BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam melakukan kegiatan bisnis, para pengusaha membutuhkan suatu wadah untuk dapat bertindak melakukan perbuatan hukum dan bertransaksi.
Pemilihan jenis badan usaha ataupun badan hukum yang akan dijadikan sebagai sarana untuk melakukan kegiatan usaha tergantung pada keperluan para
pendirinya. Salah satu badan usaha yang paling populer digunakan adalah Perseroan Terbatas Limited Liability Corporation, Stock Company dan untuk
selanjutnya disebut perseroan. Pertumbuhan dan pertambahan badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas semakin hari semakin meningkat jumlahnya.
1
Peningkatan ini sangat beralasan karena perseroan memiliki sifat, ciri khas dan keistimewaan yang tidak dimiliki oleh bentuk badan usaha lainnya. Yakni
berbadan hukum, merupakan kumpulan modalsaham, memiliki kekayaan yang terpisah dari kekayaan para perseronya, tanggung jawab yang terbatas bagi
pemegang saham, pemisahan fungsi antara pemegang saham dan pengurus atau direksi, memiliki komisaris yang berfungsi sebagai pengawas dan Rapat Umum
Pemegang Saham RUPS sebagai pemegang kekuasaan tertinggi dalam suatu perseroan.
1
Agus Budiarto, Kedudukan Hukum dan Tanggung Jawab Pendiri Perseroan Terbatas, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, hlm.2
Universitas Sumatera Utara
Suatu perusahaan dapat disebut sebagai badan hukum, apabila memenuhi persyaratan yang ditentukan oleh Undang-Undang. Kitab Undang-Undang Hukum
Dagang KUHD tidak memberi ketegasan kapan satu perusahaan dinyatakan sebagai badan hukum, akan tetapi di Negeri Belanda yang merupakan tempat asal
mula KUHD telah lama dinyatakan bahwa naamloze vennootschap NV telah menjadi badan hukum manakala telah diperoleh pengesahan Menteri kehakiman.
2
Dengan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan terbatas hal tersebut tidak perlu diragukan lagi, karena dalam Pasal 7 ayat 4 dengan tegas
dinyatakan bahwa perseroan memperoleh status badan hukum pada tanggal diterbitkannya keputusan Menteri mengenai pengesahan badan hukum perseroan.
Ciri dan karakteristik perseroan sebagai asosiasi modal memberikan kemudahan bagi pemegang saham perseroan untuk mengalihkan sahamnya
kepada orang lain. Sedangkan sebagai badan hukum yang mandiri mengacu pada Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan
Terbatas untuk
selanjutnya disebut
UUPT, menentukan
bahwa pertanggungjawaban pemegang saham perseroan sebatas nilai saham yang
dimiliki dalam perseroan tersebut. Terbatasnya pertanggungjawaban pemegang saham ini merupakan umpan bagi kesediaan para calon penanam modal
pemegang saham untuk menanamkan modalnya dalam suatu perseroan.
3
2
Rudhi Prasetya, Kedudukan Mandiri Perseroan Terbatas, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1995, hal.166.
3
Irma Nurhayati, Ulasan Tentang Status Hukum Perseroan Terbatas Menurut UU No. 1 Tahun 1995, http:www.mhugm.wikidot.comartikel:002. Diakses Tanggal 23 Agustus 2009.
Universitas Sumatera Utara
Pada awalnya perseroan diatur dalam Pasal 36 sampai dengan Pasal 56 Buku I Titel III KUHDagang yang merupakan terjemahan dari Wetboek Van
Koophandel, Staatsblad 1847 : 23 dan perubahannya terakhir dengan Undang- undang No. 4 Tahun 1971 dan STB.569 dan No. 717 Tahun 1939 tentang
Ordonansi Maskapai Andil Indonesia.
4
Sejalan dengan perkembangan ekonomi dan dunia usaha yang semakin pesat mengakibatkan aturan dalam KUHD sudah
tidak sesuai, kemudian diundangkan Undang-undang No.1 Tahun 1995 tentang Perseroan Terbatas dan terakhir diatur dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2007 yang diundangkan pada tanggal 16 Agustus 2007 yang mengakibatkan ketentuan sebelumnya dicabut dan dinyatakan tidak berlaku lagi.
