Pengukuran Transmisibilitas pada Isolator 1

4.2.4 Perbandingan Hasil Pemodelan dan Pengujian saat Eksitasi diberikan pada Massa 1

Pada Bab 3 telah dibuat grafik pemodelan transmisibilitas getaran dan transmisibilitas gaya. Grafik hasil pemodelan ini kemudian dibandingkan dengan grafik transmisibilitas getaran dan transmisibilitas gaya yang diperoleh dari hasil pengujian pada Subbab 4.1.3.

Grafik perbandingan transmisibilitas getaran antara pemodelan dan pengujian diperlihatkan pada Gambar 4.6. Dalam gambar ini dapat dilihat bahwa secara keseluruhan kedua grafik memiliki bentuk yang mirip. Kedua grafik sama-sama memiliki satu puncak yang dominan yaitu pada frekuensi 21,96 Hz untuk grafik hasil pemodelan dan 21,48 Hz untuk grafik hasil pengujian. Namun, grafik hasil pengujian memiliki bentuk yang berbeda dengan grafik hasil pemodelan

pada frekuensi rendah. Hal ini karena pada pengujian FRF A 2 /F 1 pada frekuensi rendah memiliki magnitude yang cukup besar sedangkan FRF A 1 /F 1 memiliki magnitude yang cukup kecil sehingga ketika A 2 /F 1 dibagi A 1 /F 1 hasilnya sangat besar. Selain itu, ada perbedaan lain yaitu muncul frekuensi pribadi dari tiang penyangga pada frekuensi di atas 100 Hz.

Gambar 4.6 Perbandingan transmisibilitas A 2 /A 1 hasil pemodelan dan pengujian Isolator 1

Selain grafik transmisibilitas getaran A 2 /A 1 , pada penelitian ini juga didapatkan grafik transmisibilitas gaya F T1 /F 1 baik yang diperoleh dari pemodelan maupun pengujian sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.7. Dalam gambar ini dapat dilihat bahwa kedua grafik memiliki bentuk yang sangat mirip di mana keduanya memiliki dua buah puncak yang merupakan frekuensi pribadi dari sistem. Pada grafik hasil pemodelan, frekuensi pribadi pertama terjadi Selain grafik transmisibilitas getaran A 2 /A 1 , pada penelitian ini juga didapatkan grafik transmisibilitas gaya F T1 /F 1 baik yang diperoleh dari pemodelan maupun pengujian sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 4.7. Dalam gambar ini dapat dilihat bahwa kedua grafik memiliki bentuk yang sangat mirip di mana keduanya memiliki dua buah puncak yang merupakan frekuensi pribadi dari sistem. Pada grafik hasil pemodelan, frekuensi pribadi pertama terjadi

Gambar 4.7 Perbandingan transmisibilitas gaya F T1 /F 1 hasil pemodelan dan pengujian Isolator 1

4.2.5 Perbandingan Antara Nilai Transmisibilitas Gaya yang Diukur Secara Langsung dan Tidak Langsung saat Eksitasi Diberikan pada Massa 1

Pada pengujian ini juga ingin diketahui perbandingan antara nilai transmisibilitas gaya yang diukur secara langsung oleh load cell dan nilai transmisibilitas gaya yang diperoleh secara tidak langsung dari perhitungan hasil pengukuran transmisibilitas getaran yang diukur dengan akselerometer. Perhitungan ini menggunakan Persamaan (2.46). Perbandingan kedua hasil pengujian ini ditunjukkan pada Gambar 4.8. Berdasarkan Gambar 4.8 dapat diketahui bahwa kedua grafik memiliki bentuk yang sangat mirip di mana pada keduanya terdapat dua buah puncak. Kedua puncak ini adalah frekuensi pribadi dari sistem yaitu pada frekuensi 17,19 Hz dan 28,13 Hz. Selain itu, frekuensi pribadi dari tiang penyangga tidak muncul pada kedua hasil pengujian tersebut.

