TINJAUAN TENTANG KOTA JAKARTA
D. TINJAUAN TENTANG KOTA JAKARTA
Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta, Jakarta Raya) adalah ibu kota negara Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi. Jakarta terletak di bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa(sebelum1527), Jayakarta (1527sd1619), Batavia/Batauia,atau Jacc atra (1619-1942), dan Djakarta (1942-1972).
Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 9.588.198 jiwa (2010). Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Indonesia atau urutan keenam
dunia.
commit to user
Gambar 2.3 Peta Kota Jakarta
www. wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta, 27 Oktober 2011
a. Keadaan Geografi
Jakarta berlokasi di sebelah utara Pulau Jawa, di muara Ciliwung, Teluk Jakarta. Jakarta terletak di dataran rendah pada ketinggian rata-rata 8 meter dpl. Hal ini mengakibatkan Jakarta sering dilanda banjir. Sebelah selatan Jakarta merupakan daerah pegunungan dengan curah hujan tinggi. Jakarta dilewati oleh 13 sungai yang semuanya bermuara ke Teluk Jakarta. Sungai yang terpenting ialah Ciliwung, yang membelah kota menjadi dua. Sebelah timur dan selatan Jakarta berbatasan dengan provinsi Jawa Barat dan di sebelah barat berbatasan dengan provinsi Banten.
Kepulauan Seribu merupakan kabupaten administratif yang terletak di Teluk Jakarta. Sekitar 105 pulau terletak sejauh 45 km (28 mil) sebelah utara kota.
commit to user
Jakarta memiliki suhu udara yang panas dan kering atau beriklim tropis. Terletak di bagian barat Indonesia, Jakarta mengalami puncak musim penghujan pada bulan Januari dan Februari dengan rata-rata curah hujan 350 milimeter dengan suhu rata-rata 27 °C. Curah hujan antara bulan Januari dan awal Februari sangat tinggi, pada saat itulah Jakarta dilanda banjir setiap tahunnya, dan puncak musim kemarau pada bulan Agustus dengan rata-rata curah hujan 60 milimeter . Bulan September dan awal oktober adalah hari-hari yang sangat panas di Jakata, suhu udara dapat mencapai
40 °C. Suhu rata-rata tahunan berkisar antara 25°-38 °C (77°-100 °F).
Tabel 2.1 Data Iklim Jakarta
www. wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta, 27 Oktober 2011
Data iklim untuk Jakarta
Bulan Jan
Nov Des Tahun Rata-rata tertinggi °C (°F)
Rata-rata terendah °C (°F)
Presipitasi mm (inches)
Rata-rata hari berhujan
26 20 15 18 13 17 5 24 6 9 22 12 187
Sumber: World Meteorological Organisation
commit to user
Jakarta merupakan salah satu kota terbersih di Indonesia. Pada tahun 2010, lima wilayah kota di Jakarta meraih penghargaan Bangun Praja kategori "Kota Terbersih dan Terindah di Indonesia" (dulu disebut "Adipura"). Salah satu faktor penentu keberhasilan tersebut adalah keberadaan kawasan Menteng dan Kebayoran Baru yang asri dan bersih.
Selain Menteng dan Kebayoran Baru, banyak wilayah lain di Jakarta yang sudah bersih dan teratur. Pemukiman ini biasanya dikembangkan oleh pengembang swasta, dan menjadi tempat tinggal masyarakat kelas menengah. Pondok Indah, Kelapa Gading, Pulo Mas, dan Cempaka Putih, adalah beberapa wilayah pemukiman yang bersih dan teratur. Namun di beberapa wilayah lain Jakarta, masih nampak pemukiman kumuh yang belum teratur. Pemukiman kumuh ini berupa perkampungan dengan tingkat kepadatan penduduk cukup tinggi, serta banyaknya rumah yang dibangun secara berhimpitan di dalam gang-gang sempit. Beberapa wilayah di Jakarta yang memiliki kepadatan penduduk cukup tinggi antara lain, Tanjung Priok, Johar Baru, Pademangan, Sawah Besar, dan Tambora.
d. Pemerintahan
Dasar hukum bagi DKI Jakarta adalah Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2007, tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai ibu kota Negara
commit to user
Tahun 1999 tentang Pemerintahan Provinsi Daerah Khusus Ibu kota Negara Republik Indonesia Jakarta serta UU Nomor 11 Tahun 1990 tentang Susunan Pemerintahan Daerah Khusus Ibu kota Negara Republik Indonesia Jakarta yang keduanya tidak berlaku lagi.
Jakarta berstatus setingkat provinsi dan dipimpin oleh seorang gubernur. Berbeda dengan provinsi lainnya, Jakarta hanya memiliki pembagian di bawahnya berupa kota administratif dan kabupaten administratif, yang berarti tidak memiliki perwakilan rakyat tersendiri.
DKI Jakarta memiliki status khusus sebagai Daerah Khusus Ibukota. DKI Jakarta ini dibagi kepada lima kota dan satu kabupaten, yaitu:
Tabel 2.2 - Pemmbagian Daerah Jakarta
www. wikipedia.org/wiki/Daerah_Khusus_Ibukota_Jakarta, 27 Oktober 2011
No.
