d. Pengaturan beban belajar
Data pengaturan beban belajar dari angket berdasarkan analisis diperoleh skor 37 atu 92,5 . Berdasarkan kriteria pencapaian kategori yang telah
disampaikan pada bab III maka pencapaian kriteria dikategorikan Sangat Baik.
Adapun hasil perhitungan persentase tersebut dapat dilihat pada tabel 8. Selain dalam bentuk tabel, tingkat ketercapaian pengaturan beban belajar bisa juga
dijabarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar 1.
5. Aspek Silabus dan RPP
Angket ini membahas tentang pelaksanaan silabus dan RPP dengan responden guru TKJ. Aspek silabus dan RPP terdiri dari dua indikator yaitu pengembangan
silabus dan pengembangan RPP. Untuk lebih jelasnya mengenai hasil data angket setiap indikator dari aspek silabus dan RPP dijabarkan sebagai berikut:
a. Pengembangan silabus
Data pengembangan silabus dari angket berdasarkan analisis diperoleh skor 37 atau 92,5. Berdasarkan kriteria pencapaian kategori yang telah
disampaikan pada bab III maka pencapaian kriteria dikategorikan Sangat Baik.
Adapun hasil perhitungan persentase dapat dilihat pada tabel 8. Selain dalam bentuk tabel, tingkat ketercapaian pengembangan silabus bisa juga dijabarkan
dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar 1. b.
Pengembangan RPP Data pengembangan RPP dari angket berdasarkan analisis diperoleh skor
38 atau 95. Berdasarkan kriteria pencapaian kategori yang telah disampaikan
pada bab III maka pencapaian kriteria dikategorikan Sangat Baik.Adapun hasil
perhitungan persentase dapat dilihat pada tabel 8. Selain dalam bentuk tabel,
tingkat ketercapaian pengembangan RPP bisa juga dijabarkan dalam bentuk grafik dapat dilihat pada gambar 1.
6. Aspek Kendala-kendala implementasi KTSP
Kendala – kendala implementasi KTSP yang dihadapi guru TKJ di SMK N 1 Nanggulan menyebutkan materi bahan ajar belum ada di BNSP. Kendala di SMK
Ma’arif 1 wates adalah masih adanya pemahaman yang belum sama antara guru dalam melaksanakan pengembangan silabus. Kendala yang di hadapi di SMK
Ma’arif 2 Temon adalah warga sekolah kurang paham terhadap pola pelaksanaan KTSP sehingga terjadi kesalahan atau perbedaan persepsi warga sekolah terhadap
pelaksanaan KTSP, walaupun sosialisasi KTSP sudah dilaksanakan. Hal tersebut dimungkinkan karena kurang tepatnya teknik yang dipakai dalam memberikan
pemahaman terhadap warga sekolah terkait dengan implementasi KTSP. Guru TKJ di SMK N 2 Pengasih menyebutkan beberapa kendala diantaranya,
ruang praktek yang belum memadai sehingga pembelajaran praktek tidak sesuai dengan situasi dan kondisi, sarana dan prasarana masih terasa kurang dan belum
cukup misalnya router cuma ada 1 dan masih kosong karena harga mahal sekali ± 30 juta rupiah buah, jumlah komputer 1 kelas 18 buah padahal jumlah anak kelas 1 ada
dua kelas, masing-masing jumlahnya ± 32 anak, sehingga anak harus siap dengan laptopnya sendiri-sendiri, jumlah ruang praktek juga masih kurang. Waka kurikulum
SMK N 2 Pengasih menyebutkan kendala yang di hadapi diantaranya keterbatasan sarana dan prasarana, masih ada sebagian kecil guru yang belum lengkap dokumen
yang dimiliki sebagai pedoman KBM implementasi KTSP dan masih ada sebagian kecil guru belum familier melaksanakan KBM interaktif penggunaan IT.