11. Regression Weights

Tabel IV.11. Regression Weights

Regression Weights

Estimate

S.E. C.R. P Persepsi kualitas merek <--- Country of origin 1.910 .372 5.128 *** Persepsi penerimaan harga <--- Harga -1.928 .330 -5.838 *** Persepsi nilai <--- Persepsi kualitas merek .980 .108 9.114 *** Persepsi nilai <--- Persepsi penerimaan harga .171 .063 2.715 .007 Niat membeli <--- Persepsi nilai .725 .113 6.435 ***

Sumber: Data primer 2010 yang diolah

Dari tabel dapat dilihat bahwa pengaruh country of origin terhadap persepsi kualitas, tingkat harga terhadap persepsi penerimaan harga, persepsi kualitas terhadap persepsi nilai, persepsi penerimaan harga terhadap persepsi nilai, dan persepsi nilai terhadap minat pembelian adalah signifikan pada Dari tabel dapat dilihat bahwa pengaruh country of origin terhadap persepsi kualitas, tingkat harga terhadap persepsi penerimaan harga, persepsi kualitas terhadap persepsi nilai, persepsi penerimaan harga terhadap persepsi nilai, dan persepsi nilai terhadap minat pembelian adalah signifikan pada

Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa seluruh jalur yang dianalisis memiliki hubungan yang signifikan, terlihat dari besarnya tingkat signifikansi uji hipotesis yang lebih besar dari 5% = 1,96.

4.4.1. Pembahasan

Berikut adalah pembahasan untuk setiap hipotesis dalam penelitian ini:

Hipotesis 1

H 1 : country of origin berpengaruh positif pada persepsi kualitas merek. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi kualitas merek. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.11 dimana nilai C.r country of origin pada persepsi kualitas sebesar 5.128 signifikan pada p< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 didukung. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa country of origin berpengaruh positif pada persepsi kualitas merek. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Yaprak dalam Thanasuta et al. (2008) yang membuktikan dari pengujiannya bahwa negara asal memberikan dampak positif terhadap kualitas merek. Yaprak menguji eksekutif bisnis dari Amerika dan Turki memiliki niat membeli merek mobil, kamera dan kalkulator tertentu yang terbuat dari negara Jerman, Jepang dan Italia. Sehingga bisa disimpulkan bahwa konsumen akan memilih produk dengan negara asal yang berkompeten, dengan begitu nama mereknya juga H 1 : country of origin berpengaruh positif pada persepsi kualitas merek. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah country of origin berpengaruh positif pada persepsi kualitas merek. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.11 dimana nilai C.r country of origin pada persepsi kualitas sebesar 5.128 signifikan pada p< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 1 didukung. Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa country of origin berpengaruh positif pada persepsi kualitas merek. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian oleh Yaprak dalam Thanasuta et al. (2008) yang membuktikan dari pengujiannya bahwa negara asal memberikan dampak positif terhadap kualitas merek. Yaprak menguji eksekutif bisnis dari Amerika dan Turki memiliki niat membeli merek mobil, kamera dan kalkulator tertentu yang terbuat dari negara Jerman, Jepang dan Italia. Sehingga bisa disimpulkan bahwa konsumen akan memilih produk dengan negara asal yang berkompeten, dengan begitu nama mereknya juga

Hipotesis 2

H 2 : Harga berpengaruh negatif pada persepsi penerimaan harga.

Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah harga berpengaruh negatif pada persepsi penerimaan harga. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel

IV.17 dimana nilai C.r harga pada persepsi penerimaan harga sebesar -5.838 signifikan pada p< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 didukung . Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa harga berpengaruh negatif pada persepsi penerimaan harga. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dodds et al. (1991) dalam Maxwell (2001), yang membuktikan hubungan logis antara harga dan persepsi penerimaan harga. Hubungannya yaitu terbalik, bahwa semakin tinggi harga, semakin rendah persepsi penerimaan harga. Dengan konsumen mahasiswa UNS, yang mayoritas mengerti akan teknologi yang terdapat dalam sebuah laptop, maka mereka akan mengevaluasi harganya dengan apa yang didapatkannya. Dengan teknologi yang biasa-biasa saja tetapi memiliki harga yang mahal, maka konsumen akan semakin rendah terhadap penerimaan harga IV.17 dimana nilai C.r harga pada persepsi penerimaan harga sebesar -5.838 signifikan pada p< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 2 didukung . Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa harga berpengaruh negatif pada persepsi penerimaan harga. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dodds et al. (1991) dalam Maxwell (2001), yang membuktikan hubungan logis antara harga dan persepsi penerimaan harga. Hubungannya yaitu terbalik, bahwa semakin tinggi harga, semakin rendah persepsi penerimaan harga. Dengan konsumen mahasiswa UNS, yang mayoritas mengerti akan teknologi yang terdapat dalam sebuah laptop, maka mereka akan mengevaluasi harganya dengan apa yang didapatkannya. Dengan teknologi yang biasa-biasa saja tetapi memiliki harga yang mahal, maka konsumen akan semakin rendah terhadap penerimaan harga

Hipotesis 3

H 3 : Persepsi kualitas merek berpengaruh positif pada persepsi nilai

Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah persepsi kualitas merek berpengaruh positif pada persepsi nilai. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.17 dimana nilai C.r persepsi kualitas pada persepsi nilai sebesar 9.114 dan signifikan pada p< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 3 didukung . Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa persepsi kualitas merek berpengaruh positif terhadap persepsi nilai. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Chapman dan Wahlers (1999) dan Sarah Maxwell (2001). Suatu produk yang dipersepsikan memiliki kualitas baik dalam benak konsumen maka akan dianggap bahwa produk tersebut mampu memberi kepuasan kepada konsumen. Karena terkadang konsumen kurang memahami secara rinci karakteristik suatu produk yang akan dibelinya, sehingga seringkali konsumen menggunakan merek sebagi indikator kualitas produk yang kemudian dijadikan acuan dalam mengukur value suatu produk.

Hipotesis 4

H 4 : Persepsi penerimaan harga berpengaruh positif pada persepsi nilai.

Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah persepsi penerimaan harga berpengaruh positif pada persepsi nilai. Berdasarkan hasil perhitungan Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah persepsi penerimaan harga berpengaruh positif pada persepsi nilai. Berdasarkan hasil perhitungan

Hipotesis 5

H 5 : persepsi nilai berpengaruh positif pada niat membeli. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah persepsi nilai berpengaruh positif pada niat membeli. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.17 dimana nilai C.r persepsi nilai pada niat membeli sebesar 6.435 signifikan pada p< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 5 didukung . Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa persepsi nilai berpengaruh positif pada niat membeli. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Chapman dan Wahlers (1999). Menurut mereka persepsi nilai adalah nilai yang diterima konsumen terhadap suatu produk atau H 5 : persepsi nilai berpengaruh positif pada niat membeli. Hipotesis ini bertujuan untuk menguji apakah persepsi nilai berpengaruh positif pada niat membeli. Berdasarkan hasil perhitungan pada Tabel IV.17 dimana nilai C.r persepsi nilai pada niat membeli sebesar 6.435 signifikan pada p< 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis 5 didukung . Artinya, secara statistik dapat ditunjukkan bahwa persepsi nilai berpengaruh positif pada niat membeli. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan Chapman dan Wahlers (1999). Menurut mereka persepsi nilai adalah nilai yang diterima konsumen terhadap suatu produk atau