LKP : Rancang Bangun Aplikasi Pendataan Peserta Pelatihan Dinas Tenaga Kerja Pemerintahan Kota Surabaya.

(1)

DINAS TENAGA KERJA PEMERINTAH KOTA SURABAYA

KERJA PRAKTEK

Nama

: Whika Yudha Sasmita

NIM

: 10.41010.0195

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

SURABAYA

2013

STIKOM


(2)

RANCANG BANGUN APLIKASI

PENDATAAN PESERTA PELATIHAN

DINAS TENAGA KERJA PEMERINTAH KOTA SURABAYA

LAPORAN KERJA PRAKTEK

Diajukan sebagai syarat untuk mengerjakan Tugas Akhir

Disusun oleh :

Nama

: Whika Yudha Sasmita

NIM

: 10.41010.0195

Program : S1 (Strata Satu)

Jurusan

: Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

SURABAYA

2013

STIKOM


(3)

Bersyukur adalah cara menikmati hidup yang sempurna.

Tetap bertahan dalam keadaan apapun adalah cara mensyukuri

nikmat dari Tuhan Yang Maha Esa.

STIKOM


(4)

Ku Persembahkan kepada

Bapak, Ibu, Adik, Teman Terbaikku,

Dan Semua Orang Yang Selalu Menyayangiku

STIKOM


(5)

i

Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota Surabaya khususnya pada Bidang Penempatan, Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kerja, fungsi salah satu dari bidang ini yaitu menyelenggarakan kegiatan pelatihan. Pelatihan yang diselenggarakan ini bekerja sama dengan berbagai lembaga pelatihan. Selama ini proses pendataan peserta pelatihan masih menggunakan bantuan aplikasi Microsoft Excel yang rentan kehilangan data karena tidak pernah dilakukan backup file oleh pegawai yang menanganinya. Proses pembuatan laporan saat ini masih mengandalkan copy dan paste

dari berbagai file rekap data peserta pelatihan dalam bentuk Microsoft Excel.

Dari permasalahan tersebut dibutuhkan sebuah aplikasi untuk menangani proses pendataan peserta pelatihan. Aplikasi Pendataan Peserta Pelatihan adalah sebuah aplikasi yang digunakan untuk melakukan pengelolaan proses pendaftaran, pencarian data peserta pelatihan, proses manajeman kelas dan lembaga pelatihan, dan pembuatan laporan data peserta pelatihan, kelas, dan lembaga pelatihan.

Dengan adanya aplikasi yang dibuat ini, maka dapat membantu pengelolaan proses pendaftaran peserta pelatihan, pencarian data peserta pelatihan, proses manajeman kelas dan lembaga pelatihan, dan pembuatan laporan data peserta pelatihan, kelas, dan lembaga pelatihan yang dibutuhkan.

Kata kunci: Aplikasi Pendataan Peserta, Pelatihan, Lembaga Pelatihan

STIKOM


(6)

iv

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR GAMBAR. ... ix

DAFTAR TABEL. ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 4

1.3 Batasan Masalah ... 5

1.4 Tujuan ... 5

1.5 Sistematika Penulisan ... 6

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI ... 8

2.1 Sejarah Berdirinya Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya ... 8

2.1.1 VisiDinas Tenaga Kerja Kota Surabaya ... 11

2.1.2 MisiDinas Tenaga Kerja Kota Surabaya ... 11

2.1.3 Tujuan Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya ... 12

2.2 Tugas Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya Bidang Penempatan, Pembinaan, dan Pengembangan Tenaga Kerja ... 13

STIKOM


(7)

v

2.3 Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya ... 17

2.3.1 Kepala Dinas ... 18

2.3.2 Bagian Sekretariat... 20

2.3.3 Sub Bagian Perencanaan ... 21

2.3.4 Sub Bagian Keuangan ... 22

2.3.5 Sub Bagian Tata Usaha... 23

2.3.6 Bidang Pelatihan dan Produktifitas ... 25

2.3.7 Bidang Penempatan,Pembinaan, dan Pengembangan Tenaga Kerja ... 26

2.3.8 Hubungan Indutrial dan Syarat Kerja ... 29

2.3.9 Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan ... 31

2. Seksi Keselamatan Kerja... 33

2.3.10 Bidang Kependudukan ... 33

2.3.11 Kondisi Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya ... 35

BAB III LANDASAN TEORI ... 36

3.1 Definisi Pelatihan ... 36

3.2 Tujuan Pelatihan ... 37

3.3 Analisa dan Perancangan Sistem ... 38

3.4 Konsep Dasar Sistem Informasi ... 39

STIKOM


(8)

vi

3.6 Data Flow Diagram (DFD) ... 42

3.7 Entity Relationship Diagram (ERD) ... 44

3.8 Program Penunjang ... 49

3.8.1 Power Designer ... 49

3.8.2 XAMPP For Windows ... 50

3.8.3 Notepad++ ... 51

3.9 HTML5 ... 52

3.10 Cascading Style Sheets (CSS) ... 53

3.11 Hypertext Preprocessor (PHP) ... 55

3.11.1 Arsitektur PHP ... 55

3.12 MyStructured Query Language (MySQL) ... 57

3.13 Interaksi Manusia dan Komputer ... 58

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN ... 58

4.1 Identifikasi Masalah ... 59

4.2 Perancangan Sistem ... 60

4.2.1 Analisa Sistem ... 60

4.2.1.1 Proses pencatatan peserta pelatihan ... 60

4.2.1.2 Proses pembuatan laporan peserta pelatihan ... 61

4.3 Desain Sistem ... 62

STIKOM


(9)

vii

4.3.1.1 Document Flow Pendaftaran Peserta Pelatihan ... 63

4.3.1.2 Document Flow Pencatatan Lembaga dan Kelas ... 64

4.3.1.3 Document Flow Pembuatan Laporan ... 65

4.3.2 System Flow ... 66

4.3.2.1 System Flow Proses Manajemen Data Pegawai ... 67

4.3.2.2 System Flow Proses Login ... 68

4.3.2.3 System Flow Manajemen Jenis Pelatihan ... 69

4.3.2.4 System Flow Manajemen Kelas dan Lembaga Pelatihan ... 70

4.3.2.5 System Flow Pendaftaran Peserta Pelatihan ... 72

4.3.2.6 System Flow Manajemen Peserta yang Sudah Mengikuti Pelatihan . 74 4.3.2.6 System Flow Pembuatan Laporan ... 75

4.3 Data Flow Diagram (DFD) ... 76

4.4.1 Diagram Berjenjang ... 76

4.4.2 Context Diagram ... 77

4.4.3 DFD Level 0 ... 78

4.4.4 DFD Level 1 Manajemen Data Pegawai ... 79

4.4.5 DFD Level 1 Proses Login ... 80

4.4.6 DFD Level 1 Manajemen Jenis Pelatihan ... 81

4.4.7 DFD Level 1 Manajemen Kelas dan Lembaga Pelatihan ... 82

STIKOM


(10)

viii

4.4.8 DFD Level 1 Manajemen Peserta Pelatihan yang Sudah Mengikuti

Pelatihan ... 84

4.4.9 DFD Level 1 Pembuatan Laporan ... 85

4.5 Perancangan Database ... 86

4.5.1 Entity Relational Diagram Conceptual Data Model (CDM) ... 87

4.5.2 Entity Relational Diagram Physical Data Model (PDM) ... 88

4.5.3 Struktur Databse dan Tabel ... 88

4.6 Desain Input dan Output ... 93

4.5 Implementasi dan Evaluasi ... 105

4.5.1 Teknologi ... 105

4.6 Implementasi System ... 106

BAB V PENUTUP ... 123

5.1 Kesimpulan dan Saran... 123

5.1.1 Kesimpulan ... 123

5.1.2 Saran ... 124

DAFTAR PUSTAKA ... 125

LAMPIRAN ... 126

STIKOM


(11)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya merupakan salah satu instansi pemerintah yang menaungi segala kegiatan yang berhubungan dengan tenaga kerja di Kota Surabaya. Pada Dinas Tenaga Kerja terdapat tiga bidang utama, yaitu Bidang Penempatan, Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kerja, Bidang Hubungan Industrial dan Syarat Kerja, dan Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan. Bidang yang menjadi fokus utama pada permasalahan ini yaitu pada Bidang Penempatan, Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kerja.

Bidang Penempatan, Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kerja memiliki tugas sebagai berikut:

1. Pelaksanaan kebijakan pusat dan provinsi, penetapan kebijakan daerah dan pelaksanaan strategi penyelenggaraan urusan pemerintah bidang ketenagakerjaan skala kota.

2. Pembinaan (pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi, dan pelaporan) penyelenggaraan urusan pemerintah bidang ketenagakerjaan skala kota.

Untuk mengurangi tingkat pengangguran serta menambah wawasan dan keterampilan, Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya setiap tahunnya wajib mengadakan pelatihan untuk warga Kota Surabaya. Pelatihan ini perlu dilaksanakan untuk membekali para peserta pelatihan agar mampu bersaing di

STIKOM


(12)

dunia kerja serta diharapkan setiap peserta pelatihan mampu membuka lapangan kerja sendiri dengan bekal ilmu yang telah diberikan pada saat pelatihan. Adapun pelatihan tersebut terdiri dari dua kategori yaitu :

1. Penyiapan Calon Tenaga Kerja Melalui Peningkatan Ketrampilan Berbasis Kompetensi, meliputi:

a. Aplikasi Komputer Akuntansi b. Komputer Desain Website c. Pemrograman Microsoft Access

d. Komputer Jaringan LAN

e. Perhotelan

2. Pelatihan Ketrampilan Usaha Mandiri Berbasis Masyarakat, meliputi: a. Otomotif (Sepeda Motor)

b. Satpam

c. Listrik (Rewendhing)

d. Elektronik (Service Handphone) e. Bangunan

f. Las Listrik g. Perkayuan h. Fotografi i. Mengemudi j. Sablon

STIKOM


(13)

Peserta merupakan asset sumber daya manusia terbesar dalam kegiatan pelatihan tersebut, karena jumlah peserta pelatihan di masing-masing bidang setiap tahunnya bertambah seiring kemajuan teknologi dan cepatnya penyebaran informasi hingga melebihi pagu yang ditentukan oleh Dinas tenaga Kerja Surabaya. Syarat menjadi peserta pelatihan adalah warga yang berdomisili di Surabaya, belum pernah mengikuti pelatihan yang sama yang diadakan oleh Dinas Tenaga Kerja pada tahun sebelumnya. Hal itu dilakukan agar pelatihan dapat merata untuk seluruh warga di Kota Surabaya. Melonjaknya peserta pelatihan dapat dilihat dari table 1.1 di bawah ini :

Tabel 1.1 Data Peserta Pelatihan Dinas Tenaga Kerja dari tahun 2010-2012

No Tahun Jumlah

1 2010 2567

2 2011 2923

3 2012 3674

Sumber : Arsip Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya (2013)

Setiap peserta yang mendaftar sebagai peserta pelatihan wajib mengisi formulir pendaftaran yang disediakan oleh Dinas tenaga Kerja yang kemudian dari formulir tersebut akan dicatat oleh petugas panitia penerimaan calon peserta pelatihan. Saat ini pendataan data peserta, update data peserta, dan laporan peserta pelatihan masih menggunakan aplikasi Microsoft Excel. Namun dalam praktiknya, dengan menggunakan aplikasi Microsoft Excel proses pencataan, update data peserta serta laporan data peserta membutuhkan waktu yang cukup lama dan sering teledornya

STIKOM


(14)

petugas dalam menyimpan berkas peserta pelatihan tersebut di komputer. Serta, menimbulkan keterlambatan penyerahan laporan kepada Kepala Bagian Bidang Penempatan, Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kerja.

