Analisis Laporan Keuangan PT. Wijaya Karya Beton Tahun 2011-2013 Wilayah Medan Sumatera Utara
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMAIII MANAJEMEN KEUANGAN
ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. WIJAYA KARYA BETON TAHUN 2011-2013 WILAYAH MEDAN SUMATERA UTARA
TUGAS AKHIR
Diajukan Oleh :
HERLINDA YUNITA 112101012
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Pada Program Studi Diploma III
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2015
(2)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR
NAMA : HERLINDA YUNITA
NIM : 112101012
PROGRAM STUDI : DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
JUDUL : ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. WIJAYA KARYA
BETON TAHUN 2011-2013 WILAYAH MEDAN SUMATERA UTARA
Tanggal : ... 2015 DOSEN PEMBIMBING
Beby Kendida Hsb, SE, M.Si NIP: 198310082010122003
Tanggal : ... 2015 KETUA PROGRAM STUDI
DIPLOMA III MANAJEMEN KEUANGAN
Dr. Yeni Absah, SE, M.Si NIP: 19741123 200012 2 001
Tanggal : ... 2015 DEKAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac,Ak,CA NIP: 19560407 198002 1 001
(3)
i
BISMILLAHIRRAHMAANIRRAHIIM
ASSALAMU’ALAIKUM Wr. Wb.
Segala Puji dan Syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan segala berkat dan anugerah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penulisan Tugas Akhir dengan judul “ANALISIS LAPORAN KEUANGAN PT. WIJAYA KARYA BETON TAHUN 2011-2013 WILAYAH MEDAN SUMATERA UTARA”, sebagai syarat untuk menyelesaikan Pendidikan Program Diploma III Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis Ayahanda Sutrisno
danIbunda Poniyati, yang selama ini telah memberikan nasehat-nasehat terindah dan mendidik serta mengayomi dengan penuh kesabaran dan kasih sayang. Serta semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan dan dukungannya, sehingga memungkinkan penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.
Dalam penulisan Tugas Akhir ini penulis menyadari banyak bantuan dan dorongan dari pihak lain. Dalam kesempatan ini, dengan segala kerendahan hati, penulis ucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac,Ak,CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
(4)
ii
2. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi DIII Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.
3. Ibu Beby Kendida Hsb, SE, MSI selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah banyak memberikan arahan dan masukan.
4. Bapak / Ibu staf pengajar dan seluruh pegawai Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah banyak memberi ilmu pengetahuan kepada penulis.
5. Bapak Ahmad Nawawi selaku Manajer PT. Wijaya Karya Beton Medan. 6. Teristimewa kepada keluarga besar kakak dan adik penulis yang telah banyak
membantu baik moril maupun materil selama penulis menempuh pendidikan di perguruan tinggi.
7. Sahabat – sahabat yang selalu mendukung penulis Kamsi, Ridha Azzahra, Hentri Sofiani, Faradilla, Nana Anastasia, Tiur Magdalena, Wintri Marshella. 8. Seluruh teman-teman di grup A Keuangan stambuk 2011, terima kasih untuk
kebersamaannya selama ini dalam perjuangan kita menggapai impian.
Akhir kata penulis menyampaikan bahwa penulisan Tugas akhir ini bermanfaat bagi para pembaca dan semua pihak yang memerlukannya. Terima Kasih.
Wassalamualaikum Wr.Wb.
Medan, 2015 Penulis
Herlinda Yunita Nim 112101012
(5)
iii
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... iv
DAFTAR GAMBAR ... v
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 4
C. Tujuan Penelitian ... 4
D. Manfaat Penelitian ... 4
BAB II PROFIL PERUSAHAAN A. Sejarah Singkat Perusahaan ... 6
B. Wilayah Kerja Perusahaan ... 7
C. Visi, Misi, dan Description ... 8
D. Struktur Organisasi Perusahaan ... 9
BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian Rasio Keuangan ... 17
a. Rasio Likuiditas ... 17
b. Rasio Leverage ... 18
c. Rasio Profitabilitas ... 19
B. Perhitungan Rasio Keuangan ... 23
a. Rasio Likuiditas ... 23
b. Rasio Leverage ... 26
c. Rasio Profitabilitas ... 29
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 32
B. Saran ... 33
(6)
iv
DAFTAR TABEL Halaman
1.1Tabel Laporan Laba dan Ekuitas PT. Wijaya Karya Beton ... 4
3.2 Tabel Neraca PT. Wijaya Karya Beton ... 21
3.1Laporan Laba Rugi PT. Wijaya Karya Beton ... 22
3.4 Tabel Perubahan Rasio Likuiditas ... 24
3.5 Tabel Perubahan Rasio Leverage ... 28
(7)
v
1.1Struktur Organisasi PT. Wijaya Karya Beton ... 10
3.2Daftar Gambar Likuiditas ... 25
3.3Daftar Gambar Leverage ... 28
(8)
Umumnya tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal, dan pertumbuhan kelangsungan usahanya. Hal tersebut dapat diketahui dan dilihat dari laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan. Di dalam laporan keuangan terdapat elemen – elemen yang menggambarkan keadaan keuangan perusahaan pada periode tertentu dan dapat dijadikan dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi dan kinerja keuangan perusahaan.
(9)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Umumnya tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal, dan pertumbuhan kelangsungan usahanya. Hal tersebut dapat diketahui dan dilihat dari laporan keuangan yang disusun oleh perusahaan. Di dalam laporan keuangan terdapat elemen – elemen yang menggambarkan keadaan keuangan perusahaan pada periode tertentu dan dapat dijadikan dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi dan kinerja keuangan perusahaan.
Menurut Fahmi (2013:21) laporan keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut. Selain itu laporan keuangan juga menjadi hal yang penting bagi manajemen karena dapat digunakan sebagai pertanggungjawaban kepada pemilik perusahaan atas kepercayaan yang telah diberikan. Laporan keuangan terdiri atas neraca, laporan laba rugi, laporan ekuitas pemegang saham, dan laporan arus kas.
Menurut Harahap (2007:107) neraca merupakan laporan yang menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Menurut Munawair (2010:26) laporan laba rugi merupakan suatu laporan yang sistematis tentang penghasilan, beban, laba – rugi yang diperoleh oleh suatu perusahaan selama periode tertentu. Menurut Rivai (2007:619) laporan
(10)
2
perubahan ekuitas merupakan laporan yang menggambarkan perubahan saldo akun ekuitas seperti modal disetor, tambahan modal disetor, laba yang ditahan dan akun ekuitas lainnya. Menurut Fahmi (2013:23) laporan arus kas memberikan informasi tentang arus kas masuk dan keluar dari kegiatan operasi, pendanaan, dan investasi selama suatu periode akuntansi.
