TINGKAT APRESIASI MASYARAKAT KECAMATAN REMBANG TERHADAP LAGU REMBANG BANGKIT.

(1)

i

Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untukMemenuhi Sebagian Persyaratan gunaMemperoleh GelarSarjana Pendidikan

Oleh: Diyan Prasetyo NIM 11208241040

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v

Bapak (Sumarwoto) dan Mama(Sukisih) tercinta , pemberi semangat terbesar untuk setiap langkahku;

Seluruh anggota keluargabesar (kakek-nenek, mbak Martini, mas Sugeng Susanto, mas Teguh Prasetyo, Mbak Istriana, Elviana Desi Saputri, Agus Setiawan, Shifa Cipull, Moh. Andi Saputro, Paman Munadi)


(6)

vi


(7)

vii

akhir skripsi yang berjudul “Tingkat Apresiasi Masyarakat Kecamatan Rembang Terhadap Lagu Rembang Bangkit ” sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan di Jurusan Pendidikan Seni Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Yogyakarta dapat terselesaikan.

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, saya menghaturkan ucapan terimakasih yang setinggi-tingginya kepada:

1. Dr. Ayu Niza Machfauzia, M.Pd., selaku dosen pembimbing I yang selalu sabar dalam memberi arahan, saran dan kritik, sehingga tugas akhir skripsi ini dapat terselesaikan;

2. Drs. Suwarta Zebua, M. Pd., selaku dosen pembimbing II yang selalu sabar dalam memberi arahan, saran dan kritik, sehingga tugas akhir skripsi ini dapat terselesaikan;

3. Dr. Hanna Sri Mudjilah, M.Pd., sebagai ahli yang telah memvalidasi instrumen penelitian;

4. Drs. Herwin Yogo Wicaksono, M.Pd., sebagai ahli yang telah memvalidasi instrumen penelitian;


(8)

viii

mengisi angket penelitian untuk memperoleh data penelitian: dan,

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan dukungan moral, bantuan, dan dorongan sehingga saya dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi ini dengan baik.

Semoga Allah Swt memberikan rahmat berlimpah pada kita semua.

Yogyakarta, 1 Oktober2015 Hormat saya,


(9)

ix

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

PERSEMBAHAN ... v

MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TABEL ... xiii

ABSTRAK ... xiv

BAB 1 PENDAHULUAN ... A. Latar Belakang ... B. Identifikasi Masalah ... C. Batasan Masalah ... D. Rumusan Masalah ... E. Tujuan Penelitian ... F. Manfaat Penelitian ... 1 1 4 5 5 5 6 BAB II KAJIAN TEORI ... 7

A. Apresiasi ... 1. Pengertian Apresiasi ... 2. Apresiasi Musik ... 2. Manfaat Apresiasi Seni ...

7 7 8 10


(10)

x

C. Rembang Bangkit ... 17

BAB III METODE PENELITIAN ...

A. Desain Penelitian ... B. Variabel Data ... C. Tempat dan Waktu Penelitian ... D. Populasi dan Sampel ... 1. Populasi ... 2. Sampel ... E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ... 1. Teknik Pengumpulan Data ... 2. Instrumen Pengumpulan Data ... 3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ... F. Validasi dan Realibilitas Data ... 1. Validasi Instrumen ... 2. Realibilitas Instrumen ... G. Teknik Analisis Data ...

23 23 24 24 24 24 24 25 25 26 27 28 28 30 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...

A. Hasil Penelitian ... B. Pembahasan ...

33

33 44


(11)

xi

DAFTAR PUSTAKA ...