Kabupaten/Kota
Ibu kota
1 Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu Pulau Pramuka
2 Kota Administrasi Jakarta Barat -
3 Kota Administrasi Jakarta Pusat Menteng
4 Kota Administrasi Jakarta Selatan -
5 Kota Administrasi Jakarta Timur Jatinegara
6 Kota Administrasi Jakarta Utara Koja
commit to user
1. Organisasi ruang
Berbagai macam pengorganisasian ruang menurut Francis.D.K. Ching antara lain sebagai berikut :
a. Terpusat
Gambar 2.4
Organisasi ruang terpusat Sumber : Ching, 2000, hal 190
suatu ruang dominant, dimana pengelompokan sejumlah ruang sekunder dihadapkan. Organisasi terpusat merupakan komposisi terpusat dan stabil yang terdiri dari sejumlah ruang sekunder, dikelompokkan mengelilingi sebuah ruang pusat yang luas dan dominan.
b. Linier
Gambar 2.5 - Organisasi ruang Linier Sumber : Ching, 2000, hal 189
commit to user
ruang. Ruang-ruang ini dapat berhubungan secara langsung satu dengan yang lain atau dihubungkan melalui ruang linier yang berbeda dan terpisah. Organisasi linier biasanya terdiri dari ruang- ruang yang berulang serupa dalam hal ukuran, bentuk dan fungsi. Organisasi ini juga dapat terdiri dari ruang linier tunggal yang menurut panjangnya mengorganisir sederetan ruang-ruang sepanjang bentangnya yang berbeda ukuran, bentuk atau fungsi. Dalam kedua kasus di atas, tiap-tiap ruang di sepanjang rangkaian tersebut memiliki hubungan dengan ruang luar.
c. Radial
Gambar 2.6 Organisasi ruang Radial Sumber : Ching, 2000, hal 190
Sebuah ruang pusat yang menjadi acuan organisai ruang yang linier berkembang menurut bentuk jari-jari.
Organisasi ruang radial memadukan unsur-unsur baik organisasi terpusat maupun linier. Organisasi ini terdiri dari ruang pusat yang dominan di mana sejumlah organisasi linier
commit to user
terpusat adalah sebuah bentuk yang introvert yang memusatkan pandangannya ke dalam ruang pusatnya, maka sebuah organisasi radial adalah sebuah bentuk yang ekstrovert yang mengembang keluar lingkupya. Dengan lengan-lengan liniernya, bentuk ini dapat meluas dam menggabungkan dirinya pads unsur-unsur atau benda- benda tertentu pada tapaknya.
d. Cluster
Gambar 2.7 Organisasi ruang Cluster Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang dikelompokan berdasarkan adanya hubungan atau bersama-sama memanfaatkan ciri atau hubungan visual.
Untuk memperkuat dan menyatukan bagian-bagian Organisaai
cluster mempertimbangkan pendekatan fisik untuk menghubungkan suatu ruang terhadap ruang lainnya. sering kali organisasi ini terdiri dari ruang-ruang selular yang berulang yang memiliki fungsi-fungsi sejenis dan memiliki sifat visual yang umum seperti wujud dan
commit to user
dalam komposisinya, ruang-ruang yang berlainan ukuran, bentuk dan fungsinya, tetapi berhubungan satu dengan yang lain berdasarkan penempatan atau alat penata visual seperti kesimetrisan atau sebuah sumbu.
e. Grid
Gambar 2.8 Organisasi ruang Grid
Sumber : Ching, 2000, hal 190
Ruang-ruang diorganisir dalam kawasan grid struktural atau grid tiga dimensi lain.
Organisasi grid terdiri dari bentuk-bentuk dan ruang-ruang dimana posisinya dalam ruangan dan hubungan antar ruang diatur oleh pola atau bidang grid tiga dimensi
2. Hubungan antar ruang
a. Ruang di dalam ruang
Sebuah bangunan yang luas dapat melingkupi dan memuat sebuah ruangan lain yang lebih kecil di dalamnya.
commit to user
Suatu hubungan ruang yang saling berkaitan terdiri dari 2 buah ruang yang kawasannya membentuk volume berkaitan.
c. Ruang-ruang yang bersebelahan
Bersebelahan adalah jenis hubungan ruang yang paling umum. Hal tersebut memungkinkan definisi dan respon masing- masing ruang menjadi jelas terhadap fungsi dan persyaratan simbolis menurut cara masing- masing simbolisnya.
d. Ruang-ruang yang dihubungkan oleh ruang bersama
2 buah ruang yang terbagi oleh jarak dapat dihubungkan atau dikaitkan satu sama lain oleh ruang ketiga yaitu ruang pertama. Hubungan akan kedua ruang tersebut menempati satu ruang bersama-sama.
3. Pola sirkulasi
Sirkulasi menurut Francis.D.K. Ching dalam bukunya “Bentuk Ruang dan Susunannya”, adalah :
commit to user
Gambar 2.9
Sirkulasi Linier Sumber : Ching, 2000, hal 221
semua jalan adalah linier, jalan-jalan yang lurus dapat menjadi unsur pengorganisir yang utama untuk satu deretan ruang. Sebagai tambahan, jalan dapat melengkung atau terdiri atas segmen-segmen, memotong jalan lain, bercabang-cabang, membentuk kisaran.
b. Radial
Gambar 2.10
Sirkulasi Radial Sumber : Ching, 2000, hal 221
Bentuk Radial memiliki jalan yang berkembang dari atau berhenti sebuah pusat, titik bersama.
commit to user
Gambar 2.11
Sirkulasi Spiral Sumber : Ching, 2000, hal 221
Sebuah bentuk Spiral adalah sesuatu jalan yang menerus yang berasal dari titik pusat, berputar mengelilinginya dengan jarak yang berubah.
d. Grid
Gambar 2.12 Sirkulasi Linier Sumber : Ching, 2000, hal 221
Bentuk Grid terdiri dari dua set jalan-jalan sejajar yang saling berpotongan pada jarak yang sama dan menciptakan bujur sangkar atau kawasan-kawasan ruang segi empat
commit to user
Gambar 2.13
Sirkulasi Network Sumber : Ching, 2000, hal 221
Satu bentuk jaringan terdiri dari beberapa jalan yang menggabungkan titik-titik tertentu didalam ruang.
f. Komposit
Untuk menghindarkan orientasi yang membingungkan, suatu susunan herarkis diantara jalur-jalur jalan bisa dicapai dengan membedakan skala, bentuk dan panjangnya.
