Koleksi Museum Palagan Ambarawa

15 1945 sekutu mundur keluar kota Ambarawa dengan tidak sempat menyelamatkan jenasah serdadunya dan Sekutu didesak terus oleh pasukan- pasukan kita keluar dari daerah Ambarawa. Korban berjatuhan banyak pahlawan yang gugur sebagai bunga bangsa. Kemenangan di Ambarawa bukanlah kemenangan yang dapat dicapai dengan mudah. Besar pengorbanan harta benda maupun jiwa yang harus mereka berikan, tidaklah melumpuhkan semangat mereka untuk membangun kampong halaman kembali. Sebab rakyat Indonesia sadar bahwa semua pengorbanan itu adalah demi kemerdekaan nusa, bangsa dan Negara tercinta. Peristiwa Palagan Ambarawa merupakan peristiwa penting karena merupakan peristiwa pertempuran yang pertama kali dapat dimenangkan Bangsa Indonesia setelah kemerdekaan. Kemenangan dapat diraih karena adanya kesatuan unsure perjuangan antara TKR dan Barisan Kelaskaran dengan rakyat keseluruhan. Peristiwa Palagan Ambarawa pada tanggal 15 Desember merupakan momentum yang sangat bersejarah dalam pergelaran militer dengan gerak taktik dari Pasukan Darat. Atas kemenangan dalam pertempuran Palagan Ambarawa ini kemudian diabadikan sebagai hari Juang Kartika Dinas Sejarah Militer KODAM VIIDiponegoro,1979: 92.