Sistem pengolahan data peserta pelatihan merupakan bagian yang krusial dan perlu mendapatkan perhatian yang serius mengingat data yang masuk sangat besar setiap tahunnya dan kebutuhan laporan Kepala Bagian Bidang Penempatan, Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kerja yang tepat waktu, tentunya masalah seperti ini harus dicari jalan keluar yang dapat membantu kegiatan pendataan peserta pelatihan. Salah satunya dengan membangun aplikasi pendataan peserta pelatihan untuk memudahkan panitia pelatihan dalam mengelola data peserta pelatihan yang cepat serta akurat.

Sistem pendataan peserta pelatihan ini bertujuan untuk membantu pendataan setiap peserta yang mendaftar dan juga dapat membantu dalam pengolahan laporan yang dibutuhkan setiap bulannya, serta dapat meminimalisir tingkat kehilangan data peserta pelatihan. Dengan aplikasi ini diharapkan dapat membantu pengambilan keputusan pagu peserta pelatihan setiap tahunnya serta membantu ketersediaan data peserta pelatihan setiap tahunnya.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut: Bagaimana merancang dan membangun aplikasi pendataan peserta pelatihan Dinas tenaga Kerja Kota Surabaya yang dapat membantu ketersediaan data serta memudahkan pembuatan laporan peserta pelatihan setiap tahunnya.

STIKOM


(15)

1.3 Batasan Masalah

Implementasi kerja praktek ini dalam pembuatan Aplikasi Pendataan Peserta Pelatihan dibatasi pada hal-hal sebagai berikut :

1. Sistem ini mengambil data dari peserta pendaftar yang mengisi formulir

pendaftaran peserta pelatihan yang disediakan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya.

2. Sistem ini meliputi proses pendataan peserta pelatihan berdasarkan form yang

telah diisi pendaftar, cetak laporan peserta pelatihan pelatihan dan per-tahun Sistem yang dibangun merupakan aplikasi berbasis web yang menggunakan bahasa pemrograman php dan MySQL.

1.4 Tujuan

Tujuan dari pembuatan system ini adalah untuk membantu pendataan setiap peserta yang mendaftar dan juga dapat membantu dalam pengolahan laporan yang dibutuhkan setiap bulannya serta dapat meminimalisir tingkat kehilangan data peserta pelatihan. Dengan aplikasi ini diharapkan dapat membantu Kepala Bidang Penempatan, Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kerja dalam pengambilan keputusan pagu peserta pelatihan setiap tahunnya serta membantu ketersediaan data peserta pelatihan setiap tahunnya.

STIKOM


(16)

1.5 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan ini secara sistematis dapat dibagi menjadi 5 bab, yaitu:

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas tentang latar belakang masalah dibuatnya Rancang Bangun Aplikasi Pendataan Peserta Pelatihan Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan, sistematika penulisan.

BAB II : GAMBARAN UMUM INSTANSI

Pada bab ini membahas tentang sejarah Dinas Tenaga Kerja, Visi dan Misi Perusahaan dan Struktur Organisasi

BAB III : LANDASAN TEORI

Landasan teori ini berisi penjabaran teori yang akan dijadikan acuan analisa dan pemecahan masalah yang akan dibahas, sehingga memudahkan penulis untuk memecahkan masalah.

Landasan teori yang dibahas berupa landasan dari teori terkait dengan masalah maupun landasan teori yang digunakan untuk memecahkan masalah

BAB IV : DESKRIPSI KERJA PRAKTEK

Pada bab ini berisi tentang anasila permasalahan dan analisa yang meliputi document flow, system flow, DFD (Data Flow Diagram),

STIKOM


(17)

CDM (Conceptual Data Model), PDM (Physical Data Model), ERD

(Entity Relationship Diagram). Juga dijelaskan desain struktur

database dan desain input output form.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini ada dua sub bab yaitu kesimpulan dan saran. Kesimpulan merupakan rangkuman singkat dari hasil seluruh pembahasan masalah dan saran berisi mengenai harapan dan kemungkinan lebih lanjut dari hasil pembahasan masalah.

STIKOM


(18)

8

BAB II

GAMBARAN UMUM INSTANSI

2.1 Sejarah Berdirinya Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya

Pada awal pemerintahan Republik Indonesia, ketika Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menetapkan jumlah kementerian pada tanggal 19 Agustus 1945, kementerian yang bertugas mengurus masalah ketenagakerjaan belum ada. Tugas dan fungsi yang menangani masalah-masalah perburuhan diletakkan pada Kementerian Sosial. Baru mulai tanggal 3 Juli 1947 ditetapkan adanya kementerian Perburuhan dan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1947 tanggal 25 Juli 1947 ditetapkan tugas pokok Kementerian Perburuhan. Kemudian berdasarkan Peraturan Menteri Perburuhan (PMP) Nomor 1 Tahun 1948 tanggal 29 Juli 1947 ditetapkan tugas pokok Kementerian Perburuhan yang mencakup tugas urusan-urusan sosial menjadi Kementerian Perburuhan dan Sosial. Pada saat pemerintahan darurat di Sumatera, Menteri Perburuhan dan Sosial diberi jabatan rangkap meliputi urusan-urusan pembangunan, Pemuda dan Keamanan.

Pada pemerintahan Republik Indonesia Serikat (RIS), organisasi Kementerian Perburuhan tidak lagi mencakup urusan sosial dan struktur organisasinya didasarkan pada Peraturan Menteri Perburuhan Nomor: 1 Tahun 1950. Setelah RIS bubar, struktur organisasi Kementerian Perburuhan disempurnakan lagi dengan Peraturan Kementerian Perburuhan Nomor: 1 tahun 1951. Berdasarkan peraturan tersebut mulai tampak kelengkapan struktur

STIKOM


(19)

organisasi Kementerian Perburuhan yang mencakup Struktur Organisasi pusat sampai tingkat daerah dan resort dengan uraian tugas yang jelas. Struktur organisasi pusat ini tidak mengalami perubahan sampai dengan kwartal pertama tahun 1954. Melalui Peraturan Menteri Perburuhan Nomor: 70, mulai terjadi perubahan yang kemudian disempurnakan melalui Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 77 junto Peraturan Menteri Perburuhan Nomor: 79 Tahun 1954. Berdasarkan Peraturan tersebut Kementerian Perburuhan tidak mengalami perubahan sampai dengan tahun 1964, kecuali untuk tingkat daerah. Sedangkan struktur organisasinya terdiri dari Direktorat Hubungan dan Pengawasan Perburuhan dan Direktorat Tenaga Kerja.

Sejak awal periode Demokrasi Terpimpin, terdapat organisasi buruh dan gabungan serikat buruh baik yang berafiliasi dengan partai politik maupun yang bebas. Pertentangan-pertentangan mulai muncul dimana-mana. Pada saat itu kegiatan Kementerian perburuhan dipusatkan pada usaha penyelesaian perselisihan perburuhan, sementara itu masalah pengangguran terabaikan, sehingga melalui PMP Nomor: 12 Tahun 1959 dibentuk kantor Panitia Perselisihan Perburuhan Tingkat Pusat (P4P) dan Tingkat Daerah (P4D).

Struktur Organisasi Kementerian Perburuhan sejak Kabinet Kerja I sampai dengan Kabinet Kerja IV (empat) tidak mengalami perubahan. Struktur Organisasi mulai berubah melalui Peraturan Menteri Perburuhan Nomor: 8 Tahun 1964 yaitu dengan ditetapkannya empat jabatan. Pembantu menteri untuk urusan-urusan administrasi, penelitian, perencanaan dan penilaian hubungan dan Pengawasan perburuhan dan tenaga kerja.

STIKOM


(20)

Dalam perkembangan selanjutnya, organisasi Kementerian Perburuhan yang berdasarkan Peraturan tersebut disempurnakan dengan Peraturan Menteri Perburuhan Nomor 13 Tahun 1964 tanggal 27 November 1964, yang pada pokoknya menambah satu jabatan Pembantu Menteri Urusan Khusus.

Dalam periode Orde Baru (masa transisi 1966-1969), Kementerian Perburuhan berubah nama menjadi Departemen Tenaga Kerja (Depnaker). Berdasarkan Keputusan tersebut jabatan Pembantu Menteri dilingkungan Depnaker dihapuskan dan sebagai penggantinya dibentuk satu jabatan Sekretaris Jenderal. Masa transisi berakhir tahun 1969 yang ditandai dengan dimulainya tahap pembangunan Repelita I, serta merupakan awal pelaksanaan Pembangunan Jangka Panjang Tahap I (PJPT I).

Pada pembentukan Kabinet Pembangunan II, Depnaker diperluas menjadi Departemen Tenaga Kerja, Transmigrasi dan Koperasi, sehingga ruang lingkup tugas dan fungsinya tidak hanya mencakup permasalahan ketenagakerjaan tetapi juga mencakup permasalahan ketransmigrasian dan pengkoperasian. Susunan organisasi dan tata kerja Departemen Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi diatur melalui Kepmen Nakertranskop Nomor Kep 1000/Men/1975 yang mengacu kepada KEPPRES No. 44 Tahun 1974.