Mengetahui perkembangan keuangan perusahaan, perlu diadakan analisis terhadap data keuangan yang telah dikonfirmasi melalui laporan keuangan. Analisis berarti menguraikan laporan keuangan tersebut lebih terperinci sehingga bagian – bagian yang tercakup didalamnya dengan lebih jelas dan mudah dipahami.Analisis rasio keuangan merupakan bentuk atau cara yang digunakan perusahaan untuk menganalisis laporan keuangan yang telah ada. Menurut Munawir (2004:65) analisis rasio keuangan adalah suatu metode analisis untuk mengetahui hubungan dari pos – pos tertentu dalam neraca atau laporan laba rugi secara individu atau kombinasi dari kedua laporan tersebut.Penggunaan analisis rasio keuangan juga dapat memberikan informasi bagi manajemen tentang tingkat likuiditas, tingkat leverage, tingkat aktivitas, dan tingkat profitabilitas.
Analisis rasio keuangan sangat penting gunanya untuk melakukan evaluasi terhadap kondisi keuangan perusahaan. Dengan mengetahui tingkat likuiditas perusahaan, maka dapat diketahui kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan dengan mengetahui tingkat leveragenya, dapat diketahui sejauh mana kemampuan perusahaan dalam melunasi seluruh utang – utangnya. Dan dengan mengetahui tingkat aktivitas perusahaan, maka dapat diketahui seberapa efektif manajemen perusahaan menggunakan aktiva yang dimilikinya dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, serta dengan
(11)
mengetahui tingkat profitabilitas perusahaan, maka dapat diketahui sejauh mana kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atau seberapa efektif pengelolaan perusahaan oleh manajemen. (Fahmi 2013:65)
PT. Wijaya Karya adalah salah satu perusahaan konstruksi di Indonesia. Wika lahir dengan nama perusahaan bangunan widjaja karja. Wika selalu melakukan terobosan. Berevolusi menjadi perusahaan infrastruktur yang terintegrasi melalui pengembangan sejumlah anak perusahaan.
Penulis tertarik untuk menggunakan rasio keuangan dalam menganalisis laporan keuangan PT.Wijaya Karya karena analisis laporan keuangan melalui aspek rasio keuangan memiliki keunggulan dibanding analisis lainnya dimana analisis dan intreprestasi dari macam – macam rasio dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi perusahaan.
Berdasarkan pra survey yang dilakukan pada PT. Wijaya Karya Beton Wilayah Medan Sumatera Utara selama tiga tahun yaitu dari tahun 2011 sampai dengan 2013. Pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2012 perusahaan mengalami peningkatan laba, namun pada tahun 2013 perusahaan mengalami penurunan laba sebesar Rp.23.552.662. Hal ini dikarenakan adanya indikasi bahwa peningkatan laba disertai dengan peningkatan ekuitas dan penurunan laba juga disertai dengan penurunan ekuitas. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 1.1.
(12)
4
Tabel 1.1 Laporan Laba dan Ekuitas PT. Wijaya Karya Beton
Keterangan Laba/Rugi (Rp) Ekuitas (Rp)
2011 14.615.219 1.625.537.873
2012 23.854.478 1.474.191.310
2013 23.552.662 11.012.728.756
Sumber :Laporan Keuangan PT.Wijaya Karya Beton
Berdasarkan data diatas, penulis tertarik untuk meneliti kondisi keuangan perusahaan berdasarkan analisis rasio keuangan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka perumusan masalah yang dapat diambil sebagai dasar kajian dalam penelitian yang dilakukan adalah “ Bagaimana kondisi keuangan pada PT. Wijaya Karya berdasarkan rasio keuangan dari tahun 2011 sampai dengan 2013”?
C. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi keuangan PT.Wijaya Karya Beton dari tahun 2011 sampai dengan 2013 berdasarkan rasio keuangan.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak sebagai berikut :
1. Bagi perusahaan, diharapkan dapat digunakan sebagai masukan bagi pihak manajemen untuk lebih meningkatkan lagi kinerja perusahaan.
2. Bagi penulis, diharapkan dapat digunakan sebagai pengembangan wawasan serta pemahaman mengenai penilaian kinerja dilihat dari rasio keuangan.
(13)
3. Bagi pihak lain yang berkepentingan dapat digunakan sebagai bahan referensi serta dapat digunakan untuk menambah pengetahuan, wawasan serta pemahaman terbatas mengenai judul yang diteliti.
(14)
6
BAB II
PROFIL PERUSAHAAN
A. Sejarah Singkat Perusahaan
PT. Wijaya Karya Beton (Wika Beton) adalah satu dari anak perusahaan yang telah berdiri sejak 11 Maret 1997, anak dari perusahaan ini merupakan perluasan Wika di bidang industri beton pracetak. Wika telah memulai konsentrasi pada industri beton pracetak di tahun 1977 dengan mengembangkan produk beton pracetak untuk teras perumahan. Sejak saat itu, Wika bertekat mempertahankan pengembangan perencanaan dan datangnya proyek-proyek intrastruktur lain.
Pengembangan produk tersebut telah menciptakan beberapa hasil seperti tiang beton untuk jalur pendistribusian energi dan bantalan beton pracetak serta produk lainnya seperti bantalan rel kereta api, produk beton untuk jembatan, pipa, dinding penahan tanah, bangunan gedung dan perumahan yang diimplementasikan akan menjadi produk pemimpin dipasaran.
Wika dibentuk dari proses nasionalisasi perusahaan Belanda bernama Naamloze Vennotschap Maatschappijf Vis en Co, atau NV Vis en Co. Berdasarkan peraturan PemerintahNo. 2 tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, dengan nama Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja. Kegiatan usaha Wika pada saat itu adalah perkerjaan instalasi listrik dan pipa air. Pada awal desawarsa 1960-an, Wika turut berperan dalam proyek pembangunan Gelanggang Olah Raga Bung Karno dalam rangka penyelenggaraan Games of the New Emerging Forces
(15)
Hingga pada tahun 2013 Perseroan mendirikan usaha patung PT Prima Terminal Peti Kemas bersama PT Pelindo I (Persero), mengakui sisis saham PT Sarana Karya (Persero) (SAKA) yang sebelumnya dimiliki oleh Pemerintah Republik Indonesia, mendirikan usaha patung PT WIKA Kobe dan PT WIKA Krakatau Beton melalui Entitas anak Wika Beton, dan melakukan buyback saham sebanyak 6.018.500 saham dengan harga perolehan rata-rata Rp 1.706.77.