Perseroan terbatas adalah badan hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian, melakukan kegiatan usaha dengan modal
dasar yang seluruhnya terbagi dalam saham dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam undang-undang ini serta peraturan pelaksanaannya.
5
Dari definisi tersebut perseroan badan usaha yang berbadan hukum.
6
Badan hukum
4
Abdulkadir Muhamad, Hukum Perusahaan Indonesia, Bandung: Citra Aditya Bakti, 1999, hlm.65
5
Pasal 1 angka 1 Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
6
Soedikno Mertakusumo, Mengenal Hukum Suatu Pengantar, Yogyakarta: Liberty, 1985, hlm.52. Lihat juga Purnadi Purbacaraka Agus Brotosusilo, Sendi-Sendi Hukum Perdata,
Jakarta: CV. Rajawali, 1983, hlm.51.mendefinisikan badan hukum sebagai pribadi hokum yakni suatu badan yang memiliki harta kekayaan terlepas dari anggota-anggotanya, dianggap sebagai
subyek hukum mempunyai kemampuan untuk melakukan perbuatan hukum, mempunyai tanggung jawab dan memiliki hak dan kewajiban yang dimiliki oleh seseorang. Pribadi hukum ini memiliki
kekayaan tersendiri, mempunyai pengurus atau pengelola dan dapat bertindak sendiri sebagai pihak di dalam suatu perjanjian. Lihat juga Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, Jakarta: PT.
Intermasa, 1987, hlm.182. dinyatakan bahwa badan hukum adalah suatu badan atau perkumpulan yang dapat memiliki hak dan melakukan perbuatan seperti seorang manusia serta memiliki
kekayaan sendiri, dapat digugat atau menggugat di depan hakim.
Universitas Sumatera Utara
diartikan sebagai badanorganisasi yang oleh hukum diperlakukan sebagai subyek hukum yakni sebagai pemegang hak dan kewajiban
7
sehingga kapasitas dan kewenangan yang dimiliki oleh individuorang perorangan untuk bertindak dalam
hukum juga dimiliki oleh badan hukum. Dari ketentuan tersebut secara eksplisit disebutkan bahwa perseroan merupakan badan hukum.
8
Perseroan merupakan suatu bentuk legal form yang didirikan atas fiksi hukum legal fiction bahwa
perseroan memiliki kapasitas yuridis yang sama dengan orang perseorangan natural person.
Dalam perusahaan perseroan direksi merupakan pihak yang paling memiliki peranan penting, baik dalam mengatur perusahaan, mengelola maupun
untuk memajukannya.
9
Setiap jabatan memiliki tugas dan kewajiban serta wewenang. Direksi bertanggung jawab penuh atas pengurusan perseroan untuk
kepentingan dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar pengadilan persona standi in judicio. Setiap anggota direksi wajib
dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugas untuk kepentingan dan usaha perseroan. Anggota direksi juga bertanggung jawab secara
penuh apabila yang bersangkutan bersalah atau lalai menjalankan tugasnya.
10
7
AF. Elly Erawati JS Badudu, Kamus Hukum Ekonomi Inggris Indonesia, Jakarta: Proyek Elips, 1996, hlm.78
8
Rachmadi Usman, Dimensi Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas, Bandung: Alumni, 2004, hlm.50. Dalam kaitannya perseroan sebagai badan hukum memiliki ciri-ciri yakni
terpisahnya harta kekayaan perseroan dengan harta pribadi pendirinya, mempunyai tujuan tertentu, melakukan hubungan hukum sendiri dan mempunyai organisasi yang teratur.
9
Business Law, Direksi Perseroan, No. 05Th. 1 Desember 2002, hal.46.
