PENYEMBUHAN DENGAN AL-QUR’AN MENURUT MUHAMMAD HAQQI AL-NA>ZILI> DALAM KITAB KHAZI>NAT AL-ASRA>R

BAB IV PENYEMBUHAN DENGAN AL-QUR’AN MENURUT MUHAMMAD HAQQI AL-NA>ZILI> DALAM KITAB KHAZI>NAT AL-ASRA>R

Al-Qur’an selain kitab petunjuk yang dapat dijadikan sebagai pedoman hidup manusia dan pembimbing bagi orang yang bertaqwa 1 juga dapat dijadikan sebagai penyembuhan terhadap penyakit baik fisik maupun psikis. Pemahaman al-Qur’an sebagai penyembuh penyakit fisik dan psikis bukan hal yang baru, sebab pada masa Rasul penyembuhan dengan al-Qur’an sudah dilakukan, salah satunya adalah penyembuhan dengan surat al- Fa>tih{ah terhadap s}ahabat yang kena sengatan kalajengking. Praktek penyembuhan dengan surat al-Fa>tih{ah terhadap sengatan bisa kalajengking menjadi landasan al-Na>zili> tentang penyembuhan penyakit fisik dengan al-Qur’an. Selain alasan di atas tentang penyembuhan dengan al-Qur’an al-Na>zili> juga menambahkan dengan isyarat-isyarat ayat. Komentar al-Na>zili> diketemukannya isyarat-isyarat ayat tentang penyembuhan, seperti diciptakannya pendengaran terlebih dahulu dibandingkan dengan mata dan hati. 2 Selain ayat di atas, pada ayat lain juga

1 Lihat Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Ciputat: Lentera Hati,2002), volume 1, h.5.

Muhammad Quraish Shihab dalam menafsirkan surat al-Baqarah ayat 1-5, tentang tanda-tanda orang bertaqwa. Pada kata huda> al-Mutaqin ( نيقتملل ىده) Quraish Shihab menafsirkan dengan bimbingan bagi orang yang bertaqwa. Di sini Quraish tidak menafsirkan petunjuk, dan dalam tafsirnya Muhammad Quraish sering menafsirkan hudan untuk manusia sebagai petunjuk, sementara untuk hudan bagi orang bertaqwa Quraish menggunakan kata pembimbing.

2 Lihat QS: 16:78    

            dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.

Sistimatiakn penyebutan kata dalam al-Qur’an merupakan salah bentuk filosofis makna. Tatkala di dalam al-Qur’an disebutkan pendengaran terlebih

Allah memberikan perumpamaan tentang dahsyatnya ayat al- Qur’an, yaitu dapat menghancurkan gunung. Ini juga oleh al- Na>zili> dijadikan argument. 3 Komentar al-Na>zili> tentang penyembuhan dengan ayat al-Qur’an ada kesamaan dengan komentar ulama terdahulu, seperti IbnQayyim al-Jauziyah, dan komentar ulama setelahnya, seperti yang telah penulis paparkan pada bab di atas.

Komentar al-Na>zili> tentang isyarat ayat, dengan kata perumpamaan ‚ andai saja al-Qur’an diturunkan ke atas gunung maka gunungpun akan hancur‛ 4 isyarat ini sejalan dengan

komentar yang diutarakan oleh Abi> al-Aba>s ‘Ahmad bi ‘Ahmad ‘Ali> Bu>ni dalam salah satu karyanya, yaitu Mamba’’Us}u>l al- Hikmah. Menurutnya setiap huruf al-Qur’an memiliki arti tersendiri yang ada hubungannya dengan alam, seperti berhubungan dengan air, api, dan angin. Tambahnya huruf dal ( د) huruf tanah ( turab), huruf mim ( م) hurruf na>r (api), huruf ba (ب) huruf 5 hawa> (angin) dan seterusnya. Sehingga penyembuhan yang diutarakan oleh ‘Ali> Bu>ni terkesan bukan penyembuhan dengan ayat al-Qur’an melainkan dengan huruf al-Qur’an. ‘Ali> Bu>ni juga dalam menafsirkan al-Qur’an bukan pada ayat melainkan pada asra>r huruf al-Qur’an. Namun sungguhpun demikian antara al-

dahulu dibandingkan dengan yang lainnya, ini salah satu indikasi bahwa pengaruh pendengaran melebih mata dan hati. Kenyataanya diketemukan oleh seorang peneliti dari Suria, yakni Abdu al-Daeem al-Kahel yang mengatakan bahwa kerja otak dipengaruhi oleh pendengarann, dan otak akan mempengaruhi seluruh organ tubuh yang di dalamnya ada mata dan hati.

3 Lihat QS: 59:21   

                kalau Sekiranya Kami turunkan Al-Quran ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu Kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.

4 Lihat QS al-Hashr ayat 21 5 Lihat Abi> al-Aba>s ‘Ahmad bi ‘Ahmad ‘Ali> Bu>ni, Mamba’’Us}u>l al-

Hikmah (Harama>in,th),18

Na>zili> dan Ali> Bu>ni dalam memahami al-Qur’an sebagai penyembuh penyakit fisik dan psikis ada satu titik kesamaan, bahkan al-Na>zili> banyak mengutif komentar ‘Ali> Bu>ni dalam memahami al-Qur’an sebagai penyembuh.

Penyembuhan dengan ayat al-Qur’an yang diutarakn oleh al- Na>zili> dalam kitab Khazi>nat al al-Asra>r setidaknya ada tiga hal yang harus penulis angkat; pertama penyakit menurut al-Na>zili>, kedua ayat-ayat yang menurut al-Na>zili> dapat dijadikan sebagai penyembuh, dan ketiga teknis penyembuhan dengan ayat al- Qur’an. Hal ini penulis lakukan agar dapat mempermudah membaca pemikiran al-Na>zili> tentang penyembuhan dengan al- Qur’an. Hal ini juga memberikan gambaran kepada para pembaca tentang pemikiran al-Na>ili> yang berkenaan dengan penyakit, ayat- ayat yang dijadikan sebagai penyembuh, dan teknis yang ditawarkan oleh al-Na>zili>.

A. Penyakit Menurut Muhammad Haqqi al-Na>zili> Sebelum menguraikan kriteria penyakit menurut al-Na>zili>, penulis akan menguraikan penyakit menurut al-Qur’an, komentar para ulama dan dunia medis, sebagai pembanding. Sehingga dapat dengan jelas melihat kriteria penyakit yang diutarakan al-Na>zili>. Di sisi lain memberikan gambaran objektif kepada para pembaca tentang penyakit perspektif al-Na>zili>. Metode seperti ini pernah dilakukan oleh seorang penulis terkemuka, yaitu M.M.Al-A’zami> dalam menjelaskan teks al-Qur’an. 6

Seperti yang penulis uraikan pada bab kedua, bahwa al-Qur’an memandang penyakit fisik dan psikis, terbukti dari penggunaan kata marad} ( ضرم) dalam al-Qur’an. Kata marad} dalam al-Qur’an digunakan untuk menunjukan penyakit fisik dan psikis. Penyakit fisik dalam al-Qur’an adalah segala penyakit yang mencakup tubuh manusia. 7 Adapun penyakit psikis adalah penyakit yang yang berkaitan dengan isi hati, seperti hasud, munafiq, dan syirik. Bahkan al-Qur’an memandang penyait psikis lebih luas dibandingan dengan medis, karena al-Qur’an memasukan

6 Lihat M.M.Al-A’zami>, The History Of The Qur’a>nic Text (Jakarta: Gema Insani Press, Tjmh, 2005)

7 Lihat bab 2.27 7 Lihat bab 2.27

penyakit dengan siksa Allah. Muhammad Quraish Shihab mengutif komentar al-Biqa'i dalam tafsirnya mengenai surat

al-Fa>tih{ah mengemukakan sabda Nabi Saw.,

‚Penyakit adalah cambuk Tuhan di bumi ini, dengannya Dia mendidik hamba-hamba-Nya‛.

Menurutnya, pendapat ini didukung oleh kandungan pengertian takwa yang pada dasarnya berarti menghindar dari siksa Allah di dunia dan di akhirat. Siksa Allah di dunia, adalah akibat pelanggaran terhadap hukum-hukum alam. Hukum alam antara lain membuktikan bahwa makanan yang kotor mengakibatkan penyakit. Seorang yang makan makanan kotor pada hakikatnya melanggar perintah Tuhan, sehingga penyakit merupakan siksa-Nya di dunia yang harus dihindari oleh orang yang bertakwa. Muhammad Quraish Shihab, sungguhpun memahami penyakit fisik dan psikis, tetapi tidak sependapat dalam penyembuhan penyakit fisik dengan al-Qur’an, menurutnya al-Qur’an sebagai penyembuh penyakit psikis, adapun penyakit fisik yang dapat disembuhkan dengan al-Qur’an adalah psikomatik,

yang disebabkan psikis. 9 Muhammad Quraish Shihab dalam salah satu karyanya,

yaitu wawasan al-Qur’an mengutif salah satu hadis Al-Bukhari> tentang penyakit fisik yang disebabkan psikis. 10

Secara garis besar al-Qur’an dan para ulama memandang penyakit terdiri dari penyakit fisik dan psikis. Penyakit fisik penyakit yang konkrit, artinya dapat diraba dan dilihat. Adapun

Shihab, Wawasan al- Qur’an ( http://media.isnet.org/Islam/Quraish/Wawasan/Kesehatan2.html ). Bandingkan juga dengan surat al-Baqarah ayat 7. Dalam ayat ini dijelaskan orang yang sakit adalah orang yang tertutup hatinya. Seakan al-Qur’anberkata, orang seperti ini bermata tapi tidak melihat, dan memiliki telinga tapi tidak mendengar ayat-ayat Allah.

8 Lihat Muhammad

Quraish

9 Lihat bab 2 10 Lihat

Shihab, Wawasan al- Qur’an (http://media.isnet.org/Islam/Quraish/Wawasan/Kesehatan2.html )

Muhammad

Quraish

penyakit psikis penyakit yang tidak dapat diraba, melainkan hanya dapat dirasakan atau orang lain dapat melihat dibandingkan penderita, karena penyakit ini hanya ada dalam hati. 11 Singkatnya penyakit terbagi dua, yakni penyakit badan dan penyakit hati. Namun dunia medis dalam memahami penyakit hati adalah penyakit yang berkaitan dengan bentuk hati yang berbentuk fisik. Sehingga dalam dunia medis segala definisi penyakit diorientasikan pada penyakit fisik. Hati yang dipahami oleh al-Qur’an dan ulama adalah penyakit psikis dipandang oleh medis adalah penyakit fisik, karena medis melihat hati pada bagian bentuk fisik hati. Salah satu kriteria penyakit hati yang diutarakan oleh dunia medis adalah penyakit Hati Kronis. Menurutnya, penyakit ini adalah suatu kondisi medis yang ditandai dengan pengrusakan jaringan hati yang bertahap seiring dengan perjalanan penyakit, yang dapat menyebabkan fibrosis dan sirosis hati. Fibrosis adalah pembentukan struktur seperti jaringan perut yang halus yang menyebabkan pengerasan jaringan dan menghalangi aliran cairan yang melewati jaringan-jaringan ini. Sirosis hati adalah proses terbentuknya jaringan perut pada jaringan hati. Penyebabnya antara lain infeksi, cedera, paparan terhadap obat-obatan atau zat beracun, proses autoimun, atau cacat genetik yang menyebabkan tertimbunnya dan terakumulasinya zat-zat yang merusak seperti besi atau tembaga. Ada banyak tipe penyakit hati, yang berasal dari penyebab yang berbeda-beda. Tipe penyakit hati yang paling umum termasuk penyakit hati yang berhubungan dengan autoimun, hepatitis, penyakit hati alkoholik, kanker hati dan sebagainya 12

Dalam dunia kedokteran Islam, kondisi manusia terbagi pada tiga keadaan, yaitu keadaan sakit, keadaan sehat dan keadaan tidak sakit dan tidak sehat. 13 Menurutnya sehat adalah kondisi (keadaan) tubuh dalam tabiat susunannya, sehingga muncul perbuatan-perbuatannya normal dan sempurna. Adapun sakit

11 Perasaan, keyakinan, dan harapan. 12 Lihat

http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions- diseases/penyakit-hati-kronis 13 Lihat Saraswati Muhmaouddin, S istem Kedokteran Islam, (Jakarta:SPS

UIN, Disertasi,2011),100 UIN, Disertasi,2011),100

Sehat menurut UU No. 23/1992 adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan seseorang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi 15 .

Dari beberapa komentar di atas tentang penyakit dan konsep sehat, baik yang diutarakan al-Qur’an maupun ulama dan dunia medis, ternyata secara umum ada titik persamaan dengan al- Na>zili>. Al-Na>zili sekalipun dalam karyanya tidak memetakan tentang penyakit secara terperinci, tetapi dari beberapa uraiannya tentang penyembuhan dengan ayat al-Qur’an dapat ditangkap, bahwa al-Na>zili> memahami tentang kriteria penyakit fisik dan psikis.