B. Wilayah Kerja Perusahaan
PT. Wijaya Karya Beton berkantor pusat di Gedung JW Jl. Raya Jatiwaringin No. 54, Pondok Gede Bekasi 17411. Saai ini PT. Wijaya Karya Beton didukung produsen tiang beton sentrifugal yang terbesar di seluruh wilaya Nusantara dengan lokasi sebagai berikut :
Lokasi Pabrik :
1. Pabrik Produk Beton Sumatera Utara
Jl. Raya Binjai Km. 15,5 No. 1 Deli Serdang 20351. 2. Pabrik Produk Beton Lampung
Jl. Raya Kotabumi Km.35, Tegineneng, Lampung Selatan35363. 3. Pabrik Produk Beton Bogor
Jl. Raya Narogong Km. 26, Cileungsi, Bogor 16820. 4. Pabrik Produk Beton Majalengka
Jl. Raya Brujui Kulon, Jatiwangi, Majalengka 45454. 5. Pabrik Produk Beton Boyolali
Jl. Raya Boyolali-Solo Km. 4,5, Mojosongo, Boyolali 57300. 6. Pabrik Produk Beton Pasuruan
(16)
8
7. Pabrik Produk Beton Sulawesi Selatan
Jl. Kima Raya II Kav. S/4-5-6, Kawasan Industri Makasar 90241.
Dengan penagalam lebih kurang 27 tahun dalam bidang industri, telah membuat kemampuan Wika untuk dapat membuat pabrik tiang beton lainnya, mulai dari perekayasaan, proses produksi sampai pengeporesian dan pengawasan produk pertama.
C. Visi, Misi, dan Strategi Perusahaan 1. Visi PT. Wijaya Karya Beton
Setiap perusahaan pasti mempunyai Visi kedepan yang dapat meningkatkan semangat kerja karyawan, begitu juga halnya dengan PT. Wijaya Karya Beton. Berdasarkan Surat Keputusan No. SK.01.01/WB-OA.110/2005 tentang Visi, misi, moto, nilai-nilai dan paradigma PT. Wijaya Karya Beton memiliki Visi:
“Menajadi Perusahaan Terbaik Dalam Industri Beton Pracetak”
2. Misi PT. Wijaya Karya Beton
1) Memimpin pasar beton pracetak Indonesia.
2) Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan dengan kesesuaian mutu, ketetapan waktu dan harga bersaing.
3) Menerapkan sistem manajemen dan teknologi yang dapat memacu meningkatkan efisiensi, konstitusi mutu, keselamatan dan kesehatan kerja yang berwawasan lingkungan.
4) Tumbuh dan berkembang bersama mitra kerja secara sehat dan berkesinambungan.
(17)
3. Strategi PT. Wijaya Kaya Beton
Strategi utama yang diterapkan Perseroan yaitu perumbuhan (Growth
Strategy), Perseroan menetapkan strategi pengembangan usaha berdasarkan
pada upaya perbaikan operasional melalui backward intregration yang lebih menekankan pada upaya perbaikan supply chain dan forward integration
yang lebih menekankan perbaikan daya saing dengan memperkecil kemungkinan terjadinya reworks.
D. Struktur Organisasi dan Description 1. Struktur Organisasi
Setiap instansi, baik itu organisasi pemerintah maupun swasta pasti menggunakan struktur organisasi dalam menjalankan perusahaannya. Organisasi dapat diartikan sebagai sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai suatu tujuan, sedangkan struktur organisasi adalah gambaran secara sistematis tentang hubungan-hubungan kerjasama dari orang-orang yang terdapat dalam organisasi untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pabrik Produk Beton Sumatera Utara mempunyai struktur organisasi garis yang dipimpin oleh seorang manajer dan dibantu oleh lima kepala bagian yakni Kepala Teknik dan Mutu, Kepala Seksi Perencanaan dan Evaluasi Produksi, Kepala seksi Peralatan, Kepala Seksi Keuangan dan Personalia serta Kepala Unit Produksi.
Adapun Struktur Organisasi PT Wijaya Karya Beton Sumatera Utara adalah sebagai berikut:
(18)
10
STRUKTUR ORGANISASI
PT. Wijaya Karya Beton PPB Sumatera Utara
MMMANA
Gambar 1.1 Struktur Organisasi PT. Wijaya Karya Beton PPB SUMUT
Sumber: PT. Wijaya Karya Beton Sumatera Utara, 2014
Seksi Teknik dan Mutu
•
Kepala Seksi
•
Staff
Seksi P.E.P
•
Kepala Seksi
•
Staff
Seksi Peralatan
•
Kepala Seksi
•
Staff
Seksi Keuangan dan
Personalia
•
Kepala Seksi
•
Staff
Seksi Produksi
•
Kepala Seksi
•
Asst. Kasi
•
Kepala Shift
(19)
1. Pimpinan Pabrik (Manajer Pabrik)
a. Fungsi Pimpinan Pabrik (Manajer Pabrik)
1) Mengelola kegiatan produksi, melaksanakan perencanaan dan evaluasi produksi, melaksanakan administrasi dan keuangan pabrik untuk menghasilkan produk secara evisien dan evektif untuk memperoleh harga pabrik produksi yang bersaing.
2) PT. Wijaya Karya Beton Sumatera Utara dipimpin oleh seorang Manajer Pabrik yang diangkat direksi atau pejabat yang berwenang, untuk itu dan bertanggung jawab kepada Manajer Produksi yang diberi tugas.
b. Tugas dan Tanggung Jawab Manajer Pabrik
1) Tercapainya produksi sesuai dengan rencana produksi dan penjualan yang ditetapkan oleh perusahaan.
2) Terlaksananya proses produksi untuk menghasilkan produk bermutu dengan metode yang efisien dan efektif, serta sesuai dengan standar produk dan proses yang telah ditetapkan perusahaan.
3) Terlaksananya pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya yang menjadi tanggung jawabnya secara efisien dan efektif.
4) Terlaksananya upaya peningkatan efisiensi produksi secara berkesinambung dan merekomendasi perannya kepada unit kerja terkait.
