Asas Trias Politica. Kekuasaan Legislatif dan Eksekutif. Kekuasaan Kehakiman menurut Undang- undang Dasar 1945.

10 BAB II KONSEP KEKUASAAN YUDISIAL Di Indonesia sistem pemerintahan menurut Undang-undang Dasar 1945 adalah suatu sistem yang unik, dimana didalamnya diatur tentang kedudukan, tugas dan wewenang serta tata cara pembentukan lembaga-lembaga Negara.

2.1 Konsep

Kekuasaan YudisialDalam Kerangka Asas Trias Politika. Pembagian kekuasaan Negara beserta lembaga- lembaga Negaranya menurut Undang-undang Dasar 1945 tidaklah mengikuti ajaran “Trias Politica” walaupun pemisahan lembaga-lembaga tersebut hampir sama dengan ajaran konsep kekuasaan dalam kerangka asas Trias Politika.

2.1.1. Asas Trias Politica.

Sejarah pada masa lalu munculnya Trias politika bumi ini dihuni oleh masyarakat primitif sebagai suku, yang 11 dipimpin oleh kepala suku yang memutuskan seluruh perkara yang ada dari suku tersebut. Pada perkembangannya suku-suku kemudian memiliki sebuah dewan yang menumpukkan tiga kekuasaan Trias Politika yaitu kekuasaan Legislatif, Eksekutif, dan yudikatif yang mempunyai kesamaan di Indonesia sekarang ini yaitu Dewan Perwakilan Daerah. Trias Politika dari pemikiran John Locke adalah pemisahan kekuasaaan Legislatif, Eksekutif, dan federatif yang kemudian disempurnakan oleh pemikiran dari Montesgue yaitu Kekuasaan Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif yang sekarang ini menjadi acuan negara- negara didunia saat ini.

2.1.2. Kekuasaan Legislatif dan Eksekutif.

Kekuasaan Legislatif adalah struktur politik yang fungsinya membuat undang-undang. Di Indonesia disebut dengan Dewan Perwakilan rakyat, lembaga ini dipilih melalui pemilihan umum yang diadakan secara periodik dan berasal dari partai-partai politik. Produk Undang-undang yang dihasilkan oleh Dewan Perwakilan 12 Rakyat ini diantaranya Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, Undang-undang Penanaman Modal, Undang-undang Kehakiman dan sebagainya. Dari produk Undang-undang yang dihasilkan oleh Kekuasaan Legislatif pelaksanaan dari Undang-undang dilaksanakan oleh Lembaga Eksekutif. Di Indonesia dilaksanakan oleh Presiden dan menteri-menterinya.

2.1.3. Kekuasaan Kehakiman menurut Undang- undang Dasar 1945.

Kekuasaan Yudisial berwenang menafsirkan Undang- undang maupun memberi sanksi atas setiap pelanggaran dari Undang-undang. Kekuasaan Yudisial dispesifikan kedalam masalah yang berkaitan dengan hukum, pelaksana dari kekuasaan Kehakiman adalah Mahkamah Agung sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Dasar tahun 1945 Sebelum diamandemen Undang-Undang Dasar Tahun 1945, masalah Kekuasaan Kehakiman diatur di dalam Pasal 24 dan 25. Ketentuannya ditegaskan sebagai berikut : 13 1 Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan lain-lain Badan Kehakiman menurut Undang-Undang. 2 Susunan dan Kekuasaan Badan-badan Kehakiman itu diatur dengan Undang-undang. Sedangkan di dalam Pasal 25 Undang-Undang Dasar 1945 ditegaskan bahwa “Syarat-syarat untuk menjadi dan untuk diberhentikan sebagai Hakim, ditetapkan dengan Undang- Undang”. Penjabaran dari Pasal 24 dan Pasal 25 Undang- undang Dasar Tahun 1945 tersebut, diatur di dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 1970 Tentang Kekuasaan Kehakiman. Setelah amandemen ketiga terhadap Undang-Undang Dasar Tahun 1945, maka ketentuan pasal 24 dirubah menjadi Pasal 24, Pasal 24 A, Pasal 24 B tentang Komisi Yudisial, dan Pasal 24 C tentang Mahkamah Konstitusi sebagai salah satu pelaku Kekuasaan Kehakiman selain Mahkamah Agung. Berdasarkan Pasal-pasal tersebut pasca amandemen ketiga Undang-undang Dasar 1945, maka 14 Kekuasaan Kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Hal dimaksud dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan badan peradilan yang ada dibawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan agama, lingkungan peradilan militer dan lingkungan peradilan tata usaha Negara, serta sebuah Mahkamah Konstitusi. 1 Setelah reformasi kekuasaan kehakiman sebagai salah satu kekuasaan Negara, pelaku kekuasaan kehakiman tidak hanya dilakukan oleh Mahkamah Agung dan peradilan- peradilan yang ada dibawahnya, akan tetapi juga dilakukan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi dengan kewenangan mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk menguji Undang-undang terhadap Undang- undang Dasar, memutuskan sengketa kewenangan 1 Undang-undang Dasar 1945 Amandemen Ketiga, Pasal 24 ayat 1 dan 2 15 lembaga Negara yang kewenangannya diberikan Undang- undang Dasar, memutus pembubaran partai politik dan memutus perselisihan tentang hasil pemilihan umum. 2

2.2 Kekuasaan Kehakiman menurut Undang- undang Nomor 48 tahun 2009.

Dokumen yang terkait

Mediasi Di Pengadilan Pasca Keluarnya Perma Nomor 1 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan

0 24 135

IMPLEMENTASI PERMA NOMOR. 01 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN Implementasi Perma Nomor 01 Tahun 2008 Tentang Prosedur Mediasi Di Pengadilan Dalam Menyelesaikan Sengketa Perceraian(Studi Hukum Di Pengadilan Agama Surakarta).

0 3 19

IMPLEMENTASI PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA SIDOARJO.

0 0 178

IMPLEMENTASI PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA SIDOARJO.

0 1 104

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Legalitas Hakim sebagai Mediator Berdasarkan Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

0 0 11

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Legalitas Hakim sebagai Mediator Berdasarkan Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan T2 322008013 BAB I

0 1 10

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Legalitas Hakim sebagai Mediator Berdasarkan Perma Nomor 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan T2 322008013 BAB IV

0 1 2

Studi komparasi efektifitas Perma No. 1 Tahun 2008 dan Perma No. 1 Tahun 2016 tentang prosedur mediasi terhadap peran mediator di Pengadilan Agama Sidoarjo.

0 0 74

IMPLEMENTASI PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA SIDOARJO

0 0 75

IMPLEMENTASI PERMA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG PROSEDUR MEDIASI DI PENGADILAN AGAMA SIDOARJO

0 0 75