nyot o adalah cont oh korban G30S yang menjalani hidup t anpa luka dan t rauma. Sut arni bisa mencerit akan pengalamannya memboyong anak-anaknya, berpindah dari sat u rumah t ahanan ke rumah t ahanan lain, dengan ringan, bahkan t anpa kehilangan rasa humor. M ereka t ak t ahu kapan dan di mana sang suami dan ayah dibunuh, apalagi t ahu kuburnya.

Tent u t ak semua korban G30S bersikap sepert i keluarga Nyot o. Sebab, t ragedi 43 t ahun silam it u melibat kan jumlah manusia yang t idak sedikit . Sekit ar t iga jut a orang meninggal, belasan ribu dikirim ke Pulau Buru, dan jut aan lainnya menerima perlakuan diskriminat if. Orde Baru, yang dipimpin Soehart o, mencipt akan perangkat hukum yang melegit imasi berbagai t indakan aniaya t erhadap masyarakat dengan cap komunis pada w akt u it u.

Pengiriman ribuan orang ke Pulau Buru, m isalnya, sebenarnya dem i mengamankan rezim yang baru lahir agar menang dalam pemilihan umum pert ama di era Orde Baru, pada 1971. Seharusnya pemerint ah sement ara penggant i Soekarno menggelar pemilu pada 1968. Tapi, karena Soehart o-yang saat it u menjadi penanggung jaw ab keamanan-belum siap, hajat an nasional it u dit unda.

M em-Buru-kan ribuan orang it u, dengan klasifikasi Golongan " B" , disahkan dengan surat Panglima Komandan Operasi Keamanan dan Ket ert iban (Pangkopkamt ib) No. KEP 009/ KOPKAM / 2/ 1969, yang dit andat angani M araden Panggabean at as nama Soehart o. Jaksa Agung yang bert anggung jaw ab kepada Pangkopkamt ib melengkapi at uran hukum lain unt uk " melegalkan" penahanan di Pulau Buru, 1969-1979.

Adapun Golongan " C" , at au yang dianggap t erpengaruh ideologi kiri, set elah dit ahan mendapat " hukuman" dalam bermasyarakat , sepert i dilarang menjadi pegaw ai negeri, menjadi anggot a parlemen, bahkan ikut pem ilihan umum. Pemerint ah membakukan beberapa perat uran pem benaran diskrim inasi it u, sepert i Inst ruksi M ent eri Dalam Negeri No. 32/ 1981, yang melarang orang yang berkait an langsung at au t idak langsung dengan G30S menjadi pegaw ai negeri, t ent ara, pendet a, guru.

Pert anyaan it u memang t et ap menggant ung: bersalahkah Soehart o dalam t ragedi 1965? M emang, t erut ama set elah reformasi, para korban " gempa polit ik" it u melakukan beberapa upaya hukum menunt ut pemerint ah-bukan Soehart o langsung-agar bert anggung jaw ab, dengan cara merehabilit asi nama dan memberikan gant i rugi. Tapi semua t unt ut an it u kandas.

Komisi Nasional Hak Asasi M anusia (Komnas HAM ) pun membent uk t im unt uk menyelidiki pengiriman paksa ribuan orang ke Pulau Buru, sebagai pelanggaran berat hak asasi manusia. Anggot a Komnas HAM , M .M . Billah, membent uk t im dan membuat proposal. Tapi, t ernyat a, met odologi penyelidikan yang dit aw arkan Billah t idak diset ujui Dew an Perw akilan Rakyat (DPR) pada pert engahan 2004.

M enurut Billah, gugat an t erhadap Soehart o unt uk kasus pelanggaran hak asasi manusia di Pulau Buru ini bisa dihidupkan kembali jika t ujuh dari 20 anggot a Komnas HAM menyet ujuinya. " Tapi, it u juga belum jaminan penyelidikan it u akan berlanjut , karena harus kembali mint a perset ujuan DPR," kat a Billah. Dia mengakui, berat sekali mengangkat kasus pelanggaran berat hak asasi Pulau Buru hingga ke pengadilan. " M asing-masing kepala punya kepent ingan," ia menambahkan, sepert i bert am sil. M ungkin jaw aban sepert i it ulah yang membuat orang sepert i Svet lana cenderung pesimist is.

Lar i dar i Malar i

IM A belas Januari 1974. M ahasisw a t urun ke jalan. M ereka berdemonst rasi menent ang kedat angan Perdana M ent eri Kakuei Tanaka dari Jepang. Tanaka dianggap sebagai simbol modal asing yang mest i dienyahkan. Aksi berupa long march dari

Salemba menuju Univerit as Trisakt i di Grogol, Jakart a Barat , it u mengusung t iga t unt ut an: pemberant asan korupsi, perubahan kebijakan ekonomi mengenai m odal asing, dan pembubaran lembaga Asist en Pribadi Presiden. Rat usan ribu orang ikut t urun ke jalan. Tet api aksi ini kemudian berujung pada kerusuhan.

M enurut Hariman, aksi mahasisw a usai pukul 14.30. " Sedangkan kerusuhan t erjadi sat u jam kemudian," kat anya. M assa yang mengaku dari kalangan buruh it u menyerbu Pasar Senen, Blok M , dan kaw asan Glodok. M ereka melakukan penjarahan sert a membakar mobil buat an Jepang dan t oko-t oko.

Panglima Komando Operasi Pemulihan Keamanan dan Ket ert iban Jenderal Soemit ro sempat menghadang massa di kaw asan Sarinah, Jakart a Pusat . Dia berusaha membelokkan gerakan massa yang mengarah ke Ist ana Presiden. " Ayo, ikut saya, kit a jalan sama-sama ke Kebayoran!" t eriaknya. " M aksud saya, mau membuat t ujuan mereka menyimpang, supaya jangan sampai ke arah M onas...."

M assa t ak beranjak. Kepada Tempo beberapa t ahun silam, Soemit ro mengaku sudah menaw arkan dialog ant ara Dew an M ahasisw a UI dan Tanaka. Tanaka sudah bersedia, t et api DM -UI menjaw ab bahw a " dialog digant i dengan dialog jalanan...."

Tet api Jakart a sudah t elanjur menjadi karang abang. Hari it u belasan orang t ew as, rat usan luka-luka, ham pir seribu mobil dan mot or dirusak dan dibakar, sert a rat usan bangunan rusak. Ini masih dit ambah 160 kilogram emas yang hilang dari sejumlah t oko perhiasan. Saking raw annya, Soehart o mest i mengant ar Tanaka menumpang helikopt er ke Bandara Halim sebelum bert olak kembali ke negerinya.

Hariman Siregar, Ket ua Dew an M ahasisw a Universit as Indonesia saat it u, diseret ke pengadilan dengan t uduhan melakukan t indakan subversi. Set elah empat bulan sidang, vonis enam t ahun penjara mest i ia t anggung.

" Saya dianggap merongrong kew ibaw aan negara," kat a Hariman ket ika dit emui, M aret 2006. Harga yang harus ia bayar pun kelew at mahal. Saat menghuni hot el prodeo it ulah ayahnya meninggal, ist ri t ercint anya sakit , dan anak kembarnya meninggal.

Perist iw a yang dikenal sebagai M alari it u mengubah perjalanan Indonesia. Sebab, menurut sejaraw an Asvi Warman Adam dalam sebuah art ikelnya, set elah it u Soehart o melakukan represi secara sist emat is. Sjahrir, yang ikut dit ahan setelah perist iw a t ersebut , menilai M alari adalah bent uk konsolidasi kekuat an Soehart o.

Tot al aparat menggaruk 750 orang-50 di ant aranya pemimpin mahasisw a dan cendekiaw an, sepert i Hariman Siregar, Sjahrir, Yap Thiam Hien, M oht ar Lubis, Rahman Tolleng, dan Aini Chalid. " Bayangkan, t anggal 11 Januari masih dipeluk-peluk Soehart o, t anggal 17 gue dit angkap," Hariman mengenang. Pada 11 Januari, Soehart o memang menerima Hariman bersama t okoh mahasisw a lain di Bina Graha. Soehart o bermaksud meredam aksi mahasisw a.

Para t okoh it u dit ahan berdasar Undang-Undang Ant isubversi. Sebagian dari mereka dibebaskan set ahun set elah meringkuk di penjara, karena t erbukt i t ak t erlibat . Pengadilan berdasar UU Ant isubversi it u menuai kecaman.

Sampai det ik ini, persoalan kerusuhan it u t ak pernah t erungkap. Sjahrir mengungkapkan pengadilan t ak mampu membukt ikan mahasisw a ada di balik aksi pembakaran mobil dan perampokan it u. Tak m engherankan jika muncul dugaan bahw a pet aka M alari adalah bara yang memercik akibat rivalit as ant ara Jenderal Soem it ro dan Ali M oert opo (asist en pribadi Presiden dan Kepala Operasi Khusus w akt u it u). Soemit ro dit uding memiliki ambisi kekuasaan sepert i disebut dalam Dokumen Ramadi. M enurut Asvi Warman, Ramadi saat it u dikenal dekat dengan Ali M oert opo.

Almarhum Soemit ro pernah mengaku menanyai Ali M oert opo soal isu rivalit as-jauh sebelum M alari melet us. " Li, suara di luar mengat akan kamu rival saya. It u t idak bisa, saya ini masih m ilit er, t ak punya t ujuan polit ik. Kamu bint ang dua, saya bint ang empat . Kamu Deput i Bakin, saya Pangkopkamt ib dan Wapangab. Jarak kit a t erlalu jauh unt uk jadi rival. Tapi, kalau kamu mau jadi presiden, it u hakmu." Saat it u Ali M oert opo langsung membant ah. " O, t idak. Tidak ada pikiran sepert i it u," kat a Soemit ro mengut ip jaw aban Ali.

Perist iw a M alari membuat kedua jenderal it u akhirnya kehilangan jabat an. Soehart o mencopot Soemit ro dari kursi Panglima Kopkamt ib/ Wapangab. Sement ara dia juga membubarkan lembaga Aspri. Namun beberapa t ahun kemudian Soehart o masih memakai Ali M oert opo unt uk berbagai jabat an di birokrasi.

Kini, lebih dari t iga dekade t elah lew at , misteri masih menyelimut i perist iw a it u. Dalam biografinya, Soehart o t ak menyinggung periode kelam t ersebut . Hariman sekarang hanya bisa berharap agar pemerint ah segera mengungkap kejadian it u.

Par a Penembak dalam Gelap

uat u malam, 26 Juli 1983, nun di Lubuk Pakam, 40 kilomet er dari M edan. Dari remang-remang, Suw it o, pemilik dua w arung di desa it u, melihat lima orang yang menghampirinya. M ereka memint a Suw it o mengikut i mereka karena but uh

ket erangan. Tanpa curiga, Suw it o naik ke mobil Landrover put ih penjemput . Di dalam mobil,

mereka bert anya soal Usman Bais, pem impin perampok t erkenal dari M edan saat it u yang pernah makan di w arungnya. Suw it o membant ah punya hubungan dengan sang perampok, apalagi ket ika mereka menuduh Usman Bais sebagai orang yang memberi modal unt uk w arungnya.

M enurut cerit a Suw it o, ia dibaw a berput ar-put ar di pinggiran M edan selama dua jam. Ia sempat difot o dua kali. Di Desa Hamparan Perak yang sepi, Suw it o dipaksa t urun. Seorang penjemput nya ikut t urun. " Orangnya sedang-sedang, t egak, t api agak pincang," kat a Suw it o.

Begit u t urun, lelaki pincang mencabut pist olnya. " Tiga kali dor, saya jat uh. Saya masih bisa mendengar salah seorang penjemput menyuruh supaya kepala saya dit embak. Tapi orang yang diperint ah bilang saya sudah mat i, set elah meraba perut saya," kat a Suw it o. Ia memang menahan napas berpura-pura mat i. Suw it o lalu dilempar ke parit di pinggir jalan.

Pada 1983, adegan sepert i it u t erjadi di mana-m ana di segenap penjuru Indonesia yang kelak dikenal sebagai perist iw a Pet rus (Penembak M ist erius). Kala it u, w arga Jakart a dan kot a-kot a besar lain di Indonesia menjadi t erbiasa dengan mayat -mayat bert ebaran. Namun, mereka sama sekali t ak menget ahui siapa pembunuhnya.

Pemerint ah pada aw alnya enggan menjelaskan penemuan mayat -mayat it u. Aparat keamanan pun menepis ket erlibat an mereka. Panglima ABRI saat it u, Jenderal L.B. M oerdani, misalnya, hanya menyat akan bahw a pembunuhan t erjadi akibat perkelahian ant argeng. Pembunuhan yang bert ubi-t ubi it u, menurut Benny, bukan keput usan pemerint ah. M emang, kat anya, " Ada yang mat i dit embak pet ugas, t api it u akibat mereka melaw an pet ugas."

Namun, dalam buku biografi Ucapan, Pikiran, dan Tindakan Saya, Soehart o just ru " mengesahkan" adanya pet rus it u. Ia menyat akan, penembakan mist erius it u sengaja dilakukan sebagai t erapi kejut unt uk meredam kejahat an.

" Kejadian it u mist erius juga t idak. M asalah yang sebenarnya adalah bahw a kejadian it u didahului ket akut an oleh rakyat ," kat a Soehart o, yang t ert ulis pada Bab 69 biografinya. Orang-orang jahat it u, kat a dia, sudah bert indak melebihi bat as-bat as perikemanusiaan. " Dengan sendirinya kit a harus mengadakan t reat ment , t indakan yang t egas," t ut urnya.

" Tindakan t egas bagaimana? Ya harus dengan kekerasan. Tet api kekerasan it u bukan lant as dengan t embakan, dor-dor, begit u saja. Bukan! Tet api yang melaw an, ya, mau t idak mau harus dit embak. Karena melaw an, maka dit embak," demikian penut uran Soehart o melalui biografinya.

Tak ada angka resmi jumlah korban pet rus it u. Hingga Juli 1983, menurut Benny M oerdani, t ercat at ada 300 korban di seluruh Indonesia. Jumlah sebenarnya bisa dipast ikan lebih dari it u karena banyak bandit yang mayat nya t anpa bekas.

M ulyana W. Kusumah, pakar kriminologi yang melakukan riset soal Pet rus, menyebut kan bahw a yang menjadi korban mencapai angka 2.000 orang. M ent eri Luar Negeri Belanda kala it u, Hans van den Broek, pada 1984 memint a pemerint ah Indonesia menghormat i hak asasi manusia, bahkan menyebut kan korban Pet rus mencapai 3.000 orang.

Bert ahun-t ahun kemudian, ket erlibat an pemerint ah dalam pembunuhan mist erius it u mulai t erkuak. M enurut penelit ian M ulyana, Pet rus merupakan lanjut an dari Operasi Pemberant asan Kejahat an di beberapa kot a besar.

M ula-mula, operasi ini dicanangkan oleh Komandan Garnisun Yogyakart a Let nan Kolonel M . Hasbi pada M aret 1983. Lalu diikut i daerah-daerah lain, t ermasuk Jakart a. Ribuan gali-ini sebut an bagi preman-dit embak, sebagian di ant aranya buru-buru menyerah, kabur ke hut an, at au segera berubah menjadi orang baik-baik.

Bagi pemerint ah, keput usan unt uk " menyelenggarakan" Pet rus dianggap posit if. Angka kejahat an disebut kan menurun w akt u it u. Di Yogyakart a, jumlah kejahat an dengan kekerasan menurun dari 57 menjadi 20 sejak Januari hingga Juni 1983. Pada periode yang sama, angka kejahat an di Semarang t urun dari 78 menjadi 50 kali.

Namun, cara mengat asi kejahat an dengan Petrus t ent u saja menuai kecaman. M ulyana pada kesimpulan penelit iannya menyebut aksi penembakan mist erius ini " ekst ralegal" yang bert ent angan dengan prinsip hukum dan keadilan. Lembaga Bant uan Hukum, yang kala it u dipimpin Adnan Buyung Nasut ion, menganggap aksi Pet rus sebagai " pembunuhan t erencana" .

Subuh Ber dar ah di Talangsar i

G Jepara, Lampung Tengah it u. Pekik t angis pecah ke angkasa, bersama desing peluru.

ERIM IS merinjis Talangsari, pagi 19 t ahun silam it u. Harinya Senin, 7 Februari 1989. Umat Islam baru saja membenahi salat subuh. Tiba-t iba t erdengar t embakan, gencar menyiram bangsal pengikut Warsidi di dukuh yang masuk bilangan Way

Empat pelet on pasukan Brigade M obil dari Kom ando Resor M ilit er Garuda Hit am, Lampung Tengah, mara bagai dirasuk dendam. M ereka dipimpin Kolonel A.M . Hendropriyono. Sehari-hari, jamaah Warsidi dikenal sebagai kelompok pengajian. Tapi milit er menuduh mereka mempersiapkan negara Islam.

Sebelumnya, beberapa kali polisi berselisih dengan anggot a kelompok ini. Komandan Rayon M ilit er (Danramil) Way Jepara, Kapt en Soet iman, pernah memanggil Anw ar, t okoh kelompok it u. Anw ar menolak, malah memint a Soet iman dat ang ke rumahnya. Camat Way Jepara, Zulkifli, kemudian mengirim surat panggilan. Anw ar t et ap menolak.

Dit emani sejumlah serdadu, Soet iman dan Zulkifli kemudian meluncur ke rumah Anw ar. M enurut versi t ent ara, rom bongan ini dihujani anak panah dan bat u kat apel. Soet iman t ew as. M enyusullah kemudian subuh bersimbah darah it u.

Jumlah korban simpang-siur. M enurut versi t ent ara, korban t ew as 27 orang. Tapi sejumlah lembaga sw adaya masyarakat menghit ung 246 korban t ew as. Pemerint ah memburu jaringan kelompok ini ke Jakart a dan Jaw a Tengah. Beberapa pengikut t ert angkap, dijebloskan ke bui.

Sepert i t ragedi kemanusiaan lainnya, suara korban Talangsari baru didengar set elah Soehart o jat uh, 21 M ei 1998. Korban dan akt ivis kemanusiaan menunt ut pemerint ah segera mengadili pelaku penembakan.

Pada Juni 2001, Komisi Nasional Hak Asasi M anusia (Komnas HAM ) membent uk t im

ad hoc unt uk menyelidiki kasus ini. Hasilnya t ak jelas. Belakangan, Komnas membent uk t im penyelidikan. Tim ini t erjun ke lapangan mew aw ancarai korban, keluarga korban, dan sejumlah pelaku. Penyelidikan it u selesai pada pert engahan M ei 2006.

Penyelesaian kasus ini berkelok. Hasil kerja t im masih harus memasuki t ahap analisis hukum. Pada t ahap ini akan dit ilik apakah t ragedi Talangsari masuk kat egori pelanggaran berat at au ringan. Hasil analisis it u pun harus dirapat kan lagi di pleno Komnas HAM .

Jika pleno menilai t idak t erdapat pelanggaran berat hak asasi manusia, kasus ini cukup diselesaikan lew at peradilan umum. Tapi, jika t erdapat pelanggaran berat hak asasi, penyelesaiannya bisa lew at dua pint u: Undang-Undang No. 26/ 2000 t ent ang Peradilan Hak Asasi M anusia, at au just ru cukup lew at Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR).

Jalan berliku it u diprot es sejumlah akt ivis hak asasi manusia dan korban Talangsari. Ahmad Fauzi Isnan, yang divonis 20 t ahun penjara, berharap Komnas HAM bisa menyelesaikan kasus ini. Tent ara yang t erlibat , kat anya, kini sudah jadi pet inggi, malah berambisi menjadi penguasa. " Dengan segala cara, mereka akan berusaha agar t idak disebut penjahat perang," kat anya.

Sejumlah korban lain berharap pemerint ah segera menunt askan kasus ini. " Kami mendesak pemerint ah segera membaw a kasus ini ke pengadilan. Jangan berlama-lama," kat a Azw ir Kaili, ket ua keluarga korban Talangsari.

Hendropriyono sendiri lebih memilih jalur damai. Pada Februari 2000, ket ika menjabat Kepala Badan Int elijen Negara (BIN), ia mengundang 80 korban dan keluarga korban ke rumahnya di Jakart a, membahas jalur islah. Jalur damai ini dit ent ang sejumlah korban. Belakangan, beberapa korban yang ikut islah malah menarik diri. Kini kasus ini masih di t ahap analisis hukum di Komnas HAM .

Tr agedi Membar a di Sindang Raya

H mencipt akan malapet aka.

uru-hara ini bermula dari sebuah post er. Berjudul " Agar Wanit a M emakai Pakaian Jilbab" , post er it u menempel di M usala As-Sa'adah, Tanjung Priok, Jakart a Ut ara. Sebuah anjuran yang biasa-biasa saja, t api pada 14 Sept ember 1984 post er it u bisa

Sit uasi polit ik saat it u memang melaju ke t it ik didih. Pemerint ah Soehart o get ol berkampanye soal asas t unggal Pancasila, yang dit ent ang keras sejumlah kalangan muslim.

Syahdan, suat u pagi 7 Sept ember 1984, Sersan Sat u Hermanu, anggot a Babinsa Koja Selat an, Jakart a Ut ara, memint a w arga mencopot post er di musala it u. Warga menolak. Esoknya, Hermanu dat ang lagi menghapus post er it u dengan koran yang dicelup ke air got .

Lalu, mengalirlah desas-desus Hermanu masuk musala t anpa melepas sepat u. M usala it u pun kot or. Warga yang marah hendak menghajar sang Babinsa. Ia selamat karena dilindungi seorang t okoh masyarakat . Gagal menghajar Hermanu, w arga membakar sepeda mot ornya.

Tent ara dari Komando Dist rik M ilit er (Kodim) Tanjung Priok segera menyat roni kaw asan it u. Empat pemuda yang diduga membakar sepeda mot or diangkut ke Kodim. Warga memint a Amir Biki, seorang t okoh m asyarakat Tanjung Priok, membebaskan keempat pemuda. Gagal.

Warga yang prot es lalu memenuhi Jalan Sindang Raya, Tanjung Priok. Di sit u sejumlah t okoh unjuk bicara, t ermasuk Amir Biki. Selain mengecam kebijakan asas t unggal, mereka menunt ut pembebasan empat pemuda t ersebut , paling lambat pukul 11 malam. Jika t idak, aksi massa jalan t erus. Kodim menolak.

M assa kemudian bergerak ke kant or Kodim. Di t engah jalan, di depan kant or Polisi Resor Jakart a Ut ara, massa dihadang polisi. Tembakan melet us. Huru-hara pun meledak dan meluas. Sejumlah t oko m ilik ket urunan Tionghoa dijarah.

Versi resmi pemerint ah, korban mat i cuma 28 orang, t api keluarga korban menghit ung sekit ar 700 w arga t ew as dalam t ragedi it u. Amir Biki sendiri t ew as dit erjang peluru. Sejumlah t okoh, sepert i Qodir Djaelani, Tony Ardi, M aw ardi Noor, dan Oesmany, dit angkap.

Selama pemerint ahan Soehart o, kasus ini t ak pernah diproses. Tunt ut an penyelidikan t erhadap kasus ini baru ramai sesudah Soehart o lengser. Korban dan keluarga korban mendesak pemerint ah agar Soehart o dan sejumlah t ent ara yang t erlibat diseret ke pengadilan.

Kasus ini diadili pengadilan ad hoc hak asasi manusia. Belasan pelaku diseret ke muka hukum. Di ant aranya M ayor Jenderal Sriyant o M unt asram, yang saat diadili menjabat Komandan Kopassus. Sriyant o, yang saat kejadian menjabat Kepala Seksi Operasi II Kodim 0502, Jakart a Ut ara, dit uduh t erlibat perist iw a ini. Agust us 2004, pengadilan ad hoc pert ama memut us bebas Sriyant o. Put usan it u diperkuat M ahkamah Agung, Sept ember 2005.

M ayor Jenderal (Purn.) Pranow o, yang saat kejadian menjabat Kepala Polisi M ilit er Kodam Jaya, juga diajukan ke meja hijau. Ia dit uduh membiarkan anak buahnya menyiksa pesert a unjuk rasa yang dit angkap aparat saat it u. Hakim t idak menemukan keterlibat an Pranow o dalam penyiksaan it u. Ia pun bebas.