5) Terlaksananya peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam bidang manajemen dan teknis yang meliputi keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan lingkup tugasnya.
(20)
12
6) Terlaksananya kegiatan administrasi dan keuangan serta personalis. 7) Terlaksananya pembinaan hubungan baik antara pabrik dengan
lingkungan sekitarnya.
8) Terlaksananya penerapan Sistem Manajemen ISO 9000 dan Sistem Manajemen Mutu lainnya yang dikembangkan perusahaan.
2. Seksi Teknik dan Mutu
a. Fungsi Seksi Teknik dan Mutu
1) Seksi Teknik dan Mutu mempunyai fungsi sebagai penanggung jawab langsung pelaksaan pengendalian aspek teknik dan terjaminnya mutu produk dalam rangka pencapaian tingkat efisien dan efektifitas produk di pabrik.
2) Seksi Teknik dan Mutu dipimpin oleh Kepala Seksi yang diangkat Direksi dan bertanggung jawab kepada Manajer Pabrik.
b. Tugas dan Tanggung Jawab Seksi Teknik dan Mutu
1) Tersusunnya rencana Teknik untuk tercapainya sasaran mutu produk sesuai dengan persyaratan teknis di dalam dokumen yang telah disepakati oleh pelanggan dan perusahaan.
2) Tercapainya tingkat efektifitas pemanfaatan sumber daya di pabrik melalui optimalisasi desain metode produksi.
3) Terlaksananya dukungan pelayanan jasa rekayasa diperlukan dan wilayah penjualan dalam rangka pengupayaan percepatan penyelesaian proses produksi dan distribusi.
4) Tersusunya rencana pengawasan dan pengujian berupa produser, sistem dan pedoman lingkungan pabrik antara lain meliputi: menetapkan
(21)
kendali mutu, merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan pada saat pengendalian, merumuskan kinerja kendali mutu, merumuskan sistem dokumentasi/sistem informasi, merumuskan alat kendali mutu.
5) Terlaksananya penerapan sistem Manajemen Mutu ISO 9000 dan Sistem Manajemen lainnya yang dikembangkan perusahaan.
6) Terlaksananya penelitian terhadap metode produksi serta rekomendasi peningkatan sistem produksi agar dicapai standar kualitas yang diinginkan.
7) Terlaksananya pembinaan bawahan yang meliputi tanggung jawab sesuai dengan arahan perkembangan perusahaan.
3. Seksi Perencanaan dan Evaluasi Produksi
a. Fungsi Seksi Perencanaan dan Evaluasi Produksi
1) Sebagai penanggung jawab penyusunan rencana dan evaluasi produksi serta terjaminnya ketetapan penyelesaian produksi sesuai dengan jadwal produksi dalam rangka menjaga standar.
2) Seksi Perencanaan dan Evaluasi Produksi yang diangkat oleh Direksi dan bertanggung jawab kepada Manajer Pabrik.
b. Tugas dan Tanggung Jawab Seksi Perencanaan dan Evaluasi Produksi. 1) Tersusunya rrencana produksi dan kebutuhan sumber daya yang
dibutuhkan untuk proses serta anggaran biaya.
2) Terselenggaranya pemampuan dan evaluasi produksi dalam rangka menjaga tingkat produktifitas yang optimal dan jadwal penyerahan produksi yang ditetapkan.
(22)
14
3) Terlaksananya pengolahan tertib administrasi produk di pabrik.
4) Tersusunya laporan produksi yang akurat serta berkala beserta evaluasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5) Terlaksannya tertib administrasi.
6) Terlaksananya penerapan Sistem Manajemen ISO 9000 dan Sistem Manajemen lainnya yang dikembangkan perusahaan.
7) Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan arahan perkembangan perusahaan.
4. Seksi Peralatan
a. Fungsi Seksi Peralatan
1) Sebagai penanggung jawab langsung pelaksanaan dan evaluasi penyediaan suku cadang dan peralatan beserta pengoperasian dan pemeliharaan pencapaian tingkat efisiensi dan efektifitas produksi. 2) Seksi Peralatan dipimpin oleh Kepala Seksi Peralatan yang diangkat
oleh Direksi dan bertanggung jawab langsung kepada Manajer. b. Tugas dan Tanggung Jawab Seksi Peralatan
1) Tersedianya peralatan-peralatan yang akan digunakan dalam proses produksi.
2) Tersedianya suku cadang.
3) Terselenggaranya penggantian komponen sesuai dengan jadwal yang ditentukan.
(23)
5. Seksi Keuangan dan Personalia
a. Fungsi Seksi Keuangan dan Personalia
1) Sebagai penanggung jawab langsung pengolahan aspek keuangan akuntansi, personalia dalam rangka pencapaian tingkat efisiensi dan efektifitas produksi.
2) Seksi Keuangan dan Personalia dipimpin oleh Kepala Seksi Keuangan dan Personalia yang diangkat oleh Direksi dan bertanggung jawab kepada Manajer Pabrik.
b. Tugas dan Tanggung Jawab Seksi Keuangan dan Personalia
1) Tersusunya anggaran secara terpadu guna tercapainya sasaran produksi. 2) Tercapainya efisiensi dan efektifitas pemanfaatan di pabrik.
3) Tersedianya informasi keuangan, akuntansi, personalia bagi kepentingan pabrik.
4) Terlaksananya pengupayaan penerapan fungsi keuangan, akuntansi perpajakan, personalia dan sistem informasi secara tertib.
5) Tersajinya laporan keuangan pabrik secara berkala sesuai dengan ketentuan perusahaan.
6) Terlaksananya penerapan Sistem Manajemen ISO 9000 dan Sistem Manajemen lainnya yang dikembangkan perusahaan.
7) Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan arahan perkembangan perusahaan.
(24)
16
6. Seksi Unit Produksi
a. Fungsi Seksi Unit Produksi
1) Sebagai penanggung jawab langsung pelaksanaan dan penyediaan proses produksi dalam rangka pencapaian tingkat efisiensi dan efektifitas produksi pabrik.
2) Unit produksi dipimpin oleh Kepala Unit Produksi yang di angkat oleh Direksi bertanggung jawab kepada Manajer Pabrik.
b. Tugas dan Tanggung jawab Unit Produksi.
1) Tersusunya perencanaan jadwal produksi detail dan kebutuhan sumber daya untuk keperluan jalur produksi guna tercapainya sasaran produksi.
2) Terkelolanya jalur produksi dalam melaksanakan produksi sesuai dengan jadwal dan mutu yang ditetapkan.