4.2.6 Hasil Pengujian dan Analisis Transmisibilitas pada Isolator 1 saat Eksitasi Diberikan pada Massa 2

Gambar 4.8 Perbandingan FRF F T1 /F 1 pengukuran langsung dan tidak langsung Pada pengujian ini didapatkan tiga buah data yaitu grafik FRF A 1 /F 2 , A 2 /F 2 , dan F T1 /F 2 . Data

pengujian diperoleh dengan menggunakan iOtech dan kemudian diolah dengan menggunakan Matlab. Program Matlab yang digunakan dapat dilihat pada Lampiran B.6. Grafik FRF A 1 /F 2 diperlihatkan pada Gambar 4.9. Dalam gambar ini tampak dua buah puncak yaitu pada frekuensi 20,31 Hz dan 27,34 Hz. Puncak yang muncul pada frekuensi 20,31 Hz memiliki magnitude 0,9763 G/lbf, sedangkan puncak yang muncul pada frekuensi 27,34 Hz memiliki magnitude 0,9635 G/lbf.

Gambar 4.9 Hasil pengukuran FRF A 1 /F 2 pengujian Isolator 1

Kedua nilai frekuensi ini dapat disebut sebagai frekuensi pribadi karena memiliki nilai magnitude yang paling besar. Selain itu, berdasarkan grafik koherensi keduanya memiliki nilai yang tinggi yaitu 0,9972 pada frekuensi 20,31 Hz dan 0,9979 pada frekuensi 27,34 Hz. Nilai koherensi yang tinggi berarti bahwa respon tersebut berasal dari gaya eksitasi yang diberikan. Berdasarkan grafik magnitude juga dapat diketahui bahwa frekuensi pribadi dari tiang penyangga muncul pada frekuensi di atas 100 Hz.

Hasil pengujian berikutnya adalah FRF A 2 /F 2 sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.10. Dalam gambar ini tampak dua puncak yang merupakan frekuensi pribadi dari sistem yaitu pada frekuensi 19,14 Hz dan 30,08 Hz. Puncak pada frekuensi 19,14 Hz memiliki magnitude sebesar 0,5171 G/lbf, sedangkan puncak pada frekuensi 30,08 Hz memiliki magnitude sebesar 0,4683 G/lbf. Kedua nilai frekuensi dapat disebut frekuensi pribadi karena memiliki magnitude terbesar dibandingkan dengan magnitude pada frekuensi lainnya.

Gambar 4.10 Hasil pengukuran FRF A 2 /F 2 pengujian Isolator 1 Selain itu, kedua frekuensi juga memiliki koherensi yang tinggi yaitu 0,9976 pada frekuensi

19,14 Hz dan 0,999 pada frekuensi 30,08 Hz. Nilai koherensi yang tinggi berarti bahwa respon berasal dari gaya eksitasi yang diberikan. Berdasarkan grafik magnitude juga dapat dilihat bahwa pada pengujian ini muncul frekuensi pribadi dari tiang penyangga pada frekuensi di atas 80 Hz.

Berdasarkan hasil pengujian FRF A 1 /F 2 dan A 2 /F 2 dapat dibuat grafik transmisibilitas getaran

A 1 /A 2 sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.11. Grafik ini ini diperoleh dengan cara A 1 /A 2 sebagaimana ditunjukkan pada Gambar 4.11. Grafik ini ini diperoleh dengan cara

Gambar 4.11 Transmisibilitas getaran A 1 /A 2 hasil pembagian A 1 /F 2 dan A 2 /F 2 Grafik hasil pengujian yang terakhir adalah grafik FRF F T1 /F 2 sebagaimana ditunjukkan pada

Gambar 4.12. Berdasarkan grafik magnitude dapat diketahui bahwa terdapat dua puncak pada frekuensi 20,31 Hz dengan magnitude sebesar 0,8049 lbf/lbf dan pada frekuensi 27,34 Hz dengan magnitude sebesar 0,8062. Kedua puncak ini merupakan frekuensi pribadi sistem karena memiliki nilai magnitude terbesar. Selain itu, kedua frekuensi juga memiliki nilai koherensi yang tinggi yaitu 0,9972 pada frekuensi 20,31 Hz dan 0,9979 pada frekuensi 27,34 Hz. Berdasarkan grafik magnitude ini juga dapat diketahui bahwa sistem isolasi getaran terjadi sepanjang frekuensi yang dianalisis. Hal ini ditandai dengan besar F T1 yang selalu kurang dari satu yang berarti gaya yang ditransmisikan selalu lebih kecil jika dibandingkan dengan gaya eksitasi yang diberikan.