Penyakit fisik dipahami oleh al-Na>zili> adalah penyakit yang dapat dilihat oleh panca indra penglihatan sekalipun berada di dalam tubuh manusia. Adapun penyakit psikis yang dimaksud al- Na>zili> adalah penyakit yang berpusat di dalam hati (perasaan), seperti perasaan susah, perasaan sedih, harapan yang tidak dapat tercapai, kemiskinan, dan kondisi sosial, yang diistilahkan who psio,sosio, dan spiritual. Komentar al-Na>zili> juga tentang penyakit ada korelasi dengan komentar ulama yang lahir pada

abad ke tujuh. 16 Yaitu Ibn Qayyim al-Jauziyah, seorang ulama

14 Lihat Saraswati, S istem Kedokteran Islam, (SPS UIN Jakarta: Disertasi,2011),101

15 Lihat http://www.scribd.com/doc/55639140/2/SEHAT-MENURUT- DEPKES-RI 16 Lihat Tengku Muhammad Hashbi al-S}idiqiy, Sejarah dan Pengantar al- Qur’an dan Tafsir (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra,2000),223 15 Lihat http://www.scribd.com/doc/55639140/2/SEHAT-MENURUT- DEPKES-RI 16 Lihat Tengku Muhammad Hashbi al-S}idiqiy, Sejarah dan Pengantar al- Qur’an dan Tafsir (Semarang: PT Pustaka Rizki Putra,2000),223

yang menjadi rujukan Ibn Qayyim adalah surat al-Baqarah ayat

19 10, 20 dan surat al-Nur ayat 31.

17 Lihat IbnQayyim al-Jauziyah, T}ib al-Nabawi (tp/tt),1 18 Lihat IbnQayyim al-Jauziyah, T}ib al-Nabawi (tp/tt),1

Lihat QS:2:10    

         dalam hati mereka ada penyakit[23], lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta. Lihat juga QS: 74:31            

[23] Yakni keyakinan mereka terdahap kebenaran Nabi Muhammad s.a.w. lemah. Kelemahan keyakinan itu, menimbulkan kedengkian, iri-hati dan dendam terhadap Nabi s.a.w., agama dan orang-orang Islam.

20 Liht QS: 24 :1  

Komentar Muhammad Haqqi al-Na>zili> tentang penyakit sejalan juga dengan komentar Abdu al-Halim ‘Aud} al-Hamili<. 21

Selain komentar di atas ternyata komentar Muhammad Haqqi al- Na>zili> juga ada kesamaan dengan Muhammad Taqiyu

Muqaddam. 22 Di mana keduanya memasukan kemiskinan, kegundahan hati yang disebabkan oleh berbagai faktor dipahami

sebagai penyakit. Dalam memahami al-Qur’an sebagai penyembuh penyakit, sebagaimana yang telah penulis paparkan di atas, bahwa al-Na>zili> memasukan kemiskinan merupakan suatu penyakit. Hal ini yang membedakan al-Na>zili> dengan al-Qur’an, karena sekalipun miskin jika beriman atau beramal s}alih al-Qur’an mengatakan lebih baik dibandingkan dengan yang berkecukupan tetapi kafir, musyrik,

atau munafik.

    (ini adalah) satu surat yang Kami turunkan dan Kami wajibkan (menjalankan hukum-hukum yang ada di dalam)nya, dan Kami turunkan di dalamnya ayat ayat yang jelas, agar kamu selalu mengingatinya.

21 Lihat Abdu al-Halim ‘Aud} al-Al-Hamili<, al-Istishfa> wa Qada> al-Hawaij bi al-Qur’an (tp/tt)

Sekalipun al-Al-Hamili< tidak menjelaskan langsung tentang kriteria peyakit, namun dalam dalam bahasan kitabnya, menguraikan tentang hal-hal yang dapat disembuhkan dengan al-Qur’an. seperti penyembuhan penyakit badan, penyembuhan penyakit ruh dan penyembuhan dalam memenuhi kebutuhan hidup.

22 Lihat Muhammad TaqiyuMuqadam, Khazanat al-Asrar (tp/tt) 23 Lihat QS:2:221

Kemiskinan dianggap suatau penyakit, karena mungkin dipahami oleh al-Na>zili salah satu kelemahan dalam menegakan dakwah. Selain kemiskinan dipahami sebagai penyakit keretakan rumah tangga, persahabatan, persoalan sosial dikatagorikan oleh al-Na>zili> sebagai penyakit.

Dalam memahami al-Qur’an sebagai penyembuh al-Na>zili> tidak memasukan semua ayat al-Qur’an sebagai penyembuh. Pemikiran ini sejalan dengan pemahaman ulama setelahnya. Seperti Muhammad Taqiyu Muqaddam dalam kitab Khazanat al- Asra>r, begitu juga dengan Abdu ‘Aud} al-Halim, dalam kitab al- Isstishfa> wa Qada>’ al-Hawaij, ‘Abi Aba>s ‘Ahmad bin ‘Ali> l-Bu>ni>.

B. Ayat-ayat Penyembuh Al-Qur’an yang dipahami berjumlah enam ribuan ayat,

terdiri dari seratus empat belas surat dan tiga puluh juz, tidak dipahami oleh al-Na>zili> semua ayatnya sebegai penyembuh. Hanya ayat-ayat tertentu yang dipahami al-Na>zili> sebagai penyembuh. Pemahaman al-Na>zili> tentang sebagian ayat sebagai peyembuh memberikan kesan bahwa al-Na>zili> dalam menafsirkan kata min ( نم) yang ada dalam surat al-Isra ayat 82 adalah litab’id. 24

Terlepas dari penafsiran kata min di atas, yang jelas al-Na>zili> dalam mengklasifikasi ayat kedalam dua bagian, yaitu ayat sebagai penyembuh penyakit fisik dan ayat sebagai penyembuh psikis. Terkadang al-Na>zili> juga mejelaskan tentang satu ayat yang memiliki pungsi ganda. Maksudnya satu ayat dapat digunakan pada dua penyembuhan penyakit fisik dan psikis yang

221. dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun Dia menarik hatimu. mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya. dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.

24 Lihat bab 2.49 24 Lihat bab 2.49

Seperti yang penulis uraikan di atas bahwa al-Na>zili> tidak memasukan semua ayat al-Qur’an dapat dijadikan sebagai

penyembuh. Komentar al-Na>zili ada kesamaan dengan komentar yang yang diutarakan oleh ‘Abdu al-Halim ‘Aud} al-Hamili< 25 ,

Muhammad Taqiy al-Muqaddam, 26 dan Muhammad Rahib Hayim Salim. 27 Menurut al-Na>zili> ayat-ayat yang dapat dijadikan sebagai penyembuh adalah surat al-Fa>tih{ah, surat al-Ikhla>s{, surat al-falaq, surat al-Nas, ayat kursi, surat yasin, surat al-Fath~, surat al- Wa>qi’ah, surat al-Mulk, surat al-Naba>’ surat wa al-D}uha>, surat Alam Nas}rah~, surat al-Qadar, surat al-Bainah, surat al-Z}alz}alah, surat al-Kauthar, surat al-Kafirun, surat al-Nas}r, surat al-Baqarah ayat 285-286, tiga ayat pertama dari surat al-‘An’a>m, dua ayat 28 akhir surat bara’ah, akhir surat al-Hashr. surat al-Mu’minu>n ayat 115, surat al-Ahqa>f surat al-Naziyat, surat yu>suf, surat Qaf ayat

22, dan surat al-Ma>idah. Sesuai dengan namanya al-Fa>tih{ah yang jika diartikan secara harfiyah bermakna pembuka, karena itu dalam pembahasan ayat- ayat penyembuh penulis akan memulai dari surat Al-Fa>tih{ah. Surat al-Fa>tih{ah terdiri dari tujuh ayat, baik yang memahami ayat pertama dari 29 basmalah maupun dari hamdalah. Namun al-Na>zili> dalam membahas surat al-Fa>tih{ah, memisahkan antara al-Fa>tih{ah dan basmalah. Salah satu buktinya al-Na>zili> membahas basmalah dan al-Fa>tih{ah pada masing-masing fas}al. al-Na>zili> dalam membahas basmalah banyak mengutif ulama-ulama sufi

25 Lihat ‘ Abdu al-Halim ‘Aud} al-Al-Hamili<, al-Istishfa>’ wa Qad}a>’ al-

Hawa>ij bi al-Qur’an , (Markaz al-Tau>zi’: Da>r al-Ans}ar, 2007) 26 Lihat Muhammad Taqiy al-Muqadam, Khaza>nat al-Asra>r (Dawi> al-

Qurba,tt)

27 Lihat Muhammad Rahib Hayim Salim, al-Tada>wi bi al-Qur’an wa al-

Istishfa>’ bi al-Ruqa> wa al-Ta’a>wi>z (Maktabah al-Qur’an,tt) 28 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al-

Kutub al-Ilmiyah,1993),2 29 Al-Fa>tih{ah diawali dengan lafaz basmalah merupakan ikhtilaf

dikalangan ulama fiqih. Ulama yang memahami al-Fa>tih{ah dari basmalah maka ayat yang ketujuhnya adalah lafaz shirat}al al-Mustaqim sampai al-D}a>lin , ayat ketujuh, tetapi ulama yang memahami al-Fa>tih{ah dimulai dari hamdalah maka ayat ketujuhnya lafaz ghairi al-Maghdu>bi ‘Alaihim sampai al-D}a>lin .

sebelumnya, sehingga dalam bahasan basmalah terkesan al-Na>zili> tidak berkomentar. Hampir semua komentar hanya merujuk pada komentar ulama sufi sebelumnya. Di bawah ini merupakan penafsiran sufi tentang basmalah yang dikutip oleh al-Na>zili>.

Menurut sufi basmalah merupakan kalimat suci dan pakaian Tuhan sekaligus penghubung yang dekat ( was}iah qaribah) kepada penolong (Tuhan). Seluruh al-Qur’an maknanya terkumpul dalam surat al-Fa>tih{ah, dan al-Fa>tih{ah terkumpul dalam kalimat basmalah. Kalimat basmalah terkumpul dalam ba. Ba dengan titik satu merupakan simbol dari keesaan Tuhan. 30 Al-Razi

mengatakan bahwa

ba yang ada dalam basmalah adalah ba al- Ils}aq 31 (bertemu), yang dalam penafsirannya, berbunyi ( الله مساب

تاعاطلا ءادا ىف عرشا). 32 Ba yang ada dalam lafaz basmalah mengandung isharat bertemunya hamba dihadapan Tuhan. Jadi

ketika orang membaca basmalah pada hakikatnya dia sedang berada dihadapan Tuhan, dengan segala kebersihan hati dan siap memohon apa saja bergantung keinginan orang tersebut. Maka tidak berlebihan jika al-Na>zili> mengatakan bahwa basmalah merupakan 33 was}ilah qaribah, dan sekaligus umu al-Qur’an.

Al-Na>zili> dalam membahas basmalah lebih pada keutamaan basmalah, penafsiran basmalah, kedudukan basmalah, jumlah

membaca basmalah, dan keistimewaan membawa basmalah ( hamli basmalah). Untuk bahasan keutamaan basmalah al-Na>zili> banyak merujuk pada hadis 34 , sementara penafsiran basmalah

mengutif dari Abu Laisth bin Muhammad bin Ahmad bin Ibra>him

30 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al- Kutub al-Ilmiyah,1993),87

31 Yang dimaksud ba al-Ils}aq dalam istilah ilmu nahwu adalah jar yang ta’aluq pada fi’il 32 Lihat Fakhru al-Din al-Raziy, Mafatih~ al-Ghaib (Kairo: Da>r al-Fikr, 1981),12

33 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al al-Asra>r (Libanon: Da>r al-Kutub al-Ilmiyah,1993),87

Komentar al-Na>zili> tentang basmalah sebagai umu al-Qur’an mengutif dari Abu Laisth bin Muhammad bin Ahmad bin Ibra>him al-Thamarqandi>, Tafsir Bahru al-‘Ulum (Libanon: Da>r al-Kutub al-Ilmiyah, 1993),75. 34 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili, Khazi>nat al al-Asra>r (Libanon: Da>r al-Kutub al-Iilmiyah, 1993),83-87 Komentar al-Na>zili> tentang basmalah sebagai umu al-Qur’an mengutif dari Abu Laisth bin Muhammad bin Ahmad bin Ibra>him al-Thamarqandi>, Tafsir Bahru al-‘Ulum (Libanon: Da>r al-Kutub al-Ilmiyah, 1993),75. 34 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili, Khazi>nat al al-Asra>r (Libanon: Da>r al-Kutub al-Iilmiyah, 1993),83-87

mengutif komentar-komentar ulama 36 fiqh, dan penjelasan hitungan jumlah membaca basmalah mengutif penafsiran ulama-

37 ulama sufi, seperti Ahmad Alibuni>, 38 al-Razi>, dan keistimewaan membawa 39 basmalah mengutif hadis. Dari bahasannya dalam kitab Khazi>nat al-Asra>r terlihat al-Na>zili> memisahkan antara pungsi al-Fa>tih{ah dengan basmalah. Basmalah dipahami oleh al- Na>zili> sebagai penyembuh penyakit psikis, sementara al-Fa>tih{ah sebagai penyembuh penyakit fisik. Untuk memperkuat pendapatnya al-Na>zili> mengutif hadis yang diriwayatkan oleh Abu ‘Ubaid, Ahmad Al-Bukhari>, Muslim, Abu Daud, Tirmizi>, al- Na>sa’i>, IbnMajah, IbnJari>r, al-Hakim, dan Baihaqi> yang semuanya berasal dari Abu Said al-Khudri> tentang penyembuhan penyakit 40 yang disebabkan oleh bisa kalajengking. Komentar ini mematahkan pendapat Muhammad Quraish Shihab yang mengatakan bahwa penyembuhan penyakit fisik dengan al-Qur’an

didasarkan pada hadis yang diriwayatkan oleh Ibn Mas’ud. 41 Jika dianalisis pendapat al-Na>zili> tentang penyembuhan

penyakit psikis dengan basmalah ada korelasi dengan penafsiran al-Razi di atas tentang ba ( ب) dalam basmalah. Komentar al-Razi di atas dengan mengingatkan bertemunya manusia dengan Tuhan. Bertemunya manusia dengan Tuhan, dapat dikatakan manusia