Ada yang divonis bersalah di pengadilan pert am a, t api bebas di pengadilan t inggi. M ayor Jenderal (Purn.) Rudolf Adolf But ar-But ar, yang saat kejadian menjabat Komandan Kodim 0502 Jakart a Ut ara, divonis sepuluh t ahun penjara di t ingkat pert ama. Juni 2005, Pengadilan Tinggi Daerah Jakart a membebaskan But ar-But ar. Belasan pelaku lapangan divonis bervariasi di pengadilan pert ama, dari dua hingga t iga t ahun.

Put usan it u dikecam korban dan keluarga korban Tanjung Priok. " Tidak memperhat ikan rasa keadilan keluarga korban," kat a Benny Biki, adik kandung Amir Biki. Ia menilai put usan Pengadilan Tinggi DKI Jakart a it u t idak sesuai dengan fakt a di lapangan.

Keluarga korban mendesak pemerint ah juga mengadili pet inggi milit er saat it u, sepert i Jenderal (Purn.) Try Sut risno, bekas w akil presiden yang saat kejadian menjabat Panglima Kodam Jaya, Benny M oerdani (mant an Panglima ABRI, kini sudah almarhum), dan Soehart o selaku presiden.

Ket ika Kejaksaan Agung menghent ikan proses hukum at as Soehart o karena alasan sakit , korban dan keluarga korban t ragedi Tanjung Priok mengajukan prot es keras. " Kami sangat t erpukul dengan penghent ian proses t ersebut ," kat a Rat ono, Ket ua Ikat an Korban Tanjung Priok. Soehart o, kat anya, t elah menyebabkan mereka kehilangan keluarga dan hart a benda. Hart a benda mungkin bisa t ergant ikan. Kehilangan keluarga?

27 Juli Pada Suat u Pagi

SABTU, 27 Juli 1996, pukul enam pagi. Kantor pusat PDI Jalan Diponegoro. Suasana hening pecah oleh sebuah penggempuran. Kantor itu diserang 200 orang tak dikenal.

" Dat anglah orang-orang kekar yang t urun dari delapan t ruk pasir. M ereka biadab sekali. Anak-anak kecil juga perempuan yang berada di t rot oar mereka sikat dengan rot an sepanjang 60 sent imet er," kat a saksi, Albert Birhan, simpat isan PDI. Dengan brut al, aparat keamanan bercampur dengan preman dan anggot a organisasi pemuda pro-rezim Orde Baru memukuli orang-orang yang berada di t empat it u.

Apakah yang sesungguhnya t erjadi? Bukalah halaman sejarah Orde Baru. Kongres PDI di M edan t ahun 1993 mem ilih

M egaw at i Soekarnoput ri sebagai ket ua umum . M enurut bekas Wakil Bendahara PDI Soerjadi, Alex Widya Siregar, sejak M usyaw arah Nasional 1994 di Jakart a yang memilih M egaw at i sebagai Ket ua Umum PDI, Presiden Soehart o merasa semakin gerah. " Pak Hart o t ampaknya juga khaw at ir kalau M ega t erus melaju," kat anya kepada Tempo t iga t ahun set elah perist iw a t ersebut .

Pada 2 Juni 1996, Alex Widya Siregar dim int a Kepala BIA Syamsir Siregar unt uk mempert emukan ABRI dengan t okoh-t okoh PDI. Hasilnya, Kepala St af Sosial Polit ik ABRI Syarw an Hamid bert emu Soet ardjo Soerjogoerit no dan Panangian Siregar.

Empat hari kemudian, pert emuan it u dilanjut kan di kant or BIA. Saat it u diput uskan, figur yang paling t epat menandingi M egaw at i adalah Soerjadi. Syarw an Hamid dan Direkt ur

A BIA, Zacky Anw ar M akarim, menurut Alex, langsung menghubungi Soerjadi. " Saat it u Soerjadi mint a syarat , mau menjadi ket ua umum hanya jika dit erima oleh Pak Hart o," ujar Alex.

Pada 16 Juli t ahun yang sama, rapat PDI Soerjadi memut uskan Alex memimpin t im yang bert ugas mengambil alih kant or PDI di Jalan Diponegoro. M enurut kesaksian Let nan Jenderal (Purn) Suyono, bekas Kepala St af Umum ABRI, penyerbuan it u mulai dimat angkan set elah diadakan pert emuan di rumah Presiden Soehart o di Jalan Cendana pada 19 Juli. Saat it u Presiden Soehart o, di hadapan beberapa pet inggi milit er dan Polri, mengungkapkan keresahannya t erhadap M egaw at i dan pengikut -pengikut nya.

Rencana penyerbuan pada 23 Juli yang dipimpin Alex t ernyat a gagal, karena preman yang disew a Alex dianggap berkhianat dan membocorkan rencana it u. " Akhirnya saya bat alkan," kat a Alex. Tiga hari kemudian massa dikumpulkan di lant ai 5 Gedung Art ha Graha. Alex juga sow an ke Pangdam Sut iyoso, tent ang rencana penyerbuan pada 27 Juli 1996. " Sut isoyo berkat a, selaku Pangdam, ia w ajib berada di lokasi kerusuhan unt uk t ahu permasalahan," ujar Alex.

Pada Kamis 25 Juli, Presiden Soehart o menerima Ket ua Umum DPP PDI Soerjadi dan

10 fungsionaris part ai di Bina Graha, Jakart a. Pert emuan inilah yang mengakhiri spekulasi polit ik seakan DPP PDI Soerjadi belum diakui pemerint ah. Dalam pert emuan selama 70 menit it u, lebih lama 40 menit dari yang dijadw alkan, lahirlah ist ilah baru " set an gundul" .

" Beliau (Soehart o-Red) menyebut orang-orang yang menunggangi masalah di PDI sehingga berlarut -larut sebagai set an gundul. Beliau menyebut nya sambil guyon, kami t idak t ahu siapa yang dimaksudkan oleh beliau," ujar Soerjadi saat dihubungi Tempo set elah hampir 10 t ahun perist iw a it u t erjadi.

Pernyat aan Presiden Soehart o it ulah yang kemudian menjadi alasan pembenaran oleh aparat keamanan unt uk menyerbu kant or pusat PDI di Jalan Diponegoro, Jakart a Pusat , pada Sabt u pagi, 27 Juli. M enurut Soerjadi, pihaknya t idak diberi t ahu akan ada " acara ambil paksa" kant or pusat PDI dari t angan pendukung PDI M egaw at i Soekarnoput ri. " Saya sama sekali t idak t ahu, bahkan sampai saat saya dit ahan, saya t ak t ahu kenyat aan yang sebenarnya t erjadi pada 27 Juli 1996 it u," kat anya.

Para pendukung M egaw at i menduga ada rat usan orang t ew as akibat serbuan it u. Ket ua PDI Perjuangan Jakart a Selat an Audy Tambunan menyebut kan, korban dimakamkan secara massal di pekuburan Pondok Rangon, Jakart a Timur. M enurut laporan Komisi Nasional Hak Asasi M anusia, dari perist iw a it u cuma lima orang yang t ew as, 149 luka-luka, dan 23 orang hilang. Laporan lembaga yang dipimpin oleh bekas M ent eri Agama M unaw ir Sjadzali it u mencurigai " ket erlibat an langsung pemerint ah" . Jika didengar dari para saksi, diduga lebih dari 30 orang t ew as.

Pemerint ah menahan 124 orang pengikut M egaw at i yang berada di t empat saat penyerangan. Sedangkan " set an gundul" yang dimaksudkan Presiden Soehart o dicokok dan dit ahan. Budiman Sudjat miko dan anggot a Part ai Rakyat Demokrat ik, yang dideklarasikan empat hari menjelang kerusuhan 27 Juli, menjadi " kambing hit am" sert a " set an gundul" yang hendak " dibersihkan" Soehart o. Budiman dan kaw an-kaw an diberi ampunan Presiden B.J. Habibie set elah Soehart o t ak lagi berkuasa dua t ahun set elah perist iw a 27 Juli 1996.

Jejak Sepat u Lar s Sang Jender al

elaki it u selalu melont arkan t anya yang sama. Ke mana perginya lelaki yang ia cint ai. Ke mana perginya dua t angan lembut it u? Beribu-ribu pert anyaan menerjang benak Zarkani (nama disamarkan). " Sudah mat ikah ayahku? Bila sudah, di mana kuburnya?"

Zarkani t erus bert anya kepada siapa saja yang ia t emui. Hingga sebelum dua t ahun lalu, t anya it u masih nyaring t erdengar. Kini, Zarkani ent ah ke mana.

Kew arasan lelaki t inggi kelahiran 1969 ini melayang sejak ia berusia 20 t ahun. Kisah pilu Zarkani berm ula saat ayahnya dipanggil ke markas TNI (ket ika it u masih ABRI) di Krueng Pase, Aceh Ut ara. Pemerint ah rezim Soehart o saat it u sudah menet apkan Aceh sebagai daerah operasi m ilit er (DOM ). Sejak it ulah ayah Zarkani t ak pernah kembali. Dan lelaki it u t erus menant i sert a bert anya.

Suat u kali Zarkani menggelepar di kubangan darah hew an kurban yang disembelih di halaman masjid sambil bert eriak, " Ini darah ayahku." Di lain w akt u, dia membuat gundukan di halaman rumah dan berkat a, " Ini makam ayahku."

Di bum i Seulaw ah ribuan anak t erhimpit kesedihan sepert i Zarkani. M ereka menant i ayah pulang. Hari, minggu, bulan, musim, t ahun berlalu, sang ayah t et ap saja t ak ada kabar.

Operasi milit er yang berlangsung pada 1989?1998. Pada masa it u sekit ar 300 personel Angkat an Gerakan Aceh M erdeka (GAM ) yang dilat ih di Libya kembali ke Aceh. Berbekal keyakinan dan senapan seadanya, t ent ara GAM menyerang pos-pos TNI dan Polri. Perang gerilya t ak t erbendung.

It ulah yang t erjadi di Syant alura. Saat it u kaw asan kilang minyak dan gas Arung, Aceh Ut ara it u masih menikmat i pagi. Polisi-polisi penjaga sedang mengecap udara segar. Tiba- t iba, segerombolan orang menggeruduk dan melepaskan rent et an t embakan ke pos polisi. " Sebuah peluru menyambar seorang polisi berpangkat kopral sat u," kat a Ramli Ridw an, mant an Bupat i Aceh Ut ara.

Ramli menut urkan, aksi saling bunuh ant ara TNI dan GAM melet us sejak Teungku Hasan Tiro mendeklarasikan Gerakan Aceh M erdeka (GAM ) pada 4 Desember 1976. ABRI menggempur mereka. Namun, Tiro dan pemimpin GAM lainnya kabur ke Sw edia set elah t ujuh t ahun buron di Tanah Rencong. Gerakan ini kemudian dit eruskan oleh t ent ara-t ent ara muda didikan Libya.

Kondisi gaw at it u membuat Gubernur Aceh Ibrahim Hasan mengumpulkan bupat i, t okoh masyarakat juga komandan t ent ara di Komando Resor M ilit er (Korem) 011/ Lilaw angsa di Lhokseumaw e. M ereka lalu sepakat membaw a masalah ini ke Jakart a.

Di Jakart a, Presiden Soehart o dengan cekat an segera memerint ahkan 6.000 Kopassus dit ambah di Aceh. Sampai M ei 1990, jumlah pasukan di sana menjadi 12 ribu orang. Operasi ini dikenal sebagai Operasi Jaring M erah. Sjafrie Sjamsoeddin, Prabow o Subiant o, dan Syarw an Ham id pernah mem impin operasi it u.

Operasi milit er adalah cara khas Soehart o dalam menyelesaikan konflik daerah. Cara it u pula yang digunakan meredam gejolak di Papua. Saat it u, sebagian w arga di sana kecew a at as hasil Penent uan Pendapat Rakyat (Pepera) 1 Desember 1969 yang berisi keput usan menyerahkan Papua Barat menjadi bagian dari Indonesia. Padahal, menurut versi mereka, pemerint ah Hindia Belanda t elah berjanji bakal memberikan kemerdekaan kepada bangsa Papua Barat , 1 Desember 1971.

Jauh sebelum Pepera, beberapa t okoh polit ik di sana sepert i Ferry Aw om memproklamasikan Papua merdeka di M anokw ari, 28 Juli 1965. M ereka juga merekrut pemuda-pemuda Biak unt uk perang gerilya. Salah sat u kelompok gerilya Operasi Papua M erdeka (OPM ) yang punya gigi adalah kelompok M andacan.

" Bisul" di Indonesia bagian t imur it u " diobat i" Soehart o dengan t erus menambah pasukan. M ant an Kepala St af Komando Daerah M ilit er Cenderaw asih M ayjen (Purn.) Samsuddin mengisahkan, " M enjelang Pemilu 1977 Papua mencekam. Pasukan mengamankan keadaan selama pemilu," kat a lelaki yang bert ugas di sana sejak 1975 it u.

Sejarah kemudian mencat at , senapan, meriam, dan darah t ernyat a t idak sepenuhnya memulihkan Papua dan juga Aceh. Di Aceh, ribuan anak dan w anit a t erhim pit kepedihan perang. Tim Pencari Fakt a Komisi Nasional HAM melaporkan, selama DOM sekit ar 3.000 w anit a jadi janda dan 20 ribu anak menjadi yat im. Sebagian dari jumlah it u akhirnya kehilangan kew arasan sepert i Zarkani, sebagian lagi malah diperkosa.

Di Papua sama saja. Akt ivis penolak Pepera, Arnold Clemens A.P., dit embak mat i. Sebanyak 10 ribu w arga Papua sampai mengungsi ke Papua Nugini. Dalam diam, Papua t erus bergejolak.

Sejarah t elah mencat at jejak kelam sepat u lars di dua daerah t ersebut .

Or ang Hilang Dibaw a Sampai Mat i

A dari Tugu Proklamasi sampai kant or Komisi Nasional Hak Asasi M anusia di kaw asan

dili Soehart o..., gant ung Soehart o.... Adili." Yel-yel sepert i it u dit eriakkan ibu-ibu dan puluhan akt ivis dari Ikat an Orang Hilang Indonesia (Ikohi), sambil menyeret pat ung mant an presiden Soehart o dalam kerangkeng besi. M ereka berjalan dua kilomet er

M ent eng, Jakart a Pusat . Prosesi serupa kerap dilakukan para akt ivis hingga kini. Walaupun sudah sepuluh t ahun Soehart o t ak berkuasa, para keluarga korban

penculikan masih menunt ut pengadilan t erhadap penguasa Orde Baru it u. M ereka adalah orang t ua dan keluarga korban penculikan yang t ak pernah kembali dan t ak ket ahuan di mana kuburnya. M enurut Ket ua Ikohi, M ugiyant o, mereka yakin Soehart o t erlibat dalam kasus penghilangan paksa para akt ivis it u.

" Dalam sebuah w aw ancara di majalah Panjimas, bekas Pangkost rad Prabow o Subiant o mengaku diberi 28 nama akt ivis yang harus diaw asi. Daft ar nama it u juga diberikan Soehart o kepada perw ira milit er lainnya, dan mereka it u yang t ermasuk hilang sampai kini," ujar M ugiyant o.

M enurut M ugi, ada t iga periode pent ing penghilangan paksa menjelang masa akhir Soehart o berkuasa. Periode pert ama adalah " periode pengamanan" Pemilihan Umum 1997. Saat it u, koalisi PDI dan PPP, yang menyebut dirinya " M ega Bint ang" , t engah menguat . Pada periode ini akt ivis yang hilang adalah mereka yang dikenal dekat dengan kedua part ai musuh Golkar, kendaraan polit ik Soehart o w akt u it u. Para korban adalah Yani Afri dan Soni, akt ivis dari PDI, dari PPP, Dedi Hamdun dan Noval Al-Kat iri.

Periode kedua, menjelang Sidang Umum M PR. Pius Lust rilanang, Desmond Junaidi M ahesa, Haryant o Taslam , dan akt ivis Part ai Rakyat Demokrat ik (PRD) sepert i Nezar Pat ria, Rahardjo Waluyo Jat i, Andi Arif, Feisol Reza, Wiji Tukul, t ermasuk M ugiyant o, merasakan penghilangan " paksa" it u (baca Kuil Penyiksaan Orde Baru).

Tak lama kemudian sembilan orang dikembalikan, set elah dit eror dan disiksa. " Saya disekap t iga hari, diset rum, disiksa, lalu diant ar ke Polda dan dit ahan selama t iga bulan," ujar M ugiyant o, 35 t ahun. Saat it u M ugi adalah mahasisw a Jurusan Sast ra Inggris Universit as Gadjah M ada, Yogyakart a.

Rahardjo Waluyo Jat i merasakan hal yang sama. " Selama t iga hari pert ama sejak diculik, t angan saya diborgol, kaki diikat , diset rum, dipukuli. Bahkan saya dit elanjangi dan dit idurkan di at as balok es," ujarnya saat memberikan kesaksianya di Komnas HAM . Jat i disekap mulai 12 M aret sampai 28 April 1998.

Set elah t iga hari, Jat i dipindahkan ke ruang baw ah t anah. Di t empat it u ia bert emu akt ivis asal Bandung, Pius Lust rilanang. M enurut Pius, kamar nomor lima pernah dihuni Soni Set elah t iga hari, Jat i dipindahkan ke ruang baw ah t anah. Di t empat it u ia bert emu akt ivis asal Bandung, Pius Lust rilanang. M enurut Pius, kamar nomor lima pernah dihuni Soni

Periode ket iga, mereka yang hilang pada saat kerusuhan M ei 1998. " Yang hilang adalah para saksi yang melihat langsung sekelompok orang t erkoordinasi membakar pasar at au mal saat penjarah masih banyak di dalamnya," ujar M ugi. Para korban yang hilang it u t ak semuanya t erdiri dari akt ivis. Ada korban yang bekerja sebagai pengamen at au karyaw an, di ant aranya bernama Ucok M unandar, Yadi, Abdul Nasser. " Sampai kini mereka t ak ket ahuan kabarnya, t api ada yang melihat mereka diambil paksa," kat anya.

M enurut M ugi, lem baga Ikohi sudah mengajukan permint aan agar t im ad hoc Komnas HAM menyelidiki peran bekas presiden Soehart o unt uk mengungkap kasus penghilangan paksa 1997-1998. Tim ini bisa bergerak dengan memanggil paksa pihak TNI dan Polri yang diduga t erlibat . " Dulu janji Kom nas HAM begit u. Kami juga menyerukan kepada segenap rakyat Indonesia yang mencintai keadilan agar bersama-sama menolak memaafkan Soehart o sebelum ada pengadilan yang jujur dan adil," ujar M ugi.

Di Kuil Penyiksaan Or de Bar u

ERISTIWA it u t erjadi sepuluh t ahun lalu, t api semuanya masih t et ap basah dalam ingat an. Kami berempat : Aan Rusdiant o, M ugiyant o, Pet rus Bima Anugerah, dan saya adalah anggot a Solidarit as M ahasisw a Indonesia unt uk Demokrasi (SM ID). Baru

sepuluh hari kami bert empat t inggal di rumah susun Klender, Duren Saw it , Jakart a Timur it u. Tak seorang t et angga pun t ahu bahw a kami anggot a gerakan ant ikedikt at oran.

Saat it u, M aret 1998, polit ik Indonesia sedang panas. Di t engah aksi prot es mahasisw a, Sidang Umum M PR kembali mengangkat Soehart o sebagai Presiden RI. Di kampus, gerakan menent ang rezim Orde Baru kian marak. Set iap hari, kemarahan membara di sekujur negeri. Kot a-kot a dibungkus selebaran, spanduk, dan post er. Indonesia pun t erbelah: pro at au ant i-Soehart o.

Sejak dit uding sebagai dalang kerusuhan 27 Juli 1996 (t api t ak pernah t erbukt i di pengadilan), SM ID dan semua organisasi yang berafiliasi ke Part ai Rakyat Demokrat ik (PRD) dinyat akan oleh pemerinah sebagai organisasi t erlarang. Sejak it u, hidup kami t erpaksa berubah. Kami diburu aparat keamanan Orde Baru. M aka, t ak ada jalan lain kecuali bergerak gaya baw ah t anah. Nama asli bergant i alias. Set iap kali berpindah rumah, harus menyaru sebagai pedagang buku at au lainnya.

Tapi pet ualangan baw ah t anah it u berhent i pada 13 M aret 1998. M alam it u, sekit ar pukul t ujuh, saya baru saja pulang dari Universit as Indonesia, Depok. Ada rapat mahasisw a sore it u di sana. Aan, mahasisw a Universit as Diponegoro Semarang sudah berada di rumah. Set elah mandi, saya menjerang air. M ugiyant o berjanji pulang sat u jam lagi, dan dia akan membeli makan malam. Sement ara, Bima Pet rus berpesan pulang agak larut .

Tiba-t iba t erdengar suara ket ukan. Begit u Aan membuka pint u, empat lelaki kekar merangsek masuk. M ereka menyergap dan memit ing t angan Aan. Saya kaget . Sekelebat saya melongok ke arah jendela. Kami berada di lant ai dua, dan di baw ah sana sejumlah " t amu t ak diundang" sudah menunggu. M ereka memakai seibo (penut up w ajah dari w ol), t api digulung sebat as t empurung kepala. Wajah mereka masih t erlihat jelas. " M au mencari siapa?" t anya saya. " Tak usah t anya, ikut saja," bent ak seorang lelaki. Set elah mencengkeram Aan, dua lainnya mengapit saya. Kami digiring menuruni t angga. Saya agak meront a, t api dengan cepat seseorang mencabut pist ol. Sekejap, kesadaran saya bicara: saya diculik! Dan dua mobil Kijang sudah menunggu di baw ah.

Di dalam mobil, mat a saya dit ut up kain hit am. Lalu mereka menyelubungi kepala saya dengan seibo it u. Saya juga merasa mereka melakukan hal yang sama pada Aan. Dompet saya diperiksa. Sial, mereka mendapat KTP saya dengan nama asli. " Wah, benar, dia Nezar, Sekjen SM ID!" t eriak salah sat u dari mereka.

Di mobil, mereka semua bungkam. Kaca t ert ut up rapat . Lagu house music diput ar berdebam-debam. Lalu kendaraan it u melesat kencang, dan berhent i sejam kemudian. Tak jelas di daerah mana. Terdengar suara handy t alkie mencicit , " M erpat i, merpat i." Agaknya it u semacam kode mereka. Rupanya, mereka memint a pint u pagar dibuka.

M at a kami masih t ert ut up rapat saat digiring masuk ke ruangan it u. Pendingin udara t erasa menusuk t ulang. Terdengar suara-suara orang, mungkin lebih dari 10 orang. Saya didudukkan di kursi. Lalu, mendadak sat u pukulan melesak di perut . Set elah it u, menyusul bert ubi-t ubi t endangan. Sat u t erjangan keras m endarat di badan, sampai kursi lipat it u pat ah. Bibir t erasa hangat dan asin. Darah mengucur.

Set elah it u, saya dibaringkan ke velbed. Tangan kiri diborgol dan kaki diikat kabel. M ereka bert anya di mana Andi Arief, Ket ua Umum SM ID. Karena t ak puas dengan jaw aban, alat set rum mulai beraksi. Dengan garang, list rik pun meront okkan t ulang dan sendi. " Kalian bikin rapat dengan M egaw at i dan Amien Rais, kan? M au menggulingkan Soehart o kan?" t anya suara it u dengan garang.

Absurd. Saat it u, kami mendukung M ega-Amien melaw an kedikt at oran. Tapi belum pernah ada rapat bersama dua t okoh it u. Saya tak banyak menjaw ab. M ereka mengamuk. Sat u mesin set rum diseret mendekat i saya. Lalu, kepala saya dijungkirkan. List rik pun menyengat dari paha sampai dada.

" Allahu akbar!" saya bert eriak. Tapi mulut saya diinjak. Darah mengucur lagi. Sat u set ruman di dada membuat napas saya put us. Tersengal-sengal. Saya sudah set engah t ak sadar, t api masih bisa mendengar suara t eguran dari seorang kepada para penyiksa it u, agar jangan menyet rum w ilayah dada. Saya merasa sangat lelah. Lalu t erlelap.

lll

ENTAH pukul berapa, t iba-t iba saya mendengar suara alarm memekakkan t elinga. Saya t ersent ak. Terdengar suara Aan meraung-raung. Ini mungkin kuil penyiksaan sejat i, t empat rit us kekerasan berlaku t iap menit . Alarm dibunyikan t iap kali, bersama t ongkat list rik yang suara set rumannya sepert i lecut an cambuk. Saya juga mendengar jerit an M ugiyant o. Rupanya, dia " dijemput " sejam set elah kami dit angkap. Hat i saya berdebar mendengar dia dihajar bert ubi-t ubi. Sekali lagi, mereka ingin t ahu apa bet ul kami t erlibat konspirasi rencana penggulingan Soehart o.