4.2.7 Perbandingan Hasil Pemodelan dan Pengujian saat Eksitasi Diberikan pada Massa 2

Transmisibilitas getaran dan transmisibilitas gaya saat sistem dieksitasi pada Massa 2 telah dimodelkan pada Bab 3. Hasil pemodelan ini kemudian dibandingkan dengan hasil pengujian transmisibilitas getaran dan transmisibilitas gaya yang telah diperoleh pada Subbab 4.1.6.

Pemodelan transmisibilitas getaran A 1 /A 2 antara pemodelan dan pengujian dapat dilihat pada Gambar 4.13. Dalam gambar ini dapat dilihat bahwa kedua grafik memiliki bentuk yang mirip.

Gambar 4.12 Grafik pengukuran FRF F T1 /F 2

Kedua grafik sama-sama memiliki satu puncak. Puncak pada grafik hasil pemodelan terjadi pada frekuensi 26,1 Hz dengan magnitude sebesar 5,172 G/G, sedangkan puncak pada grafik hasil pemodelan terjadi pada frekuensi 23,44 Hz dengan magnitude sebesar 4,944 G/G. Namun, pada frekuensi di atas 100 Hz terjadi perbedaan yaitu muncul puncak yang berasal dari frekuensi pribadi tiang pada grafik hasil pengujian.

Gambar 4.13 Perbandingan transmisibilitas A 1 /A 2 hasil pemodelan dan pengujian Isolator 1

Grafik perbandingan transmisisibilitas gaya antara pemodelan dan pengujian ditunjukkan pada Gambar 4.14. Dalam gambar ini juga tampak bahwa kedua grafik memiliki bentuk yang mirip. Kedua grafik memiliki dua buah puncak yang berasal dari frekuensi pribadi sistem. Puncak pada grafik hasil pengujian terletak pada frekuensi 18,62 Hz dengan magnitude sebesar 0,9067 lbf/lbf dan 28,33 Hz dengan magnitude sebesar 0,7184 lbf/lbf, sedangkan puncak pada grafik hasil pengujian terjadi pada frekuensi 20,31 Hz dengan magnitude sebesar 0,8049 lbf/lbf dan 27,34 Hz dengan magnitude sebesar 0,8062 lbf/lbf.

Gambar 4.14 Perbandingan transmisibilitas gaya F T1 /F 2 hasil pemodelan dan pengujian Isolator 1

4.2.8 Perbandingan Antara Nilai Transmisibilitas Gaya yang Diukur Secara Langsung dan Tidak Langsung saat Eksitasi Diberikan pada Massa 2

Pada pengujian ini juga ingin diperoleh perbandingan antara nilai transmisibilitas gaya yang diukur secara langsung oleh load cell dan secara tidak langsung dari perhitungan hasil pengukuran transmisibilitas getaran yang diukur dengan accelerometer . Perhitungan ini dengan menggunakan Persamaan (2.54).

Grafik perbandingan nilai transmisibilitas gaya yang diukur secara langsung dan tidak langsung ditunjukkan pada Gambar 4.15. Dalam gambar ini tampak bahwa kedua grafik memiliki bentuk yang sangat mirip di mana keduanya memiliki dua buah puncak yang terletak pada frekuensi yang sama yaitu pada frekuensi 20,31 Hz dan 27,34 Hz. Kedua puncak ini berasal dari frekuensi pribadi sistem. Namun, kedua grafik juga memiliki perbedaan yaitu muncul frekuensi pribadi Grafik perbandingan nilai transmisibilitas gaya yang diukur secara langsung dan tidak langsung ditunjukkan pada Gambar 4.15. Dalam gambar ini tampak bahwa kedua grafik memiliki bentuk yang sangat mirip di mana keduanya memiliki dua buah puncak yang terletak pada frekuensi yang sama yaitu pada frekuensi 20,31 Hz dan 27,34 Hz. Kedua puncak ini berasal dari frekuensi pribadi sistem. Namun, kedua grafik juga memiliki perbedaan yaitu muncul frekuensi pribadi

Gambar 4.15 Perbandingan FRF F T1 /F 2 pengukuran langsung dan tidak langsung