35 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili, Khazi>nat al al-Asra>r (Libanon: Da>r al-Kutub al-Iilmiyah, 1993),87

36 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili, Khazi>nat al al-Asra>r (Libanon: Da>r al-Kutub al-Iilmiyah, 1993),88

37 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili, Khazi>nat al al-Asra>r (Libanon: Da>r al-Kutub al-Iilmiyah, 1993),89-91

Penafsiran al-Na>zili> tentang jumlah bacaan basmalah bandingkan Ahmad Alibuni>, Manba’ ‘Us}ul al-Hikmah (Haramain), 28

38 Lihat Fakhru al-Din al-Raziy, Mafatih~ al-Ghaib (Kairo: Da>r al-Fikr, 1981),12-13

39 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili, Khazi>nat al al-Asra>r (Libanon: Da>r al-Kutub al-Iilmiyah, 1993),91

40 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al al-Asra>r (Libanon: Da>r al-Kutub al-Ilmiyah,1993),63

41 Lihat Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Ciputat: Lentera Hati,2002),volume 7,h.533 41 Lihat Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Ciputat: Lentera Hati,2002),volume 7,h.533

Seperti yang penulis utarakan di atas, tentang surat Al- Fa>tih{ah yang dipahami dapat menyembuhkan penyakit fisik. Diutarakan oleh al-Na>zili> pada fas}al fi Tas}aruf al-Fa>tih{ah, bahwa surat al-Fa>tih{ah selain untuk penyembuhan penyakit fisik yang disebabkan

sengatan bisa kalajengking, juga dapat menyembuhkan beragam penyakit fisik. Adapun teknis penyembuhannya adalah menuliskan surat al-Fa>tih{ah pada tempat yang suci, setelahnya disiram dengan air. Air yang sudah tercampur dengan surat al-Fa>tih{ah diminumkan pada orang yang sedang sakit, atau dibasuhkan pada seluruh badan yang sakit sebanyak satu kali, dan khusus pada bagian yang sakit sebanyak

tiga kali basuhan, disertakan do’a. 42 al-Na>zili> juga menambahkan bahwa surat al-Fa>tih{ah dapat dijadikan sebagai penyembuh

penyakit gila, jika digabungkan dengan surat al-Baqarah. Surat al- Baqarah yang dimaksud al-Na>zili> adalah empat ayat pertama dari surat al-Baqarah, ayat kursi dua ayat setelah ayat kursi, dan tiga

ayat terakhir dari surat al-Baqarah. 43 Jadi dari uraian di atas penulis dapat menarik kesimpulan tentang penyembuhan dengan

surat Al-Fa>tih{ah yang diutarakan al-Na>zili>. Al-Na>zili> memahami untuk penyembuhan penyakit fisik cukup dengan surat Al- Fa>tih{ah, sementara untuk penyembuhan penyakit psikis surat Al- Fa>tih{ah digabungkan dengan surat lain, seperti tersebut di atas.

Surat al-Fa>tih{ah yang dimaksud oleh al-Na>zili> untuk penyembuhan penyakit fisik adalah dimulai dari hamdalah sampai akhir. Jadi ketika seseorang yang akan menggunakan surat a l-

42 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al al-Asra>r (Libanon: Da>r al-Kutub al-Ilmiyah,1993),122

Do’a yang yang dibaca ketika membasuk orang yang sakit adalah sebagai berikut: فاعلدا تنأف فاع مهللا فىاكلا تنأف فكا مهللا فىاشلا تنأف فشا مهللا 43 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al-

Kutub al-Ilmiyah,1993),66

Fa>tih{ah untuk penyembuhan penyakit fisik harus memulai dari lafaz hamdalah sampai akhir surat. Pemahaman al-Na>zili> tentang surat al-Fa>tih{ah sulit diduga, karena al-Na>zili> dalam mengutif hadis tentang penyembuhan dengan surat al-Fa>tih{ah tidak konsisten. Terkadang menggunakan kata al-Fa>tih{ah secara umum, tetapi khusus untuk penyembuhan dari sengatan bisa al-Na>zili> mengutif hadis yang berbicara surat al-Fa>tih{ah dimulai dari hamdalah. Jika al-Na>zili> memahami surat al-Fa>tih{ah dimulai dari hamdalah tentunya sejalan

dengan komentar Ima>m Malik, 44 seorang mujtahid mut}laq, dan pendiri mazhab Maliki,

mazhab kedua yang lahir setelah mazhab Hanafi>. Namun tidak sejalan dengan seorang ulama pendiri mazhab ketiga, yaitu Ima>m al-Shafi’i>. Seorang ulama yang tergolong mujtahid mutlaq, yang

mengatakan bahwa al-Fa>tih{ah dimulai dari basmalah. Secara garis besar, dari beberapa bahasan al-Na>zili> tentang

penyembuhan dengan surat surat al-Fa>tih{ah, dapat dipetakan pemikiran al-Na>zili> tentang penyembuhan dengan surat al- Fa>tih{ah. Pertama al-Na>zili> memahami bahwa penyembuhan dengan surat al-Fa>tih{ah untuk penyakit fisik dimulai dari hamdalah dengan teknis surat tersebut dibaca. Namun, untuk penyembuhan penyakit psikis dengan surat al-Fa>tih{ah dimulai dari basmalah dengan teknis surat tersebut ditulis kemudian dilebur dengan air. 46 Selain ditulis kemudian dilebur dengan air bisa juga ditulis kemudian digantung. 47 Penyembuhan dengan surat al-Fa>tih{ah yang diutarakan oleh al-Na>zili> ada korelasi dengan nama surat al-Fa>tih{ah, yang menurutnya surat al-Fa>tih{ah

44 Lihat Malik bin Anas, al-Muwat}a’ (Kairo: Da>r al-Fikr,2002),59 Lihat juga, Muhammad ‘Ali> al-S}a>bu>ni>, Rawa> al-Baya>n Tafsir Ayat al-

Ahkam min al-Qur’an (Da>r al-Kutub al-Islamiyah,2001),36-37 45 Lihat Abi ‘Abdi>llah Muhammad bin Idris al-Shafi’i>, al-Um (Libanon:

Da>r al-Kutub al-Ilmiyah,1993),juz 1,h.211 46 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al-

Kutub al-Ilmiyah, 1993),123 47 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Pada halaman yang sama.

Komentar al-Na>zili> ayat-ayat di atas ditulis pada daun, kemudian digantung ditempat di mana angin menghembus ketempat orang yang kita maksud.

memiliki nama lain seperti 48 al-Shifa dan al-Ruqiyah, yang diartikan secara harfiyah adalah penyembuhan.

Pemahaman al-Na>zili>, surat al-Fa>tih{ah dikatakan dapat menyembuhkan beragam penyakit fisik jika dalam teknis

penyembuhan tidak digabungkan dengan ayat atau surat lain. Komentar ini sejalan dengan komentar yang pernah di utarakan oleh ‘Ala al-Din ‘Ali bin Muhammad al-Baghdadi>, pada abad

permulaan. 49 Dia adalah seorang mufasir dengan sumber tafsir yang digunakan adalah al-Riwa>yah, dan komentar Abu Abdillah

bin Ahmad al-Ans}ari al-Qurt}ubi, 50 seorang mufasir klasik yang lahir pada ke 7, dengan metode tafsir yang digunakan adalah

tahli>li> dan sumber yang digunakan adalah riwayat. Komentar ini diutarakan oleh al-Qurt}ubi ketika menafsirkan surat al-Isra ayat

82, dan dalam menafsirkannya al-Qurt}ubi merujuk pada kitab- 52 kitab hadis. Selain al-Qurt}ubi, al-Hafiz IbnKathir, dalam tafsir

48 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili> , Khazi>nat al al-Asra>r (Libanon: Da>r al-Kutub al-Ilmiyah, 1993), 95-99

Menurut al-Na>zili> nama-nama surat al-Fa>tih{ah berjumlah tiga puluh nama. Komentar al-Na>zili> sejalan dengan komentar para mufasir, al-Jali>l al- Hafiz ‘Ima>d al-Di>n Abi> Fida> Isma>i>l bin Kathir al-Quraishiy al-Damasqi, Tafsir al-Qur’an al-Az}im, pada penafsiran surat al-Fa>tih{ah. Lihat juga Abi> ‘Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Ans}ari al-Qurt}ubi, al-Ja>mi li Ahka>m al-Qur’an . Di bawah ini adalah nama-nama surat al-Fa>tih{ah : fatihah al-Kitab, fatihah al- Qur’an, Umu al-Qur’an, Umu al-Kitab, al-Qur’an al-Az}im, al-Sabu’ Masani>, al-Wafiyah, al-Waqiyah, l-Kunuz, al-Ka>fiyah, al-Nu>r, al-Hamdu, al-Shukr, al- Hmdu Ula>, al-Hamdu al-Qas}awi>, al-Ruqiyah, al-Shifa>, al-Shafiyah, al-S}ala>h, al-Du’a, al-T}alab, al-Su’al, al-Munajah, al-Tafwid}, al-Muka>fa’ah, Afd}al Suwal al-Qur’an, Surah al-Qur’an, dan A’zam Suwar al-Qur’an.

49 Lihat ‘Ala al-Din ‘Ali bin Muhammad al-Baghdadi>, Tafsir al-Kha>zin (Kairo:Da>r al-Fikr),180

50 Lihat Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Ans}a>ri al-Qurt}ubi, al- Ja>mi’ Li Ahka>m al-Qur’an (Kairo: Da>r Fikr),283-284

51 Lihat QS: 17:82 52 Lihat Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Ans}a>ri al-Qurt}ubi, al-

Ja>mi’ Li Ahka>m al-Qur’an (Kairo: Da>r Fikr,1993),h.283-284 Hadis-hadis yang dijadikan dasar argumen oleh Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad al-Ans}a>ri, dalam menafsirkan surat tersebut di atas (al-Isra 82) adalah hadis yang diriwayatkan oleh IbnMajah yang terdapat pada Kitab T}ib, dengan nomer hadis yang ke 3501, dan bab yang ke 27. Demikian juga dengan hadis yanh diriwayatkan al-Al-Bukhari>y dengan nomer hadis yang 5736 pada bab 33, juga hadis yang diriwayatkan Muslim dengan nomer hadis yang ke

Ibn Kathir, mendukung tentang penyembuhan penyakit fisik dengan surat 53 al-Fa>tih{ah.

Al-Qurt}ubi juga menambahkan, bahwa surat al-Fa>tih{ah jika digabungkan dengan ayat-ayat lain, seperti empat ayat dari awal

surat al-Baqarah, ayat 164 al-Baqarah, ayat al-Kursi, dua ayat setelahnya, akhir surat al-Baqarah, sepuluh ayat dari surat Ali Imra>n, sepuluh ayat dari akhir surat al-Nisa>’, ayat pertama dari surat al-Ma>idah, awal ayat dari surat al-An’a>m, awal ayat dari surat al-‘Ara>f, surat Yunus ayat 81,surat T}aha ayat 69, sepuluh ayat dari awal surat 54 S}af>at, surat al-Falaq, dan surat al-Na>s,

dapat menyembuhkan beragam penyakit. Penyembuhan dengan surat al-Fa>tih{ah ternya didukung oleh mufasir yang lahir di abad ke Sembilan, mufasir di abad ke sembilan, yang diutarakan oleh

Sulaiman Ibn‘Umar al-Shafi’iy, dalam tafsir Futu>h>at al-Ilahiyah 56 dan Ahmad IbnMuhammad al-S}awy al-Maliki>, dalam tafsir al-

S}awiy. Kedua tafsir tersebut, yaitu al-S}awi dan Futu>h>at al- Ilahiyah dalam rangka mensharahi tafsir Jala>lai>n yang lahir di abad ke sembilan.

Penyembuhan dengan surat al-Fa>tih{ah yang digabungkan dengan ayat lain, seperti yang diutarakan oleh al-Qurt}ubi pada abad ke tujuh, sangat berbeda dengan al-Na>zili>. Jika al-Qurt}ubi menggabungkan surat al-Fa>tih{ah degan surat yang tersebut di atas, sementara al-Na>zili> menggabungkan surat al-Fa>tih{ah dengan ayat kursi, surat al-Ikhla>s{}, al-Falaq, dan al-Na>s. dengan teknis, setiap surat dibaca sebanyak tujuh puluh kali, selama tujuh hari

2201, pada bab 23, dan hadis riwayat Abu Daud, bahdith yang ke 3900, pada bab ke 19, hadis Tirmiziy yang ke 2303, pada bab 19, dan hadis al-Da>r al- Kut}ni>y hadis yang ke 245 pada bab 64 juz ke 3.