3) Tercapainya tingkat efisiensi dan efektifitas pengolahan sumber daya. 4) Terkendalinya proses produksi.
5) Terlaksananya penerapan ISO 9000 dan Sistem Manajemen lainnya yang dikembangkan perusahaan.
6) Terlaksananya pembinaan bawahan yang menjadi tanggung jawab sesuai dengan arah perkembangan perusahaan.
(25)
17
BAB III PEMBAHASAN
A. Pengertian Rasio Keuangan
Menurut Munawir (2004:65)rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos – pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Rasio - rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kondisi keuangan perusahaan adalah :
a. Rasio Likuiditas
Menurut Harahap (2013 : 301), rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Untuk dapat memenuhi kewajibannya yang sewaktu – waktu, maka perusahaan harus mempunyai alat – alat untuk membayar yang berupa aset – aset lancar yang jumlahnya harus lebih besar dari pada kewajiban – kewajiban yang harus segera dibayar berupa kewajiban – kewajiban lancar. Rasio likuiditas yang dipakai dalam penelitian ini adalah:
1. Current Ratio
Current ratio, menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi
kewajiban – kewajiban lancar. Semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan utang lancar, semakin tinggi kemampuan perusahaan
(26)
18
menutupi kewajiban jangka pendeknya. Current ratio yang rendah biasanya dianggap menunjukkan terjadinya masalah dalam likuidasi, sebaliknya
current ratio yang terlalu tinggi juga kurang bagus, karena menunjukkan
banyaknya dana yang menganggur yang pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan. (Sawir, 2009:10)
������������ = �������������
������������������ � 100%
2. Cash Ratio
Rasio ini menghitung kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek dengan kas yang tersedia dan surat berharga (efek) yang segera dapat diuangkan. (Sawir, 2009:10)
���ℎ�����= ���ℎ+����
������������������ � 100%
b. Rasio Leverage
Menurut Harahap (2013 : 306) rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Perusahaan yang baik mestinya memiliki komposisi modal yang lebih besar dari utang. Rasio – rasio solvabilitasyang digunakan dalam penelitian ini adalah :
(27)
1. Debt Ratio
Debt Ratio, merupakan perbandingan antara total hutang dengan total
aktiva. Sehingga rasio ini menunjukkan sejauh mana hutang dapat ditutupi oleh aktiva. Menurut Sawir (2009:13)debt ratiomerupakan rasio yang memperlihatkan proporsi antara kewajiban yang dimiliki dan seluruh kekayaan yang dimiliki.
��������� = ���������
�����������
2. Debt to Equity Ratio
Rasio ini menggambarkan perbandingan hutang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan tersebut untuk memenuhi seluruh kewajibannya.
(Sawir, 2009:13)
����������������� = ���������
�����������
C. Rasio Profitabilitas
Menurut Harahap (2013:304) rasio profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio – rasio profitabilitas yang dipakai dalam penelitian ini adalah :
(28)
20
1. Return On Investment (ROI)
Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan. Dengan mengetahui rasio ini, akan dapat diketahui apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan. (Munawir, 2004:89)
������������������= ��������������� (���)
�����������
2. Return On Equity (ROE)
Rasio ini disebut juga dengan laba atas equity. Rasio ini mengkaji sejauh mana suatu perusahaan mempergunakan sumber daya yang dimiliki untuk mampu memberikan laba atau ekuitas.
(Fahmi, 2012:82)
��������������= ��������������� (���)
(29)
Tabel 3.2. PT. Wijaya Karya Beton NERACA
PER 31 DESEMBER 2011 – 2013
AKTIVA 2011 2012 2013 Kewajiban Dan Ekuitas 2011 2012 2013
AKTIVA LANCAR KEWAJIBAN LANCAR
Kas 10.515.400 17.367.750 16.549.000 Utang Usaha:
Bank 50.053.164 56.819.106 53.706.506 Utang Pemasok 65.342.806.750 133.968.187.071 76.866.154.551 Utang Usaha dalam Proses 82.038628.797 98.626.242.354 77.569.390.403 Persediaan:
Persediaan bahan baku 89.809.205.394 97.437.131.993 113.615.737.427 Utang Pajak Penghasilan:
Persediaan barang jadi di gudang 183.450.700.876 234.461.810.372 211.628.452.319 Pph psl 21 646.646.787 721.363.134 555.249.423 Persediaan suku cadang 7.215.978.972 11.508.084.122 12.829.901.652 Pph psl 23 wapu 8.392.000 135.338.335 346.308.429 Persediaan BBM 2.454.056.990 3.879.397.309 4.088.743.611
Potongan Pegawai:
Uang Muka Kepada Eksternal: Potongan PHT 200.596.562 170.069.845 216.210.431 Uang muka pemasok - 33.100.000 - Potongan JAMSOSTEK 64.170.148 620.248.898 82.894.512 Potongan Kokar 20.418.275 15.274.750 9.749.010 Persekot Pegawai - 20.000.000 25.000.000
Utang Lain-Lain:
Pajak Dibayar Dimuka: Utang Deviden 124.000 777.200 148.000 Pph Psl 22 Impor - 32.918.000 - Utang Askes - 3.647.045 1.021.000
Piutang PPN: Biaya Akan Dibayar:
PPN M. Impor - 131.670.000 42.952.676.894 BAD Produksi 34.852.058.735 11.187.540.963 7.310.090.148 PPN M DN/Retur Restitusi 27.009.942.838 55.408.104.697 - BAD Lain-Lain 2.260.718.797 2.394.019.100 1.477.573.127 Biaya Dibayar Dimuka: Hubungan Rekening Koran:
Sewa dibayar dimuka 125.184.616 - - R/K Kantor Pusat-PPU 399.907.703.817 515.109.105.845 668.933.851.852 BDD produksi 672.986.946 461.338.254 780.752.387
Total Kewajiban Lancar 639.584.456.615 762.399.746.306 833.371.155.234 Total Aktiva Lancar 320.967.245.230 411.995.523.743 312.893.136.394
Ekuitas Aktiva Tetap
Tanah 182.265.600.000 198.835.200.000 198.835.200.000 Saldo Laba:
Prasarana - 43.225.850.150 63.839737.428 Laba Tahun Berjalan 10.029.871.103 14.741.913.402 11.013.728.756 Bangunan 35.758.850.336 52.990.326.996 52.990.336.996
Peralatan kantor 48.574.466.413 1.048.624716 1048.624.716 Total Saldo Laba 10.029.871.103 14.741.913.402 11.013.728.756 Peralatan 134.918.450.017.967 232.842.337.213 303.196.936.008
Akumulasi Penyusutan
Prasarana 23.328.650.200 29.214.464.860 33.331.897.626 Bangunan 20.423.249.627 40.481.350.127 26.191.269.059 Peralatan kantor 961.019.334 1.048.384.728 1.048.384.728 Peralatan 108.694.482.851 135.960.507.269 164.267.515.896 Total Aktiva Tetap 277.740.323.707 323.000.406.229 407.844.111.172 Aktiva Lain-Lain
