1
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Berdirinya Museum Palagan Ambarawa
Setiap peristiwa Sejarah, betapapun kecilnya selalu memiliki hakikat yang mengandung hikmah untuk diabadikan menjadi warisan bagi generasi
demi generasi penerus. Sehingga setiap usaha bagaimanapun juga wujudnya baik mulai dari penulisan sejarah, membentuk sarana dari suatu generasi untuk
mengejawantahkan hakekat berhikmah tersebut agar dapat dihayati secara fisik dan riil baik oleh generasi itu sendiri mauapun oleh generasi-generasi
mendatang. Dengan demikian langkah-langkah pewarisan dari suatu generasi pada generasi selanjutnya adalah menjadi missi dan kuwajiban moral serta
tanggung jawab generasi itu yang sekaligus juga menjadi kebesaran generasi itu sendiri.
Dengan berdasarkan cita-cita luhur untuk mewariskan jiwa perjuangan pada tahun 1945 kepada generasi penerus, maka tercetuslah ide untuk
mengabadikanmemonumentasikan suatu peristiwa palagan yang menduduki tempat tersendiri dalam khasanah sejarah perjuangan bangsa Indonesia di tahun
1945 adalah yang kita kenal dengan Palagan Ambarawa JARAH DAM VIIDiponegoro, 1974:11.
Perjuangan yang heroik dan pengorbanan yang sedemikian besarnya dari para kusuma bangsa dalam Palagan Ambarawa. Bahkan setiap orang akan
mengakui bahwa di Ambarawa ini pulalah telah lahir Kepemimpinan Militer
2
yang berkadar kepemimpinan Nasional diantaranya yaitu Almarhum Jenderal Soedirman dan Almarhum Gatot Subroto Soepardjo, 1986:20.
Ide pewarisan nilai-nilai luhur 1945 telah berkembang menjadi suatu langkah-langkah kongrit untuk mewujudkan sarana-sarana dari seluruh aspirasi
perjuangan generasi 1945, agar dengan demikian jiwa dan semangat perjuangan 1945 akan tetap menjadi pegangan jiwa perjuangan sepanjang masa bagi
generasi mendatang. Dengan keluarnya Instruksi KASAD Nomer : B-54071970 tanggal : 30
Juli 1970 tentang pendirian monumen Kepahlawanan TNI-AD mulailah kodam VII Diponegoro dengan langkah-langkah persiapan untuk membangun Museum
beserta Monumen Palagan Ambarawa. Berbagai langkah mulai dari penelitian, pengumpulan data-data dan sebagainya untuk dapat merealisir Monumen serta
Museum yang dapat dipertanggung jawabkan kebenaran historisnya. Peristiwa palagan Ambarawa dengan puncak kemenangannya pada
tangga 15 Desember 1945 dalam perkembangan selanjutnya dengan melalui seleksi baik secar historis Militer NAsional maupun tinjauan dari Sejarah
Perjauangan Bangsa Indonesia dan Sejarah Kesatuan ternyata merupakan suatu kemenangan dari kesatuan Infantri yang patut dibanggakan. Sehingga dengan
lahirnya Surat Keputusan KASAD Nomer : 4011966 tanggal : 17 Januari 1966 tentang ditetapkannya tanggal 15 Desember 1945 sebagai hari Infantri maka
semakin mantaplah bagi Kodam VIIDiponegoro untuk melanjutkan gagasan luhur mengabdikan peristiwa Palagan Ambarawa dalam bentuk suatu monumen
beserta pembangunan museum untuk mengabdikan jasa pahlawan Let.Kol
3
Isdiman yang gugur di medan laga Palagan AmbarawaJARAH DAM VIIDiponegoro, 1974: 13.