53 Lihat al-Hafiz Ibni Kathir, Tafsir Ibni Kathir (kairo: Da>r al-Fikr), Juz.1, h.8

54 Lihat ‘Abi Abdillah Muhammad bin Ahmad al-‘Ans}ariy al-Qurt}ubi, al- Ja>mi’ Li ‘Ahka>m al-Qur’an (Kairo: Dar al-Fikr), 285

55 Lihat Sulaiman Ibn‘Umar al-Shafi’iy, Futu>h>at al-Ilahiyah (kairo:Da>r al-

Fikr,2003),Juz 4, h.358

56 Lihat Ahmad Ibn Muhammad al-S}awy al-Maliki>, Tafsir al-S}awy (Kairo:

Da>r al-Fikr,tt),447 Da>r al-Fikr,tt),447

Jika surat al-Fa>tih{ah dipahami oleh al-Na>zili> sebagai surat penyembuh penyakit fisik, seperti penyakit yang diakibatkan

sengatan bisa kalajengking, dengan teknis yang diutaran di atas. Maka surat al-Ikhla>s{} menurut al-Na>zili> dapat dijadikan sebagai penyembuh penyakit psikis, seperti syirik, munafik, dan kegundahan hati. Komentar al-Na>zili> didasarkan atas isyarat- isyarat yang ada dalam surat al-Ikhla>s{. Isyarat pertama didapat dari kenamaan surat al-Ikhla>s{, karena nama lain dari surat al- Ikhla>s{ banyak yang salah satu namanya mengisyaratkan penyembuh penyakit psikis. Di antara nama surat al-Ikhla>s{ adalah; 58 pertama surat al-Ikhla>s{, karena isi surat ini memurnikan

Allah swt dari selainNya. kedua surat al-Tafri>d (Pengesaan Allah), ketiga surat al-Tajri>d(Penafian segala sesuatu bagi-Nya),

ke empat al-Tauhid (Keesaan Tuhan), kelima surat al-Naja>h (keselamatan dunia dan akhirat), ke enam surat al-Wilayah (kedekatan kepada Allah), ke tujuh surat al-Nasah, ke delapan surat al-Ma’rifah (Pengetahuan Tentang Allah), ke sembilan surat al-Jama>l (Keindahan karena Allah Maha Indah), ke sepuluh surat al-Mushaqashah (Penyembuhan dari Kemusyrikan), ke sebelas surat al-Ma’u>dah, ke dua belas surat al-S}amad, ke tiga belas surat al-Asa>s, ke empat belas surat al-Ma>niah, ke lima belas surat al- Muhad}irah, ke enam belas surat al-Munafirah, ketujuh belas surat bara>ah (bebas dari kemunafikan), ke delapan belas surat al- Muzakirah (Pemberi Peringatan), ke sembilan belas surat al-Nu>r, ke duapuluh surat 60 al-Ama>n.

57 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al- Kutub al-Ilmiyah, 1993),37

58 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili, Khazi>nat al al-Asra>r (Libanon: Da>r al-Kutub al-Ilmiyah, 1993),155-156

Lihat juga al-S}awi, Tafsir al-S}awi (Haramain,tt),juz4,497-498 59 Muhammad Haqqi al-Na>zili, Khazi>nat al al-Asra>r (Libanon: Da>r al-

Kutub al-Iilmiyah, 1993),155 60 Pemahaman tentang kenamaan surat al-Ikhla>s{ }selain dibahas oleh al-

Na>zili> dalam Khazi>nat al-Asra>r , juga diutarakan oleh Muhammad Quraish Shihab dalam Tafsir al-Misbah pada penafsiran surat al-Ikhla>s{}. Namun di sini Muhammad Quraish terkesan tidak menafsirkan, karena segala komentar

Dasar al-Na>zili> tentang surat al-Ikhla>s{ dapat menyembuhkan penyakit psikis dipahami dari dua nama lain surat al-Ikhla>s{}, yakni Mushaqashah, dan bara>’ah, 61 Selain terilhami dari dua nama di atas al-Na>zili> juga mengatakan bahwa lafaz al-S}amad yang terdapat pada kalimat (  ). Al- S}amad yang secara harfiyah tempat bergantung. Dari kata al- S}amad mengandung

manusia dapat menggantungkan harapan kepada Allah swt. Selain al-Na>zili> menjelaskan tentang alasan surat al-Ikhla>s{} sebagai penyembuh penyakit psikis, al-Na>zili> menjelaskan teknis penyembuhan dengan surat al-Ikhla>s{}.

isyarat, bahwa

Al-Na>zili> menjelaskan bahwa dalam teknis penyembuhan dengan surat al-Ikhla>s{}, bisa dibaca, atau dapat juga surat tersebut ditulis. Baik yang dibaca maupun yang ditulis, al-Na>zili> menentukan kriteria yang harus dilakukan oleh pelaku

penyembuh. 62 Misalnya untuk penyembuhan penyakit psikis al- Na>zili> mengharuskan membaca surat al-Ikhla>s{} sebanyak seribu

kali. Adapun surat al-Ikhla>s{} untuk penyembuhan dengan teknis ditulis, al-Na>zili> menentukan dalam menulisnya sebanyak jumlah bilangan Rasul.

Jika diawal tadi al-Na>zili> mengatakan bahwa surat al-Ikhla>s{} hanya dapat dijadikan sebagai penyembuh psikis, baik yang dibaca maupun yang ditulis. Namun pada bagian terakhir dalam bahasan surat al-Ikhla>s{ }al-Na>zili> mengatakan bahwa surat al- Ikhla>s{} dapat dijadikan sebagai peyembuh penyakit fisik jika ditulis pada tempat yang terbuat dari tanah liat disertakan lafaz basmalah sebanyak tujuh kali. 63 Pada awal tadi al-Na>zili> membahas bahwa lafaz basmalah dan surat al-Ikhla>s} digunakan untuk penyembuhan penyakit psikis, tetapi ketika dua lafaz tersebut digabung dengan teknis ditulis, tidak dibaca dapat

kenamaan surat al-Ikhla>s{} hanya mengutif dari Fakhru Ra’zi dalam tafsir Mafatih al-Ghaib

61 Lihat Muhammah Haqqi al-Na>zili, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al- Kutub al-Islamiyah,1993),157

62 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili, Khazi>nat al al-Asra>r (Libanon: Da>r al-Kutub al-Iilmiyah, 1993),166

63 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili, Khazi>nat al al-Asra>r (Libanon: Da>r al-Kutub al-Iilmiyah, 1993),166 63 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili, Khazi>nat al al-Asra>r (Libanon: Da>r al-Kutub al-Iilmiyah, 1993),166

Selain ayat tadi yang termasuk ayat penyembuh adalah surat al-Falaq, tetapi al-Na>zili> tidak banyak komentar tentang surat ini. Bahkan surat al-Falaq dapat dijadikan sebagai penyembuh jika dalam teknisnya digabungkan dengan surat lain. Dari komentar al-Na>zili> dapat kita tangkap bahwa al-Na>zili> memahami surat al- Falaq hanya dapat menyembuhkan penykit psikis. Menurutnya surat al-Falaq dapat dijadikan sebagai penyembuh penyakit fisik, seperti sengatan bisa jika digabungkan dengan surat lain, seperti

surat 64 al-Ka>firun, surat al-Na>s. Adapun teknis yang ditawarkan oleh al-Na>zili> adalah mensyaratkan medahulukan membaca surat

al-Ka>firun, kemudian al-Falaq dan seterusnya al-Na>s, sehingga al- Na>zili> terkesan tidak konsisten dengan bahasan awal yang mengatakan bahwa surat al-Falaq sebagai penyembuh penyakit. dikatakan demikian karena al-Na>zili> mengatakan bahwa surat al- Falaq dapat menyembuhkan penyakit, padahal pada bahasan surat al-Falaq dapat dijadikan sebagai surat penyembuh jika digabungkan dengansurat lain.

Ayat kursi, sebuah ayat yang terletak di dalam surat al- Baqarah. Ayat ini mendeskripsikan sifat-sifat Allah, Tuhan yang berdiri sendiri, yang tidak pernah tidur, dan tidak pernah mengantuk, pengetahuan-Nya pun tidak terbatas langit dan bumi. Al-Na>zili> memahami ayat kursi merupakan ayat yang paling agung dibandingkan dengan ayat-ayat yang lain. Salah satu bukti keagungannya adalah ayat ini turunnya dikawal oleh empat puluh ribu Ma>lakat, bahkan ada yang mengatakan bahwa ayat ini turun

dikawal oleh delapan puluh ribu Ma>laikat. 65 Dalam menguraikan

64 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al- Kutub al-Ilmiyah,1993),177

65 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al- Kutub al-Ilmiyah,1993),124 65 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al- Kutub al-Ilmiyah,1993),124

kursi menurut al-Na>zili> lebih pada penyakit psikis. Teknis penyembuhan dengan ayat kursi yang ditawarkan oleh al-Na>zili> selalu dikaitan dengan bilangan ribuan. Dalam teknis penyembuhan dengan ayat kursi sepertinya al-Na>zili> menghubungkan dengan cara turun, atau dikaitkan dengan jumlah huruf yang ada dalam ayat kursi. Salah satu bukti yang memperkuat pandangan al-Na>zili tentang teknis penyembuhan dengan ayat kursi adalah sebelumnya menjelaskan kondisi diturunkannya ayat kursi, dan jumlah bilangan huruf ayat kursi. Kemudian al-Na>zili> menjelaskan teknis penyembuhannya. Meunurut al-Na>zili> ayat kursi diturunkan dikawal oleh ribuan Ma>laikat. Al-Na>zili> juga mengatakan bahwa jumlah huruf dalam ayat kursi sebanyak seratus tujuh puluh huruf.

Menurut al-Na>zili> jika ayat kursi dibaca siang dang malam sebanyak seribu kali selama empat puluh hari dan malam, akan

dikabulkan segala keinginannya. 67 Selain dikaitkan dengan cara turunnya dalam teknis penyembuhan, al-Na>zili> juga

menghubungkan dengan jumlah huruf yang ada dalam ayat kursi. Menurut al-Na>zili> jumlah huruf ayat kursi berjumlah tersebut di

atas, 68 dan jika ayat kursi dibaca dengan sejumlah bilangan hurufnya maka akan diluaskan urusan rizki dan dibebaskan dari

berbagai kesulitan. Selain al-Na>zili> yang mengaitkan teknis penyembuhan dengan ayat kursi dikaitkan dengan jumlah huruf diutarakan juga oleh al-Muqaddam. Hanya saja al-Muqaddam bukan jumlah huruf ayat kursi melainkan jumlah huruf pasien.

66 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili> , Tafsir Marah} Labi>d (Kairo: Da>r al- Fikr,tt),74

67 Lihat Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al-Kutub al- Ilmiyah,1993),146-147

68 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al- Kutub al-Ilmiyah,1993),145-146

Tambahnya, penyembuhan penyakit kebencian yang ada di dalam hati seseorang dapat disembuhkan dengan membacakan ayat kursi sejumlah bilangan huruf seseorang. Misalnya, Muhammad benci kepada ‘Ali maka untuk menyembuhkan penyakit yang ada pada hati Muhammad, maka baca ayat kursi sejumlah ruruf Muhammad dan Huruf ‘Ali( ىلع). Contoh huruf Muhammad (دمحم) berjumlah 132 dan ‘Ali hurufnya berjumlah 110, dan ketika dijumlah menjadi 242, maka jika ‘Ali ingin menghilangkan rasa benci yang ada dalam hati Muhammad bacalah ayat kursi

sebanyak 242. 69 Al-Muqaddam juga menambahkan bahwa ayat kursi tidak untuk penyembuhan penyakit psikis, tetapi dapat juga

menyembuhkan penyakit fisik, seperti kepala sakit. Menurutnya untuk penyembuhan penyakit fisik seperti kepala sakit dengan ayat kursi, cukup dibacakan ayat kursi sebanyak tujuh balik. Dan untuk penyembuhan orang sakit secara umum bacakan ayat kursi

sebanyak seratus satu kali. 70

Surat Ya>si>n, merupakan surat yang disebut sebagian mufasir adalah 71 qalbu al-Qur’an ( نأرقلا بلق). Yang dimaksud qalbu al-

Qur’an adalah hatinya al-Qur’an. Komentar ini dikaitkan dengan kandungan surat Ya>si>n. Di mana kandungan surat Ya>si>n didominasi cerita akhirat, yang tentunya akan menyentuh hati.

69 Liht Muhammad TaqiyuMuqaddam, Khaza>nat al-Asra>r (Dawi al- Qurba,tt),193

Jika ingin mengetahui jumlah bilangan setiap huruf dapat membuka kita Abu M’shar al-Falaqi. Kitab ini sudah populer di kalangan ulama hikmah. 70 Liht Muhammad Taqiyu Muqaddam, Khaza>nat al-Asra>r (Dawi al-

Qurba,tt),191 71 Lihat al-Hamami, Tafsir Ya>si>n (tp/tt)

Muhammad Quraish Shihab memahami surat ya>si>n sebagai hatinya al- Qur’an tidak berkomentar apapun. Yang diutarakan oleh Muhammad Quraish Shihab adalah komentar mufasir terdahulu. Menurutnya. Surat ya>si>n dikatakan hatinya al-Qur’an didasarkan pada hadis yang dirwayatkan oleh al-Tirmizi, dan hadis ini dinilai gharib . Sungguhpun Muhammad Quraish Shihab tidak setuju dengan ya>si>n dikatakn hatinya al-Qur’an, tetapi isi dari surat ya>si>n dapat menyentuh hati karena kandungannya bercerita tentang akhirat. Penulis sangat setuju dengan yasin dikatakan hatinya al-Qur’ankarena surat yasin merupakan penentram hati Nabi atas jawaban kaum kafir yang mengatakan bahwa Nabi Muhammad Nabu Umi. Dengan turunnya surat yasin yang menjelaskan bahwa Muhammad bagian dari para rasul, hatinya menjadi tentram, karnena itu pantas

jika surat yasin dikatakan hatinya al-Qur’an.