Dalam Kabinet Pembangunan III, unsur Koperasi dipisahkan dari Departemen Tenaga kerja, Transmigrasi dan Koperasi, sehingga menjadi Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Depnakertrans). Dalam masa bakti Kabinet Pembangunan IV dibentuk Departemen Transmigrasi, sehingga unsur transmigrasi dipisah dari Depnaker Susunan organisasi dan tata kerja Depnaker

STIKOM


(21)

ditetapkan dengan Kepmennaker No. Kep 199/Men/1984, sedangkan susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen Transmigrasi Nomor: Kep-55A/Men/1983.

Pada masa reformasi Departemen Tenaga Kerja dan Departemen Transmigrasi kemudian bergabung kembali pada tanggal 22 Februari 2001. Usaha penataan organisasi Departemen Tenaga Kerja terus dilakukan dengan mengacu kepada Keputusan Presiden RI Nomor 47 Tahun 2002 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi Kewenangan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja. (Dinas Tenaga Kerja Surabaya, 2011).

2.1.1 Visi Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya

Menurut Sumber Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya memiliki Visi, yaitu:

“Terwujudnya ketenagakerjaan yang produktif, dinamis dan industrial peace

yang berkeadilan”.

2.1.2 Misi Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya

Menurut Sumber Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya memiliki Misi, yaitu : 1. Perencanaan ketenagakerjaan daerah yang sesuai dengan tuntutan dunia

kerja dan usaha.

2. Pemberdayaan Tenaga kerja melalui perluasan kesempatan kerja dan penempatan Tenaga kerja baik dalam maupun luar negeri.

3. Peningkatan pelatihan Tenaga kerja yang produktif dan kompetitif.

STIKOM


(22)

4. Pertumbuhan dan pengembangan hubungan industrial yang harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.

5. Perlindungan Ketenagakerjaan sesuai dengan harkat dan martabat bangsa Indonesia.

6. Perbaikan kualitas kerja, suasana kerja dan kinerja organisasi.

2.1.3 TujuanDinas Tenaga Kerja Kota Surabaya

Menurut Sumber Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya memiliki Tujuan, yaitu: a. Terwujudnya tenaga kerja yang memiliki kompetensi untuk mengisi

kesempatan kerja Dalam dan Luar Negeri.

b. Terwujudnya perluasan jejaring informasi lowongan kerja di berbagai media.

c. Terwujudnya penempatan tenaga kerja di Dalam dan ke Luar Negeri. d. Terwujudnya pengembangan kesempatan kerja usaha mandiri dan padat

karya produktif.

e. Terwujudnya hubungan industrial yang harmonis dan perbaikan syarat kerja.

f. Terwujudnya peningkatan perlindungan hak-hak dasar pekerja / buruh dan khususnya bagi pekerja perempuan dan anak.

g. Terwujudnya peningkatan kerjasama fungsional dalam penyediaan informasi dan perencanaan tenaga kerja di Daerah.

STIKOM


(23)

h. Terwujudnya pengembangan kemampuan Aparatur Ketenagakerjaan di Propinsi dan Kab / Kota.

i. Terwujudnya peningkatan sarana dan prasarana pelayanan ketenagakerjaan pada UPT. Pelatihan Kerja.

j. Terwujudnya tertib administrasi kependudukan.

k. Terwujudnya perlindungan pengakuan penentuan status pribadi dan status hukum setiap penduduk.

l. Terwujudnya data kependudukan yang akurat.

m. Terwujudnya sistem informasi administrasi kependudukan.

n. Terwujudnya data kependudukan untuk perencanaan pembangunan berwawasan kependudukan.

o. Terwujudnya peningkatan kualitas pelayanan pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

p. Terwujudnya kemandirian dan integrasi transmigran dan masyarakat sekitarnya melalui tahap penyesuaian, pemantapan dan pengembangan di permukiman transmigrasi yang layak huni, layak usaha, layak berkembang dan layak lingkungan.

2.2 Tugas Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya Bidang Penempatan,

Pembinaan, dan Pengembangan Tenaga Kerja

Menurut Sumber Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya Bidang Penempatan, Pembinaan, dan Pengembangan Tenga Kerja memiliki Tugas, yaitu :

STIKOM


(24)

1) Pelaksanaan kebijakan pusat dan provinsi, penetapan kebijakan daerah dan pelaksanaan strategi penyelenggaraan urusan pemerintah bidang ketenagakerjaan skala kota.

2) Pembinaan (pengawasan, pengendalian, monitoring, evaluasi, dan pelaporan) penyelenggaraan urusan pemerintah bidang ketenagakerjaan skala kota.

3) Penanggungjawab atas penyelenggaraan segala urusan pemerintah bidang ketenagakerjaan skala kota.

4) Perencanaan tenaga kerja daerah kota, pembinaan perencanaan tenaga kerja mikro pada instansi/tingkat paerusahaaan pembinaan dan penyelenggaraan sistem informasi ketenagakerjkaan skala kota.

5) Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan pelatihan skala kota. 6) Pelaksanaan pelatihan dan pengukuran produktivitas di wilayah kota. 7) Pelakasanaaan program peningkatan produktivitas di wilayah kota.

8) Pelaksanaan koordinasi pelaksanaan sertifikasi kompetensi dan akreditas lembaga pelatihan kerja skala kota.

9) Penyebarluasan informasi pasar kerja dan pendaftaran pencari kerja (pencaker) dan lowongan kerja.

10)Penyusunan, pengolahan, dan penganalisisan data pencaker dan data lowongan kerja skala kota.

11)Penerbitan dan pengendalian izin pendirian lembaga bursa kerj/LPTKS dan lembaga penyuluhan dan bimbingan jabatan skala kota.

STIKOM


(25)

12)Penerbitan rekomendasi untuk perizinan pendirian LPTKS dan lembaga penyuluhan dan bimbingan jabatan yang akan melakukan kegiatan skala kota.

13)Pemberian rekomendasi kepada swasta dalam penyelenggaraan pameran bursa kerja/job fair skala kota.

14)Pelaksanaan fasilitasi penempatan bagi pencari kerja penyandang cacat lansia dan perempuan skala kota.

15)Penyuluhan, rekrutmen, seleksi dan pengesahan pengantar kerja serta penempatan tenaga kerja AKAD/Antar kerja Lokal (AKL).

16)Penerbitan SPP AKL skala kota.

17)Penerbitan rekomendasi izin operasional TKS Luar Negeri TKS Indonesia lembaga sukarela Indonesia yang akan beroperasi pada 1 (satu) kota. 18)Pelaksanaan pembinaan, pengendalian, dan pengawasan pendayagunaan

TKS dan lembaga sukarela skala kota.

19)Pelaksanaan pendaftaran dan fasilitasi pembentukan TKM.

20)Penerbitab IMTA perpanjangan untuk TKA yang lokasi kerjanya dalam wilayah kota.

21)Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penggunaan TKA yang lokasi kerjanya dalam wilayah kota yang bersangkutan.

22)Penyelenggaraan prpgram perluasan kerja melalui bimbingan usaha mandiri dan sektor informal serta program pada karya skala kota.

STIKOM


(26)

23)Pelaksanaan penyuluhan, pendaftaran, dan seleksi caon TKI di wilayah kota.

24)Pengawasan pelaksanaan rekrutmen calon TKI di wilayah kota.

25)Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan perjanjian kerjasama bilateral dan multilateral penempatan TKI yang pelaksanaanya di wilayah kota.

26)Penerbitan rekomendasi izin pendirian kantor cabang PPTKIS di wilayah kota.

27)Penerbitan rekomendasi paspor TKI diwilayah kota berdasarkan asal/alamat calon TKI.

28)Penyebarluasan sistem informasi penempatan TKI dan pengawasan penyetoran dana perlindungan TKI di wilayah kota.

29)Pelaksanaan sosialisasi terhadapa substansi perjanjian kerja penempatan TKI ke luar negeri skala kota.

30)Penelitian dan pengesahan perjanjian penempatan TKI ke luar negeri. 31)Pembinaan, pengawasan, dan monitoring penempatan maupun

perlindungan TKI di kota.

32)Penerbitan rekomendasi perizinan tempat penampungan di wilayah kota. 33)Pelayanan kepulangan TKI yang berasal dari kota.

STIKOM


(27)

2.2.1 Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya Bidang Penempatan, Pembinaan, dan Pengembangan Tenaga Kerja Membawahi :

1. Seksi Bimbingan Jabatan & Bursa Kerja 2. Seksi Penempatan Tenaga Kerja

3. Seksi Perluasan Tenaga Kerja

2.3 Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya

Dinas Tenaga Kerja

Sekretariat Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Sub Bagian Keuangan Kelompok Jabatan Fungsional Bidang Penempatan, Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kerja Bidang Hubungan Industrial dan Syarat

Kerja

Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan

Seksi Penempatan Tenaga Kerja dan

Perluasan Kerja

Seksi Pembinaan dan Pengembangan Tenaga Kerja Seksi Hubungan Industrial Seksi Syarat Kerja Seksi Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Seksi Norma Kerja dan Jaminan Sosial

Tenaga Kerja

UPTD

Sub Bagian Tata Usaha

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Dinas Tenaga Kerja Surabaya (Dinker, 2012)

STIKOM


(28)

2.3.1 Kepala Dinas

a. Tugas Pokok

Melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah dibidang sosial tenaga kerja Kota Surabaya.

b. Fungsi

1) Perumusan kebijakan teknis dibidang pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial, pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial, pelatihan dan penempatan tenaga kerja, pembinaan hubungan industrial dan Pengawasan ketenagakerjaan.

2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan bidang sosial, tenaga kerja. 3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pemberdayaan potensi

sumber kesejahteraan sosial, pelayanan penyandang masalah kesejahteraan sosial, pelatihan dan penempatan tenaga kerja hubungan industrial dan Pengawasan ketenagakerjaan.

4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati/Wali Kota. c. Rincian Tugas

1) Merumuskan program kerja dan anggaran dinas sosial, tenaga kerja. 2) Merumuskan kebijakan di bidang pemberdayaan potensi sumber

kesejahteraan sosial, pelatihan dan penempatan tenaga kerja, pembinaan hubungan industrial dan Pengawasan ketenagakerjaan. 3) Menetapkan kebijakan teknis di bidang pemberdayaan potensi sumber

kesejahteraan sosial, pelayanan penyandang masalah kesejahteraan

STIKOM


(29)

sosial, pelatihan dan penempatan tenaga kerja, pembinaan hubungan industrial dan Pengawasan ketenagakerjaan.

