Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 2 Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pedoman Pelaksanaan
Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
Guna menjamin
konsistensi antara
perencanaan dan
penganggaran, perlu dilakukan perubahan RKPD Tahun 2017 sebagaimana tercantum dalam Peraturan Bupati Sleman Nomor 21
Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Bupati Sleman Nomor 38.1
Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati Sleman Nomor 21 Tahun 2016 tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun 2017
sebagai landasan penyusunan Kebijakan Umum Perubahan Anggaran KUPA dan Plafon dan Prioritas Anggaran PPAS Perubahan APBD
Tahun 2017 untuk menyusun perubahan APBD Tahun 2017.
1.2. Tujuan Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun
2017
a. merubah prioritas daerah menyesuaikan dengan
sasaran daerah sebagaimana tercantum dalam RPJMD tahun 2016-
2021; b.
menyesuaikan asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan dengan perkembangan kondisi terkini;
c. memberikan dasar hukum penggunaan silpa untuk pendanaan
kegiatan tahun 2017; d.
memberikan dasar hukum penambahan kegiatan baru, perubahan indikator kinerja, target, lokasi dan pagu kegiatan.
1.3. Dasar Pertimbangan Perubahan Rencana Kerja Pembangunan
Daerah Tahun 2017
a. ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3
Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2016-2021 b.
adanya penyesuaian asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan dengan perkembangan kondisi terkini;
c. adanya saldo anggaran lebih tahun anggaran sebelumnya
SiLPA yang harus digunakan untuk tahun berjalan; d.
adanya penambahan kegiatan baru, dan perubahan indikator
kinerja, target, lokasi serta pagu kegiatan.
Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 3 Berdasarkan pertimbangan diatas, maka perubahan RKPD 2017
meliputi: a.
perubahan prioritas dan sasaran daerah; b.
perubahan rancangan kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan;
c. perubahan proyeksi keuangan daerah dan kerangka
pendanaan, terdiri dari: 1
perubahan realisasi dan proyeksitarget pendapatan tahun 2016;
2 perubahan realisasi dan proyeksitarget belanja tahun
2016; dan 3
perubahan realisasi dan proyeksitarget pembiayaan tahun 2016.
d. perubahan matrik rencana program dan kegiatan tahun 2016
serta prakiraan maju tahun 2017 untuk semua SKPD di lingkungan Kabupaten Sleman.
1.4. Gambaran Tentang Perubahan Kerangka Ekonomi Daerah
Kondisi perekonomian Kabupaten Sleman Tahun 2015 berikut karakteristiknya serta proyeksi perekonomian tahun 2016-2018 dapat
digambarkan melalui Rancangan Kerangka Ekonomi Daerah yang juga merupakan penjelasan atas analisis statistik perekonomian daerah.
Guna memperoleh gambaran kerangka ekonomi daerah tersebut, maka disusun berbagai prioritas pembangunan, pengambilan kebijakan
untuk menghadapi tantangan dan penyelesaian masalah pembangunan agar arah pembangunan daerah Tahun 2017 dapat dicapai sesuai
dengan sasaran program dan kegiatan yang ditetapkan. Pada sisi yang lain, perkiraan sumber-sumber pendapatan dan besaran pendapatan
dari sektor-sektor potensial merupakan dasar kebijakan anggaran untuk mengalokasikan perencanaan anggaran berbasis kinerja secara efektif
dan efisien.
1.4.1. Arah Kebijakan Ekonomi Daerah
Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sleman selama dua tahun terakhir mengalami penurunan, pada tahun 2013 pertumbuhan
ekonomi sebesar 5,89, kemudian berturut-turut menurun pada tahun 2014 sebesar 5,41, tahun 2015 sebesar 5,34, dan target pada
Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 4 RPJMD pada tahun 2016 sebesar 5,40, sedangkan tahun 2017 sebesar
5,46. Berdasarkan pada perkembangan ekonomi daerah, nasional dan
global termasuk kebijakan Masyarakat Ekonomi Asean MEA serta tantangan yang masih akan dihadapi maka arah kebijakan ekonomi
daerah tahun 2017 adalah mewujudkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan dengan menitikberatkan pada pertumbuhan
sektor primer untuk memperkecil ketimpangan .
Pertumbuhan ekonomi inklusif adalah pertumbuhan ekonomi yang memberikan dampak
signifikan, luas dan merata bagi semua stakeholder dan lingkungan. Penerapan
kebijakan tersebut
dalam konsep
yang lebih
implementatif adalah sebagai berikut: 1.
Meningkatkan produktivitas masyarakat dan daya saing di pasar internasional
Program dan kegiatan diarahkan pada: a.
Peningkatan daya saing produk dan tenaga kerja; b.
