20
konfirmasi.  c.  Penutup  Penutup  merupakan  kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran
yang  dapat  dilakukan  dalam  bentuk  rangkuman  atau simpulan,  penilaian  dan  refleksi,  umpan  balik,  dan
tindaklanjut.  Penilaian  hasil  belajar  Prosedur  dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan
dengan  indikator  pencapaian  kompetensi  dan  mengacu kepada  Standar  Penilaian.  Sumber  belajar  Penentuan
sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar, serta
materi ajar,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
2.3   EVALUASI PROSES PERENCANAAN PEMBELAJARAN
MULOK BAHASA
DAERAH BIAK
Evaluasi  menurut  Anas  Sudijono  2011  yang mengambil  tulisan  dari  Edwind  Wandt  dan  Gerald  W.
Brown  1977  Evaluation  refer  to  act  or  process  to determining  the  value  of  something.  Menurut  definisi  ini,
maka  istilah  evaluasi  itu  merujuk  kepada  atau mengandung  pengertian:  suatu  tindakan  atau  suatu
proses  untuk  menentukan  nilai  dari  sesuatu.  Melihat pada  definisi  tersebut  memberi  pengertian;  suatu
tindakan  atau  kegiatan  yang  dilaksanakan  dengan maksud  untuk  suatu  proses  pembelajaran  atau  suatu
21
proses yang berlangsung dalam rangka menentukan nilai dari sesuatu kegiatan pada satu pendidikan yaitu segala
sesuatu  yang  berhubungan  dengan  dalam  dunia pendidikan,
artinya evaluasi
pendidikan dalam
pembelajaran merupakan
kegiatan atau
proses penentuan  nilai  pendidikan,  sehingga  dapat  diketahui
mutu  dan  hasilnya.  Lembaga  Adminstrasi  Negara  juga mengemukakan  batasan  tentang  evaluasi  pendidikan
dalam  pembelajaran  sebagai;  1.  Suatu  proses  kegiatan untuk menentukan  kemajuan pendidikan, dibandingkan
dengan  tujuan  yang  telah  ditentukan,  2.  Uasaha  untuk memperoleh  informasi  berupa  umpan  balik  feed  beck
penyempurnaan pendidikan. Merujuk  pada  uraian  tersebut  apabila  definisi
evaluasi  pembelajaran dituangkan dalam sebuah bagan akan seperti ini :
22
Gambar  2.1  Bagan  Tentang  :  Evaluasi  proses  Program
Pembelajaran
Contoh Sumber Bagan: Anas Sudijono. Hal 3
Kutipan  gambar  bagan  tersebut  dipilih  beberapa bagian  untuk  menjelaskan  fenomena  yang  terjadi
dilapangan,  yang    menjelaskan,  bahwa  dalam  proses perencanaan,  dilakukan  perbandingan  antara  kegiatan
pembelajaran    yang  telah  coba  diterapkan  sesuai perencanaan  tertentu,  untuk  kemudian  diambil  sebuah
tindakan dalam proses belajar mengajar terhadap siswa. Tujuan
pembelajara n yang telah
ditentukan Proseskegi
atan perencanaa
n Perencanaa
n Pelaksanaan
pembelajaran yang telah
dirancang dirancang
Pembandinga n antara
Tujuan dengan
pelaksanaan yang telah
didesain Menjadi satu
Evaluasi
Informasi _
sesuaitidak _
sesuai, berhasilgagal, bermutukurang
bermutu? Mengapa, bagaimana?
23
Selanjutnya  dari  Proses  belajar  mengajar  tersebut menjadi  sebuah  interaksi  siswa  terhadap  pembelajaran
yang tertuju pada sebuah Kriteria penilaian sebagai tolak ukur  yang  dipakai  tidak  lain  adalah  tujuan  akhir  dari
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Merujuk  pada  bagian  ini,  maka  akan  lebih
cenderung  melihat  Manajemen  pembelajaran  sebagai suatu
kegiatan atau
proses, yaitu
manajemen pembelajaran  sebagai  suatu  realita  karena  manajemen
pembalajaran  dalam  bagan  ini  adalah  manajemen pembelajaran  yang  sesungguhnya  terjadi  dilapangan
atau sekolah pada daerah setempat pada umumnya.