4) Membagi tugas bawahan sesuai bidang tugasnya dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan operasional dinas.

5) Melakukan koordinasi dengan instansi terkait agar diperoleh hasil kerja yang maksimal.

6) Menyelenggarakan kegiatan di bidang pemberdayaan potensi sumber kesejahteraan sosial, pelayanan penyandang masalah kesejahteraan soisal, pelatihan dan penempatan tenaga kerja, pembinaan hubungan industrial dan Pengawasan ketenagakerjaan.

7) Menyelenggarakan kesekretariatan dinas.

8) Menyelenggarakan pengelolaan Unit Pelaksanaan Teknis Dinas. 9) Melaksanakan monitoring dan evaluasi kegiatan dinas.

10) Menyampaikan laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Dinas.

11) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

12) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

STIKOM


(30)

2.3.2 Bagian Sekretariat

a. Tugas Pokok

Melaksanakan kegiatan tugas Dinas sosial tenaga kerja di bidang penyusunan perencanaan, pengelolaan administrasi umum dan administrasi kepegawaian.

b. Fungsi

1) Pengelolaan administrasi umum, kepegawaian dan rumah tangga dinas.

2) Pengelolaan administrasi dinas.

3) Pelaksanaan perencanaan, monotoring, evaluasi dan pelaporan kegiatan dinas

c. Rincian Tugas

1) Menyusun program kerja dan anggaran sekretariat berdasarkan rangkuman rencana kerja Subbagian-Subbagian.

2) Membagi tugas kepada bawahan sesuai dengan bidang tugasnya dan melaksanakan pelaksanaan kegiatan.

3) Mengkoordinasikan penyusunan program kerja Dinas.

4) Mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja dan anggaran dengan seluruh bidang di lingkungan dinas.

5) Menyelenggarakan kegiatan administrasi umum, kepegawaian, keuangan, kearsipan, perpustakaan. Perlengkapan rumah tangga Dinas sesuai dengan ketentuan yang berlaku guna kelancaran tugas. 6) Mengkoordinasikan penyusunan laporan pertanggungjawaban

pelaksanaan kegiatan Dinas.

STIKOM


(31)

7) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan kesekretariatan.

8) Menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan sekretariat.

9) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

10) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.3.3 Sub Bagian Perencanaan

a. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian tugas Sekretariat di bidang perencanaan. b. Rincian Tugas

1) Menyusun program kerja dan anggaran subbagian perencanaan. 2) Membagi tugas kepada bawahan dan mengarahkan pelaksanaan

kegiatan.

3) Menghimpun dan mengoreksi bahan usulan program kegiatan dari masing-masing bidang, subbidang dan subbagian sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

4) Menyiapkan bahan penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RRA), Dokumen Pelaksanan Anggaran (DPA) dan Dokumen Pelaksanaan Perubahan Anggaran (DPPA) sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

STIKOM


(32)

5) Menyusun profil dan laporan bidang sosial, tenagakerja daerah, standar pelayanan minimal, standar operasional prosedur sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kerja Dinas.

7) Menyiapkan bahan dan melaksanakan penyusunan laporan dan pertanggungjawaban kegiatan Dinas.

8) Melaksanakan monitoring dan evaluasi dan pelaksanaan kegiatan subbagian perencanaan.

9) Menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan subbagian perencanan.

10) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

11) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.3.4 Sub Bagian Keuangan

a. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian tugas Sekretariat di bidang pengelolaan administrasi keuangan dinas.

b. Rincian Tugas

1) Membagi tugas kepada bawahan dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan.

STIKOM


(33)

2) Menyiapkan bahan proses pencarian dana dan pengelolan administrasi keuangan.

3) Melaksanakan pengendalian dan verifikasi serta pelaporan bidang keuangan di lingkungan dinas.

4) Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran di lingkungan dinas.

5) Melakukan monotoring dan evaluasi pelaksanaan subbagian keuangan.

6) Menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan subbagian keuangan.

7) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

8) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.3.5 Sub Bagian Tata Usaha

a. Tugas Pokok

Melaksanakan sebagian tugas sekretariat di bidang hukum dan kepegawaian

c. Rincian Tugas

1) Membagi tugas kepada bawahan dan mengarahkan pelaksanaan kegiatan.

STIKOM


(34)

2) Menyiapkan bahan dalam rangka pelayanan urusan administrasi umum, rumah tangga, perpustakaan, kearsipan dan pengelolaan administrasi kepegawaian dinas.

3) Merencanakan dan melaksanakan pengadaan barang untuk keperluan rumah tangga dinas sesuai dengan kebutuhan, anggaran dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

4) Melakukan inventarisasi barang kekayaan dinas untuk tertib administrasi serta melaksanakan pemeliharaan barang inventaris agar dapat digunakan dengan optimal.

5) Membuat laporan penting tentang peremajaan pegawai, Daftar Urut Kepangkatan (DUK) nominasi pegawai dan laporan kepegawaian lainnya demi terciptanya tertib administrasi kepegawaian.

6) Memproses usulan kenaikan pangkat, mutasi, gaji berkala, diklat pegawai dan urusan kepegawaian lainnya.

7) Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanan kegiatan subbagian imum dan kepegawaian.

8) Menyusun laporan pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan subbagian umum dan kepegawaian.

9) Menyampaikan saran dan pertimbangan kepada atasan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

10) Melaksanakan tugas kedinasan lain sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

STIKOM


(35)

2.3.6 Bidang Pelatihan dan Produktifitas

a. Mempunyai tugas :

Melaksanakan penyusunan rencana dan program serta memfasilitasi peningkatan instruktur pelatihan kerja dan pengolahan pelatihan, pemagangan dan produktivitas tenaga kerja, standarisasi dan sertifikasi serta bimbingan kerja bagi tenaga kerja.

b. Mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan penyusunan program kegiatan bidang pelatihan dan produktivitas .

2. Pelaksanaan fasilitas program kegiatan bidang pelatihan dan produktivitas .

3. Pelaksanaan pembinaan dan penyelenggaraan pelatihan kerja .

4. Pelaksanaan informasi ketenagakerjaan, serta pembinaan perencanaan tenaga kerja dan sistem informasi ketenagakerjaan kab/kota.

5. Pelaksanaan fasilitas pelatihan dan pengukuran produktivitas . 6. Pelaksanaan fasilitas program peningkatan produktivitas .

7. Pelaksanaan proses perijinan/pendaftaran lembaga pelatihan kerja .

8. Pelaksanaan penyusunan bahan penerbitan rekomendasi perijinan magang ke luar negeri .

9. Pelaksanaan Pengawasan sertifikasi kompetensi .

STIKOM


(36)

10.Pelaksanaan Pengawasan akreditasi lembaga pelatihan kerja .

11.Pelaksanaan penyusunan pedoman pelaksanaan Pengawasan sertifikasi kompetensi .

12.Pelaksanaan penyusunan pedoman pelaksanaan Pengawasan akreditasi kelembaga pelatihan kerja .

13.Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. c. Membawahi :

1. Seksi Instruktur Pelatihan

2. Seksi Sertifikasi Tenaga Kerja & Pemagangan

3. Seksi Lembaga Latihan & Produktivitas.

2.3.7 Bidang Penempatan,Pembinaan, dan Pengembangan Tenaga Kerja

a. Mempunyai tugas :

Menyusun program dan kegiatan serta memberikan fasilitasi pembinaan dan penempatan tenaga kerja AKL, AKAD dan AKAN, informasi pasar kerja dan bursa kerja, penyuluhan, bimbingan jabatan dan analisis jabatan, penggunaan Tenaga Kerja Warga Negara Asing Pendatang (TKWNAP), pengembangan tenaga kerja mandiri dan teknologi padat kerja.

STIKOM


(37)

b. Mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan penyusunan, perencanaan dan pelaksanaan program kegiatan bidang penempatan tenaga kerja.

2. Pelaksanaan penyusunan sistem dan penyebarluasan informasi pasar kerja dan bursa kerja.

3. Pelaksanaan pemberian pelayanan informasi pasar kerja.

4. Pelaksanaan fasilitasi bimbingan jabatan kepada pencari kerja dan pengguna tenaga kerja.

5. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pendataan jabatan fungsional pengantar kerja.

6. Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi untuk perijinan pendirian Lembaga Penempatan Tenaga Kerja Swasta (LPTKS).

7. Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi untuk perijinan pendirian lembaga penyuluh dan bimbingan jabatan yang akan melakukan kegiatan skala Provinsi.

8. Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi kepada swasta dalam penyelenggaraan pameran bursa kerja/job fair skala Provinsi.

9. Pelaksanaan fasilitasi penempatan bagi pencari kerja penyandang cacat dan pekerja potensial.

STIKOM


(38)

10. Pelaksanaan bahan penerbitan Surat Persetujuan Penempatan Antar Kerja Antar Daerah (SPP AKAD).

11. Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan rekomendasi ijin operasional Tenaga Kerja Sukarela (TKS) Luar Negeri, TKS Indonesia, Lembaga Sukarela Indonesia yang beroperasi lebih dari 1 (satu) kab/kota.

12. Pelaksanaan fasilitasi pendayagunaan TKS dan lembaga sukarela.

13. Pelaksanaan fasilitasi pendayagunaan Tenaga Kerja Mandiri (TKM).

14. Pelaksanaan penyampaian materi pengesahan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing (RPTKA) perpanjangan.

15. Pelaksanaan penyiapan bahan penerbitan IMTA perpanjangan yang lokasi kerjanya lintas kab/kota.

16. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penggunaan TKA yang lokasi kerjanya lebih dari 1 (satu) kab/kota dalam wilayah Provinsi.

17. Pelaksanaan fasilitasi penerapan teknologi tepat guna dan padat karya.

18. Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan program usaha mandiri sektor informal.

19. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi penempatan TKI ke luar negeri.

STIKOM


(39)

20. Pelaksanaan fasilitasi pelaksanaan perjanjian kerjasama bilateral dan multiteral penempatan TKI.

21. Pelaksanaan penyiapan bashan penerbitan perijinan tempat penampungan calon TKI.

22. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. d. Membawahi :

1. Seksi Bimbingan Jabatan & Bursa Kerja 2. Seksi Penempatan Tenaga Kerja

3. Seksi Perluasan Tenaga Kerja

2.3.8 Hubungan Indutrial dan Syarat Kerja

a. Mempunyai tugas :

Menyusun dan melaksanakan program kegiatan, menetapkan pedoman pembinaan hubungan industrial dan syarat kerja, melaksanakan fasilitasi dan pengembangan kelembagaan hubungan industrial, syarat kerja, pengupahan, jaminan sosial kesejahteraan pekerja/buruh dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial. b. Mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan penyusunan program kegiatan bidang hubungan industrial dan syarat kerja.