4. Elemen pembentuk ruang
a. Lantai
Lantai merupakan bagian bangunan yang berhubungan langsung dengan beban, baik beban mati, bergerak dan gesek. Karakter lantai harus mempunyai daya tahan yang kuat dalam mendukung beban-beban yang datang dari segala perabotan, aktivitas manusia dalam ruang dan lain-lain. Selain itu, lantai harus bersifat kaku dan tidak bergetar (Djoko Panuwun, 1994, hal.6).
commit to user
datang dari benda-benda, seperti perabot rumah tangga, manusia dengan segala aktivitasnya dan kerangka itu harus mampu dan kuat memikul beban mati atau hidup, lalu lintas manusia dan lain-lain yang menumpangi (Y.B. Mangun Wijaya, 1988, hal.329). Persyaratan lantai:
1) Lantai harus kuat dan dapat menahan beban diatasnya.
2) Mudah dibersihkan
3) Kedap suara
4) Tahan terhadap kelembaban
5) Memberikan rasa hangat pada kaki dan sebagainya
Berdasarkan karakteristiknya lantai terbagi menjadi empat,
yaitu :
1) Lantai lunak, terdiri dari semua tipe permadani dan karpet. Pemberian karpet pada lantai dapat menunjang penyerapan bunyi, sbb: Jenis serat, praktis tidak mempunyai pengaruh pada
penyerapan bunyi. Pada kondisi yang sama tumpukan potongan (cut piles) memberikan penyerapan yang lebih banyak di bandingkan dengan tumpukan lembaran (loop piles).
Dengan bertambahnya berat dan tinggi tumpukan, dalam tumpukan potongan kain, penyerapan bunyi akan bertambah.
commit to user
penyerapan bunyi. Lantai Semi Keras, terdiri dari pelapisan lantai seperti
vinyl, aspal dan cor. Lantai Keras, terdiri dari semua jenis batuan dan logam
yang dipakai sebagai bahan lantai. Lantai Kayu (parquet), terdiri dari berbagai jenis dan motif
bahan lantai yang terbuat dari kayu. Dalam pameran lantai berperan untuk memberi petunjuk
arus lalu lintas agar pengunjung tidak bingung dan dapat melihat seluruh stand partision ataupun barang-barang yang sedang dipamerkan. Pada ruang-ruang tertentu seperti dapur, pantry, kamar mandi, WC, dipilih jenis lantai yang kedap air serta warna pola yang serasi dengan fungsi dan perrawatannya. Pada dareah pertokoan lanati dipasang pada jalur lintas orang berjalan (hall) dengan motif yang berbeda-beda agar member kesan adanya perbedaan antar ruang-ruang yang ada di dalam kompleks tersebut. Pada ruang-ruang rapat yang memerlukan konsentrasi hendaknya jangan digunakan lantai yang terlalu banyak motif dan warna karena dapat mengganggu. ( Pamudji Suptandar, 1999 )
b. Dinding
Dinding merupakan bidang nyata yang membatasi suatu ruang atau pembatas kegiatan yang mempunyai jenis berbeda.
commit to user
sehingga struktur kekuatan dinding sebagai penahan beban harus diperhatikan (John F. Pile, 1995, hal.222).
Dinding merupakan unsur penting dalam pembentukan ruang, baik sebagai unsur penyekat/ pembagi ruang maupun sebagai unsur dekoratif. Dalam proses perancangan suatu ”ruang dalam” dinding mempunyai peranan yang cukup dominan dan memerlukan perhatian khusus, di samping unsur-unsur lain seperti tata letak, desain furniture serta peralatan-peralatan lain yang akan disusun bersama dalam suatu kesatuan dengan dinding.
Setelah fungsi dinding tercapai dan untuk menambah keindahan ruang, dinding dipergunakan sebagai ”point of interest”
dari ruang dinding samping memberi atau menambah keindahan ruang. Dinding juga dapat merusak suasana ruang, yaitu apabila dalam perencanaannya sangat dipaksakan, terutama dikarenakan bahwa dinding tersebut telah ada sebelumnya. Ini terjadi pada renovasi rumah-rumah kuno, dimana dinding berfungsi struktural
( Pamudji Suptandar, 1999 : 147 )
Dinding pada suatu wadah kegiatan dapat sebagai struktur atau hanya sebagai pembatas ruang saja, tergantung dari sistem struktur yang dipakai dalam perencanaannya
(Djoko Panuwun, 1995 : 56). Fungsi dan bentuk dinding terbagi menjadi 2 bagian :
1) Struktur, misalnya :
commit to user
dinding yang dibangun untuk menahan tepi dari tumpukan/ urugan tanah.
Load bearing wals
dinding untuk menyokong/ menopang balok, lantai, atap dan sebagainya.
Foundation wall
dinding yang dipakai di bawah lantai, tingkat dan untuk menopang balok-balok lantai pertama.
2) Non struktural, misalnya : Party wall
dinding pemisah antara dua bangunan yang bersandar pada masing-masing bangunan.
Fire wall
dinding yang digunakan sebagai pelindung dari pancaran kobaran api.
Certain or Panels wall
dinding yang digunakan sebagai pengisi pada suatu konstruksi rangka baja atau beton.
Partition walL
dinding yang digunakan sebagai pemisah dan pembentuk ruang yang lebih kecil didalam ruang yang besar. ( Pamudji Suptandar, 1999 : 145 )
commit to user
Pengertian istilah ceiling/langit-langit/plafond, berasal dari k ata ”ceiling”, yang berarti melindungi dengan suatu bidang penyekat sehingga terbentuk suatu ruang. Secara umum dapat dikatakan : ceiling adalah sebuah bidang (permukaan) yang terletak di atas garis pandangan normal manusia, berfungsi sebagai pelindung (penutup) lantai atau atap dan sekaligus sebagai pembentuk ruang dengan bidang yang ada di bawahnya. Dengan jarak ketinggian tertentu dalam bangunan, ceiling sebagai elemen penutup utama pada bidang atas sebagai pembentuk atap bangunan. (Pamudji Suptandar, 1999 : 161)
Ceiling adalah pembentuk ruang yang merupakan penutup bagian atas. Kesan pertama adalah adanya tinggi rendah ruang, berfungsi sebagai bidang penempatan lampu, penempatan AC, sprinkler head, audio loudspeaker dan sebagai peredam suara atau akustik (John F. Pile, 1995, hal. 250).
