Moore seperti di bawah ini : Nolan

29 bersengketa untuk membantu mereka memperoleh kesempatan perjanjian dengan memuaskan. Berbeda dengan hakim atau artiber, mediator tidak mempunyai wewenang untuk memutuskan sengketa antara para pihak. Namun, dalam hal ini para pihak menguasakan kepada mediator untuk membantu mereka menyelesaikan persoalan-persoalan di antara mereka. Asumsinya bahwa pihak ketiga akan mampu mengubah kekuatan dan dinamika sosial hubungan konflik dengan cara memengaruhi kepercayaan dan tingkah laku pribadi para pihak, dengan memberikan pengetahuan atau informasi, atau dengan menggunakan proses negosiasi yang lebih efektif, dan dengan demikian membantu para peserta untuk menyelesaikan persoalan-persoalan yang dipersengketakan. 13 Christopher W. Moore Hal yang senada juga dikemukakan Christopher

W. Moore seperti di bawah ini :

13 Gary Goodpaster, 1993, Negosiasi dan mediasi : sebuah Pedoman negosiasi dan Penyelesaian sengketa melalui Negosiasi, Jakarta,ELIPS Project, Halaman 201 30 “Mediasi adalah intervensi dalam sebuah sengketa atau negosiasi oleh pihak ketiga yang bisa diterima pihak yang bersengketa, bukan merupakan bagian dari kedua belah pihak dan bersifat netral. Pihak ketiga ini tidak mempunyai wewenang untuk mengambil keputusan. Dia bertugas untuk membantu pihak-pihak yang bertikai agar secara sukarela mau mencapai kata sepakat yang diterima oleh masing-masing pihak dalam sebuah persengketaan. 14 Jacqueline M. Nolan Haley Jacqueline