2.3.1  Muatan Lokal Bahasa Daerah Biak Bahasa  Biak  BB  adalah  salah  satu  Bahasa
Daerah  BD  yang  pertama  kali  diteliti,  ditulis  dan diajarkan  secara  formal    sebagai  pelajaran  muatan  lokal
mulok oleh para misionaris pada pendidikan dasar SD dan  menengah    di  Resort  Biak-Numfor    Tanah  Papua,
Bahasa Daerah
Biak BDB
merupakan jendela
kebudayaan.  Budaya  suatu  bangsa  dapat  dilihat  dari bahasanya,  “kerena  Pendidikan  yang  bagus  adalah
syarat  mutlak  bangsa  yang  maju  dan  bangsa  yang  tidak berkembang  adalah  bangsa  yang  malas  belajar”.  Dasar
pemahaman  ini    memberikan  sebuah  kesadaran  bahwa sangat
bermanfaat dan
penting sekali
untuk
24
mengembangkan  suatu  pengetahuan,  baik  pengetahuan yang  umum  maupun  yang  bersifat  kearifan  lokal  dalam
suatu daerah tertentu sehingga mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Selanjutnya dari pengertian muatan
lokal  diatas  dipahami  bahwa,  1  Muatan  lokal merupakan
salah satu
bentuk pendekatan
pengembangan  perencanaan  pembelajaran,  agar  sekolah dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar,
2 Interaksi
sekolah dengan
masyarakat dapat
berlangsung  secara  baik,  dalam  rangka  perbaikan kualitas
pendidikan, dan
3 Sekolah
dapat meningkatkan
dan mengembangkan
relevansi pendidikan  dengan  kebutuhan  dan  kondisi  daerah
setempat. Salah satunya adalah Bahasa Daerah Biak.
2.3.2  Landasan  Pengembangan  Pembelajaran  Mulok Bahasa Daerah
Undang-undang  dan  peraturan,  UU  No.  22  Tahun 1999  tentang  Pemerintahan  Daerah,  Undang-undang
Republik  Indonesia  No  2003  tentang  sistem  pendidikan Nasional  pasal  37  ayat  1  dan  pasal  38  ayat  2,  dan
peraturan  pemerintah  Republik  Indonesia  No  19  Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
Pengembangan  serta  implementasi  pembelajaran muatan  lokal  disetiap  lembaga  pendidikan  sepenuhnya
diatur oleh
masing –masing
lembaga dengan
25
memanfaatkan  otonomi  pendidikan  yang  diwujudkan melalui  sistem  yang  berlaku  pada  setiap  sekolah,
khususnya  dalam  pengembangan  proses  perencanaan pembelajaran yang didalamnya memuat isi muatan lokal.
Kewajiban memuat
muatan lokal
dalam pendidikan  Sekolah  Dasar  dan  Menengah  ditetapkan
melalui  Pasal  37  ayat  1  jo  UU  No.  20  Tahun  2003. Dengan  demikian,  kurikulum  di  SD  sebagai  salah  satu
jenjang  pada  pendidikan  dasar  wajib  memuat  muatan lokal  dalam  kurikulumnya.  Salah  satu  muatan  lokal
yang  diajarkan  di  SD  di  Kabupaten  Biak  Numfor  adalah Bahasa  Daerah,  yaitu  Bahasa  Biak.  Penetapan  Bahasa
Biak  sebagai  salah  satu  mata  pelajaran  muatan  lokal Mulok  dilakukan  berdasarkan  amanat  internasional
dari UNESCO tentang pemeliharaan bahasa daerah atau bahasa  ibu  UNESCO,1999,  alasannya  adalah  dengan
memelihara  bahasa  daerah  atau  bahasa  ibu  disuatu daerah  itu  berarti  ikut  memelihara  kebudayaan  dan
pemeliharaan  kebudayaan    daerah  sebagai  pilar-pilar dari kebudayaan Naional dari suatu negara. Upaya dinas
pendidikan  kabupaten  Biak  Numfor  sejak  tahun  2011 adalah membuat suatu draf pengembangan Bahasa Biak
sebagai  salah  satu  mata  pelajaran  Muatan  Lokal  di Sekolah  Dasar  khusus  kelas  I
–  III.      Bahasa  daerah adalah bahasa komunikasi sehari-hari yang dipakai oleh
26
masyarakat  lokal.  Bahasa  ini  telah  bertahan  melewati berbagai  macam  perubahan  zaman  sehingga  akibat  dari
berinteraksinya  bahasa  ini  dengan  berbagai  macam kondisi  dan  stuasi,  maka  muncullah  berbagai  macam
jenis  dialek  dan  aksen  yang  berbeda.  Akibatnya  bahasa daerah  yang  di  ucapkan  oleh  satu  masyarakat  sedikit
berbada,  meskipun  secara  akar  dan  rumpun  sama, tetapi  dalam  prakteknya  memiliki  perbedaan  dengan
bahasa  daerah  yang  diucapkan  oleh  masyarakat  daerah lain.  Meskipun  berbeda,  bahasa  daerah  ini  memiliki
kesamaan yang tidak dapat dibantahkan terutama dalam hal yang berhubungan dengan sastra.