Maka tidak berlebihan jika mufasir mengatakan Ya>si>n adalah hatinya al-Qur’an.

Jika sebagian mufasir berkomentar tentang Ya>si>n sebagai hatinya al-Qur’an. Maka al-Na>zili> berkomentar tentang jumlah

mala>ikat yang ada dalam surat ya>si>n. Menurutnya, pada setiap huruf surat ya>si>n didapatkan dua puluh Mala>’ikat. 72 Jika huruf

dalam surat ya>si>n berjumlah tiga ribu huruf, 73 maka mala>ikat yang ada di dalamnya berjumlah enam puluh ribu mala>ikat. Al-Na>zili>

juga menambahkan bahwa surat ini dapat menyembuhkan penyakit fisik dan psikis. Untuk penyembuhan penyakit fisik dengan surat Ya>si>n, berbeda dengan surat yang lain. Jika surat yang lain dalam teknis penyembuhan dapat dibacakan oleh orang lain, tetapi dalam surat ini, penderitanya yang harus membaca.

Surat al-Fath, dipahami oleh al-Na>zili> sebagai pencegah dari berbagai kerusakan, dengan teknis yang digunakan adalah dibaca

pada setiap habis s}alat lima waktu sebanyak empat puluh satu kali. Dari teknis yang diutarakan al-Na>zili> tesebut, terkesan al- Na>zili> memahami surat ini bukan untuk penyembuhan, melainkan pencegahan. Hal ini berbeda dengan komentar yang diutarakan

oleh Muhammad Taqiyual-Muqaddam. 74 Tambahnya untuk aman dari hakim maka bawalah surat al-Fath}, untuk mengusir shait}an

dari rumah maka tempelkan surat al-Fath} di dinding. Adapun untuk penyembuhan penyakit fisik baik tubuh atau tulang, maka tulislah surat al-Fath} dari mulai ayat satu sampai ayat Nas}ran ‘Azi>zan ( ازيزع ارصن), kemudian dilebur dengan air, seterusnya diminum.

Surat al-Wa>qi’ah, dipahami oleh al-Na>zili> dapat mempermudah datangnya rizki. Komentar ini sejalan dengan al-

Baghda>di> dalam salah satu karyanya. 75 Menurut al-Baghda>di>,

72 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al- Kutub al-Ilmiyah,1993),167

73 Lihat ‘Ala> al-Di>n ‘Ali> bin Muhammad al-Baghda>di>, Tafsir Kha>zin (Kairo: Da>r al-Fikr,1979), juz.4,h.2

74 Liht Muhammad TaqiyuMuqaddam, Khaza>nat al-Asra>r (Dawi al- Qurba,tt),255

75 Lihat ‘Ala> al-Di>n ‘Ali> bin Muhammad al-Baghda>di>, Tafsir Kha>zin (Kairo: Da>r al-Fikr,1979), juz.4,h.14 75 Lihat ‘Ala> al-Di>n ‘Ali> bin Muhammad al-Baghda>di>, Tafsir Kha>zin (Kairo: Da>r al-Fikr,1979), juz.4,h.14

satu buktinya adalah teknis yang ditawarkan oleh al-Na>zili>. Dalam teknis al-Na>zili> mengharuskan surat tersebut dibaca setiap

hari sebanyak empat puluh kali selama empat puluh hari. Al- Muqaddam juga berkomentar tentang surat ini. Menurutnya, barang siapa membaca surat al-Wa>qi’ah maka terhindar dari pelupa. Surat ini juga dipahami al-Muqaddam dapat mempermudah melahirkan. Jika ada perempuan yang mau melahirkan maka ikatkan surat al-Wa>qi’ah pada perempuan tersebut. 77 Dari uraian di atas tentang surat al-Wa>qi’ah yang

diutarakan al-Na>zili>, baik dari sisi pungsi maupun teknis. Al- Na>zili> memahami surat ini hanya dapat dijadikan sebagai pencegah penyakit psikis, sementara al-Muqaddam memahami surat ini selain dapat dijadikan sebagai penyembuh penyakit psikis, juga dapat digunakan untuk penyembuh penyakit fisik, seperti tersebut di atas.

Surat al-Mulk, surat ini menurut al-Na>zili> dapat menyembuhkan penyakit fisik dan psikis. Pemahaman al-Na>zili> tentang penyembuhan dengan surat ini didasarkan pada ayat

14. 78 Al-Na>zili> juga mengomentari bahwa ayat tersebut selain mengandung isyarat juga dijadikan sebagai penyembuh. Dalam

memahami surat al-Mulk sebagai penyembuh al-Na>zili> tidak mengatakan semua ayat yang ada dalam surat tersebut.

76 Kefaqiran yang dimaksud adalah lebih dari miskin. Miskin adalah seseorang yang membutuhkan sesuatu tetapi tidak mendapatkan sesuai dengan

yang diharapkan. 77 Lihat Muhammad TaqiyuMuqaddam, Khaza>nat al-Asra>r (Dawi> al-

Qurba,tp/tt),261 78 Lihat QS: 67:14

         mereka Itulah penghuni-penghuni surga, mereka kekal di dalamnya; sebagai Balasan atas apa yang telah mereka kerjakan.        Apakah Allah yang menciptakan itu tidak mengetahui (yang kamu lahirkan atau rahasiakan); dan Dia Maha Halus lagi Maha Mengetahui?

Melainkan hanya pada ayat 14. Tambahnya ayat ini jika dibaca sebanyak 20 dapat menyembuhkan beragam penyakit. 79

Pemahaman al-Na>zili> sedikit berbeda dengan komentar yang diutarakan al-Muqaddam. Jika al-Na>zili> memahami surat al-Mulk

sebagai penyembuh khusus hanya pada ayat 14, sementara al- Muqaddam memahami secara keseluruhan. Selain perbedaan dalam pemahaman di atas. Al-Muqaddam juga berbeda dalam memahami surat ini sebagai penyembuh. Menurut al-Muqaddam

surat ini hanya dapat menyembuhkan penyakit psikis 80 dengan teknis penyembuhan semua ayat yang ada dalam surat tersebut

dari awal sampai akhir dibaca. Pemahaman al-Na>zili> tentang surat yang tidak semua ayatnya dapat dijadikan sebagai penyembuhan seperti surat tersebut di atas, adalah surat al-Naba>’. Surat ini dipahami oleh al- Na>zili> tidak semua ayatnya dapat dijadikan sebagai penyembuh penyakit. Ayat yang dapat dijadikan sebagai penyembuh terletak pada

kalimat (  ). Menurut al-Na>zili> ayat ini dapat dijadikan sebagai penyembuh penyakit psikis, dengan teknis yang ditawarkan al- Na>zili> adalah dibaca dimalam hari secara berulang-ulang maka Allah

orang yang membacanya. 81 Pemahaman al-Na>zili> tentang penyembuhan

dengan surat al-Naba>’ sejalan dengan komentar yang diutarakan oleh al-Muqaddam. 82

Jika surat yang lain oleh al-Na>zili> dibahas surat demi surat, seperti tersebut di atas dengan dijelaskan pungsi setiap surat atau ayat. Tidak demikian dengan surat al-Duh}a> dan Alam Nas}rah. Al- Na>zili> dalam memahami al-Qur’an sebagai penyembuh penyakit khusus dalam dua surat ini, tidak dapat dipisahkan satu dengan

79 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al- Kdutub al-Ilmiyah,1993),170

80 Lihat Muhammad TaqiyuMuqaddam, Khaza>nat al-Asra>r (Dawi> al- Qurba,tp/tt),270

81 Lihat Muhammad Taqiyual-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al- Kdutub al-Ilmiyah,1993),171

82 Lihat Muhammad Taqiyual-Muqaddam, Khaza>nat al-Asra>r (Dawi> al- Qurba,tp/tt),280 82 Lihat Muhammad Taqiyual-Muqaddam, Khaza>nat al-Asra>r (Dawi> al- Qurba,tp/tt),280

gulana. 83 Secara terperinci penyebab turunya surat al-D}uha> adalah atas kegundahan hati Nabi yang sudah lima belas hari tidak

mendapatkan wahyu, sehingga orang-orang kafir sekitarnya mencomoohkan Nabi. Menurutnya Nabi sedang ditinggalkan dan

dibenci Tuhannya. 84 Cemoohan ini dapat menggoncangkan hati Nabi. Untuk menentramkan hati Nabi Allah swt memberikan

bathan terhadap sikap kaum ka>fir Mekah. Sebagai bantahannya terhadap orang yang mencemoohkan Nabi Muhammad Allah swt

menurunkan surat al-D}uha. Bantahan ini sekaligus jadi pelipur lara (pengobata hati) Nabi Muhammad yang sedang gundah gulana. Adapun surat Alam Nas}rah, sebuah surat yang masih ada hubugan dekat dengan al-D}uha. Bahkan ada ulama berkomentar surat Alam Nas}rah merupakan keterusan dari surat al-D}uha. Jika surat al-D}uha sebagai penyembuh hati Nabi setelah gundah gulana, sementara surat Alam Nas}rah penyembuh penyakit hati atas keraguan. 85 Jika disimpulkan dari dua surat tersebut adalah, untuk surat al-D}uha untuk kesembuhan penyakit psikis, yang diakibatkan oleh suatu kejadian. Sementara surat Alam Nas}rah untuk penyembuhan penyakit psikis atas keresahan pada masa yang akan datang. Secara sederhana surat al-D}uha untuk penyembuhan tromatik atas kejian dimasa lalu. Adapun surat surat Alam Nas}rah, penguat hati dalam menghadapi masa yang akan datang. Sangatlah tepat jika al-Na>zili> memahami dua surat tersebut dengan teknisnya tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Kedua surat ini sangat erat hubungannya, dilihat dari sisi historis, psikologis, dan filosofis.

83 Lihat Muhammad Quraish Shibab, Tafsir al-Misnbah (Ciputat: Lentera Hati,2000), v.15.h 323 dan 351

84 Lihat Jala>lu al-Di>n al-Suyu>t}I, Asba>b al-Nuzu>l (Kairo: Da>r al- Fikr,2005),219

85 Lihat Muhammad Quraish Shibab, Tafsir al-Misnbah (Ciputat: Lentera Hati,2000), v.15. 351

Secara psikologis persoalan traumatik akan berdapak pada sikap pada persoalan yang akan datang, sehingga selain penyembuhan terhadap traumatik juga harus ditanamkan sikap optimis untuk menghadapi persoalan yang akan datang. Maka teknis penyembuhan dengan dua surat tersebut sangat tepat, karena selain untuk penyembuhan tarmatik juga dapat menanamkan rasa optimisme untuk menghadapi persoalan yang

akan datang. 86 Al-Na>zili> selain mejelaskan tentang penyembuhan dengan dua surat tersebut, al-Na>zili> juga menjelaskan pencegahan

dengn dua surat tersebut, dengan teknis yang ditawarkan al-Na>zili> adalah dibaca setiap habis s}alat lima waktu. 87

Jika surat al-D}uha >dan Alam Nas}rah dibahas dalam satu fas{al, sepertinya secara kasat mata dapat dipahami, karena selain ada hubungan pesan dan kegunaan juga dari sistimatika urutan surat berdekatan. Namun jika surat al-Qadar dan surat al-Kathar dibahas dalam satu bab ini perlu dianalisis, karena dua surat ini secara sistimatika penulisan berjauhan. Secara sistimatika penulisan surat al-Qadar adalah surat yang ke 97 dan surat al- Kauthar merupakan surat ke 108, di mana korelasi dua surat tersebut. Seorang mufasir kontemporer Indonesia, Quraish Shihab misalnya, mengatakan bahwa, sisi kandungan surat al- Qadar adalah selain berbicara lailah al-Qadar juga berbicara keagungan al-Qur’an, 88 sementara surat al-Kauthar inti dari

86 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al- Kdutub al-Ilmiyah,1993),172 lihat juga Muhammad Taqiyual-Muqaddam,

Khaza>nat al-Asra>r (Dawi al-Qurba/tt),289 87 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r, Libanon: Da>r al-

Kutub al-Ilmiyah,1993), 172

Komentar al-Na>zili> tentang teknis membaca dua surat di atas, adalah merujuk pada tafsir ruh al-Baya>n. al-Na>zili> dalam mengutif komentar ulama sebelumnya jangan sekali menyertakan penulisnya. Yang dia lakukan langsung pada kitabnya, kalaupun disebutkan ulamanya jarang menyebutkan kitabnya. Hal ini bisa dipahami karena kitab klasik pada umumnya hanya dimiliki oleh satu penulis. Misalnya, jika seseorang mengatakan salah satu kitab, pasti dibenak pendengaranr sudah tergambarkan penulis kitab tersebut.