10
I.G. Rai Widjaya, I, Hukum Perusahaan Perseroan Terbatas Khusus pemahaman atas Undang-Undang No. 1 Tahun 1995, Jakarta: Kesaint Blanc, 2000, hal.67
Universitas Sumatera Utara
Dengan ketentuan mengenai tugas direksi seperti ini maka direksi mempunyai dua tugas terhadap perseroan dan pemegang sahamnya yaitu duty of loyality dan duty
of care. Berdasarkan fungsinya, pada dasarnya direksi menjalankan kepentingan-
kepentingan para pemegang saham termasuk untuk secara terus menerus dan sekuat tenaga mengelola perseroan dengan baik untuk mencapai tujuan perseroan,
termasuk dalam hal memberitahu para pemegang saham mengenai perkembangan perseroan, meskipun kemudian informasi yang diberikan oleh perseroan tersebut
digunakan untuk melakukan pengambilan keputusan keluar dari perseroan. Pemegang saham adalah pemilik perusahaan yang dijalankan oleh direksi.
Tanggung jawab direksi pada dasarnya dilandasi oleh 2 dua prinsip penting, yaitu prinsip yang lahir karena tugas dan kedudukan yang dipercayakan
kepadanya oleh perseroan fiduciary duty dan prinsip yang merujuk kepada kemampuan serta kehati-hatian tindakan direksi duty of skill and care. Kedua
prinsip ini menuntut direksi untuk bertindak secara hati-hati dan disertai dengan itikad baik, semata-mata untuk kepentingan dan tujuan perseroan.
11
Terdapat sedikit perbedaan antara Emiten dan Perusahaan Publik di mana Perusahan Publik belum tentu melakukan penawaran umum listing di bursa
sahamnya aktif diperdagangkan di bursa secondary market sedangkan Emiten
11
Chatamarrasjid, Menyingkap Tabir Perseroan Piercing The Corporate Veil Kapita Selekta Hukum Perseroan, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 2000, hal.6
Universitas Sumatera Utara
adalah perusahaan publik dengan didasari pada tolak ukur jumlah pemegang saham dan modal yang disetor.
12
Penawaran umum adalah kegiatan penawaran efek yang dilakukan oleh Emiten untuk menjual efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur
dalam undang-undang ini dari peraturan pelaksanaannya. Berkaitan dengan mekanisme penawaran umum ada tiga tahap yang harus dilakukan oleh perseroan
yakni tahap pra-emisi, tahap emisi dan tahap setelah emisi.
13
Dalam tahap pra- emisi ada beberapa hal yang dilakukan yakni:
1. Perseroan melakukan legal audit due diligence terhadap keuangan, aset,
kewajiban kepada pihak lain sampai kepada rencana penghimpunan dana. 2.
Diadakan RUPS dengan pokok pembicaraan penawaran umum go public yang akan dilakukan perseroan kemudian menunjuk penjamin emisi
underwriter, profesi penunjang akuntan publik, notaris dan konsultan hukum serta lembaga penunjang.
3. Perseroan menyiapkan semua dokumen dan perjanjian yang diperlukan untuk
melakukan penawaran umum. 4.
Perseroan membuat kontrak pendahuluan dengan bursa efek.
5. Perseroan melakukan public expose.
6. Perseroan menyampaikan pernyataan pedaftaran kepada Bapepem dan dalam
waktu 45 empat puluh lima hari pernyataan pendaftaran dinyatakan telah
12
M. Irsan Nasaruddin Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Kencana, 2007, hlm. 155.
13
Ibid, hlm. 215.
Universitas Sumatera Utara
efektif oleh Bapepem, setelah meneliti kelengkapan dokumen, cakupan dan kejelasan informasi dan keterbukaan menurut aspek hukum, akutansi,
keuangan dan manajemen. Dalam tahap emisi yang dilakukan adalah: a.
Penawaran oleh sindikasi penjamin emisi dan agen penjual di pasar primer;
b. Penjatahan kepada pemodal oleh sindikasi penjamin emisi dan emiten di
pasar primer; c.
Penyerahaan efek kepada pemodal di pasar primer;
d. Emiten mencatatkan efeknya di pasar sekunder di bursa dan;
e. Perdagangan efek di pasar sekunder. Tahap yang terakhir adalah tahap
setelah emisi di mana emiten berkewajiban untuk menyampaikan informasi dalam bentuk laporan berkala dan laporan mengenai peristiwa
material yang dapat mempengaruhi harga efek kepada Bapepam dan mengumumkannya kepada masyarakat.
14
Pada saat Emiten atau Perusahaan Publik mempersiapkan dokumen- dokumen yang diperlukan untuk keperluan pendaftaran maka ketentuan di bidang
pasar modal mulai berlaku. Terhadap perseroan berlaku undang-undang ini, anggaran dasar perseroan dan peraturan perundang-undangan lainnya.