2.3.3  Perencanaan  Pembelajaran  Bahasa  Daerah  Biak Sebagai Bahan Ajar Mulok
Kerangka  inti  dari  sebuah  perencanaa  suatu pembelajaran  adalah  silabus.  Silabus  ini  merupakan
sebuah  rencana  yang  disusun  dan  digunakan  dalam kegiatan  pembelajaran.  Hal  inipun  coba  dilakukan  oleh
Dinas  pendidikan  Kabupaten  Biak  Numfor  tahun  2011 membuat  suatu  rancangan  pembelajaran  Muatan  Lokal
Bahasa  Daerah  Biak  sebagai  sebuah  acuan  dalam bentuk  buku  panduan  draf  awal  pengembangan  Bahasa
Biak  sebagai  salah  satu  mata  pelajaran  Muatan  Lokal. Disebut  Draf  awal  karena  masih  memerlukan  kajian
27
lanjut  yang  lebih  mendalam  dari  berbagai  aspek kebahasaannya,  aspek  kebudayaan,  dan  pendidikan
H.J.Rumkabu, 2011 dalam Buku Muatan Lokal Bahasa Daerah Biak.
Perencanaan  pembelajaran  merupakan  catatan- catatan  hasil  pemikiran  awal  seorang  guru  sebelum
mengelola proses
pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran merupakan persiapan mengajar yang berisi hal-hal  yang  perlu  atau  harus  dilakukan  oleh  guru  dan
siswa  dalam  melaksanakan  kegiatan  pembelajaran  yang antara  lain  meliputi  unsur-unsur  :  pemilihan  materi,
metode,  media,  dan  alat  evaluasi.  Unsur-unsur  tersebut harus  mengacu  pada  silabus  yang  ada  dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:  1. Berdasarkan kompetensi  dan  kemampuan  dasar  yang  harus  dikuasai
siswa,  serta  materi  dan  sub  materi  pembelajaran, pengalaman  belajar,  yang  telah  dikembangkan  didalam
silabus,  2. Digunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan  materi  yang  memberikan  kecakapan  hidup
sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari pendekatan  kontekstual,  3.  Digunakan  metode  dan
media  yang  sesuai,  yang  mendekatkan  siswa  dengan pengalaman  langsung,  4.  Penilaian  dengan  sistem
pengujian  menyeluruh  dan  berkelanjutan  didasarkan pada  sistem-sistem  pengujian  yang  dikembangkan
28
selaras  dengan  pengembangan  silabus.  Silabus  yang sudah  disusun  akan  dilaksanakan  dalam  kegiatan
pembelajaran yang
akan menanamkan
berbagai kompetensi  kepada  peserta  didik,  pengertian  dari
pelaksanaan  atau  implementasi  kurikulum  adalah penerapan  ide,  konsep  pembelajaran  yang  dijabarkan
dalam silabus dan rencana pembelajaran kedalam proses pembelajaran  melalui  kegiatan
–  kegiatan  pemeblajaran oleh  guru  disekolah  sehingga  terjadi  perubahan  pada
peserta  didik  yaitu  pencapaian  kompetensi  yang  telah direncanakan  Mulyasa,  2008;  Miller    Seller  dalam  Al-
Hafizh, 2011. Rencana  pembelajaran  dan  silabus  memiliki
pengertian  yang  berbeda.  Silabus  memuat  hal-hal  yang perlu  dilakukan  oleh  siswa  untuk  menuntaskan  suatu
kompetensi  secara  utuh,  artinya  didalam  suatu  silabus adakalanya  beberapa  kompetensi  yang  sejalan  akan
disatukan  sehingga  perkiraan  waktunya  belum  tahu pasti berapa pertemuan. Selain hal tersebut, silabus juga
mengisyaratkan  materi  apa  yang  secara  minimal  perlu dikuasai  oleh  siswa  untuk  mencapai  ketuntasan