Selama dua hari t iga malam, kami disekap di t empat it u. Penyiksaan berlangsung dengan sangat met odis. Dari suara alarm yang mengganggu, pukulan, dan t eror ment al. Pernah, set elah beberapa jam t enang, mendadak kami dikejut kan t ongkat list rik. M ungkin it u t engah malam at au pagi hari. Tak jelas, karena mat a t ert ut up, dan orient asi w akt u hilang. Selint as saya berpikir bahw a penculik ini dari sat uan profesional. M ereka bilang, pernah bert ugas di Aceh dan Papua segala.

lll

Klik. Suara pist ol yang dikokang yang dit empekan ke pelipis saya. " Sudah siap mat i?" bisik si penculik. Saat it u m ungkin mat ahari sudah t erbenam.

Saya diam. " Sana, berdoa!" Kerongkongan saya t ercekat . Ajal t erasa begit u dekat . Tak seorang keluarga pun t ahu

bahw a hidup saya berakhir di sini. Saya pasrah. Saya berdoa agar jalan kemat ian ini t ak begit u menyakit kan. Tapi " eksekusi" it u bat al. Hanya ada ancaman bahw a mereka akan memant au kami di mana saja.

Akhirnya kami dibaw a ke suat u t empat . Terjadi serah-t erima ant ara si penculik dan lembaga lain. Belakangan, diket ahui lembaga it u Polda M et ro Jaya. Di sana kami bert iga dimasukkan ke sel isolasi. Sat u sel unt uk t iap orang dengan lampu lima belas w at t , t anpa mat ahari dan senam pagi.

Hari pert ama di sel, t rauma it u begit u membekas. Saya t akut melihat pint u angin di sel it u. Saya cemas, kalau si penculik masih berada di luar, dan bisa menembak dari lubang angin it u. Ternyat a semua kaw an merasakan hal sama. Sepekan kemudian, Andi Arief (kini Komisaris PT Pos Indonesia) diculik di Lampung. Set elah disekap di t empat " X" , dia t erdampar juga di Polda M et ro Jaya.

Sampai hari ini, perit iw a it u menjadi mim pi buruk bagi kami, t erut ama mengenang sejumlah kaw an yang hilang dan t ak pernah pulang. M ereka adalah Herman Hendraw an, Bima Pet rus, Suyat , dan Wiji Thukul.

Set elah reformasi pada 1998, sat u regu Kopassus yang disebut Tim M aw ar sudah dihukum unt uk kejahat an penculikan ini. Adapun Dew an Kehormat an Perw ira memberhent ikan bekas Danjen Kopassus Let nan Jenderal Prabow o sebagai perw ira t inggi TNI. Prabow o mengaku hanya mengambil sembilan orang. Semuanya hidup, dan sudah dibebaskan.

Pada 1999, majalah ini mew aw ancarai Sumit ro Djojohadikusumo, ekonom dan ayah kandung Prabow o. Dia mengat akan penculikan dilakukan Prabow o at as perint ah para at asannya. Siapa? " Ada t iga: Hart ono, Feisal Tanjung, dan Pak Hart o," ujar Sumit ro. Lalu kini apakah kami, rakyat Indonesia, harus memaafkan Soehart o?

Doa saya unt uk kaw an-kaw an yang belum (at au t idak) kembali.

Cat at an Hit am Kedungombo

EDUNGOM BO, 19 t ahun silam. Usai meresmikan penggunaan w aduk di Jaw a Tengah it u, sepert i biasanya, Presiden Soehart o menggelar t emu w icara. Puluhan w arga desa duduk ket akzim-t akziman, mendengarkan pet uah Soehart o. Set elah menjelaskan

panjang-lebar ihw al pent ingnya w aduk it u, Soehart o melemparkan kecamannya kepada penduduk yang t ak mau pindah dari lokasi w aduk. Ia menyebut mereka mbeguguk ngut ho w at on (berkepala bat u), seraya mengimbau jangan sampai menjadi kelom pok mbalelo.

Waduk Kedungombo menyimpan cerit a duka bagi ribuan penduduk yang sebelumnya berdiam di sana. Ket ika w aduk yang mampu menampung 723 jut a met er kubik air it u diresmikan, masih ada 600 kepala keluarga yang bert ahan di daerah genangan. M ereka t ak mau pindah karena gant i rugi yang diberikan pemerint ah t erlalu kecil dan diput uskan t anpa musyaw arah.

Pembangunan Kedungombo dimulai pada 1985. Ket ika it u, selain unt uk mencipt akan pembangkit list rik berkekuat an 22,5 megaw at t , air w aduk ini juga diniat kan memenuhi kebut uhan sekit ar 70 hekt are lahan pert anian. Unt uk membangun bendungan ini pemerint ah mendapat kucuran dana US$ 156 jut a dari Bank Dunia, dan US$ 25,2 jut a dari Bank Exim Jepang-ant ara lain.

Unt uk mew ujudkan w aduk seluas 6.000 hekt are it u, pemerint ah harus memindahkan sekit ar 5.000 kepala keluarga yang t ersebar di 37 desa di t iga kabupat en- Boyolali, Grobogan, dan Sragen. Selain menelan lahan puluhan desa yang t erserak di t iga kecamat an, w aduk it u juga " memakan" 304 hektare t anah negara dan 1.500 hekt are lahan Perhut ani.

Pada 1983, Gubernur Jaw a Tengah, Ismail, mengeluarkan surat keput usan gant i rugi pembangunan Kedungombo. Gant i rugi t anah t ert inggi dit et apkan Rp 700 per met er persegi. Ada w arga yang menerima, ada yang menampik. M ereka yang menerima gant i rugi diberi pilihan pindah ke t empat yang disediakan pemerint ah: Kayen (Purw odadi), Kedungmulyo, Kedungrejo (Boyolali), at au bert ransmigrasi ke luar Jaw a.

Yang t ak menerima memilih bert ahan. Pemerint ah pun berang. Ket ika it ulah kekerasan, t eror, dan int imidasi dilancarkan. Tak hanya dipaksa memberi cap jempol sebagai t anda set uju gant i rugi, penduduk yang t ak mau pindah juga diberi st empel " PKI" . Penduduk kemudian mengadukan t eror dan int im idasi ini ke DPRD Jaw a Tengah, Lembaga Bant uan Hukum, hingga M ent eri Dalam Negeri Soepardjo Rust am. Teror dan kekerasan memang mereda. Tapi perundingan penggant ian lahan t et ap bunt u.

Pada 14 Januari 1989, kendat i masih ada sekit ar 1.000 kepala keluarga yang belum pindah, M ent eri Pekerjaan Umum Radinal M ocht ar meresmikan Waduk Kedungombo. Sejak it u, set iap hari permukaan air naik set inggi 20 hingga 50 sent imet er. Air yang terus meninggi Pada 14 Januari 1989, kendat i masih ada sekit ar 1.000 kepala keluarga yang belum pindah, M ent eri Pekerjaan Umum Radinal M ocht ar meresmikan Waduk Kedungombo. Sejak it u, set iap hari permukaan air naik set inggi 20 hingga 50 sent imet er. Air yang terus meninggi

Pada 1990, 34 w arga yang t ak mau beranjak dari lokasi w aduk, lew at Lembaga Bant uan Hukum Indonesia, menggugat Gubernur Jaw a Tengah. M ereka menilai gant i rugi yang dit et apkan gubernur menyalahi ket ent uan. Walau di t ingkat pengadilan negeri dan pengadilan t inggi kalah, M ahkamah Agung pada 1994 memenangkan gugat an ini. Pemerint ah diw ajibkan membayar gant i rugi Rp 50 ribu per met er persegi unt uk t anah dan bangunan, dan Rp 30 ribu per met er persegi unt uk t anaman. Harga ini lebih t inggi dibanding permint aan w arga yang Rp 10 ribu per met er persegi.

Gubernur Ismail mengajukan peninjauan kembali (PK) at as put usan ini -dan menang. M ahkamah menyat akan gugat an w arga t idak dapat dit erima, dan majelis hakim kasasi keliru karena membuat put usan melebihi yang dit unt ut penggugat. Sejak it u, jalur hukum yang dit empuh w arga bunt et . M enurut Ket ua M ajelis Perhimpunan Bant uan Hukum dan HAM Indonesia (PBHI), Hendardi, pembangunan Waduk Kedungombo memang sarat dengan pelanggaran hak asasi manusia. " Ini merupakan cat at an hit am dalam sejarah republik ini," kat anya.

Tr isakt i Jadi Saksi

12 M ei 1998....

Halaman parkir Universit as Trisakt i padat oleh khalayak pada pukul 11 pagi. Ada guru besar, dosen, mahasisw a, kar- yaw an, alumni. M ereka meriung sembari menant ikan orasi mant an Kepala St af Angkat an Darat Jenderal Abdul Haris Nasut ion.

Beranjak siang, aliran manusia kian deras. Haw a mulai menghangat t at kala 5.000-an mahasisw a bergant ian memekikkan yel-yel. " Turunkan harga sembako! Reformasi polit ik! M undurlah Soehart o!"

Abdul Haris, jenderal t ua it u, bat al dat ang. Tapi anak-anak muda yang menant ikannya t idak membat alkan pergelaran akbar mereka: berjalan kaki ke gedung DPR/ M PR di Senayan, Jakart a Pusat -sepuluh kilomet er lebih dari kampus Trisakt i di Grogol, Jakart a Barat .

Saat it u t engah hari, sekit ar pukul 12.00 WIB. Baru 100-an met er keluar dari kampus, pasukan Pengendali M assa Polres Jakart a Barat , Korps Brim ob Polda M et ro Jaya, dan Pasukan Ant i-Huru-Hara Resimen Induk Kodam Jaya menghadang barisan mahasisw a Trisakt i.

Wakil mahasisw a, Dekan Fakult as Hukum Trisakt i Adi Andojo, dan Komandan Kodim Jakart a Barat , Let kol (Inf.) Amril Amin, berunding. Hasilnya? Aksi damai hanya sampai di depan kant or lama Wali Kot a Jakart a Barat . Kurang-lebih 300 met er dari kampus.

Adi menemui mahasisw a seusai berembuk. " Saya mint a kalian berjanji t idak ada aksi kekerasan di t empat ini," ujarnya, disambut t epuk t angan mahasisw a. Aksi berjalan t ert ib. Sesekali mahasisw a bercanda dengan aparat keamanan, membagikan minuman kemasan, permen, dan bunga maw ar

Sekit ar pukul 16.30 WIB, aparat memint a aksi dibubarkan dan mahasisw a dimint a mundur ke kampus. Sempat t erjadi ket egangan. M enurut saksi dari mahasisw a, ket ika mereka bergerak ke kampus, ada yang melont arkan kat a-kat a kot or dan makian. " Sepert inya polisi sengaja memancing kemarahan mahasisw a," kat a seorang saksi.

Tiba-t iba dent uman senapan mengoyak udara pet ang hari. M ahasisw a kocar-kacir, apalagi belum semuanya masuk ke kampus. Walau kemudian t erbukt i kampus bukan lagi " inner sanct um" alias " w ilayah suci" -yang bebas dari senjat a dan kekerasan.

Berondongan senjat a t ak berkeput usan ke arah kampus berlangsung hampir t iga jam. Rat usan orang t erluka. Empat mahasisw a gugur: Elang M ulia Lesmana, Hafidin Royan, Heri Hart ant o, Hendriaw an Sie.

Odit ur m ilit er kemudian mendakw a Komandan Unit II Pat roli M ot or Gegana Brim ob, Ipt u Erick Kadir Sully. Dia bersama 10 anggot a Brimob dit ugasi ke Polres Jakart a Barat pada hari it u. Sekit ar pukul 13.30 WIB-sepert i yang t ercant um dalam dakw aan odit ur-dat ang panggilan dari Wakil Kepala Polres Jakart a Barat , M ayor Herman Hamid, memint a mereka segera ke depan kant or w ali kot a unt uk menghadang mahasisw a yang bergerak ke DPR/ M PR.

Saat it ulah Erick, lagi-lagi menurut dakw aan odit ur, memerint ahkan anak buahnya yang bersenjat a St yer kaliber 5,56 menembak ke arah massa.

Jenis peluru it ulah yang bersarang di t ubuh empat mahasisw a yang t ew as-set elah diperiksa melalui uji balist ik di M ont real, Kanada, dan Belfast , Irlandia Ut ara.

Komisi Penyelidikan Pelanggaran Hak Asasi M anusia Trisakt i, Semanggi I, dan Semanggi II punya cat at an sendiri soal t ragedi ini. M enurut Komisi, pasukan gabungan t elah menyerang, memukul, menendang, dan menem bak dengan peluru sert a gas air mat a ke para mahasisw a Trisakt i yang berlindung di kant or lama Wali Kot a Jakart a Barat maupun yang t elah kembali ke kampus.

Perist iw a Trisakt i kemudian memicu kerusuhan di berbagai t empat di Jakart a. Demo mahasisw a marak di mana-mana, dan berujung pada pendudukan gedung DPR/ M PR, Jakart a, oleh mahasisw a selama empat hari sampai Soehart o lengser pada 21 M ei 1998.

Kit a t ahu, proses hukum kasus ini hanya berhent i pada sejumlah pelaku lapangan. Inilah rinciannya:

12 M ei 1998

Empat mahasisw a Universit as Trisakt i t ew as dit embak.

12 Agustus 1998

Dua anggot a Brimob dihukum 34 bulan penjara.

31 M aret 1999

Empat anggot a Brim ob lainnya diganjar vonis serupa. Lant as, ke mana jenderal-jenderal yang menjadi at asan para serdadu t erpidana it u?

M ereka masih bebas merdeka, t ak t ersent uh sam pai kini. Rencananya, mereka akan diadili di pengadilan hak asasi manusia pada t ahap

berikut nya. Fakt anya, mereka hanya " dikenang" dalam rit ual t ahunan 12 M ei, t at kala mahasisw a

menagih ut ang keadilan bagi nyaw a empat anak muda yang mat i t erlalu dini.

Mat inya Masyar akat Madani

Ar i ef Budi man

Pengamat poli t i k

ada 1965, kedat angan Soehart o sebenarnya diharapkan unt uk memulihkan demokrasi dan membebaskan masyarakat madani at au civil societ y dari cengkeraman negara. Pada zaman Soekarno, dengan dikeluarkannya Dekrit Presiden

Tahun 1959, masyarakat madani prakt is dibungkam. M aka, ket ika Jenderal Soehart o muncul dan mengambil alih kekuasaan pada 1965, banyak orang berharap masyarakat madani akan kembali hidup.

M emang ada beberapa orang yang menyat akan pada w akt u it u, bet apa t idak realist is mengharapkan demokrasi bisa pulih di baw ah pim pinan seorang anggot a milit er. Tapi suara ini t enggelam di ant ara harapan t erhadap demokrasi yang semarak.

Set elah mendapat kan Surat Perint ah 11 M aret Tahun 1966, Soehart o membubarkan Part ai Komunis Indonesia dan menangkapi law an polit iknya. Oleh banyak orang, t indakan ini t idak dianggap sebagai hal yang t idak demokrat is, karena Part ai Komunis Indonesia dianggap sebagai part ai yang ant i-demokrasi. Begit u juga dengan t indakan pemerint ah yang menangkap para pemim pin polit ik.

Para pendukung gerakan demokrasi mulai t erkejut ket ika pada akhir t ahun 1960-an pemerint ah menolak permint aan rehabilit asi dua part ai yang dulu dilarang, M asyumi dan PSI.

Unt unglah, para anggot a part ai t ersebut masih dipersilakan membent uk part ai baru. Tapi kemudian pemerint ah juga menolak mant an pim pinan M asyumi dan Part ai Sosialis Indonesia unt uk duduk di part ai-part ai baru yang didirikan. M uncul pert anyaan, apa makna dari t indakan-t indakan ini.

Soehart o memberikan jaw aban dengan memperkenalkan konsep Trilogi Pembangunan. Konsep ini menyat akan ada t iga tugas pemerint ah: pert umbuhan ekonom i, st abilit as polit ik, dan pemerat aan pendapat an. Soehart o menugaskan milit er unt uk mencipt akan st abilit as polit ik, t ugas melaksanakan pert umbuhan ekonom i diberikan kepada para t eknokrat ekonomi. Set elah it u, pemerat aan pendapat an dapat diselenggarakan. Biarlah Soehart o memusat kan perhat ian kepada t ugas-t ugas ini dulu, t idak direpot kan oleh konflik-konflik masa lalu, begit u kira-kira yang mau dikat akan. Biarlah Soehart o diberi kesempat an dulu unt uk bekerja.

Jaw aban ini t ampaknya dit erima oleh masyarakat w akt u it u, t ermasuk oleh para mahasisw a dan kaum cendekiaw an. Yang paling pent ing pada w akt u it u adalah memulihkan kehidupan ekonomi. Bukankah dalam keadaan ekonomi yang t erpuruk, masyarakat madani juga t idak akan bisa berfungsi?

Tapi ada sedikit yang mengganggu. Korupsi mulai muncul, meski saat it u masih kecil- kecilan. Korupsi yang saat it u mulai merebak adalah Pert amina. Sement ara it u, para w akil mahasisw a yang menjadi anggot a parlemen mulai ikut -ikut an membeli mobil Holden fasilit as pemerint ah dengan harga murah. Ini dianggap korupsi karena pada w akt u rakyat masih miskin, para t okoh mahasisw a ini sudah mau memasuki hidup yang mew ah. Para asist en pribadi Presiden juga mulai t erlibat bisnis, dan Ibu Tien Soehart o menggusur t anah rakyat unt uk mendirikan Taman M iniat ur Indonesia Indah at au TM II.

Kaum cendekiaw an dan para mahasisw a, yang merupakan corong bagi masyarakat madani, mulai bereaksi t erhadap gejala ini. Prot es oleh para cendekiaw an dan demonst rasi oleh para mahasisw a mulai bermunculan. Tahun 1970 sampai 1972 merupakan t ahun-t ahun yang marak dengan prot es dan demonst rasi. Tapi prot es-prot es ini pada umumnya berkisar pada masalah korupsi, bukan masalah demokrasi. Prot es dan demonst rasi t erhadap larangan dihidupkannya kembali M asyumi dan Part ai Sosialis Indonesia, sert a larangan para pemimpin kedua part ai it u unt uk akt if dalam part ai-part ai yang ada, relat if sangat sedikit . Korupsi t ampaknya masih dianggap sebagai masalah yang lebih serius pada w akt u it u. Kepercayaan bahw a Soehart o masih punya komit men t erhadap demokrasi masih besar.

Karena it ulah, dari empat demonst rasi besar yang t erjadi pada w akt u it u, t iga mempersoalkan korupsi, dan hanya sat u yang mempersoalkan dem okrasi.

Demonst rasi M ahasisw a M enggugat (1970), Komit e Ant i-Korupsi (1970), dan gerakan ant i-TM II adalah gerakan ant i-korupsi. Hanya demonst rasi Golongan Put ih (1971), yang menent ang UU Pemilu yang baru, yang berkait an dengan kehidupan demokrasi.

Pada mulanya Soehart o melayani prot es-prot es ini dengan baik. Demonst rasi M ahasisw a M enggugat dit anggapi dengan memerint ahkan para ment eri kabinet unt uk menerima para mahasisw a dan menjaw ab pert anyaan-pert anyaannya.

Sedangkan demonst rasi Komit e Ant i-Korupsi dilayani langsung oleh dirinya, dengan menerima sendiri empat w akil mahasisw a unt uk berdialog di rumahnya di Jalan Cendana. M emang demonst rasi Golongan Put ih dihadapi dengan penangkapan mahasisw a unt uk diint erogasi, t api hanya unt uk beberapa jam. Tidak ada penahanan. Ini memperkuat anggapan bahw a Soehart o t idak melihat mereka sebagai law an polit iknya. Saat it u, masyarakat menganggap komit men Soehart o t erhadap demokrasi masih ada.

Kemudian, dalam demonst rasi TM II, Soehart o bert indak lebih keras. Dia memerint ahkan penahanan t erhadap empat orang pimpinan dem onst rasi dan menahannya sampai sekit ar sat u bulan. Tapi hal ini masih dimaklumi, karena demonst rasi t ersebut menyinggung pribadi Ibu Tien, dan ini membuat Soehart o marah. Soehart o memang dikenal sensit if bila keluarganya diusik.

Tapi, memang benar juga, para cendekiaw an/ mahasisw a mulai merasa bimbang. Kalaupun Soehart o masih memiliki komit men t erhadap demokrasi, dia t ampaknya lemah Tapi, memang benar juga, para cendekiaw an/ mahasisw a mulai merasa bimbang. Kalaupun Soehart o masih memiliki komit men t erhadap demokrasi, dia t ampaknya lemah

Jaw aban t erhadap pert anyaan t ersebut segera muncul. Pada saat kerusuhan-yang kemudian dikenal sebagai-Perist iw a M alari (1974), t at kala para mahasisw a memprot es dominasi Jepang at as perekonomian Indonesia, dan menuduh beberapa asist en pribadi Presiden sebagai " ant ek" para pengusaha Jepang, Soehart o mengambil t indakan t egas dengan menangkapi mahasisw a dan cendekiaw an yang dianggap punya kait an dengan demonst rasi ini. M ereka kemudian dipenjarakan sampai beberapa t ahun. Beberapa media besar dicabut izin t erbit nya, karena dianggap memanaskan suasana dan mengganggu st abilit as.

Dengan Perist iw a M alari (M alapet aka Lima Belas Januari), Soehart o t ampaknya mengambil sikap t egas: " Go t o hell w it h civil societ y." Dia sepert inya mengingat kan para cendekiaw an/ mahasisw a " w ho is t he boss" . Pada t it ik ini t ampaknya " perkaw inan" ant ara Soehart o dan masyarakat madani bubar jalan.

Set elah " perceraian" ini, apa yang t erjadi bisa diramalkan. Prot es dan demonst rasi, yang t adinya merupakan gerakan koreksi, sekarang menjadi gerakan konfront asi. Demonst rasi berikut nya, pada 1978, yang dilakukan oleh para mahasisw a ITB di Bandung, t idak lagi menunt ut supaya Soehart o mau mem berant as korupsi, t api menunt ut Soehart o t idak mencalonkan diri lagi sebagai presiden. Ini bahasa halus dari t eriakan: " M inggir!" Soehart o pun menjaw ab dengan t egas pula: Kam pus ITB diserbu dan diduduki milit er, para pimpinan mahasisw anya dijebloskan ke penjara selama beberapa t ahun.

Tindakan-t indakan Soehart o selanjut nya set elah t ahun 1974 merupakan seruan: " M asyarakat madani minggir, pemerint ah mau lew at " . Part ai-part ai disederhanakan menjadi t iga, para pemim pin part ai dikenai penelit ian khusus (lit sus) milit er unt uk membukt ikan keset iaannya kepada negara. M edia massa semakin ket at diaw asi.

Sejak saat ini, meskipun masyarakat madani m emang t idak mat i t ot al, dia hanya hidup di baw ah t anah, bergerilya. Kekuat an polit iknya prakt is nol. M asyarakat madani hidup dalam dunia bisik-bisik dan humor-hum or polit ik yang menyindir pemerint ah, dalam diskusi- diskusi t erbat as para mahasisw a dan cendekiaw an, dalam pembacaan puisi-puisi krit is Rendra, at au dalam drama sindiran yang dipent askan Teat er Koma dan monolog But et Kert aredjasa. Salah sat u humor polit ik yang menjadi favorit saya adalah yang menyat akan bahw a orang-orang Indonesia pada zaman Soehart o punya t iga sifat dasar: pint ar, jujur, dan pro-pemerint ah. Tapi t iap orang Indonesia hanya bisa memiliki dua saja. Kalau dia pint ar dan pro-pemerint ah, dia t idak jujur; kalau dia jujur dan pro-pemerint ah, dia t idak pint ar; dan kalau dia pint ar dan jujur, dia past i ant i-pemerint ah.

