bahan yang bagus dan warna yang sedang tren, dan kurang memperhatikan apakah busana yang dipilih akan betul-betul cocok dan serasi dengan profil dan kepribadian
mereka. Kesimpulan ini didapat melalui observasi di tempat-tempat umum. Walaupun ada fakta ini, berdasarkan hasil survei penulis, toko busana tradisional maupun online
belum memberikan saran bagaimana memilih busana yang sesuai. Toko busana atau kaintekstil membiarkan para pelanggan memilih sendiri busana atau kain dari koleksi
yang sangat banyak atau beragam yang dapat mengakibatkan salah pilih. Setiap batik
mempunyai perbedaan dalam hal motif, teknik produksi, variasi warna, bahan warna dan bahan tekstil. Motif yang dirancang dengan arti filosofis tertentu akan
memberikan impresi tertentu kepada pemakainya. Karena keberagaman motif dan warna batik, memilih batik yang sesuai dengan profil pemakai meliputi kepribadian,
warna kulit dan rambut agar berpenampilan menarik, terkadang tidak mudah untuk dilakukan karena keterbatasan pengetahuan mereka tentang batik. Moertini, 2007.
Pada kesempatan ini juga peneliti berusaha untuk menganalisis kualitas batik yang dihasilkan berdasarkan orang yang memakai batik hasil dari produksi Batik
Semar. Apakah setiap batik yang dihasilkan mempunyai kualitas yang sangat baik dan sesuai dengan yang memakainya berdasarkan harga, proses pembuatan, bahan, motif
atau corak dan warna yang disesuaikan dengan warna kulit pemakai dan faktor usia pemakai, karena setiap orang yang memakai batik mengalami perbedaan penampilan,
seperti orang yang lebih muda bisa kelihatan lebih tua jika memakai batik atau sebaliknya karena kualitas batik itu sendiri yang mempengaruhinya saat memakai
batik tersebut. Selain itu kualitas juga bisa dilihat dari hasil pencucian setelah pemakainan apakah warna dan bahan yang dipakai akan luntur atau mengalami
penyusutan. Untuk memecahkan masalah di atas salah satu metode yang digunakan adalah
dengan menggunakan model fuzzy expert system. Dengan menggunakan model fuzzy expert system kita bisa mengetahui model penggunaan pemakai batik dengan
menggunakan metode tsukamoto untuk mengidentifikasi penggunaan berbasis pemakai berdasarkan inventaris variable yang sesuai dengan usia dan warna kulit
pemakai berdasarkan motif dan warna batik yang dihasilkan.
1.2 Perumusan Masalah
Universitas Sumatera Utara
Permasalahan yang dapat dirumuskan adalah bagaimana model fuzzy expert system dapat digunakan untuk mengidentifikasi penggunaan batik berbasis pemakai dengan
menggunakan metode tsukamoto. Metode ini dipilih karena setiap konsekuen pada aturan yang berbentuk IF-THEN direpresentasikan dengan himpunan fuzzy dengan
fungsi keanggotaan yang monoton. Sebagai hasilnya, output dari setiap aturan diberikan secara tegas berdasarkan
α, kemudian diperoleh hasil akhir dengan menggunakan rata-rata terpusat. Metode tersebut akan digunakan untuk menentukan
nilai kepentingan fuzzy dan kesesuaian expert system pemakai batik berdasarkan variabel-variabel yang akan direpresentasikan dengan fungsi keanggotaan fuzzy yang
sesuai dengan usia dan warna kulit pemakai berdasarkan motif dan warna batik yang dihasilkan dengan cara menggabungkan logika fuzzy dan sistem pakar.