LAMPIRAN

52


(12)

xii

Gambar 1 : Histogram Frekuensi Aspek Kognitif... 35

Gambar 2 : Histogram Frekuensi Aspek Emotif ... 38

Gambar 3 : Histogram Frekuensi Aspek Evaluatif ... 41


(13)

xiii

Tabel 2 : Kisi-kisi Instrumen Penelitian... 27

Tabel 3 : Statistik Data Penelitian Aspek Kognitif ... 34

Tabel 4 : Kategori Tingkat Apresiasi Aspek Kognitif... 35

Tabel 5 : Statistik Data Penelitian Aspek Emotif ... 37

Tabel 6 : Kategori Tingkat Apresiasi Aspek Emotif ... 38

Tabel 7 : Statistik Data Penelitian Aspek Evaluatif... 39

Tabel 8 : Kategori Tingkat Apresiasi Aspek Evaluatif ... 40

Tabel 9 : Statistik Data Penelitian Apresiasi ... 42


(14)

xiv Diyan Prasetyo NIM 11208241040

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat apresiasi masyarakat Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis survey. Populasi penelitian adalah masyarakat kecamatan Rembang berjumlah 611.495 orang, sedangkan sampel penelitian berjumlah 348 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Instrumen penelitian adalah daftar pernyataan. Validitas data diperoleh melalui validitas isi dan validitas konstruk serta realibilitas. Skor untuk menentukan tingkat apresiasi masyarakat adalah sangat tinggi (x ≥99.17), tinggi (81.89≤ x<99.17), rendah (70.37≤x< 81.89), dan sangat rendah (x < 70.37). tingkat apresiasi ditentukan oleh konsep tingkatan apresiasi, yaitu tingkat penikmat, pecinta dan pecinta kreatif. Data dianalisis dengan teknik analisis deskripif dan persentase.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat apresiasi masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit berdasarkan perolehan skor aspek kemampuan berada pada kategori tinggi. Sementara itu, tingkat apresiasi masyarakat berdasarkan konsep tingkatan apresiasi berada dalam kategori tingkat pencinta, dimana ketiga aspek mampu muncul dengan baik oleh masyarakat.


(15)

1

Manusia selalu membutuhkan hiburan dalam kehidupannya. Salah satu hiburan nyata bagi manusia adalah musik, karena sejatinya manusia tidak bisa lepas dari bunyi-bunyian. Musik senantiasa menemani aktivitas manusia serta mampu mempengaruhi pendengar. Indonesia yang merupakan negara dengan banyak suku bangsa memiliki beragam budaya serta beragam musik. Musik tersebut antara lain Dangdut, Campursari, Rock, Metal, Keroncong, Karawitan serta musik daerah.

Rembang, kabupaten kecil yang berada di ujung timur Jawa Tengah ini juga memiliki beragam budaya, mulai dari sedekah bumi, sedekah laut, rembangan, tarian orek-orek sampai lagu untuk daerah Rembang yang di dalam syairnya mengandung moto kabupaten Rembang. Lagu tersebut berjudul Rembang Bangkit. Lagu yang diciptakan pada tahun 1985 ini menceritakan tentang keteladanan masyarakat Rembang dalam bekerja keras untuk mencapai tujuan bersama. Lagu tersebut diciptakan oleh Anom Subekti dan dalam syairnya mengandung moto kabupaten Rembang yang ada pada kata Bangkit yang merupakan singkatan dari Bahagia, Aman, Nyaman, Gotong royong, Kerja keras, Iman dan Taqwa. Sebuah harapan kecil yang ingin diwujudkan untuk membuat kabupaten Rembang sebagai kabupaten yang layak huni masyarakat.

Anom Subekti menciptakan lagu Rembang Bangkit berdasarkan perasaan dan harapan ke depan. Rasa bangga terhadap kabupaten Rembang, serta harapan-harapan


(16)

yang ingin dicapai kabupaten Rembang menjadi alasan terciptanya lagu Rembang Bangkit. Lirik pada lagu Rembang Bangkit menggunakan bahasa gabungan antara bahasa Jawa dan bahasa Indonesia dengan maksud menjunjung bahasa daerah tanpa meninggalkan bahasa kebangsaan Indonesia.

