20
konfirmasi. c. Penutup Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktivitas pembelajaran
yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan
tindaklanjut. Penilaian hasil belajar Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan
dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada Standar Penilaian. Sumber belajar Penentuan
sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi
dasar, serta
materi ajar,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
2.3 EVALUASI PROSES PERENCANAAN PEMBELAJARAN
MULOK BAHASA
DAERAH BIAK
Evaluasi menurut Anas Sudijono 2011 yang mengambil tulisan dari Edwind Wandt dan Gerald W.
Brown 1977 Evaluation refer to act or process to determining the value of something. Menurut definisi ini,
maka istilah evaluasi itu merujuk kepada atau mengandung pengertian: suatu tindakan atau suatu
proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Melihat pada definisi tersebut memberi pengertian; suatu
tindakan atau kegiatan yang dilaksanakan dengan maksud untuk suatu proses pembelajaran atau suatu
21
proses yang berlangsung dalam rangka menentukan nilai dari sesuatu kegiatan pada satu pendidikan yaitu segala
sesuatu yang berhubungan dengan dalam dunia pendidikan,
artinya evaluasi
pendidikan dalam
pembelajaran merupakan
kegiatan atau
proses penentuan nilai pendidikan, sehingga dapat diketahui
mutu dan hasilnya. Lembaga Adminstrasi Negara juga mengemukakan batasan tentang evaluasi pendidikan
dalam pembelajaran sebagai; 1. Suatu proses kegiatan untuk menentukan kemajuan pendidikan, dibandingkan
dengan tujuan yang telah ditentukan, 2. Uasaha untuk memperoleh informasi berupa umpan balik feed beck
penyempurnaan pendidikan. Merujuk pada uraian tersebut apabila definisi
evaluasi pembelajaran dituangkan dalam sebuah bagan akan seperti ini :
22
Gambar 2.1 Bagan Tentang : Evaluasi proses Program
Pembelajaran
Contoh Sumber Bagan: Anas Sudijono. Hal 3
Kutipan gambar bagan tersebut dipilih beberapa bagian untuk menjelaskan fenomena yang terjadi
dilapangan, yang menjelaskan, bahwa dalam proses perencanaan, dilakukan perbandingan antara kegiatan
pembelajaran yang telah coba diterapkan sesuai perencanaan tertentu, untuk kemudian diambil sebuah
tindakan dalam proses belajar mengajar terhadap siswa. Tujuan
pembelajara n yang telah
ditentukan Proseskegi
atan perencanaa
n Perencanaa
n Pelaksanaan
pembelajaran yang telah
dirancang dirancang
Pembandinga n antara
Tujuan dengan
pelaksanaan yang telah
didesain Menjadi satu
Evaluasi
Informasi _
sesuaitidak _
sesuai, berhasilgagal, bermutukurang
bermutu? Mengapa, bagaimana?
23
Selanjutnya dari Proses belajar mengajar tersebut menjadi sebuah interaksi siswa terhadap pembelajaran
yang tertuju pada sebuah Kriteria penilaian sebagai tolak ukur yang dipakai tidak lain adalah tujuan akhir dari
kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan. Merujuk pada bagian ini, maka akan lebih
cenderung melihat Manajemen pembelajaran sebagai suatu
kegiatan atau
proses, yaitu
manajemen pembelajaran sebagai suatu realita karena manajemen
pembalajaran dalam bagan ini adalah manajemen pembelajaran yang sesungguhnya terjadi dilapangan
atau sekolah pada daerah setempat pada umumnya.