kompetensi.  Rencana  pembelajaran  adalah  penggalan- penggalan  kegiatan  yang  perlu  dilakukan  oleh  guru
untuk  setiap  pertemuan.  Di  dalamnya  harus  terlihat tindakan  apa  yang  perlu  dilakukan  oleh  guru  untuk
29
mencapai ketuntasan
kompetensi serta
tindakan selanjutnya setelah pertemuan selesai. Dengan kata lain
rencana pembelajaran
yang dibuat
guru harus
berdasarkan  pada  kompetensi  dan  kompetensi  dasar. Standar  kompetensi  adalah  kemampuan  minimal  yang
harus  dapat  dilakukan  atau  ditampilkan  siswa,  yang meliputi;  pengetahuan,  keterampilan,  dan  sikap  siswa
setelah  mengikuti  mata  pelajaran  tertentu.  Setiap kompetensi  dirinci  menjadi  sub  kompetensi  atau
kemampuan  dasar  yang  selanjutnya  merupakan  arah pencapaian  dan  acuan  dalam  memilih  materi  dan
pengalaman belajar
siswa. Untuk
mengetahui pencapaian  kemampuan  dasar  tertentu  diperlukan
indikator pencapaian
yang digunakan
untuk mengembangkan  alat  pengujian.  Standar  kompetensi
merupakan  salah  satu  komponen  rencana  pembelajaran yang
sangat perlu
diperhatikan dalam
proses pembelajaran  karena  dengan  adanya  kompetensi  yang
ingin dicapai proses pembelajaran akan lebih terarah.
2.3.4  Tujuan  Perencanaan  Pembelajaran  Mulok  Bahasa Daerah
Definisi  dari  perencanaan  muatan  lokal  adalah seperangkat  rencana  dan  peraturan  mengenai  isi  dan
bahan  pembelajaran  serta  cara  yang  digunakan  sebagai
30
pedoman  penyelenggaraan  kegiatan  belajar  mengajar yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan  daerah  masing-masing  Depdikbud  dalam Erry Utomo, 1997.
Menurut  Depdikbud  E.  Mulyasa,  2007,  secara umum,  pengertian  muatan  lokal  adalah  seperangkat
rencana  dan  pengaturan  mengenai  tujuan,  isi,  dan bahan  pelajaran  yang  disusun  oleh  satuan  pendidikan
sesuai  dengan  keragaman  potensi  daerah,  karakteristik daerah,  keunggulan  daerah,  kebutuhan  daerah,  dan
lingkungan  masing-masing  serta  cara  yang  digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran
untuk  mencapai  tujuan  pendidikan  tertentu.  Secara khusus, muatan lokal adalah program pendidikan dalam
bentuk mata
pelajaran yang
isi dan
media pembelajarannya  dikaitkan  dengan  lingkungan  alam
yang bernuansa lokal. Pengertian  tersebut  diatas  dapat  dipahami  bahwa
dalam  mengimplementasikan  pembelajaran  bernuasana lokal  harus  diketahui  tujuan  dalam  perencanaan
pembelajaran  muatan  lokal  Bahasa  daerah  tersebut, artinya,  tujuan  perencanaan  harus  disesuaikan  dengan
kebutuhan,  kemampuan  dan  minat  belajar  dari  siswa disekolah  yang  ada  didaerah  tersebut.  Selanjutnya
tujuan perencanaan
pembelajaran tersebut
harus
31
kontekstual  sesuai  kondisi  lingkungan  alam,  dan lingkungan  belajar  siswa  agar  tujuan  pembelajaran
dapat  mencapai  tujuan  dan  dapat  berhasil  bagi  siswa dalam  memahami  serta  turut  serta  menjaga  dan
melestarikan  nilai-nilai  budaya  yang  diajarkan  dalam pembelajaran Muatan lokal tersebut.