15
Dalam arti bagi Emiten atau Perusahaan Publik selain tunduk pada ketentuan dalam
UUPT juga terhadap ketentuan di bidang pasar modal. Salah satu ciri perusahaan
14
Pasal 86 ayat 1. Ibid,
15
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007, tentang Perseroan Terbatas, Pasal 4.
Universitas Sumatera Utara
terbuka adalah perlunya keterbukaan disclosure atas informasi perusahaan kepada publik, sehingga hukum pun mengatur masalah perusahaan terbuka
termasuk tentang keterbukaan informasi ini secara sangat detail.
16
Keterbukaan atau disclosure merupakan komponen terpenting dalam industri sekuritas pasar
modal. Keterbukaan bukan saja merupakan kewajiban bagi perusahaan publik yang akan dan telah melakukan penawaran umum tetapi juga merupakan hak
investor dapat dilakukan dan oleh karenanya merupakan kewajiban yang mutlak harus dilaksanakan oleh perusahaan publik. Melalui keterbukaan yang diwujudkan
dengan dipaparkannya keadaan, peristiwa dan fakta yang ada dalam perusahaan maka investor dapat mengambil keputusan untuk melakukan investasi atau efek
perusahaan baik untuk membeli, menjual atau menahan efek tersebut. Karena pentingnya masalah keterbukaan ini maka sekali emiten tergabung
dalam pasar modal maka kewajiban untuk melakukan keterbukaan tersebut wajib dilakukan sepanjang usia perusahaan tersebut.
17
Dengan kata lain direksi diwajibkan mempunyai informasi dan fakta materil tanpa memperhatikan apakah
informasi tersebut bermanfaat atau tidak untuk kepentingan harga saham emiten.
18
Oleh karena itu, kewajiban perseroan melakukan keterbukaan terus menerus dalam rangka memenuhi kewajiban yang dibebankan kepada direksi perseroan.
19
16
Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis Menata Bisnis modern di Era Global, Bandung: PT. Citra Aditya bakti, 2002, hal.51.
17
Hamud M. Balsfast, Sedikit Tentang Disclosure dan Corporate Governance, Jurnal Hukum Bisnis Volume 22, Januari-Februari 2003, hal.96.
18
Ibid., hal.97
19
Ibid., hal.98
Universitas Sumatera Utara
Prinsip keterbukaan sifatnya mutlak dalam arti akan diberikan sanksi administratif dan sanksi pidana bagi emiten yang melanggar prinsip keterbukaan
oleh Bapepam selaku pengawas pasar modal.
20
Pelaksanaan keterbukaan informasi oleh emiten terdiri dari 3 tiga tahap yakni:
1. Keterbukaan pada saat melakukan penawaran umum primary market level
yang didahului dengan pengajuan pernyataan pendaftaran kepada Bapepem; 2.
Keterbukaan setelah emiten mencatat dan memperdagangkan efeknya di bursa secondary market level dengan menyampaikan laporan berkala kepada
Bapepam dan Bursa; 3.
Keterbukaan terhadap peristiwa penting yang terjadi yang berpengaruh terhadap keputusan pemodalinvestor terhadap efek atau harga efek.
PT. United Capital Indonesia Tbk merupakan perseroan dalam menjalankan kegiatan usaha di bidang perantara pedagang efek lebih menitik
beratkan pada nasabah ritel lokal dan terus berupaya meningkatkan peran pemodal individu dan kelembagaan dalam negeri. Dalam usaha menjaring nasabah tersebut
perseroan lebih mengutamakan kualitas daripada kuantitas nasabah. Salah satu strategi perseroan untuk meningkatkan kinerjanya sebagai perantara pedagang
efek adalah dengan menyelenggarakan fasilitas perdagangan marjin bagi nasabah perseroan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perseroan telah mempersiapkan
infrastruktur seperti sistem informasi dan teknologi serta sumber daya manusia yang handal dan pengalaman.
