Peranan Limfosit Dalam Imunopatogenesa TB
2.10. Peranan Limfosit Dalam Imunopatogenesa TB
Sistem imun spesifik terdiri atas sistem humoral dan sistem selular. Pada imunitas humoral, sel B melepas antibodi untuk menyingkirkan mikroba ekstraselular. Pada imunitas selular, sel T mengaktifkan makrofag sebagai efektor untuk menghancurkan mikroba atau mengaktifkan sel CTC/Tc sebagai efektor yang menghancurkan sel terinfeksi. (Dheda,2010)
Limfosit T atau sel T berperan pada sistem imun spesifik selular adalah mediator utama pertahanan imun melawan M.Tb. Secara imunofenotipik sel T terdiri dari limfosit T helper, disebut juga clusters of differentiation 4 (CD4) karena mempunyai molekul CD4+ pada permukaannya, jumlahnya 65% dari limfosit T darah tepi. Sebagian kecil (35%) lainnya berupa limfosit T supresor atau sitotoksik, mempunyai molekul CD8+ pada permukaannya dan sering juga disebut CD8. Sel T helper (CD4) berproliferasi dan berdiferensiasi menjadi sel T helper 1 (Th1) dan sel T helper 2 (Th2). Sel T umumnya berperan pada inflamasi, aktivasi fagositosis makrofag, aktivasi dan proliferasi sel B dalam produksi antibodi. Sel T juga berperan dalam pengenalan dan penghancuran sel yang terinfeksi virus. Sel T terdapat dalam jumlah yang banyak di dalam submukosa jalan napas dan dinding alveoli, tetapi sedikit di lumen bronkus (Lyadova,2007) Subset sel T tidak dapat dibedakan secara morfologik tetapi dapat dibedakan dari perbedaan sitokin yang diproduksinya. Sel Th1 membuat dan membebaskan sitokin tipe 1 meliputi IL-2, IL- 12, IFN- ɣ dan tumor nekrosis faktor alfa (TNF-α). Sitokin yang dibebaskan oleh Th1 adalah activator yang efektif untuk membangkitkan respons imun seluler. Sel Th2 membuat dan membebaskan sitokin tipe 2 antara lain IL-4, IL-5, IL-6, IL-9, dan IL-10. Sitokin tipe 2 menghambat proliferasi sel Th1, sebaliknya sitokin tipe 1 menghambat produksi dan pembebasan sitokin tipe 2. (Kuby,1994)
Kuman M.Tb dalam makrofag akan dipresentasikan ke sel Th1 melalui major histocompatibility complex (MHC) kelas II. Sel Th1 selanjutnya akan mensekresi IFN- γ yang akan mengaktifkan makrofag sehingga dapat menghancurkan kuman yang telah difagosit. Jika kuman tetap hidup dan melepas antigennya ke sitoplasma maka akan merangsang sel CD8
melalui MHC kelas 1. Sitokin IFN γ yang disekresi oleh Th1 tidak hanya berguna untuk meningkatkan makrofag melisiskan kuman tetapi juga mempunyai efek penting lainnya yaitu merangsang sekresi TNF- α oleh sel makrofag. Hal ini terjadi karena substansi aktif dalam komponen dinding sel kuman yaitu lipoarabinomanan (LAM) yang dapat merangsang sel
makrofag memproduksi TNF- α. Makrofag yang terinfeksi dan sel dendritik mensekresi sitokin meliputi IL-12, IL-23, IL-
7, IL-15 dan TNF- α, dan mempresentasikan antigen untuk beberapa populasi sel T termasuk sel T CD4 +(MHC kelas II), sel T CD8 + (MHC kelas I), CD1Restricted T cell (antigen glikolipid )
dan γδ T cell (phospholigands). Sel-sel T efektor yang menghasilkan sitokin IFN-γ, yang mengaktifkan makrofag dalam hubungannya dengan TNF- α untuk membunuh mikobakteri
intraseluler melalui reactive oxyigen dan nitrogen intermediate. Selain itu, sel T sitotoksik CD8+ dapat membunuh mikobakteri intraseluler melalui granulysin dan perforin-mediated
pathway. 6,10 Namun, sel Th2 CD4+ menghasilkan sitokin imunosupresif seperti IL-4, dan regulatory sel T (T.reg) memproduksi IL-10 dan TGF- β yang dapat menekan mekanisme efektor
mycobactericidal. Sebuah subset baru dari T helper yang disebut Th17 yang diproduksi karena adanya IL-23, dan ditandai dengan produksi IL-17, adalah modulator penting dari inflamasi dan memberi respon memori. Sel Th17 sel dapat merekrut neutrofil dan monosit, dan IFN- γ yang memproduksi sel T CD4+, dan menstimulasi ekspresi kemokin.IFN- γ pada gilirannya dapat menekan IL-17 menghasilkan sel Th17.(Kuby,1994)
Gambar 12. .Sistem imunitas spesifik pada infeksi TB.(Sumber: Crevel,2002)