2.3.5  Fungsi  Bahasa  Daerah  Biak  dimasukan  sebagai Bahan Ajar Mulok
Tujuan  ditetapkan  Bahasa  Daerah  Biak  sebagai bahan  ajar  muatan  lokal,    bahwa  Bahasa  Biak  adalah
jendela  kebudayaan  dan  jumlah    penutur  banyak dikalangan  masyarakat  papua,  sehingga  sangat  tepat
dijadikan  sebagai  bahan  ajar.  Selanjutnya  Bahasa  Biak dijadikan  bahan  ajar  Mulok  bagi  peserta  didik  untuk
memberikan  bekal  pengetahuan  berbahasa  daerah  dan sikap  hidup  serta  memiliki  wawasan  yang  mantap
tentang  lingkungan  masyarakat  dan  nilai –  nilai  luhur
yang  terkandung  dalam  Budaya  Biak  yang  diajarkan dalam  Bahasa  Biak  tersebut  terus  tercermin  kepada
generasi sekarang dan yang akan datang. Hal  selanjutnya,  beberapa  fungsi  mulok  menurut
Abdullah  Idi,  2007  menyatakan  bahwa    dalam komponen  perencanaan  pembelajaran  tersebut  secara
keseluruhan  yaitu:  1.  penyesuaian  dalam  pembelajaran
32
terhadap  peserta  didik  disekolah,  program  sekolah disesuai  dengan  lingkungan  dan  kebutuhan  daerah.
Demikian  juga  karakteristik  setiap  peserta  didik  perlu diupayakan sehingga dapat menyesuaikan diri dan akrab
dengan  bahasa  daerah  serta  budaya,  2.  Memiliki  fungsi integrasi,  artinya  bahwa  peserta  didik  adalah  bagian
integral dari
masyarakat. 3.
Fungsi perbedaan,
maksudnya    pendidikan  dan  pengembangannya  bersifat luwes, yaitu program pendidikan dan pengembangannya
disesuaikan  dengan  bakat,  minat,  kemampuan  dan kebutuhan
peserta didik
sesuai lingkungan
dan daerahnya.
Dasar  pemahaman  konsep  dan  tujuan  Mulok Bahasa  Daerah  Biak  tersebut  menunjukan  bahwa  pada
hakekatnya bertujuan
untuk menjembatangi
kesenjangan antara peserta didik dengan lingkungannya E. Mulyasa, 2007.
Jadi dari pemahaman tersebut dapat disimpulkan, bahwa  muatan  lokal  Bahasa  Biak  dimasukan  sebagai
bahan ajar
dalam pembelajaran
sebagai bentuk
pembelajaran  untuk  memberikan  bekal  pengetahuan berbahasa  Daerah  dan  sikap  hidup  serta  memiliki
wawasan  yang  mantap  tentang  lingkungan  masyarakat dari  nilai
–nilai  luhur  yang  terkandung  dalam  Budaya Biak,  menjembatangi  kesenjangan  antara  peserta  didik
33
dengan  lingkungannya,  dapat  sebagai  bahasa  pengantar dalam pembelajaran selanjutnya juga merupakan jendela
kebudayaan  sebab  jumlah    penutur  banyak  dikalangan masyarakat  Papua,  sehingga  sangat  tepat  dijadikan
sebagai bahan ajar.
2.3.6  Model Pembelajaran Mulok Bahasa Daerah Biak di Sekolah Dasar
Para Ahli pendidikan Talbert, J.E, dan McLaughlin, M.E,  1999  mengatakan  model  pembelajaran  yang
berorientasi  pada  potensi  dan  keutuhan  siswa  menjadi perhatian  utama  bagi  pendidik  guru.  Guru  sebagai
sentral  kegiatan  dalam  Proses  Belajar  Mengajar  yaitu dengan menggunakan pendekatan baik antara guru dan
siswa. Ada  berbagai  model  pembelajaran  untuk  peserta
didik  di  SD  setiap  sekolah  dapat  memilih  sesuai  dengan kondisi sekolahnya masing
–masing. Dalam Proses belajar mengajar  merupakan  kegiatan  interaksi  antara  guru
dengan  siswa,  dan  komunikasi  timbalik  balik  yang berlangsung  dalam  situasi  edukatif  untuk  tujuan
pembelajaran.  Interaksi  proses  belajar  mengajar  tidak sekedar  hubungan  komunikasi  antara  guru  dan  siswa,
tetapi  merupakan  interaksi  edukatif  yang  tidak  hanya menyampaikan
materi pelajaran
melainkan juga
34
menanamkan  sikap  dan  nilai  pada  siswa  yang  sedang belajar,  sehingga  pada  proses  belajar  didasari  untuk
menghasilkan  mutu  yang  baik. Jamal Ma‟mur Asmani;
2011,  mengatakan  strategi  Pembelajaran  Aktif,  Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan sebagai acuan pembelajaran.
