Hasil Penelitian

A. Hasil Penelitian

Untuk menganalisis tingkat likuiditas PT. Kimia Farma (Persero) Tbk, maka data-data yang diperlukan adalah sebagai berikut :

a. Data Laporan Keuangan PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Data laporan keuangan PT. Kimia Farma (Persero), Tbk yang akan dianalisis adalah data laporan keuangan tahun 2006 sampai dengan tahun 2010, yang di dalamnya terdapat rincian pos-pos keuangan yang menjadi bahan penelitian untuk dianalisis yaitu bagaimanakah tingkat likuiditas perusahaan berdasarkan laporan arus kas pada PT. Kimia Farma (Persero), Tbk.

Adapun pos-pos keuangan yang akan dilakukan perhitungan berdasarkan laporan arus kas PT. Kimia Farma (Persero) Tbk adalah sebagai berikut :

Tabel 5.01 Laporan Arus Kas Pt. Kimia Farma (Persero), Tbk Tahun 2006 – 2010 (disajikan dalam Rupiah)

Kas bersih

140.24

55.51 (22.0

083.654 9.874.007 digunakan utk Aktivitas Operasi

diperoleh dari/

Kas bersih

diperoleh dari/

7.331.823) 5.407.522) digunakan utk Aktivitas Investasi

Kas bersih

(39.71

(13.17

diperoleh dari/

71.524.982) 9.880.974) digunakan utk Aktivitas Pendanaan

(58.13 101.62 dan setara kas

(penurunan) Bersih kas

77.516

14.13 (2.55

4.773.151) 4.585.511 Kas dan setara

kas awal tahun

5.781.752 1.008.601 Kas dan setara

kas akhir tahun

1.008.601 5.594.112 Sumber : www.kimiafarma.co.id tahun 2010

Tabel 5.02 Persentase Laporan Arus Kas Pt. Kimia Farma (Persero), Tbk Tahun 2006 – 2010

8-2009 2010 Kas bersih diperoleh dari/

digunakan utk Aktivitas Operasi

,14% % Kas bersih diperoleh dari/ digunakan utk Aktivitas Investasi

12,43% 58,64% digunakan utk Aktivitas Pendanaan

Kas bersih diperoleh dari/

Bersih kas dan setara kas

72,64% 274,81% Kas dan setara kas awal

1,14% 26,19% Kas dan setara kas akhir

2%

- 62,03 .

6,72

tahun

1,14%

26,19% %

Dari data tersebut di atas, dapat dianalisis bahwa kas bersih yang diperoleh PT. Kimia Farma dari aktivitas operasi pada tahun 2007 menurun sebesar 60,45% jika dibandingkan tahun 2006, penurunan ini disebabkan peningkatan pembayaran kepada pemasok karyawan lebih besar dari peningkatan penerimaan dari karyawan. Sedangkan aktivitas operasi tahun 2008 menurun sebesar 41,81% jika dibandingkan tahun 2007, penurunan ini disebabkan peningkatan pembayaran kepada pemasok dan karyawan lebih besar dari peningkatan penerimaan dari pelanggan dan akibat dari pengaruh krisis global yang terjadi.

Kas bersih yang diperoleh dari aktivitas operasi tahun 2009 meningkat sebesar 645,14% jika dibandingkan tahun 2008, peningkatan ini disebabkan oleh peningkatan penerimaan dari pelanggan sebesar Rp. 441.420.519.433. Arus kas dari Aktivitas operasi tahun 2010 meningkat sebesar 72,06% jika dibandingkan tahun 2009, peningkatan ini disebabkan terutama oleh peningkatan penerimaan dari pelanggan sebesar Rp. 305.986.030.407.

