Kedatangan Belanda NICA Berupaya untuk Menegakkan Kembali Kekuasaannya di Indonesia

a. Bidang Politik : Pengepungan ibu kota RI dan penghapusan RI dari peta menghilangkan de facto RI. b. Bidang Ekonomi: perebutan daerah-daerah penghasil bahan makanan daerah beras di Jawa Barat dan Jawa Timur dan bahan ekspor perkebunan di Jawa Barat, Jawa Timur, dan Sumatera serta pertambangan dan perkebunan di Sumatera. c. Bidang Militer: Penghancuran TNI. Jika tahap pertama ini dapat berhasil maka tahap berikutnya adalah meng- hancurkan RI secara total. Ibu kota RI pada waktu itu terkepung sehingga hubungan ke luar sulit dan ekonomi RI mengalami kesulitan karena daerah-daerah penghasil beras jatuh ke tangan Belanda. Akan tetapi untuk menghancurkan TNI mengalami kesulitan sebab TNI menggunakan siasat perang rakyat semesta dengan bergerilya dan bertahan di desa-desa.Dengan demikian Belanda hanya menguasai dan bergerak di kota-kota besar dan jalan-jalan raya, sedangkan di luar itu masih dikuasai TNI. Dalam Agresi Militer pertama ini walaupun Belanda berhasil menduduki beberapa daerah kekuasaan RI akan tetapi secara politis Republik Indonesia naik kedudukannya di mata dunia. Negara-negara lain merasa simpati seperti Liga Arab yang sejak 18 November 1946 mengakui kemerdekaan Indonesia.Pemerintah Arab Saudi yang semula ragu-ragu mengakui kemerdekaan Indonesia kemudian mengakui pula.Agresi militer Belanda terhadap Indonesia mengakibatkan permusuhan negara- negara Arab terhadap Belanda dan menjadi simpati terhadap Indonesia.Dengan demikian dapat menguatkan kedudukan RI terutama di kawasan penting secara politik yaitu Timur Tengah. Dengan adanya agresi militer pertama maka Dewan Keamanan PBB ikut campur tangan dengan membentuk Komisi Tiga Negara.Melalui serangkaian perundingan yakni Perundingan Renville dan Perundingan Kaliurang merupakan upaya untuk mengatasi konflik.Sebagai negara yang cinta damai Indonesia bersedia berunding, namun Belanda menjawab lagi dengan kekerasan yakni melakukan agresinya yang kedua.

2. Keberadaan Negara Kesatuan Republik Indonesia Pada Waktu Agresi

Militer Belanda Kedua Pada tanggal18 Desember 1948, pukul 23.30, Dr. Beel mengumumkan sudah tidak terikat lagi dengan Perundingan Renville. Pada tanggal 19 Desember 1948, pukul 06.00, Belanda melancarkan agresinya yang kedua dengan menggempur ibu kota RI, Yogyakarta. Dalam peristiwa ini pimpinan- pimpinan RI ditawan oleh Belanda.Mereka adalah Presiden Soekarno, Wakil Presiden Moh.Hatta, Syahrir Penasihat Presiden dan sejumlah menteri termasuk Menteri Luar Negeri Agus Salim.Presiden Soekarno diterbangkan ke Prapat di tepi Danau Toba dan Wakil Presiden Moh.Hatta ke Bangka.Presiden Soekarno kemudian dipindahkan ke Bangka.