Aspek Fisis Compressive Strengh
e) Aspek Fisis Compressive Strengh
1. Bahan Penyusun Beton Beton umumnya tersusun dari tiga bahan penyusun utama yaitu semen, agregat, dan air. Jika diperlukan bahan tambahan yang dapat mengubah sifat-sifat tertentu dari beton yang bersangkutan.
a. Semen
Semen merupakan bahan dasar terpenting dalam pembuatan beton. Semen berasal dari kata “Cement” dalam bahasa Inggris berarti Semen merupakan bahan dasar terpenting dalam pembuatan beton. Semen berasal dari kata “Cement” dalam bahasa Inggris berarti
b. Air
Air merupakan salah satu bahan yang penting dalam pembuatan beton. Di dalam campuran beton, air mempunyai dua fungsi: pertama, untuk memungkinkan reaksi kimia yang menyebabkan terjadinya pengikatan dan berlangsungnya pengerasan, dan yang kedua sebagai pelicin campuran kerikil, pasir dan semen untuk mempermudah pencetakan.Air diperlukan pada pembuatan beton untuk memicu proses kimiawi dari semen, menbasahi agraget dan memberikan kemudahan dalam pekerjaan beton. Air yang digunakan dapat berupa air tawar (dari sungai, danau, telaga, kolam, dan lain-lain.
c. Agregat
Agregat adalah butir-butir mineral yang dicampur dengan semen Portland dan air sehingga membentuk beton. Dikarenakan ¾ bagian volume beton terdiri dari agregat, maka tidak mengherankan bahwa kualitas agregat memegang peranan yang sangat penting. Beton mengandung 60-70 % agregat (agregat halus dan agregat kasar) yang berasal dari mineral alam dan digunakan sebagai bahan pengisi. Oleh sebab itu untuk mendapatkan beton yang berkualiatas diperlukan agregat yang baik
Menurut standar ASTM C 33-90 agregat halus memiliki ukuran butiran < 5 mm atau lolos saringan no. 4 dan tertahan pada Menurut standar ASTM C 33-90 agregat halus memiliki ukuran butiran < 5 mm atau lolos saringan no. 4 dan tertahan pada
2. Kuat Tekan Beton Kekuatan tekan merupakan salah salah kinerja utama dari beton. Kekuatan beton merupakan kemampuan beton untuk menerima gaya tekan persatuan luas. Walaupun dalam beton terdapat tegangan tarik yang kecil, diasumsikan bahwa semua tegangan tekan didukung oleh beton tersebut. Penentuan kekuatan tekan dapat dilakukan dengan menggunakan alat uji tekan. Salah satu cara untuk mengetahui kuat tekan dari beton yang diperoleh dari benda uji akan berbeda, karena beton merupakan material heterogen, yang kekuatannya dipengaruhi oleh:
a. Kualitas dari bahan-bahan beton itu sendiri meliputi kualitas semen,
air
b. Proporsi dari campuran beton
c. Kecepatan pembebanan (Tri Mulyono, 2005; hal 9) Nilai kuat tekan beton diperoleh dari pengujian yang standarnya didasarkan atas daya dukung beton umur 28 hari. Perkembangan kekuatan beton tergantung dari suhu, kelembapan selama pemeliharaan (curing). Suhu yang lebih tinggi mempercepat reaksi kimia dan sudah tentu akan mempercepat perkembangan dari daya tekan tersebut.Pada prinsipnya aplikasi kekuatan tekan berfungsi untuk menahan gaya-gaya yang akan bekerja pada beton diantaranya adalah gaya horisontal dan gaya vertikal.
Penentuan kekuatan tekan data dilakukan dengan menggunakan alat uji tekan dengan benda uji berbentuk silinder dengan rosedur uji ASTM C39 atau kubus dengan prosedur BS1881 part 115 part 116 ada umur 8 hari. Kuat tekan beton merupakan faktor yang utama dan penting untuk diperhatikan di dalam pelaksanaan pengecoran dilapangan. Rata- rata, beton mencapai kekuatan tekan karakteristik rencananya pada umur
28 hari. Pada umur tersebut kuat tekan karakteristik beton mencapai kekuatan rencananya. Kekuatan tekan relatif antara benda uji silinder dengan kubus. Nilai kuat tekan benda uji dihitung dengan persamaan berikut:
Kuat tekan (f‟c) = P
A dengan : 2 f‟c adalah harga kuat tekan beton (kg/cm )
A adalah luas penampang beton (cm 2 ) P adalah beban tekan (kg)
Pengujian kuat tekan sering dilakukan pada benda uji pada umur 7 hari dan 28 hari (mengacu pada ASTM). Untuk umur 3 hari tidak dilaksanakan uji kuat tekan beton karena suhu yang masih tinggi pada beton tersebut, hal ini mengakibatkan bila diraba beton tersebut sangat panas, sehingga betonnya masih rapuh dan komponen di dalamnya belum menyatu, yang mengakibatkan nilai kuat tekannya cendrung rendah.
Pengujian kuat tekan beton umur 28 hari dilakukan untuk mengetahui kuat tekan karakteristik dari beton yang dibuat sekaligus menetukan mutu betonnya. Hal ini sesuai dengan standar dari PBI yang menyatakan saat umur beton 28 hari faktor koreksinya bernilai 1,00 dan beton dikatakan sudah matang karena komponen di dalamnya sudah padu sehingga nilai kuat tekannya cenderung tinggi.