Demikian pula apabila debitur pada saat kepailitan berlangsung terdapat suatu tuntutan terhadap pihak lain, maka pihak lain tersebut maupun hakim harus memanggil
kurator untuk bertindak atas kepentingan debitur. apabila kurator tidak mengindahkan permohonan pihak lain tersebut, maka pihak lain tersebut dapat meminta supaya perkara
tersebut digugurkan, namun apabila pihak lain tidak mengajukan hal tersebut maka perkara tersebut akan diteruskan antara debitur dan tergugat dan apabila akan diteruskan
antara debitur dan tergugat dan apabila diputuskan suatu sanksi hal ini akan menjadi di luar harta pailit.
63
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PARA PENGGUGAT YANG
DIRUGIKAN TERKAIT DENGAN ADANYA KETENTUAN GUGATAN YANG GUGUR DEMI HUKUM
A. Ketentuan Gugatan Gugur Demi Hukum Dalam Kepailitan
63
Ibid., hlm. 77
Universitas Sumatera Utara
Pailitnya debitur banyak akibat yuridis diberlakukan kepadanya oleh undang- undang. Akibat-akibat yuridis tersebut berlaku kepada debitur. ada beberapa akibat
yuridis yang berlaku demi hukum segera setelah pernyataan pailit mempunyai hukum tetap ataupun setelah berakhirnya kepailitan. Dalam hal seperti ini, pengadilan niaga,
hakim pengawas, kurator, kreditur , dan siapapun yang terlibat dalam proses kepailitan tidak dapat memberikan andil secara langsung untuk terjadinya akibat yuridis tersebut.
Ini merupakan dampak yang disebut by the operation of law yang salah satunya adalah penetapan gugatan terhadap debitur gugur demi hukum dengan diucapkannya pailit atas
debitur tersebut.
64
Penentuan gugatan gugur demi hukum ini segera dengan sendirinya hukum kepailitan tersebut diputuskan maka akan berdampak pada gugatan-gugatan tersebut
menjadi gugur demi hukum. Menurut Pasal 29 UU Kepailitan dan PKPU yang menyatakan bahwa suatu tuntutan hukum di pengadilan yang diajukan terhadap debitur
sejauh bertujuann untuk memperoleh pemenuhan kewajiban dari harta pailit dan perkaranya sedang berjalan, gugur demi hukum dengan diucapkannya putusan pernyataan
pailit terhadap debitur.
Hal ini terkait dengan dampak pailit yang mengakibatkan debitur tidak dapat lagi mengurusi hartanya sendiri dan seluruh harta debitur tersebut masuk kedalam harta pailit
dan diurusi oleh kurator dengan pengawasan hakim pengawas. Sehingga apabila ada gugatan yang ditujukan kepada debitur pailit, maka gugatan tersebut sebenarnya sudah
keliru dan objek gugatan tersebut yakni harta pailit sudah tidak dalam penguasaan tergugat debitur pailit, sehingga apabila ada gugatan yang berhubungan dengan harta
64
Munir Fuady, Op., Cit., hlm. 61
Universitas Sumatera Utara
pailit menurut UU Kepailitan dan PKPU ditujukan kepada kurator yang mengurusi harta pailit. Sehingga begitu debitur diputus pailit oleh Hakim Pengadilan Niaga maka pada
saat itulah baik gugatan sebelum maupun perkaranya yang sedang berjalan, sejauh bertujuan untuk memperoleh pemenuhan kewajiban dari harta pailit, gugur demi hukum
dengan diucapkan putusan pernyataan pailit terhadap debitur. Dalam hal debitur pailit sebagai penggugat gugatan diajukan oleh debitur pailit,
tergugat dapat memintakan agar perkara ditangguhkan dahulu untuk memberikan waktu kepada tergugat untuk mengalihkan perkaranya kepada kurator. Jika kurator tidak
mengindahkan panggilan untuk mengambil alih perkara, tergugat berhak agar perkara digugurkan. Atau jika permohonan tersebut tidak dilakukan, perkara antar debitur pailit
dan tergugat dapat diteruskan tanpa membebaninya kepada harta pailit karena tergugat dianggap melepaskan haknya untuk menggugurkan gugatan. Hal ini demi melindungi
harta pailit yang akan digunakan untuk pembayaran utang kepada para kreditur dan dijelaskan dalam Pasal 28 ayat 1, 2 dan 3 UU Kepailitan dan PKPU.