Kas bersih yang dikeluarkan Kimia Farma untuk aktivitas investasi perusahaan pada tahun 2007 meningkat sebesar 22,50% dibandingkan tahun 2006, peningkatan pengeluaran ini disebabkan meningkatnya belanja aktiva tetap yang dilakukan oleh perusahaan pada tahun 2007. Sementara itu kas bersih yang dikeluarkan untuk aktivitas investasi perusahaan pada tahun 2008 menurun sebesar 6,13% dibandingkan tahun 2007, dan pada tahun 2010

Kas bersih aktivitas investasi turun dari Rp. 32.217331.823 pada tahun 2009 menjadi Rp. 13.325.407.522 di tahun 2010.

Kas bersih yang digunakan Kimia Farma untuk aktivitas pendanaan pada tahun 2007 sebesar Rp. 13.177.968.742 turun sebesar 66,96% dibandingkan tahun 2006 akibat telah dilunasinya pembayaran pinjaman pemerintah pada tahun 2006. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan pada tahun 2008 sebesar Rp. 56.314.439.339 naik sebesar 327,56% dibandingkan tahun 2007, hal ini disebabkan karena meningkatnya penambahan hutang bank jangka pendek. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan tahun 2009 turun sebesar 285,82% dibandingkan tahun 2008, hal ini disebabkan terjadi pembayaran hutang bank sebesar. Kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan tahun 2010 turun sebesar 77,36% dibandingkan tahun 2009, hal ini terutama disebabkan terjadinya pembayaran hutang bank tahun 2010 sebesar Rp. 20.462.785.757 sedangkan ditahun 2009 sebesar Rp.90.612.038.978.

Informasi arus kas yang berasal dari ketiga aktivitas di atas, berdasarkan laporan arus kas perusahaan menghasilkan kas dan setara kas pada akhir tahun yang nilai berfluktuatif. Pada tahun 2006 sebesar Rp.210.381.277.934 nilai kas dan setara akhir tahun ini meningkat pada tahun 2007 menjadi Rp. 224.531.805.980, dan pada tahun 2008 turun menjadi sebesar Rp. 221.955.781.752, sedangkan pada tahun 2009 turun menjadi sebesar Rp. 163.821.008.601 dan meningkat lagi pada tahun 2010 menjadi

Rp. 265.445.594.112. fenomena naik turunnya nilai kas dan setara kas pada akhir tahun disebabkan karena terjadinya kenaikan dan penurunan bersih kas dan setara kas, penurunan yang sangat tajam terjadi pada tahun 2008 dan tahun 2009, penerimaan kas dan setara kas pada akhir tahun yang bersumber dari ketiga aktivitas di atas pada dua tahun tersebut karena perusahaan dihadapkan pada situasi krisis ekonomi keuangan global dimana dampak yang paling terasa dari krisis tersebut terutama pada aktivitas investasi dan pendanaan perusahaan. Disamping juga berdampak juga pada aktivitas operasi perusahaan. Kondisi ini mulai pulih setelah memasuki tahun 2010, dimana aktivitas operasi perusahaan meningkat dibandingkan pada dua tahun sebelumnya.

Berdasarkan atas data kondisi laporan arus kas perusahaan diatas, dari ketiga aktivitas kegiatan yang berkaitan dengan arus kas perusahaan yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan perusahaan, dapat dikatakan bahwa keputusan manajemen dari waktu ke waktu terhadap penggunaan kas untuk pencapaian tujuan perusahaan berdampak positif terhadap hasil operasi dan posisi keuangannya. Namun demikian beberapa komponen dari penggunaan arus kas sesungguhnya mengalami masalah terutama arus kas untuk investasi dan pendanaan yang mengakibatkan perusahaan harus terbebani. Hal ini disebabkan karena penggunaan arus kas investasi dan pendanaan ditujukan semata oleh perusahaan yang kegiatannya terutama untuk membiayai aktivitas-aktivitas Berdasarkan atas data kondisi laporan arus kas perusahaan diatas, dari ketiga aktivitas kegiatan yang berkaitan dengan arus kas perusahaan yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan perusahaan, dapat dikatakan bahwa keputusan manajemen dari waktu ke waktu terhadap penggunaan kas untuk pencapaian tujuan perusahaan berdampak positif terhadap hasil operasi dan posisi keuangannya. Namun demikian beberapa komponen dari penggunaan arus kas sesungguhnya mengalami masalah terutama arus kas untuk investasi dan pendanaan yang mengakibatkan perusahaan harus terbebani. Hal ini disebabkan karena penggunaan arus kas investasi dan pendanaan ditujukan semata oleh perusahaan yang kegiatannya terutama untuk membiayai aktivitas-aktivitas