Memandang ke Bar at , Ter per osok di Timur

Har old Cr ouch

Pengamat Poli t i k I ndonesi a

ebelum menjadi presiden, Soehart o adalah seorang jenderal yang t idak biasa memberikan perhat ian banyak t erhadap masalah polit ik luar negeri. Sebagai presiden, polit ik luar negerinya t idak dijiw ai oleh visi hebat t ent ang peran Indonesia dalam

polit ik dunia. Dibandingkan dengan Presiden Soekarno yang melaksanakan " polit ik mercusuar" dan bercit a-cit a menjadi seorang " Pemimpin Besar" di panggung dunia, pendekat an Soehart o hanya bert ujuan memperoleh manfaat konkret bagi negaranya.

Polit ik luar negeri Indonesia pada zaman Soehart o sangat berkait dengan kepent ingan dalam negeri. Pendekat an ini sangat jelas pada aw al pemerint ahannya. Pada akhir zaman Orde Lama ekonom i Indonesia sudah rusak sama sekali. Presiden Soekarno lebih suka berkonfront asi dengan negara-negara Barat yang disebut " nekolim" , sedangkan masalah ekonomi dalam negeri dibiarkan saja. Sebaliknya Soehart o mendekat i negara- negara Barat dan Jepang unt uk mencari bant uan ekonomi dan menarik penanam modal asing.

Dengan demikian polit ik luar negeri memberikan sumbangan yang sangat besar kepada proses pembangunan ekonomi yang membaw a manfaat yang mendalam bagi bangsa Indonesia-w alaupun bukan semua golongan dalam masyarakat dapat menikmat inya. Pembangunan ekonom i juga menopang st abilit as polit ik, sehingga Orde Baru dapat bert ahan selama 30 t ahun lebih. Soehart o, sebagai presiden, juga memanfaat kan pembangunan ekonomi unt uk " membeli" dukungan para elit e polit ik. Sudah t ent u yang mendapat keunt ungan yang paling besar adalah anggot a keluarganya, para kroninya dan perw ira-perw ira milit er yang dekat dengannya.

Walaupun Indonesia t et ap menjunjung t inggi " polit ik bebas akt if" yang dicanangkan oleh Wakil Presiden Hat t a pada zaman revolusi, pada prakt eknya negara ini t idak lagi berdiri di t engah ant ara kubu Barat dan kubu Timur, t et api sangat condong ke arah Barat . Hubungan erat dengan negara kapit alis Barat dan Jepang paling jelas dapat dilihat dalam bidang ekonomi di mana konsorsium negara IGGI menjadi sumber bant uan ekonomi dan perusahaan asing menguasai sekt or m odern.

Tet api hubungan erat dengan negara Barat t idak t erbat as pada bidang ekonom i saja. Sebagai " sekut u t idak resmi" , Indonesia juga mendapat bant uan milit er dari Amerika Serikat dan negara Barat yang lain. Peralat an m ilit er banyak yang berasal dari negara Barat dan para perw ira ABRI (nama TNI pada w akt u it u) mendapat pendidikan dan lat ihan di negara-negara t ersebut .

Pada aw al Orde Baru, m usuh bersama negara Barat dan Indonesia adalah negara komunis. Indonesia di baw ah Soehart o dianggap sebagai bent eng ant i-komunisme di Asia Tenggara. Pada w akt u it u pemerint ah AS dan negara Barat lain kurang memperhat ikan pelanggaran hak asasi manusia, asalkan pelanggaran it u dilakukan oleh pemerint ah ant i- komunis. Walaupun set engah jut a rakyat komunis at au pro-kom unis dihabisi pada 1965 dan rat usan ribu lagi dit ahan, t idak ada prot es apa-apa dari pemerint ah negara-negara Barat .

M eskipun demikian, Soehart o t et ap menjaga jarak dari AS dan negara-negara Barat . M isalnya Indonesia t idak ikut negara Asia lain yang mengirim pasukan unt uk membant u AS di Viet nam pada t ahun 1970-an. Sesuai dengan konsep bebas-akt if, Presiden Soehart o t idak mau bergabung dalam persekut uan pert ahanan dengan negara lain. Sebaliknya Indonesia lebih suka meningkat kan kerja sama non-milit er dalam ASEAN, yang dibent uk pada 1967. Pengaruh Soehart o dalam ASEAN menjadi semakin besar karena pemimpin negara-negara lain (kecuali Singapura) sering digant i t et api beliau t et ap berkuasa hingga 1998. Sulit sekali bagi ASEAN unt uk mengambil t indakan yang t idak dibenarkan oleh Indonesia.

Indonesia juga berpart isipasi akt if dalam Gerakan Non-Blok, yang t erdiri dari negara- negara yang t idak mau bersekut u dengan AS at aupun blok komunis. Semula, anggot a gerakan it u menganggap Indonesia t erlalu dekat dengan negara Barat , t et api akhirnya Presiden Soehart o t erpilih sebagai ket ua gerakan it u di Konferensi Non-Blok yang digelar di Jakart a pada 1992. Ironisnya, Soehart o baru t erpilih sebagai pem impin gerakan it u just ru pada w akt u Perang Dingin sudah berhent i dan gerakan it u t idak banyak diperhat ikan lagi.

Sebagai adikuasa regional, Indonesia sering mengambil prakarsa unt uk menyelesaikan konflik di w ilayah Asia Tenggara. M isalnya Indonesia berperan sebagai mediat or unt uk menyelesaikan perang saudara di Kamboja; Indonesia menyediakan bant uannya kepada Filipina dalam usahanya unt uk menyelesaikan pemberont akan bangsa M oro; dan Indonesia menyediakan fasilit as unt uk mengadakan serangkaian diskusi di ant ara negara yang mempunyai klaim -klaim yang bert um pang t indih di Laut Cina Selat an.

Usaha Indonesia unt uk mendukung perdamaian t idak t erbat as pada w ilayah Asia Tenggara saja. Indonesia merupakan salah sat u negara yang sering bersedia menyumbang pasukan kepada misi-m isi pemelihara perdamaian PBB. Tent ara Indonesia mendapat nama baik dari kegiat an ini.

Walaupun Soehart o t et ap menent ang komunisme, beliau juga bersikap pragmat is dalam melangsungkan hubungan dengan negara-negara komunis. Hubungan diplomat is t idak pernah diput uskan dengan Uni Soviet dan Viet nam, sedangkan pada 1967, at as nasihat M ent eri Luar Negeri Adam M alik, hubungan diplomat ik dengan RRC t idak " diput uskan" t et api hanya " dibekukan" . Ini memudahkan pembukaan kembali hubungan diplomat ik dengan RRC pada t ahun 1980-an sesuai dengan kepent ingan Indonesia pada w akt u it u. Soehart o selalu mement ingkan perhit ungan pragmat is di at as ideologi.

Dapat dikat akan prest asi polit ik luar negeri Indonesia di baw ah pimpinan Soehart o cukup baik t et api sayangnya t idak begit u dihargai oleh dunia int ernasional. M engapa t idak? Ganjalannya adalah Tim or Tim ur.

Pada 1975, ket ika M ent eri Luar Negeri Adam M alik sedang berusaha meyakinkan pemimpin Timor Tim ur bahw a Indonesia t idak bermaksud merebut daerah it u, ada jenderal- jenderal yang mempersiapkan int ervensi milit er. Konon, Soehart o sendiri belum yakin bahw a invasi merupakan jalan yang t erbaik unt uk menyelesaikan proses dekolonisasi t et api akhirnya jalan it u diam bil. Soehart o barangkali berharap bahw a masalah it u akan cepat selesai-sepert i invasi India t erhadap koloni Port ugis di Goa pada 1962.

Selama hampir seperempat abad t ent ara Indonesia menghadapi perlaw anan yang t erus-menerus. Indonesia memang membangun banyak sekolah, rumah sakit , dan jalan raya di Timor Tim ur, namun banyak sekali rakyat yang menjadi korban dan pelanggaran hak asasi menjadi perkara biasa. Bagi rakyat Timor Tim ur, seribu sekolah at au rumah sakit at au jalan raya t idak dapat menggant i seorang ayah at au kakak at au anak yang dibunuh oleh t ent ara Indonesia. M ent eri Luar Negeri Ali Alat as menyebut kasus Timor Timur sebagai " kerikil t ajam" , t et api kerikil it u t ernyat a berbisa dan menyebabkan luka yang t idak dapat disembuhkan selagi Soehart o menjadi presiden.

Salah sat u t ujuan polit ik luar negeri adalah unt uk mempert ahankan negara it u dari ancaman luar dengan menggunakan cara-cara non-milit er. Dalam hal it u, pada um umnya polit ik luar negeri Presiden Soehart o cukup berhasil. Tet api akhirnya polit ik luar negeri t ernyat a t idak mampu menangkis sebuah ancaman yang t idak dijangka dan berw ujud dalam bent uk baru. Pada Juli 1997 keguncangan dalam nilai baht di Thailand menjadi sumber keguncangan yang melanda bukan saja Indonesia t et api hampir semua negara Asia. Di ant ara korban krisis monet er it u adalah negara Indonesia dan Presiden Soehart o sendiri.

Pada zaman globalisasi ini, ancaman luar t idak lagi t erbat as pada ancaman m ilit er at au polit ik dari negara-negara t ert ent u. Pengalaman Presiden Soehart o menunjukkan bahw a proses globalisasi mempunyai dinamika sendiri yang kadang-kadang membaw a manfaat yang sangat pent ing t et api juga dapat merupakan ancaman yang paling dahsyat. Agaknya, Presiden Soehart o t idak mengert i bagaimana ancaman it u dapat dihadapi.

Kadang-kadang ekspresi ini muncul lagi dalam bent uk prot es dan demonst rasi, sepert i ket ika demonst rasi unt uk membela para pet ani Kedung Ombo yang digusur (1988). Demonst rasi ini diprakrasai oleh beberapa lembaga sw adaya masyarakat , para mahasisw a, dan Rom o M angun. Tapi gerakan ini segera dit um pas secara milit er.

Semua " perlaw anan" ini t erus bermunculan sam pai jat uhnya Soehart o pada 21 M ei 1998. Set elah milit er dan part ainya sendiri, Golkar, menarik dukungannya, Soehart o, dengan

hat i pahit t api dengan w ajah t enang, membacakan surat pengunduran dirinya sebagai Presiden RI, set elah lebih dari 30 t ahun berkuasa.

M asyarakat madani pun t iba-t iba muncul dan bangkit kembali. Tapi yang kit a dapat kan adalah masyarakat madani yang sakit , yang t idak t ahu bat as-bat as kebebasannya, yang menggunakan kebebasannya unt uk keunt ungan dirinya sendiri. Ibarat orang sakit yang t adinya dilarang makan, maka ket ika " sembuh" dia segera melahap apa saja yang ada di sekit arnya, sambil menyikut t eman-t emannya yang ada di kiri dan kanannya. Korupsi pun t iba-t iba m uncul kembali, bahkan mungkin lebih dahsyat dari keadaan sebelum nya.

M emang, masyarakat madani sudah bisa hidup kembali. Tapi kit a masih belum menyadari bahw a masyarakat madani ini masih perlu belajar berjalan lagi, karena set elah lebih dari 30 t ahun dipasung, kesanggupan dasar ini sudah lama t erlupakan.

Soedjono dan 'Or de Dhaw uh'

ohon beringin, pohon pamrih, pohon sambi. Dinaungi t iga pohon it u, sendang di pebukit an kapur it u t ampak t eduh. Air sendang sangat jernih hingga endapan lum pur di dasar t erlihat dengan jelas.

Kalangan kebat inan Jaw a mengenal mat a air dalam cekungan bat u kapur it u dulu adalah t empat almarhum Rama M art apangarsa, seorang spirit ualis Yogyakart a, menempa diri. Syahdan, pada 1940-an, M art apangarsa mendapat w isik agar menyusuri Gunung Sempu. Dia menemukan sebuah mat a air yang dirasanya cocok unt uk t empat berendam, mengasah kepekaan. Ia menamakannya Sendang Tit is, art inya kolam unt uk berlat ih menajamkan hat i. Dibangunnya sebuah padepokan alit , lalu ia t inggal di sit u, meninggalkan rumahnya di bilangan Nat aprajan, Yogya.

Unt uk menuju sendang yang t erlet ak di Dusun Semanggi, Kelurahan Bangunjiw o, Kecamat an Kasihan, Kabupat en Bant ul, DIY, it u kini t idak t erlalu sulit . Ada jalan aspal, meski agak sempit , yang membelah pebukit an kapur t ersebut . Sampai di sana, di pendapa bercat kuning yang lusuh, kit a masih dapat melihat lukisan w ajah almarhum M art apangarsa t ergant ung di dinding balai. Lukisan it u diapit pot ret dua almarhum guru lain: Rama Dijat dan Rama Budi Ut omo.

Kalangan kebat inan Jaw a t ahu, sendang it u pernah melint as dalam kehidupan kebat inan Soehart o. Di sit ulah, pada 1957, lama sebelum Soehart o menjadi presiden, ia oleh Rama M art a dibapt is menjalani " ikat an persaudaraan mist ikal" dengan Soedjono Hoemardhani. Dr Budyapradipt a, pakar sast ra Jaw a Universit as Indonesia yang menjadi sekret aris pribadi Soedjono Hoemardani pada 1983?1986, pernah mendengar kisah ini langsung dari Soedjono.

" Pak Djono bercerit a di Sendang Tit is it ulah Rama M art a membapt is Pak Hart o menjadi Rama, Pak Djono menjadi Lesmana, Bu Tien menjadi Sint a, Bu Jono menjadi Kunt i."

Yang dat ang pert ama kali ke sendang, menurut cerit a Soedjono it u, adalah Soedjono dan ist rinya. Rama M art a t elah menunggu. Baru kemudian dat ang Soehart o dan Tien. Begit u Soehart o dat ang, Rama M art a sepert i seolah membaca t anda-t anda, kemudian berkat a: " Lha iki jago w irig kuningku (lha ini jago aduanku dat ang)." Wirig kuning dalam budaya Jaw a adalah ayam jago yang kaki dan paruhnya berw arna kuning dan dikenal t angguh dalam bert arung.

Pert emuan pert ama Soehart o dengan Soedjono t erjadi pada Juni 1956 saat bert ugas di Semarang. Let nan kolonel Soehart o menjadi kepala st af dan kemudian Panglima Divisi Diponegoro. Pada w akt u it u Soedjono adalah kapt en. Soedjono dikenal menyukai dunia kebat inan Jaw a. Keduanya menemukan kecocokan.

Akhir 1957, Soedjono memainkan peran pent ing membent uk beberapa perusahaan sw asta at as nama Divisi Diponegoro. Saat menjadi presiden, " ut ang budi" Soehart o kepada Soedjono t erus meningkat . Soedjono pada aw al Orde Baru dit unjuk Soehart o menjadi st af pribadi (spri) dan kemudian asist en pribadi di bidang ekonom i pada 1966?1974. Set elah kerusuhan ant i-Jepang (M alari), Soehart o membubarkan posisi aspri.

Soedjono t idak memiliki jabat an pent ing. Tapi banyak yang menyebut just ru pada saat it ulah Soedjono akt if mendukung Soehart o secara spirit ual. Soedjono melakukan rit ual- rit ual. Saat it u kesibukan Soehart o meningkat sehingga t ak sempat melakukannya. Soedjono juga memant au t erus perkembangan sosial-polit ik secara gaib. M enurut Budyapradipt a, it u dilakukan melalui bant uan guru-guru laku Jaw a yang dikenalnya selama bergaul dengan Soehart o.

Set elah kembali ke Jakart a, sejak menjadi Panglima Diponegoro, Soehart o, misalnya, sering berdiskusi dengan M esran Hadi Prayit no, seorang perw ira menengah Angkat an Darat yang sama-sama menyukai spirit ualit as Jaw a. Kepada Soehart o, M esran menyarankan, jika benar-benar ingin memperdalam spirit ualit as Jaw a, Soehart o harus bert emu dengan seorang guru bernama Raden Panji Soedijat Praw irokoesoemo at au yang lebih dikenal sebagai Rama Dijat .

Pada 1963, M esran dan Soehart o bert emu Rama Dijat di rumah orang t ua Romo Dijat yang bernama Praw iro Dinomo di Dukuh Gopet an, Desa Gemblegan Kalipot es, Klat en. Soehart o kaget , t ernyat a Rama Dijat adalah lelaki mist erius yang pernah dit emuinya pada 1961 saat ia melakukan ziarah di makam leluhur raja-raja M ajapahit di sit us Trow ulan, M ojokert o, Jaw a Timur.

Wakt u it u Soehart o melihat seorang lelaki yang t engah melakukan medit asi dan berhasil melakukan komunikasi dengan alam gaib. Usai medit asi, lelaki t ersebut meninggalkan Trow ulan. Soehart o t erkesan, kagum dan penasaran t erhadap lelaki it u. Ia ingin t ahu lebih banyak t ent ang laki-laki it u, t api laki-laki it u t elah menghilang. Dan kini t ernyat a sosok penuh t eka-t eki it u ada di hadapannya.

Pada pert emuan Klat en it u, Soehart o langsung menyat akan diri menjadi m urid Rama Dijat . Rama Dijat sendiri saat it u t inggal di Semarang. Soehart o kemudian ham pir t idak pernah absen mengikut i sarasehan ant ara Rama Dijat dan murid-muridnya set iap selapan (35 hari) pada Selasa Pahing malam yang dilakukan di rumah Rama Dijat , Jalan Sriw ijaya 70 Semarang. Tak hanya acara selapan, set iap membut uhkan konsult asi, Soehart o dat ang ke Semarang. Saat menjadi presiden, di luar jadw al kepresidenan, Soehart o masih menyempat kan diri ke Semarang. Tak jarang Rama Dijat via Soedjono diundang ke ist ana at au diut us mencari sesuat u.

" Pak Djono pernah bercerit a bagaimana ia bersama Romo Dijat mencari pohon w ijayakusuma di dekat Nusakambangan yang laut nya ganas," t ut ur Budyapradipt a. Bunga " Pak Djono pernah bercerit a bagaimana ia bersama Romo Dijat mencari pohon w ijayakusuma di dekat Nusakambangan yang laut nya ganas," t ut ur Budyapradipt a. Bunga

Namun, t ernyat a Rama Dijat bukan hanya mencari bunga ini. Bunga w ijayakusuma yang diinginkan, menurut mereka, hanya t umbuh di sebuah

pulau kecil dekat Nusakambangan. Dengan bent uk kecil-kecil, bunga Wijayakusuma dipercaya memberi t anda negara bakal baik. Setelah Soedjono dan Rama Dijat mendapat kannya, pohon ini dit anam di Cendana, Kerat on Solo, dan rumah Soedjono.

lll

Rama M art a, Rama Budi Ut ama, Rama Dijat , dan Rama M esran boleh dianggap sebagai " ring sat u" dunia kebat inan Soehart o pada masa lalu. M ereka dianggap memiliki daya linuw ih, t erut ama karena kemampuan berdialog dengan roh leluhur melalui t eknik medit asi yang dalam bahasa Jaw a disebut njarw a.

Kebudayaan Jaw a memiliki cara t ua yang t elah t eruji rat usan t ahun unt uk mampu berkomunikasi dengan leluhur. Leluhur ini dianggap ut usan Tuhan yang pernah t erlahirkan sebagai manusia. Leluhur ini akan memberikan pesan-pesan (dhaw uh). Ket ika masuk dalam diri seorang medium , kat a-kat a leluhur ini hadir di anak lidah (kerongkongan) medium, hingga leluhur it u bisa diajak berdialog secara sadar.

Hal ini berbeda dengan t rance, karena roh yang hadir dalam t rance menempel di ujung lidah. Dalam t rance medium yang bersangkut an t idak sadar sehingga t idak bisa berdialog. Ucapan yang keluar dari m ulut nya hanya disampaikan sat u arah. M aka dari it u, seseorang yang dapat melakukan njarw a bukan disebut kesurupan, melainkan kalenggahan (dari kat a lenggah, duduk).

Soedjono sangat percaya pada dhaw uh-dhaw uh yang disampaikan Rama M art a, Rama Budi Ut omo, Rama Dijat , dan Rama M esran. Dhaw uh-dhaw uh t ersebut dianggapnya lebih akurat ket imbang prediksi dan analisis para dokt or at au pakar mana pun. " Int elekt ual nggak pat ut didengar, t idak ada unsur ket uhanannya," begit u Soedjono suat u kali mengat akan kepada Budyapradipt a. Soedjono akt if mengundang para pinisepuh di at as unt uk melakukan njarw a dem i menget ahui sit uasi polit ik m ut akhir. Informasi dari " dunia at as" it u secara rut in dilaporkan kepada Soehart o.

Selama menjadi sekret aris, Budyapradipt a selalu mendam pingi dan mencat at dhaw uh-dhaw uh yang keluar dari para guru di at as.

Para rama it u, menurut dia, memiliki spesialisasi sendiri-sendiri. Rama Dijat dim int a unt uk menjarw a soal-soal kenegaraan. Romo M art a unt uk soal kemasyarakatan dan kerumaht anggaan. Rama Budi unt uk hal-hal yang sifat nya pribadi. Bila roh dat ang, karakt er suara yang muncul ant ara rama sat u dan rama lain berbeda int onasinya. Bila Romo M art a kalenggahan, misalnya, didahului ket aw a ngakak.

Tapi menurut Budya, secara umum, ada t anda-t anda yang sama. " Wakt u roh dat ang, para guru it u sepert i keselek (t ersedak)," kat anya. " Lalu ada suara masuk yang lebih berat , meninggi, dan berbahasa ngoko, menandakan posisinya lebih t inggi dari orang yang diajak bicara." M enurut Budya, ciri-ciri kalimat leluhur it u rapi. Sebagai ahli bahasa Jaw a kuno sendiri, ia t akjub mendengar kosakat a yang keluar sangat kaya. M enurut dia, banyak ungkapan-ungkapan met afor yang bahkan t idak ada dalam kamus Jaw a susunan Zoet mulder maupun Ki Padmo. " M isalnya ada ungkapan lobok ora coplok, sesak ora nggebok...."

Banyak kebijakan polit ik Soehart o, sebelum dikeluarkan, dikomunikasikan dulu dengan para leluhur. " M enurut Pak Djono, saat GBHN dibuat dan saat Indonesia mau merebut Timor Timur, Soehart o t erus-menerus memint a pert im bangan dhaw uh ini." Soehart o merasa kebijakannya akan lebih sah, mant ap, bila leluhur mendukungnya.

Ada sebuah kejadian menarik. Pada w akt u Soehart o hendak melakukan kunjungan ke Filipina dan Aust ralia, Rama Dijat diundang Soedjono ke rumahnya. Roh yang masuk dalam diri Rama Dijat mengat akan bahw a yang harus diaw asi benar adalah perjalanan Soehart o ke Aust ralia. " Pesan" it u disampaikan Soedjono kepada Yoga Soegama sebagai pemimpin Bakin saat it u. Tapi Yoga mengat akan bahw a analisis int elijennya menganggap mereka harus w aspada dengan keamanan di Filipina lant aran M arcos baru saja digulingkan.

Kenyat aannya, saat Presiden Soehart o ke Filipina, kondisi aman saja. Sement ara di Aust ralia, Soehart o disambut demonst ran dengan lemparan t omat dan t elur busuk yang mengenai dahinya. Ket ika pulang ke Jakart a, Yoga Soegama langsung didamprat oleh Soedjono. " Yoga, mangkane ojo nyepeleake int el spirit ualku (Yoga, maka dari it u jangan menyepelekan int el spirit ualku)."

Saat perist iw a Tanjung Priok, Budya juga ingat , pada pukul 11 malam, Soedjono memanggil Rama M esran ke rumahnya unt uk memint a dhaw uh leluhur bagaimana cara memadamkan kerusuhan it u. Esoknya, Soedjono menelepon Benny M oerdani. M enurut Budya, " Saya melihat sendiri Benny dat ang, lalu Pak Djono memberikan t ongkat dari pohon bodhi kepada Benny; t ongkat it u t elah dijopa-japu." Tongkat it u, menurut Soedjono, akan memberikan rasa w ibaw a pada diri Benny hingga kerusuhan it u bisa diat asi.

Syahdan, pada 1985, t erjadi demonst rasi dari Himpunan M ahasisw a Islam. Perist iw a ini membangkit kan kegusaran Soehart o. Soedjono berinisiat if memanggil Rom o M esran. Roh yang masuk ke dalam diri Romo M esran menyuruh: golek pent hil pelem ijo neng M ojokert o (carilah mangga muda di M ojokert o). Sore it u juga, Soedjono mengut us Budyapradipt a ke M ojokert o. " Saya naik pesaw at Garuda ke Surabaya, t erus naik mobil ke M ojokert o," kat a Budya.