88 Lihat Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Ciputat: Lentera Hati, 2004),v.15,h421 88 Lihat Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Ciputat: Lentera Hati, 2004),v.15,h421

pemahaman al-Na>zili> tentang korelasi kedua surat tersebut. Al- Na>zili> tidak melihat korelasi kedua surat dari sisi sistimatika

penulisan, melainkan dari sisi kandungan. Seperti yang dikatakan Quraish di atas, surat al-Qadar berbicara keagungan al-Qur’an dan surat al-Kauthar perintah mensyukuri karunia Allah. Al- Qur’an merupakan salah satu karunia Allah yang besar karena dapat menjadi petunjuk manusia dan bimbingan bagi orang bertaqwa. Tidak berlebihan jika al-Na>zili> memahami kedua surat tersebut dapat dijadikan sebagai penyembuh penyakit psikis

dengan teknis kedua surat tersebut dibaca. 90 Pemikiran al-Na>zili>, jika kedua surat tersebut dibaca secara

bersamaan dapat dijadikan sebagai penyembuh penyakit psikis. Namun jika dibaca secara terpisah, maka dapat dijadikan

pencegahan penyakit kemiskinan dan ketergantungan kepada makhluk, dengan teknis dibaca sebanyak empat puluh satu disertakan dengan do’a dibawah ini:

Demikian juga dengan surat al-Kauthar dapat menjadi pencegahan dari berbagai kesulitan, baik kesulitan fisik maupun psikis dengan teknis yang ditawarkan dibaca sebanyak tigaratus kali ditempat yang sepi dan diniatkan dapat pertolongan dari Allah atas musuhnya. Al-Na>zili> juga menambahkan bahwa surat al-Kauthar dapat dibaca sebanyak seribu kali, untuk penyembuhan kegundahan hati atas kesulitan mendapatkan rizki

dari Allah. 91 Selain surat di atas yang dijadikan sebagai ayat penyembuh,

al-Na>zili> juga memahami bahwa surat 92 al-Ahqa>f, surat an-

89 Lihat Muhammad Quraish Shihab, Tafsir al-Misbah (Ciputat: Lentera Hati, 2004),v.15,h559

90 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al- Kutub al-Ilmiyah,1993), 173

91 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al- Kutub al-Ilmiyah,1993),173-174

92 Lihat QS:46: 35

93 Naziyat, 94 dan surat yusuf dapat dijadikan sebagai penyembuh penyakit. Namun dalam pembahasan tiga surat ini berbeda

dengan surat-surat yang lain. Pada surat-surat yang lain ayat sebagai penyembuh digunakan secara keseleluruhan kecuali al-

Wa>qi’ah, surat al-Hasr, surat al-Mu’minu>n dan surat al-Ma>’idah. Adapun surat ini hanya diambil per-ayat dan dalam teknisnya

digabungkan. 95

C. Teknis Penyembuhan Al-Na>zili> selain menjelaskan al-Qur’an sebagai penyembuh

beragam penyakit; bio,psio, sosio, dan spiritual dengan argumen yang telah penulis paparkan pada bagian bab ke tiga. Al-Na>zili> juga menjelaskan tentang teknis penyembuhan yang berbeda dengan teknis yang disajikan ilmu kedokteran, psikiater dan psikolog. Adapun Teknis yang diutarakan al-Na>zili> banyak kesamaan dengan teknis yang diutarakan oleh ulama sufi, 96 yaitu selain menggunakan ayat al-Qur’an juga menggunakan media lain. Secara garis besar teknis penyembuhan dengan al-Qur’an yang diutarakan oleh Muhammad Haqqi al-Na>zili> dalam kitab Khazi>nat al-Asra>r setidaknya dapat digolongkan pada dua golongan besar. Pertama memakai media, kedua secara langsung.

Media yang digunakan oleh al-Na>zili> dalam penyembuhan dengan ayat al-Qur’an adalah air, air hujan, angin, madu dan

                   93 Lihat QS: 79: 46          94 Lihat QS:12:111         95 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al-

Kutub al-Ilmiyah,1993),71 96 Lihat al-Ghaza>li, al-Aufaq (tp/t), lihat juga Muhammad Ali Budi dalam

salah satu karyanya, yaitu, Manba fi ‘Us}u>l al-Hikmah (Haramai>n) salah satu karyanya, yaitu, Manba fi ‘Us}u>l al-Hikmah (Haramai>n)

Air yang digunakan sebagai media penyembuhan oleh al- Na>zili>, yaitu air yang suci. 98 Dalam teknis penyembuhan dengan

media air, al-Na>zili> menjadikan air sebagai pengantar pesan ayat al-Qur’an yang menurut al-Na>zili> sebagai penyembuh. Cara al- Na>zili> berpesan pada air dengan cara membacakan ayat al-Qur’an. Setelah ayat dibaca, seterusnya pada bagian yang sakit atau diminum langsung oleh penderita. Al-Na>zili juga selain membaca ayat pada air, ternyata air juga menjadikan air untuk membaca sebuah tulisan arab. Terbukti dalam teknisnya al-Na>zili> menggunakan air untuk melebur ayat yang telah ditulis pada sesuatu yang suci. Di bawah ini adalah ayat yang digunakan al- Na>zili> dengan teknis tulisan dilebur dengan air. 

97 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al- Kutub al-Ilmiyah,1993),64

98 Suci di sini adalah suci dalam artian fiqih. Dalam babahasannya tentang air yang digunakan al-Na>zili> menggunakan kata t}ahara bukan kata nazafa. Kata

t}ahara lazim digunakan ulama fiqih dalam membahas air suci. Sementara kata nazafa biasa digunakan oleh ulama dalam arti bersih hati.

Ayat ini merupakan gabungan dari tiga surat, yakni surat al-

Ahqaaf, 101 surat al-Naziyat, dan surat yusuf. Ayat-ayat tersebut di atas menurut Muhammad Haqqi al-Na>zili> untuk mempermudah melahirkan. Jika ada seorang ibu yang sulit

melahirkan, karena berbagai penyebab, maka cukup menuliskan ayat tersebut di atas, pada tempat yang suci, kemudian dilebur air, air leburan ayat tadi dipercikan pada kemaluan ibu yang akan melahirkan, dan sebagiannya diminum. Komentar ini di dasarkan atas hadis yang dikeluarkan oleh al-Dailimi dari IbnAbas. Al- Nazili juga menambahkan bahwa hal ini telah dibahas dalam tafsir bahrul ulum. Sebuah tafsir karya Abu al-Laith Nashr bin Muhammad bin Ahmad bin Ibrah>him al-Samarqandi wafat 375, termasuk tafsir klasik. Tafsir tersebut termasuk tafsir yang mengambil sumber bi al-Riwa>yah. Komentar Muhammad al- Na>zi>li> sejalan dengan ‘Abdu al-Halim ‘Aud} al-Haliy, al-Isstishfa>’ wa Qad}a> al-Hawaij bi al-Qur’an wa al-Sunah, sebuah karyanya yang diterbitkan pada tahun 2007, jauh setelah karya Muhammad Haqqi al-Na>zili> yang diterbitkan 1993. Komentarnya seperti yang diutarakan Muhammad Haqqi an-Na>zili>, yaitu ayat-ayat tersebut di atas. Menurutnya jika ada seorang ibu yang sulit melahirkan maka cukup tulis ayat yang tersebut di atas dengan ja’fara>n pada tempat yang bersih yang telah dilumuri denga misik, kemudian dilebur dengan air sumur. Komentar ‘Abdu al-Halim ‘Aud}i didasarkan pada sebuah hadis dari ‘Abdi al-Wa>hab bin Muhdi,

dengan sanad dari Abi Ja’far. 102 Komentar Muhammad Haqqi al-Na>zili>, ada kesamaan dengan

Abdu al-Majid bin Abdu al-‘Azi>z al-Zahim 103 dalam teknis penggunaan ayat, yaitu ditulis kemudian dilebur dengan air,

tambah al-Zahim teknis penyembuhan seperti ini pernah dilakukan oleh Ahmad bin Hanbal. Namun sedikit berbeda dalam

99 Lihat QS:46: 35 100 Lihat QS: 79: 46 101 Lihat QS:12:111

102 Lihat ‘Abdi al-Halim ‘Aud}i al-Haliy, al-Istishfa>’ wa Qad}a>’i al-Hawajih bi al-Qur’an wa (Markaj al-Tauji: Da>r al-Ans}ar,2007),171

103 Lihat Abdu al-Majid bin Abdu al-‘Azi>z al-Zahim, ‘Ilaj al-Amra>d} bi al- Qur’an wa al-Sunah (tp/th),84 103 Lihat Abdu al-Majid bin Abdu al-‘Azi>z al-Zahim, ‘Ilaj al-Amra>d} bi al- Qur’an wa al-Sunah (tp/th),84

Teknis penyembuhan dengan menggunakan media air yang dibacakan ayat atau ayat dilebur air yang diutarakan oleh al- Na>zili>, terkesan al-Na>zili> memahami bahwa air dapat membaca pesan tulisan ayat al-Qur’an. Ternyata teknis yang diutarakan al- Na>zili> sejalan dengan penelitian ilmiyah, bersifat empiris. Belakangan diketemukan karakter air oleh seorang peneliti dari Jepang bernama Masaru Emoto, dengan kerja kerasnya membuktikan bahwa air memiliki karakter laksana makhluk hidup. Menurutnya, bahwa air bisa "mendengar" kata-kata, bisa "membaca" tulisan, dan bisa "mengerti" pesan. 104 Air bagaikan pita magnetik atau compact disk. Bahkan riset medis modern di Jepang menujukan air dapat digunakan untuk terapi penyembuhan berbagai penyakit. Penyembuhan dengan terapi air memiliki efektifitas tinggi, dan pada beberapa kasus penyakit, tingkat kesuksesannya bisa mencapai 100%. 105 Pembuktian sifat air yang diutarakan oleh Masaru Emato memperkuat pada teori penyembuhan yang diutarakan oleh al-Na>zili>.

104 Lihat Masaru Emoto, The Hidden Message in Water (Republika, 2004) 105 Lihat Mahir Hasan Mahmud, al-‘Ila>j bi al-Ma>’ Qadi>man wa Hadi>san

(Jakarta: QultumMedia, (terjh),2008), pada bagian sinopsis

Jauh sebelum Emato mengatakan bahwa air dapat merekam membaca, ringkasnya air itu termasuk makhluk hidup. Al-Qur’an sejak kehadirannya kedunia ini sudah mengatakan bahwa air sumber kehidupan. 106 Al-Qur’an menyebut air sebanyak 61 kali, pada beberapa konteks. Pertama singgasana Allah diatas

air, 108 kedua seluruh air di dalam tanah, ketiga segala sesuatu tercipta dari air, 109 keempat Allah berbicara dalam konteks sirkulasi air sebanyak 28 ayat, 110 kelima tentang penimbunan air hujan di bumi, 111 keenam berbicara air dalam kaitannya dengan

106 Lihat QS al-ANabiya>’ 30     

     Dan kami jadikan dari air segala sesuatu yang hidup.

107 Lihat QS 11:7    

                            dan Dia-lah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air, agar Dia menguji siapakah di antara kamu yang lebih baik amalnya[1], dan jika kamu berkata (kepada penduduk Mekah): "Sesungguhnya kamu akan dibangkitkan sesudah mati", niscaya orang-orang yang kafir itu akan berkata: "Ini[2] tidak lain hanyalah sihir yang nyata".

[1] Maksudnya: Allah menjadikan langit dan bumi untuk tempat berdiam makhluk-Nya serta tempat berusaha dan beramal, agar nyata di antara mereka siapa yang taat dan patuh kepada Allah.

[2] Maksud mereka mengatakan bahwa kebangkitan nanti sama dengan sihir ialah kebangkitan itu tidak ada sebagaimana sihir itu adalah khayalan belaka. menurut sebagian ahli tafsir yang dimaksud dengan kata ini ialah Al- Qur’an ada pula yang menafsirkan dengan hari berbangkit.

108 Lihat QS 79:30-31 109 Lihat QS 21:30 110 Lihat QS 2:22 dan 164, 6:99, 7:57, 8:11, 13:4 dan 17, 14:32, 15:22,

111 Lihat QS 2:74, 67:3, 23:18, 18:14, 39:21 111 Lihat QS 2:74, 67:3, 23:18, 18:14, 39:21

Perbedaan penyembuhan dengan air antara al-Na>zili> dan medis modern di Jepang adalah terletak pada peggunaan ayat al- Qur’an. Jika al-Na>zili> menggunakan air sebagai media yang digabungkan dengan ayat al-Qur’an baik yang dibaca maupun ayat yang dilebur dengan air, sementara di Jepang dalam penyembuhan dengan media air adalah air digabungkan dengan berbagai rempah-rempah, 117 dan medis modern penyembuhan dengan media air hanya dapat menyembuhkan penyakit

fisik. Sementara penyembuhan yang diutarakan al-Na>zili> dengan media ayat al-Qur’an air dapat dijadikan sebagai penyembuh beragam penyakit, baik fisik maupun psikis.

Logikanya jika air dapat menangkap pesan, baik perkataan maupun tulisan, tentu akan lebih dahsyat kegunaannya jika suara yang ditangkap oleh air adalah suara al-Qur’an. Seperti yang telah penulis paparkan di atas frekuensi suara al-Qur’an jauh lebih tinggi dibandingkan dengan suara yang lain, seperti bahasa arab, baik hadis maupun yang lainnya.