1.3 Batasan Masalah
Batasan masalah diatas, dibatasi dengan beberapa hal sebagai berikut : 1. Menganalisis sebuah model fuzzy expert system yang bersifat statis fuzzy
dengan menggunakan metode Tsukamoto yang dipresentasikan menggunakan fungsi keanggotaan segitiga serta bersifat dinamis expert system berbasis
pemakai. 2. Tingkat kepentingan setiap kriteria diberikan berdasarkan nilai linguistik
logika fuzzy dan rule pada expert system. 3. Dalam membuat metode penelitian ini, penulis menggunakan perangkat lunak
Visual Basic 6.0.
1.4 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat model penggunaan pemakai batik dengan menggunakan fuzzy expert system yaitu dengan menggabungkan logika
fuzzy Tsukamoto dan sistem pakar untuk mengidentifikasi penggunaan batik berbasis pemakai berdasarkan inventaris variabel untuk menghasilkan batik terbaik yang sesuai
dengan usia dan warna kulit pemakai.
Universitas Sumatera Utara
1.5 Manfaat Penelitian
Adapun tujuan dari manfaat penelitian ini adalah: 1. Untuk memberikan sebuah model fuzzy expert system berbasis pemakai pada
P.T Batik Semar Cabang Medan. 2. Memudahkan pihak yang memakai untuk mendapatkan kualitas batik yang
terbaik dan sesuai dengan usia dan warna kulit pemakai khususnya di kota Medan berdasarkan model fuzzy expert system.
3. Memberikan pengetahuan bagi peneliti selanjutnya yang meminati dan mengembangkan penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Batik
Menurut sejarah batik berkembang dengan cepat sekitar tahun 1755, yaitu pada zaman Keraton Surakarta dan Yogyakarta. Pada waktu itu masing-masing keraton
mengembangkan gayanya, sehingga kaya akan motif, corak maupun pewarnaannya. Berbicara masalah batik maka tidak dapat dipisahkan dengan permasalahan motif
pada batik. Peranan motif pada batik khususnya batik klasik akan sangat menentukan visualisasi batik secara keseluruhan. Motif pada batik dapat menunjukan latar
belakang budaya dan perkembangannya. Beberapa daerah pembatikan di Indonesia mempunyai berbagai macam jenis batik dengan variasi dan coraknya. Seperti halnya
batik kawung yang menurut penggolongannya termasuk golongan motif geometris yang ciri khas motifnya mudah disusun, dibagi-bagi menjadi kesatuan motif atau pola
yang utuh dan lengkap. Pada proses batik umumnya terdapat tiga tahapan yang meliputi :
1. Penggambaran motif di atas kain mori dengan cara menutup bagian yang tidak dikehendaki warna dengan lilin malam, dan dengan alat canting.
2. Pencelupan dengan zat warna dingin sesuai dengan motif yang diinginkan. 3. Pelorodan, yaitu menghilangkan lilin malam dengan air mendidih, sehingga
akan tampak motif dan warna seperti yang direncanakan. Berdasarkan tahapan tersebut sering kali desain tekstil atau batik diartikan sebagai
wujud fisik dari penampilan motif dan warnanya saja. Kerancuan pengertian yang
Universitas Sumatera Utara
sudah umum ini mengakibatkan pengertian desain tekstil atau batik sebagai suatu prosses yang panjang dan rumit menjadi kabur. Rizali, 2001.
Universitas Sumatera Utara
Adapun beberapa contoh motif batik yang dapat mempengaruhi penampilan seseorang berdasarkan usia dan warna kulit pemakai yaitu :
Motif lereng yang memberi impresi: a jelas-tegas-dinamis b rapi-sejuk atas, rapi-hangat tengah dan Feminim bawah :
Universitas Sumatera Utara
Motif ceplok yang memberi impresi: a rapi-berenergi b rapi-hangat c rapi- matang-klasik d-sejuk e tegas :
Dan motif buketan yang memberi impresi: a feminim b klasik c rapi- dinamis :
Gambar. 2.1 Aneka macam motif batik Moertini, 2007
Universitas Sumatera Utara
2.2 Pengertian Sistem Pakar