Begit u mendapat mangga muda-padahal, kala it u sedang t idak musim mangga-Budya langsung t erbang lagi ke Jakart a menuju kediaman Soedjono. M enjelang dini hari, Budya lalu

mendampingi Soedjono dan Rama M esran membaw a mangga muda it u menuju ist ana.

Di ist ana, bak cerit a sinet ron, Pasw alpres mencegat mobil mereka. Begit u Soedjono melongok dari kaca jendela, mobil dibiarkan m asuk. " Kami mengendarai VW Com bi ke ist ana," kenang Budya. Romo M esran kemudian menit ahkan agar mangga muda it u dipendam di baw ah t iang bendera. " M alam-malam saya menggali t anah ist ana dan menanam mangga," kat a Budya.

Berkat mangga muda it u, menurut Soedjono, esoknya demonst rasi it u mereda. Kegiat an rut in bat iniah unt uk Soehart o? Set iap malam Jumat , Soedjono secara rut in menggelar kegiat an njarw a di rumahnya,

Jalan Diponegoro. M ereka yang hadir berjumlah sekit ar 40 sampai 100 orang. Budya ingat , bila leluhur " masuk" ke dalam t ubuh Romo M isran, kalimat aw alnya adalah " Iyo Ngger...(ya Nak)." Langsung semua yang hadir secara koor sembari sungkem mengat akan: " Sugeng raw uh... (selamat dat ang), Eyang." Set elah dhaw uh it u didengar, biasanya lalu " geng" it u mendiskusikannya dengan sit uasi polit ik mut akhir.

Set iap Suro (t ahun baru Jaw a), menurut Budyapradipt a, Soedjono Hoemardhani bersama Romo Dijat juga pergi ke Padepokan Jambe Pit u di Gunung Selok, Cilacap. Ini adalah padepokan yang lokasinya dit emukan Romo Dijat dan kemudian dibangun oleh Soedjono. Ant ara kaw asan Gunung Srandhil dan Gunung Selok di Cilacap memang t erkenal banyak bert ebaran pet ilasan.

Soehart o t ak asing dengan pet ilasan-pet ilasan di Cilacap. Adi Suw art o, seorang juru kunci di sana, pernah mengant arkan Soehart o berziarah ke pet ilasan Kiai Semar Bodronoyo at au Kaki Tunggul Sabdodadi Doyo Amongrogo yang let aknya di sisi selat an Bukit Srandil. " Dua hari sebelum kedat angan Pak Hart o, lokasi kami kosongkan. Soehart o dat ang malam hari hanya sekit ar dua jam," kat a Adi Suw art o.

M enurut Rom o Dijat , dibanding pet ilasan-pet ilasan lain, let ak geografis Jambe memiliki energi paling kuat dan sangat cocok sebagai t empat menerima dhaw uh yang berperan besar dalam hidup. Pet ilasan Jambe Pit u yang let aknya di Desa Karangbenda, Kecamat an Adipala, sekit ar 20 kilomet er dari pusat kot a Cilacap it u t empat nya memang asri.

Tempo menyaksikan bagaimana lokasi pet ilasan dit eduhi pohon-pohon akasia. Puluhan kera masih dapat kit a lihat bergelant ungan. Debur ombak Pant ai Selat an dari baw ah kaki bukit t erdengar lembut . Dari puncak pebukit an memandang ke baw ah dapat t erlihat t epi laut . Pint u gerbang pet ilasan Jambe Pit u dibangun dari bat u hit am candi. Unt uk mencapai bangunan pet ilasan, pengunjung harus melew at i jalan berlant ai bat u hit am sepanjang kira-kira 300 met er. Kompleksnya megah, luasnya sekit ar 50 x 30 met er. Tembok set inggi dua met er mengeliling kompleks bangunan.

Bangunan ut ama berupa rumah kecil. Di at as pint u masuk kit a bisa melihat fot o Raden Panji Soedijat Praw irokoesoema alias Rom o Dijat . Di sebelahnya t erdapat bangunan Bangunan ut ama berupa rumah kecil. Di at as pint u masuk kit a bisa melihat fot o Raden Panji Soedijat Praw irokoesoema alias Rom o Dijat . Di sebelahnya t erdapat bangunan

Bangunan lainnya berbent uk rumah dengan em pat kamar besar berlant ai keram ik w arna hijau t ua. Ini adalah kamar-kamar bagi Soedjono dan lingkarannya. Dulu, kenang Budya, Soedjono dan t eman-t emannya sering berdialog dengan dhaw uh dan berdiskusi sampai pagi. Semua dhaw uh direkam dan dicat at , bahkan dit erbit kan sebagai buku kumpulan dhaw uh yang diedarkan di kalangan t erbat as. Budya masih menyimpannya sampai sekarang.

lll

Soedjono Hoemardani meninggal dunia pada 1986. Soehart o menghadiri pemakamannya. " Saya melihat mat a Pak Hart o mbrebes mili (berkaca-kaca)," kat a Budyapradipt a. Ia jarang melihat Soehart o menangis di depan umum. It u t andanya ia sangat kehilangan sahabat seperguruannya it u. Apalagi, sebelumnya para rama, guru-guru ut amanya, juga meninggal.

Banyak kalangan dari dunia kebat inan Jaw a m elihat , set elah kemat ian Soedjono Hoemardani, Soehart o sepert i kehilangan arah. " The Smiling General" it u sepert i jalan sendiri t anpa sahabat dekat . Dari kejaw en ia lalu t iba-t iba t erlihat mendekat i Islam. Bagi sebagian orang Jaw a, t indakan Soehart o it u sepert i keluar dari rel yang t elah digariskan.

Budi Kusumo Put ro, put ra Rama Dijat , berkisah, sebelum Soehart o berniat menjabat presiden unt uk periode ket iga, pada 1982, Rama Dijat sudah mengingat kan agar Soehart o mengurungkan ambisinya. Namun, Soehart o ngot ot agar diizinkan menjadi presiden dan memohon agar Romo Dijat memint akan " rest u" kepada Tuhan Yang M aha Esa.

At as permint aan t ersebut , akhirnya Romo Dijat melakukan laku (t irakat ) melakukan perjalanan ke segenap penjuru Nusant ara selama kurang lebih sat u t ahun. Di berbagai t empat ia melakukan medit asi. " Ayah mendapat w isik, Soehart o bisa menjadi presiden, namun hanya unt uk sat u periode lagi," t ut urnya. Hasilnya it u disampaikan kepada Soehart o. Tempat yang dipilih unt uk menyat akan persoalan pent ing it u adalah di rumah ayah Romo Dijat di Dukuh Gopet an, Desa Gemblegan Kalipot es, Klat en. Sebuah pilihan simbolis, karena it ulah t empat unt uk pert ama kali Soehart o bersedia menjadi murid Rama Dijat .

Pada 1984, Romo Dijat meninggal. Tot o Iriyant o, put ranya yang lain, mencerit akan, pada pert engahan 1987 saat proses pemilihan umum berlangsung, saat melaksanakan t ahajud, dia merasa mendapat w isik dari almarhum ayahnya. " Tulung kandanono kadangmu Soehart o (t olong kasih t ahu saudaramu Soehart o)."

Int i w isik it u memperingat kan agar Soehart o lengser. Tot o diperint ahkan agar menemui Soehart o dengan membaw a jant ung pisang raja, jeruk Bali, sert a kelapa gading

(kelapa kuning). Jant ung pisang raja adalah simbol kekuasaan, jeruk bali simbol agar kekuasaan it u dikembalikan, kelapa gading adalah simbol masa keemasan. " Int inya, Soehart o harus menanggalkan kekuasaannya di saat masa keemasannya," t ut ur Tot o.

Tot o mulanya ragu menyampaikan pesan it u, namun akhirnya Tot o berkeyakinan harus dat ang ke ist ana. Selang beberapa hari, berangkat lah Tot o menemui Soehart o di ist ana seorang diri. Tot o hampir t ak lolos dari pemeriksaan Pasukan Pengaman Presiden. Berunt ung saat it u Soehart o sedang keluar dari pint u ut ama ist ana hendak masuk ke dalam mobil. Sambil mengisap cerut u, Soehart o langsung melambaikan t angannya kepada Tot o. Rupanya Soehart o masih mengenali w ajah put ra gurunya.

Keduanya t erlibat dalam percakapan singkat dalam bahasa Jaw a. Tot o langsung mencerit akan dirinya mendapat w angsit agar menyerahkan t iga simbol t ersebut kepada Soehart o. Soehart o pun menerima baki berisi jant ung pisang raja, jeruk bali, dan kelapa gading. " Wis t ak t ampa (saya t erima)," kat a Soehart o. Tot o segera pamit pulang t anpa masuk ist ana. Soehart o pun bergegas melaju dengan mobil.

Ternyat a Soehart o t idak mengindahkan " pesan" t ersebut . Ia t erus menginginkan t ampuk kekuasaan. Kit a t idak t ahu sejauh mana relevansi kebenaran w isik it u. Tapi t ahun- t ahun it u sepak t erjang bisnis put ra-put rinya mendapat sorot an yang kian t ajam. Soehart o sepert i lupa darat an. Sampai t erjadilah krisis m onet er dan pada 1998 ia lengser. Tapi it u sudah t erlambat . Banyak yang menganggap, apabila ia menaat i pesan para gurunya it u, di saat t ahun-t ahun t erakhir hidupnya Soehart o akan lebih selamat .

Dar i Gua Semar, Wangsit it u Ber asal

OEHARTO nama yang sangat akrab bagi penduduk kaw asan Pegunungan Dieng, Wonosobo, Jaw a Tengah. Soehart o pernah bersemadi di Gua Semar-salah sat u gua yang t erlet ak di Dieng-sebelum menjadi presiden. Di gua it ulah ia memperoleh

w angsit menjadi pemimpin. Gua Semar at au Gua M andala Sari, yait u ist ana Begaw an Sampoerna Djat i (Semar),

berada di ket inggian lebih dari 2.000 met er di at as permukaan laut . Let aknya di ant ara kaw asan pariw isat a. Gampang dijangkau-sat u jam perjalanan dari alun-alun Wonosobo-t api t ak mudah memasukinya. Dengan kat a lain, harus menempuh rant ai izin yang panjang. Pert ama-t ama, Tempo mint a izin ke sang juru kunci. Sang guru kunci it u harus m int a izin ke beberapa sesepuh sakt i di perkampungan it u. Set elah semua t erpenuhi, barulah keluar cerit a dari m ulut Rusmant o, juru kunci Gua Semar.

Sebelum sampai ke Gua Semar, t ut ur Rusmant o, Soehart o t elah melakukan serangkaian pert apaan: di Gua Jambe Lima dan Gua Jambe Pit u, lalu Gua Suci Rahayu di kaw asan Gunung Selok, Cilacap, Jaw a Tengah. " Di Suci Rahayu it ulah Soehart o melakukan penyucian aw al," kat a Rusmant o.

Langkah selanjut nya, bert apa ke Gunung Srandil, masih di Cilacap. Gunung di t epi pant ai it u dikenal sebagai t empat khusus unt uk ziarah. Di sanalah dimakamkan para leluhur t anah Jaw a: Eyang Agung Heru Cokro, Eyang Sukmo Sejat i, Eyang Kaki Tunggul Sabdo Jaat i Doyo Amongrogo, Nini Dew i Tanjung Sekar Sari, dan Eyang Lalangbuono at au yang lebih t erkenal disebut Ismoyo Rat u.

Dari sana, Soehart o melanjut kan t apa di Gunung Law u, t empat menghilangnya raga Raja Braw ijaya. Empat t ahap pert apaan, di Argo Dalam, Argo Tum ila, Argo Piruso, dan Argo Tiling. Set elah it u, ia bert apa lagi di sebuah gunung kecil di Kecamat an Bobot sari, Purbalingga, Jaw a Tengah. Selain bert apa, di gunung t ersebut juga ada acara nyekar di makam Syekh Jamu Karang. " Barulah set elah it u, lokasi t erakhir pert apaan dilakukan di kaw asan Dieng," ucap Rusmant o.

Ket ika Soehart o dat ang, kondisi Dieng belum sebagus sekarang. Jalannya berbat u- bat u, menanjak dan berlubang. M enurut Rusmant o, Gua Semar ist ana t erakhir M andala Sari alias Semar. Di gua it ulah Semar bersemadi abadi set elah pert apaan di berbagai t empat . M enurut kepercayaan, urut -urut an pert apaan di t anah Jaw a selalu berakhir di kaw asan Dieng.

Rusmant o t ak langsung mengant ar Soehart o bert apa. Ia mendapat cerit a yang lengkap-t ent ang perjalanan t apa Soehart o-dari pamannya, Darmaji, yang ket ika it u menjadi juru kunci. Ket ika bert apa, Soehart o hanya dit emani oleh juru kunci Darmaji. Para Rusmant o t ak langsung mengant ar Soehart o bert apa. Ia mendapat cerit a yang lengkap-t ent ang perjalanan t apa Soehart o-dari pamannya, Darmaji, yang ket ika it u menjadi juru kunci. Ket ika bert apa, Soehart o hanya dit emani oleh juru kunci Darmaji. Para

Dari Gua Semar, Soehart o mandi di Telaga Warna, t elaga yang melambangkan empat nafsu yang harus dikendalikan: law amah, amarah, sufiyah, dan mut mainah. Dan pengendalian nafsu it u dilakukan di Gua Jaran, gua yang t erlet ak di sebelah ut ara Gua Semar. Disebut jaran (kuda) karena gua it u, menurut cerit a leluhur di Dieng, aw alnya adalah jaran milik Resi Kendali Set o yang bert ujuan m engendalikan nafsu manusia yang ada di aliran hit am dan put ih.

Gua selanjut nya adalah Gua Sumur. Sedikit lebih lebar dari Gua Semar, dan mem iliki sumber air yang t ingginya st abil. M usim hujan atau kemarau, volume airnya t et ap. Sumber air di gua t ersebut juga disebut air kehidupan. Dari penghuni Gua Sumur Soehart o mendapat pet unjuk: jangan ragu unt uk pasrah kepada Sang Kuw asa (Yang Kuasa), agar selalu dilindungi at au disembuhkan dari berbagai penyakit .

Soehart o menut up perjalanan t apanya di Kaw ah Si Kijang, simbol hew an yang bisa dijadikan cont oh bagi manusia at as kepint aran dan rasa rendah hat inya. Dilanjut kan ke Kaw ah Sileri, kaw ah yang mengajarkan agar orang hidup unt uk t idak melanggar empat w ew aler (at uran), yakni at uran keluarga, masyarakat , negara, dan Tuhan. Dan dua t ahap selanjut nya adalah menuju Sum ur Jolot undo dan Kaw ah Condrodimuko.

Setelah Mencapai Gondelan Kayon

ABU, 30 April 1997. Dengan rasa t ak percaya, KRH Soehadi Darmodipuro menyaksikan t ayangan langsung di t elevisi. Hari it u semua st asiun meliput acara pernikahan Hut om o " Tommy" M andala Put ra dengan Ardhia Pramest i Regit a " Tat a"

Cahyani. Hanya sejenak, budayaw an Kerat on Surakart a, Jaw a Tengah, it u buru-buru memat ikan t elevisi.

Soehadi, 60 t ahun, rupanya gamang menyaksikan keris yang dikenakan Tommy pada upacara pernikahan it u. Dia menganggap ganjil keris yang t erselip di bagian punggung put ra Soehart o it u. It ulah keris gayaman-khusus unt uk perkabungan. " Saya nggak percaya," kat a M bah Hadi, begit u Soehadi biasa disapa. " Ini bisa berakibat celaka."

M enurut M bah Hadi, Tommy seharusnya memakai keris ladrangan-khusus unt uk upacara pernikahan. Ia percaya, salah pakai, salah t empat , dan salah w akt u ageman bisa membaw a pet aka. Tommy, kit a t ahu, kemudian memang masuk bui. Dan inilah yang dianggap M bah Hadi sebagai " celaka" .

Toh, M bah Hadi mencoba t ak percaya. Dibukanya kit ab primbon Jaw a, mereka-reka hit ungan paw ukon. Tommy lahir Ahad Pahing, 15 Juli 1962, dan Tat a Rebo Legi, 2 April 1975. Di sit u t ert ulis, pasangan ini t idak jodoh. Keduanya bisa melahirkan sat ria w iring-sesuat u yang harus dihindari dengan menjalani ruw at an, at aw a t olak bala.

Perkara it ung-it ungan Jaw a, Cendana juga t entu punya. M enurut M as'ud Thoyib, Ket ua Penghayat Kepercayaan, jika ket emu hit ungan kurang baik, harus dibuat kan penangkalnya. " Dalam pernikahan M as Tommy, penangkal it u dimasukkan dalam urut - urut an rit ual adat ," kat a M as'ud, yang t erlibat persiapan pernikahan.

Ada sat u permint aan Soehart o dalam menolak bala Tommy. Pemimpin Orde Baru it u mint a digelar Bedaya Sanga-yang dibaw akan sembilan anak dara. M aksudnya: agar rumah t angga Tommy dan Tat a langgeng sejaht era. M asih banyak t et ek-bengek t olak bala lain, sepert i pemasangan bleket epe (sesaji buah-buahan di pint u), siraman, sampai m idodareni.

M as'ud melihat Soehart o mengist imew akan Tommy. Ingat lah pada Sept ember 1965, ket ika Tommy kecil t ersiram sup panas dan sang ayah menungguinya di RSPAD Gat ot Subrot o. " Dari garis w ajahnya juga M as Tommy paling mirip Pak Hart o," kat a M as'ud. M enyongsong pernikahan Tommy-Tat a, M as'ud yakin Soehart o menjalani rit ual khusus nglakoni, ant ara lain medit asi dan puasa.

Olah kebat inan memang hobi Soehart o. M as'ud tahu bet ul, Soehart o sering nglakoni bareng paranormal Soedjono Hoemardhani, M esran, Romo M art o, dan Romo Lukman- keempat nya sudah mendahului ke alam baka. M ereka ini generasi pert ama lingkaran kebat inan Soehart o.

Put ra M esran, Pungky, membenarkan ayahnya sering menemani Soehart o nglakoni. Suat u ket ika, misalnya, Soehart o menapak t ilas jejak spirit ual Panembahan Senopat i. Sebelum medit asi, Soehart o juga menjalani t irakat 40 hari.

Sejak para sesepuh it u meninggal, Soehart o nglakoni sendiri. Ia, konon, sudah mencapai ilmu t ert inggi, Gondelan Kayon-pasrah kepada Tuhan Yang M ahakuasa. Soehart o nglakoni suaraning asepi-bisikan t erhening-unt uk mendapat dhaw uh at au pet unjuk. " Pak Hart o punya ruangan medit asi di rumah Cendana," kat a M as'ud, yang mengaku pernah melihat ruangan it u.

Paranormal Buanergis M uryono, yang juga t erlibat dalam persiapan spirit ual pernikahan Tommy, lain pula koment arnya. Sebelum pernikahan, kat anya, Cendana sudah t ahu pasangan Tommy dan Tat a t idak cocok. " Berdasarkan perhit ungan nama dalam aksara Jaw a, bukan penanggalan," kat a M uryono, yang berambut gondrong dan berpakaian serba hit am.

Dua nama t adi bakal dipenuhi malapet aka: pegat an (cerai), apes (susah), bahkan mat i. Penolak bala apa pun t ak bisa menyat ukan mereka.

Mister i Anak Desa Kemusuk

"Saya ini benar-benar kelahiran Desa Kemusuk dan memang anak petani dari Desa Kemusuk...."

uara barit on Soehart o menguasai ruang kerja kepresidenan di Bina Graha, Jakart a, Senin siang pada pengujung Okt ober 1974. Di dalam gedung di samping Ist ana Negara it u, Soehart o mengundang sekit ar serat us w art aw an dalam dan luar negeri. Acaranya,

Soehart o mencerit akan t ent ang silsilah riw ayat hidupnya. Pert emuan yang juga dihadiri sejumlah pejabat t eras saat it u memang langka. Boleh

dibilang, hampir t ak pernah t erjadi Kepala Negara, yang pada dasarnya pendiam it u, membent angkan sat u bagian dari sejarah hidupnya secara khusus kepada publik selama sekit ar dua jam. M engapa?

Semua bermula dari art ikel majalah POP yang t erbit di Jakart a. Dalam edisi No. 17, Okt ober 1974, POP-singkat an Peragaan, Olahraga, Perfilman-t erbit dengan t ulisan bert ajuk Teka-t eki Sekit ar Garis Ket urunan Soehart o. " Tulisan it u t idak saja merugikan saya pribadi, t api juga keluarga dan leluhur saya," kat a Soehart o di hadapan w art aw an w akt u it u.

Tulisan lima halaman it u bercerit a t ent ang silsilah riw ayat hidup Soehart o. Kisahnya berbeda dengan silsilah yang dit ulis dalam buku The Smiling General karya O.G. Roeder t erbit an Gunung Agung, Jakart a, 1969. M enurut art ikel it u, Soehart o sebenarnya anak seorang priayi ket urunan Sri Sult an Hamengku Buw ono II. Priayi it u bernama R.L. Praw irow iyono, yang bergelar R. Rio Padmodipuro.

Suat u hari, Rio t erpaksa menit ipkan ist ri dan anaknya kepada orang desa yang bernama Kert orejo, sebab ia harus menikah lagi dengan put ri seorang w edana yang berpengaruh. Kala it u si anak, kat anya bernama R. Soehart o, t elah berusia 6-7 t ahun. Ini sebuah t ragedi yang sungguh menyedihkan, kat a majalah it u mengut ip ucapan seseorang.

Sejak it u ayah, ibu, dan anak t ak pernah mencoba saling berhubungan lagi. Hingga sang ayah meninggal pada 1962, ia t ak sempat melihat w ajah put ranya yang t elah dibuangnya, yang t ak lain-menurut majalah POP dengan nada past i-adalah Soehart o, Presiden RI kedua dan penguasa Orde Baru.

Sebenarnya, sekit ar dua t ahun sebelum art ikel POP it u t erbit , bisik-bisik t ent ang " silsilah" t ersebut mulai sant er di Yogyakart a. Dan hasilnya t ampaknya t elah dikirimkan kepada Soehart o langsung. Sepert i diungkapkan Soehart o di depan w art aw an di Bina Graha pada 28 Okt ober 1974, soal silsilah it u t elah lama didengarnya. " Bahkan ada yang t ulis surat kepada saya dalam bent uk cerit a," kat anya.

M enurut Soehart o, isi cerit anya t ent ang seseorang yang kehilangan anaknya sejak kecil dan selalu dicari, sekarang ini bisa diket emukan. Bahkan anak it u t elah memperoleh kedudukan t ert inggi, menjadi presiden. Si orang t ua yang mencari kini mengharapkan kedat angan anak it u unt uk menerima w arisan.

Saat it u, Soehart o segera mafhum apa yang dimaksud. Karena ia t ahu siapa yang menulis surat it u (Soehart o t ak menyebut nama), maka dijaw abnya: gambaran bahw a dia si anak yang dicari dan kemudian dit emukan it u t ak benar. " Saya adalah anak yang dilahirkan di Desa Kemusuk," kat anya menegaskan.

Soehart o lalu mencerit akan kisah hidupnya. Kat anya, ia dilahirkan pada 8 Juni 1921 di Desa Kemusuk, sebuah desa t erpencil di w ilayah Argomulyo, Godean, sebelah barat Kot a Yogyakart a. Ibunya bernama Sukirah. Sedangkan ayahnya, Kert osudiro, adalah ulu-ulu at au pet ugas desa pengat ur air yang bert ani di at as t anah lungguh, t anah jabat an selama memikul t ugasnya it u. " Beliau yang memberi nam a Soehart o kepada saya."

Kert osudiro, menurut ket erangan Soehart o, seorang duda beranak dua. Jadi, ia anak ket iga dari Kert osudiro dengan ibu Sukirah. Hanya, hubungan Kert osudiro-Sukirah t ernyat a kurang serasi sehingga, begit u Soehart o lahir, orang t uanya bercerai. Soehart o kemudian diasuh M bah Krom odiryo, dukun yang biasa menolong orang melahirkan, t ermasuk menolong kelahiran Soehart o. " Nama panggilannya adalah M bah Kromo, adik kakek saya, M bah Kert oirono," kat a Soehart o.