Lagu Rembang Bangkit merupakan lagu untuk daerah Rembang sekaligus menjadi moto kabupaten Rembang. Selain sebagai moto kabupaten Rembang, Rembang Bangkit juga menjadi cerminan masyarakat Rembang untuk berperilaku baik, sopan dalam bicara, tata krama masih terjaga dan terciptanya ketenteraman. Hal ini karena lirik Rembang Bangkit yang menjadi acuan utama hidup masyarakat Rembang untuk lebih baik lagi dan mencapai impian kabupaten Rembang untuk lebih maju. Rembang Bangkit disajikan dengan iringan Karawitan yang diaransemen oleh Ahmad Subardjo dengan vokal pada putaran pertama dinyanyikan oleh wanita sedangkan untuk putaran kedua dinyanyikan oleh laki-laki. Lagu Rembang Bangkit disajikan demikian karena menurut Ahmad Subarjo masyarakat Rembang selalu mendahulukan wanita kemudian diikuti oleh laki-laki. Karawitan yang digunakan untuk mengiringi lagu Rembang Bangkit menggunakan alat musik gamelan Jawa, yaitu gamelan laras pelog nem.

Ditahun 85-an, lagu Rembang Bangkit selalu diperdengarkan di radio-radio, perusahaan, dan sekolah baik negeri maupun swasta di seluruh kabupaten Rembang wajib melantunkan lagu Rembang Bangkit di pagi hari. Lagu Rembang Bangkit juga diperdengarkan pada acara seperti hari jadi kabupaten Rembang, pameran batik di


(17)

Lasem Batik Carnival, sampai pada acara Rembangan yang merupakan acara turun temurun warga.

Di era sekarang, lagu Rembang Bangkit semakin jarang diperdengarkan. Hal ini dikarenakan lagu Rembang Bangkit direkam dan didokumentasikan menggunakan pita kaset, sedangkan di era sekarang, rata-rata masyarakat Rembang tidak memiliki pemutar pita kaset, melainkan banyak yang memiliki pemutar Digital Video Disc

(DVD). Rembang Bangkit tidak disimpan dalam bentuk Compact Disc (CD). Oleh karena itu, akses penyebaran lagu Rembang Bangkit mengalami kesulitan, sehingga mengakibatkan pemutaran lagu Rembang Bangkit mengalami penurunan. Hal ini juga mempengaruhi apresiasi masyarakat terhadap lagu Rembang Bangkit, karena sejatinya semakin sering masyarakat mendengarkan lagu Rembang Bangkit, semakin tinggi apresiasi masyarakat terhadap lagu Rembang Bangkit.

Menurunnya kegemaran masyarakat terhadap Karawitan juga mempengaruhi daya tarik masyarakat untuk memutar lagu Rembang Bangkit. Selera musik masyarakat Rembang di tahun 1895 sampai 1990an adalah karawitan dan organ, sementara di tahun 2000an sampai sekarang, kebanyakan dari masyarakat Rembang lebih cenderung gemar terhadap musik Dangdut, sehingga yang sering didengarkan masyarakat Rembang adalah lagu-lagu Dangdut. Meskipun demikian, pengetahuan masyarakat Rembang tentang lagu Rembang Bangkit di era sekarang masih dalam kategori baik. Meskipun sekarang masyarakat Rembang jarang mendengarkan atau menyanyikan lagu Rembang Bangkit, namun masyarakat Rembang menggambarkan lirik lagu Rembang Bangkit dalam kehidupan sehari-hari. Terbukti dari seringnya


(18)

masyarakat gotong royong, bekerja keras, menjaga keamanan kabupaten, dan ibadah yang baik menggambarkan keimanan yang baik. Hal tersebut membuktikan bahwa masyarakat Rembang masih mengenal dan memahami pesan dalam lirik lagu Rembang Bangkit. Suatu bentuk upaya sosialisasi lagu Rembang Bangkit lainnya oleh pemerintah Rembang di era sekarang adalah dengan diperdengarkan lagu Rembang Bangkit di radio-radio lokal serta diperdengarkan di pantai Kartini yang merupakan salah satu tempat wisata di kabupaten Rembang meskipun tidak sesering seperti dulu.

