c. Pengenalan mengenai institusi-institusi politik yang impersonal, seperti kongres parlemen, mahkamah agung, dan pemungutan suara
pemilu. d. Perkembangan pembedaan antara institusi-institusi politik dan mereka
yang terlibat dalam aktivitas yang diasosiasikan dengan institusi- institusi ini.
3. Peran dan fungsi sosialisasi politik
Sosialisasi politik berperan mengembangkan serta memperkuat sikap politik di kalangan warga masyarakat yang sadar politik, yaitu sadar akan hak
dan kewajiban dalam kehidupan bersama. Peranan tersebut melibatkan keluarga, sekolah, dan lembaga-lembaga tertentu yang ada dalam masyarakat.
Adapun fungsi sosialisasi politik antara lain untuk meningkatkan pengetahuan dan pemahaman masyarakat tentang kehidupan politik, serta
mendorong timbulnya partisipasi secara maksimal dalam sistem politiknya. Hal itu sejalan dengan konsep demokrasi, yaitu pemerintahan dari, oleh, dan
untuk rakyat yang berarti rakyat harus berpartisipasi dalam kehidupan politik. Dalam bukunya yang berjudul Pengantar Sosiologi Politik, Michael Rush dan
Phillip Althoff mengemukakan fungsi sosialisasi sebagai berikut:
a. Melatih individu
Sosialisasi politik melatih individu dalam memasukkan nilai-nilai politik yang berlaku di dalam sebuah sistem politik. Pembelajaran mengenai
pemahaman sistem politik suatu negara pun diajarkan di bangku sekolah. Hal ini dilakukan untuk menanamkan pemahaman kepada semua warga negara
sebagai subjek dan objek politik. Dalam proses pembelajaran politik tersebut dimungkinkan individu untuk menerima atau melakukan suatu penolakan atas
tindakan pemerintah, mematuhi hukum, melibatkan diri dalam politik, ataupun memilih dalam pemilihan umum.
b. Memelihara sistem politik
Sosialisasi politik juga berfungsi untuk memelihara sistem politik dan pemerintahan yang resmi. Setiap warga negara harus mengetahui hal-hal yang
berkaitan dengan sistem politik. Pemahaman tersebut dapat dimulai dari hal- hal yang mudah sifatnya, seperti warna bendera sendiri, lagu kebangsaan
sendiri, bahasa sendiri, ataupun pemerintah yang tengah memerintahnya
sendiri. Melalui pemahaman tersebut, setiap warga negara dapat memiliki identitas kebangsaan yang jelas.
Cara melakukan sosialisasi politik
Rush dan Althoff mengemukakan tiga cara untuk melakukan sosialisasi politik, yaitu:
a. Imitasi Cara yang pertama dalam melakukan sosialisasi politik adalah imitasi.
Melalui imitasi, seorang individu meniru terhadap tingkah laku individu lainnya.
b. Instruksi Cara melakukan sosialisasi politik yang kedua adalah instruksi. Gaya
ini banyak berkembang di lingkungan militer ataupun organisasi lain yang terstruktur secara rapi melalui rantai komando. Melalui instruksi,
seorang individu diberitahu oleh orang lain mengenai posisinya di dalam sistem politik, apa yang harus mereka lakukan, bagaimana, dan
untuk apa. c Motivasi
Cara melakukan sosialisasi politik yang terakhir adalah motivasi. Melalui cara ini, individu langsung belajar dari pengalaman,
membandingkan pendapat dan tingkah sendiri dengan tingkah orang lain
6. Sarana sosialisasi politik
Sosialisasi politik merupakan istilah yang digunakan untuk menggambarkan proses seseorang dalam belajar tentang politik dan
mengembangkan orientasi pada politik. Adapun sarana alat yang dapat dijadikan sebagai perantarasarana dalam sosialisasi politik, antara lain:
a. Keluarga family Wadah sosialisasi nilai-nilai politik yang paling efisien dan efektif
adalah di dalam keluarga. Dimulai dari keluarga inilah antara orang tua dengan anak, sering terjadi “perbincangan” politik ringan tentang segala
hal. Dalam peristiwa tersebut tanpa disadari terjadi transfer pengetahuan dan nilai-nilai politik tertentu yang diserap oleh si anak.
b. Sekolah Di
sekolah melalui
pelajaran civics
education pendidikan
kewarganegaraan, pesertadidik dan guru saling bertukar informasi dan berinteraksi dalam membahas topik-topik tertentu yang mengandung