Dengan beberapa pertimbangan yang didasarkan pada penelitian sejarah maka
diantara berbagai
peristiwa sejarah
dalam wilayah
Kodam VIIDiponegoro, peristiwa Palagan telah terpilih untuk diabadikan dalam bentuk
Museum serta Monumen di dalamnya. Pemilihan peristiwa Palagan Ambarawa adalah didasarkan pada berbagai pertimbangan bahwa :
1. Palagan Ambarawa adalah lambang kesatuan dan persatuan antara
rakyat dengan ABRI dalam mempertahankan proklamasi 17 Agustus 1945 terhadap setiap bentuk penjajahan dan manifestasinya.
2. Nilai historis Palagan Ambarawa secara ilmiahpun dapat pula
dipertanggung jawabkan baik dipandang dari sudut ilmu militer tradisional maupun modern sehingga pada akhirnya Palagan
Ambarawa tersebut diabadikan menjadi hari infantri yang setiap tahun diperingati oleh Corps Infantri.
3. Api perjuangan 1945 dalam palagan Ambarawa perlu diwariskan
kepada generasi sekarang maupun mendatang Dinas Sejarah TNI AD, 1985:13.
Selanjutnya atas
inisiatif PANGDAM
VIIDiponegoro telah
direncanakan oleh JARAH DAM VII DIPONEGORO untuk mendirikan monumen serta museum di Bawen atau kemungkinannya di kota Ambarawa
yaitu dalam bentuk :
4
- Monumen berbentuk tugu dibelah, sedangkan dalam belahan tersebut
diletakkan dua buah patung megah yaitu patung Jenderal Soedirman dan patung Jenderal Gatot Soebroto almarhum. Tidak ketinggalan dalam
monumen tersebut juga dituliskan gelar supit udang sebagai taktik gerakan pasukan kita dalam Palagan Ambarawa.
- Museum yang dinamakan museum isdiman dengan bentuk rumah Joglo
yang terletak di sebelah kiri monumen. Museum ini untuk menyimpan koleksi senjata dan pakaian yang digunakan dalam medan pertempuran
Palagan Ambarawa. -
Pembangunan monumen telah direncanakan biayanya adalah pembangunan di Bawen akan menelan biaya Rp. 6.500.000,- sedangkan
apabila dibangun di Ambarawa biaya ditekan hingga Rp. 4.500.000,- maka pembangunan dilakukan di kota Ambarawa.
- Secara ideal direncanakan bahwa proyek tersebut akan diselesaikan dalam
waktu tiga bulan, hingga bertepatan dengan peringatan Hari Infantri tanggal 15 desember 1971 monumen beserta museum sudah dapat
diresmikan dengan upacara militer. Akan tetapi pembangunan sampai 15 Desember 1974 baru dapat diresmikan oleh Bapak Presiden Soeharto.
- Mengingat bahwa pembangunan monumen tersebut memiliki aspek yang
menyangkut rencana pembangunan dan keindahan kota setempat maka dipandang perlu adanya hubungan dan kerja sama antara beberapa
instansi seperti PEMDA dan berbagai lapisan masyarakat.
5
Dengan mulai tercetusnya ide pembangunan Museum Palagan Ambarawa beserta Monumen Palagan Ambarawa, maka langkah-langkah
persiapan dan perintisnyapun Nampak mulai kongrit. Sehubungan dengan hal tersebut lahirlah Surat Keputusan PANGDAM VIIDIPONEGORO Nomer :
KEP 5191971 tertanggal September 1971 tentang pembentukan panitia pembangunan Monumen Palagan Ambarawa dengan susunan panitianya secara
fungsionil sebagai berikut : 1.
WAKAS DAM VIIDIPONEGORO sebagai Ketua
2. AS-3PERS KASDAM VIIDIPONEGORO
sebagai Wk. Ketua 3.
AS-2OPS KASDAM VIIDIPONEGORO sebagai Anggota
4. AS-4LOG KASDAM VIIDIPONEGORO
sebagai Anggota 5.