Berdasarkan penjabaran tersebut, perlu adanya penelitian guna mencari tahu tingkat apresiasi masyarakat Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit. Penelitian ini dilakukan untuk menggambarkan tingkat apresiasi masyarakat di era sekarang yang belum diketahui. Apresiasi memiliki peranan yang penting, karena semakin baik apresiasi yang diperoleh, semakin baik pula lagu Rembang Bangkit diterima di masyarakat. Selain itu, penelitian tentang lagu Rembang Bangkit belum pernah dilakukan sebelumnya. Oleh sebab itu, perlu adanya suatu penelitian yang bertujuan untuk mengukur tingkat apresiasi masyarakat Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit di era sekarang.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah:


(19)

1. Tingkat apresiasi masyarakat Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit di era sekarang yang belum diketahui.

2. Selera masyarakat terhadap karawitan yang menurun. 3. Akses penyebaran lagu Rembang Bangkit yang kurang. 4. Masyarakat lebih gemar musik Dangdut daripada Karawitan.

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah tersebut, maka penelitian ini hanya dibatasi pada apresiasi masyarakat terhadap lagu Rembang Bangkit. Dengan demikian, perlu diketahui seberapa tinggi apesiasi masyarakat Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. Bagaimanakah tingkat apresiasi masyarakat Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit?.

E. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan secara rinci tingkat apresiasi masyarakat Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit.


(20)

F. Manfaat

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis.

1. Secara Teoretis

a. Penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan masukan bagi penelitian selanjutnya.

b. Penelitian ini dapat menambah wawasan kepada pembaca terkait tingkat apresiasi masyarakat Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit.

c. Penelitian ini digunakan sebagai ilmu pengetahuan masyarakat tentang Rembang Bangkit.

2. Secara Praktis

a. Menggugah masyarakat Rembang untuk memahami lagu Rembang Bangkit. b. Bagi masyarakat Rembang, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan

apresiasi terhadap lagu Rembang Bangkit yang merupakan moto kabupaten Rembang.

c. Memberi gambaran masyarakat Rembang tentang tanggapan mereka terhadap lagu Rembang Bangkit.


(21)

7

1. Pengertian Apresiasi

Apresiasi merupakan suatu kegiatan penghargaan atau penilaian untuk melihat keindahan. Menurut Bahari (2008: 148), apresiasi berasal dari bahasa latin, yaitu appretiatus yang berarti penilaian pada harga. Penilaian pada harga yang dimaksud adalah bukan mengarah ke nilai mata uang, tapi memberi penilaian terhadap kualitas suatu obyek melalui pengukuran dan pedoman yang berlaku. Lebih lanjut Bahari menjelaskan bahwa apresiasi adalah suatu kesadaran yang dilakukan oleh seseorang dalam memahami karya seni tersebut. Sementara itu, menurut Raharjo (dalam Yayah, dkk, 2004: 52), apresiasi dapat diartikan sebagai kesediaan menerima suatu nilai tertentu dalam kehidupan kebudayaan manusia. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan, bahwa apresiasi merupakan kesanggupan dengan sadar untuk menerima dan memahami nilai suatu kualitas karya seni dalam kehidupan kebudayaan manusia.

Dalam hubungannya dengan seni, Soehardjo (2005: 169) mengatakan bahwa apresiasi seni adalah penghargaan terhadap seni tertentu dengan pengamatan yang menimbulkan respon diikuti dengan pemahaman bagi penikmat karya seni tersebut. Lebih lanjut Soehardjo mengatakan bahwa apresiasi lebih mengarah pada mengenal suatu karya seni, dari sekedar melihat hingga memahami sungguh-sungguh, sehingga mengerti pesan yang disampaikan dalam karya seni tersebut. Menikmati karya seni masih dinilai belum cukup, seseorang


(22)

juga harus mampu memberi saran dan masukan terhadap karya seni tanpa pengaruh dari dalam diri sendiri maupun dari orang lain.