Tahun 2010 merupakan tahun yang paling menguntungkan selama kurang lebih 4 tahun terakhir, mencerminkan pemulihan setelah kinerja yang buruk terutama pada tahun 2008 dan tahun 2009 dan aktivitas restrukturisasi. Untuk periode 4 tahun tersebut, kas dari operasi menutup kas bersih yang digunakan dalam aktivitas investasi dan hampir seluruh dividen yang dibayarkan.

Khusus untuk arus kas dari investasi, pengelolaan dana ini lebih terkonsentrasi dalam aktivitas investasi pada aktiva tetap yang jangka waktu pengembaliannya relatif lama sehingga harus ada balancing penerimaan yang bersumber dari aktivitas jangka pendek terutama dalam hal yang berkaitan dengan stabilitas keuangan perusahaan. Sementara itu, untuk aktivitas yang berkaitan dengan pendanaan, perusahaan akan dihadapkan pada masalah membengkaknya jumlah hutang usaha jika tidak diimbangi dengan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan kasnya untuk menghasilkan laba, maka perusahaan akan dihadapkan pada masalah likuiditas. Akan tetapi kondisi pengelolaan keuangan PT. Kimia Farma Tbk tehadap arus kasnya justru memperlihatkan efektifitas dan efisiensinya dalam pencapaian laba yang maksimal bagi perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kas Khusus untuk arus kas dari investasi, pengelolaan dana ini lebih terkonsentrasi dalam aktivitas investasi pada aktiva tetap yang jangka waktu pengembaliannya relatif lama sehingga harus ada balancing penerimaan yang bersumber dari aktivitas jangka pendek terutama dalam hal yang berkaitan dengan stabilitas keuangan perusahaan. Sementara itu, untuk aktivitas yang berkaitan dengan pendanaan, perusahaan akan dihadapkan pada masalah membengkaknya jumlah hutang usaha jika tidak diimbangi dengan kemampuan perusahaan dalam memanfaatkan kasnya untuk menghasilkan laba, maka perusahaan akan dihadapkan pada masalah likuiditas. Akan tetapi kondisi pengelolaan keuangan PT. Kimia Farma Tbk tehadap arus kasnya justru memperlihatkan efektifitas dan efisiensinya dalam pencapaian laba yang maksimal bagi perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari jumlah kas

b. Data Laporan Keuangan Kas PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Berikut data laporan keuangan lainnya yang berkaitan dengan laporan arus kas untuk data penelitian pada PT. Kimia Farma (Persero) tbk periode tahun 2006-2010, yaitu sebagai berikut :

Tabel 5.03 Ringkasan Laporan Keuangan PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Tahun 2006 – 2010

544.94 517.74 tdk lancar

Laba/Ru gi

Sebelum PPh

820.584 1.238.352 Sumber : www.kimiafarma.co.id 2010

Tabel 5.04 Persentase Laporan Keuangan PT. Kimia Farma (Persero), Tbk Tahun 2006 – 2010