2.3.1 Muatan Lokal Bahasa Daerah Biak Bahasa Biak BB adalah salah satu Bahasa
Daerah BD yang pertama kali diteliti, ditulis dan diajarkan secara formal sebagai pelajaran muatan lokal
mulok oleh para misionaris pada pendidikan dasar SD dan menengah di Resort Biak-Numfor Tanah Papua,
Bahasa Daerah
Biak BDB
merupakan jendela
kebudayaan. Budaya suatu bangsa dapat dilihat dari bahasanya, “kerena Pendidikan yang bagus adalah
syarat mutlak bangsa yang maju dan bangsa yang tidak berkembang adalah bangsa yang malas belajar”. Dasar
pemahaman ini memberikan sebuah kesadaran bahwa sangat
bermanfaat dan
penting sekali
untuk
24
mengembangkan suatu pengetahuan, baik pengetahuan yang umum maupun yang bersifat kearifan lokal dalam
suatu daerah tertentu sehingga mampu bersaing dengan bangsa-bangsa lain. Selanjutnya dari pengertian muatan
lokal diatas dipahami bahwa, 1 Muatan lokal merupakan
salah satu
bentuk pendekatan
pengembangan perencanaan pembelajaran, agar sekolah dapat memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar,
2 Interaksi
sekolah dengan
masyarakat dapat
berlangsung secara baik, dalam rangka perbaikan kualitas
pendidikan, dan
3 Sekolah
dapat meningkatkan
dan mengembangkan
relevansi pendidikan dengan kebutuhan dan kondisi daerah
setempat. Salah satunya adalah Bahasa Daerah Biak.
2.3.2 Landasan Pengembangan Pembelajaran Mulok Bahasa Daerah
Undang-undang dan peraturan, UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, Undang-undang
Republik Indonesia No 2003 tentang sistem pendidikan Nasional pasal 37 ayat 1 dan pasal 38 ayat 2, dan
peraturan pemerintah Republik Indonesia No 19 Tahun 2005 tentang standar nasional pendidikan.
Pengembangan serta implementasi pembelajaran muatan lokal disetiap lembaga pendidikan sepenuhnya
diatur oleh
masing –masing
lembaga dengan
25
memanfaatkan otonomi pendidikan yang diwujudkan melalui sistem yang berlaku pada setiap sekolah,
khususnya dalam pengembangan proses perencanaan pembelajaran yang didalamnya memuat isi muatan lokal.
Kewajiban memuat
muatan lokal
dalam pendidikan Sekolah Dasar dan Menengah ditetapkan
melalui Pasal 37 ayat 1 jo UU No. 20 Tahun 2003. Dengan demikian, kurikulum di SD sebagai salah satu
jenjang pada pendidikan dasar wajib memuat muatan lokal dalam kurikulumnya. Salah satu muatan lokal
yang diajarkan di SD di Kabupaten Biak Numfor adalah Bahasa Daerah, yaitu Bahasa Biak. Penetapan Bahasa
Biak sebagai salah satu mata pelajaran muatan lokal Mulok dilakukan berdasarkan amanat internasional
dari UNESCO tentang pemeliharaan bahasa daerah atau bahasa ibu UNESCO,1999, alasannya adalah dengan
memelihara bahasa daerah atau bahasa ibu disuatu daerah itu berarti ikut memelihara kebudayaan dan
pemeliharaan kebudayaan daerah sebagai pilar-pilar dari kebudayaan Naional dari suatu negara. Upaya dinas
pendidikan kabupaten Biak Numfor sejak tahun 2011 adalah membuat suatu draf pengembangan Bahasa Biak
sebagai salah satu mata pelajaran Muatan Lokal di Sekolah Dasar khusus kelas I
– III. Bahasa daerah adalah bahasa komunikasi sehari-hari yang dipakai oleh
26
masyarakat lokal. Bahasa ini telah bertahan melewati berbagai macam perubahan zaman sehingga akibat dari
berinteraksinya bahasa ini dengan berbagai macam kondisi dan stuasi, maka muncullah berbagai macam
jenis dialek dan aksen yang berbeda. Akibatnya bahasa daerah yang di ucapkan oleh satu masyarakat sedikit
berbada, meskipun secara akar dan rumpun sama, tetapi dalam prakteknya memiliki perbedaan dengan
bahasa daerah yang diucapkan oleh masyarakat daerah lain. Meskipun berbeda, bahasa daerah ini memiliki
kesamaan yang tidak dapat dibantahkan terutama dalam hal yang berhubungan dengan sastra.