Peningkatan investasi yang memperhatikan aspek lingkungan dan berdampak langsung pada perekonomian masyarakat;
c. Peningkatan peran BUMD dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat; d.
Peningkatan inovasi dan pemanfaatan teknologi; e.
Akselerasi pertumbuhan ekonomi; f.
Peningkatan kuantitas dan kualitas infrastruktur, sarana dan prasarana ekonomi;
g. Pengembangan sektor pariwisata, pertanian, perindustrian,
perdagangan dan koperasi; h.
Pengembangan industri, perdagangan, koperasi dan UMKM; i.
Penyediaan lapangan dan kesempatan kerja yang berkualitas melalui regulasi, dan fasilitasi pengembangan kewirausahaan.
2. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-
sektor ekonomi lokal potensial dan strategis. Program dan kegiatan diarahkan pada:
a. Menuju kemandirian pangan;
b. Peningkatan akses dan fungsi intermediasi bagi pengembangan
ekonomi lokal potensial dan strategis; c.
Pengembangan sektor ekonomi potensi lokal potensial dan strategis dari hulu sampai dengan hilir.
Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 5
1.4.2. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2015 dan Perkiraan Tahun
2016 dan 2017
Perkembangan kondisi ekonomi daerah dapat dilihat dari indikator ekonomi
makro serta
perkembangan perekonomian
daerah. Perekonomian suatu daerah tidak dapat terlepas dari perekonomian
regional, perekonomian nasional bahkan perekonomian global. Terdapat faktor-faktor perekonomian yang tidak dapat dikendalikan oleh daerah
seperti kebijakan pemerintah pusat yang menyangkut sektor moneter maupun sektor riil. Selain itu juga pengaruh perekonomian global
seperti pengaruh naik turunnya harga minyak dunia, dan nilai tukar mata uang asing terhadap rupiah, dan yang terakhir adalah pengaruh
krisis keuangan global yang berdampak pada kelesuan pasar ekspor. Capaian indikator ekonomi daerah adalah sebagai berikut :
a. Produk Domestik Regional Bruto PDRB
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2010 ADHB 2010 Kabupaten Sleman sebesar Rp30,912 trilyun pada tahun 2014,
kemudian meningkat menjadi Rp33,136 trilyun pada tahun 2015, dan diperkirakan meningkat lagi menjadi Rp36,991 trilyun pada
tahun 2016, Rp39,978 trilyun pada tahun 2017. PDRB Atas Dasar Harga Konstan tahun 2010 ADHK 2010
Kabupaten Sleman sebesar Rp26,713 trilyun pada tahun 2014, kemudian meningkat menjadi Rp28,159 trilyun pada tahun 2015,
dan diperkirakan meningkat lagi menjadi Rp29.573 trilyun pada tahun 2016, Rp31,129 trilyun pada tahun 2017.
Struktur perekonomian daerah selama lima tahun terakhir cenderung tidak berubah. Pada tahun diperkirakan 2016 sektor
terbesar disumbangkan dari sektor industri pengolahan yang memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB sebesar
13,36, sedangkan sektor yang paling sedikit memberikan kontribusi terhadap pembentukan PDRB adalah sektor Pengadaan
Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang yaitu sebesar 0,05. Lima sektor pendukung utama perekonomian Kabupaten
Sleman adalah sektor Industri Pengolahan, Konstruksi, Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum, Jasa Pendidikan, serta Pertanian,
Kehutanan dan Perikanan;
Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 6 Pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sleman pada tahun 2014
mencapai 5,41, namun pada tahun 2015 terjadi penurunan menjadi sebesar 5,34. Sedangkan pada tahun 2016 target
pertumbuhan ekonomi ditngkatkan lagi menjadi sebesar 5,40 dan 5,46 pada tahun 2017.
b. Inflasi
Tingkat inflasi di Kabupaten Sleman pada tahun 2016 mengalami kenaikan jika dibandingkan tahun 2015 yaitu dari 4,21 menjadi
4,87 pada tahun 2016, dan ditargetkan pada tahun 2017 sebesar 5,00.
c. Investasi
Penanaman Modal menjadi aktivitas investasi yang sangat penting bagi pertumbungan ekonomi suatu wilayah. Aktivitas penanaman
modal ini menjadi penggerak pertumbuhan ekonomi daerah. Dampakefek pengganda mulitiplier effect yang ditimbulkan dari
aktivitas tersebut
memungkinkan terjadinya
dorongan pertumbuhan ekonomi dalam suatu sistem perekonomian. Aktivitas
investasi pada berbagai sektor memungkinan perekonomian menghasilkan output yang banyak, pemanfaatan sumberdaya lokal
secara optimal dan terjadinya dinamika dalam proses pertukaran produksi antar daerah maupun lintas sektor.