20
M. Irsan Nasarudin Indra Surya, Op. Cit., hlm. 226.
Universitas Sumatera Utara
Aktivitas perseroan dalam bidang penjamin emisi efek mencakup kegiatan penjaminan emisi untuk efek yang bersifat ekuitas dan hutang. Selanjutnya,
perseroan juga melakukan kegiatan dalam bidang penasehat keuangan financial advisory dalam rangka restrukturisasi hutang, merger, dan akuisisi, pendanaan
proyek project finance maupun investasi langsung. Awal diketahuinya pelanggaran yang dilakukan oleh PT. United Capital Indonesia Tbk, bermula dari
laporan dari Biro Pemeriksaan dan penyelidikan Bapepam-LK, bahwa PT United Capital Indonesia Tbk terlambat menyampaikan laporan keuangan tahun 2004
kepada Bapepam-LK. Biro pemeriksaan dan penyidikan yang menerima laporan tersebut, kemudian menurunkan tim pemeriksa. Pada awalnya, PT United Capital
Indonesia Tbk diduga telah melakukan pelanggaran terhadap peraturan Bapepam- LK Nomor X.K.4. tentang realisasi penggunaan dana hasil penawaran umum, dan
terlambat menyampaikan realisasi penggunaan dana tersebut kepada Bapepam- LK. Pemeriksaan dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya keterlambatan
menyampaikan laporan keuangan tahunan 2004, dan ternyata pada saat pemeriksaan dilakukan tim pemeriksa menduga jika PT United Capitl indonesia
Tbk, telah melakukan tindakan manipulasi terhadap laporan keuangan tahunan 2004. Kecurigaan tim pemeriksa berawal ketika memeriksa laporan keuangan
tahunan perseroan. Perseroan melaporkan memiliki deposito sebesar Rp. 90.350.000.000,00 sembilan puluh miliar tiga ratus lima puluh juta rupiah. Pada
saat melakukan penawaran umum terbatas I hanya diperoleh dana sebesar Rp. 64.647.000.000,00 enam puluh empat miliar enam ratus empat puluh tujuh juta
Universitas Sumatera Utara
rupiah, dan pada saat dilakukan penawaran umum perdana diperoleh dana sebesar Rp. 19.000.000.000,00 sembilan belas miliar rupiah, dimana sampai
dengan Maret 2004, dana yang telah digunakan adalah sebesar Rp. 17.000.000.000,00 tujuh belas miliar rupiah untuk modal kerja dan masih
terdapat sisa dana dari hasil penawaran umum saham sebesar Rp. 2. 000.000.000,00 dua miliar rupiah yang disimpan dalam bentuk deposito.
21
Dengan memperhatikan laporan keuangan dan prospektus penawaran umum terbatas I, tim pemeriksa mencurigai bahwa perseroan telah melakukan tindakan
manipulasi dalam laporan keuangan tahunan 2004, maka Bapepam-LK pada Tanggal 18 Agustus 2005 membentuk suatu tim penyidik untuk menyelidiki
dugaan manipulasi laporan keuangan tahunan 2004 yang dilakukan PT United Capital Indonesia Tbk.
Sebagai badan hukum atau artificial person, perseroan mampu bertindak untuk melakukan perbuatan hukum melalui salah satu organ perseroan yakni
Direksi. Definisi direksi dalam Pasal 1 angka 5 juncto Pasal 92 1 juncto Pasal 98 1 UUPT adalah organ perseroan yang berwenang dan bertanggung jawab penuh
atas pengurusan perseroan untuk kepentingan perseroan sesuai dengan maksud dan tujuan perseroan serta mewakili perseroan baik di dalam maupun di luar
pengadilan sesuai dengan ketentuan anggaran dasar. Dari definisi tersebut, direksi memiliki 2 dua tugas yakni tugas kepengurusan manajemen dan tugas
21
Prospektus, Penawaran Umum Terbatas I PT United Capital Indonesia Tbk, Jakarta: 16 Juni 2004, hal.ix
Universitas Sumatera Utara
perwakilan representasi. Maksud dari tugas representasi adalah mewakili perseroan baik di luar pengadilan misalkan mewakili perseroan dalam transaksi
bisnis dengan pihak ketiga, hubungan dengan Bapepam, Bursa Efek Indonesia BEI dan Bank Indonesia maupun di dalam pengadilan misalkan bertindak
sebagai penggugattergugatpemohontermohon dalam pengadilan. Laporan keuangan merupakan bagian dari laporan tahunan sebagai
pertanggungjawaban direksi atas pengelolaan keuangan perseroan. Sebelum diserahkan kepada RUPS untuk disahkan akuntan publik wajib melakukan
auditpemerikasaan laporan keuangan terhadap:
22
a. Perseroan yang kegiatan usaha perseroan adalah menghimpun danatau mengelola dana masyarakat;
b. Perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat; c. Perseroan merupakan Perseroan terbatas;
d. Perseroan merupakan persero; e. Perseroan mempunyai aset danatau jumlah peredaran usaha dengan jumlah
nilai paling sedikit Rp.50.000.000.000,- lima puluh milyar; atau f. Diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.