2.3.3 Perencanaan Pembelajaran Bahasa Daerah Biak Sebagai Bahan Ajar Mulok
Kerangka inti dari sebuah perencanaa suatu pembelajaran adalah silabus. Silabus ini merupakan
sebuah rencana yang disusun dan digunakan dalam kegiatan pembelajaran. Hal inipun coba dilakukan oleh
Dinas pendidikan Kabupaten Biak Numfor tahun 2011 membuat suatu rancangan pembelajaran Muatan Lokal
Bahasa Daerah Biak sebagai sebuah acuan dalam bentuk buku panduan draf awal pengembangan Bahasa
Biak sebagai salah satu mata pelajaran Muatan Lokal. Disebut Draf awal karena masih memerlukan kajian
27
lanjut yang lebih mendalam dari berbagai aspek kebahasaannya, aspek kebudayaan, dan pendidikan
H.J.Rumkabu, 2011 dalam Buku Muatan Lokal Bahasa Daerah Biak.
Perencanaan pembelajaran merupakan catatan- catatan hasil pemikiran awal seorang guru sebelum
mengelola proses
pembelajaran. Perencanaan
pembelajaran merupakan persiapan mengajar yang berisi hal-hal yang perlu atau harus dilakukan oleh guru dan
siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang antara lain meliputi unsur-unsur : pemilihan materi,
metode, media, dan alat evaluasi. Unsur-unsur tersebut harus mengacu pada silabus yang ada dengan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut: 1. Berdasarkan kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai
siswa, serta materi dan sub materi pembelajaran, pengalaman belajar, yang telah dikembangkan didalam
silabus, 2. Digunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan kecakapan hidup
sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari pendekatan kontekstual, 3. Digunakan metode dan
media yang sesuai, yang mendekatkan siswa dengan pengalaman langsung, 4. Penilaian dengan sistem
pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan pada sistem-sistem pengujian yang dikembangkan
28
selaras dengan pengembangan silabus. Silabus yang sudah disusun akan dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran yang
akan menanamkan
berbagai kompetensi kepada peserta didik, pengertian dari
pelaksanaan atau implementasi kurikulum adalah penerapan ide, konsep pembelajaran yang dijabarkan
dalam silabus dan rencana pembelajaran kedalam proses pembelajaran melalui kegiatan
– kegiatan pemeblajaran oleh guru disekolah sehingga terjadi perubahan pada
peserta didik yaitu pencapaian kompetensi yang telah direncanakan Mulyasa, 2008; Miller Seller dalam Al-
Hafizh, 2011. Rencana pembelajaran dan silabus memiliki
pengertian yang berbeda. Silabus memuat hal-hal yang perlu dilakukan oleh siswa untuk menuntaskan suatu
kompetensi secara utuh, artinya didalam suatu silabus adakalanya beberapa kompetensi yang sejalan akan
disatukan sehingga perkiraan waktunya belum tahu pasti berapa pertemuan. Selain hal tersebut, silabus juga
mengisyaratkan materi apa yang secara minimal perlu dikuasai oleh siswa untuk mencapai ketuntasan
kompetensi. Rencana pembelajaran adalah penggalan- penggalan kegiatan yang perlu dilakukan oleh guru
untuk setiap pertemuan. Di dalamnya harus terlihat tindakan apa yang perlu dilakukan oleh guru untuk
29
mencapai ketuntasan
kompetensi serta
tindakan selanjutnya setelah pertemuan selesai. Dengan kata lain
rencana pembelajaran
yang dibuat
guru harus
berdasarkan pada kompetensi dan kompetensi dasar. Standar kompetensi adalah kemampuan minimal yang
harus dapat dilakukan atau ditampilkan siswa, yang meliputi; pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa
setelah mengikuti mata pelajaran tertentu. Setiap kompetensi dirinci menjadi sub kompetensi atau
kemampuan dasar yang selanjutnya merupakan arah pencapaian dan acuan dalam memilih materi dan
pengalaman belajar
siswa. Untuk
mengetahui pencapaian kemampuan dasar tertentu diperlukan
indikator pencapaian
yang digunakan
untuk mengembangkan alat pengujian. Standar kompetensi
merupakan salah satu komponen rencana pembelajaran yang
sangat perlu
diperhatikan dalam
proses pembelajaran karena dengan adanya kompetensi yang
ingin dicapai proses pembelajaran akan lebih terarah.
2.3.4 Tujuan Perencanaan Pembelajaran Mulok Bahasa Daerah
Definisi dari perencanaan muatan lokal adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan
bahan pembelajaran serta cara yang digunakan sebagai
30
pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang ditetapkan oleh daerah sesuai dengan keadaan dan
kebutuhan daerah masing-masing Depdikbud dalam Erry Utomo, 1997.