Dasar pertimbangan dalam perencanaan langit-langit
adalah:
1) Fungsi langit-langit
Fungsi dari langit-langit selain sebagai penutup ruang juga sebagai pengatur udara dan ventilasi.
commit to user
Penentuan ketinggian didasari oleh pertimbangan fungsi, proporsi ruang, kegiatan ruang, konstruksi dan permainan ceiling.
3) Bentuk penyelesaian
Bentuk dan penyelesaian dapat dilakukan berdasarkan fungsinya seperti melengkung, berpola, polos, memperlihatkan struktur, dan sebagainya. (Djoko Panuwun, 1999 : 72)
Pada ruang rapat di mana diharapkan tercapainya suatu pendapat yang membutuhkan konsentrasi, diusahakan agar ceilingnya berbentuk sederhana, tidak menyolok karena akan mengganggu konsentrasi. Pada ruang pamer, agar menarik pengunjung, dibuat ceiling yang kontras, saling bersaing untuk dapat menonjolkan diri dan kesan yang mewah. Dengan melajunya kemajuan teknologi, dan penemuan-penemuan baru di bidang industri bahan bangunan tercipta berbagai material ceiling yang memungkinkan untuk memenuhi segala macam jenis fungsi ruang antara lain :
1) Untuk mencapai kesan alamiah, kayu, anyaman bambu, rotan,
dan lain-lain.
2) Untuk gaya klasikal, plat-plat gibs bermotif
3) Untuk mencapai kesan glamour, kaca (antique glass ceiling),
kain beludru.
commit to user
(multipleks), dan berbagai jenis softboard/akustik tile.
5) Pada bangunan-bangunan utilitas, beton exposed
6) Pada bangunan-bangunan umum, alumunium, fiber glass
sebagai skylight, kaca timah pada gereja-gereja. (Pamudji Suptandar, 1999 : 166)
5. Furniture
Penyusunan furniture harus disesuaikan dengan kebutuhan guna kenyamanan pemakai. Fungsi furniture tidak dapat dipisahkan dengan faktor estetika. Dalam perencanaan kita harus mengetahui terlebih dahulu jenis aktivitas, sehingga kita tahu bentuk furniture yang akan dibuat terhadap luasan ruang, system pencahayaan, pemilihan warna serta kondisi-kondisi lainnya.
Penyusunan furniture akan menimbulkan berbagai aspek yang berhubungan dengan jenis aktivitas, fungsi, maupun segi-segi visual. Semua ini memiliki kaitan antara aspek yang satu dengan aspek yang lain. Setelah semua factor tersebut terperhatikan kemudian meningkat pada tahap berikutnya yaitu bagaimana menerjemahkannya dalam desain. Desain furniture dibagi atas dua kategori :
1) Furniture yang berbentuk case (kotak) termasuk chest, meja tulis,
lemari buku dan kursi yang tidak mempunyai pelapis, tipe
commit to user
walaupun bahan-bahan lain bertambah populer.
2) Furniture yang dilapisi, misalnya sofa, kursi-kursi yang
seluruhnya atau sebagian diberi pelapis termasuk perlengkapan- perlengkapan tidur. (Desain Interior, 1999 : 172)
6. Warna
Warna suatu unsur penting yang telah memberikan perannya dalam kehidupan ini. Menurut Helen Graham (seorang dosen psikologi di Keele University) dalam bukunya “Penyembuhan dengan Warna”,
warna adalah kebutuhan kita yang mendasar. Nenek moyang kita menyadari hal ini, dan banyak tradisi penyembuhan kuno dari berbagai kebudayaan mencerminkan adanya kesadaran ini. Penggunaan warna dalam penyembuhan bukanlah hal yang baru. Sekarang bidang ini disebut terapi warna, yang merupakan penemuan kembali dari beberapa prinsip dan praktek yang sudah diketahui sejak zaman dahulu kala. (Helen Graham, Penyembuhan Dengan Warna, 1998, hal 4).
Berikut ini beberapa efek psikologis yang dapat ditimbulkan oleh warna yang dikemukakan oleh Helen Graham, Yaitu:
a. Merah Memberi energi pada kaki, tungkai, pinggul, sendi pinggul, dasar tulang punggung, prostate, testes, saluran kemih dan kelamin.
commit to user
perasaan-perasaan aman, stabil, percaya diri, dan kehangatan.
Warna ini dapat digunakan pada benda-benda atau hal-hal didalam ruang atau gedung dimana dibutuhkan aktivitas fisik yang tinggi dan diruang bermain anak-anak.
Warna ini sebaiknya tidak digunakan pada anak-anak, dan orang dewasa yang hiperaktif, yang menggunakan
kekerasan dan agresif, atau pada situasi kerja yang menggunakan mesin-mesin yang bisa berbahaya dan membutuhkan konsentrasi, ruang untuk membaca, atau kamar tidur.
b. Oranye Warna ini memberi energi pada hati, limpa, pancreas,
ginjal, dan kandung kemih. Warna ini merangsang metabolisme, pencernaan, penghilangan racun, daya tahan terhadp penyakit, energi-energi fisik dan emosi, seksualitas, penampilan atlet dan selera fisik, mengatur keseimbangan gula dan cairan didalam tubuh.
Warna ini dapat digunakan pada ruang bermain, ruang latihan, sanggar tari, dan ruang olah raga, atau tempat terjadi perkumpulan social.
Jangan menggunakan warna ini pada ruang-ruang istirahat.
commit to user
kuning memberi energi pada kelenjar adrenalin, system saraf simpatik sehingga memberikan energi pada otot,
denyut jantung, pencernaan, dan peredaran darah. Warna ini merangsang saluran pencernaan, aktivitas mental, kejelasan mental, alasan lisan, dan kekuatan kemauan.