Investasi Tanah - 29.000.000.000 38.500.000.000 Investasi Prasarana 1.482.516.979 Investasi Bangunan 3.082.448.103 Investasi Peralatan 479.466.401 13.837.924.218 2.737.764.477 Total Aktiva Lain-Lain 479.466.401 37.037.924.218 31.259.307.415
Total Aktiva Tetap 278.219.790.108 327.012.959.786 420.194.740.731 Total Ekuitas 10.029.871.103 14.741.913.402 11.013.728.756 TOTALAKTIVA 641.219.994.343 772.033.854.190 837.941.390.968 TOTAL KEWAJIBAN DAN EKUITAS 641.219.944.434 772.033.854.190 837.941.390.968
(30)
22
Tabel 3.3 PT. Wijaya Karya Beton LAPORAN LABA RUGI PER 31 DESEMBER 2011 - 2013
URAIAN DESEMBER 2011 DESEMBER 2012 DESEMBER 2013
Biaya Langsung
Material Produksi 6.213.302.471 7.101.006.800 11.266.989.809
Tenaga Kerja 1.407.712.499 1.441.289.154 1.962.274.634
Peralatan:
Opersasi Peralatan Produksi 1.465.857.833 911.726.480 650.421.329
Perbaikan &Pemliharaan produksi 649.953.832 521.515.016 878.178.434
PenyusutanPeralatan Produksi 541.179.602 392.543.557 807.833.939
Peralatan Penunjang Produksi 389.545.035 3.595.717.270 657.091.163
Upah Tenaga Peralatan 190.831.667 375.972.653 498.905.804
Total Biaya Langsung 5.982.991.664 8.435.496.882 10.521.475.282
Biaya Tak Langsung
Biaya sekretariat 39.049.536 35.680.568 35.328.819
Biaya Pengolahan Kantor 1.641.810.980 828.088.994 5.056.233.127
Biaya Penyusutan 142.754.204 202.787.701 129.271.918
Biaya Hukum & Perijinan 13.715.297 6.626.270 95.864.020
Biaya Kendaraan 59.332.539 115.023.661 60.471.093
Biaya Mutu & Pengujian 184.375.722 384.039.839 536.397.355
Biaya Keuangan 3.668.413 3.518.479 3.897.875
Biaya personalia 4.894.237.343 4.119.528.064 6.770.697.953
Penelitan & Pengembangan
Biaya sistem informasi 13.389.820 26.061.031 59.124.111
Total Biaya Tak Langsung 5.450.062.282 4.672.598.616 12.117.636.435
Total Biaya Produksi 5.300.154.892 7.846.916.784 9.836.542.618
Laba (Rugi) Lain-lain
Pendapatan (Beban) Bunga:
Pendapatan Jasa Giro 17.981.335 29.811.126 29.437.902
Pph Jasa Giro& Deposito 3.366.116 5.956.646 5.885.240
Total Pendapatan (Beban) Bunga
14.615.219 23.854.478 23.552.662
Total Laba (Rugi) Lain-Lain 14.615.219 23.854.478 23.552.662
Total Laba Bersih 6.045.842.531 7.636.305.765 9.644.101.500
(31)
B. Perhitungan Rasio Keuangan
Berikut ini adalah perhitungan rasio – rasio keuangan yang akan dianalisis:
1. Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah rasio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar kembali seluruh kewajiban-kewajiban jangka pendeknya apabila telah jatuh tempo. Rasio likuiditas yang dipakai dalam penelitian ini adalah :
a. Current Ratio
������������= �������������
������������������ � 100%
Tahun 2011
������������= 320.967.245.230
639.584.456.615� 100% = 50 %
Tahun 2012
������������= 411.995.523.743
762.399.746.306� 100% = 54 %
Tahun 2013
������������= 312.893.136.394
833.371.155.234� 100% = 37 %
b. Cash Ratio
���ℎ����� = ���ℎ+����
������������������ � 100%
Tahun 2011
���ℎ����� = 10.515.400 + 50.052.956
(32)
24
Tahun 2012
���ℎ����� = 17.637.750 + 56.819.106
762.399.746.306 �100% = 9 %
Tahun 2013
���ℎ����� = 16.549.000 + 53.706.506
833.371.155.234 �100% = 8 %
Tabel 3.4 Perubahan Ratio Likuiditas
Ratio 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) Keterangan
Current Ratio 50 54 37
pada tahun 2012 perusahaan mengalami kenaikan, namun di tahun 2013 perusahaan mengalami penurunan, disebabkan jumlah persediaan yang relatif tingi dibandingkan taksiran
Cash Ratio 9 9 8
Cash Ratio pada tahun 2013 menurun sebesar 1 %, hal ini
menunjukkan bahwa cash ratio perusahaan baik karena mampu membayar kewajiban yang harus dibayar dengan uang tunai, sehingga pelunasan hutang terjamin. Sumber : Hasil Penelitian PT. Wijaya Karya Beton, 2014
(33)
Sumber : Hasil Penelitian PT. Wijaya Karya Beton, 2014
Gambar 3.2 : Perkembangan Rasio Likuiditas PT. Wijaya Karya Beton dari tahun 2011-2013
Analisis rasio likuiditas perusahaan menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan untuk melunasi kewajiban – kewajiban jangka pendeknya dapat
0 10 20 30 40 50 60
2011 2012 2013
Current Ratio
current Ratio
7,4 7,6 7,8 8 8,2 8,4 8,6 8,8 9 9,2
2011 2012 2013
(34)
26
dikatakan baik apabila dibandingkan dengan prinsip umum pembelanjaan. Akan tetapi, secara kuantitatif rasio likuiditas perusahaan mengalami penurunan pada tahun 2013, setiap utang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh aktiva lancar Rp. 0,50 pada tahun 2011, Rp. 0,54 pada tahun 2012, dan Rp. 0,37 pada tahun 2013, hal ini mengindikasikan adanya masalah seperti jumlah persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan sehingga tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukkan adanya over
investment dalam persediaan tersebut atau adanya saldo piutang besar yang
tidak tertagih, atau dengan kata lain para manajer perusahaan tidak mendayagunakan current assets secara baik dan efektif. Setiap utang lancar Rp. 1,00 dijamin oleh kas dan efek Rp. 0,09 pada tahun 2011, Rp. 0,09 pada tahun 2012, dan Rp. 0,8 pada tahun 2013,cash ratio perusahaan dikategorikan baik karena kemampuan perusahaan di dalam membayar kewajiban-kewajiban yang harus dibayar dengan uang tunai, sehingga pelunasan hutang terjamin. (Fahmi 2011:61)
2. Rasio Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal maupun aset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity). Rasio yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Debt Ratio
���������= ���������
(35)
Tahun 2011
���������= 639.584.456.615
641.219.994.434= 99 %
Tahun 2012
���������= 762.399.746.306
772.033.854.190= 98 %
Tahun 2013
���������= 833.371.155.234
837.941.390.968= 99 %
b. Debt to Equity Ratio
�����������������= ���������
�����������
Tahun 2011
�����������������= 639.584.456.615
1.625.537.873 = 39 %
Tahun 2012
�����������������= 762.399.746.306
1.474.191.310 = 517 %
Tahun 2013
�����������������= 833.371.155.234
(36)
28
Tabel 3.5 Perubahan Ratio Leverage
Ratio 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) Keterangan
Debt Ratio 99 98 99
Pada tahun 2012 mengalami penurunan, dan meningkat di tahun 2013, semakin
meningkat angka ratio ini maka semakin kecil aktiva yang dijadikan jaminan hutang.