2. Pelaksanaan program kegiatan bidang hubungan industrial dan syarat kerja.

STIKOM


(40)

3. Pelaksanaan penerimaan dan penelitian materi pengajuan permohonan pengesahan peraturan perusahaan.

4. Pelaksanaan penerimaan dan Pencatatan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara pengusaha dengan serikat buruh/pekerja yang ada di perusahaan lintas kab/kota.

5. Pelaksanaan penerimaan, penelitian dan pencatatan perjanjian kerja antara pengusaha dengan pekerja/buruh pada perusahaan lintas kab/kota.

6. Pelaksanaan pengajuan rekomendasi dan pencabutan ijin operasional bagi perusahaan penyedia jasa pekerja/buruh.

7. Pelaksanaan pencegahan dan penyelesaian perselisihan hubungan industrial, mogok kerja dan penutupan perusahaan lintas kab/kota.

8. Pelaksanaan pembinaan mediator, konsiliator dan arbiter hubungan industrial.

9. Pelaksanaan penyusunan formasi mediator, konsiliator dan arbiter

hubungan industrial.

10. Pelaksanaan pendaftaran dan menyeleksi persyaratan calon konsiliator, arbiter hubungan industrial dan hakim ad-hoc

Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri.

11. Pelaksanaan bimbingan sistem pengupahan, penyusunan usulan ketetapan upah minimum.

STIKOM


(41)

12. Pelaksanaan pembinaan kepesertaan jaminan sosial ketenagakerjaan dan penyelenggaraan kesejahteraan pekerja/ buruh.

13. Pelaksanaan pembinaan pelaksanaan sistem kelembagaan pelaku hubungan industrial.

14. Pelaksanaan pengumpulan data hasil pencatatan organisasi pengusaha dan organisasi pekerja/buruh.

15. Pelaksanaan penyusunan usulan penetapan keanggotaan dalam lembaga ketenagakerjaan.

16. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. c. Membawahi :

1. Seksi Kelembagaan Hubungan Industrial

2. 3.

Seksi Perbaikan Syarat Kerja, Upah & Kesejahteraan Seksi Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial

2.3.9 Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan

a. Mempunyai tugas :

Menyusun dan melaksanakan program kegiatan, melaksanakan fasilitasi pembinaan, pemeriksaan dan Pengawasan norma kerja dan norma jaminan sosial tenaga kerja, norma keselamatan kerja, kesehatan kerja dan lingkungan kerja pada perusahaan lintas kab/kota.

STIKOM


(42)

b. Mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan penyusunan perencanaan program kegiatan.

2. Pelaksanaan pembinaan dan Pengawasannorma ketenaga kerjaan.

3. Pelaksanaan pemeriksaan dan pengujian terhadap perusahaan dan obyek Pengawasan ketenagakerjaan.

4. Pelaksanaan penyiapan materi/bahan penerbitan rekomendasi atau ijin terhadap obyek Pengawasan ketenagakerjaan.

5. Pelaksanaan penanganan kasus dan penyidikan terhadap pelanggaran norma ketenagakerjaan.

6. Pelaksanaan penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) dan audit SMK3.

7. Pelaksanaan pengkajian dan perekayasaan bidang norma ketenagakerjaan, hygine perusahaan, ergonomic, kesehatan dan keselamatan kerja.

8. Pelaksanaan pelayanan dan pelatihan serta pengembangan norma ketenagakerjaan, keselamatan dan kesehatan kerja yang bersifat strategis.

9. Pelaksanaan pemberdayaan fungsi dan personil serta kelembagaan Pengawasan ketenagakerjaan.

10. Penyelenggaraan pembinaan dan Pengawasan ketenagakerjaan.

STIKOM


(43)

11. Pelaksanaan pengusulan calon peserta diklat pegawai pengawas ketenagakerjaan kepada pemerintah.

12. Pelaksanaan pengusulan penerbitan kartu PPNS bidang ketenagakerjaan kepada pemerintah.

13. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas. c. Membawahi :

1. Seksi Norma Kerja & Jaminan Sosial Tenaga Kerja

2. Seksi Keselamatan Kerja

2.3.10 Bidang Kependudukan

a. Mempunyai tugas :

Menyelenggarakan perpindahan dan atau kepindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain, melakukan koordinasi dengan daerah tujuan, mengadakan pendaftaran dan seleksi, pelayanan dan fasilitasi perpindahan penduduk serta pemberdayaan penduduk calon transmigran.

b. Mempunyai fungsi :

1. Pelaksanaan penyusunan bahan penyiapan, pendaftaran dan seleksi, pelayanan, penataan dan pemberdayaan.

2. Pelaksanaan pendataan animo calon transmigran dan indentifikasi pemberdayaan penduduk berpotensi pasar.

STIKOM


(44)

3. Pelaksanaan seleksi administrasi fisik dan mental bagi calon transmigran.

4. Pelaksanaan penyiapan bahan koordinasi dan kerjasama dengan daerah tujuan.

5. Pelaksanaan penyiapan teknis dan klarifikasi lokasi permukiman daerah tujuan.

6. Pelaksanaan pelayanan calon transmigran di transito.

7. Pelaksanaan pelayanan angkutan calon transmigran sampai daerah tujuan.

8. Pelaksanaan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan penduduk berpotensi pasar.

9. Pelaksanaan penataan penduduk yang bermukim di kawasan padat disesuaikan dengan daya dukung alam dan daya tampung lingkungan.

10. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas.

c. Membawahi :

1. Seksi Penyiapan, Pendaftaran & Seleksi. 2. Seksi Pelayanan Transmigraasi.

3. Seksi Penataan & Pemberdayaan Penduduk.

STIKOM


(45)

2.3.11 Kondisi Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya

Kondisi Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya khususnya Bidang Penempatan, Pembinaan, dan Pengembangan Tenga Kerja saat ini baik dan mengalami kemajuan hal ini dapat dilihat dari peminat peserta pelatihan dan banyaknya perusahaan yang melakukan pencarian tenaga kerja dari Dinas Tenaga Kerja Kota khususnya Surabaya. Proses yang berjalan saat ini sesuai dengan tugas dan wewenang masing-masing bidang walau masih terdapat beberapa kendala terkait sumber daya manusia

dan infrastruktur Teknologi Informasi yang dimiliki oleh Dinas Tenaga Kerja Kota

Surabaya. Saat ini kebanyakan pencatatan masih menggunakan aplikasi Microsoft

Excel yang rentan akan kehilangan dat akibat virus.

STIKOM


(46)

STIKOM


(47)

36

LANDASAN TEORI

3.1Definisi Pelatihan

Menurut Mathis (2002), pelatihan adalah suatu proses dimana orang orang mencapai kemampuan tertentu untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terikat dengan berbagai tujuan organisasi, pelatihan dapat dipandang secara sempit maupun luas. Secara terbatas, pelatihan menyediakan para pegawai dengan pengetahuan yang spesifik dan dapat diketahui serta keterampilan yang digunakan dalam pekerjaan mereka saat ini. Terkadang ada batasan yang ditarik antara pelatihan dengan pengembangan, dengan pengembangan yang bersifat lebih luas dalam cakupan serta memfokuskan pada individu untuk mencapai kemampuan baru yang berguna baik bagi pekerjaannya saat ini maupun di masa mendatang.

Menurut Dessler (2009), pelatihan adalah proses mengajarkan karyawan baru atau yang ada sekarang, ketrampilan dasar yang mereka butuhkan untuk menjalankan pekerjaan mereka. Pelatihan merupakan salah satu usaha dalam meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam dunia kerja. Karyawan, baik yang baru ataupun yang sudah bekerja perlu mengikuti pelatihan karena adanya tuntutan pekerjaan yang dapat berubah akibat perubahan lingkungan kerja, strategi, dan lain sebagainya.

Menurut Pasal 1 ayat (9) Undang-undang No.13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan, pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas,

STIKOM


(48)

disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan dan pekerjaan.

3.2Tujuan Pelatihan

Tujuan umum dari pelatihan adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengembangkan keahlian, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan dengan lebih cepat dan lebih efektif.

2. Untuk mengembangkan pengetahuan, sehingga pekerjaan dapat diselesaikan secara rasional.

3. Untuk mengembangkan sikap, sehingga menimbulkan kemauan kerjasama dengan teman-teman pegawai dan dengan manajemen (pimpinan).

Sedangkan komponen-komponen pelatihan sebagaimana dijelaskan oleh Mangkunegara (2005), terdiri dari :

1. Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat di ukur.

2. Para pelatih harus ahlinya yang berkualitas.

3. Materi pelatihan dan pengembangan harus disesuaikan dengan tujuan yang hendak dicapai.

4. Peserta pelatihan dan pengembangan (trainers) harus memenuhi persyaratan yang ditentukan.

Dalam pengembangan program pelatihan, agar pelatihan dapat bermanfaat dan mendatangkan keuntungan diperlukan tahapan atau langkah-langkah yang

STIKOM


(49)

sistematik. Secara umum ada tiga tahap pada pelatihan yaitu tahap penilaian kebutuhan, tahap pelaksanaan pelatihan dan tahap evaluasi atau dengan istilah lain ada fase perencanaan pelatihan, fase pelaksanaan pelatihan dan fase pasca pelatihan.

Dijelaskan oleh Mangkunegara (2005), bahwa tahapan-tahapan dalam pelatihan dan pengembangan meliputi :

1. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan / need assesment.

2. Menetapkan tujuan dan sasaran pelatihan.

3. Menetapkan kriteria keberhasilan dengan alat ukurnya. 4. Menetapkan metode pelatihan.

5. Mengadakan percobaan (try out) dan pembenahan. 6. Mengimplementasikan dan mengevaluasi.

3.3 Analisa dan Perancangan Sistem

Analisa sistem dilakukan dengan tujuan untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan yang terjadi dan kebutuhan yang diharapkan, sehingga dapat diusulkan perbaikannya. Perancangan sistem merupakan penguraian suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian komputerisasi yang dimaksud, mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan, menentukan kriteria, menghitung konsistensi terhadap kriteria yang ada, serta mendapatkan hasil atau tujuan dari masalah tersebut serta mengimplementasikan seluruh kebutuhan operasional dalam membangun sebuah aplikasi.