2. Apresiasi Musik

Indonesia merupakan negara dengan beragam musik, antara lain musik daerah, karawitan, dangdut, campursari, rock, metal, dan pop. Musik pop sendiri memiliki arti sebagai musik “populer”, sejalan dengan pernyataan Mack (1993:19) bahwa, musik pop adalah musik yang “populer” dengan irama sederhana sehingga mudah dipahami dan diterima oleh pendengar. Musik pop adalah musik yang sedang “populer” di era sekarang. Karawitan meledak pada tahun 1990an, dan banyak masyarakat yang mendengarkan karawitan di era itu, dalam hal ini, karawitan juga dapat disebut musik pop atau musik yang sedang populer di era 1990an. Musik merupakan ungkapan rasa dan melodi (Soedarsono, 1992:13). Apresiasi musik yang merupakan penghargaan pendengar kepada musik yang didengarkan serta kemampuan untuk mendengarkan musik dengan penuh pengertian (Miller, 2001:1). Pemahaman dengan penuh perhatian tentang musik adalah wujud penghargaan terhadap karya seni musik. Woody dan Buras (dalam Silverman, 2009: 2) menjelaskan bahwa:

a common approach to teaching music appreciation involves instruction about

basic elements of music and historical review of western music. In this approach, students are introduced to terminology for basic musical elements (e.g.. rhythm, pitch, timbre) and then learn to identify the different uses of these element while listening to classical music”

Menurut Woody dan Buras (2009:2), bahwa dalam proses apresiasi dibutuhkan pendekatan-pendekatan umum yang melibatkan pengenalan dan


(23)

pemahaman tentang unsur-unsur musik serta sejarah musik barat, misalnya ritme, pitch, dan timbre. Kemudian dilakukan proses untuk mengidentifikasi dengan

unsur-unsur musik dengan mendengarkan musik klasik dengan penuh

pemahaman. Miller (2001:6) mengungkapkan bahwa, dalam mendengarkan musik, terdapat 4 macam cara yaitu sebagai berikut.

(1) Mendengarkan secara pasif, yaitu mendengarkan musik tidak sepenuhnya mendengarkannya dan mendengarkan musik yang hanya sebagai latar belakang. (2) Mendengarkan secara menikmati, yaitu mendengarkan musik dengan penuh perhatian untuk mencapai kesenangan dari kesadaran yang mencari keindahan musik tersebut. (3) Mendengarkan secara emosional, yaitu mendengarkan musik menggunakan sikap, menyadari atas reaksinya sendiri terhadap musik yang didengar sehingga muncul emosi-emosi yang dibangkitkan dari musik. (4) Mendengarkan secara perseptif, yaitu mendengarkan penuh konsentrasi terhadap musik tersebut dan penuh kesadaran. Cara ini merupakan cara mengapresiasi musik dengan sungguh-sungguh. Apresiasi musik dalam hal ini dapat diartikan sebagai tujuan untuk apa mendengarkan dan memahami apa yang didengarkan.

Menurut Cornelius dan Natvig (2013: 139), bahwa untuk dapat memahami

musik sepenuhnya, diperlukan pemahaman yang mendalam untuk

mengidentifikasi unsur musik dan meningkatkan keterampilan bermusik. Memahami keindahan musik, diperlukan pengetahuan tentang sejarah, teori, genre, atau informasi lainnya tentang musik tersebut. Mengapresiasi musik dapat dilakukan dengan latihan menikmati dan memahami musik, mendengarkan musik secara berulang-ulang untuk menemukan keindahan dalam karya musik tersebut, karena secara tidak langsung latihan ini akan menambah pengalaman seseorang dalam mengapresiasi musik. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa

apresiasi musik merupakan penghargaan terhadap karya musik dengan


(24)

3. Manfaat Apresiasi

Menurut Soedarso (1990:29) apresiasi seni memiliki 4 manfaat. Pertama, apresiasi merupakan media belajar masyarakat untuk membuat karya seni dengan hal-hal positif. Kedua, apresiasi seni yang diajarkan di sekolah, dapat dibawa ke arah tujuan pendidikan nasional, yaitu cinta bangsa dan cinta sesama. Seni memiliki ruang lingkup masing-masing yaitu seni bersifat regional dan seni bersifat universal. Kesenian tradisional yang bersifat regional akan membuat seseorang belajar memupuk kecintaan terhadap bangsa sendiri, sedangkan seni bersifat universal yaitu seseorang akan belajar memupuk kecintaan kepada sesama manusia.