M. Nolan

Haley juga mengemukakan batasan mediasi sebagai berikut : “Mediation is generally understood to be a short- term structured, task-oriented, participatory intervention process. Disputing parties work with a neutral third party, the mediator, to reach a mutually acceptable agreement. Unlike the adjudication process, where a third party intervener imposes a decision, no such compulsion exists 14 Christopher W. Moore, Mediasi lingkungan,Jakarta: Indonesia center for Environmental Law dan CDR Associates, Halaman. 18 31 in mediation. The mediator aids the parties in reaching a consensus. It is the parties themselves who shape their agreement. 15 Kimberlee K. Kovach Kemudian, Kimberlee K. Kovach merumuskan batasan mediasi tersebut sebagai berikut : “Facilited negotiation, it is a process by which a neutral third party, the mediator, assists disputing parties in reaching a mutually satisfactory resolution. 16 Mark E. Roszkowski Mark E. Roszkowski 17 dalam buku Business Law, Principle, Cases and Policy mengemukakan bahwa : “Mediation is a relatively informal process in which a neutral third party, the mediator, helps to resolve a dispute”. 15 Jacqueline M. Nolan Haley 1992, Alternative DisputeResolition, USA, West Publising Co, Halaman 56 16 Kimberlee K. Kovach 1994, Mediation and Practice, St. Paul : Publising Co, Halaman. 16 17 Mark E. Roszkowski dalam buku Business Law, principle, Cases and Policy sebagaimana dikutip Gunawan Widjaya dan Ahmad yani 2000, seri Hukum Bisnis: hukum Arbitrase, Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, Halaman 33 32 “In many respect, therefore, mediator can be considered as structured, negotiation in which the mediator facilities the process”. Black’s Law Dictionary Berikutnya dalam Black’s Law Dictionary 18 dikatakan bahwa : “Mediation is private, informal dispute resolution process in which a neutral third person, the mediator, helps, disputing parties to reach an agreement”. “The mediator has no power to impose a decision on the parties”. Kamus Hukum Ekonomi ELIPS Selanjutnya, Kamus Hukum Ekonomi ELIPS mengatakan bahwa : “Mediation, mediasi : salah satu alternative penyelesaian sengketa di luar pengadilan dengan menggunakan jasa seorang mediator atau penengah; sama seperti konsiliasi”. 18 Sebagaimana dikutip Gunawan Widjaya dan Ahmad yani. Ibid 33 “Mediator penengah : seseorang yang menjalankan fungsi sebagai penengah terhadap pihak- pihak yang bersengketa dalam menyelesaikan sengketanya. 19 Kamus Besar Bahasa Indonesia Kamus Besar Bahasa Indonesia memberikan batasan bahwa : “Mediasi : proses pengikutsertaan pihak ketiga dalam penyelesaian suatu perselisihan sebagai penasihat”. “Mediator : perantara penghubung, penegah bagi pihak-pihak yang bersangketa itu. 20 Kamus Hukum : Dictionary of Law Complete Edition Sementara itu, dalam Kamus Hukum : Dictionary of Law Complete Edition, mengartikan mediasi diartikan sebagai : 19 Tim Penyunting Kamus Hukum Ekonomi WLIPS, 1997. Kamus Hukum Ekonomi ELIPS, Jakarta Halaman 111. 20 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, 1988. Kamus Besar bahasa Indonesia, Jakarta, Departemen pendidikan dan Kebudayaan. 34 “Mediasi adalah suatu proses penyelesaian sengketa secara damai yang melibatkan bantuan pihak ketiga untuk memberikan solusi yang dapat diterima pihak-pihak yang bersengketa. 21 Pengikutsertaan pihak ketiga dalam penyelesaian sengketa antara dua pihak”. Undang – Undang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa UUAAPS Sehubungan dengan pengertian mediasi, ketentuan dalam Pasal 6 ayat 3 UUAAPS menyatakan sebagai berikut : “Dalam hal sengketa atau beda pendapat sebagaimana dimaksud dalam ayat 2 tidak dapat diselesaiakan, maka atas kesepakatan tertulis para pihak, sengketa atau beda pendapat diselesaikan melalui bantuan seorang atau lebih penasihat ahli maupun melalui seorang mediator”. 21 M. Marwan dan Jimmy P, 2009, Kamus Hukum, Dictionary of Law Complete Editions. Surabaya, Reality Publisher, Halaman 426 35 Dari beberapa rumusan pengertian mediasi di atas, dapat disimpulkan bahwa mediasi adalah cara penyelesaian sengketa di luar pengadilan melalui perundingan yang melibatkan pihak ketiga yang bersikap netral non intervensi dan tidak berpihak impartial kepada pihak-pihak yang bersengketa serta diterima kehadirannya oleh pihak-pihak yang bersengketa. Pihak ketiga tersebut dinamakan “mediator” atau “penengah”, yang tugasnya hanya membantu pihak-pihak yang bersengketa dalam menyelesaikan masalahnya dan tidak mempunyai kewenangan untuk mengambil keputusan. Dengan perkataan lain, mediator di sini hanya bertindak sebagai fasilitator belaka. Dengan mediasi diharapkan dicapai titik temu penyelesaian masalah atau sengketa yang dihadapi para pihak yang bersengketa, yang selanjutnya akan dituangkan sebagai kesepakatan bersama. Pengambilan keputusan tidak berada di tangan mediator, tetapi di tangan para pihak yang bersengketa. 36 Dalam pelaksanaan mediasi di Pengadilan terdapat beberapa proses mediasi yang harus dilakukan yang dibagi dalam tiga tahap yaitu : 1. Pra mediasi - Para Pihak dalam hal ini Penggugat mengajukan gugatan dan mendaftarkan perkara. - Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Majelis Hakim - Pada hari pertama sidang Majelis Hakim wajib mengupayakan perdamaian kepada para pihak melalui proses mediasi. Para pihak dapat memilih mediator Hakim atau non Hakim yang telah memiliki sertifikat sebagai mediator dalam waktu 1 satu hari. Apabila dalam waktu 1 satu hari belum ditentukan maka Majelis Hakim menetapkan mediator dari para Hakim. 37 2. Proses mediasi - Setelah penunjukan mediator para pihak wajib menyerahkan foto copy dokumen yang memuat duduk perkara, foto copy surat-surat yang diperlukan dan hal-hal lain yang terkait dengan sengketa kepada mediator dan para pihak. - Mediator wajib menentukan jadwal pertemuan untuk penyelesaian proses mediasi. - Pemanggilan saksi ahli dimungkinkan atas persetujuan para pihak, dimana semua biaya jasa ahli itu ditanggung oleh para pihak berdasarkan kesepakatan. - Apabila diperlukan kaukus atau pertemuan antara mediator dengan salah satu pihak tanpa kehadiran pihak lainnya dilakukan. 3. Proses Akhir mediasi - Jangka waktu proses mediasi di dalam Pengadilan paling lama adalah 40 hari kerja dan 38 dapat diperpanjang lagi paling lama 14 hari kerja. - Jika mediasi menghasilkan kesepakatan para pihak wajib merumuskan secara tertulis kesepakatan yang dicapai dan ditanda tangani kedua pihak, dimana Hakim

Dokumen yang terkait

Mediasi Di Pengadilan Pasca Keluarnya Perma Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan

0 24 135

IMPLEMENTASI PERMA NOMOR. 01 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN Implementasi Perma Nomor 01 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan Dalam Menyelesaikan Sengketa Perceraian(Studi Hukum Di Pengadilan Agama Surakarta).

0 3 19

IMPLEMENTASI PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA SIDOARJO.

0 0 178

IMPLEMENTASI PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA SIDOARJO.

0 1 104

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Legalitas Hakim sebagai Mediator Berdasarkan Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Legalitas Hakim sebagai Mediator Berdasarkan Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan T2 322008013 BAB I

0 1 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Legalitas Hakim sebagai Mediator Berdasarkan Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan T2 322008013 BAB IV

0 1 2

Studi komparasi efektifitas Perma No. 1 Tahun 2008 dan Perma No. 1 Tahun 2016 tentang prosedur mediasi terhadap peran mediator di Pengadilan Agama Sidoarjo.

0 0 74

IMPLEMENTASI PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA SIDOARJO

0 0 75

IMPLEMENTASI PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA SIDOARJO

0 0 75