Tahun

Keterangan

7,39 11,62 Aktiva lancar

10,08 - lancar

8,31 5,84 Total Aktiva

4,25

9,92%

14,58 - Kewajiban

3,77 79,10 Laba/Rugi

16,53

21,95%

Sebelum PPh Badan

% Sumber :Data Olahan

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah aktiva lancar PT. Kimia Farma pada tahun 2007 mengalami kenaikan sebesar 18,98% dibandingkan dengan tahun 2006. Peningkatan ini terutama disebabkan peningkatan piutang usaha dan persediaan masing-masing 44,75% dan 37,33% dibandingkan tahun 2006. Pada tahun ini, kebijakan pengelolaan keuangan perusahaan terutama penggunaan dana yang dialokasikan lebih ditujukan pada aktivitas penjualan dan investasi pada persediaan yang mengakibatkan terjadinya kenaikan pada kedua pos aktiva lancar tersebut. Keputusan penggunaan dana ini oleh pengelolah perusahaan memiliki dampak yang baik bagi PT. Kimia Farma Tbk. dalam meningkatkan aktivitas operasi, investasi dan pendanaan yang dilakukan oleh perusahaan untuk menghasilkan laba yang maksimal.

Jumlah aktiva lancar perusahaan pada tahun 2008 meningkat sebesar 6,39%, dibandingkan tahun 2007. Peningkatan aktiva tersebut terutama pada

persediaan yang naik sebesar Rp. 37,17% dan serta kenaikan sebesar 34,16% biaya dibayar dimuka dari tahun sebelumnya. Jumlah aktiva lancar perusahaan pada tahun 2009 sebesar Rp. 1.020.884.466.060 atau meningkat sebesar 7,39% dibandingkan tahun 2008 yang sebesar Rp.950.617.883.670, peningkatan aktiva lancar tersebut terutama pada piutang usaha yang naik sebesar Rp.39.464.057.393 atau naik 14,48% dan persediaan yang naik sebesar Rp.24,49 miliar atau naik 5,42% selain itu, pajak di bayar dimuka juga mengalami kenaikan sebesar 323,74%.

Peningkatan aktiva lancar pada tahun 2010 sebesar 11,62% tersebut antara lain karena peningkatan pada kas dan setara kas sebesar Rp.101.624.585.511atau naik 62,03%, piutang usaha sebesar Rp.53.120.249.159 atau naik 17,44% dan pajak dibayar dimuka sebesar Rp. 11.715.195.292 atau naik sebesar 12,80%. Kondisi diatas, merupakan implikasi dari keputusan penggunaan dana perusahaan dalam aktivitas usahanya yang pada tahun- tahun sebelumnya telah dilakukan. Maksimalisasi penggunaan aktiva lancar perusahaan pada tahun 2008, tahun 2009 dan tahun 2010 memberikan dampak positif dalam menghasilkan laba bersih perusahaan, hal ini ditunjukkan dengan peningkatan yang cukup signifikan dari laba bersih perusahaan dari tahun ketahun. Penggunaan aktiva lancar untuk meningkatkan laba perusahaan disamping untuk menghasilkan laba bersih, juga dimaksudkan untuk menjaga kestabilan keuangan perusahaan, atau dengan kata lain untuk menjaga likuiditas keuangan perusahaan.

Aktiva tidak lancar PT. Kimia Farma pada tahun 2007 sebesar Rp.493.292.331.069 mengalami penurunan sebesar 3,40% dibandingkan tahun 2006 sebesar Rp 510.652.078.213 Penurunan tersebut terutama disebabkan menurunnya nilai bersih aktiva tetap. Pada tahun 2008 aktiva tidak lancar sebesar Rp.495.051.915969 atau naik sebesar 0,36% dibandingkan tahun 2007 sebesar Rp. 493.292.331.069 kenaikan tersebut antara lain disebabkan oleh pertumbuhan dari aktiva pajak tangguhan-bersih, aktiva tetap dan aktiva lain-lain.

Pada tahun 2009 aktiva tidak lancar sebesar Rp. 541.740.164.077 atau naik sebesar 10,08% dibandingkan tahun 2008 sebesar Rp. 495.051.915.969, kenaikan tersebut antara lain disebabkan oleh pertumbuhan dari aktiva lain- lain sebesar Rp.43,83 miliar atau 91,71%. Pada tahun 2010 aktiva tidak lancar sebesar Rp. 517.742.984.557 atau turun 4,99% dibandingkan tahun 2009 yang sebesar Rp. 544.946.800.214, penurunan tersebut terutama disebabkan berkurangnya aktiva lain-lain sebesar Rp.38.423.745.058 atau turun 40,40%.