Beberapa t ahun kemudian Ibu Sukirah menikah lagi dengan seseorang bernama At mopaw iro. Pernikahannya it u melahirkan t ujuh orang anak: Sukiyem, Sucipt o, Nyonya Haryow iyat mo, Probosut ejo, Sum inah, Suw it o, dan Nyonya Suharjo. Sedangkan ayah Soehart o juga menikah lagi. Dan dari pernikahan yang ket iganya it u ia mendapat empat anak lagi: Nyonya Harsono, Sant oso, Nyonya Juhron, dan Nyonya Tubagus Sulaeman.

Begit ulah Soehart o mengisahkan sejarah hidupnya. Wakt u it u, silsilah versi resmi Soehart o it u dibagi-bagikan kepada para w art aw an. Yang jelas, dalam pandangan Soehart o, t uduhan yang dim uat POP it u bisa menimbulkan perdebat an dan perbedaan serius dalam masyarakat. Sebab, t uduhan it u memberikan kesempat an yang baik unt uk subversi, mengganggu st abilit as nasional, dan akan mempermalukan bangsa. " Juga akan mencipt akan ket idakpercayaan kepada pemim pinnya," Soehart o menandaskan.

Tapi, benarkah art ikel dalam majalah POP it u gosip belaka? Dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakart a Pusat , aw al Januari 1975, Rey Hanit yo, Pemimpin Redaksi dan Penanggung Jaw ab POP, menyodorkan pembelaan. Kat anya, art ikel t ent ang silsilah riw ayat hidup Soehart o it u merupakan hasil penelit ian w art aw an POP dari sumber berit a yang dapat dipercaya. Dan t ulisan it u sedikit pun t ak bermaksud menghina presiden. It u sekadar menyumbangkan t ulisan unt uk bahan perbandingan ant ara versi majalah POP dan buku The

Smiling General karya O.G. Roeder. Harapannya, " Pak Hart o sudi menerimanya unt uk jadi bahan baru," ujar Rey kepada Tempo saat it u.

Tapi Soehart o malah berang. Ia membant ah semua yang dit ulis POP. Dan majalah it u pun dibredel: Surat Izin Cet ak dan Surat Izin Terbit dicabut . Rey Hanit yo-yang asal Tegal, Jaw a Tengah-dijebloskan ke penjara. Tamat lah riw ayat majalah dw i-mingguan it u. Padahal, t ulisan it u seharusnya bersambung pada edisi berikut nya.

Tempo mencoba menyibak mist eri di sekit ar silsilah Kemusuk it u. Romo Sat roat mojo, abdi dalem juru serat kerat on, sekaligus ipar R. Rio Padm odipuro, mengungkapkan bahw a ia menyaksikan langsung kelahiran Soehart o. M enurut dia, Soehart o merupakan anak bekel (abdi dalem) Praw irow iyono, yang kemudian bergelar R. Rio Padm odipuro, dari ist ri pert amanya: Sukirah.

Pada usia 0-7 t ahun, Soehart o t inggal di belakang Jayeng Prakosan di Suronat an, Yogyakart a. Setelah it u, Soehart o kecil kemudian diboyong ke Desa Kemusuk. Tapi sayang, ayahnya melupakannya dan t ak pernah mengirimkan nafkah karena t akut kepada mert uanya, Jayeng Prakosa, yang saat it u mempunyai kekuasaan besar dan punya kedekat an dengan Sult an Hamengku Buw ono VII, sebagai raja saat it u.

Set elah Soehart o diungsikan ke Kemusuk, beberapa kali kakak Rio, RA M art opuro, menengoknya. Bahkan ia ingin memboyong Soehart o ke rumahnya, di Ndalem Not oprajan, namun dit ent ang adiknya, Jayeng Turangga. Upaya RA M art opuro it u sesungguhnya juga at as keinginan Rio, agar ayah-anak it u t ak kehilangan jejak. " Rio, yang pendiam dan t akut pada ist ri kedua dan mert uanya, akhirnya mengalah diam," ujar Romo Sas, panggilan akrabnya, kepada Tempo yang menemuinya dua t ahun sebelum ia meninggal pada 2004.

Kisah serupa dit ut urkan Rom o Gayeng. M enurut dia, ayahnya, Raden M as Purbow aseso (dulu juga dipanggil Rom o Gayeng), pernah mencerit akan riw ayat Soehart o. " Kesaksian it u dimuat majalah POP edisi Okt ober 1974," kat anya saat dit emui di rumahnya di Kampung Jambu, Yogyakart a, Agust us 2001 lalu.

Ayah Romo Gayeng, RM Purbow aseso, adalah kakak kandung R. Rio Padmodipuro. Ket ika Soehart o lahir, R. Rio Padmodipuro masih berpangkat bekel (abdi dalem) dan bernama R.B. Praw irow iyono. Set elah menikah, ia t inggal di Kampung Suronat an sampai lahirnya Soehart o.

Kelahiran Soehart o t ernyat a t ak membaw a kebahagiaan bagi Sukirah, karena Praw irow iyono diambil menant u oleh M as Wedono Jayeng Prakosa, seorang w edana kerat on yang dekat dan disayang Sri Sult an Hamengku Buw ono VII. " Pengaruh Jayeng Prakosa yang sangat kuat membuat Praw irow iyono t ak berani menolak."

Takut akan mempengaruhi kedudukannya, ia mengungsikan ist ri dan anaknya (Soehart o) yang masih kecil ke sebuah rumah di belakang Jayeng Prakosan. Walau t elah Takut akan mempengaruhi kedudukannya, ia mengungsikan ist ri dan anaknya (Soehart o) yang masih kecil ke sebuah rumah di belakang Jayeng Prakosan. Walau t elah

pernyat aan Sumit ro Djojohadikusumo dalam ot obiografinya, Jejak Perlaw anan Begaw an Pejuang. M enurut Sumit ro, dalam acara lamaran Prabow o-Tit iek, Soehart o pernah berkisah t ent ang masa kecilnya. Kat anya, sew akt u berusia sepuluh t ahun, " Soehart o menjadi rebut an ant ara orang t ua angkat nya dan ayah kandungnya yang berasal dari lingkungan kerat on."

Begit ulah. M ungkin

Bila pernyat aan Sumit ro it u benar, jelaslah bahw a Soehart o memang pernah keceplosan bicara t ent ang dirinya yang memang ket urunan seorang priayi kerat on. Jadi, ia bukan anak pet ani dari Kemusuk sepert i selama ini dikemukakannya. Soalnya: mengapa ia keberat an mengaku sebagai ket urunan kerat on dan memilih menyebut diri anak pet ani? Adakah hubungannya dengan jabat annya sebagai presiden, yang t ent u lebih " dramat is" jika presiden dat ang dari rakyat kebanyakan?

Setelah Sang Ibu Ber pulang...

DALEM Kalit an t iba-t iba berubah jadi beku. Rumah joglo kuno yang t erlet ak hanya sekit ar 100 met er dari jalan prot okol Slamet Riyadi yang membelah Solo it u sepert i t ercekat . Beberapa orang menangis. Tak t erkecuali Soehart o, Presiden Indonesia

kala it u. Lelaki yang dijuluki sebagai orang t erkuat di Asia menurut versi majalah Asiaw eek it u t ampak kuyu. Berulang kali pria berbaju hit am-hit am it u mengusap air mat a yang membasahi pipi. Apalagi, saat pet i mat i dari kayu jat i berpelit ur cokelat it u mulai berangkat menuju pemakaman, Pak Hart o makin t erpekur.

" Selamat jalan, Ibu. Kam i selalu bersamamu dalam doa," ucap Sit i Hardijant i Rukmana, put ri sulung Soehart o, set engah berbisik, sembari t erisak.

Senin, 29 April 1996, adalah Senin kelabu buat keluarga Soehart o. Raden Ajeng Sit i Hart inah, ist ri Soehart o, dimakamkan di Ast ana Giribangun, Karanganyar, di kaki Gunung Law u, sekit ar 30 kilomet er dari Ndalem Kalit an. Ibu Tien-begit u ia biasa dipanggil-meninggal sehari sebelumnya pukul 05.10 pagi di Rumah Sakit Pusat Pert amina-rumah sakit yang menjadi proyek mercusuar di masanya. Penyebabnya? Pernyat aan resmi Ist ana menyebut kan, w anit a berlesung pipit it u meninggal set elah t erkena serangan jant ung pada subuh di Hari Raya Idul Adha it u.

Kepergian Hart inah adalah pukulan godam t erberat bagi Soehart o. Banyak int rik, juga musuh-musuh polit ik yang t elah dihadapi lelaki ini. Tapi, saat it u, t iada cobaan seberat meninggalnya Hart inah. Pernikahan mereka sudah berumur 49 t ahun. Di ant ara lelaki dan perempuan t ua selalu ada sesuat u yang t ersambung, saling menguat kan.

Wafat nya Ibu Tien, menurut R.E. Nelson dalam bukunya, Suhart o, Sebuah Biografi Polit ik, t idak hanya membuat Soehart o kehilangan pendamping hidup. Ia juga kehilangan sang " penjalin jaringan, penyusun st rat egi, pengaw as Soehart o sekaligus pendisiplin anak- anaknya."

Hart inah bukanlah first lady yang cuma sibuk gunt ing pit a at au berpidat o sana-sini. Banyak ide besar yang lahir dari Hart inah yang mengukuhkan posisi Soehart o. Pert emuan Soehart o dengan para konglomerat di Ist ana Bogor di penghujung M aret 1996 adalah salah sat u bukt inya. Hart inahlah penggagasnya. Wakt u it u langit Bogor biru cerah. Rat usan pengusaha papan at as memadat i Ist ana Bogor yang put ih bersih. Set elah gamelan Sunda dan pert unjukan t ari Jaipongan dari Sit i Hardijant i Rukmana menghibur orang-orang t erkaya di Nusant ara it u, Hart inah mengajak para pengusaha t op menyumbang. Hasilnya, hanya dalam hit ungan jam , Ibu Negara it u berhasil menjala dana Rp 9,7 m iliar dari 246 pengusaha. Dana it u akan disalurkan Panit ia Dana Got ong Royong Kemanusiaan, yang jabat an ket uanya dipegang oleh dirinya, sement ara Soehart o adalah pelindungnya, unt uk korban banjir di Bandung Selat an.

Jauh sebelum it u, w anit a berdarah ningrat -ayahnya adalah buyut dari M angkunegara

III, bangsaw an Kerat on Solo-it u juga menggagas pendirian Rumah Sakit Jant ung Harapan Kit a, mencipt akan senam kesegaran jasmani yang diw ajibkan di sekolah dan kant or pemerint ah, mendesakkan larangan berpoligami unt uk pegaw ai negeri bersama para nyonya pejabat t inggi, sampai munculnya Perat uran Pemerint ah Nomor 10 Tahun 1983, sert a melahirkan Taman M ini Indonesia Indah yang kont roversial.

Taman M ini salah sat u proyek kont roversial yang lahir dari gagasan Hart inah. Pada akhir Desember 1971 it u penduduk Ceger, Jakart a Timur, bergolak. M ereka prot es karena 100 hekt are t anah penduduk yang t ergusur unt uk proyek mercusuar it u hanya dihargai Rp

60 sampai Rp 100. Padahal, saat it u harga t anah di kaw asan t ersebut Rp 350. M ahasisw a juga meradang karena proyek it u bert ent angan dengan Gerakan

Penghemat an yang dicanangkan sendiri oleh Soehart o. " Biayanya Rp 10,5 m iliar sama dengan pembangunan t ujuh kampus universit as sebesar Universit as Gadjah M ada," kat a Todung M ulya Lubis, yang w akt u it u masih menjadi mahasisw a t ingkat II Fakult as Hukum Universit as Indonesia.

Namun, Hart inah sant ai saja menanggapi prot es it u. Ia t ak dat ang memenuhi panggilan DPR dengan alasan " capek baru dat ang dari luar negeri" . Ia hanya berujar, " M umpung saya masih hidup." Ibu ini mendapat ide t ersebut set elah mengunjungi Disneyland (Amerika Serikat ) dan Timland (t aman mini di Thailand). Soal biaya dia juga t ak pusing. Rumah-rumah adat di Taman M ini it u dibangun at as " sumbangan" pemerint ah daerah. Besarnya Rp 100 sampai 200 jut a per anjungan. Namun, banyak provinsi yang mengeluh t ak punya bujet .

Prot es-prot es it u diserang balik oleh Soehart o. Pada saat berpidat o t anpa t eks saat meresmikan Rumah Sakit Pert amina, ia menuduh para pengkrit ik it u mengganggu st abilit as nasional. " Saya akan menghant am siapa saja yang melanggar konst it usi," kat anya. Set elah it u, beberapa t okoh sepert i Arief Budiman, redakt ur Sinar Harapan Arist ides Kat oppo, dan Haji Johanes Princen masuk bui.

Soal ant ipoligami juga bukan rahasia. Dari pejabat t ingkat t inggi sampai rendahan semua t ak berani berist ri dua (secara resmi) karena perat uran keras dari ist ri presiden ini. Tak mengherankan bahkan Soehart o sendiri dalam biografinya menyat akan, " Hanya ada sat u Nyonya Soehart o dan t idak ada lagi yang lainnya. Jika ada, akan t imbul pemberont akan yang t erbuka di dalam rumah t angga Soehart o."

Campur t angan Hart inah pada urusan Soehart o bukan semat a-mat a urusan proyek mercusuar. Ia juga mengurusi ment eri-ment eri. M ant an M ent eri Riset dan Teknologi B.J. Habibie pernah bercerit a pada Tempo. Kat anya, Nyonya Tien Soehart o pernah mengkrit ik kant ornya. " Habibie it u t ak benar, masak kamarnya kayak gudang. M bok diat ur dengan baik," ujar Hart inah. Unt ung, Soehart o t ak t erlalu menanggapi soal it u. " Ah, nggak usah, Campur t angan Hart inah pada urusan Soehart o bukan semat a-mat a urusan proyek mercusuar. Ia juga mengurusi ment eri-ment eri. M ant an M ent eri Riset dan Teknologi B.J. Habibie pernah bercerit a pada Tempo. Kat anya, Nyonya Tien Soehart o pernah mengkrit ik kant ornya. " Habibie it u t ak benar, masak kamarnya kayak gudang. M bok diat ur dengan baik," ujar Hart inah. Unt ung, Soehart o t ak t erlalu menanggapi soal it u. " Ah, nggak usah,

Hart inah dan Soehart o adalah sejoli yang kompak w alaupun mereka pernah bert engkar beberapa kali, salah sat unya karena urusan anggrek dan bayi. Bagi perempuan yang lahir 23 Agust us 1923 di Jat en, dusun di pinggir jalan Solo-Taw amangu, Jaw a Tengah, it u Soehart o adalah pria im pian. It u t erjadi sejak 1947. Sebelum dia dilamar, Hart inah t ak pernah kenal Soehart o. Namun, dalam m impi ia pernah bert emu sesosok pemuda gant eng memakai jaket t entara. Dalam mimpinya it u, pem uda it u merangkul mesra dan memakaikan jaket nya ke badan Hart inah. " Aneh t api benar, w ajah t ent ara yang gagah it u mirip dengan fot o kecil yang diperlihat kan Ibu (sebelum lamaran)," t ulis Abdul Gafur dalam bukunya, Sit i Hart inah Soehart o-Ibu Ut ama Indonesia, mengut ip pernyat aan w anit a yang dulu harus berjualan bat ik karena kecilnya gaji Soehart o it u.

Sejak it ulah anak pasangan Raden M as Soemoharjomo dan Raden Ajeng Hat mant i it u selalu menemani Soehart o. " Sit i Hart inah Soehart o adalah sahabat Presiden (Pak Hart o) yang paling sangat dipercaya," kat a Dr. O.G. Roeder dalam buku Presiden Soehart o Anak Desa keluaran 1969. Hampir semua penampilan Presiden Soehart o di depan um um selalu didampingi w anit a yang bercit a-cit a menjadi dokt er it u.

Kegiat an Hart inah makin hari makin bert um puk. Sejumlah jabat an ket ua di berbagai yayasan, dari yang mengurusi jant ung, pariw isat a, sampai yang mengurusi buah-buahan dan empon-empon, disandangnya. Hingga, akhirnya, pada April 1996 dia mengeluh capek. Ist ri yang sering mengkrit ik Soehart o ini, menurut Nelson dalam buku Soehart o, Sebuah Biografi Polit ik, sebenarnya sudah ingin pensiun sejak 1980-an dan t ak senang Soehart o mencalonkan diri lagi.

" Wah sudahlah, sekarang ini saya sudah t ua, sudah mau menikmat i sisa-sisa hidup saja," kat a w anit a yang saat it u berusia 73 t ahun saat ia dimint a menjadi penasihat sebuah yayasan, dua pekan sebelum ia meninggal.

Rupanya, it u harapan yang t ak sampai. Pada 28 April 1996, Hart inah, w anit a mult iperan-Ibu Negara, ist ri, ibu, nenek, buyut , dan pengelola aneka yayasan-it u mengembuskan napas t erakhir. Tim dokt er kepresidenan menemukan gumpalan darah di pembuluh kakinya, yang kemungkinan juga t elah menyumbat jant ungnya.

Ia akhirnya kembali ke rumah t et irahnya, Ndalem Kalit an yang bisu, sebelum akhirnya dimakamkan di kaki Gunung Law u. Sang Tukang Krit ik t elah pergi. " Kemat ian Ibu Tien it u membaw a dampak musnahnya pengawasan at as kecenderungan abadi Soehart o unt uk menjagokan kepent ingan bisnis anak-anaknya," kat a Nelson. Sejak kejadian it u, " Tidak banyak yang ingin ia perjuangkan selain mempert ahankan cengkeraman kekuasaannya."

War isan Polit ik Jender al it u

R. Wi lli am Li ddle

Pr ofesor i lmu poli t i k, Ohi o St at e Uni ver si t y, Col umbus, Ohi o, AS

residen Soehart o adalah seorang dikt at or yang t anpa sengaja t et api dalam banyak hal memuluskan proses demokrat isasi di negerinya. Saya t idak t ahu bagaimana kenyat aan ini akan dinilai kelak oleh para sejaraw an, yang biasanya lebih

mement ingkan int ent ion (maksud) ket imbang out come (hasil). Tet api sebagai pengamat lama yang dulu t idak pernah percaya bahw a pemerint ahan Orde Baru yang ot orit er akan disusul langsung oleh pemerint ahan yang demokrat is sert a st abil, saya merasa perlu menguraikan peran Soehart o dalam proses ini.

Pert ama dan mungkin t erut ama, para pemimpin TNI t elah dikebiri selaku akt or polit ik sejak Benny M oerdani dipecat sebagai Panglima ABRI pada 1987. Set elah it u Soehart o t idak pernah membiarkan sat u perw ira t inggi menjadi t erlalu kuat . Soehart o menyeleksi langsung perw ira m uda unt uk menjadi ajudannya, lalu ia menjam in keset iaan mereka dengan kebijakan promosi dan kenaikan pangkat yang cepat . Lagi pula, Soehart o mempert ent angkan para perw ira t inggi, sepert i menant unya Prabow o Subiant o dan bekas ajudannya Wirant o, agar salah sat u t idak bisa bert indak sendiri at as nama ABRI.

Hasilnya adalah sebuah t ent ara yang t idak berdw ifungsi lagi, yang t idak bisa bergerak sebagai kekuat an ut uh di baw ah kepemimpinan t epercaya. M aka, ramalan saya dulu bahw a Soehart o akan disusul oleh orang kuat lain, sepert i Park Chung Hee di Korea disusul oleh Chun Doo Hw an, t ak t erw ujud. Vakum polit ik yang diw ariskan oleh kebijakan milit er Soehart o just ru diisi dengan orang sipil yang lemah t et api prodemokrasi: B.J. Habibie (yang langsung menaw arkan pemilu demokrat is sebagai t akt ik polit ik unt uk menyelamat kan jabat annya), Abdurrahman Wahid, M egaw at i Soekarnoput ri.

Kedua, seraya mencari pengabsahan bagi kekuasaannya, Soehart o mencipt akan sebuah dunia fant asi yang kini menjadi realit as. Dunia it u t erdiri dari lembaga-lembaga sok demokrat is, asli t api palsu, yang ket ika beliau lengser keprabon bisa bert iw ikrama menjadi lembaga demokrat is sejat i. M ulai 1971 sampai dengan 1997 pemilihan umum diadakan set iap lima t ahun di t iga t ingkat pemerint ahan (bandingkan dengan periode Demokrasi Terpim pin, ket ika t ak ada pem ilu sama sekali).

Dua part ai polit ik, masing-masing dengan akar sosio-budaya (Islam dan nasionalisme) yang kuat , diperbolehkan bersaing dengan Golkar, part ai negara yang dicipt akan Soehart o. Di ant ara masa-masa pemilu, w akil rakyat bersidang secara t erat ur di M PR, DPR, dan DPRD-DPRD. Tent u saja, di belakang layar, Soehart o at au agennya menyelew engkan semua lembaga ini. Set elah Soehart o t urun, dalam suasana polit ik yang serba kacau dan menakut kan (mengingat apa yang t erjadi pada 1965?1966) lembaga- lembaga t ersebut dimanfaat kan kaum reform is sebagai jembat an yang mampu membaw a Dua part ai polit ik, masing-masing dengan akar sosio-budaya (Islam dan nasionalisme) yang kuat , diperbolehkan bersaing dengan Golkar, part ai negara yang dicipt akan Soehart o. Di ant ara masa-masa pemilu, w akil rakyat bersidang secara t erat ur di M PR, DPR, dan DPRD-DPRD. Tent u saja, di belakang layar, Soehart o at au agennya menyelew engkan semua lembaga ini. Set elah Soehart o t urun, dalam suasana polit ik yang serba kacau dan menakut kan (mengingat apa yang t erjadi pada 1965?1966) lembaga- lembaga t ersebut dimanfaat kan kaum reform is sebagai jembat an yang mampu membaw a

Ket iga, sist em pemerint ahan Soehart o adalah sist em ot orit er, bukan t ot alit er sepert i di Uni Soviet . Hal it u berart i bahw a masih ada ruang unt uk bergerak, meskipun sering dibat asi, buat organisasi masyarakat madani dan juga pers sw ast a, dua jenis lembaga sosial yang melat ari set iap negara demokrat is modern. Organisasi agama, misalnya Nahdlat ul Ulama dan M uhammadiyah, bet ul-bet ul memanfaat kan kesempat an it u dan bert ambah besar, t erorganisir, berakar, dan berpengaruh selama Orde Baru. Organisasi yang sering menant ang pemerint ah, sepert i LBH at au Walhi merupakan sekolah perjuangan yang berharga bagi anggot anya t at kala posisi Soehart o digoyang krisis monet er 1997?1998. Pers sw asta, t erut ama Tempo dan Kompas, merupakan alat pendidikan yang t ak t ernilai harganya t ent ang segala segi kehidupan modern, t ermasuk demokrasi, selama puluhan t ahun.

Warisan t erakhir adalah t aw aran rekonsiliasi yang disampaikan Soehart o kepada beberapa kelompok masyarakat yang pernah dikucilkan. M asyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk (sepert i India at au Amerika), yang berart i bahw a set iap kelompok besar perlu diberi t empat yang layak. Pada pert engahan 1980-an Soehart o merangkul kaum Islam t radisional di baw ah kepemim pinan Abdurrahman Wahid. Kaum modernis menyusul beberapa t ahun kemudian, ket ika kelahiran ICM I dibidani oleh Habibie, salah sat u ment eri favorit Soehart o w akt u it u.

Namun, rekonsiliasi t idak pernah dit aw arkan kepada pendukung Part ai Komunis Indonesia, yang dizalimi t erus oleh Soehart o. Pada masa jayanya, pemimpin PKI berusaha mengusung aspirasi rakyat kecil. M ereka berhasil: PKI menjadi part ai t erbesar keempat dalam pemilu 1955. Set engah abad kemudian, komunisme sudah mampus t et api t unt ut annya demi t ercipt anya kehidupan sosial yang lebih merat a masih bergema. Dalam hal ini w arisan Soehart o yang t erpent ing bagi rakyat kecil (ironinya saya akui) adalah keyakinannya pada kekuat an pasar selaku pencipt a ut ama lapangan kerja. Sayangnya, banyak polit isi masih t erpukau oleh t eori populisme, w arisan zaman Pergerakan yang t ak mungkin memecahkan masalah ekonomi dan polit ik masa kini.