Menurut Depdikbud E. Mulyasa, 2007, secara umum, pengertian muatan lokal adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran yang disusun oleh satuan pendidikan
sesuai dengan keragaman potensi daerah, karakteristik daerah, keunggulan daerah, kebutuhan daerah, dan
lingkungan masing-masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Secara khusus, muatan lokal adalah program pendidikan dalam
bentuk mata
pelajaran yang
isi dan
media pembelajarannya dikaitkan dengan lingkungan alam
yang bernuansa lokal. Pengertian tersebut diatas dapat dipahami bahwa
dalam mengimplementasikan pembelajaran bernuasana lokal harus diketahui tujuan dalam perencanaan
pembelajaran muatan lokal Bahasa daerah tersebut, artinya, tujuan perencanaan harus disesuaikan dengan
kebutuhan, kemampuan dan minat belajar dari siswa disekolah yang ada didaerah tersebut. Selanjutnya
tujuan perencanaan
pembelajaran tersebut
harus
31
kontekstual sesuai kondisi lingkungan alam, dan lingkungan belajar siswa agar tujuan pembelajaran
dapat mencapai tujuan dan dapat berhasil bagi siswa dalam memahami serta turut serta menjaga dan
melestarikan nilai-nilai budaya yang diajarkan dalam pembelajaran Muatan lokal tersebut.
2.3.5 Fungsi Bahasa Daerah Biak dimasukan sebagai Bahan Ajar Mulok
Tujuan ditetapkan Bahasa Daerah Biak sebagai bahan ajar muatan lokal, bahwa Bahasa Biak adalah
jendela kebudayaan dan jumlah penutur banyak dikalangan masyarakat papua, sehingga sangat tepat
dijadikan sebagai bahan ajar. Selanjutnya Bahasa Biak dijadikan bahan ajar Mulok bagi peserta didik untuk
memberikan bekal pengetahuan berbahasa daerah dan sikap hidup serta memiliki wawasan yang mantap
tentang lingkungan masyarakat dan nilai – nilai luhur
yang terkandung dalam Budaya Biak yang diajarkan dalam Bahasa Biak tersebut terus tercermin kepada
generasi sekarang dan yang akan datang. Hal selanjutnya, beberapa fungsi mulok menurut
Abdullah Idi, 2007 menyatakan bahwa dalam komponen perencanaan pembelajaran tersebut secara
keseluruhan yaitu: 1. penyesuaian dalam pembelajaran
32
terhadap peserta didik disekolah, program sekolah disesuai dengan lingkungan dan kebutuhan daerah.
Demikian juga karakteristik setiap peserta didik perlu diupayakan sehingga dapat menyesuaikan diri dan akrab
dengan bahasa daerah serta budaya, 2. Memiliki fungsi integrasi, artinya bahwa peserta didik adalah bagian
integral dari
masyarakat. 3.
Fungsi perbedaan,
maksudnya pendidikan dan pengembangannya bersifat luwes, yaitu program pendidikan dan pengembangannya
disesuaikan dengan bakat, minat, kemampuan dan kebutuhan
peserta didik
sesuai lingkungan
dan daerahnya.
Dasar pemahaman konsep dan tujuan Mulok Bahasa Daerah Biak tersebut menunjukan bahwa pada
hakekatnya bertujuan
untuk menjembatangi
kesenjangan antara peserta didik dengan lingkungannya E. Mulyasa, 2007.
Jadi dari pemahaman tersebut dapat disimpulkan, bahwa muatan lokal Bahasa Biak dimasukan sebagai
bahan ajar
dalam pembelajaran
sebagai bentuk
pembelajaran untuk memberikan bekal pengetahuan berbahasa Daerah dan sikap hidup serta memiliki
wawasan yang mantap tentang lingkungan masyarakat dari nilai
–nilai luhur yang terkandung dalam Budaya Biak, menjembatangi kesenjangan antara peserta didik
33
dengan lingkungannya, dapat sebagai bahasa pengantar dalam pembelajaran selanjutnya juga merupakan jendela
kebudayaan sebab jumlah penutur banyak dikalangan masyarakat Papua, sehingga sangat tepat dijadikan
sebagai bahan ajar.