Jika kurator tidak datang menghadap hakim, putusan pengadilan dapat berpengaruh terhadap harta pailit. Meskipun kurator secara jelas menolak mengambil
perkara tersebut ataupun tidak mengindahkan panggilan penggugat namun kurator demi harta pailit sebaiknya datang menghadap hakim agar putusan pengadilan tersebut tidak
berdampak atau berpengaruh terhadap harta pailit.
65
Gugatan gugur apabila berkenaan dalam kondisi perbuatan penggugat atau pemohon tidak terlihat adanya keseriusan dalam berperkara sama hal nya dengan tidak
datang ke persidangan meskipun telah beberapa kali dipanggil secara patut. Apabila surat gugatan tersebut tidak memenuhi syarat formil maka gugatan tersebut tidak dapat
65
Munir Fuady, Op.,Cit., hlm. 67.
Universitas Sumatera Utara
diterima namun apabila tidak memenuhi syarat materil maka konsekuensi hukumnya adalah batal demi hukum. Namun pembatalan putusan yang sering dilakukan dalam
perkara perdata adalah pembatalan putusanpenetapan, contohnya pembatalan putusan oleh majelis hakim tingkat pertama dalam perkara verzet, pembatalan putusan pengadilan
tingkat pertama oleh pengadilan tinggi karena salah menerapkan hukum dan pembatalan putusan yang dilakukan oleh Mahkamah Agung terhadap putusan pengadilan tingkat
pertama dan atau pengadilan tingkat banding yang salah menerapkan hukum. Kemudian dalam kondisi selanjutnya yakni gugatan diteruskan apabila gugatan
oleh dan terhadap debitur tersebut ditetapkan untuk diteruskan karena kurator tidak mengindahkan atau menolak panggilan oleh tergugat dimana debitur menjadi pihak
penggugat, kemudian tergugat tersebut juga melepaskan haknya untuk memohon agar perkara digugurkan maka perkara tersebut dilanjutkan. Kondisi ini juga terdapat apabila
gugatan terhadap debitur telah dinyatakan gugur demi hukum dan kemudian memakai haknya untuk mendaftarkan kembali gugatan tersebut dan tidak mengajukan pendaftaran
utangnya untuk dicocokkan maka gugatan tersebut dilanjutkan. Dengan dilanjutkannya gugatan ini maka penghukuman dalam perkara ini tidak dibebankan kepada harta pailit.
Pengguguran gugatan dalam hukum perdata diatur dalam Pasal 124 HIR yang berbunyi : Jika penggugat tidak datang menghadap PN pada hari yang ditentukan itu,
meskipun ia dipanggil dengan patut, atau tidak pula menyuruh orang lain menghadap mewakiliny, maka surat gugatannya dianggap gugur dan penggugat dihukum biaya
perkara; akan tetapi penggugat berhak memasukkan gugatannya sekali lagi sesudah membayar lebih dahulu perkara yang teresebut tadi. Putusan gugur adalah putusan yang
menyatakan bahwa gugatanpermohonan gugur karena penggugatpemohon tidak pernah
Universitas Sumatera Utara
hadir meskipun telah dipanggil sedangkan tergugat hadir dan mohon putusan. Putusan gugur dijatuhkan pada sidang pertama atau sesudahnya sebelum tahapan pembacaan
gugatanpermohonan. Dalam Pasal 124 HIR ketentuan gugur demi hukum ini bersifat fakultatif tidak
imperatif, yakni dengan demikian penerapannya, memberi kewenangan kepada Hakim: 1.
Dapat menggugurkan gugatan secara langsung pada sidang pertama; 2.
Dapat mengundurkan sidang dengan jalan memerintahkan juru sita, untuk memanggil penggugat untuk kedua kalinya.