Gunakan warna kuninga di ruang baca dan belajar, ruang pertemuan social dan tempat dimana diperlukan pembicaraan yang hidup, dan untuk dekorasiruang atau gedung yang digunakan ole hank-anak yang mengalami kesulitan belajar.
Jangan gunakan warna ini pada ank dan orang dewasa yang hiperaktif, agresif, atau memiliki kelainan perilaku, dan ruang istirahat.
c. Hijau Memberi energi pada kelenjar timus, warna ini merangsang
jantung, paru-paru, bronchus, lengan, tangan, kulit, peredaran darah sirkuler, dan system daya tahan tubuh. Hijau menunjukkan perasaan yang positif, kasih saying, dan kepekaan.
Gunakan warna ini pada setiap ruangan, bangunan, ruang kerja, atau sanggar dimana dibutuhkan ketenangandan
commit to user
melibatkan sentuhan fisik, serta ruang-ruang istirahat. Jangan digunakan pada ruang laboratorium atua ruang dimana diperlukan pemikiran yang analistis, atau bagi penderita penyakit auto-imunitas.
d. Biru langit Memberi energi pada kelenjar tiroid sehingga memberi
energi pada metabolisme, pengendalian suhu tubuh. Warna ini merangsang suara, ungkapan diri, komunikasi, tanggung jawab pribadi, dan pendengaran.
Gunakan warna ini untuk kamar tidur, ruang istirahat, klinik, setiap ruangan atau bangunan yang digunakanuntuk prosedur klinik, penyimpan produk susu, penyimpanan dingin, dan bagi mereka yang sedang menderita gangguan insomnia dan mengalami syok.
Jangan gunakan warna ini pada anak atau orang dewasa yang mengalami kedinginan atau menggigil, dan bagi penderita kekurangan fungsi tiroid atau metabolisme yang lambat.
e. Biru gelap atau indigo Memberi energi pada kelenjar pineal. Warna ini merangsang otak bagian bawah, system saraf pusat dan
commit to user
melatonin, Karena itu biru gelap merangsang aktivitas hormonal diseluruh tubuh, proses-proses yang tidak disadari, imajinasi, pemahaman, naluri dan kemampuan psikis atau paranormal.
Gunakan warna ini untuk ruang-ruang kontemplasi
(renungan) dan meditasi. Jangan gunakan warna ini untuk ruang bermain atau pusat-
pusat aktivitas fisik.
f. Ungu atau violet Memberikan energi pada kelenjar pituitary. Warna ini
merangsang otak bagian atas dan system saraf, kreativitas, ilham, estetika (keindahan), kemampuan artistic, dan cita- cita luhur.
Gunakan warna ini pada orang-orang yang ingin mengilhami aktivitas artistic, estetik, imajinatif, dan spiritualitas, memfasilitasi pemusatan perhatian yang jelas, kesadaran dan meditasi, ruang-ruang teater, ruang kelas anak-anak.
Jangan gunakan warna ini diruangan yang digunakan untuk hiburan atau dimana kita menginginkan adanya percakapan, atau diruangan dan bangunan yang ditinggali oleh orang yang memiliki gangguan mental, terutama
commit to user
yang tidak berdasar atau tidak rasional) atau depersonalisasi (kehilangan rasa memiliki identitas pribadi) atau kecenderungan untuk mengundurkan diri.
7. Interior Sistem
a. Pencahayaan
Ada 2 jenis pencahayaan, yaitu :
1) Pencahayaan alami
Pencahayaan alami adalah pencahayaan yang berasal dari sinar matahari, sinar bulan, sinar api dan sumber-sumber lain dari alam (fosfor). Sumber pencahayaan alami yang kita gunakan dalam perancangan ruang dalam pada umumnya dipakai pencahayaan sinar matahari.
Pencahayaan alami dapat dibedakan dalam dua macam: Pencahayaan langsung
berasal dari matahari/ secara langsung melalui atap/ vide, jendela, gebting kaca dan lain-lain.
Pencahayaan tidak langsung
berasal dari sinar matahari secara tidak langsung. Sistem pencahayaan tersebut banyak kita temui penggunaannya dalam perancangan ruang dalam melalui skylight, permainan bidang kaca dan lain-lain.
commit to user
Pencahayaan buatan adalah pencahayaan yang berasal dari cahaya buatan manusia. Misalnya cahaya lilin, sinar lampu dan lain-lain.
Jenis-jenis pencahayaan dapat dibedakan menjadi lima macam, yaitu : Pencahayaan langsung
Adalah semua sinar yang langsung memancar dari pusatnya ke arah objek yang disinari. Sistem tersebut banyak menggunakan lampu-lampu sorot untuk menyinari unsur-unsur dekorasi dalam ruang, dapur dan toko-toko (etalase-etalase toko) dan juga lampu-lampu meja/ lantai.
Pencahayaan tidak langsung
Adalah jika sumber pencahayaan disembunyikan dari pendangan mata kita sehingga cahaya yang kita rasakan adalah hasil pantulannya.
Pencahayaan setempat
Adalah pencahayaan yang diarahkan untuk menerangi ke suatu tempat atau obyek.
commit to user
Adalah jika sinar yang memancar langsung dari sumbernya terlebih dahulu melalui suatu bahan atau material yang akan menyebarkan sinar tersebut dalam area lebih besar dari sumbernya sendiri.
