13 13,47 penduduk miskin yang berada di daerah perkotaan, dan 24,81 juta
orang 21,81 penduduk miskin yang berada di daerah pedesaan. Pada tahun 2007 sebanyak 37,17 juta orang 16,58 penduduk miskin di Indonesia, turun
2,13 juta orang 1,17 dibandingkan pada tahun 2006 yang lalu. Pada tahun 2008, penduduk miskin di Indonesia berjumlah 34,96 juta orang 15,42
ekonomi bisnis, 2009, jumlah penduduk miskin di daerah perkotaan telah berkurang 0,79 juta orang 0,87, sementara penduduk miskin di daerah
pedesaan turun 1,42 juta orang 1,44. Fenomena kemiskinan merupakan lingkaran setan vicious circle yang sulit untuk dipecahkan, diperlukan usaha
yang tepat sasaran dan berkesinambungan.
B. RUMUSAN MASALAH
Perkembangan Kota Yogyakarta telah menyebabkan perubahan ekonomi, sosial, dan budaya penduduknya. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai dimensi
antara lain karakteristik perumahan, fasilitas lingkungan, aksesibilitas dan penduduk. Perbedaan karakteristik wilayah tersebut selanjutnya dapat
mempengaruhi perbedaan karakteristik kemiskinan yang terjadi pada masing- masing wilayah. Perbedaan karakteristik kemiskinan tersebut dipengaruhi oleh
perbedaan lokasi dan persebaran ketersediaan sarana yang merupakan salah satu faktor yang menentukan kemiskinan. Berdasarkan pemahaman tentang
kemiskinan, beberapa hal yang dapat digunakan untuk mengetahui karakteristik kemiskinan perkotaan antara lain berkaitan dengan penyebab
kemiskinan perkotaan. Adapun pola spasial perkotaan tersebut mempengaruhi perbedaan karakteristik kemiskinan perkotaan di wilayah tersebut. Perbedaan
tersebut selanjutnya perlu direspon oleh kebijakan pemerintah yang tepat. Pemerintah Kota Yogyakarta telah memiliki kebijakan penanganan
kemiskinan. Namun, bagaimana kebijakan-kebijakan tersebut merespon kemiskinan yang terjadi seiring perkembangan Kota Yogyakarta belum
diketahui. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian mengenai karakteristik kemiskinan yang terjadi pada masing-masing bagian wilayah dan respons
14 kebijakan pemerintah dalam menangani kemiskinan yang terjadi. Berdasarkan
pada masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1.
Bagaimana karakteristik kemiskinan berdasarkan kriteria demografi, ekonomi dan sosial di Kota Yogyakarta?
2. Bagaimana respons kebijakan penanganan kemiskinan di Kota
Yogyakarta? 3.
Bagaimana kesesuaian respons kebijakan tersebut terhadap karakteristik kemiskinan di Kota Yogyakarta?
C. TUJUAN PENELITIAN
Berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah untuk mengurangi angka kemiskinan. Namun persoalan tersebut tidak
pernah selesai bahkan angkanya cenderung meningkat dari tahun ke tahun. Semakin tingginya beban biaya hidup, semakin sempitnya ruang untuk
mengerahkan kegiatan ekonominya, perubahan struktur sosial kota yang dinamis menjadikan setiap kebijakan menjadi tumpul. Kebijakan seperti
Program Pengentasan Kemiskinan di Perkotaan P2KP, Jaring Pengaman Sosial JPS, Jaminan Kesehatan Masyarakat Jamkesmas, Asuransi
Kesehatan untuk Miskin Askeskin, Bantuan Langsung Tunai BLT, Beras Miskin Raskin dan sebagainya adalah beberapa kebijakan pemerintah untuk
mengentaskan kemiskinan. Penelitian ini mempelajari struktur kemiskinan perkotaan urban poverty
yang ada di Kota Yogyakarta, apakah merupakan kemiskinan struktural, natural atau kultural. Dengan mengetahui struktur kemiskinan maka kebijakan
pemerintah menjadi lebih jelas untuk dikembangkan atau dievaluasi. Salah satu langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah berusaha
mengeksplorasi respon kebijakan pemerintah. Hal itu dapat diinterpretasikian sebagai ekspresi kemiskinan dan pandangan masyarakat miskin perkotaan
terhadap program-program pemerintah.
15
D. MANFAAT PENELITIAN