Manfaat ketiga adalah dengan masuknya budaya-budaya asing, sebagian

masyarakat yang memiliki kesadaran yang kurang akan mudah terpengaruh oleh budaya asing, disini manfaat apresiasi seni adalah sebagai peningkatan ketahanan kebudayaan manusia, sehingga tidak mudah terpengaruh oleh budaya asing yang

dengan mudah masuk tanpa penyaringan. Keempat, apresiasi seni dapat

menumbuhkan harga diri generasi muda dalam berhadapan dengan kehidupan dunia luar karena kebanyakan dari generasi muda kurang peduli terhadap kebudayaan sendiri.

Dari 4 manfaat tersebut, dapat dipahami bahwa apresiasi memiliki peran berbeda-beda dalam kehidupan. Mulai dari memperkarya diri sendiri hingga mengangkat martabat harga diri seseorang. Apresiasi seni memiliki manfaat masing-masing tergantung kepada bagaimana masyarakat menempatkannya.


(25)

4. Tingkat Apresiasi

Dalam apresiasi terdapat tingkat atau tahapan yang digunakan untuk mengklarifikasi suatu bentuk apresiasi. Menurut Murray dalam Madraup (1998: 13-14), tingkatan atau tahapan apresiasi termasuk dalam tingkatan hierarkis, yang artinya adalah suatu tingkatan yang selalu berhubungan dan berkelanjutan antara tingkatan yang satu dengan tingkatan yang lainnya.

Lebih lanjut Murray (1998:14) menjelaskan bahwa, apresiasi seni memiliki 3 tingkatan, yaitu tingkatan penikmat, tingkatan pencinta serta tingkatan pencinta kreatif. Pertama, tingkat penikmat dapat muncul dalam bentuk kegiatan melihat dan mendengar karya seni. Contohnya, seseorang yang melihat konser musik dan mendengarkan musik yang bertujuan hanya untuk mencari hiburan semata tanpa adanya reaksi yang berarti.

Kedua, tingkat pecinta muncul dalam kegiatan memberi masukan berupa saran dan komentar. Dalam tingkat ini, seseorang berusaha memberikan komentar terhadap karya seni serta membandingkan karya seni satu dengan karya seni yang lainnya. Tingkat ini juga muncul suatu penilaian terhadap karya seni yang akhirnya mengarah kepada tahap penciptaan.

Ketiga, yaitu tingkat pencinta kreatif. Dimana tingkat ketiga ini muncul ketika seseorang berada dalam suatu grup atau kelompok kesenian yang akan tampil dalam suatu pertunjukan seni tingkat daerah. Bahkan berkeinginan mengikuti lomba pagelaran seni ditingkat regional maupun nasional.


(26)

5. Aspek Apresiasi

Apresiasi melibatkan 3 aspek kemampuan individu, yaitu aspek kognitif, emotif dan evaluasi (Aminudin, 2002: 34). Ketiga aspek tersebut tidak harus muncul dalam apresiasi, namun tidak menutup kemungkinan bahwa seseorang mampu menunjukan ketiga aspek tersebut dengan baik.

Pertama yaitu aspek kognitif. Dimana aspek ini berkaitan dengan intelek dalam upaya memahami unsur-unsur karya seni yang bersifat obyektif. Dalam penelitian ini, aspek kognitif yang dimaksud adalah kemampuan masyarakat dalam mengenal lagu Rembang Bangkit dan seberapa jauh wawasan masyarakat Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit sebagai obyek penelitian.