Strategi ini berorientasi untuk menggali potensi terbesar siswa
dengan metodologi
pembelajaran yang
mengedepankan  keaktifan  anak,  mendorong  kreativitas, efektif  dalam  pencapaian  target  dan  kualitas,  serta
menyenangkan  dalam  prosesnya,  sehingga  anak  bisa memahami  materi  dengan  nyaman,  senang,  dan  ceria.
Pembelajaran  yang  membuat  siswa  aktif,  kreatif,  selalu efektif  dalam  belajar  dan  senang  mengikuti  pelajaran
merupakan  model  pembelajaran  yang  berorientasipada guru  dan  siswa.  Peserta  didik  aktif  mengajukan
pertanyaan,  mengemukakan  gagasan,  dan  mencari  data dan informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan
suatu masalah.
Kreatif dimaksudkan
agar guru
menciptakan kegiatan
belajar beragam
sehingga memenuhi  berbagai  tingkat  kemampuan  siswa.  Efektif,
penggunaan waktu
dalam proses
pembelajaran. Menyenangkan  adalah  suasana  belajar  mengajar  yang
dapat    menyenangkan  sehingga  siswa  memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu
curah  perhatian  tinggi.  Dalam  hal  ini  siswa  menjadi terlibat  secara  efektif,  kreatif  dalam  mengerjakan  suatu
35
tugas  secara  bersama-sama,  dan  kemampuan  sikap partisipasi
aktif dalam
pembelajara dan
selalu termotivasi  untuk  segera  berekreasi  dan  mengambil
tindakan  atas  suatu  kejadian.  Hal  tersebut  ditegaskan Winkel
2007 yang
mengatakan bahwa
Tugas perkembangan siswa yang dihadapi siswa dalam jenjang
sekolah  dasar  antara  lain  mengatur  keberaneka  ragam kegiatan  belajarnya  dengan  bersikap  tanggung  jawab,
bertingkah  laku  dengan  cara  yang  dapat  diterima  oleh orang  lain  atau  teman  sebaya,  cepat  mengembangkan
bakat kemampuan misalnya dalam calistung. Berdasarkan  uraian  diatas  maka  dapat  dipahami
bahwa  untuk  melakukan  peleyanan  pembelajaran muatan  lokal  Bahasa  Daerah  pendidik  harus  melihat
dua  hal  penting  sesuai  keadan  sekolah  tersebut,  yaitu keadaan  eksternal  dan  internalnya.  Keadaan  ekternal
artinya bahwa
dalam mengimplementasikan
perencanaan model  pembelajaran mulok Bahasa Daerah Biak  hatus  disesuiakan  dengan  kemampuan  satuan
pendidikan sekolah
untuk mengelola
pelayanan pendidikan  secara  lokal  baik  dari  minat,  bakat  dan
kemampuan peserta
didik dalam
menerima pembelajaran
tersebut. Setelah
itu perlu
juga memperhatikan  kompetensi  yang  telah  dikembangkan
dan  ditetapkan  sebagai  suatu  rancanagan  dalam
36
pembelajaran,  harus  yang  sesuai  dengan  kearifan  lokal, yang  dominan  pada  muatan  lokal  Bahasa  daerah  Biak,
sehingga  proses  pembelajaran  dapat  terlaksana  dengan baik  dan  akan  berdampak  pada  kualitas  belajar  siswa,
melibatkan  beberapa  elemen  terkait  yang  berkualitas dan  berpotensi  sehingga  menghasilkan  hasil  yang
berkualitas.
2.3.7 Materi Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah
Dengan ditetapkannya
PERDASUS tentang
pendidikan  No  5  tahun  2006  yang  menyatakan  tentang pembagunan  pendidikan  dan  dalam  pasal  30  yakni
kurikulum  muatan  lokal  pada  pendidikan  Dasar  dapat dimuat  paling  sedikit  dua  mata  pelajaran,  yang  meliputi
pengetahuan  masyarakat  setempat  dan  bahasa  daerah secara  lokal,  teknologi  lokal  dan  ketrampilan  lokal,
sebagai standar acuan implementasi bahasa daerah Biak dimasukan  dalam  kurikulum  muatan  lokal  untuk
tingkat  Sekolah  Dasar    dalam  mengembangkan  nilai –
nilai  budaya  setempat,  program –program  kegiatan
pembelajaran  dan  bidang  kemampuan  dasar  melalui mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dalam
pembelajaran  sekarang  ini.  Bahasa  Daerah  tidak dimaksudkan  untuk  secara  total  menggantikan  posisi
bahasa  Indonesia  di  dalam  PBM,  kecuali  untuk  mata
37
pelajaran bahasa
daerah sebagai
muatan lokal.