Selain air yang dijadikan media penyembuhan seperti yang penulis paparkan di atas. Madu juga oleh al-Na>zili> dijadikan sebagai media penyembuhan. penyembuhan dengan madu yang

112 Lihat QS 11:43, 28:23, 54:11,12,28, 69:11 113 Lihat QS 4:43, 5:6 114 Lihat QS 47:15, 7:50, 14:16, 18:29, 56:31 115 Lihat QS 10:24, 13:14, 18:45, 24:39, 72:16 116 Lihat QS 25:54, 32:8, 77:20, 86:6 117 Lihat Mahir Hasan Mahmud, al-‘Ila>j bi al-Ma>’I’ Qadiman wa Hadisan

( trjmh )(QultumMedia,2008) Pada buku ini dibahas berbagai macam terapi dengan air, dengan cara mencampurkan air dengan berbagai macam tumbuhan dan hewan. 118 Lihat Mahir Hasan Mahmud, al-‘Ila>j bi al-Ma>’I’ Qadiman wa Hadisan ( trjmh )(QultumMedia,2008) ( trjmh )(QultumMedia,2008) Pada buku ini dibahas berbagai macam terapi dengan air, dengan cara mencampurkan air dengan berbagai macam tumbuhan dan hewan. 118 Lihat Mahir Hasan Mahmud, al-‘Ila>j bi al-Ma>’I’ Qadiman wa Hadisan ( trjmh )(QultumMedia,2008)

kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). dari

perut lebah itu ke luar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.

Ayat ini menjadi landasan argumen mufasir kontemporer yang mengatakan bahwa penyembuhan dengan al-Qur’an artinya penyembuhan atas dasar petunjuk ayat al-Qur’an, bukan ayat al- Qur’an untuk dijadikan penyembuhan. 120 Hal ini berbeda dengan Muhammad Haqqi al-Na>zili>, selain ayat al-Qur’an dijadikan penyembuhan juga petunjuk al-Qur’an dijadikan sebagai penyembuh. Di sini terlihat al-Na>zili> selain menggunakan ayat al- Qur’an juga menggunakan petunjuk al-Qur’an sebagai penyembuh.

Dalam konteks al-Qur’an sebagai penyembuh yang menggunakan media madu, seperti yang diutarakan al-Na>zili>, memberikan kesan bahwa al-Na>zili> dalam memahami al-Qur’an sebagai penyembuh selain menangkap makna al-Ibrah juga menangkap makna al-Isharah, bahkan makna lat}aif, sebuah

119 lihat QS: 16:69 120 Lihat Muhammad Qurasih Shihab, Tafsir al-Misbah (Ciputat: Lentera

Hati, 2002),v.7,h.284 Hati, 2002),v.7,h.284

Al-Na>zili> juga menggunakan media angin atau udara untuk penyembuhan suatu penyakit. Di mana ayat al-Qur’an digantung di arah angin bertiup. Jika seseorang bermaksud meluluhkan hati atau untuk menanamkan rasa cinta pada seseorang maka ayat tersebut ditulis pada sepucuk daun, kemudian digantung di arah angin yang bertiup pada arah seseorang yang dituju. Surat yang ditulis adalah surat al-Fa>tih{ah, tetapi al-Fa>tih{ah yang ditulis pada sebuah daun tidak berbentuk al-Fa>tih{ah murni melainkan sudah bercampur do’a. 121 Perhatikan surat di bawah ini:

121 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al- Ilmiyah,1993),123

Teknis penyembuhan seperti tertulis di atas, yaitu dengan menggunakan media angin atau udara, memberikan kesan bahwa angin dapat membaca sebuah tulisan sebagaimana air, dan angin juga dapat diperintah. 122 Bahkan dapat berinteraksi dengan

122 Lihat QS :51:41-42    

dan juga pada (kisah) A>d ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan, angin itu tidak membiarkan satupun yang dilaluinya, melainkan dijadikannya seperti serbuk.

mausia. Pemahaman al-Na>zili> tentang angin dapat berinteraksi dengan manusia. Bahkan dapat diperintahkan sesuai dengan kehendak manusia tidak bertentangan dengan al-Qur’an. Jauh sebelum al-Na>zili> lahir dengan kitabnya, al-Qur’an telah menggambarkan tentang ketundukan angin dan dapat diperintah manusia, 123 dan angin juga dapat membawa berita, atau membawa pesan. 124 Allah juga menggambarkan dalam al-Qur’an tentang ketundukan angin terhadap Nabi Sulaima>n. 125

123 Lihat QS:22:65       

    Apakah kamu tiada melihat bahwasanya Allah menundukkan bagimu apa yang ada di bumi dan bahtera yang berlayar di lautan dengan perintah-Nya. dan Dia menahan (benda-benda) langit jatuh ke bumi, melainkan dengan izin-Nya? Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia.

Lihat juga QS: 31:20                                tidakkah kamu perhatikan Sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk

(kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan.

124 Lihat QS: 30: 46    

             dan di antara tanda-tanda kekuasan-Nya adalah bahwa Dia mengirimkan angin sebagai pembawa berita gembira[1] dan untuk merasakan kepadamu sebagian dari rahmat-Nya dan supaya kapal dapat berlayar dengan perintah-

Al-Na>zili> juga menggunakan pakaian sebagai media penyembuhan penyakit kecanduan zinah, dengan teknis yang ditawarkan al-Na>zili adalah potongan pakaian penzinah

Nya[2] dan (juga) supaya kamu dapat mencari karunia-Nya; mudah-mudahn kamu bersyukur.

[1] Pembawa berita gembira Maksudnya: awan yang tebal yang ditiup angin lalu menurunkan hujan. karenanya dapat dirasakan rahmat Allah dengan tumbuhnya biji-biji yang telah disemaikan dan menghijaunya tanaman-tanaman serta berbuahnya tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.

[2] Yaitu: dengan seizin Allah dan dengan sekehendak-Nya. 125 Lihat QS : 34 :12

                              Ddan Kami (tundukkan) angin bagi Sulaiman, yang perjalanannya di waktu pagi sama dengan perjalanan sebulan dan perjalanannya di waktu sore sama dengan perjalanan sebulan (pula)[3] dan Kami alirkan cairan tembaga baginya. dan sebagian dari jin ada yang bekerja di hadapannya (di bawah kekuasaannya) dengan izin Tuhannya. dan siapa yang menyimpang di antara mereka dari perintah Kami, Kami rasakan kepadanya azab neraka yang apinya menyala-nyala.

[3] Maksudnya bila Sulaiman Mengadakan perjalanan dari pagi sampai tengah hari Maka jarak yang ditempuhnya sama dengan jarak perjalanan unta yang cepat dalam sebulan. begitu pula bila ia Mengadakan perjalanan dari tengah hari sampai sore, Maka kecepatannya sama dengan perjalanan sebulan.

Lihat juga QS: 21: 81-82         

                    Dan (telah Kami tundukkan) untuk Sulaiman angin yang sangat kencang tiupannya yang berhembus dengan perintahnya ke negeri yang Kami telah memberkatinya. dan adalah Kami Maha mengetahui segala sesuatu.

Dan Kami telah tundukkan (pula kepada Sulaiman) segolongan syaitan- syaitan yang menyelam (ke dalam laut) untuknya dan mengerjakan pekerjaan selain daripada itu, dan adalah Kami memelihara mereka itu.

dibacakan surat 126 al-Ma>’idah ayat satu sebanyak 70 kali disertakan do’a di bawah ini.

نموا ةنلاف تنب ةنلاف بلق نم للزلاو غيزلاوانزلا حما ةميظعلا ةيلآلا هذهل قحب مهللا

ىذ دمحمانيبن ةمرحبو ةديمحلا قلاخلأ اب ونطابو هرىاظ نيزو ةنلاف نب نلاف بلق محرأ تنأو ديرت امل لاعف كناف نيعمجأ كئايلوأ قلاخأ ةمرحبو معلص ميظعلا قلخلا

نيمحارلا

Seletah selesai membaca do’a ini, kemudian potongan kain tersebut dimasukan kedalam kuburan yang tidak ada yang tahu, atau kuburan tua yang sudah dilupakan orang. Dalam proses penguburan dibacakan do’a ini

نموا ةنلاف تنب ةنلاف بلق نم نم ةميمذلا قلاخلأاو وبحو انزلا لعف تمأ مهللا )

( ةنلاف نب نلاف بلق

Teknis penyembuhan penyakit zinah yang diutarakan al- Na>zili> tersebut di atas, tekesan al-Na>zili> selain menggunakan doa dengan kata-kata seperti tersebut di atas, juga menggunakan doa dengan isyarat. Doa dengan bentuk isyarat yaitu menggunakan media pakaian. Akhlak dalam artian konotasi adalah pakaian, 127 dengan membacakan ayat al-Qur’an pada pakaian,

126 Lihat surat al-Ma>’idah ayat 1

                         Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad itu[1]. Dihalalkan bagimu binatang ternak, kecuali yang akan dibacakan kepadamu. (yang demikian itu) dengan tidak menghalalkan berburu ketika kamu sedang mengerjakan haji. Sesungguhnya Allah menetapkan hukum-hukum menurut yang dikehendaki- Nya.

[1] Aqad (perjanjian) mencakup: janji prasetia hamba kepada Allah dan Perjanjian yang dibuat oleh manusia dalam pergaulan sesamanya.

127 Lihat QS:7:26    

      

seolah-olah orang yang berdoa berharap akhlak orang tersebut lebih baik dari sebelumnya. Doa dengan menggunakan media pakaian juga popular di kalangan ulama fiqih syafi’iyah. Salah satunya adalah ketika melaksanakan s}alat istisqa, diaman orang yang s}alat istisqa disunahkan membalikan imamah (pakaian), yang tadinya posisinya di atas menjadi di bawah, sebagai doa dengan bentuk isyarat. Seolah-olah pelaku berharap kepada Allah agar membalikan musim, yakni musim kemarau menjadi musim dingin. Doa dengan isyarat juga termasuk doa dengan bentuk tindakan, dan hal ini sejalan dengan komentar yang diutarakan al- Maraghi, 128 menurutnya bahwa doa terbagi pada dua bagian; pertama doa dengan kata-kata, yang kedua doa dengan tindakan, atau perbutan. Termasuk juga berdoa dengan isyarat adalah mengubur pakaian yang telah dibacakan ayat tersebut di atas, pada kuburan yang telah banyak dilupakan orang, atau kuburan tua. Seolah-olah berkata kepada Allah, lupakanlah si pulan untuk melakukan zinah, sebagaimana orang melupakan kuburun.

Sekalipun al-Na>zili> menggunakan ayat al-Qur’an dengan menggunakan media pakaian untuk penyembuhan zinah didasarkan atas perjalanan suluk ulama sufi, tetapi jika dianalisa ayat, media dan penyakit yang disembuhkan ada korelasinya. Ayat yang digunakan oleh al-Na>zili> surat al-Ma>idah tersebut di atas, dilihat dari sisi kandungannya adalah perintah kepada orang yang beriman tentang memenuhi janji-janji, dan termasuk janji orang yang beriman adalah melaksankan perintah Allah (tidak berzinah), termasuk di dalamnya membuang pakaian tercela.

Al-Na>zili> selain menawarkan ayat di atas untuk penyembuhan akhlak tercela seperti zinah, juga menawarkan surat al-Ma>’idah

          Hai anak Adam1, Sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. dan pakaian takwa[2] Itulah yang paling baik. yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, Mudah-mudahan mereka selalu ingat.

[1] Maksudnya Ialah: umat manusia [2] Maksudnya Ialah: selalu bertakwa kepada Allah. 128 Lihat Ahmad Must}afa al-Maraghi, Tafsir al-Maraghi (Kairo: Da>r al-

Fikr,2001),juz 1,29 Fikr,2001),juz 1,29

satu denga cara tersebut di atas, sementara untuk ayat 90-92 yaitu dengan cara ditulis pada gelas yang suci setelah selesai s}alat

jumat, kemudian dilebur dengan air hujan diiringi dengan bacaan ayat 90-92. Air yang leburan ayat yang sudah dibaca ayat 90-92 diminumkan pada ibu yang akan melahirkan. 130 Penyembuhan dengan teknis menggunakan air sudah penulis paparkan di atas.

Dalam teknis penyembuhan dengan ayat al-Qur’an, selain al- Na>zili> menggunakan media dalam teknisnya juga mensyaratkan pada jumlah bilangan ayat yang dibaca. Teknis seperti ini sejalan dengan teknis yang diutarakan oleh ‘Abdu al-Ha>lim ‘Au>d al- Halimi>, dalam sebuah karyanya ia berkomentar tentang kegunaan

membaca ayat secara berulang-ulang. Menurutnya, bacaan yang diulang-ulang akan dengan cepat masuk pada bagian tubuh manusia yang paling dalam ( al-Daqi>qah), sehingga bacaan itu

tidak hanya sampai pada bagian telinga luar melainkan sampai pada otak. Komentar ini sejalan dengan al-Kaheel yang penulis utarakan di atas, yaitu pada bab kedua, yaitu bahwa pendengaran

129 Lihat QS 5:90-92  

                                                  130 Lihat Muhammad Haqqi al-Na>zili>, Khazi>nat al-Asra>r (Libanon: Da>r al-

Kutub al-Ilmiyah,1993),71 131 Lihat ‘Abdu al-Ha>lim ‘Au>d al-Halimi>, al-Istishfa>’I’ wa Qada>’i’ al-

Hawa>’ij bi al-Qur’an wa al-Kari>m (Markaj al-Tauji: Da>r al-Ans{a>r, 2007)123 Hawa>’ij bi al-Qur’an wa al-Kari>m (Markaj al-Tauji: Da>r al-Ans{a>r, 2007)123

Al-Na>zili> dalam karya tidak menyebutkan dengan teoritis tentang bacaan berulang-ulang. Namun penelitian setelahnya

dapat memperkuat tentang teknis bacaan diulang-ulang, karenanya teknis yang diutarakan al-Na>zili> dengan cara diulang- ulang rasional dan empiris. Selain bukti konkrit yang diutarakan di atas, penulis juga menemukan satu kejadian kisah nyata tentang penyembuhan dengan al-Qur’an yang dibaca diulang- ulang selama tiga bulan lebih ternyata menemukan kesembuhan dengan cepat. 132 Proses penyembuhan dimulai dari bulan juni sampai agustus 2012.