Setelah akuntan publik melakukan auditpemerikasaan laporan keuangan yang dituangkan dalam bentuk Laporan Atas Hasil Audit yang dilekatkan bersama
dengan laporan keuangan dan bagian-bagian lain dari laporan tahunan diajukan
22
Pasal 68 ayat 1, Op.cit.,
Universitas Sumatera Utara
oleh direksi
23
kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan. Setelah memperoleh pengesahan dari RUPS dalam waktu 7 tujuh hari direksi wajib mengumumkan
Neraca dan Laporan Laba-Rugi bagian dari laporan keuangan dalam 1 satu surat kabar untuk perseroan yang kegiatan usahanya adalah menghimpun danatau
mengelola dana masyarakat misalkan bank, reksa dana, dan perusahaan asuransi, perseroan yang menerbitkan surat pengakuan utang kepada masyarakat, dan
merupakan perseroan terbuka.
24
Tujuannya adalah memenuhi prinsip akuntabilitas dan prinsip transparansi yang merupakan bagian dari prinsip-prinsip Good
Corporate Governance tata kelola perusahaan yang baik yang menjadi pedoman bagi perseroan dalam melakukan kegiatan usahanya.
25
Laporan keuangan yang memperoleh pengesahan dari RUPS apabila terdapat informasi yang tidak benar danatau menyesatkan, anggota direksi dan
anggota Dewan Komisaris secara tanggung renteng bertanggung jawab terhadap pihak yang dirugikan
26
terhadap perseroan terbuka berlaku ketentuan UUPT dan ketentuan di bidang Pasar Modal. Pasal 86 ayat 1 UUPM mewajibkan Emiten
atau perusahaan publik menyampaikan laporan berkala mengenai kegiatan usaha dan keadaan keuangan dan segala peristiwa yang dapat mempengaruhi harga efek
dan mengumumkannya kepada masyarakat. Keadaan keuangan Emiten atau
23
Pasal 68 ayat 3, Ibid,
24
Ibid.
25
Sofyan Djalil, dalam makalah yang disampaikan dalam seminar Good Corporate Governance di Jakarta tahun 2000 bahwa untuk mewujudkan adanya suatu Good Corporate
Governance atau tata kelola perusahaan yang baik maka ada 4 prinsip yang harus dipenuhi yakni Prinsip Transparansi disclosure, Prinsip Keadilan fairness, Prinsip Akuntabilitas
accountability dan Prinsip Responsibilitas responsibility.
26
Pasal 69 ayat 3, Op.cit.,
Universitas Sumatera Utara
perusahaan publik terwujud dalam bentuk laporan keuangan. Dalam angka 1 huruf a Peraturan Bapepam-LK Nomor X.K.2 dengan salinan Keputusan Ketua
Bapepam Nomor: KEP-36PM2003 tentang kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala untuk selanjutnya disebut Peraturan X.K.2 mewajibkan
emiten atau perusahaan publik menyampaikan laporan keuangan berkala sebanyak 2 dua kali dalam tahun buku berjalan yakni Laporan Keuangan Tengah Tahunan
dan Laporan Keuangan Tahunan.