Dalam hal ini ketentuan gugatan gugur demi hukum dalam kepailitan ini berlangsung sejak debitur diputuskan pailit oleh Pengadilan Niaga. Maka gugatan tersebut dinyatakan
gugur demi hukum terkait karena pailitnya debitur sebagai salah satu pihak dalam perkara tersebut dimana kepailitannya tersebut berpengaruh kepada objek yang diperkarakan
yakni yang sekarang telah ditetapkan menjad harta pailit. Ketentuan gugur demi hukum ini haruslah dimengerti makna gugur yang
dilakukan demi hukum. Frasa demi hukum dalam ketentuan ini berdasarkan suatu sebab yang salah dan terlarang atau tidak mempunyai kekuatan. Jadi ketentuan gugur demi
hukum yakni ketentuan gugur yang dilakukan demi keadilan dan kepatutan, dimana bersamaan debitur sebagai salah satu pihak perkara dijatuhi putusan pailit, maka gugatan
tersebut demi hukum dinyatakan gugur. Putusan pengguguran gugatan diambil dan dijatuhkan:
1. Sebelum diperiksa materi pokok perkara;
2. Oleh karena itu, putusan diambil berdasarkan alasan formil yaitu atas alasan
penggugat tidak hadir tanpa alasan yang sah
Universitas Sumatera Utara
3. Dengan demikian putusan pengguguran bukan putusan mengenai pokok perkara,
sehingga dalam putusan tidak melekat ne bis in idem yang digariskan Pasal 1917 KUHPerdata. Berarti sekiranya pun putusan telah mempunyai ketentuan hukum tetap,
pada putusan tidak melekat unsur ne bis in idem.
66
Namun dalam hukum kepailitan ketentuan gugatan gugur demi hukum ini ditentukan dalam keadaan gugatan tersebut akan atau sedang berlangsung ditetapkan
gugur demi hukum karena debitur yang menjadi salah satu pihak perkara dijatuhi putusan pailit dan objek perkara telah menjadi harta pailit, hal ini lah yang menjadi pengaruh
hukum kepailitan dalam ketentuan gugatan gugur demi hukum perdata tersebut. Mengenai penjatuhan putusan penggugurkan gugatan, dapat berpedoman kepada
ketentuan Pasal 176 Rv: 1.
Dilakukan tanpa hadirnya penggugat, dalam sidang secara sederhana; 2.
Namun tetap dituangkan dalam bentuk putusan sebagaimana mestinya. Begitu juga dalam hal gugatan gugur demi hukum dalam kepailitan ini, memang
dilakukan secara sederhana namun tetap dituangkan dalam bentuk putusan gugur demi hukum sebagaimana semestinya.
Menurut Pasal 276 Rv, untuk tegasnya kepastian hukum: 1.
Putusan pengguguran gugatan diberitahukan kepada penggugat; 2.
Pemberitahuan dilakukan oleh juru sita, sesuai dengan ketentuan Pasal 390 HIR. Dengan adanya pemberitahuan ini menjadi dasar penggugat untuk melakukan upaya
hukum yang proporsional untuk hal tersebut. Dalam putusan pengguguran tidak melekat unsur ne bis in idem, sehingga putusan
itu tidak termasuk putusan yang disebut Pasal 1917 KUHPerdata. Oleh karena itu, sangat
66
Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata Jakarta: Sinar Grafika, 2005, hal. 80
Universitas Sumatera Utara
tepat ketentuan Pasal 124 HIR yang memberi hak kepada penggugat untuk mengajukan kembali gugatan itu kepada PN untuk diproses sebagaimana mestinya. Terhadap
pengajuan kembali tergugat tidak dapat mengajukan keberatan atau perlawanan. Dalam kepailitan, gugatan yang ditujukan kepada debitur dinyatakan gugur demi
hukum dapat diajukan kembali, dan apabila penggugat tersebut berkenan untuk mendapatkan haknya terhadap harta pailit haruslah mengajukan hak nya tersebut untuk
didaftarkan, namun apabila gugatan tersebut diajukan kembali dan diputuskan untuk diteruskan maka penghukuman gugatan tersebut dibebankan diluar harta pailit.
Pengajuan kembali gugatan dianggap sebagai perkara baru. Oleh karena itu, terhadap pengajuan berlaku ketentuan Pasal 121 ayat 4 HIR:
1. Harus terlebih dahulu dibayar biaya perkara, sejumlah panjar perkara yang ditentukan
oleh panitera. 2.
Atas bukti pembayaran itu, baru dilakukan pendaftaran dalam register. Semua gugatan hukum berkenaan dengan hak dan kewajiban yang berhubungan
dengan harta debitur pailit haruslah diajukan oleh atau terhadap kurator dikarenakan terjadinya pengalihan pengurusan demi hukum. Jika gugatan terhadap debitur pailit yang
menyebabkan penghukuman terhadap debitur pailit, hukuman teresebut tidak mempunyai kekuatan hukum terhadap harta pailit. Sesuai dengan Pasal 26 UU Kepailitan dan PKPU.