STIKOM


(50)

Menurut Kendall (2003), analisa dan perancangan sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi.

Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya. Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut:

1. Identify, yaitu mengidentifikasi masalah.

2. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada.

3. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

4. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. tahap ini disebut desain sistem.

3.4 Konsep Dasar Sistem Informasi

Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Informasi adalah data yang diolah menjadi bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya. Data

STIKOM


(51)

merupakan bentuk yang masih mentah yang belum dapat bercerita banyak, sehingga perlu diolah lanjut. (Jogiyanto, 2001)

Untuk memahami apa yang dimaksud dengan sistem informasi, kita perlu mendefnisikan istilah informasi dan sistem. Produk dari sistem informasi adalah informasi yang dihasilkan. Informasi tidak sama dengan data. Data adalah fakta, angka bahkan simbol mentah. Secara bersama-sama mereka merupakan masukan bagi suatu sistem informasi. Sebaliknya, informasi terdiri dari data yang telah ditransformasi dan dibuat lebih bernilai melalui suatu pemrosesan. Idealnya, informasi adalah pengetahuan yang berarti dan berguna untuk mencapai sasaran.

Sistem adalah suatu kerangka kerja terpadu yang mempunyai satu sasaran atau lebih. Sistem ini mengkoordinasi sumber daya yang dibutuhkan untuk mengubah masukan-masukan menjadi keluaran. Sumber daya dapat berupa bahan (material) atau mesin ataupun tenaga kerja, bergantung pada macam sistem yang dibahas. Sistem informasi karenanya adalah suatu kerangka kerja dengan mana sumber daya (manusia dan komputer) dikoordinasikan untuk mengubah masukan (data) menjadi keluaran (informasi), guna mencapai sasaran-sasaran perusahaan.

Definisi lain dari sistem informasi adalah sekumpulan hardware, software,

brainware, prosedur dan atau aturan yang diorganisasikan secara integral untuk

mengola data menjadi informasi yang bermanfaat guna memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. Sistem informasi adalah satu kesatuan data olahan yang terintegrasi dan saling melengkapi yang menghasilkan output baik dalam bentuk gambar, suara maupun tulisan.

STIKOM


(52)

Sistem informasi adalah sistem di dalam suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.

3.5 Bagan Alir Dokumen

Bagan alir dokumen (document flowchart) atau di sebut juga bagan alir formulir (form flowchart) atau paperwork flowchart merupakan bagan alir yang menunjukkan dokumen gambaran arus data dengan menggunakan simbol seperti pada tabel 3.1 berikut:

Tabel 3.1 Simbol Flowchart

No. Simbol Nama Simbol

Flowchart

Fungsi

1. Dokumen

Untuk menujukkan dokumen

input dan output baik untuk

proses manual, mekanik atau komputer.

2. Proses

Komputerisasi

Menunjukkan kegiatan dari operasi program komputer.

3. Database Untuk menyimpan data.

4. Penghubung

Menunjukkan hubungan di halaman yang sama.

STIKOM


(53)

No. Simbol Nama Simbol

Flowchart

Fungsi

5. Penghubung

Halaman Lain

Menunjukkan hubungan di halaman lain.

6. Terminator

Menandakan awal/akhir dari suatu sistem.

7. Decision

Logika keputusan dengan nilai

true atau false.

8. Kegiatan Manual

Untuk menunjukkan pekerjaan yang dilakukan secara manual.

9. Simpanan Offline

Untuk menunjukkan file non-komputer yang diarsip urut angka.

3.6 Data Flow Diagram (DFD)

Menurut Kendall (2003), Data Flow Diagram menggambarkan pandangan sejauh mungkin mengenai masukan, proses dan keluaran sistem, yang berhubungan dengan masukan, proses, dan keluaran dari model sistem yang dibahas. Serangkaian diagram aliran data berlapis juga bisa digunakan untuk merepresentasikan dan menganalisis prosedur-prosedur mendetail dalam sistem. Prosedur-prosedur tersebut yaitu konseptualisasi bagaimana data-data berpindah di dalam organisasi, proses-proses atau transformasi dimana data-data melalui, dan apa keluarannya. Jadi, melalui suatu teknik analisa data terstruktur yang disebut

Data Flow Diagram, penganalisis sistem dapat merepresentasi proses-proses data

STIKOM


(54)

di dalam organisasi. Menurut Kendall (2003), dalam memetakan Data Flow

Diagram, terdapat beberapa simbol yang digunakan antara lain:

1. External entity

Suatu external entity atau entitas merupakan orang, kelompok, departemen, atau sistem lain di luar sistem yang dibuat dapat menerima atau memberikan informasi atau data ke dalam sistem yang dibuat.

Gambar 3.1 Simbol External Entity

2. Data Flow

Data Flow atau aliran data disimbolkan dengan data tanda panah. Aliran data

menunjukkan arus data atau aliran data yang menghubungkan dua proses atau

entitas dengan proses.

Gambar 3.2 Simbol Data Flow

3. Process

Suatu proses dimana beberapa tindakan atau sekelompok tindakan dijalankan.

Gambar 3.3 Simbol Process

Flow_1 Flow_1

STIKOM


(55)

4. Data Store

Data store adalah simbol yang digunakan untuk melambangkan proses

penyimpanan data.

Gambar 3.4 Simbol Data Store

3.7 Entity Relationship Diagram (ERD)

Entity relationship diagram (ERD) adalah gambaran pada sistem dimana di

dalamnya terdapat hubungan antara entity beserta relasinya. Entity merupakan sesuatu yang ada dan terdefinisikan di dalam suatu organisasi, dapat abstrak dan nyata. Untuk setiap entity biasanya mempunyai attribute yang merupakan ciri

entity tersebut. Attribute yaitu uraian dari entitas dimana mereka dihubungkan atau

dapat dikatakan sebagai identifier atau descriptors dari entitas.

Entitas digolongkan menjadi independent atau dependententity. Independent

entity adalah apa yang tidak bersandar pada yang lain sebagai identifikasi. Suatu

dependent entity adalah apa yang bersandar pada yang lain sebagai identifikasi.

Selain digolongkan menjadi independent atau dependent entity, terdapat jenis- jenis entitas khusus yaitu:

1. Associative Entity

Associative Entity (juga dikenal sebagai intersection entity) adalah entitas

yang digunakan oleh rekanan dua entitas atau lebih untuk menyatukan suatu hubungan benyak - ke - banyak (Many to Many)

1 Stor_2

STIKOM


(56)

2. Subtypes Entity

Subtypes Entity digunakan di dalam hierarki generalisasi (generalization

hierarchies) untuk menyajikan suatu subset kejadian dari entitas orangtua, yang

disebut supertype, tetapi yang memiliki atribut atau hubungan yang berlaku hanya untuk subset.

Menurut Marlinda (2004), atribute sebagai kolom pada sebuah relasi database

mempunyai macam-macam jenis atribute yaitu :

a. Key Atribute

Atribute ini merupakan atribute yang unik dan tidak dimiliki oleh atribute

lainnya, misalnya entity mahasiswa yang atribute-nya NIM.

Gambar 3.5 Key Attribute

b. Particial key Atribute

Adalah Attribute yang tidak menjadi atau merupakan anggota dari Key Primer.

Misalnya antara Cabang (toko) dan kode cabang.

Gambar 3.6 Particial Key Attribute

c. Single Vallue Atribute

Atribute yang hanya memiliki satu nilai harga, misalnya entity mahasiswa

dengan atribute-nya Umur (Tanggal lahir).

STIKOM


(57)

Gambar 3.7 Single Value Attribute

d. Multi Vallue Atribute

Atribute yang banyak memiliki nilai harga, misalnya entity mahasiswa dengan

atribute-nya pendidikan (SD, SMP, SMA).

Gambar 3.8 Multi Value Attribute

e. Composite Atribute

Atribute yang memiliki dua harga, misalnya nama besar (nama kerja) dan nama

kecil (nama asli).

Gambar 3.9 Composite Attribute

f. Derived Attribute

Attribute yang yang nilai-nilainya diperoleh dari pengolahan atau dapat

diturunkan dari table Attribute atau table lain yang berhubungan.

Gambar 3.10 Derived Attribute

STIKOM


(58)

Model Entity - Relationship (ER) mula-mula diusulkan oleh Peter pada tahun 1976 sebagai cara untuk mempersatukan pandangan basis data jaringan dan relasional. Langkah sederhana dari model ER adalah model data konseptual yang memandang dunia nyata sebagai kesatuan (entities) dan hubungan (relationship).

Komponen dasar model merupakan diagram entity-relationship yang digunakan untuk menyajikan objek data secara visual. Entity Relationship

Diagram mengilustrasikan struktur logis dari basis data yang mempunyai

metodologi sebagai berikut:

Tabel 3.2 Ilustrasi pembuatan ERD

Proses Keterangan

1. Menentukan Entitas Menentukan peran, kejadian, lokasi, hal nyata, dan konsep dimana pengguna akan menyimpan data.

2. Menentukan Relasi Tentukan hubungan antara pasangan entitas menggunakan matriks relasi. 3. Gambar ERD Sementara Entitas digambarkan dengan kotak dan

relasi dengan garis yang menghubungkan entitas.

4. Isi Kardinalitas Tentukan jumlah kejadian dari satu entitas untuk sebuah kejadian pada entitas yang berhubungan.

STIKOM


(59)

5. Tentukan Kunci Utama Tentukan atribut yang mengidentifikasi satu dan hanya satu kejadian pada masing-masing entitas.

6. Gambar ERD berdasar Kunci

Hilangkan relasi Many-to-Many dan masukkan primary dan kunci tamu pada masing-masing entitas.

7. Menentukan Atribut Tuliskan field-field yang diperlukan oleh sistem.

8. Pemetaan Atribut Pasangkan atribut dengan satu entitas yang sesuai pada masing-masing atribut. 9. Gambar ERD dengan

Atribut

Aturlah ERD dari langkah 6 dengan menambahkan entitas atau relasi yang ditemukan pada langkah 8.

10. Periksa Hasil Apakah ERD sudah menggambar sistem yang akan dibangun.

Entity Relationship Diagram ini diperlukan agar dapat menggambarkan

hubungan antar entity dengan jelas, dapat menggambarkan batasan jumlah entity

dan partisipasi antar entity, mudah dimengerti pemakai dan mudah disajikan oleh perandang database. Untuk itu, entity relationship diagram dibagi menjadi dua jenis model, yaitu:

STIKOM


(60)

1. Conceptual Data model

Conceptual Data model (CDM) adalah jenis model data yang menggambarkan

hubungan antar tabel secara konseptual.