2.3.6 Model Pembelajaran Mulok Bahasa Daerah Biak di Sekolah Dasar
Para Ahli pendidikan Talbert, J.E, dan McLaughlin, M.E, 1999 mengatakan model pembelajaran yang
berorientasi pada potensi dan keutuhan siswa menjadi perhatian utama bagi pendidik guru. Guru sebagai
sentral kegiatan dalam Proses Belajar Mengajar yaitu dengan menggunakan pendekatan baik antara guru dan
siswa. Ada berbagai model pembelajaran untuk peserta
didik di SD setiap sekolah dapat memilih sesuai dengan kondisi sekolahnya masing
–masing. Dalam Proses belajar mengajar merupakan kegiatan interaksi antara guru
dengan siswa, dan komunikasi timbalik balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk tujuan
pembelajaran. Interaksi proses belajar mengajar tidak sekedar hubungan komunikasi antara guru dan siswa,
tetapi merupakan interaksi edukatif yang tidak hanya menyampaikan
materi pelajaran
melainkan juga
34
menanamkan sikap dan nilai pada siswa yang sedang belajar, sehingga pada proses belajar didasari untuk
menghasilkan mutu yang baik. Jamal Ma‟mur Asmani;
2011, mengatakan strategi Pembelajaran Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan sebagai acuan pembelajaran.
Strategi ini berorientasi untuk menggali potensi terbesar siswa
dengan metodologi
pembelajaran yang
mengedepankan keaktifan anak, mendorong kreativitas, efektif dalam pencapaian target dan kualitas, serta
menyenangkan dalam prosesnya, sehingga anak bisa memahami materi dengan nyaman, senang, dan ceria.
Pembelajaran yang membuat siswa aktif, kreatif, selalu efektif dalam belajar dan senang mengikuti pelajaran
merupakan model pembelajaran yang berorientasipada guru dan siswa. Peserta didik aktif mengajukan
pertanyaan, mengemukakan gagasan, dan mencari data dan informasi yang mereka perlukan untuk memecahkan
suatu masalah.
Kreatif dimaksudkan
agar guru
menciptakan kegiatan
belajar beragam
sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Efektif,
penggunaan waktu
dalam proses
pembelajaran. Menyenangkan adalah suasana belajar mengajar yang
dapat menyenangkan sehingga siswa memusatkan perhatiannya secara penuh pada belajar sehingga waktu
curah perhatian tinggi. Dalam hal ini siswa menjadi terlibat secara efektif, kreatif dalam mengerjakan suatu
35
tugas secara bersama-sama, dan kemampuan sikap partisipasi
aktif dalam
pembelajara dan
selalu termotivasi untuk segera berekreasi dan mengambil
tindakan atas suatu kejadian. Hal tersebut ditegaskan Winkel
2007 yang
mengatakan bahwa
Tugas perkembangan siswa yang dihadapi siswa dalam jenjang
sekolah dasar antara lain mengatur keberaneka ragam kegiatan belajarnya dengan bersikap tanggung jawab,
bertingkah laku dengan cara yang dapat diterima oleh orang lain atau teman sebaya, cepat mengembangkan
bakat kemampuan misalnya dalam calistung. Berdasarkan uraian diatas maka dapat dipahami
bahwa untuk melakukan peleyanan pembelajaran muatan lokal Bahasa Daerah pendidik harus melihat
dua hal penting sesuai keadan sekolah tersebut, yaitu keadaan eksternal dan internalnya. Keadaan ekternal
artinya bahwa
dalam mengimplementasikan
perencanaan model pembelajaran mulok Bahasa Daerah Biak hatus disesuiakan dengan kemampuan satuan
pendidikan sekolah
untuk mengelola
pelayanan pendidikan secara lokal baik dari minat, bakat dan
kemampuan peserta
didik dalam
menerima pembelajaran
tersebut. Setelah
itu perlu
juga memperhatikan kompetensi yang telah dikembangkan
dan ditetapkan sebagai suatu rancanagan dalam
36
pembelajaran, harus yang sesuai dengan kearifan lokal, yang dominan pada muatan lokal Bahasa daerah Biak,
sehingga proses pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan akan berdampak pada kualitas belajar siswa,
melibatkan beberapa elemen terkait yang berkualitas dan berpotensi sehingga menghasilkan hasil yang
berkualitas.