Pencahayaan khusus
Sistem pencahayaan khusus dibutuhkan untuk jenis pekerjaan-pekerjaan tertentu. Misalnya pencahayaan di ruang operasi, lampu sorot di ruang pameran, dan sebagainya. (Pamudji Suptandar, 1999 )
Contoh sumber cahaya, antara lain adalah : Lampu Pijar (Incandescent)
Lampu pijar terdiri dari 3 pokok, yaitu basis, filamen (benang pijar) dan bola lampu. Besarnya aliran cahaya yang dihasilkan oleh lampu pijar yang sedang menyala tergantung pada suhu filamennya. Dengan memperbesar input tenaga, suhu filamen meningkat, radiasi bergeser ke arah gelombang cahaya lebih pendek dan lebih banyak cahaya tampak lebih putih. Pengendalian lampu pijar sebagai sumber cahaya umumnya dengan melapisi bola lampu dengan maksud mendifusikan cahaya dan diperoleh cahaya.
commit to user
Pada prinsipnya lampu halogen termasuk ke dalam lampu pijar karena prinsip kerjanya mirip dengan lampu pijar. Dengan daya yang sama dengan lampu pijar, cahaya yang dihasilkan lampu halogen lebih terang dan lebih putih dibandingkan dengan lampu pijar. Oleh karena itu cahaya lampu halogen dapat memunculkan warna asli dari objek yang dikenai cahaya.
Lampu Fluorecent
Bentuk lampu ini dapat berupa tabung maupun bola. Lampu jenis ini merupakan salah satu pelepas listrik yang berisi gas air raksa bertekanan rendah. Lampu fluoresent generasi terbaru penggunaan listriknya semakin efisien (mencapai 80 lumen per watt) dan distribusi speltralnya (pancaran panjang gelombang cahaya) mendekati grafik kepekaan mata, sehingga tidak terjadi penyimpangan warna.
Lampu HID (Hide Intensity Discharge )
Cahaya dihasilkan oleh lecutan listrik melalui uap zat logam. Lampu mercury menghasilkan cahaya dari lecutan listrik dalam tabung kaca atau kuarsa berisi uap merkuri bertekanan tinggi. Efikasinya antara 40-60
commit to user
menguapkan merkuri sebelum menghasilkan cahaya maksimal. Karena hal itulah, disebut lampu metal halid
Lampu metal halide
Lampu metal halide menghasilkan cahaya putih dengan kualitas warna yang baik dan terseedia dalam berbagai ukuran. Lampu metal halide standar cenderung memiliki temperatur warna dari 3700 hingga 4100K dan tampak terlihat dingin dan sedikit kehijauan. Indeks penampilan warnanya adalah 65 hingga 70. Lampu metal halide standar khususnya digunakan dimana warna bukanlah hal yang penting, seperti arena olahraga, tempat parkir, pencahayaan taman, dan lampu sorot.
Lampu sodium
Dua jenis lampu sodium yaitu lampu sodium bertekanan tinggi/ high-pressure sodium (HPS) dan lampu sodium bertekanan rendah/ low-pressure sodium (LPS). Warna cahaya lampu sodium cenderung kekuningan. Lampu HPS menampilkan warna cahaya merah jambu keemasan yang cenderung menciptakan ruang dengan warna yang sangat coklat atau warna berkualitas rendah.
commit to user
Lampu uap merkuri adalah jenis lampu yang lebih lama dari jenis lampu lainnya yang tetap digunakan sebagai lampu jalan dan lampu keamanan. Akan tetapi, dibandingkan dengan lampu HID lainnya, lampu uap merkuri relatif kurang dalam segi warna cahaya dan efisiensi energi yang rendah. Lampu ini hampir tidak pernah digunakan dalam konstruksi bangunan baru. ( Mark Karlen & James Benya, 2006 : 10)
Atribut yang paling penting dari pencahayaan pada sebuah restoran/ cafe adalah kemampuan untuk menciptakan karakter atau suasana. Tujuan ini biasanya berjalan bersamaan dengan desain interior restoran/cafe,
yang seringkali cenderung mengekspresikan tema atau suasana khusus. Pada restoran/ cafe bertema, kecenderungannya adalah menggunakan banyak pencahayaan dekorasi bertema seperti lentera, lampu gantung dan chandelier. Gaya masa kini pada desain restoran/ cafe menggunakan chandelier tradisional atau teknik pencahayaan eksotik lainnya dalam desain yang disukai banyak orang. ( Mark Karlen & James Benya, 2006 : 106)
Pencahayaan di dalam merchandise shop merupakan prioritas utama, karena merupakan salah satu unsur yang
commit to user
dipamerkan. Unsur pencahayaan pada display biasanya menggunakan teknik pancahayaan yang dibuat-buat dan memberikan efek yang dapat menambah suatu obyek yang dipamerkan menjadi lebih indah. Untuk memberikan efek yang menarik, maka pencahayaan buatan baik secara langsung maupun tidak langsung di dalam ruang menggunakan berbagai macam jenis lampu khusus.
Pemilihan lampu yang digunakan untuk pencahayaan buatan di dalam merchandise shop sangat efektif, namun tidak lepas dari standar penerangan yaitu cara penyinaran. Macammacam cara pemasangan lampu sebagai berikut :
1) Pemakaian cahaya dengan lampu sorot terarah yang
mengarah ke bawah.
Gambar 2.14 Lampu Sorot Terarah Kebawah
Susunan lampu di atas digambarkan sebagai susunan lampu yang teratur di langit-langit yang akan memberikan
commit to user
penerangan.
2) Pemakaian cahaya dengan lampu sorot dinding rel aliran
Gambar 2.15 Lampu Sorot Dinding Rel
Lampu di atas, dipasang terutama pada bagian ruang pameran dan galeri. Penerangannya dibuat secara vertikal sebesar 50 lux dan 300 lux yang harus dicapai sebagai spesifikasi khusus di daerah pameran. Untuk pemilihan lampunya, digunakan lampu pijar dan lampu bahan bercahaya.
commit to user
Gambar 2.16 Wallwasher Lamp
Pada lampu sorot di atas, dipasang dengan sudut penyinaran yang lebih disukai yaitu 10 o , 30 o , 90 o (lampu sorot) yang dilindungi IR dan UV serta memiliki filter warna.