2. Physical Data Model

Physical Data Model (PDM) adalah jenis model data yang menggambarkan

hubungan antar tabel secara fisikal.

3.8 Program Penunjang

Untuk membuat rancang bangun aplikasi Pendataan Peserta Pelatihan, dibutuhkan beberapa perangkat lunak untuk memudahkan perancangan design

maupun sistem. Perangkat lunak tersebut antara lain:

3.8.1 Power Designer

Power designer merupakan suatu tool berupa software untuk mendesain

sistem dan rancangan Entity Relationship Diagram (ERD) yang dikembangkan oleh

Sybase Inc. Ada dua model data, yaitu: Entity Relationship Diagram (ERD) dan

model relasional. Keduanya menyediakan cara untuk mendeskripsikan perancangan basis data pada peringkat logika.

a. Model ERD atau Conceptual Data Model : model yang di buat berdasarkan anggapan bahwa dunia nyata terdiri dari koleksi obyek-obyek dasar yang dinamakan entitas serta hubungan (relationship) antara entitas-entitas itu. b. Model Relasional atau Physical Data Model : model yang menggunakan

sejumlah tabel untuk menggambarkan data serta hubungan antara data-data

STIKOM


(61)

tersebut. Setiap tabel mempunyai sejumlah kolom dimana setiap kolom memiliki nama yang unik.

3.8.2 XAMPP For Windows

Menurut Oktavian (2010), XAMPP merupakan sebuah tool yang menyediakan beberapa paket perangkat lunak ke dalam satu buah paket. Dengan menginstall XAMPP tidak perlu lagi melakukan instalasi dan konfigurasi web

server Apache, PHP dan MySQL secara manual. XAMPP akan menginstalasi dan

mengkonfigurasikannya secara otomatis. XAMPP merupakan pengembangan dari

LAMP (Linux Apache, MySQL, PHP and PERL), XAMPP ini merupakan project

non-profit yang di kembangkanoleh Apache Friends yang didirikan Kai 'Oswalad' Seidler dan Kay Vogelgesang pada tahun 2002, project mereka ini bertujuan mempromosikan pengunaan Apache web server. XAMPP sendiri menawarkan berberapa paket pengistallan antara lain :

a) Apache 2.2.6.

b) MySQL 5.0.45.

c) PHP 5.2.4 + PHP 4.4.7 + PEAR.

d) PHP-Switch win32 1.028.

e) XAMPP Control Version 3.2.1.

f) XAMPP Security 1.0.

g) SQLite 2.8.15.

h) OpenSSL 0.9.8e.

STIKOM


(62)

i) phpMyAdmin 2.11.1.

j) ADOdb 4.95.

k) Mercury Mail Transport System v4.01b.

l) FileZilla FTP Server 0.9.23.

m) Webalizer 2.01-10.

3.8.3 Notepad++

Menurut Oktavian (2010), Notepad++ adalah Code Editor (software

penyunting kode) yang mendukung berbagai bahasa pemrograman seperti HTML, CSS, PHP, XML, Java, JSP, JavaScript, Perl Pascal, dan lain-lain yang dapat bekerja pada System Operasi Windows. Kelebihan Notepad++ jika dibanding

Notepad bawaan Windows adalah memiliki kelengkapan fitur untuk mempermudah

pengguna saat mengedit kode termasuk saat mengedit kode HTML dan kode CSS. Fitur-fitur Notepad++ :

a) Tabbed document interface.

b) Drag-and-drop.

c) MultipleClipboard (plugin required).

d) Split screen editing and synchronizedscrolling.

e) Spell checker (requires Aspell) (Spell checker does not distinguishbetween

text and code).

f) Supports text encoding formats such as Unicode, for international writing

systems.

STIKOM


(63)

g) Find and replace over multipledocuments.

h) File comparison.

i) Zooming.

j) Syntax Highlighting dan syntax folding, yang memudahkan pengguna

dengan manampilakan warna yang berbeda dalam penulisan syntax agar lebih mudah dikenali.

k) Style Configurator, yang memungkinkan Software Notepad++ untuk

mengatur warna beckground, huruf ukuran dan jenisnya.

l) Multi-Document, yang memungkinkan Software Notepad++ mengedit dua

file secara bersamaan.

m) Multi-View, yang memungkinkan Software Notepad++ membuka banyak

file dalam satu window dengan tab yang user friendly.

n) Search support, mempermudah pencarian kata kunci pada syntax yang

rumit dan banyak.

3.9 HTML5

Menurut Lee (2011), HTML5 dapat mengakhiri penggunaan Flash untuk banyak aplikasi media, itu yang menyebabkan JavaScript bahkan menjadi lebih populer dari sebelumnya. Ada banyak perpustakaan dan plugin yang tersedia untuk meningkatkan dan memperluas HTML5 dan CSS3 untuk menciptakan pengalaman interaktif yang kaya.

Menurut Lee (2011), untungnya HTML5 liberal membantu dari Cascading

Style Sheets, dan sedikit JavaScript, bangkit untuk memenuhi tantangan-tantangan

STIKOM


(64)

baru.Inovasi terbaru dalam pengembangan website membuat sebuah zaman keemasan baru untuk penerbit online. Setelah semua, HTML5 merupakan evolusi bukan revolusi .

Menurut Lee (2011), pada saat pengembangan dengan HTML5, maka diambil prinsip dasar dari penamaan semantik (penamaan hal-hal apa yang mereka bukannya penamaan hal-hal bagaimana mereka muncul) ke level baru. Ini adalah faktor kunci yang membuat HTML5 berbeda dari semua pendahulunya. Menurut buku HTML5 Mulitmedia Development Cookbook akan ditemukan pemikiran kembali dan mengoptimalkan banyak kode-penamaan konvensi.

Meskipun HTML5 diusulkan rekomendasi dari Hypertext Aplikasi Web

Teknologi Working Group (WHATWG) tidak dijadwalkan untuk implementasi

penuh sampai tahun 2022, berkat berpikiran maju produsen browser, tidak ada alasan pengguna tidak dapat memulai menggunakannya sekarang dan menuai keuntungan dari semantik penamaan yang lebih baik, aksesibilitas yang disempurnakan, dan lebih banyak lagi.

3.10 Cascading Style Sheets (CSS)

Menurut Wismakarma (2010), Cascading Style Sheets (CSS) adalah salah satu bahasa pemograman desain website (style sheet language) yang mengontrol

format tampilan sebuah halaman website yang di tulis dengan menggunakan bahasa

penanda (markup languange). Biasanya CSS digunakan untuk mendesain sebuah halaman HTML dan XHTML, tetapi sekarang bahasa pemograman css bisa diapliaksikan untuk segala dokumen XML, termasuk SVG, dan XUL.

STIKOM


(65)

CSS dibuat untuk memisahakan konten utama (biasanya dibuat dengan menggunakan bahasa HTML atau sejenisnya) dengan tampilan dokumen yang meliputi layout, warna dan font. Pemisahan ini dapat meningkatkan daya akses konten pada website, menyediakan lebih banyak fleksibilitas dan kontrol dalam spesifikasi dari sebuah karakteristik dan sebuah tampilan, memungkinkan untuk membagi banyak halaman utnuk sebuah formatting dan mengurangi kerumitan dalam penulisan kode dan struktur dari konten, contohnya teknik tableless pada

layout desain website (layout tanpa tabel).

CSS juga memungkinkan sebuah halaman untuk di tampilkan dalam berbagai style dengan menggunakan metode pembawaan yang berbeda pula, seperti

on screen, in-print, by voice, dan lain-lain. Sementara itu, pemilik konten website

bisa menentukan link yang menghubungkan konten dengan file CSS, pembaca bisa menggunakan dengan style sheet yang berbeda, mungkin dalam komputer mereka sendiri.

Tujuan utama CSS diciptakan adalah untuk membedakan konten dari dokumen dan tampilan dari dokumen, dengan itu pembuatan ataupun pemograman ulang web akan lebih mudah dilakukan. Hal yang termasuk dalam design web diantaranya adalah warna, ukuran dan formatting. Dengan adanya CSS, konten dan desain web akan mudah dibedakan, jadi memungkinkan untuk melakukan pengulangan pada tampilan-tampilan tertentu dalam suatu halaman web, sehingga akan memudahkan dalam membuat halaman web yang banyak, sehingga membuat waktu dalam membuat web jauh lebih cepat.

STIKOM


(66)

3.11 Hypertext Preprocessor (PHP)

Mengacu pada pendapat Nixon (2009), PHP adalah server-side scripting

language yang awalnya dirancang untuk pengembangan web untuk menghasilkan

halaman web yang dinamis. Untuk tujuan ini, kode PHP tertanam ke dokumen sumber HTML dan diterjemahkan oleh sebuah web server dengan PHP prosesor modul, yang menghasilkan dokumen halaman website. PHP dapat digunakan di sebagian besar web server dan sebagai juru mandiri, pada hampir setiap sistem operasi dan platform secara gratis.

PHP adalah bahasa scripting umum yang terutama cocok untuk pengembangan web sisi server di mana PHP umumnya berjalan pada web server. Kode PHP di file yang diminta dilaksanakan oleh PHP runtime, biasanya untuk membuat halaman konten website yang dinamis atau membuat gambar dinamis yang digunakan di situs website atau di tempat lain. PHP Dapat pula digunakan untuk baris perintah scripting dan digunakan di Aplikasi GUI pada sisi klien. PHP dapat digunakan hampir di semua web server, di hampir semua sistem operasi dan

platform, dan dapat digunakan dengan banyak sistem manajemen database

relasional (RDBMS). PHP dapat diunduh secara gratis dan PHP Group

menyediakan kode sumber lengkap bagi pengguna untuk membangun, menyesuaikan dan mengembangkannya untuk mereka gunakan sendiri.

3.11.1 Arsitektur PHP

Menurut pendapat Nixon (2009), model–view–control merupakan design

pattern yang menyediakan aplikasi pengembangan dan pemeliharaan. MVC

merupakan suatu istilah untuk memisahkan elemen–elemen atau penulisan source

STIKOM


(67)

code dari suatu aplikasi agar menjadi lebih rapid dan lebih mudah untuk melakukan perbaikan dan pengembangan.