2.3.7 Materi Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah
Dengan ditetapkannya
PERDASUS tentang
pendidikan No 5 tahun 2006 yang menyatakan tentang pembagunan pendidikan dan dalam pasal 30 yakni
kurikulum muatan lokal pada pendidikan Dasar dapat dimuat paling sedikit dua mata pelajaran, yang meliputi
pengetahuan masyarakat setempat dan bahasa daerah secara lokal, teknologi lokal dan ketrampilan lokal,
sebagai standar acuan implementasi bahasa daerah Biak dimasukan dalam kurikulum muatan lokal untuk
tingkat Sekolah Dasar dalam mengembangkan nilai –
nilai budaya setempat, program –program kegiatan
pembelajaran dan bidang kemampuan dasar melalui mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis dalam
pembelajaran sekarang ini. Bahasa Daerah tidak dimaksudkan untuk secara total menggantikan posisi
bahasa Indonesia di dalam PBM, kecuali untuk mata
37
pelajaran bahasa
daerah sebagai
muatan lokal.
Pemanfaatan positif dan kreatif yang demikian akan meningkatkan martabat bahasa daerah dan sekaligus
mendewasakannya di ranah pendidikan formal. Melalui penggunaan bahasa daerah dalam kegiatan belajar-
mengajar, sekurang-kurangnya di tingkat dasar, para peserta didik, yang adalah tunas muda harapan daerah
dan nasional, sejak dini telah dituntun untuk mengenal, memahami, dan menghargai kekayaan budaya lokal
mereka sendiri. Jika kesadaran akan hakikat bahasa daerah telah berakar kuat di dalam sanubari mereka,
maka dengan sendirinya akan tumbuh rasa bangga untuk menggunakan bahasa daerah mereka dalam
kehidupan sehari-hari. Demi kemajuan pelestarian dan kelestarian bahasa daerah di kabupaten Biak Numfor.
Menurut panduan bahan ajar Bahasa daerah Biak yang telah dibuat buku oleh Dinas Pendidikan
Kabupaten Biak Numfor berbentuk draff memiliki lingkup pengembagannya yaitu: 1 Nilai-nilai agama dan
moral, 2 Menyerap dan mempraktekkan nilai-nilai budayanya, 3 Berbahasa mencakup menerima bahasa,
mengungkapkan bahasa dan keaksaraan. Lingkup
–lingkup perkembangan ini kemudian dijabarkan
kedalam standar
tingkat pencapaian
38
perkembangan yang akan dicapai peserta didik sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah masing
–masing. Muatan lokal adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran yang disusun oleh satuan pendidikan sesuai dengan
keragaman potensi
daerah, karakteristik
daerah, keunggulan daerah, kebutuhan daerah, dan lingkungan
masing-masing serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dimasukkannya muatan lokal dalam kurikulum pada dasarnya dilandasi
oleh kenyataan bahwa Indonesia memiliki beraneka ragam adat istiadat, kesenian, tata cara, tata krama
pergaulan, bahasa, dan pola kehidupan yang diwariskan secara turun temurun dari nenek moyang bangsa
Indonesia. Hal tersebut tentunya perlu dilestarikan dan dikembangkan, agar bangsa Indonesia tidak kehilangan
ciri khas dan jati dirinya. Upaya menjaga ciri khas bangsa Indonesia harus dimulai sedini mungkin pada
usia pra sekolah kemudian diintensifkan secara formal melalui pendidikan di sekolah dasar, di sekolah
menengah. Pendidikan tersebut memberikan implikasi bahwa hasil pendidikan dewasa ini diarahkan untuk
dapat menghasilkan manusia yang sesuai dengan undang-undang dan peraturan pendidikan menjadi
39
tujuan pendidikan yang diharapkan dan disesuaikan dengan kondisi sekolah masing
–masing. Sehingga guru sebagai perancang dan penyedia materi ajar dituntut
memberikan bahan –bahan yang sesuai dan bisa
memenuhi tuntutan perubahan tersebut.
2.4 Hasil Belajar Pembelajaran