Kedua yaitu aspek emotif. Aspek emotif (perasaan) berkaitan dengan emosi individu dalam upaya menghayati unsur-unsur keindahan karya seni yang dilihat , dibaca atau didengar. Dalam penelitian ini, aspek emotif yang dimaksud adalah kemampuan masyarakat dalam menghayati nilai dan unsur dari lagu Rembang Bangkit, dan selanjutnya apakah berpengaruh terhadap emosi pendengar sehingga muncul rasa suka atau kesenangan yang dirasakan pendengar. Ketiga yaitu aspek evaluatif (penilaian). Dimana aspek evaluatif ini berkaitan dengan kemampuan melakukan penilaian, baik penilaian positif maupun penilaian negatif. Dalam penelitian ini, aspek evaluatif yang dimaksud adalah kemampuan masyarakat dalam menilai baik-buruknya lagu Rembang Bangkit.


(27)

B. Lagu

Lagu merupakan kelompok suara yang berirama. Lagu terbagi menjadi berbagai macam, antara lain lagu sedih, lagu gembira, lagu resah, lagu emosi, lagu untuk daerah tertentu sampai lagu perjuangan. Sebuah lagu dapat dinyanyikan menggunakan iringan musik atau disebut dengan akompanimen(musik pengiring) dan tanpa iringan atau disebut dengan a capella (Sylado, 1986:12). Instrumen iringan lagu harus sesuai dengan tema lagu, setiap aksen musik dengan aksen suku kata juga harus sesuai dan setiap infleksi suara resitasinya tergambarkan pada naik turunnya lagu (Pasaribu, 1986: 39). Hal ini dikarenakan jika iringan musik tidak sesuai dengan tema lagu, maka lagu tersebut tidak akan enak untuk didengarkan oleh pendengar.

Rembang Bangkit merupakan lagu dengan bahasa Jawa. Purwadi,(2011:1), mengatakan bahwa lagu atau dalam bahasa Jawa adalah gendhing yang mengandung unsur estetis, etis, dan historis. Unsur estetis merupakan unsur keindahan dalam lagu yang sesuai prinsip dasar kesenian umumnya yaitu menyenangkan dan berguna. Selanjutnya terdapat unsur etis yang merupakan unsur kekusilaan. Kesusilaan yang mengandung tata krama, unggah-ungguh, sopan santun, budi pekerti dan duga prayoga. Sementara unsur historisnya adalah unsur sejarah atau cerita rakyat.

Lagu merupakan perpaduan antara nada dan lirik yang diiringi oleh instrumen musik. Lirik sangat berpengaruh terhadap sebuah lagu, karena sejatinya lagu yang berkualitas memiliki lirik yang berkualitas pula. Lagu dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu bagian kusus lagu dan bagian bahasa lagu yang disebut


(28)

lirik atau syair. Menurut Tambayong (1992: 358), Lirik merupakan bagian dari lagu yang berkaitan dengan bahasa atau sering disebut dengan teks lagu. Lirik

adalah susunan kata-kata serta menggunakan gaya bahasa dan genre sastra

sehingga menghasilkan kalimat yang memiliki makna. Gaya bahasa berarti

ekspresi suatu bahasa dalam kalimat. Gaya bahasa merupakan cara

mengungkapkan kata dalam berbicara dan menulis untuk mempengaruhi pendengar atau pembaca (Taringan, 1985:5). Menurut Ratna (2009:5), gaya adalah ciri-ciri, standar bahasa serta cara ekspresi, sedangkan genre adalah jenis. Lebih lanjut Ratna (2009:72) mengatakan bahwa genre berdasar pada kata genus (latin) yang memiliki arti sebagai sikap, macam, dan jenis. Dengan demikian, lirik merupakan rangkaian kata, kalimat serta gaya bahasa yang tersusun dengan rapi sehingga memiliki arti.