27
Pertanggung jawaban direksi atas laporan keuangan yang disampaikan Emiten atau Perusahaan Publik kepada Bapepam dan masyarakat diatur dalam
Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.7 dengan salinan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-06PM2000 yang telah disempurnakan dengan salinan Keputusan
Ketua Bapepam Nomor: KEP-554BL2010 dan telah disempurnakan dengan salinan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan
Nomor : Kep-347BL2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten Atau Perusahaan Publik untuk
selanjutnya disebut Peraturan VIII.G.7 yang menyatakan bahwa ”Manajemen emiten atau perusahaan publik bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian
laporan keuangan.”
28
Tanggung jawab direksi Emiten atau Perusahaan Publik atas
27
Peraturan Nomor 1 huruf G angka 1 tentang Pencatatan Efek sebagaimana tercantum dalam Lampiran 1 Keputusan Direksi PT. Bursa Efek Jakarta Nomor KEP-01BEJ1992 tentang
Peraturan Bursa Efek Jakarta dinyatakan bahwa emiten yang efeknya telah tecatat di bursa wajib untuk menyampaikan laporan keuangan sebanyak 3 tiga kali dalam tahun buku berjalan yakni
dalam bentuk laporan Keuangan tahunan, laporan keuangan tengah tahunan dan laporan triwulan.
28
Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.7 dengan Salinan Keputusan Ketua Bapepam Nomor : KEP-06PM2000 yang telah disempurnakan dengan salinan Keputusan Ketua Badan
Universitas Sumatera Utara
laporan keuangan sebagaimana tercantum dalam Pasal 69 ayat 3 UUPT dan angka 8 Peraturan VIII.G.7. Ketentuan ini lebih dipertegas dengan Peraturan
Bapepam Nomor VIII.G.11 dengan salinan keputusan ketua Bapepam Nomor: KEP-40PM2003 tanggal 22 Desember 2003 tentang Tanggung jawab Direksi
atas Laporan keuangan untuk selanjutnya disebut Peraturan VIII.G.11. Dalam angka 2 peraturan VIII.G.11 ini mewajibkan direksi Emiten atau Perusahaan
Publik untuk membuat surat pernyataan yang menyatakan bahwa direksi bertanggung jawab atas laporan keuangan. Surat Pernyataan Direksi ini
merupakan tambahan bukti tertulis selain laporan keuangan apabila terdapat informasi yang tidak benar atau menyesatkan yang dapat dijadikan dasar tuntutan
bagi stakeholders terhadap kelalaiankesalahan direksi dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan ataupun dalam memberikan informasi dalam
laporan keuangan. Direksi emiten atau perusahaan publik wajib membuat surat pernyataan
sesuai dengan Formulir Lampiran I Peraturan ini.
29
Dalam surat pernyataan direksi tersebut dinyatakan bahwa direksi emiten atau perusahaan publik dalam
teknis pelaksanaannya oleh direktur utama dan direktur keuangan menyatakan:
30
1 Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan Nomor : Kep-554BL2010 yang telah disempurnakan dengan salinan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan Nomor : Kep-347BL2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten Atau Perusahaan Publik, angka 8.
29
Peraturan Bapepam-LK Nomor VIII.G.11 dengan Salinan Keputusan Ketua Bapepam Nomor: KEP-40PM2003 tentang Tanggung Jawab Direksi atas Laporan Keuangan, angka 2.
30
Lampiran I, Ibid.,
Universitas Sumatera Utara
2 Laporan keuangan perusahaan telah disusun dan disajikan sesuai dengan
prinsip akuntansi yang berlaku umum 3
a. Semua informasi dalam laporan keuangan perusahaan telah dimuat secara lengkap dan benar
b. Laporan keuangan perusahaan tidak mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar dan tidak menghilangkan informasi atau fakta
material 4
Bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam perusahaan. Yang menjadi pokok permasalahan dalam tesis ini adalah dengan
ditandatanganinya surat pernyataan direksi tersebut hanya oleh 2 dua orang anggota direksi apabila terjadi pelanggaran terhadap salah satu ketentuan dalam
peraturan VIII.G.11 dalam hal ini pernyataan tersebut menimbulkan kerugian kepada pihak di luar perseroan apakah tanggung jawab hanya dibebankan pada 2
dua direktur yang menandatangani surat pernyataan direksi tersebut ataukah seluruh anggota direksi bertanggung jawab untuk menanggung kerugian kepada
pihak di luar perseroan.
B. Perumusan Masalah