Debt to Equity Ratio
39 517 76
Pada tahun 2012 total hutang meningkat, di tahun 2013 total hutang menurun. Semakin kecil angka rasio, maka semakin baik ekuitas yang dijadikan jaminan hutang.
(37)
Sumber : Hasil Penelitian PT. Wijaya Karya Beton, 2014
Gambar : 3.3 Perkembangan Rasio Leverage PT. Wijaya Karya BetonTahun 2011 – 2013
Pada tahun 2011, debt ratio perusahaan sebesar 99 %, sedangkan pada tahun 2012 debt ratio perusahaan mengalami sedikit penurunan sebesar 98 %, namun ditahun 2013 perusahaan mengalami peningkatan lagi sebesar 99 %. Perbandingan antara jumlah hutang dengan total aktiva pada tahun 2011menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00 total aktiva menjamin Rp. 0,99 hutang. Pada tahun 2012 menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00 total aktiva menjamin Rp. 0,98 hutang dan pada tahun 2013 menunjukkan bahwa setiap Rp. 1,00 total aktiva menjamin Rp. 0,99 hutang. Sedangkan debt equity
ratio menunjukkan pada tahun 2011, setiap Rp. 1,00 ekuitas menjamin total
hutang sebesar Rp. 0,39, pada tahun 2012, setiap Rp. 1,99 ekuits menjamin total hutang sebesar Rp. 0,517 dan pada tahun 2013, setaip Rp.1,00 ekuitas menjamin total hutang sebesar Rp. 0,76.Dari hasil analisis diketahui bahwa kemampuan perusahaan menajamin total hutang dengan jumlah akiva dapat dikatakan baik. Secara kuantitatif rasio hutang terhadap aktiva perusahaan
0 100 200 300 400 500 600
2011 2012 2013
Debt Ratio Debt Equity Ratio
(38)
30
relatif stabil dan cenderung sedikit meningkat. Akan tetapi, analisis rasio
leverage perusahaan sudah dapat dikatakan baik karena perusahaan mampu
membayar kewajiban – kewajiban jangka panjangnya.
3. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah yang digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dari dana yag diinvestasikan dalam perusahaan. Berdasarkan laporan laba rugi perusahaan mulai tahun 2011 sampai dengan tahun 2013, diketahui bahwa perusahaan memperoleh laba sebesar Rp. 14.615.219 pada tahun 2011, dan Rp. 23.854.478 pada tahun 2012, sedangkan pada tahun 2013 perusahaan mengalami kerugian sebesar Rp. 23.552.662.
a. Return on Investment (ROI)
������������������ = ��������������� (���)
�����������
Tahun 2011
������������������ = 6.045.842.531
641.219.994.434= 0,9 %
Tahun 2012
������������������ = 7.636.305.765
772.033.854.190= 0,9 %
Tahun 2013
������������������ = 9.644.101.500
(39)
b. Return on Equity (ROE)
�������������� = ��������������� (���)
�ℎ����������������
Tahun 2011
�������������� = 6.045.842.531
1.625.537.873= 3,7 %
Tahun 2012
�������������� = 7.636.305.765
1.474.191.310= 5,2 %
Tahun 2013
�������������� = 9.644.101.500
11.012.728.756= 8,8 %
Tabel 3.6 Perubahan Ratio Profitabilitas
Ratio 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) Keterangan
Return on
Investment 0,9 0,9 0,1
Penurunan di tahun 2013 sebesar 8 %, menunjukkan bahwa keadaan perusahaan tidak efektif.
Return on Equity
3,7 5,2 8,8
Kenaikkan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan efektif dalam menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba.
(40)
32
Sumber : Hasil Penelitian PT. Wijaya Karya Beton, 2014
Gambar : 3.4 Perkembangan Rasio Profitabilitas PT. Wijaya Karya Beton Tahun 2011 – 2013
Pada tahun 2011 dan 2012, rasio sebesar 0,9 % menunjukkan bahwa penghasilan bersih yang diperoleh adalah sebesar 0,9 % dari total aktiva. Pada tahun 2013 rasio mengalami penurunan sebesar 0,1 dari total aktiva. Hal ini menunjukkan bahwa return on investment perusahaan tidak efektif, karena semakin rendah tingkat rasio yang di dapat maka semakin tidak baik keadaan perusahaan. Sedangkan return on equity perusahaan efektif dalam menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba, karena semakin besar rasio yang didapat maka semakin efektif kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Hal ini dapat dilihat dari tahun 2011, menunjukkan bahwa tingkat return (penghasilan) yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan adalah sebesar 3,7 %. Pada tahun 2012 menunjukkan bahwa tingkat return (penghasilan) yang diperoleh pemilik
0 2 4 6 8 10
2011 2012
2013
return on investment return on equity
(41)
perusahaan atas modal yang diinvestasikan meningkat yaitu sebesar 5,2 %, dan pada tahun 2013 menunjukkan bahwa tingkat return (penghasilan) yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan meningkat sebesar (8,8 %). Dari rasio-rasio profitabilitas perusahaan dapat dikatakan bahwa perusahaan dapat mencapai tingkat profitabilitas yang memadai.
