Topografi Tanah Sistem Pendukung Keputusan Kesesuaian Lahan di Kecamatan Percut Sei Tuan

utama, sehingga hasil penilaian kalau ada pembatas tersebut tidak akan menjatuhkan pada kelas N tidak sesuai. Karakteristik lahan yang erat kaitannya untuk keperluan evaluasi lahan dapat dikelompokkan ke dalam 3 faktor utama, yaitu: topografi, tanah dan iklim. Karakteristik lahan tersebut terutama topografi dan tanah merupakan unsur pembentuk satuan peta tanah.

1. Topografi

Topografi yang dipertimbangkan dalam evaluasi lahan adalah bentuk wilayah relief atau lereng dan ketinggian tempat di atas permukaan laut. Relief erat hubungannya dengan faktor pengelolaan lahan dan bahaya erosi. Sedangkan faktor ketinggian tempat di atas permukaan laut berkaitan dengan persyaratan tumbuh tanaman yang berhubungan dengan temperatur udara dan radiasi matahari. Relief dan kelas lereng disajikan pada Tabel 1. Tabel 1. Bentuk wilayah dan kelas lereng No. Relief Lereng 1. Datar A 3 2. Berombaklandai B 3 - 8 3. Bergelombangagak miring C 8 - 15 4. Miring berbukit D 15 - 30 5. Agak Curam E 30 - 45 6. Curam F 45 - 65 7. Sangat Curam G 65 Utomo, 1989. Ketinggian tempat diukur dari permukaan laut dpl sebagai titik nol. Dalam kaitannya dengan tanaman, secara umum sering dibedakan antara dataran rendah 700 m dpl. dan dataran tinggi 700 m dpl.. Namun dalam kesesuaian Universitas Sumatera Utara tanaman terhadap ketinggian tempat berkaitan erat dengan temperatur dan radiasi matahari. Semakin tinggi tempat di atas permukaan laut, maka temperatur semakin menurun. Demikian pula dengan radiasi matahari cenderung menurun dengan semakin tinggi dari permukaan laut. Ketinggian tempat dapat dikelaskan sesuai kebutuhan tanaman.

2. Tanah

Faktor tanah dalam evaluasi kesesuaian lahan ditentukan oleh beberapa sifat atau karakteristik tanah di antaranya drainase tanah, tekstur, kedalaman tanah dan retensi hara pH, KTK, serta beberapa sifat lainnya diantaranya alkalinitas, bahaya erosi dan banjirgenangan. 1. Drainase Tanah Drainase tanah menunjukkan kecepatan meresapnya air dari tanah atau keadaan tanah yang menunjukkan lamanya dan seringnya jenuh air. Drainase tanah menurut Rayes 2007 diklasifikasikan sebagai berikut: d = Berlebihan excessively drained d 1 = Baik d 2 = Agak baik d 3 = Agak buruk d 4 = Buruk d 5 = Sangat buruk Universitas Sumatera Utara 2. Tekstur Tanah Tekstur tanah adalah perbandingan relatif antara fraksi pasir, debu dan liat yang dinyatakan dengan persentase. Pengamatan tekstur tanah dapat dilakukan dengan cara merasa dengan tangan texture by feel atau analisis mekanis di laboratorium Tim Dasar Ilmu Tanah FP USU, 2010. Untuk menentukan klasifikasi kemampuan lahan tekstur lapisan atas tanah 0 – 30 cm dan lapisan bawah 30 – 60 cm, perhatikan pengelompokan berikut: t 1 = tanah bertekstur halus, meliputi tekstur liat berpasir, liat berdebu dan liat t 2 = tanah bertekstur agak halus, meliputi tekstur lempung liat berpasir, lempung berliat dan lempung liat berdebu t 3 = tanah bertekstur sedang, meliputi tekstur lempung, lempung berdebu dan debu t 4 = tanah bertekstur agak kasar, meliputi tekstur lempung berpasir, lempung berpasir halus dan lempung berpasir sangat halus t 5 = tanah bertekstur kasar, meliputi tekstur pasir berlempung dan pasir Rayes, 2007. 3. Kedalaman Tanah Kedalaman efektif tanah adalah kedalaman tanah yang baik bagi pertumbuhan akar tanaman, yaitu sampai pada lapisan yang tidak dapat ditembus oleh akar tanaman. Kedalaman efektif tanah diklasifikasikan sebagai berikut: k = dalam 90 cm k 1 = sedang 90 – 50 cm Universitas Sumatera Utara k 2 = dangkal 50 – 25 cm k 3 = sangat dangkal 25 cm Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007. 4. Kemasaman Tanah Keasaman tanah pH mempengaruhi pertumbuhan akar. pH tanah dengan kisaran 5,0 – 8,0 berpengaruh langsung pada pertumbuhan akar. Meskipun masing-masing tanaman menghendaki kisaran pH tertentu, tetapi kebanyakan tanaman tidak dapat hidup pada pH sangat rendah di bawah 4,0 dan sangat tinggi di atas 9,0. Karena pada pH tersebut merupakan kondisi yang beracun bagi pertumbuhan akar tanaman. Keasaman tanah pH dapat juga menentukan kelakuan dari unsur-unsur hara tertentu karena pH dapat mengendapkan atau membuatnya tersedia Islami dan Utomo, 1995. Ditentukan atas dasar pH tanah pada kedalaman 0 – 20 cm dan 20 – 50 cm seperti dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Tabel 2. Klasifikasi pH tanah Kelas pH Tanah Sangat masam 4,5 Masam 4,5 - 5,5 Agak masam 5,6 - 6,5 Netral 6,6 - 7,5 Agak alkalis 7,6 - 8,5 Alkalis 8,5 Sumber : Hardjowigeno dan Widiatmaka 2007 5. Bahaya Erosi Tingkat bahaya erosi dapat diprediksi berdasarkan kondisi lapangan, yaitu dengan cara memperhatikan adanya erosi lembar permukaan sheet erosion, erosi alur rill erosion dan erosi parit gully erosion. Pendekatan lain untuk Universitas Sumatera Utara memprediksi tingkat bahaya erosi yang relatif lebih mudah dilakukan adalah dengan memperhatikan permukaan tanah yang hilang rata-rata pertahun, dibandingkan tanah yang tidak tererosi yang dicirikan oleh masih adanya horizon A. Horizon A biasanya dicirikan oleh warna gelap karena relatif mengandung bahan organik yang lebih tinggi. Tingkat bahaya erosi tersebut disajikan sebagai berikut. Tabel 3. Tingkat bahaya erosi Tingkat bahaya erosi Jumlah tanah permukaan yang hilang cmtahun Sangat ringan sr 0,15 Ringan r 0,15 - 0,9 Sedang s 0,9 - 1,8 Berat b 1,8 - 4,8 Sangat berat sb 4,8 Rayes, 2007.

3. Iklim