Al-Qur’an sebagai penyembuh beragam penyakit yang diutarakan al-Na>zili> seperti tersebut di atas, selain menitik beratkan pada teknis penyembuhan juga menitikberatkan pada syarat. Seperti pada umumnya penyembuhan dengan ayat al-

132 Selama penulis menulis tesis ini dalam perjalannya menemukan seseorang yang kena penyakit stroke yang sangat berat, sampai selama satu

minggu dokter yang merawatnya melarang bertemu dengan orang karena dikuwatirkan orang tersebut berbicara yang pada saat itu dilarang. Namun dengan doa surat al-Fa>tih{ah yang dibacakan oleh para kiai berangsur-angsur penderita tersebut sembuh. Setelah pasien dapat mengeluarkan suara, dengan penuh kesabaran dia setiap hari membacakan surat al-Wa>qiah, al-Rahman, dan Yasin selama tiga bulan berangsur-angsur dapat bicara dengan fasih dan dapat normal kembali.

Penderita stroke yang penulis paparkan adalah seorang pengusaha kramik yang berada di wilayah Serang Banten, bernama Haji Ahmad Satibi. Dia adalah seorang pemilik dua toko keramik, yaitu Nambo Kramik Indah dan Banten Kramik Indah.

Qur’an, al-Na>zili> menentukan kriteria penyembuhan yang di dalamnya mencakup pelaku penyembuh dan yang akan disembuhkan. Bahkan Alibuni, dalam penyembuhan dengan ayat al-Qur’an tidak hanya menitik beratkan pada pasien, dan pelaku penyembuh, pada teknis-teknis tertentu mensyaratkan waktu. Artinya penyembuhan harus berdasarkan waktu. Komentar ini diutarakan juga oleh Abu Ma’shar al-Falaqi, 133 menurutnya untuk melakukan penyembuhan terhadap pasien harus dilihat waktunya yang didasarkan atas sejumlah hitungan huruf nama pasien.

Seperti yang penulis paparkan, bahwa selain al-Na>zili> memasukan teknis dalam penyembuhan juga memasukan syarat pelaku penyembuh yang menggunakan media ayat al-Qur’an. Di antara syarat yang ditawarkan oleh al-Na>zili> dalam penyembuhan

adalah mu’min ( نمؤم), yakni orang yang benar-benar beriman. Dari sini penulis dapat memahami, bahwa al-Na>zili> dalam

memahami al-Qur’an sebagai penyembuh penyakit fisik dan psikis tidak berlaku bagi setiap orang. Hanya orang-orang tertentu yang dapat menggunakan al-Qur’an sebagai penyembuh penyakit.

D. Analisis Penyembuhan al-Na>zili> Dari beberapa uraian di atas tentang penyakit dan penyembuhan menurut al-Na>zili>, sekiranya dapat penulis petakan. Pertama al-Na>zili> membagi penyakit pada empat bagian, yakni bio, psio, sosio dan ruhani (spiritual). Di bawah ini merupakan hasil analisis penulis terhadap al-Na>zili>, baik pengelompokan penyakit maupun terapisnya.

Penyakit fisik No Diagnosis

Terapi al-Na>zili>

1. Sengatan bisa Membaca surat Al-Fa>tih{ah 7x tanpa media, atau surat al- Kafirun, al-Falaq, dan al-Na>s dibacakan pada air dan garam kemudian dioleskan pada yang

133 Lihat Abu Ma’shar al-Falaqi, Abu Ma’shar (Kairo: Da>r al-Fikr),4 133 Lihat Abu Ma’shar al-Falaqi, Abu Ma’shar (Kairo: Da>r al-Fikr),4

2. Segala penyakit Membaca surat Al-Fa>tih{ah (umum)

3. Sakit telinga Surat 23:115 dibaca tanpa media

4. Sulit melahirkan Surat 46:35 ditulis pada tempat yang suci, kemudian disiram dengan air, dan airnya disiramkan pada perut dan vagina yang kesulitan melahirkan.

5. Mata Surat 50:22, dan s{alawat Nabi, dibaca pada kedua ibu jari 7x, kemudian diusapkan pada kedua mata.

6. Fisik umum Al-Fa>tih{ah, ayat kursi 70x, al- Ikhla>s{ 70x, al-Falaq 70x, al-Na>s 70x, media air selama 7 hari

Penyakit Psikis No Diagnosis

Terapi al-Na>zili>

1. Majnun Dibacakan al-Baqarah 1-4, dan tiga aya terakhir, al-Falaq, al-Na>s, tanpa media

2. Tuna Grahita (lemah Membaca ayat kursi sebanyak akal)

kalimatnya (50x) media air hujan, atau menulis al-Fa>tih{ah, al-Mulk, al-Hashr, al-Waqiah dengan tinta ja’faran selanjutnya dilebur air (jamjam, hujan, laut) dan diminum

3. Akhlak Madmumah

Membaca

al-Fa>tih{ah sejumlah hurufnya, atau sejumlah hitungan rasul, atau 1000x selama 3 hari, atau

5, atau 7 hari.

4. Cemas (ham) Al-Fa>tih{ah setiap habis s{alat 20x, atau al-Nas{r

5. Malas (kaslan) Dawam al-Fa>tih{ah siang dan malam

7. Takut ( khau>f) Ya>si>n 20x tanpa media

8. Traumatik (hujn) Al-D{uha> tanpa media

9. Kurang menarik Al-Fa>tih{ah dan doa media angin

10. Zina Dibacakan Al-Ma’idah, doa dengan media potongan pakaian penzina

11. Kemiskinan Al-Wa>qi’ah dibaca tanpa media

12. Ghalabat al-Dai>n Membaca ayat kuris sejumlah hurufnya (170)

13. Qahru al-Rija>l Membaca basmalah 1500x

Spiritual No. Diagnosis

Terapi al-Na>zili>

1. Sirik Al-Ikhla>s{ dibaca tanpa media

2. Munafiq Al-Ikhla>s{ dibaca tanpa media

Pemeliharaan dan peningkatan kualitas diri No. Diagnosis

Terapi al-Na>zili>

1. Terhindar

al-Fa>tih{ah sejumlah keburukan ( lidaf’i al- hurufnya, atau sejumlah hitungan Shar)

dari Membaca

rasul, atau 1000x selama 3 hari, atau 5, atau 7 hari.

2. Pemahaman yang Basmalah, Al-‘Alaq 1-5, ditulis dalam ( Al-‘Ulum al- kemudian dilebur air dan diminum, Daqi>qah)

atau menulis surat al-Rahman, selama menulis surat al-Rahman

tidak berkata-kata, setelah selesai dilebur air dan diminum

Seperti yang telah penulis paparkan di atas, yakni pada bagian definisi penyakit perspektif al-Na>zili>. Al-Na>zili> memetakan penyakit pada bio, psio, sosio, dan spiritual. Namun empat katagori penyakit tersebut dalam pembagiannya disimpelkan menjadi tiga katagori, yakni fisik, psikis dan spiritual. Penyakit sosio oleh al-Na>zili> dikatagorikan pada penyakit psikis. Tiga katagori penyakit tersebut dalam terapisnya sangat berbeda dengan penyembuhan pada umumnya, yakni penyembuhan yang dilakukan oleh medis, psikolog, psikiatris, baik penyembuhan Seperti yang telah penulis paparkan di atas, yakni pada bagian definisi penyakit perspektif al-Na>zili>. Al-Na>zili> memetakan penyakit pada bio, psio, sosio, dan spiritual. Namun empat katagori penyakit tersebut dalam pembagiannya disimpelkan menjadi tiga katagori, yakni fisik, psikis dan spiritual. Penyakit sosio oleh al-Na>zili> dikatagorikan pada penyakit psikis. Tiga katagori penyakit tersebut dalam terapisnya sangat berbeda dengan penyembuhan pada umumnya, yakni penyembuhan yang dilakukan oleh medis, psikolog, psikiatris, baik penyembuhan

Pandangan al-Na>zili> tentang asumsi manusia psikobehavioral, yakni manusia sehat, sakit dan tidak sehat juga tidak sakit,

pandangan ini sama dengan pandangan Ibn Sina 134 tetapi berbeda dengan psikoanalisis yang mengasumsikan semua manusia sakit,

dan psikohumanistik yang mengasumsikan semua manusia sehat. 135

Berdasarkan analisis penulis, untuk penyembuhan penyakit fisik dan psikis yang diutarakan al-Na>zili> ada kesamaan, yaitu keduanya menggunakan ayat al-Qur’an. Adapun sisi perbedaanya pada teknis terapisnya. Jika penyakit fisik pelaku penyembuhnya orang lain, yakni orang yang taqwa dan penderita sebagai objek tidak berbuat apa, sementara penyakit psikis yang melakukan terapinya adalah penderita, kecuali pada penyakit gila. Hal ini sejalan dengan terapis yang dicontohkan oleh rasul. Penyembuhan

penyakit psikis 136 yang diutarakan oleh rasul, yaitu berdoa setiap pagi dan sore agar terhindar dari penyakit tersebut 137 . Teknis

penyembuhan untuk penyakit psikis yang diutarakan al-Na>zili>, sangatlah berbeda dengan psikoanalsis dan psikohumanistik. Teknis yang ditawarkan oleh psikoanalisis psikoterapi, dan teknis yang ditawarkan psikohumanistik konseling.

Jika diperhatikan penyembuhan dengan ayat al-Qur’an baik untuk penyakit fisik maupun psikis yang diutarakan al-Na>zili> tidak ada ayat yang secara spesifik untuk menyembuhkan penyakit tertentu. Satu ayat atau surat dapat dijadikan untuk penyembuhan penyakit fisik dan psikis, yang membedakannya terletak pada jumlah bacaan dan penggabungan surat seperti yang

Kodekteran Islam, (SPs:Disertasi,2011),100 135 Abdul Mujib dalam mata kuliah Agama dan Psikoterapi tahun 2011, lihat juga Abdul Mujib, Kepribadian dalam Psikologi Islam (Jakarta: Raja Gravindo Persada,2006),41

134 Lihat Saraswati

Mahmoudin,

Sistem

136 ( al-‘Ajm, al-Kasl, al-Jubn, al-Bukhl, Ghalabat al-Dai>n, Qahr al-Rijal )

137 Lihat Nawa>wi>, al-Adkar al-Nawa>wi>, (Kairo: Da>r al-Fikr,231),h.76-77 137 Lihat Nawa>wi>, al-Adkar al-Nawa>wi>, (Kairo: Da>r al-Fikr,231),h.76-77

banyak dipengaruhi oleh Abi al-‘Aba>s Ahmad bin Alibuni. 138

138 Lihat Abi> al-‘Aba>s Ahmad bin Alibuni, Manba Fi Us{ul al-Hikmah (Haramain)

Dokumen yang terkait

ANALISIS KARAKTERISTIK MARSHALL CAMPURAN AC-BC MENGGUNAKAN BUTON GRANULAR ASPHALT (BGA) 15/20 SEBAGAI BAHAN KOMPOSISI CAMPURAN AGREGAT HALUS

14 283 23

TEPUNG LIDAH BUAYA (Aloe vera) SEBAGAI IMMUNOSTIMULANT DALAM PAKAN TERHADAP LEVEL HEMATOKRIT DAN LEUKOKRIT IKAN MAS (Cyprinus carpio)

27 208 2

PENGARUH KONSENTRASI TETES TEBU SEBAGAI PENYUSUN BOKASHI TERHADAP KEBERHASILAN PERTUMBUHAN SEMAI JATI (Tectona grandis Linn f) BERASAL DARI APB DAN JPP

6 162 1

OPTIMASI SEDIAAN KRIM SERBUK DAUN KELOR (Moringa oleifera Lam.) SEBAGAI ANTIOKSIDAN DENGAN BASIS VANISHING CREAM

57 260 22

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK TEMULAWAK (Curcuma xanthorrhiza Roxb.) SEBAGAI ADJUVAN TERAPI CAPTOPRIL TERHADAP KADAR RENIN PADA MENCIT JANTAN (Mus musculus) YANG DIINDUKSI HIPERTENSI

37 251 30

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

INTENSIFIKASI PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH ( DI KABUPATEN BANYUWANGI

16 118 18

PERAN PT. FREEPORT INDONESIA SEBAGAI FOREIGN DIRECT INVESTMENT (FDI) DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI INDONESIA

12 85 1