Dari kondisi keuangan atas aktiva tidak lancar perusahaan diatas, dapat dianalisis bahwa penggunaan dana perusahaan yang di investasikan pada aktiva tetap perusahaan di tahun 2007 menurun dibandingkan dengan tahun 2006 karena kebijakan pengalokasian dana perusahaan lebih di investasikan pada aktiva lancar perusahaan yang dianggap paling likuid untuk tujuan kecepatan dari perputaran keuangan perusahaan. Aktivitas penggunaan dana perusahaan pada aktiva tidak lancar perusahaan pada Dari kondisi keuangan atas aktiva tidak lancar perusahaan diatas, dapat dianalisis bahwa penggunaan dana perusahaan yang di investasikan pada aktiva tetap perusahaan di tahun 2007 menurun dibandingkan dengan tahun 2006 karena kebijakan pengalokasian dana perusahaan lebih di investasikan pada aktiva lancar perusahaan yang dianggap paling likuid untuk tujuan kecepatan dari perputaran keuangan perusahaan. Aktivitas penggunaan dana perusahaan pada aktiva tidak lancar perusahaan pada

Total aktiva Kimia Farma pada tahun 2007 sebesar Rp.1.386.739.149.721 meningkat sebesar Rp. 125.155.381.886 atau 9,92% dibandingkan tahun 2006 sebesar Rp. 1.261.583.767.835, dari total aktiva pada tahun 2007 tersebut sebanyak 64,43% berupa aktiva lancar dan 35,57% berupa aktiva tidak lancar, sedangkan pada tahun 2006 komposisi aktiva lancar sebesar 59,52% dan aktiva tidak lancar sebesar 40, 48%. Total aktiva Kimia Farma pada tahun 2008 sebesar Rp. 1,445.669.799.639 meningkat sebesar 4,25% dibandingkan tahun 2007 yang hanya sebesar Rp. 1.386.739.149.721, dari total aktiva pada tahun 2008 tersebut sebanyak Rp.950.617.883.670 berupa aktiva lancar dan Rp. 495.051.915.969 berupa aktiva tidak lancar, sedangkan jumlah kewajiban di tahun 2008 adalah Rp.497.905.256.839 dan jumlah ekuitas sebesar Rp. 947.764.542.800.

Total aktiva tahun 2009 Kimia Farma naik 8,31% menjadi lebih dari Rp. 1.562.624.630.137, peningkatan ini terjadi karena meningkatnya jumlah aktiva lancar dari Rp. 950.617.883.670 di tahun 2008 menjadi Rp.1.020.884.466.060 di tahun 2009 atau naik sebesar 7,39%, dan jumlah aktiva tidak lancar meningkat dari Rp. 495.051.915.969 di tahun 2008 menjadi Rp. 541.740.164.077 di tahun 2009 atau naik sebesar 9,43%. Total aktiva Kimia Farma pada tahun 2010 meningkat 5,48% menjadi Rp.1.657.291.834.312, yang

disebabkan meningkatnya jumlah aset lancar dari Rp. 1.020.884.466.060 di tahun 2009 menjadi Rp. 1.139.548.849.755 di tahun 2010 atau naik sebesar 11,62%. Berdasarkan kondisi jumlah total aktiva perusahaan, dapat dikatakan bahwa sumbangan terbesar dari total aktiva perusahaan adalah berasal dari aktiva lancar perusahaan. Hal ini memperkuat analisis sebelumnya bahwa perusahaan lebih mengutamakan menginvestasikan sumber dananya pada aktivitas-aktivitas usaha yang sifatnya paling likuid dalam menghasilkan laba perusahaan.