Pemanfaatan  positif  dan  kreatif  yang  demikian  akan meningkatkan  martabat  bahasa  daerah  dan  sekaligus
mendewasakannya  di  ranah  pendidikan  formal.  Melalui penggunaan  bahasa  daerah  dalam  kegiatan  belajar-
mengajar,  sekurang-kurangnya  di  tingkat  dasar,  para peserta  didik,  yang  adalah  tunas  muda  harapan  daerah
dan nasional, sejak dini telah dituntun untuk mengenal, memahami,  dan  menghargai  kekayaan  budaya  lokal
mereka  sendiri.  Jika  kesadaran  akan  hakikat  bahasa daerah  telah  berakar  kuat  di  dalam  sanubari  mereka,
maka  dengan  sendirinya  akan  tumbuh  rasa  bangga untuk  menggunakan  bahasa  daerah  mereka  dalam
kehidupan  sehari-hari.  Demi  kemajuan  pelestarian  dan kelestarian bahasa daerah di kabupaten Biak Numfor.
Menurut panduan bahan ajar Bahasa daerah Biak yang  telah  dibuat  buku  oleh  Dinas  Pendidikan
Kabupaten  Biak  Numfor  berbentuk  draff  memiliki lingkup pengembagannya yaitu: 1 Nilai-nilai agama dan
moral,  2  Menyerap  dan  mempraktekkan  nilai-nilai budayanya,  3  Berbahasa  mencakup  menerima  bahasa,
mengungkapkan bahasa dan keaksaraan. Lingkup
–lingkup  perkembangan  ini  kemudian dijabarkan
kedalam standar
tingkat pencapaian
38
perkembangan  yang  akan  dicapai  peserta  didik  sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah masing
–masing. Muatan  lokal  adalah  seperangkat  rencana  dan
pengaturan  mengenai  tujuan,  isi  dan  bahan  pelajaran yang  disusun  oleh  satuan  pendidikan  sesuai  dengan
keragaman potensi
daerah, karakteristik
daerah, keunggulan  daerah,  kebutuhan  daerah,  dan  lingkungan
masing-masing  serta  cara  yang  digunakan  sebagai pedoman  penyelenggaraan  kegiatan  pembelajaran  untuk
mencapai  tujuan  pendidikan  tertentu.  Dimasukkannya muatan lokal dalam kurikulum pada dasarnya dilandasi
oleh  kenyataan  bahwa  Indonesia  memiliki  beraneka ragam  adat  istiadat,  kesenian,  tata  cara,  tata  krama
pergaulan, bahasa, dan pola kehidupan yang diwariskan secara  turun  temurun  dari  nenek  moyang  bangsa
Indonesia.  Hal  tersebut  tentunya  perlu  dilestarikan  dan dikembangkan,  agar  bangsa  Indonesia  tidak  kehilangan
ciri  khas  dan  jati  dirinya.  Upaya  menjaga  ciri  khas bangsa  Indonesia  harus  dimulai  sedini  mungkin  pada
usia  pra  sekolah  kemudian  diintensifkan  secara  formal melalui  pendidikan  di  sekolah  dasar,  di  sekolah
menengah.  Pendidikan  tersebut  memberikan  implikasi bahwa  hasil  pendidikan  dewasa  ini  diarahkan  untuk
dapat  menghasilkan  manusia  yang  sesuai  dengan undang-undang  dan  peraturan  pendidikan  menjadi
39
tujuan  pendidikan  yang  diharapkan  dan  disesuaikan dengan  kondisi  sekolah  masing
–masing.  Sehingga  guru sebagai  perancang  dan  penyedia  materi  ajar  dituntut
memberikan  bahan –bahan  yang  sesuai  dan  bisa
memenuhi tuntutan perubahan tersebut.
2.4   Hasil Belajar Pembelajaran