Set ia sampai Akhir

Ismail Saleh Pasang badan

Keset iaan Ismail Saleh pada Soehart o dit unjukkannya t anpa t edeng aling-aling. Dialah yang susah-payah berusaha menemui Jaksa Agung Abdul Rahman Saleh ket ika Soehart o t ergolek di RS Pert amina pada M ei 2006. M isi mant an Jaksa Agung ini hanya sat u: memint a yuniornya it u mencabut pencekalan at as Soehart o.

Dia juga ingin mempert anyakan alasan hukum kejaksaan menghidupkan kembali perkara korupsi penguasa Orde Baru it u. Dia gagal bert emu Abdul Rahman Saleh, t et api misinya t ak sepenuhnya gagal. Pencekalan Soehart o dicabut , dan penunt ut an perkaranya dihent ikan.

M as Is-demikian ia akrab disapa-menjadi orang kepercayaan Soehart o di bidang penegakan hukum selama berkuasa. Ismail pernah menjabat Jaksa Agung dan M ent eri Kehakiman. Namun, namanya sudah mulai dikenal sejak bert ugas di Sekret ariat Negara pada t ahun-t ahun aw al Orde Baru.

Bukan sekali saja pria kelahiran Pat i, 7 Sept ember 1926, ini menunjukkan pembelaannya kepada sang bos. Ket ika badai hujat an menghant am Soehart o, Ismail " pasang badan" . Ia akt if menulis di berbagai m edia melakukan pembelaan. Keset iaan it u juga dit unjukaan Ismail dengan sakit persis saat Soehart o jat uh sakit t ahun 2006. Cerit anya, sepulang dari Kejaksaan Agung it u dia langsung menuju RSPP, menengok Soehart o. Tet api, karena t ergesa-gesa, ia t ersandung dan jat uh. Akibat nya, kaki kirinya pat ah dan ia mest i diraw at di sana.

Ket ika Soehart o krit is dua pekan lalu, Ismail memohon kepada Presiden Yudhoyono mengembalikan nama baik Soehart o dan mengubur dalam-dalam kesalahan yang pernah ia lakukan t er- hadap rakyat . " M ikul dhuw ur men dhem jero," kat anya.

Haryono Suyono Tak M enghindar

Bagi Haryono Suyono, t ak pernah ada keraguan sedikit pun unt uk t et ap menjaga hubungan dengan Soehart o set elah lengser dari kekuasaannya.

" Saya t ak menghindar dari Pak Hart o. Saya merasa t ak pernah melakukan kesalahan selama menjadi ment eri. Saat it u saya bekerja unt uk rakyat ," ujar pria kelahiran Pacit an, 6 M ei 1938, it u kepada Tempo.

M aka, ia selalu rajin dat ang ke pengajian yang digelar di Cendana, kediaman pribadi Soehart o. Ia juga dat ang unt uk kepent ingan lain. Salah sat unya adalah melaporkan perkembangan Yayasan Dana Sejaht era M andiri (Damandiri), yang ia dirikan bersama Soehart o, Sudono Salim , dan Sudw ikat mono.

M enurut Haryono, kedekat annya dengan penguasa Orde Baru it u merupakan keniscayaan belaka. " Selama 13 t ahun menjabat Kepala BKKBN, di ant aranya merangkap sebagai ment eri, bagaimana mungkin saya t idak dekat dengan Pak Hart o?" kat a dia.

Kedekat an it u memang memiliki kisah panjang. Sepuluh t ahun menjabat Deput i BKKBN, ia lalu diangkat menjadi Kepala BKKBN pada 1983. Hingga 13 t ahun kemudian Haryono berada di pos it u, dit ambah dengan dua kali merangkap sebagai ment eri.

Pada 1997, ket ika ia t engah berkampanye di M alang, mendadak ajudan Presiden menghubunginya mint a ia segera menghadap Soehart o. Dengan perasaan kebat -kebit ia segera terbang ke Jakart a. " Saya sengaja memanggilmu unt uk menemani aku ngobrol sambil makan singkong goreng ini," kat a bosnya sembari t ersenyum begit u bert emu. M ereka pun mengobrol ngalor-ngidul.

Belakangan, Haryono merasa obrolan sant ai it u adalah bagian dari cara Soehart o mengujinya. Pada kabinet berikut nya, Haryono memang diangkat menjadi M ent eri Koordinat or Kesra Taskin. Ia kian menjadi andalan Soehart o ket ika sukses memperjuangkan agar Indonesia memperoleh penghargaan kependudukan PBB pada 1988.

Unt uk semua it ulah Haryono merasa layak t et ap menjaga hubungan dengan Soehart o.

Bustanil Arifin M enangisi tugas

Bagi Bust anil Arifin, Soehart o memang t okoh yang mengesankan. M ant an M enteri M uda Urusan Koperasi/ Kepala Bulog ini t ak pernah lupa pada pert emuan mereka pada aw al 1950. " Kesan saya, Pak Hart o adalah perw ira yang baik dan rendah hat i," t ulis Bust anil dalam buku Di Ant ara Para Sahabat , Pak Hart o 70 Tahun. Kesan it ulah yang ia kenang sampai kini.

Hubungannya kian dekat ket ika Indonesia mengalami krisis beras pada 1965. Sebagai Pangkost rad, Soehart o memerint ahkannya meyakinkan pemerint ah Thailand agar memberikan pinjaman 20 ribu t on beras. M isinya sukses. Lalu Bust anil dipercaya menjadi deput i di Badan Urusan Logist ik (Bulog) pada 1969.

Ket ika diangkat sebagai Kepala Bulog pada 1973, pria kelahiran Padangpanjang, Sumat era Barat , 10 Okt ober 1925, ini sempat menangis di hadapan Soehart o. Terbayang di Ket ika diangkat sebagai Kepala Bulog pada 1973, pria kelahiran Padangpanjang, Sumat era Barat , 10 Okt ober 1925, ini sempat menangis di hadapan Soehart o. Terbayang di

Ket ika rezim Orde Baru makzul, Bust anil t ak kehilangan keset iaan pada Soehart o. Sekurangnya, ia selalu hadir dalam set iap acara halal-bihalal di Cendana.

Bust anil bersama Haryono t ermasuk orang-orang dekat yang berada di Lant ai V Rumah Sakit Pusat Pert amina saat Soehart o menghembuskan nafas t erakhirnya, M inggu (27/ 1) lalu.

Sudharmono (1927-2006) Tak M enonjolkan Diri

Kedekat an almarhum Sudharmono SH dengan Soehart o sudah t eruji oleh w akt u. Tak banyak yang t ahu bahw a Pak Dhar-demikian ia biasa disapa-mengambil peran cukup pent ing dalam menut up lembar kejayaan Orde Lama.

Pada 12 M aret 1966, sehari set elah keluarnya Supersemar, adalah Sudharm ono yang memerint ahkan penget ikan sebuah naskah bersejarah. It ulah surat yang menyat akan PKI sebagai part ai t erlarang. Ket ika it u Pak Dhar menget uai Tim Operasionil Pusat Gabungan-V Komando Operasi Tert inggi (Kot i).

Lalu, empat dekade kemudian dia menjadi salah sat u pilar kejayaan Orde Baru. Di pemerint ahan, ia menjabat Sekret aris Negara hingga t iga periode. Karier birokrat nya mencapai puncak saat menjabat w akil presiden (1988-1993). Sudharmono juga pernah menjadi Ket ua Umum Golkar, mesin polit ik Orde Baru. Semua it u menunjukkan kepercayaan besar Soehart o pada pria kelahiran Gresik 12 M aret 1927 t ersebut .

Dengan serenceng jabat an pent ing it u, sebenarnya Pak Dhar berpeluang t ampil lebih ke depan. Namun, ia mampu menahan diri. ''Seorang yang bekerja dalam st af t idak boleh menonjolkan diri,'' ujarnya.

Ket ika Orde Baru t ut up buku pada 1998, let nan jenderal purnaw iraw an ini t ak lari ke mana-mana. Dia t et ap bekerja bersama dengan mant an bosnya. Ia dipercaya mengkoordinasikan t ujuh yayasan yang didirikan Soehart o, yakni Dharmais, Supersemar, Dakap, Damandiri, Amal Bhakt i M uslim Pancasila, Got ong Royong, dan Trikora.

Pada 23 Januari 2006, Dharmono meninggal set elah diraw at di rumah sakit selama

10 hari. Soehart o sempat membesuknya.

Saadillah M ursyid (1937-2005) Setia sampai Akhir

M udah-mudahan saya t erhindar dari orang-orang yang semasa Pak Hart o memegang jabat an presiden selalu mendekat -dekat , menjilat , dan mencari muka. Pada w akt u Pak Hart o t idak lagi menjadi presiden, orang-orang it u pula yang bersuara lant ang menghujat , mencaci, melempar segala kesalahan kepada Pak Hart o."

Pernyat aan it u diucapkan (alm) Sa-adillah M ursyid ket ika hari-hari Soehart o dipenuhi hujat an dan cacian para musuhnya. Pria kelahiran Kalimant an Selat an, 7 Sept ember 1937, ini memang dikenal loyal dalam bert eman. M aka, ia t ak meninggalkan Soehart o, meski kekuasaan t ak lagi dalam genggaman pendiri Orde Baru it u. Ia t et ap set ia berkunjung ke Cendana.

Tet api Saadillah t ak memiliki w akt u lebih banyak menunjukkan keset iaannya. M ant an M ent eri Sekret aris Negara ini meninggal dunia pada 28 Juli 2005 akibat st roke. Pada saat it u Soehart o menyempat kan diri melayat ke rumah duka. Dia merasa w ajib memberi penghormat an t erakhir pada mant an anak buahnya yang set ia it u.

M enit i karier di jaringan birokrasi sebagai kurir kant or Sekret ariat Negara di aw al pemerint ahan Orde Baru, Saadillah akhirnya mengisi pos t erpent ing di sana. Selanjut nya ia sepert i dit akdirkan berada di samping Soehart o pada masa-masa sulit nya.

Saadillah yang menulis konsep pengunduran diri Soehart o. Ia juga yang t erus melaporkan det ik-det ik perkembangan gent ing pada M ei 1998 it u. Ket ika Soehart o sakit keras pada 1999, ia set ia membesuknya.

Di Mat a Par a Seter u

Pramoedya Ananta Toer (1925-2006)

Pada 1973, Presiden Soehart o mengirim surat ke Pramoedya Anant a Toer yang t engah diasingkan di Pulau Buru. Soehart o menyat akan kekhilafan adalah w ajar. M aka kew ajaran it u mest i dilanjut kan dengan kew ajaran berikut nya, yakni kejujuran, keberanian, dan kemampuan menemukan jalan yang benar.

Pram mest i menjalani pembuangan set elah Orde Baru muncul sebagai pemenang dalam prahara polit ik 1965. Sebagai anggot a Lekra yang berafiliasi ke PKI-pihak yang kalah- Pram akhirnya disurukkan ke penjara selama 14 t ahun. Tet api kesalahannya t ak pernah dibukt ikan di pengadilan.

Begit u keluar pada 1979, t ak berart i Pram leluasa melakukan akt ivit as. Unt uk beberapa lama ia menjadi t ahanan rumah. Kediamannya juga diaw asi int el. Dan, yang mengenaskan, buku-bukunya diberangus.

Pada 30 April 2006, Pram meninggal dunia. Sampai akhir hayat nya Pram t eguh pada sikapnya. Hal it u sesuai dengan surat balasan yang ia kirim kepada Soehart o, November 1973. Pram menegaskan, " Orang t ua mendidik saya unt uk mencint ai kebenaran, keadilan dan keindahan, ilmu penget ahuan, dan nusa bangsa...."

Amien Rais

Sit uasi mat ang yang menyebabkan Soehart o makzul dari kekuasaan pada 1998, salah sat unya, berkat sepak t erjang Amien Rais. Sit uasi sosial-ekonomi yang t erus memburuk selama set ahun t erakhir menjelang M ei 1998 membuat Amien menegaskan sikap. " Saya siap memimpin people pow er jika dibut uhkan, dengan syarat t anpa pert umpahan darah," kat anya pada M ei 1998.

Sosok Amien t idak begit u saja mencuat ke panggung polit ik. Sejak diangkat sebagai Ket ua PP M uhammadiyah (1995), ia banyak melancarkan krit ik t ajam. Amien t ermasuk figur yang pert ama kali menggulirkan isu suksesi-w acana sensit if ket ika it u (1993). " Saya didikt e hat i nurani saya," kat a dia menanggapi keberaniannya.

Set elah it u krit iknya mengalir kencang, t ermasuk dalam kasus Busang. Pada 1996 Amien ikut menelurkan w acana perlunya reformasi di Tanah Air. Semua sepak t erjangnya it u berujung pada lengsernya Amien dari Dew an Pakar ICM I (1997).

Ket ika Indonesia diempas krisis ekonomi pada 1997, Amien bersama eksponen anak bangsa lain kian gencar menggulirkan isu reformasi. Bersama 50 t okoh nasional Amien membent uk M ajelis Amanat Rakyat (M AR). Dalam jupa pers pada 14 M ei 1998, M AR menyerukan Presiden Soehart o segera mengundurkan diri.

Perubahan lalu t erjadi dengan cepat . Republik hamil t ua. Dan pada 21 M ei Soehart o t erjungkal karena kekuat an massa. Amien kemudian mendapat gelar Tokoh Reformasi.

Budiman Sudjatmiko

Perlaw anan t erbesar Budiman Sudjat miko t erhadap Orde Baru dan Soehart o adalah mendirikan Part ai Rakyat Demokrat ik (PRD). Berdiri pada Juli 1996, part ai ini mengusung asas sosialis demokrat ik. Budiman menjadi ket uanya. Sepekan set elah PRD lahir, bent rokan berdarah pecah di kant or PDI, Jalan Diponegoro. Bent rokan ini memicu kerusuhan di beberapa sudut Ibu Kot a. Akibat nya, sepert i dicat at Komisi Nasional Hak Asasi M anusia, 5 orang t ew as dan 23 orang hilang.

Pemerint ah menuding PRD ada di balik kerusuhan t ersebut . M aka akt ivis PRD diburu, sehingga Budiman dan t eman-t emanya dit angkap. Budiman divonis pengadilan 13 t ahun penjara karena dianggap bert indak subversif. Dari balik jeruji, Budiman t erus melaw an. Aksi mogok makan hingga menolak grasi ia lakukan. Dari penjara jugalah ia menjalankan part ai.

Ket ika Soehart o t erjungkal dan penguasa baru lahir, Budiman t idak pernah melihat pemerint ah serius mengadili kejahat an penguasa Orde Baru it u. Dan ket ika Jaksa Agung mengeluarkan surat ket et apan penghent ian penunt ut an (SKPP) at as kasus hukum Soehart o, dia meradang. " Pert imbangan kesehat an at au alasan kemanusiaan t erhadap Soehart o it u t idak bermoral," ujar Budiman, yang kini menjabat Sekjen Relaw an Perjuangan Demokrasi- organisasi sayap PDI Perjuangan.

Sjahrir

Sebuah hari, t ahun 1970. Sekelompok mahasisw a menemui Presiden Soehart o unt uk mendesakkan t unt ut an pemberant asan korupsi. Sjahrir dan Akbar Tandjung, mahasisw a Universit as Indonesia, ada di ant ara sejum lah mahasisw a it u. Di sela dialog, Akbar rupanya haus dan meraih gelas minuman yang dihidangkan. Cepat Sjahrir mencegah Akbar. Soehart o melihat adegan it u. Ia marah. " Ya sudah kalau t idak mau minum ," hardiknya.

Sjahrir merasa adegan it ulah asal muasal ket idaksukaan Soehart o padanya. Yang past i juga t idak disukai Soehart o, Sjahrir bersama yang lain membent uk komit e ant i-korupsi. Ket ika pecah Perist iw a M alari 1974, Sjahrir t ermasuk sat u dari banyak mahasisw a dan akademisi yang dikirim ke penjara.

Di dalam hot el prodeo, Sjahrir t et ap bersikap krit is. Ia menulis art ikel-art ikel yang dimuat di penerbit an kondang sepert i Prisma. Tent u saja ia t ak memakai namanya sendiri. " Tulisan saya dimuat dengan nama Daniel Dakhidae at au Aini Chalid," ujar dia.

Keluar dari penjara, Sjahrir melanjut kan st udi S3 di Harvard. Sekembali dari sana, kiprah Sjahrir t ak surut . Ia merint is berdirinya Sekolah Ilmu Sosial (SIS), yang hanya bert ahan t iga t ahun, sebelum dilarang pemerint ah. Ia kemudian mendirikan Yayasan Padi Kapas dan menulis art ikel-art ikel t ajam di media. Temanya jelas, yakni penent angan prakt ek monopoli Keluar dari penjara, Sjahrir melanjut kan st udi S3 di Harvard. Sekembali dari sana, kiprah Sjahrir t ak surut . Ia merint is berdirinya Sekolah Ilmu Sosial (SIS), yang hanya bert ahan t iga t ahun, sebelum dilarang pemerint ah. Ia kemudian mendirikan Yayasan Padi Kapas dan menulis art ikel-art ikel t ajam di media. Temanya jelas, yakni penent angan prakt ek monopoli

Benny Biki

Benny Biki, 46 t ahun, punya sat u doa buat mant an presiden Soehart o ket ika diraw at di RSP Pert amina, pada M ei 2006. " M udah-mudahan Pak Hart o cepat sembuh, sehingga proses hukum bisa berjalan dan dia segera diadili," t ut urnya kepada Tempo.

Benny punya alasan berdoa demikian. Kakak kandungnya, Amir Biki, t ew as saat t erjadi bent rok ant ara massa dan pasukan Yon Arhanudse VI di Tanjung Priok, 22 t ahun silam.

Tragedi Tanjung Priok it u adalah puncak penent angan Biki bersaudara t erhadap rezim Orde Baru. Hari-hari sebelumnya, keduanya t elah menggerakkan massa unt uk berunjuk rasa menent ang undang-undang keorm asan, yang menet apkan Pancasila sebagai asas t unggal. M ereka menilai undang-undang it u bert ent angan dengan Pasal 28 UUD 1945.

Sejak t ragedi yang menew askan puluhan orang it u, Benny Biki mem impin keluarga korban menunt ut keadilan.

Ali Sadikin

Ali Sadikin t ak akan pernah lupa ket ika anaknya gagal memperoleh kredit bank pada 1980-an. Ket ika ia t anyakan kepada Rahmat Saleh, Gubernur BI saat it u, ia memperoleh jaw aban memang ada larangan dari pemerint ah. " Larangan it u sebenarnya unt uk Pak Ali," jaw ab Rahmat Saleh.

Hambat an ekonomi hanyalah sat u t ekanan yang dilancarkan penguasa Orde Baru t erhadap Ali Sadikin. Selain it u, mant an Gubernur DKI Jakart a ini juga dibat asi pergaulan sosialnya, dicegah ke luar negeri, dan suaranya diberangus. It u semua karena akt ivit asnya dalam " gerakan" Pet isi 50.

Pet isi 50, yakni surat keprihat inan yang dit eken 50 t okoh masyarakat , dikeluarkan pada 5 M ei 1980. Surat it u merupakan reaksi at as pidat o t anpa t eks Presiden Soehart o di depan pimpinan ABRI pada 27 M aret 1980, dan dalam acara HUT Kopassandha di Cijant ung, Jakart a.

Dalam kedua pidat o it u Presiden mengingat kan adanya kelompok yang ingin menggant i Pancasila. Soehart o mengat akan, kalau t erpaksa lebih baik menculik seorang dari dua pert iga anggot a M PR yang hendak mengubah UUD 1945 dan Pancasila, agar kuorum t ak t ercapai. Inilah yang dit anggapi krit is Ali Sadikin dan kaw an-kaw an. Sejak it u pula kelompok Pet isi 50 kerap mengeluarkan pandangan krit is.

Ali menegaskan, Pet isi 50 lahir unt uk mengajarkan demokrasi dan memperbaiki nasib bangsa. " Jadi bukan unt uk mencari kekuasaan," kat a dia.

Soebandrio (1914-2004)

M endiang Soebandrio pernah melepaskan harapan bakal menghirup udara kebebasan set elah hampir 30 t ahun mendekam dalam t ahanan Orde Baru. Wakil Perdana M ent eri/ M ent eri Luar Negeri era Orde Lama ini m asuk penjara karena dit uding membiarkan t ergulingnya pemerint ah yang sah. Tet api pada 15 Agust us 1995 ia dibebaskan set elah grasi keduanya dit erima.

Set elah it u ia berada dalam kebimbangan unt uk mengungkap kebenaran sejarah menurut versinya. Ada keikhlasan unt uk melupakan masa lalu, namun di sisi lain banyak harapan agar ia menuliskan apa yang ia ket ahui. Akhirnya, sebelum ia meninggal dunia pada

3 Juli 2004 akibat st roke, sebuah buku berjudul Kesaksianku Tent ang G30S sudah ia t unt askan.

Buku it u menyebut kan sejarah versi Soehart o adalah dust a. M enurut Soebandrio, Soehart o t erlibat dalam aksi berdarah G30S. " Soehart o secara mat ang merencanakan dan melakukan kudet a merangkak," t ulisnya. Soebandrio menegaskan, bukunya it u t idak dimaksudkan sebagai bent uk balas dendam.

Dew i Soekarno

Pada Juni 1970, Rat na Sari Dew i yang hendak menuju Indonesia dari bandara Singapura dihadang seorang pria. " Anda t idak boleh masuk ke Indonesia," ujar lelaki it u sambil memperkenalkan diri sebagai st af at ase milit er Indonesia.

Dew i t ak menyurut kan langkah. Ia mest i menemui suaminya, Soekarno, yang t engah t ergelet ak sakit di Tanah Air. M aka, dengan segala cara akhirnya ia berhasil masuk Indonesia. Set elah Soekarno dijat uhkan, Dew i memang t erbuang ke Prancis bersama anak semat a w ayangnya, Karina. Ket ika berhasil menemui suaminya yang t engah sekarat , kondisi Soekarno saat it u mengerikan. Tubuhnya menggelepar sambil mengeluarkan suara ngorok yang keras. Esoknya, Soekarno mangkat .

Dew i mencium keganjilan. Ia mengont ak sejumlah dokt er kenalannya di luar negeri. Kesimpulannya, kondisi meninggal sepert i it u adalah akibat konsumsi obat t idur berlebihan. " Padahal Bung Karno t ak biasa menggunakan obat t idur," kat anya. Lant aran inilah Dew i dit angkal masuk Indonesia hingga sepuluh t ahun (1970-1980) kemudian. Di pengasingannya Dew i kerap berkampanye mempersoalkan ket erlibat an Soehart o dalam Gerakan 30 Sept ember.

Ket ika mendengar Soehart o meninggal, ia masih t idak bisa memaafkannya. " Ia adalah Pol Pot -nya Indonesia," kat a Dew i kepada kant or berit a AFP merujuk pada t ew asnya 500 ribu orang, yang dit uduh komunis seusai Perist iw a G30S.

Pust aka Setelah Lengser

iba-t iba saja semua menjadi ahli Soehart o. Dan t iba-t iba saja semua menjadi penulis dahsyat . M ereka mencurahkan segala pengalaman dan penget ahuan t ent ang Soehart o melalui buku-buku yang t erlihat di t oko-t oko buku sejak Soehart o t urun

t akht a. M ereka adalah sejaraw an, w art aw an, dan polit isi, orang asing at au orang Indonesia. Ada yang menulis berdasarkan persent uhan pribadi. Ada pula yang menulis dengan penuh gugat an dan kesumat .

George Junus Adit jondro melempar buku Dari Soehart o ke Habibie, Guru Kencing Berdiri, M urid Kencing Berlari, lima bulan set elah Soehart o melepaskan jabat annya. Buku ini membeberkan bukt i-bukt i kekayaan Soehart o, keluarga, dan kroninya dari hasil korupsi, kolusi, dan nepot isme.

Ket ika baru diluncurkan, buku ini segera menjadi best -seller dan most -w ant ed. Bahkan PIJAR Indonesia dan M asyarakat Indonesia unt uk Kemanusiaan-penerbit buku ini- kala it u sampai kew alahan melayani permint aan yang t erus mengalir. Buku it u bisa sedemikian laris lant aran selama ini informasi yang dit ulis dosen sosiologi korupsi New cast le Universit y of Aust ralia ini hanya bisa dinikmat i secara gerilya at au melalui Int ernet .