Jumlah kewajiban Kimia Farma bertambah sebesar Rp. 87.781.669.992 atau 22,45% dari tahun 2006 sebesar Rp. 390.929.881.194 menjadi Rp.478.711.551.186 pada tahun 2007, dari sejumlah kewajiban pada tahun 2007 sebanyak 90,57% berupa kewajiban lancar dan sisanya sebesar 9,43% berupa kewajiban tidak lancar, sedangkan pada tahun 2006 kewajiban lancar sebanyak 90,31% dan sisanya 9,69% berupa kewajiban tidak lancar. Jumlah kewajiban mengalami kenaikan sebesar 4,01% dari tahun 2007 sebesar Rp.478.711.551.1186 miliar menjadi Rp. 497.905.256.839 pada tahun 2008, dari sejumlah kewajiban pada tahun 2008 sebanyak Rp. 449.854.948.189 berupa kewajiban lancar dan sisanya sebesar Rp. 48.050.308.650 berupa kewajiban tidak lancar.

Jumlah kewajiban mengalami kenaikan sebesar 14,94% dari tahun 2008 sebesar Rp. 497.905.256.839 menjadi Rp. 567.309.530.042 pada tahun 2009, dari sejumlah kewajiban pada tahun 2009 sebanyak Rp.510.854.102.157

berupa kewajiban lancar dan sisanya sebesar Rp. 56.455.427.885 berupa kewajiban tidak lancar. Jumlah kewajiban mengalami penurunan sebesar 4,78% menjadi Rp. 543.257.475.734 pada tahun 2010, komposisi kewajiban tersebut sebesar 86,48% berupa kewajiban lancar dan 13,52% berupa kewajiban tidak lancar. Dari kondisi fenomena jumlah kewajiban diatas, dapat dianalisis bahwa peningkatan kewajiban perusahaan merupakan implikasi dari maksimalisasi sumber dana untuk aktivitas usaha perusahaan yang setiap tahunnya meningkat sampai dengan tahun 2009. Jumlah kewajiban menurun dikarenakan efek dari penggunaan dana yang maksimal oleh perusahaan menghasilkan laba yang sebagiannya diputuskan untuk dijadikan sebagai sumber dana pada aktivitas selanjutnya.

peningkatan sebesar Rp.37.373.711.894 atau 4,29%, ekuitas Kimia Farma meningkat dari Rp.870.653.886.641 pada tahun 2006 menjadi Rp. 908.027.598.535 pada tahun 2007, peningkatan ini terutama sejalan dengan pencapaian laba bersih di tahun tersebut. Ekuitas kimia farma meningkat 4,38% dari Rp.908.027.598.535 di tahun 2007 menjadi Rp. 947.764.542.800 di tahun 2008, peningkatan ini terutama sejalan dengan pencapaian laba bersih ditahun tersebut.

Ekuitas Kimia

Farma

mengalami

Ekuitas Kimia Farma meningkat 5,02% dari Rp. 947.764.542.800 pada tahun 2008 menjadi Rp. 995.315.100.095 di tahun 2009, peningkatan ini karena meningkatnya saldo laba terutama sejalan dengan pencapaian laba Ekuitas Kimia Farma meningkat 5,02% dari Rp. 947.764.542.800 pada tahun 2008 menjadi Rp. 995.315.100.095 di tahun 2009, peningkatan ini karena meningkatnya saldo laba terutama sejalan dengan pencapaian laba

Laba sebelum pajak Kimia Farma meningkat 21,95% dari Rp.67.628.693.155 di tahun 2006 menjadi Rp. 82.469.927.042 di tahun 2007. Pada tahun 2008 laba sebelum pajak meningkat 16,53 % dari Rp.96.105.856.142 menjadi Rp. 99.729.820.584 di tahun 2009. Pada tahun 2010 laba sebelum pajak meningkat 79,10% dari Rp. 99.729.820.584 di tahun 2009 menjadi Rp.178.611.238.352 di tahun 2010.