Jika dilihat dari daya saing daerah, Kabupaten Sleman memiliki daya tarik tersendiri bagi penanam modal baik luar maupun dalam
negeri. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah pertumbuhan investor yang penanamkan modal di Kabupaten Sleman ini dari
tahun ke tahun terus meningkat. Penanaman modal di Kabupaten Sleman dalam kurun waktu 2012 hingga 2016 terus menunjukkan
perkembangan, jika dilihat dari jumlah unit usahanya. Sedangkan jika dilihat dari nilai investasinya cenderung fluktuatif setiap
tahunya. Hal ini menunjukkan bahwa iklim investasi di Kabupaten Sleman cenderung kondusif. Pertumbuhan penanaman modal di
Kabupaten Sleman sampai dengan tahun 2016 dengan nilai investasi PMDN Rp3.254.227 ditargetkan tahun 2017 sebesar
Rp3.643.345 juta. Untuk nilai investasi non fasilitasi di tahun 2016 sebesar Rp5.009.128 juta dan target 2017 sebesar Rp6.908.675
juta. Nilai Investari PMA tahun 2016 sebesar US250 juta target tahun 2017 sebesar US267 juta.
Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 7 d.
Ekspor Nilai ekspor pada tahun 2015 sebesar US44,840,906.73, dan pada
tahun 2016 sebesar US33,480433,00 dari target sebesar US42,000,000.00. Sedangkan pada tahun 2017 ditargetkan
sebesar US42,500,00.00. Komoditi ekspor tertinggi pada komoditi tekstil dan produk tekstil, dengan asumsi kondisi perekonomian
Indonesia membaik. Perkembangan indikator makro ekonomi dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel 1.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi
NO INDIKATOR
KINERJA SATUAN
REALISASI 2015 TARGET 2016
TARGET 2017 A
Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan
Ekonomi 5,34
5,40 5,46
B Inflasi
4,21 4,87
5,00 C
Investasi
1 Nilai Investasi PMDN
Rp. 3.159.444.380.915,95
3.254.227.712.342,00 3.643.345.088.987,00
2 Nilai Investasi PMA
US 233.545.997,32
250.782.467,82 267.897.456,00
3 Nilai investasi Non
fasilitas Rp.
4.756.616.758.844,00 5.009.128.407.000,00
6.908.675.876.000,00 4 Penyerapan TK.
Investasi PMDN Orang
11.913 12.151
12.257 5 Penyerapan TK
Investasi PMA Orang
8.479 8.649
8.780 6 Penyerapan TK
Investasi Non fasilitas
Orang 282.872
288.529 190.098
7 Tingkat Pengangguran
Terbuka 6,12
6,00 5,90
Sumber: Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kab. Sleman, 2017 tahun dasar 2010 angka sementara
1.4.3. Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2018
dan Tahun 2019
Seiring dengan perkembangan kondisi, maka kebijakan ekonomi daerah
tetap diarahkan
dan diupayakan
dengan cara-cara:
1 Meningkatkan pertumbuhan ekonomi, 2 Menekan laju inflasi agar tidak melebihi satu digit, 3 Meningkatkan pemerataan pembangunan
antar wilayah
dan pemerataan
pendapatan antar
penduduk, 4 Memperbesar akses warga miskin untuk meningkatkan pendapatan
dan kesejahteraan.
Perubahan RKPD Kabupaten Sleman Tahun 2017 I - 8 Berdasarkan kondisi dan perkembangan perekonomian Kabupaten
Sleman serta mempertimbangkan kondisi lingkungan internal dan eksternal, maka tantangan dan prospek perekonomian daerah yang
dihadapi pada Tahun 2018 dan 2019 adalah sebagai berikut :
a. Tantangan
Diperkirakan perekonomian Kabupaten Sleman masih akan dihadapkan pada sejumlah tantangan akibat pengaruh dari dinamika
internal maupun lingkungan perekonomian nasional dan global yang
terjadi dalam beberapa tahun terakhir yang perlu disikapi secara arif dan komprehensif serta dengan langkah-langkah yang lebih nyata.
Tantangan dimaksud antara lain masih mencakup: 1
Menurunkan angka kemiskinan; 2
Menurunkan angka pengangguran; 3
Memperkecil Ketimpangan. 4
Meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan mengembangkan sektor-sektor ekonomi potensi lokal dan strategis;
5 Meningkatkan pemerataan pembangunan ekonomi antar wilayah;
6 Meningkatkan iklim investasi yang lebih kondusif dan konstruktif;
7 Menyediakan infrastruktur yang memadai dan berkualitas;
8 Meningkatkan daya saing produk dan sumber daya manusia agar
dapat bersaing di pasar global; dan 9
Meningkatkan peran pemerintah, lembaga pendidikan, dunia usaha, dan partisipasi masyarakat dalam pembangunan ekonomi.
b. Prospek Perekonomian Daerah