Ada 3 layer utama dalam arsitektur web MVC, yaitu:

1. Model

Model disini berperan seagai representasi dari data yang terlibat dalam sebuah proses. Setiap kali method atau function dari suatu aplikasi dibutuhkan untuk melakukan akses ke dalam suatu data, maka method atau function tersebut tidak langsung berinteraksi dengan sumber data tersebut melainkan harus melalui

model terlebih dahulu.

2. View

View disini berperan sebagai presentation layer atau pengatur user

interface. Data yang dibutuhkan user akan diformat sedemikian rupa agar dapat

tampil dan dipresentasikan dengan format tampilan yang emang disesuaikan dengan kebutuhan user.

3. Controller

Controller disini berperan sebagai logic aspect dari suatu aplikasi atau

mengatur user flow. Controller yang akan menentukan business process dari aplikasi yang dibangun. Bagian ini yang akan merespon setia inputan dari user

dengan melakukan pemanggilan terhadap model dan view yang sesuai sehingga permintaan dari user tersebut dapat terpenuhi dengan baik.

STIKOM


(68)

3.12 MyStructured Query Language (MySQL)

Menurut Nugroho (2005), MyStructured Query Language (MySQL) adalah salah satu database server yang menggunakan bahasa SQL (Structured Query

Language) adalah bahasa pertanyaan (query language) yang distandarisasi untuk

menanyakan informasi dari sebuah basisdata (database). Versi asalnya dinamakan SEQUEL (Structure English Query Language), dirancang oleh peneliti dari pusat penelitian IBM pada tahun 1974 dan 1975. SQL pertama kali diperkenalkan sebagai sistem basisdata komersial pada tahun 1979 oleh Oracle Coorporation. MySQL

adalah Realtional Database Management System (RDBMS) yang sangat cepat dan kuat.

MySQL adalah DBMS yang bersifat relasional, opensource, berlevel

enterprise, multithread. MySQL merupakan bahasa yang memiliki kemampuan

cukup baik untuk menunjang kerja user, baik yang telah berpengalaman dengan

database maupun untuk pemula. SQL digunakan untuk mencari informasi (query),

memanipulasi data (DML) mendefinisikan data (DDL), dan bahasa pengendali dokumentasi. Setiap pengguna basis data memerlukan bahasa pemograman yang dapat dipakai sesuai dengan fungsi dan tugasnya. Dalam basis data secara umum dikenal dua bahasa, yaitu:

1. Data Definition Language (DDL) adalah bahasa yang dipakai untuk

menjelaskan objek dari bahasa data. DDL dipakai untuk mendefinisikan kerangka basis data (berorientasi pada tipe pada objek basis data).

2. Data Manipulation Language (DML) adalah bahasa yang dipakai untuk

memanipulasi objek data dari basis data. DML dipakai untuk operasi terhadap isi basis data.

STIKOM


(69)

3.13 Interaksi Manusia dan Komputer

Suatu Aplikasi yang baik tentunya harus mempertimbangkan interaksi antara pengguna dan program yang dibuat. Di sinilah pentingnya penerapan ilmu Interaksi Manusia dan Komputer.

Menurut Santoso (2004), Interaksi Manusia dan Komputer (IMK) adalah sebuah disiplin ilmu yang mempelajari desain, evaluasi, implementasi dari sistem komputer interaktif untuk dipakai oleh manusia, beserta studi tentang faktor-faktor utama dalam lingkungan interaksinya.

Deskripsi lain dari IMK adalah suatu ilmu yang mempelajari perencanaan dan desain tentang cara manusia dan komputer saling bekerja sama, sehingga manusia dapat merasa puas dengan cara yang paling efektif. Dikatakan juga bahwa sebuah desain antar muka yang ideal adalah yang mampu memberikan kepuasan terhadap manusia sebagai pengguna dengan faktor kapabilitas serta keterbatasan yang terdapat dalam sistem.

Pada implementasinya, interaksi manusia dan komputer dipengaruhi berbagai macam faktor antara lain organisasi, lingkungan, kesehatan, pengguna, kenyamanan.

STIKOM


(70)

59

BAB IV

DESKRIPSI PEKERJAAN

4.1 Identifikasi Masalah

Sebelum proses analisa dilakukan, tahapan yang terlebih dahulu dilakukan adalah identifikasi permasalahan yang terdiri dari survey, wawancara kepada pihak instansi secara langsung dan pengumpulan data yang dibutuhkan dalam pembuatan aplikasi. Pada tahap ini dilakukan peninjauan dan pemahaman terhadap sistem pencatatan peserta pelatihan serta sistem pengolahan data petugas maupun segala proses yang berhubungan dengan langkah-langkah pemecahan masalah. Berdasarkan data yang didapat, identifikasi masalah yang dapat dilakukan adalah kesulitan dalam pencatatan peserta pelatihan dan juga pembuatan laporan bulanan maupun tahunan peserta pelatihan.

Untuk mengetahui data calon peserta ketika mendaftarkan diri apakah sudah mengikuti pelatihan yang sama pada tahun sebelumnya atau sudah mengikuti pelatihan yang lain pada tahun yang sama dilakukan dengan cara membuka file dokumentasi satu persatu dan dibutuhkan waktu yang relatif lama untuk mengetahui pendaftar baru tersebut belum pernah mengikuti pelatihan yang diselenggarakan Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya.

Sekarang ini sering terjadi kesalahan memasukkan data calon peserta, hal ini disebabkan oleh kurang telitinya petugas dalam pencarian data peserta pada tahun-tahun sebelumnya. Dalam hal pembuatan laporan dilakukan dengan cara mensortir data setiap pelatihan dan setiap tahunnya satu persatu dan membutuhkan waktu yang relatif lama apalagi kalau data tersebut tersimpan pada folder-folder

STIKOM


(1)

120

18. Hasil Laporan Peserta Pelaatihan Per-tahun Per-pelatihan

Gambar 4.59 Hasil Laporan Peserta Pelatihan Per-tahun Per-pelatihan Gambar 4.59 merupakan hasil output dari proses cetak peserta pelatihan per-tahun. Laporan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan laporan dari peserta Pelatihan yang diminta oleh Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota Surabaya. Laporan tersebut dipergunakan untuk rekap data seluruh peserta pelatihan per-pelatihan setiap tahunnnya.

STIKOM


(2)

19. Hasil Laporan Peserta Pelatihan Per-bulan Per-pelatihan

Gambar 4.60 Hasil Laporan Peserta Pelatihan Per-bulan Per-pelatihan

Gambar 4.60 merupakan hasil output dari proses cetak laporan peserta pelatihan per-bulan. Laporan tersebut disesuakin hasil rekap data per-bulan yang lama dan sesuai dengan permintaan serta kebutuhan laporan peserta pelatihan Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya. Laporan yang ditampilkan sesuai dengan jumlah peserta bulan per-pelatihan.

STIKOM


(3)

122

20. Hasil Laporan Lembaga Pelatihan

Gambar 4.61 Hasil Laporan Lembaga Pelatihan

Gambar 4.61 merupakan hasil output proses cetak laporan lembaga pelatihan. Laporan terebut digunakan untuk mengetahui lembaga pelatihan yang bekerja sama dengan Dinas Tenaga Kerja Pemerintah Kota Surabaya per-tahunnya. Laporan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan laporan yang akan dicetak.

STIKOM


(4)

123 PENUTUP

5.1 Kesimpulan dan Saran 5.1.1 Kesimpulan

Setelah melakukan perancangan dan implementasi Rancang Bangun Aplikasi Pendataan Peserta Pelatihan Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

a. Para pegawai yang bertindak sebagai petugas pencatatan peserta pelatihan akan terbantu dengan adanya proses pencarian data peserta pelatihan tanpa harus membuka-buka file Microsoft Excel untuk mencocokan data peserta pelatihan pada tahun sebelumnya.

b. Dapat meminimalisir kehilangan data peserta pelatihan karena sudah tersimpan pada database serta data sewaktu-waktu dapat diakses oleh pengguna aplikasi yang telah diberikan hak akses.

c. Dapat membantu proses pembuatan laporan peserta pelatihan bulan, per-tahun, pembuatan laporan data lembaga, pembuatan laporan data kelas tanpa harus membuka-buka arsip kembali dan mengetik ulang data-data tersebut.

STIKOM


(5)

124

5.1.2 Saran

Apabila Rancang Bangun Aplikasi Pendataan Peserta Pelatihan ini digunakan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya, maka disarankan beberapa hal sebagai berikut:

a. Diperlukan infrastruktur yang tepat untuk menjalankan Aplikasi Pendataan Peserta Pelatihan ini.

b. Pegawai yang bertugas diharapkan selalu melakukan pemeriksaan secara berkala terhadap hardware computer yang digunakan untuk menjalankan Aplikasi Pendataan Peserta Pelatihan tersebut.

c. Diperlukan support dari semua pegawai untuk menggunakan aplikasi ini supaya aplikasi bersifat fungsional pada Dinas Tenaga Kerja Kota Surabaya dalam menangani pendaftaran peserta pelatihan yang kian bertambah besar. d. Pegawai yang bertugas diharapkan sewaktu-waktu untuk melakukan backup

database untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

e. Selain itu pengguna aplikasi juga harus memenuhi segala prosedur yang dibutuhkan oleh aplikasi pendataan peserta pelatihan.

STIKOM


(6)

125

DAFTAR PUSTAKA

Dessler, G. (2009). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Index.

J.H, M. R. (2002). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Salemba Empat. Jogiyanto. (2001). Analisa dan Desain. Yogyakarta: Andi Ofset.

Kendall, K. d. (2003). Analisa dan Perancangan Sistem Jilid 1. Jakarta: Prenhallindo. Lee, C. (2011). Referensi Ringkas HTML5. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Mangkunegara, A. P. (2005). Evaluasi Kinerja SDM. Bandung: Refika Aditama. Marlinda, L. (2004). Sistem Basis Data. Yogyakarta: Andi Ofset.

Nixon, R. (2009). Learning PHP, MySQL, and JavaScript. Gravenstein Highway North: O'Reilly Media.

Nugroho, B. (2005). Database Relasional dengan MySQL. Yogyakarta: Andi Publisher.

Oktavian, D. P. (2010). Menjadi Programmer Jempolan Menggunakan PHP.

Yogyakarta: MediaKom.

Saputra, A. R. (2005). Latihan PHP dan MySQL. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Wismakarma, K. (2010). Panduan Lengkap Menguasai Pemograman CSS.

Yogyakarta: Lokomedia.

STIKOM