AS-5TERR KASDAM VIIDIPONEGORO sebagai Anggota
6. DAN RINDAM VIIDIPONEGORO
sebagai Anggota 7.
DAN REM 073MAKUTARAMA sebagai Anggota
8. KA JARAH DAM VIIDIPONEGORO
sebagai Anggota Panitia yang telah terbentuk ini dengan segera menyusun suatu rencana
kerja kongrit agar dapat menyelesaikan tugas sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Pembangunan museum menjadi lebih kongkrit dengan
kukuhnya proyek pembangunan monumen Palagan Ambarawa serta Museum Palagan Ambarawa menjadi proyek TNI
–AD yaitu dengan keluarnya surat Keputusan KSAD No:SKEP512VII1974 tertanggal 16 Juli 1974 tentang
pengesahan “ Museum Palagan Ambarawa beserta monumen Palagan
6
Ambarawa sebagai proyek TNI- AD” JARAH DAM VIIDiponegoro, 1974:
15. Secara bertahap telah menyusun program untuk dapat merealisir
pembangunan monumen palagan Ambarawa beserta museum Palagan Ambarawa yang akan merupakan kebanggaan Nasional supaya selesai tepat
pada waktu yang telah ditetapkan yaitu bersamaan dengan Peringatan Hari Infantri ke 29 pada tanggal 15 Desembar 1974.
Sesuai dengan waktu yang ditentukan dimulailah pembangunan Museum Palagan Ambarawa secara bertahap yang ditandai dengan penanaman prasasti
yang dilakukan oleh LETNAN JENDRAL Sajiman yang dalam hal ini mewakili KASAD JENDRAL Surono karena KASAD berhalangan hadir. Hal ini adalah
tepat pada tanggal 15 Desember 1973 hari Infantri yang ke 28 yang dipusatkan di kota Ambarawa. Sedangkan sebagai titik akhir sesuai dengan waktu yang
ditentukan maka pada tanggal 15 Desember 1974 Museum beserta monumen Palagan Ambarawa diresmikan oleh Presiden Soeharto yang bertepatan pada
hari infantri yang ke 29. Setelah selesai kegiatan panitia dalam merealisir Museum Palagan
Ambarawa beserta Monumen Palagan Ambarawa yang menjadi kebanggaan Nasional , maka akan terkenanglah kita akan hakekat dan tujuan dari
pembangunan Museum tersebut. Pembangunan Museum beserta Monumen yang dilandasi dengan cita-
cita luhur sebagai pertanggung jawaban generasi ’45 terhadap generasi mendatang telah mendapat hasil yang dapat dibanggakan.
Sehingga dapatlah dikatakan bahwa missi luhur angkatan ’45 dalam rangka
7
mewariskan jiwa dan semangat juangnya kepada generasi penerus telah mendapatkan suatu sarana yang kuat pewarisan nilai-
nilai ’45 dan nilai-nilai TNI-45. Dengan demikian Museum Palagan beserta Monumen Palagan
Ambarawa adalah merupakan sarana ataupun modal dalam usaha mewariskan cita-
cita generasi ’45JARAH DAM VIIDiponegoro, 1974: 20.
Dengan demikian diharapkan agar generasi mendatang dapatlah mempelajari bagaimana dulu nenek moyang telah berjuang menegakkan
Negara,dimana tantangan penjajah asing sedemikian kuatnya. Kesemuanya itulah dapat dipelajarai dari Museum Palagan Ambarawa secara keseluruhan dan
khususnya gambar-gambar relief yang telah tergambarkan di Monumen Palagan Ambarawa. Yang menggambarkan secara heroic tentang perjuangan bangsa
indonesia dalan pertempuran Palagan Ambarawa. Sehingga perjuangan yang mencapai kemenangan gilang gemilang dan merupakan kemenangan tentara
kesatuan atau infantri kita dapatlah menaikan martabat bangsa Indonesia dimata dunia Internasional.
B. Sejarah Pertempuran Palagan Ambarawa