Set elah Adit jondro, t ak t erhit ung buku-buku yang mengobrak-abrik dosa polit ik Soehart o. Baik yang berdasarkan dat a maupun yang " asal njeplak" memanfaat kan kebebasan di orde reformasi ini. Penerbit nya ada yang bermut u, ada pula yang asal-asalan. Bahkan sekadar fot okopian pun bisa laris manis dibeli orang.

Beberapa judul yang bert ebaran yang mengusung t ema ant i-Soehart o ant ara lain Pengusut an Hart a Soehart o & Trik Pencucian Uang Haram karangan Indara Ismaw an (M edia Pressindo, 1998). Ada pula M endobrak Penjara Rezim Soehart o karangan Adam Soepardjan, yang diluncurkan Penerbit Ombak pada 2001. Adili Soehart o. Jerat dengan Kasus Pembunuhan M assal karya M ike Wangge, yang dit erbit kan Permat a M edia Komunika pada 1999. M asih banyak buku yang menuangkan gerundelan, kebencian, hingga t unt ut an t erhadap sang mant an presiden, yang t ak mungkin t erjadi di masa kekuasaannya dulu.

M eski begit u, yang memuja Soehart o t ent u t ak kurang pula. " Saya begit u t erpukul menyaksikan pengunduran diri Bapak melalui layar kaca. Saya sempat menangis, saya mengert i perasaan Bapak. Tapi saya percaya, Pak, rakyat Indonesia masih mencint ai, menghormat i, dan mengenang jasa Bapak selama menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia yang kit a cint ai."

It ulah sat u kut ipan surat yang dimuat dalam buku Ant on Tabah, Em pat i di Tengah Badai. Buku yang memuat kumpulan surat kepada Soehart o pada 21 M ei hingga 31 Desember 1998 ini dilanjut kan dengan Simpat i dan Doa unt uk Pak Hart o yang berisi surat - It ulah sat u kut ipan surat yang dimuat dalam buku Ant on Tabah, Em pat i di Tengah Badai. Buku yang memuat kumpulan surat kepada Soehart o pada 21 M ei hingga 31 Desember 1998 ini dilanjut kan dengan Simpat i dan Doa unt uk Pak Hart o yang berisi surat -

Pembelaan soal ket erlibat an jenderal bint ang lim a ini dalam Gerakan 30 Sept ember Part ai Komunis Indonesia dibeberkan dalam Dua Jenderal Bicara t ent ang Gest apu/ PKI. Buku t erbit an CV Sahabat Klat en pada 2001 ini disunt ing oleh Ant on Tabah dengan kat a pengant ar oleh sejaraw an Taufik Abdullah.

Buku ini mengut ip pernyat aan Jenderal Besar Abdul Haris Nasut ion: " Kepada generasi muda perlu diingat kan, bahw a pemut arbalikan fakt a di masa sekarang, t ujuan ut amanya adalah unt uk memorak-porandakan posisi TNI di mat a rakyat. Kemudian t ujuan akhirnya adalah menghancurkan Negara Kesat uan Republik Indonesia secara sist emat is yang gejalanya semakin nyat a dimulai dari ujung barat Indonesia (Aceh) dan ujung t imur (Irian Jaya)."

Tak sedikit buku pembelaan yang dit ulis para pendukung Soehart o berkait an dengan masalah hukum yang menimpanya. Salah sat unya Perkara H.M . Soehart o Polit isasi Hukum: Dalam Kajian Perspekt if Hukum (Acara) Pidana buat an anggot a t im pengacaranya, Indriyant o Seno Adji dan Juan Felix Tampubolon. Buku yang diluncurkan pada 2001 ini memuat t injauan hukum at as kasus Soehart o yang t ent u saja ujung-ujungnya menyat akan penguasa Orde Baru ini t ak layak diadili.

Dalam nada yang serupa, Ismail Saleh, mant an M ent eri Kehakiman dan Jaksa Agung di era Orde Baru, menerbit kan buku Proses Peradilan Soehart o, Penegakan Hukum at au Komodit i Polit ik. Dit erbit kan oleh Yayasan Dharmais-salah sat u yayasan Soehart o-pada Juni 2001, buku ini ant ara lain memuat sambut an Sudharmono dan Saadilah M ursjid. Dua pendukung set ia Soehart o ini just ru t elah lebih dulu berpulang mendahului junjungan mereka.

Dari begit u banyak buku benci dan cint a it u, syukurlah, masih banyak buku yang diangkat berdasarkan riset ilm iah, yang membeberkan fakt a berdasarkan dat a.

Dari dalam negeri, ada Zaim Saidi yang meluncurkan buku Soehart o M enjaring M at ahari pada 2001. Dilengkapi dat a yang akt ual, buku t erbit an M izan Pust aka ini aw alnya adalah t esis S-2 Zaim di bidang kebijakan publik, Universit as Sydney, Aust ralia. Buku ini menjelaskan t arik-ulur kebijakan reformasi ekonomi selama 15 t ahun t erakhir masa kekuasaan Soehart o. Dengan membeberkan sejumlah dat a, Zaim menelanjangi sejumlah paket kebijakan dan deregulasi di berbagai bidang ekonomi yang diluncurkan mant an presiden it u. Dengan berimbang ia menganalisis, benarkah semua it u semat a-mat a " ulah" Soehart o at aukah ada fakt or-fakt or ekonomi dunia yang mempengaruhi.

Sejaraw an Asvi Warman Adam juga meluncurkan Soehart o dan Sisi Gelap Sejarah Indonesia pada M aret 2004. Tulisan-t ulisannya diliput i t ema besar pembengkokan sejarah selama rezim Soehart o berjaya, t ermasuk upaya penyeragaman versi sejarah perist iw a

Gerakan 30 Sept ember dan berbagai gerakan dan kebijakan Soehart o. Asvi juga menekankan sejumlah alasan mengapa Soehart o mest i diadili.

Ret now at i Abdulgani-Knapp, put ri Roeslan Abdulgani, menulis buku dalam bahasa Inggris yang dit erbit kan di Singapura: The Life And Legacy of Indonesia's Second President . Ia menulis plus-minus Indonesia saat dipimpin Soehart o dan membandingkannya dengan Soekarno. Ia juga mencerit akan t ujuh yayasan yang didirikan Soehart o dan menulis keseharian sahabat ayahnya it u set elah lengser.

Ada pula buku yang disusun dengan serius dengan serangkaian fot o yang diseleksi secara saksama dengan judul Indonesia in t he Soehart o Years: Issues, Incident s and Images (The Lont ar Foundat ion, 2005). Buku set ebal 493 halaman ini dengan desain coffee-t able book ini disunt ing ant ara lain oleh John H. M cGlynn, Oscar M ot uloh, Suzanne Charle, dan Bambang Bujono. Diberi t iga buah kat a pengant ar oleh Jimmy Cart er, Goenaw an M ohamad, dan Taufik Abdullah sert a puluhan esai dari para penulis t erkemuka, buku ini mungkin sebuah karya yang digarap dengan sikap yang berjarak, dingin, dan penuh perhit ungan. " It s approach is episodic; it is against t he epic," demikian t ulis Goenaw an M ohamad dalam pengant arnya. M ungkin ini sat u dari sedikit buku yang layak dimiliki sebagai koleksi.

Penulis-penulis asing negeri t ak kalah bersemangat meluncurkan hasil penelit ian mereka t ent ang Soehart o. Beberapa buku t erkenal, ant ara lain Geoff Forrest er, Post - Soehart o Indonesia Renew al or Chaos? t erbit an ISEAS & KITLV Press pada 1999. Ada pula Suhart o, a Polit ical Biography, yang dit ulis oleh R.E. Nelson dan diluncurkan oleh Cambridge Universit y Press, Inggris, pada 2001. Lalu, Reformasi: The St ruggle for Pow er in Post - Soehart o Indonesia karya Kevin O'Rourke t erbit an Allen & Unw in pada 2003.

M eriahnya penulis asing yang menerbit kan buku-buku bert ema Soehart o sebenarnya bukan sebuah kecenderungan yang t erjadi pascareformasi saja. Sejak masa- masa aw al kepemimpinannya, t elah banyak buku beredar seput ar dirinya. Yang paling t erkenal t ent ulah The Smiling General dan Anak Desa, Biografi Presiden Soehart o t erbit an Gunung Agung, Jakart a, 1976. Keduanya t ulisan O.G. Roeder yang isinya t ent ang silsilah, biografi, dan aneka kejayaan Soehart o di masa it u.

Pada t ahun-t ahun akhir kepresidenan Soehart o, mulai bert aburan sejumlah buku yang menggugat kepemimpinannya. Sat u yang mencuat adalah A Nat ion in Wait ing: Soehart o's Indonesia in t he 1990s karangan Adam Schw art z yang dit erbit kan West view Press Inc., Amerika Serikat , pada 1994. Sepert i " t radisi" t erhadap buku-buku yang menent ang Soehart o pada masa it u, Kejaksaan Agung w akt u it u buru-buru mengeluarkan keput usan pelarangan buku w art aw an Far East ern Economic Review ini. Bahkan sejumlah kiai di Nahdlat ul Ulama " menegur" Gus Dur mengenai ucapannya t ent ang Presiden Soehart o yang dimuat buku it u yang dianggap menghina Soehart o.

Ada pula buku-buku yang mengail t ema Soehart o dengan t ema yang " ringan" , misalnya Pandangan Perempuan t ent ang Soehart o oleh La Rose dan Upi Tut i Sundari, yang diluncurkan Penerbit La Rose pada 1999. At au, Soehart o dalam Cerpen Indonesia. Buku produksi Bent ang Budaya pada 2001 ini merupakan kumpulan cerpen Indonesia yang berpijak pada t okoh Soehart o selama Orde Baru. Y.B. M angunw ijaya adalah salah sat u penulisnya.

Di luar semua buku pro dan kont ra t adi, kit a t ak boleh melupakan sejumlah buku yang t erbit dengan sepenget ahuan at au boleh jadi " pesanan" sang pat riark sendiri pada masa kekuasaannya. Di urut an pert ama, t ent u saja ot obiografi Soehart o: Ucapan, Pikiran, dan Tindakan yang dit ulis Ramadhan K.H. dan dit erbit kan pada 1988.

Buku it u dit ulis dalam bent uk " as t old t o" : menuliskan kembali apa yang dikemukakan Soehart o dalam bahasa yang lebih enak dibaca. " Isi adalah t anggung jaw ab yang bercerit a (Soehart o)," kat a Ramadhan dua t ahun sebelum ia w afat pada 2006. It u sebabnya buku ini disebut ot obiografi, bukan biografi. Baginya, pekerjaan selesai begit u ia mendapat imbalan dari si pemesan.

Set elah Soehart o mangkat , sudah past i berbagai buku akan lahir lagi. Yang mengenang dan yang mengecam. Yang memuja dan yang menggugat.

Lelaki dan Kancah It u

D di sebuah negeri selama lebih dari t iga dasaw arsa. Soekarno yang selama bert ahun-t ahun

IA hidup dalam sebuah kancah yang keras: perang, operasi milit er, pemberont akan, penaklukan law an polit ik. Ia t ahu medan yang keras selalu memberi kesempat an. " Pemberont akan" 1965 yang dit umpasnya membuat nya menjadi orang nom or sat u

menjadi Pemimpin Besar Revolusi, pasca-1965 " dikuncinya" hingga akhirnya w afat pada 1970. Di usia senja ia dianugerahi gelar Jenderal Besar. Ia meraih semuanya: kekuasaan, pengaruh, kesenangan, t aw a lebar.

Ia mangkat pekan lalu dan kenangan it u masih rapi t ersim pan. Saat ia panen ikan bersama para " punggaw a" . Ket ika ia bet elekan t ongkat kayu berbincang dengan para pet ani.

Ia hidup dalam sebuah kancah yang keras. Ia tahu it u bisa memberinya banyak kesempat an....

Jender al Besar Ter akhir ?

Bambang Har ymur t i

War t aw an Tempo

G memberikan penghormat an dan semua pucuk pimpinan angkat an bersenjat a, bahkan

elar upacara milit er lengkap t elah mengant ar Soehart o ke t empat perist irahat an t erakhirnya, Senin pekan lalu. Bendera M erah Put ih yang dipegang empat perw ira memayungi jenazah saat dit urunkan ke liang lahat . Tembakan salvo menggelegar

panglima t ert inggi TNI, hadir dengan pakaian kebesaran masing-masing. Lagu Gugur Bunga pun mengalun dari barisan musik milit er.

Semua kegiat an it u, dilihat dari sudut prot okol kemilit eran, adalah hal yang w ajar saja bahkan sebuah keharusan. Terlepas dari berbagai kont roversi yang beredar di masyarakat , bagi kalangan t ent ara upacara ini sebuah keniscayaan: yang dimakamkan adalah seorang jenderal berbint ang lima, seorang jenderal besar.

Di Indonesia, pangkat kehormat an milit er t ert inggi ini hanya disandang oleh empat orang dan kini semuanya t elah berst at us almarhum: Jenderal Besar Sudirman, Soekarno, Abdul Haris Nasut ion, dan Soehart o. Tak jelas benar apakah secara resmi TNI masih mengakui keabsahan bint ang lima yang disandang Presiden Soekarno ket ika mengangkat dirinya menjadi panglima besar. Yang past i, st at us resmi jenderal besar yang lain diberikan secara bersamaan pada 1 Okt ober 1997, sew aktu Presiden Soehart o berada di akhir masa kekuasaannya.

M elalui PP No. 32 Tahun 1997, dinyat akan bahw a t iga t okoh TNI layak mendapat anugerah jenderal besar karena jasa-jasa mereka. Perat uran pemerint ah ini t ak menyebut secara t erperinci alasan pemberian it u, sehingga sempat memicu berbagai int erpret asi. Ut amanya, di negeri lain bint ang lima umumnya diberikan kepada seorang perw ira t inggi yang berhasil menang dalam sebuah perang besar. M isalnya Jenderal M c Art hur unt uk kemenangan dalam Perang Pasifik, M arsekal G.K. Zukov yang mengalahkan Jepang di M anchuria dan Jerman di Leningrad, Jenderal B.L. M ont gomery yang menekuk pasukan Jerman di Afrika, dan Jenderal Vo Nguyen Giap yang mengalahkan Prancis dalam pert empuran Dien Bien Phu.

Dilihat dari konvensi ini, kendat i Jenderal Sudirm an memang punya reput asi sebagai panglima yang berhasil menang dalam pert empuran Ambaraw a, sulit

unt uk mengkat egorikan konflik bersenjat a it u sebagai sebuah perang besar. Jenderal Nasut ion bahkan t ak dikenal sebagai komandan pemenang pert empuran, t api lebih sebagai pemikir st rat egi perang, t erut ama set elah menerbit kan buku Pokok-Pokok Gerilya. Sedangkan kancah pert empuran Jenderal Soehart o adalah sebagai komandan Serangan Umum 1 M aret 1948 di Yogyakart a dan operasi M andala dalam pembebasan Irian Jaya pada 1962. Kedua unt uk mengkat egorikan konflik bersenjat a it u sebagai sebuah perang besar. Jenderal Nasut ion bahkan t ak dikenal sebagai komandan pemenang pert empuran, t api lebih sebagai pemikir st rat egi perang, t erut ama set elah menerbit kan buku Pokok-Pokok Gerilya. Sedangkan kancah pert empuran Jenderal Soehart o adalah sebagai komandan Serangan Umum 1 M aret 1948 di Yogyakart a dan operasi M andala dalam pembebasan Irian Jaya pada 1962. Kedua

Dengan mempert imbangkan argumen t ersebut , agaknya pandangan Salim Said t ent ang lat ar belakang anugerah jenderal besar oleh TNI sebelas t ahun silam it u lebih realist is. Pakar milit er yang dekat dengan para pet inggi TNI ini lebih melihat peran Jenderal Sudirman, Nasut ion, dan Soehart o dalam perkembangan peran polit ik milit er di Indonesia. Ia melihat Jenderal Sudirman sebagai pelet ak dasar pemikiran bahw a milit er adalah alat negara, bukan alat pemerint ah. Ini dibukt ikannya dengan t et ap meneruskan perlaw anan bersenjat a kendat i para pucuk pimpinan pemerint ah t elah dit angkap Belanda dan pusat pemerint ahan t elah diduduki m usuh.

Jenderal Nasut ion dianggap berjasa mengembangkan dokt rin dw ifungsi sebagai konsep peran polit ik TNI. Gagasan ini pert ama kali dilont arkan Jenderal Nasut ion ket ika berpidat o di depan Akademi M ilit er di M agelang, 11 November 1958. Dalam pidat o t anpa t eks it u Jenderal Nasut ion mengat akan bahw a TNI bukanlah sekadar alat pemerint ah sepert i di negara Barat dan juga bukan pemegang monopoli kekuasaan sepert i di negara-negara Amerika Lat in. TNI, menurut Nasut ion, memilih jalan t engah dan para perw ira milit er berhak unt uk t urut sert a-bersama unsur masyarakat yang lain-mengambil peran nonmilit er dalam membangun negara.

Jenderal Soehart o, menurut Salim Said, dianggap pihak m ilit er berjasa dalam menerapkan konsep dw ifungsi it u. Hal ini dilakukan set elah berhasil memberant as kelompok komunis, yang dikenal sebagai law an polit ik ut ama milit er di era Orde Lama pada 1965. Ia kemudian mengkonsolidasi peran polit ik TNI dengan cara melemahkan part ai-part ai polit ik melalui upaya depolit isasi, yait u dengan menggulirkan gagasan " massa mengambang" . Belakangan

kukuh melalui kebijakan penyederhanaan part ai dan penerapan asas t unggal dan pemihakan TNI pada Golkar.

konsolidasi ini

semakin

Penerapan dw ifungsi TNI versi Jenderal Soehart o it u t ak selalu didukung penuh oleh kalangan milit er. Pada akhir 1970-an, set elah t erjadi kerusuhan dalam pemilihan umum 1977, sekelompok perw ira senior Angkat an Darat meluncurkan " M akalah Seskoad" , yang pada int inya berpendapat bahw a peran polit ik milit er t erlalu berlebihan. Kelompok yang kemudian disebut Fosko it u menyerukan agar TNI kembali ke jalan yang murni dengan menjadikan dirinya di at as semua golongan.

Kelompok ini lebih mem ilih TNI berperan sepert i milit er Turki, yang t ak t erlibat kegiat an polit ik sehari-hari dan hanya bergerak bila konst it usi sekuler progresif peninggalan Kemal At at urk dianggap t erancam. Penglima ABRI saat it u, Jenderal Yusuf, bahkan t elah menyiapkan rencana menarik sekit ar 16 ribu personel TNI yang mendapat t ugas kekaryaan di berbagai inst it usi sipil kembali ke t ugas milit er. Namun pandangan yang kemudian didukung Jenderal Widodo, Kepala St af TNI-AD saat it u, dit epis oleh Jenderal Soehart o.

Tepisan it u dilakukan amat nyaring ket ika Presiden Soehart o berpidat o di Pekanbaru pada M aret 1980. Jenderal Widodo digant i dan para jenderal purnaw iraw an yang memprot es pidat o di Pekanbaru dengan menandat angani Pet isi 50 pun dicekal, t ermasuk Jenderal Nasut ion. Para pendukung Jenderal Soehart o, yang oleh pakar w art aw an Aust ralia David Jenkins disebut kelompok pragmat is, kemudian membuat konsep t andingan yang dikenal sebagai " M akalah Hankam" .

Sejarah mencat at , konsep kelompok pragmat is ini yang kemudian dijalankan Presiden Soehart o. Bagi kalangan yang sinis, pelaksanaan konsep ini di lapangan sebenarnya amat mirip dengan konsep pendudukan milit er. Tent ara menjadi alat pemerint ahan Soehart o. M it ra sipil peran polit ik TNI adalah Golkar, yang oleh salah seorang t okohnya, Rahman Tolleng, disebut bukan part ai yang berkuasa (ruling part y) t api part ainya penguasa (ruler's part y). Dengan dukungan kuat TNI melalui jaringan t erit orial, t emasuk kekaryaan, Golkar pun t erus-menerus menang dalam pemilihan umum yang berlangsung set iap lima t ahun.

Jenderal Soehart o semakin ringan t angan dalam memanfaat kan milit er unt uk menjalankan t ugas nonmilit er. Operasi pem bersihan para preman yang dianggap mengganggu ketent eraman diberikan kepada t ent ara. Ribuan preman bert at o pun t ew as dit embak secara mist erius.

Kesibukan aparat milit er di berbagai bidang nonmilit er ini pada akhirnya bermuara pada menurunnya kemampuan profesional milit er TNI. Kecenderungan ini semakin buruk set elah pengaruh keluarga dan kroni Cendana m ulai merasuk ke sist em promosi di jajaran milit er. Jenderal L.B. M oerdani, seorang pendukung set ia dari kelompok pragmat is yang mencoba mengingat kan Jenderal Soehart o t ent ang bahaya pengaruh nepot isme, malah t erpent al dari posisinya sebagai Panglima ABRI.

M ilit er pun seolah menjadi lembaga kebal hukum dan ringan t angan dalam menggunakan kekerasan. Peningkat an ket erlibat an aparat milit er dalam berbagai kegiat an bisnis dan polit ik menyebabkan maraknya ant ipat i masyarakat t erhadap t ent ara. Perangkat perang TNI memang makin modern dan canggih t api pert aut an hat i dengan rakyat just ru merenggang.

Kerenggangan ini amat dirasakan oleh para perw ira muda, t erut ama yang t erlibat dalam berbagai operasi milit er di Timor Timur, Aceh, dan Papua. Posisi mereka seolah t erbalik dengan generasi 45. Para senior pendiri TNI melakukan perang gerilya bersama rakyat melaw an musuh dari luar yang lebih profesional secara milit er. Para perw ira muda penerus just ru memiliki perangkat milit er yang lengkap dan dilat ih secara profesional dan harus berhadapan dengan pemberont akan bersenjat a yang set idaknya didukung oleh sebagian rakyat set empat. Di lapangan mereka mulai paham bahw a pemberont akan- pemberont akan it u t erjadi karena penyelesaian polit ik t ak berjalan, bukan karena kegiat an musuh dari luar. Polit ik t ak jalan karena dom inasi milit er t erlalu kuat .

Pandangan ini set idaknya diut arakan almarhum Jenderal Agus Wirahadikumah, yang mengat akan " ABRI mampu menjalankan apa pun kecuali di bidangnya sendiri" . Alumni Akabri angkat an 1973 ini t ak sendirian. It u sebabnya berbagai diskusi dilakukan para perw ira muda yang risau, bahkan angkat an 1973 pun akhirnya memut uskan menerbit kan pendapat mereka dalam sebuah buku. Salah sat u anggot anya, Jenderal Susilo Bambang Yudhoyono, bahkan kemudian berperan akt if menyiapkan konsep paradigma baru TNI yang membaw a milit er akt if keluar dari kancah polit ik prakt is.

Pemberian gelar jenderal besar kepada Soehart o boleh jadi merupakan cara canggih para perw ira muda ini menyampaikan pesan mereka. Pangkat kehormat an t ert inggi TNI ini diberikan sekaligus kepada Jenderal Sudirman dan Jenderal Nasut ion, pelet ak dasar dan penggagas konsep peran m ilit er yang, menurut m ereka, t elah dilanggar oleh Soehart o.

Dan Jenderal Besar Soehart o kelihat annya menangkap pesan it u. Terbukt i, dalam acara hari ulang t ahun TNI pada 1997, ket ika Soehart o pert ama kali mengenakan bint ang lima di acara publik, ia mengat akan perlunya TNI bersikap " t ut w uri handayani" alias mengurangi dom inasinya di masyarakat .

Upaya ini t ernyat a t erlambat . Krisis ekonomi menerpa dan gelombang t sunami reformasi pun dat ang. Kali ini para pimpinan TNI membujuknya t urun agar pihak milit er t ak harus berhadapan dengan rakyat dan t enggelam bersama rezim Orde Baru. Soehart o akhirnya sepakat set elah panglima TNI berjanji melindungi keamanan dan harkat nya.

Janji it u t erbukt i dipegang TNI. Sampai sang Jenderal Besar dit urunkan ke liang lahat , Senin pekan lalu.