secara parallel dengan meningkatnya konsentrasi asam oleat yang disebabkan oleh perubahan stratum korneum Larrucea, et al., 2001.
2.3 Kulit
Kulit adalah organ tubuh yang paling luas dan mudah diakses. Kulit orang dewasa memiliki luas permukaan sekitar 2 m
2
ketebalan sekitar 3 mm, menerima satu  per  tiga  sirkulasi  darah,  dan  berfungsi  untuk  melindungi  dan  menerima
rangsangan dari lingkungan Washington, et al., 2003.
2.3.1 Anatomi dan fisiologi kulit
Kulit  terdiri  dari  tiga  lapisan,  berturut3turut  mulai  dari  yang  paling  luar adalah sebagai berikut:
a. lapisan epidermis
b. lapisan dermis c. jaringan subkutan
Gambar 2.2 menunjukkan struktur kulit Washington, et al., 2003.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2 Struktur kulit 2.3.1.1 Epidermis
Epidermis adalah lapisan pelindung terluar yang tipis, kering, dan tangguh. Epidermis membentuk penghalang untuk mencegah hilangnya air, elektrolit, dan
nutrisi  dari  dalam  tubuh,  serta  membatasi  masuknya  zat3zat  dari  lingkungan  ke dalam  tubuh.  Kerusakan  epidermis  menyebabkan  terjadinya  difusi  senyawa  ke
dalam kulit sekitar 1000 kali lebih cepat Washington, et al., 2003. Lapisan epidermis tersusun dari lima lapisan yaitu:
a. Lapisan tanduk Stratum korneum
Lapisan  stratum  korneum  dari  kulit  adalah  lapisan  pelindung  utama  dan terdiri dari delapan sampai enam belas lapisan sel yang pipih, berlapis3lapis, dan
berkeratin.  Setiap  sel  memiliki  panjang  sekitar  34344  µm,  lebar  25336  µm,  dan tebal  0,1530,2  µm.  Lapisan  sel  ini  secara  berkesinambungan  digantikan  dari
lapisan basal. Stratum korneum sering digambarkan sebagai susunan batu bata, di mana  bagian  keratinosit  sebagai  zat  hidrofilik  membentuk  batu  bata  dan  lipid
interselular  adalah  celah3celah  susunan,  sehingga  terdapat  jalur  hidrofobik  yang kontinu di dalam stratum korneum. Washington, et al 2003.
Untuk  senyawa  hidrofilik,  stratum  corneum  memberikan  tahanan  difusi 1000  kali  untuk  penetrasi  ke  dalam.  Tetapi  untuk  senyawa  yang  terlalu  lipofilik
dengan  koefisien  partisi  lebih  dari  400  maka  lapisan  dermis  yang  hidrofilik
merupakan barier yang nyata untuk absorpsi sistemik Riviere dan Papich, 2001.
b. Lapisan Lusidum stratum lusidum.
Universitas Sumatera Utara
Lapisan  ini  tersusun  dari  beberapa  lapisan  sel  transparan,  terletak  di  atas stratum  granulosum.  Biasanya  terdapat  pada  tangan  dan  telapak  kaki  Barry,
1983.
c. Lapisan granulosum stratum granulosum
Lapisan ini terdiri dari 2 sampai 3 lapisan sel dan terletak di atas lapisan spinosum. Dinamakan lapisan granulosum karena sel3sel lapisan ini mengandung
granul keratohyalin yang menyebabkan sel berbentuk granul.
d. Lapisan spinosum stratum spinosum Lapisan  ini  memiliki  banyak  koneksi  intraseluler  yang  dinamakan
desmosom.  Sebagai  akibatnya,  muncul  proyeksi  seperti  duri  di  permukaan  sel. Sel3sel  pada  lapisan  ini  dipisahkan  oleh  celah  yang  sangat  sempit.  Celah  ini
merupakan  tempat  mengalirnya  pembuluh  limfe  yang  kaya  nutrisi.  Lapisan spinosum merupakan lapisan yang paling tebal dari epidermis.
e. Lapisan basal stratum basale Lapisan  ini  terdiri  dari  satu  lapis  sel  berbentuk  kolumnar,  berbatasan
dengan  membran  basal  yang  berkontak  dengan  dermis.  Lapisan  ini  terus membelah  dan  sel  hasil  pembelahan  ini  bergerak  ke  atas  membentuk  lapisan
spinosum Mitsui, 1997. Pada lapisan epidermis terdapat Mitsui, 1997:
a. Keratinosit, yang berfungsi untuk membentuk lapisan yang tahan terhadap zat kimia dan biologis.
b. Melanosit, yang berfungsi memproduksi melanin. Sel ini tersebar di antara
sel basal di lapisan basal.
Universitas Sumatera Utara
c. Sel  Langerhans  dengan  sistem  imun  yang  berfungsi  sebagai  mekanisme
pertahanan terhadap zat asing. 2.3.1.2 Dermis
Dermis  corium  merupakan  jaringan  penyangga  berserat  dengan ketebalan rata3rata 335 mm. Komponen lapisan dermis, yaitu Barry, 1983:
a. Kolagen