3. Manfaat Apresiasi
Menurut Soedarso 1990:29 apresiasi seni memiliki 4 manfaat. Pertama, apresiasi merupakan media belajar masyarakat untuk membuat karya seni dengan
hal-hal positif. Kedua, apresiasi seni yang diajarkan di sekolah, dapat dibawa ke arah tujuan pendidikan nasional, yaitu cinta bangsa dan cinta sesama. Seni
memiliki ruang lingkup masing-masing yaitu seni bersifat regional dan seni bersifat universal. Kesenian tradisional yang bersifat regional akan membuat
seseorang belajar memupuk kecintaan terhadap bangsa sendiri, sedangkan seni bersifat universal yaitu seseorang akan belajar memupuk kecintaan kepada sesama
manusia. Manfaat ketiga adalah dengan masuknya budaya-budaya asing, sebagian
masyarakat yang memiliki kesadaran yang kurang akan mudah terpengaruh oleh budaya asing, disini manfaat apresiasi seni adalah sebagai peningkatan ketahanan
kebudayaan manusia, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing yang dengan mudah masuk tanpa penyaringan. Keempat, apresiasi seni dapat
menumbuhkan harga diri generasi muda dalam berhadapan dengan kehidupan dunia luar karena kebanyakan dari generasi muda kurang peduli terhadap
kebudayaan sendiri. Dari 4 manfaat tersebut, dapat dipahami bahwa apresiasi memiliki peran
berbeda-beda dalam kehidupan. Mulai dari memperkarya diri sendiri hingga mengangkat martabat harga diri seseorang. Apresiasi seni memiliki manfaat
masing-masing tergantung kepada bagaimana masyarakat menempatkannya.
4. Tingkat Apresiasi
Dalam apresiasi terdapat tingkat atau tahapan yang digunakan untuk mengklarifikasi suatu bentuk apresiasi. Menurut Murray dalam Madraup 1998:
13-14, tingkatan atau tahapan apresiasi termasuk dalam tingkatan hierarkis, yang artinya adalah suatu tingkatan yang selalu berhubungan dan berkelanjutan antara
tingkatan yang satu dengan tingkatan yang lainnya. Lebih lanjut Murray 1998:14 menjelaskan bahwa, apresiasi seni
memiliki 3 tingkatan, yaitu tingkatan penikmat, tingkatan pencinta serta tingkatan pencinta kreatif. Pertama, tingkat penikmat dapat muncul dalam bentuk kegiatan
melihat dan mendengar karya seni. Contohnya, seseorang yang melihat konser musik dan mendengarkan musik yang bertujuan hanya untuk mencari hiburan
semata tanpa adanya reaksi yang berarti. Kedua
, tingkat pecinta muncul dalam kegiatan memberi masukan berupa saran dan komentar. Dalam tingkat ini, seseorang berusaha memberikan komentar
terhadap karya seni serta membandingkan karya seni satu dengan karya seni yang lainnya. Tingkat ini juga muncul suatu penilaian terhadap karya seni yang
akhirnya mengarah kepada tahap penciptaan. Ketiga
, yaitu tingkat pencinta kreatif. Dimana tingkat ketiga ini muncul ketika seseorang berada dalam suatu grup atau kelompok kesenian yang akan
tampil dalam suatu pertunjukan seni tingkat daerah. Bahkan berkeinginan mengikuti lomba pagelaran seni ditingkat regional maupun nasional.
5. Aspek Apresiasi