4) Pemasangan cahaya dengan memasukkan cahaya sesuai dengan keinginan terhadap objek dan zona dinding, yaitu dengan sudut 30 o (optimum) dan 40 o . Pemasangan lampu tersebut dapat dilihat gambar di (Ernst Neufert, 1996 : 131) bawah ini, antara lain sebagai berikut :
Gambar 2.17
Customize Light
commit to user
Penghawaan merupakan faktor terpenting dalam proses pergantian udara. Udara kotor dapat diganti dengan udara bersih melalui pintu dan jendela. Tingkat kepuasan penghawaan dapat dicapai dari proses mendinginkan udara mencapai temperatur dan kelembaban distribusi udara dalam ruang dapat diperhatikan pada tingkat keadaan yang diinginkan (John F. Pile, 1995, hal.414)
Jenis penghawaan berdasarkan sumbernya ada 2 macam,
yaitu :
1) Penghawaan Alami
Yaitu penghawaan yang bersumber dari alam (natural). Penghawaan alami di dalam suatu ruangan maka harus diperhatikan ventilasi silang, yang merupakan ventilasi horizontal yang terbuka dari 2 arah yang berhadapan. Untuk itu perlu direncanakan secara cermat dan baik agar penghawaan alami yang dipergunakan ini sesuai dengan kebutuhan.
2) Penghawaan Buatan
Yaitu penghawaan yang dibuat dengan campur tangan manusia. Penghawaan buatan diperlukan pada ruang serba guna karena tidak memungkinkan perlubangan-perlubangan yang dapat mengakibatkan kebocoran suara sehingga tercipta kondisi akustik yang tidak baik. Penghawaan buatan dalam hal ini
commit to user
terdiri dari : Window Unit
yaitu AC yang digunakan pada ruang-ruang kecil dimana sistem mekanisnya terdapat dalam suatu unit kompak
Split Unit
yaitu AC yang digunakan untuk 1 atau beberapa ruang. Sedangkan kelengkapan untuk evaporator terpisah pada tiap ruang
Central AC
yaitu AC yang digunakan untuk ruang luas dan perlengkapan keseluruhannya terletak di luar ruangan, kemudian didistribusikan ke ruang-ruang melalui ducting dan berakhir dengan aliran diffuser (Pamuji Suptandar, 1982, hal.85)
Penggunaan AC bertujuan menjaga temperatur, kelembababn dan distribusi udara dalam ruangan dapat dipertahankan pada tingkat keadaan yang diinginkan. (John F. Pile, 1980, hal.414)
commit to user
Akustika adalah cabang dari ilmu fisika yang menyelidiki dan mempelajari penghasilan, pengendalian, penyampaian, penerimaan, dan pengaruh bunyi. Sedang bunyi adalah gelombang getaran-gataran mekanis dalam udara atau benda padat yang masih bisa ditangkap oleh telinga manusia yang memiliki frekwensi antara 16-20.000 Hz.
Ruang yang baik adalah ruang yang sesuai menjawab kebutuhannya dari salah satu faktornya adalah mengenai gangguan seperti bsising, gema, gaung dan sebagainya. Penanganan gangguan yang terjadi dalam ruang menjadikan menjadikan perlunya kualitas akustik yang sebaik-baiknya. Akustik dapat mengatasi maslah teknis yang berhubungan langsung dengan suatu desain interior, antara lain tingkat bunyi yang berlebihan, perlindungan privasi ruang, tingkat kejelasan pencakupan dengan latar belakang suara dan pengadaan suara latar yang sesuai dengan situasi tertentu (John F. Pile, 1980, hal. 421).
Tujuan dari akustik adalah meniadakan dan mengurangi bunyi yang sifatnya mengganggu, kemudian mengatur sistem bunyi tata suara agar bunyi yang dikehendaki terdengar jelas tanpa gangguan, serta menjaga kontinuitas bunyi dan perambatannya dalam ruang-ruang khusus yang menghendaki sistem akustik spesifik.
commit to user
terdapat 3 faktor yang harus diperhatikan yaitu :
1) Bunyi Langsung, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang berjalan langsung mencapai pendengaran
2) Bunyi Pantul, yaitu bunyi yang berasal dari sumber suara yang dalam pencapaian sebelum ke pendengaran, lebih dahulu mengenai bidang pantul
3) Bunyi Serap, yaitu bunyi yang mengalami penyerapan karena material absorbsi (Prasasto Satwiko, 2004, hal.129)
Kualitas dan kuantitas suara dapat dipengaruhi oleh beberapa hal, yaitu:
1) Permukaan pantul. Baik permukaan lantai, dinding, plafon, dan
benda-benda dalam ruang.
2) Konstruksi dan bahan bangunan.
3) Luas dan fungsi ruang.
4) Pengaruh lingkungan.
Untuk mengatasi suara yang tidak kita inginkan dapat mengunakan peredam suara yaitu dengan cara menggunakan perangkat alat untuk mengurangi arau menghambat getaran suara. Saat ini cara yang paling efektif atau umum untuk meredam kebisingan adalah dengan mencegat atau memutus perambatan
commit to user
teknologi baru yang meredam bunyi justru dengan menimbulkan bunyi lain.