(42)
34 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan PT. Wijaya Karya Beton berada pada posisi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari rasio likuiditas perusahaan dapat dikatakan likuid dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
Jika dilihat dari rasio leverage, dapat dikatakan bahwa perusahaan mampu mendanai hutang perusahaan, hal ini dikarenakan aktiva perusahaan masih cukup tinggi. Begitu juga pada rasio profitabilitas, perusahaan mampu memperoleh tingkat return (penghasilan) yang dipeoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan.
B. SARAN
Perusahaan sudah dapat dikatakan likuid akan tetapi current ratio yang terlalu tinggi juga kurang baik bagi perusahaan karena itu manajemen perusahaan harus membuat suatu kebijaksanaan dalam sistem manajemen modal kerja yang efektif , sehingga modal kerja yang tertanam tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil namun dapat memenuhi kewajiban perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjangnya. Hal ini juga dapat diatasi dengan cara mengurangi aktiva lancar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Aktiva lancar tersebut dapat dialokasikan dengan menambah persediaan uang tunai dalam perusahaan. sedangkan untuk meningkatkan profitabilitas,
(43)
perusahaan harus meningkatkan pendapatan yang diikuti dengan menekan biaya-biaya seperti biaya pruduksi.
(44)
36
DAFTAR PUSTAKA
Munawir S, 2004.Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, Liberty, Yogyakarta.
Fahmi Irham, 2012.Pengantar Manajemen Keuangan, Alfabeta, Bandung. Syamsuddin, 2007.Manajemen Keuangan Perusahaan, Rajawali Pers, Jakarta. Sawir, 2009.Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri, 2011.Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.
(1)
31
b. Return on Equity (ROE)
�������������� = ��������������� (���)
�ℎ���������������� Tahun 2011
�������������� = 6.045.842.531
1.625.537.873= 3,7 % Tahun 2012
�������������� = 7.636.305.765
1.474.191.310= 5,2 % Tahun 2013
�������������� = 9.644.101.500
11.012.728.756= 8,8 %
Tabel 3.6 Perubahan Ratio Profitabilitas
Ratio 2011 (%) 2012 (%) 2013 (%) Keterangan
Return on
Investment 0,9 0,9 0,1
Penurunan di tahun 2013 sebesar 8 %, menunjukkan bahwa keadaan perusahaan tidak efektif.
Return on Equity
3,7 5,2 8,8
Kenaikkan pada tahun 2013, menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan efektif dalam menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba.
(2)
Sumber : Hasil Penelitian PT. Wijaya Karya Beton, 2014
Gambar : 3.4 Perkembangan Rasio Profitabilitas PT. Wijaya Karya Beton Tahun 2011 – 2013
Pada tahun 2011 dan 2012, rasio sebesar 0,9 % menunjukkan bahwa penghasilan bersih yang diperoleh adalah sebesar 0,9 % dari total aktiva. Pada tahun 2013 rasio mengalami penurunan sebesar 0,1 dari total aktiva. Hal ini menunjukkan bahwa return on investment perusahaan tidak efektif, karena semakin rendah tingkat rasio yang di dapat maka semakin tidak baik keadaan perusahaan. Sedangkan return on equity perusahaan efektif dalam menggunakan ekuitasnya untuk menghasilkan laba, karena semakin besar rasio yang didapat maka semakin efektif kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Hal ini dapat dilihat dari tahun 2011, menunjukkan bahwa tingkat return (penghasilan) yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan adalah sebesar 3,7 %. Pada tahun 2012 menunjukkan bahwa tingkat return (penghasilan) yang diperoleh pemilik
0 2 4 6 8 10
2011 2012
2013
return on investment return on equity
(3)
33
perusahaan atas modal yang diinvestasikan meningkat yaitu sebesar 5,2 %, dan pada tahun 2013 menunjukkan bahwa tingkat return (penghasilan) yang diperoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan meningkat sebesar (8,8 %). Dari rasio-rasio profitabilitas perusahaan dapat dikatakan bahwa perusahaan dapat mencapai tingkat profitabilitas yang memadai.
(4)
34 BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan PT. Wijaya Karya Beton berada pada posisi yang baik. Hal ini dapat dilihat dari rasio likuiditas perusahaan dapat dikatakan likuid dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang dimiliki perusahaan.
Jika dilihat dari rasio leverage, dapat dikatakan bahwa perusahaan mampu mendanai hutang perusahaan, hal ini dikarenakan aktiva perusahaan masih cukup tinggi. Begitu juga pada rasio profitabilitas, perusahaan mampu memperoleh tingkat return (penghasilan) yang dipeoleh pemilik perusahaan atas modal yang diinvestasikan.
B. SARAN
Perusahaan sudah dapat dikatakan likuid akan tetapi current ratio yang terlalu tinggi juga kurang baik bagi perusahaan karena itu manajemen perusahaan harus membuat suatu kebijaksanaan dalam sistem manajemen modal kerja yang efektif , sehingga modal kerja yang tertanam tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil namun dapat memenuhi kewajiban perusahaan baik jangka pendek maupun jangka panjangnya. Hal ini juga dapat diatasi dengan cara mengurangi aktiva lancar sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Aktiva lancar tersebut dapat dialokasikan dengan menambah persediaan uang tunai dalam perusahaan. sedangkan untuk meningkatkan profitabilitas,
(5)
35
perusahaan harus meningkatkan pendapatan yang diikuti dengan menekan biaya-biaya seperti biaya pruduksi.
(6)
DAFTAR PUSTAKA
Munawir S, 2004.Analisis Laporan Keuangan, Edisi Keempat, Cetakan Ketiga, Liberty, Yogyakarta.
Fahmi Irham, 2012.Pengantar Manajemen Keuangan, Alfabeta, Bandung. Syamsuddin, 2007.Manajemen Keuangan Perusahaan, Rajawali Pers, Jakarta. Sawir, 2009.Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan
Perusahaan, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Harahap, Sofyan Syafri, 2011.Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan, Raja Grafindo Persada, Jakarta.