Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah

C. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah

Rumus yang digunakan sebagai perhitungan KPPW adalah sebagai berikut

Keterangan: yit

: PDRB Lokal sektor i di tahun akhir

yio

: PDRB Lokal sektor i di tahun awal

Yit

: Jumlah total PDRB tingkat 1di tahun akhir.

Yio

: Jumlah total PDRB tingkat 1 di tahun awal. Dalam perhitungan KPPW, terbagi dalam dua penilaian, yakni sebagai berikut,

 KPP < 0 , maka spesialisasi sektor yang tidak mempunyai keunggulan komparatif/

tidak dapat bersaing  KPP > 0, maka spesialisasi sektor yang mempunyaiu keunggulan komparatif

Berikut ini merupakan hasil perhitungan KPPW pada sektor kegiatan di Kabupaten Tuban

Tabel Hasil Perhitungan KPP Kabupaten Tuban

SEKTOR

KPPW KETERANGAN %

PERTANIAN

1.52 Mempunyai daya saing

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN

19.56 Mempunyai daya saing

INDUSTRI PENGOLAHAN

0.97 Mempunyai daya saing

LISTRIK, GAS, & AIR BERSIH

15.95 Mempunyai daya saing

BANGUNAN

Tidak mempunyai daya saing

PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN

Tidak mempunyai daya saing

PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI

Tidak mempunyai daya saing

KEUANGAN, PERSEWAAN, &

JASA 3.71 Mempunyai daya saing

PERUSAHAAN JASA - JASA

2.05 Mempunyai daya saing

Sumber: Hasil Analisis, 2015 Berdasarkan tabel hasil perhitungan di atas, sektor yang secara wilayah keunggulan

komparatif adalah sektor pertambangan & penggalian; Pertanian ; Industri Pengolahan ; dan Listrik,Gas, dan Air Bersih

Setelah dilakukan Intrepretasi Pergeseran Bersih (PB)

LAPANGAN USAHA

KPPW

INTERPRETASI KPPW

PERTANIAN

1.52 Progresif

Tanaman Bahan Makanan

2.75 Progresif

Tanaman Perkebunan

3.44 Progresif

Peternakan dan Hasil - hasilnya

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN

19.56 Progresif

Minyak dan Gas Bumi

0.00 Mundur

Pertambangan tanpa Migas

INDUSTRI PENGOLAHAN

0.97 Progresif

Industri Migas Industri Tanpa Migas **)

Makanan, Minuman dan Tembakau

6.48 Progresif

Tekstil, Barang Kulit & Alas Kaki

14.67 Progresif

Barang Kayu & Hasil Hutan Lainnya

1.94 Progresif

Kertas dan Barang Cetakan

11.97 Progresif

Pupuk, Kimia, & Barang dari Karet

Mundur

Semen & Barang Galian bukan logam

Mundur

Logam Dasar Besi & Baja

Mundur

Alat Angkutan, Mesin & Peralatannya

1.68 Progresif

Barang lainnya

4.50 Progresif

LISTRIK, GAS, & AIR BERSIH

Air Bersih

PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN

Mundur

Perdagangan Besar & Eceran

Mundur

PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI

Angkutan Rel

0.00 Mundur

Angkutan Jalan Raya

8.48 Progresif

Angkutan Laut

0.00 Mundur

Angkutan Sungai, Danau & Penyeberangan

0.00 Mundur

Angkutan Udara

0.00 Mundur

Jasa Penunjang Angkutan

KEUANGAN, PERSEWAAN, &

JASA 3.71 Progresif

PERUSAHAAN Bank

Mundur

Lembaga Keuangan tanpa Bank

Mundur

Jasa Penunjang Keuangan

0.00 Mundur

Sewa Bangunan

6.52 Progresif

Jasa Perusahaan

15.85 Progresif

JASA – JASA

2.05 Progresif

Pemerintahan Umum

Sosial Kemasyarakatan

5.56 Progresif

Hiburan & Rekreasi

Mundur

Perorangan & Rumah Tangga

13.24 Progresif

4.1.3 Interpretasi Nilai KPP dan KPPW

Untuk interpretasi nilai KPP dan KPPW sektor-sektor di Kabupaten Ponorogo dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Kriteria KPPW (+)

KPPW (-)

KPP (+) Sektor yang secara nasional Sektor yang secara nasional tumbuh cepat dan mempunyai tumbuh cepat namun tidak daya saing keunggulan komparatif mempunyai

daya saing keunggulan komparatif

KPP (-) Sektor yang secara nasional Sektor yang secara nasional tumbuh lambat tapi memiliki daya tumbuh lambat dan tidak saing keunggulan komparatif

Sumber: Hasil Analisis, 2015

4.1.4 Perhitungan Bersih (PB)

Berikut ini adalah hasil perhitungan bersih sektor-sektor dari nilai KPP ditambah dengan KPPW.

Tabel 6. Hasil Analisis Perhitungan Bersih Sektor-sektor Kabupaten Tuban

SEKTOR

KPP % KPPW PB

KETERANGA

N PERTANIAN

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN

19.56 11.26 Progresif

INDUSTRI PENGOLAHAN

LISTRIK, GAS, & AIR BERSIH

PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN

14.55 -6.38

8.16 Progresif

PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI

17.81 -6.03

11.79 Progresif KEUANGAN, PERSEWAAN, & JASA 4.12 3.71 7.83 Progresif

PERUSAHAAN JASA – JASA

Mundur Su,ber : Hasil Analisis, 2015 Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa sektor-sektor yang progresif adalah

2.05 -7.37

perdagangan, hotel, & restoran, pengangkutan & komunikasi, bangunan, dan keuangan perdagangan, hotel, & restoran, pengangkutan & komunikasi, bangunan, dan keuangan

4.1.5 Interpretasi Nilai LQ dan PB

Untuk mengetahui apakah sektor tersebut unggulan, berkembang, potensial, atau terbelakang digunakan perbandingan antara nilai LQ dan PB. Berikut interpretasi nilai LQ dan PB sektor-sektor di Kabupaten Tuban.