Akustik Studio
Akustik studio membutuhkan perhatian khusus karena sangat berpengaruh pada pembentukan ruang sehingga dapat menghasilkan studio yang baik dalam bentuk layout, volume ruang, maupun dalam penentuan material akustik yang dapat menyesuaikan diri dengan peralatan dan persyaratan akustik yang dituntut oleh masing-masing jenis kegiatan.
a. Batas-batas dan Persyaratan Kenikmatan Audio
Gambar 2.18 Daerah frekuensi yang dapat ditangkap indera dengar manusia. Sumber : Fisika Bangunan I
commit to user
, jumlah penyerapan oleh material bangunan dan kuantitas waktu reverberant bunyi, yaitu :
RT = k (V/Sa)
Gambar 2.19 Gb. Reverberation time dengan volume aula Sumber : Fisika Bangunan I
Dalam penanganan desain akustik dalam ruangan ada beberapa faktor yang seharusnya diperhatikan untuk mendapatkan kenyamanan akustik, diantaranya adalah :
1) Bentuk bidang pembatas ruang yaitu dinding, lantai
ataupun langit-langitnya.
commit to user
mengenal karakter bahan yang kita akan pergunakan dalam ruang tersebut perlu untuk dimengerti. Secara umum dibedakan : Penyerapan nada-nada tinggi
Yaitu Bahan-bahan yang mengandung banyak hawa udara atau berpori-pori- lembut. Misalnya serabut gelas, serabut kayu, serabut kelapa, bahan sintesisi berbentuk busa dan sebagainya. Semakin berpori semakin ringanlah bahan dan semakin bagus sebagai penyerap nada- nada tinggi.
Penyerapan nada-nada menengah dan rendah
Penyerap nada-nada menengah dan rendah (gelombang panjang) bekerja pada prinsip pengubahan energi bunyi ke energi mekanis, yaitu gerak getaran suatu selaput, membran atau pelat yang relatif tipis tetapi padat dan karenanya bisa bergetar secepat mungkin, sehingga banyak energi bunyi diubah menjadi getaran selaput/resonator.
3) Memperhatikan metode konstruktif pemasangan bahan,
yaitu pemasangan pelat-pelat akustik yang tepat.
commit to user
a) Dinding berlapis tunggal
Dapat direncanakan dengan tergantung pada 3 faktor
Volume dinding dan beratnya Jumlah pori-pori di dalamnya (kepadatan) Kekakuan lentur
b) Dinding berlapis majemuk
Lazimnya terdiri dari 2 lapisan perantara di tengahnya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan
isolasi : Kepadatan dan berat bahan setiap lapisan Derajat kekakuan bahan dalam hubungan
dengan kemampuan resonansinya. Jarak antara kedua lapisan Lapisan udara diantaranya atau sifat kekauan
bahan lapisan tengah.
commit to user
Gambar 2.20 Dinding berlapis majemuk Sumber : Yulvan, 2004
5) Perletakan Program Ruang
Pembagian zone bising dan tenang dalam konsep perencanaan dan perancanagan arsitektur perlu untuk menentukan perletakan program ruang ditinjau dari tuntutan kegiatan yang diwadahi oleh ruang tersebut.
d. Sistem Keamanan
Sistem pengamanan terhadap kegiatan yang berlangsung menggunakan sistem sekuriti, CCTV ( Closed Circuit Television ) dan Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada pintu). CCTV (Closed Circuit Television) adalah suatu alat yang berfungsi untuk memonitor suatu ruang melalui layar televisi/monitor, yang menampilkan gambar dari rekaman kamera yang dipasang pada
commit to user
bagian keamanan. Semua kegiatan dapat dimonitor di ruang khusus. Pada sistem pengamanan terhadap fisik bangunan berupa pengamanan terhadap bahaya kebakaran.
1) Sistem pengamanan terhadap bahaya kebakaran adalah :
a) Sistem pendeteksi awal Smoke detektor. Alat ini bekerja bila suhu mencapai
70 0 C. Fire alarm sistem. Alarm yang otomatis akan berbunyi
jika ada api atau panas pada suhu 135 0 C - 160 0 C
b) Fire estinguisher
c) Sprinkler Penempatan titik – titik sprinkler harus disesuaikan dengan standar yang berlaku dalam kebakaran ringan. Setiap sprinkler dapat melayani luas area 10-20 m dengan ketinggian ruang 3 m. Ada beberapa cara pemasangan sprinkler seperti dipasang di bawah plafon atau di pasang pada dinding. Kepala sprinkler yang dipasang dekat dinding, harus mempunyai jarak tidak boleh lebih dari 2,25m dari dinding.
commit to user
Hidrant kebakaran adalah suatu alat untuk memadamkan kebakaran yang sudah terjadi dengan menggunakan alat baku air.
Gambar 2.21
Fire estinguisher dan Hidrant kebakaran
Sumber : www.webdesign.com
Dalam usaha memadamkan kebakaran selain api faktor utama yang harus diperhatikan adalah asap. Untuk mancegah mengalirnya asap kemana-mana diperlukan alat-alat seperti :
a) Fire damper
Alat untuk menutup pipa ducting yang mengalirkan udara supaya asap dan api tidak menjalar kemana-mana. Alat ini bekerja secara otomatis, kalau terjadi kebakaran akan segera menutup pipa-pipa tersebut.
commit to user
Alat ini dipasang pada daerah-daerah yang menghubungkan udara luar. Kalau terjadi kebakaran, asap yang timbul segera dapat mengalir keluar, sehingga para petugas pemadam kebakaran akan terhindar dari asap-asap tersebut.
c) Vent & exhaust Dipasang di depan tangga kebakaran yang akan berfungsi menghisap asap yang akan masuk pada tangga yang akan dibuka pintunya. Dapat pula dipasang di dalam tangga, secara otomatis berfungsi memasukkan udara untuk memberikan tekanan pada udara di dalam ruang tangga.
Macam-macam system pemadaman yaitu sebagai berikut:
a) Penguraian, yaitu memisahkan atau menjauhkan benda-benda
yang dapat terbakar.
b) Pendinginan, yaitu penyemprotan air pada benda-benda yang
terbakar.
c) Isolasi atau lokalisasi, yaitu dengan cara menyemprotkan bahan
kimia CO2. Blasting affect system, yaitu dengan cara memberikan tekanan yang tinggi, misalnya dengan jalan meledakkan bahan peledak
commit to user
Sistem keamanan dari ancaman kejahatan manusia (pencurian) diterapkan dengan : Sistem sekuriti CCTV (Close Circuit Television) dan CCTV putar Heavy duty door contact (sensor yang dipasang pada
pintu). Signal sensor Infrared camera Metal detector, dll
commit to user