C. Koleksi Museum Palagan Ambarawa

Museum Palagan Ambarawa terbagi menjadi dua yaitu museum tertutup dan museum terbuka. Museum tertutup diberi nama Museum Let.Kol Isdiman. Museum tertutup ini diwujudkan dalam bentuk rumah joglo yang merupakan ciri khas rumah Jawa. Di Museum itulah kita dapat melihat peralatan-peralatan atau 16 senjata-senjata yang pada waktu pertempuran Palagan Ambarawa dipergunakan oleh pasukan kita maupun Sekutu Sisilia Indun Mawarti, 2009:5. Museum terbuka yang letaknya disekitar Monumen Palagan Ambarawa disini kita dapat melihat peralatan-peralatan maupun senjata-senjata yang dipergunakan oleh pasukan kita maupun sekutu yang tidak dapat disimpan di dalam museum yang sifatnya tertutup.Adapun arti dan bagian-bagian dari museum Palagan Ambarawa : a. Museum tertutup Dalam museum tertutup diabadikan peralatan senjata baik senjata- senjata primitive maupun sampai pada beberapa jenis senjata ringan yang telah dipergunakan dalam Palagan Ambarawa. Serta diabadikan peralatan perorangan atau pakaian yang digunakan tentara Indonesia maupun Sekutu dan sebagai hiasan dapatlah disaksikan pula suatu gambaran peristiwa yang menggambarkan peristiwa apel- ’45, Tankval, kegiatan dapur umum dan situasi saat pertempuran di Ambarawa yang diwujudkan dalam bentuk beberapa maquet, kesemuanya dilukiskan dengan indah. Kemudian akan kita saksikan pula patung dada Let. Kol Isdiman dengan latar belakang kata-kata mutiaranya. Di dalam museum tertutup yang diberi nama Museum Isdiman ini terdiri atas berbagai tipe senjata yaitu meriam, mitrallieur, pistol, karabinj, repeteer, mortier, Tekidanto, Granat, Landminjn, Dynamit, Keinbiny dan pedang samurai. Semua peralatan senjata ini merupakan peninggalan dari tentara Jepang maupun tentara Sekutu yang digunakan dalam pertempuran Palagan Ambarawa pada tahun 1945. 17 Perlengkapan perorangan dan pakaian yang digunakan tentara Indonesia maupun Sekutu yaitu berbagai macam helm baja, sabuk, velfles, kijker dan rantang makan. Semua perlengkapan perorangan atau pakaian pernah dipakai pejuang yang ikut berjuang di medan pertempuran Palagan Ambarawa, karena minimnya sarana dan prasarana yang ada maka pakaian apapun dijadikan sebagai seragam AMRI dan rakyat beserta TKR atau BKR untuk bertempur. sebagaimana dituturkan Sersan purn Sarmuji, pelaku sejarah Palagan Ambarawa, dalam penjelasan Bapak Herman. Berbagai hiasan yang berada di dalam Museum Isdiman adalah Lukisan-lukisan dan maquet. Lukisan yang berada di dinding Museum Isdiman yang menggambarkan dari kiri yaitu ledakan bom yang mengartikan kita lepas dari belenggu penjajah 17 Agustus 1945. Pasukan berbaris yang mengartikan terbentuknya TKR atau BKR 5 Oktober 1945. Perbandingan senjata yang tidak seimbang yaitu antara pertahanan tentara Indonesia yang berada di dekat kerkhof dengan senjata utama bambu runcing sementara musuh atau Sekutu berada di sekitar Gereja Jago atau Gereja Santo Yusuf dengan peralatan senjata lengkap dan modern. Serta Maquet yang menggambarkan peta Kota Ambarawa dan sekitarnya pada tahun 1945 pada waktu itu meletusnya pertempuran Palagan Ambarawa dengan garis-garis supit udang. Tampak dalam maquet tersebut wilayah perang supit udang mulai dari Bedono, Kelurahan, Jambu di sektor barat, lalu Bandungan di sektor Utara, serta 18 di sektor Timur daerah Tuntang dan sektor Selatan adalah Banyubiru Sisilia Indun Mawarti, 2009:6. b. Museum terbuka Dalam museum terbuka yang terletak disekitar Monumen Palagan Ambarawa diabadikan pula barang-barang dan alat-alat yang dipergunakan oleh pasukan kita maupun musuh yang tidak dapat dimasukan dalam museum tertutup. Adapun peralatan tersebut adalah : 1. Pesawat terbang jenis Mustang cocor merah Pesawat Mustang P-15 atau yang disebut dengan pesawat cocor merah ini berasal dari Amerika Serikat. Jenis pesawat ini adalah pesawat pemburu yang berawak pesawat yaitu hanya satu orang. Berat pesawat : 7000kg, panjang pesawat : 9,81 meter, bentang sayap : 11,28 meter, kemampuan terbang 3185 km, pesawat ini dilengkapi dengan senjata yaitu browing caliber sebanyak roket launcher 8 buah dan bom 2 buah. Pesawat ini digunakan oleh sekutu untuk membombardir Kota Ambarawa. Peristiwa bombardier ini terjadi pada tanggal 26 November 1945 di sektor selatan yang pada waktu itu berlangsung serah terima komando pertempuran dari Mayor Imam Adrongi kepada Letkol. Isdiman. Ketika acara berlangsung di gedung sekolah dasar di desa Kalurahan, Jambu. Sekitar pukul 11.00 sebuah pesawat cocor merah yang curiga melihat sebuah mobil diparkir di tepi jalan tidak jauh dari tempat itu, kemudian melancarkan serangan bertubi-tubi. 19 Dalam waktu singkat waktu mobil terbakar dan daerah tersebut menjadi serangan senapan mesin pesawat cocor merah. Mereka yang berada disalam gedung segera berhamburan keluar mencari perlindungan. Letkol. Isdiman dan Mayor Adrongi keluar dari gedung untuk melihat situasi. Akan tetapi Letkol. Isdiman terkena tembakan dan menderita luka parah dikedua belah pahanya. Selain beliau yang gugur pemuda Sutoyo dari pasukan IMAM Purwokerto Dinas Sejarah Militer KODAM VIIDiponegoro, 1979:72. Ada tiga pesawat Mustang dan dua pesawat Dakota pada waktu itu yang terbang melintasi kota Ambarawa, dua Dakota mendaratkan parasut yang mengirimkan logistik bagi sekutu di Lapangan Turonggo Ceto, Komplek markas Sekutu pada waktu itu. Sedangkan 3 Mustang lainnya berputar-putar membombardir daerah- daerah di kota Ambarawa. Yaitu daerah desa Baran, Desa kalurahan Kecamatan Jambu, dan satunya pesawat mustang itu akan merendah di daerah Kesongo tetapi pesawat itu tercebur di Rawa Pening. 2. Meriam 25” ponder dipergunakan pasukan kita untuk menggempur kedudukan musuh. 3. Lokomotif yang pernah berjasa terhadap pasukan kita dalam Palagan Ambarawa. Karena lokomotif itu pernah mengangkut pasukan- pasukan TKRBKRAMRI dan bantuan laskar dari Purwokerto, Magelang, Jogjakarta menuju medan pertempuran Ambarawa. Yang mengemudikan kereta api pada waktu itu adalah Bapak Muslimin dari 20 Ambarawa. Beliau pernah dipakai Jepang untuk mengajarkan teknik perkeretaapian di Burma untuk kepentingan Perang Asia Timur Raya. 4. Meriam jenis Houwitzer yang pada waktu itu Palagan Ambarawa pernah dipergunakan oleh Sekutu untuk memukul pasukan-pasukan kita. 5. Tank jenis stuart adalah jenis tenk yang dipakai oleh sekutu untuk menyerang pasukan kita.

D. Arti Dan Makna Monumen Palagan Ambarawa

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Museum Palagan Ambarawa Sebagai Sumber Belajar Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas T1 152009016 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Museum Palagan Ambarawa Sebagai Sumber Belajar Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas T1 152009016 BAB II

0 0 12

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Museum Palagan Ambarawa Sebagai Sumber Belajar Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas T1 152009016 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Museum Palagan Ambarawa Sebagai Sumber Belajar Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Museum Palagan Ambarawa Sebagai Sumber Belajar Pembelajaran Sejarah di Sekolah Menengah Atas

0 0 19

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Perkembangan Sekolah Pendidikan Guru Mendut di Ambarawa Tahun 1961-1989 T1 152009003 BAB IV

0 0 26

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sejarah Sekolah Menengah Pertama Pangudi Luhur Salatiga (1949-1975) T1 152009011 BAB IV

0 0 24

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Museum Benteng Vredeburg sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA T1 152008004 BAB I

0 0 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Museum Benteng Vredeburg sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA T1 152008004 BAB II

0 0 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Museum Benteng Vredeburg sebagai Sumber Belajar Sejarah di SMA T1 152008004 BAB IV

0 0 39