Syarat terjadinya putusan gugur dapat dijatuhkan apabila telah dipenuhi syarat: 1.
Pengguguran gugatan sah dalam hukum apabila; a.
Penggugat telah dipanggil secara patut, penggugat telah dipanggil secara patut apabila:
Universitas Sumatera Utara
1 Surat panggilan telah dilakukan secara resmi oleh juru sita sesuai dengan
ketentuan undang-undang untuk hadir atau menghadap pada hari tanggal sidang yang ditentukan;
2 Panggilan dilakukan dengan patut, yaitu antar hari panggilan dengan hari
persidangan tidak kurang dari tiga hari. b.
Penggugat tidak hadir tanpa alasan yang sah, penggugat tidak hadir atau tidak menghadap persidangan yang ditentukan tanpa alasan yang sah, dan juga tidak
menyuruh kuasa atau orang lain untuk mewakilinya. Jika ketidakhadiran berdasarkan alasan yang sah, ketidakhadiran penggugat tidak dapat dijadikan
alasan untuk menggugurkan gugatan. Pengguguran yang demikian tidak sah dan bertentangan dengan hukum.
2. Pengguguran dilakukan hakim secara ex-officio, pasal 124 HIR memberi
kewenangan secara ex-officio kepada hakim untuk menggugurkan gugatan apabila terpenuhi syarat dan alasan untuk itu. Dengan demikian kewenangan itu dapat
dilakukan hakim, meskipun tidak ada permintaan dari pihak tergugat. Namun hal itu tidak mengurangi hak tergugat untuk mengajukan permintaan pengguguran. Malahan
beralasan tergugat mengajukannya karena ketidakhadiran penggugat dianggap merupakan tindakan sewenang-wenang kepada tergugat. Sebab ketidakhadiran itu,
berakibat proses pemeriksaan tidak dapat dilakukan karena berbenturan dengan asas pemeriksaan contradiktoir.
3. Rasio pengguguran gugatan, maksud utama dalam pelembagaan pengguguran
gugatan dalam tata tertib beracara adalah sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
a. Sebagai hukuman kepada penggugat, pengguguran gugatan oleh hakim merupakan hukuman kepada penggugat atas kelalaian atau keingkarannya menghadiri atau
menghadap di persidangan. Sangat ayak menghukum penggugat dengan jalan menggugurkan gugatan karena ketidakhadiran itu dianggap sebagai pernyataan
pihak penggugat bahwa dia tidak berkepentingan lagi dalam perkara tersebut. b. Membebaskan tergugat dari kesewenangan, dianggap sangat tragis membolehkan
tergugat berlarut-larut secara berlanjut ingkar menghadiri sidang yang mengakibatkan persidangan mengalami jalan buntu pada satu segi dan pada segi
lain tergugat dengan patuh terus menghadiri sidang sehingga mendatangkan kerugian moril dan materil bagi tergugat.
Akibat hukum putusan gugur diatur dalam Pasal 77 Rv, sebagai berikut: 1.
Pihak tergugat, dibebaskan dari perkara dimaksud. Putusan pengguguran gugatan yang didasarkan atas keingkaran penggugat menghadiri sidang pertama, merupakan
putusan akhir eind vonnis yang bersifat menyudahi proses pemeriksaan secara formil. Artinya putusan itu mengakhiri pemeriksaan meskipun pokok perkara belum
diperiksa. Itu sebabnya undang-undang menyatakan dibebaskan dari perkara itu. 2.
Terhadap putusan pengguguran gugatan tidak dapat diajukan perlawanan atau verzet. Sifat putusannya:
a. Langsung mengakhiri perkara, karena itu langsung pula mengikat kepada para
pihak atau final binding. b.
Selain terhadapnya tidak dapat diajukan perlawanan, juga ditutup upaya hukum sehingga tidak dapat diajukan banding atau kasasi.
Universitas Sumatera Utara
3. Penggugat dapat mengajukan gugatan baru. Satu-satunya jalan yang dapat ditempuh
penggugat adalah mengajukan gugatan baru dengan materi pokok perkara yang sama, karena dalam putusan gugur tidak melekat ne bis in idem sehingga dapat diajukan
sebagai perkara baru, dan untuk itu penggugat dibebani membayar biaya perkara baru.
B. Perlindungan Hukum Terhadap Para Penggugat Yang Dirugikan Terkait