Tabel Intrepretasi Nilai LQ dan PB pada Sektor-sektor Kabupaten Tuban SEKTOR

KETERANGAN PERTANIAN

PERTAMBANGAN & PENGGALIAN

9.36 11.26 Unggulan

INDUSTRI PENGOLAHAN

0.93 -5.50

Terbelakang

LISTRIK, GAS, & AIR BERSIH

PERDAGANGAN, HOTEL, & RESTORAN

0.49 8.16 Berkembang

PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI

0.27 11.79 Berkembang

KEUANGAN, PERSEWAAN, &

JASA 0.95 7.83 Berkembang

PERUSAHAAN JASA - JASA

Terbelakang Sumber: Hasil Analsis, 2015 Berdasarkan tabel tersebut, sektor Listrik, gas dan Air Bersih serta Peertambangan dan

0.55 -7.37

penggalian adalah sektor unggulan. Sektor, perdagangan, hotel & restoran, dan pengangkutan & komunikasi, Keuangan, persewaan & Jasa peerusahaan termasuk dalam sektor berkembang. Sedangkan sektor pertanian, termasuk dalam sektor potensial. Dan sektor yang terbelakang adalah sektor jasa-jasa, bangunan, dan industri pengolahan.

4.2 Analisis Input Output

Dalam analisis Input Output digunakan untuk melihat keterkaitan antar sektor di Kabupaten Tuban. Dalam hal ini, sektor yang digunakan adalah sektor pertanian. Sektor pertanian dalam tabel Input-Output Jawa Timur adalah Padi, Tanaman Bahan Makanan, Tanaman Pertanian Lainnya, Peternakan dan Hasil-hasilnya, Kehutanan, dan Perikanan. Berikut ini merupakan tabel Input Output

19 sektor Jawa Timur.

Koefisien Input (%)

Dari tabel diatas diketahui bahwa:  Pada Sektor 1, yakni Padi, produktivitasnya hanya dipengaruhi oleh sektor padi itu sendiri

yakni sebesar 0,040%  Pada sektor 2, yakni Tanaman Bahan Makanan, produktivitas dipengaruhi oleh tanaman bahan

makanan sendiri sebesar 0,046% dan sektor peternakan dan hasil-hasilnya. Dalam sektor peternakan sendiri, menyumbang dalam hal tenaga pembajak sawah maupun pupuk alami.

 Pada sektor 3, yakni tanaman pertanian lainnya, produktivitasnya dipengaruhi oleh bibit tanaman itu sendiri sebesar 0,161% , sektor peternakan sebesar 0,1%, dan sektor kehutanan

sebesar 0,001%.

 Pada sektor 4, yakni peternakan dan hasil-hasilnya, produktivitas yang dihasilkan dipengaruhi oleh sektor padi sebesar 0,001%, tanaman bahan makanan sebesar 0,018%, tanaman pertanian lainnya sebesar 0,009%, dan sektor peternakan sendri sebesar 0.116%.

 Pada sektor 5, yakni keehutanan, produktivitasnya hanya dipengaruhi oleh sektor kehutanan sendiri. Artinya dalam produktivitas hasil kehutanan tidak terdapat keterkaitan atar sentor

lainnya.

 Pada sektor 6, yakni perikanan, dipengaruhi oleh tanaman bahan makanan sebesar 0,004%,

peternakan dan hasil-hasilnya sebesar 0,001%, sektor kehutanan sebesar 0,025%, dan sektor perikanan sendiri sebesar 0,081%.

Dokumen yang terkait

Studi Kualitas Air Sungai Konto Kabupaten Malang Berdasarkan Keanekaragaman Makroinvertebrata Sebagai Sumber Belajar Biologi

23 176 28

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

PERANAN ELIT INFORMAL DALAM PENGEMBANGAN HOME INDUSTRI TAPE (Studi di Desa Sumber Kalong Kecamatan Wonosari Kabupaten Bondowoso)

38 240 2

Analisis Penyerapan Tenaga Kerja Pada Industri Kerajinan Tangan Di Desa Tutul Kecamatan Balung Kabupaten Jember.

7 76 65

Analisis Pertumbuhan Antar Sektor di Wilayah Kabupaten Magetan dan Sekitarnya Tahun 1996-2005

3 59 17

Analisis terhadap hapusnya hak usaha akibat terlantarnya lahan untuk ditetapkan menjadi obyek landreform (studi kasus di desa Mojomulyo kecamatan Puger Kabupaten Jember

1 88 63

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB ORANG TUA MENIKAHKAN ANAK PEREMPUANYA PADA USIA DINI ( Studi Deskriptif di Desa Tempurejo, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember)

12 105 72

Hubungan Antara Kompetensi Pendidik Dengan Kecerdasan Jamak Anak Usia Dini di PAUD As Shobier Kecamatan Jenggawah Kabupaten Jember

4 116 4

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Identifikasi Jenis Kayu Yang Dimanfaatkan Untuk Pembuatan Perahu Tradisional Nelayan Muncar Kabupaten Banyuwangi dan Pemanfaatanya Sebagai Buku Nonteks.

26 327 121