Lirik merupakan salah satu karya sastra. Salah satu fungsinya adalah sebagai rekreasi (Berdianti, 2008:1) yang berarti gambaran perasaan penulis baik senang maupun sedih. Sumaryanto (2010:38) mengungkapkan lirik atau syair berasal dari kata sya’ara yang berarti menembang, sya’ir (penembang), sya’ar (tembang). Widya (2009:23) mengatakan bahwa syair berasal dari kata sya’ara

yang berarti menembang dan syu’ur yang berarti perasaan. Pendapat lain

diungkapkan oleh Nakhrawie (2008:26), bahwa syair berasal dari bahasa arab

yaitu syu’ur yang berarti perasaan atau sajak. Dengan demikian, dapat

disimpulkan bahwa syair berarti sebuah perasaan yang ditulis sebagai tembang atau lagu.


(29)

Lirik merupakan karya sastra yang sejatinya berakar dari puisi kesusastraan arab (Sumaryanto, 2009:17). Lirik telah ada dalam kesusastraan arab sebelum datangnya agama Islam. Dalam kesusastraan Indonesia, lirik digunakan sebagai menuliskan suatu kisah, cerita dan mencatat suatu kejadian tertentu (Sumaryanto, 2010: 39). Karya sastra sejatinya menggunakan gaya bahasa serta memperhatikan aspek keindahan (Ratna, 2009:107). Gaya bahasa yang dimaksud adalah yang berkaitan dengan maksud dan tujuan pengarang. Dari penjabaran tersebut dapat disimpulkan bahwa lirik merupakan ilmu sastra yang berfungsi untuk mengungkap suatu kisah yang terjadi dengan gaya bahasa dan mempertimbangkan aspek-aspek keindahan agar dapat tersalurkan apa yang dipikirkan oleh pengarang.

Sumaryanto (2010:39) mengungkapkan ciri-ciri lirik sebagai berikut: terdiri dari empat baris tiap baitnya, Setiap bait memberi arti satu kesatuan, Semua baris merupakan isi tanpa adanya sampiran dan isi syair merupakan nasehat, dongeng, dan cerita. Pencipta lirik atau syair menggunakan sebuah puisi, prosa dan pantun untuk mengutarakan apa yang dipikirkan olehnya. Pradopo (2009:54) mengatakan bahwa penyair hendaknya mencurahkan perasaan dan isi pikirannya dengan tepat sesuai apa yang dialami batinnya. Seperti halnya Anom Subekti yang menciptakan lagu Rembang Bangkit dengan susunan lirik sedemikian rupa untuk mengungkapkan suatu gagasan yang terpikir olehnya. Berikut adalah lirik lagu Rembang Bangkit.


(30)

Rembang Bangkit oleh Anom Subekti:

Rembang Bangkit, Rembang Bangkit, Rembang Bangkit Kanggo ngudi mrih majune pembangunan

Cancut gumregut, tali wondo makaryo

Rembang Bangkit, Rembang Bangkit, Rembang Bangkit Werdine, bahagia aman, serta nyaman gotong royong

Kanthi kerja keras

Iman taqwa kapribaden kang utomo Kanthi, lelandesan bebrayan gung pancasila

Rembang Bangkit, Rembang Bangkit Bangkit, mbangun projo

Menulis lirik hendaknya memperhatikan pemilihan kata yang digunakan, karena lirik lagu harusnya enak diucapkan dan dinyanyikan, hal ini disebut juga dengan fonetis (Pasaribu, 1986: 19). Menurut Raharjo ( 1998: 11), ada 2 teknik fonetis dalam menulis lirik, yaitu teknik asonansi dan teknik aliterasi. Lebih lanjut Raharjo (1998: 11) menjelaskan bahwa teknik asonansi adalah cara penyusunan kalimat yang menggunakan perulangan pada huruf vokal. Pada lagu Rembang Bangkit, teknik asonansi terdapat pada kalimat “cancut gumregut, wondo makaryo, bahagiaaman sertanyaman, gotong royong, kerjakeras, iman taqwa”. Sedangkan teknik aliterasi adalah cara penyusunan kalimat yang menggunakan


(31)

perulangan pada huruf konsonan. Pada lagu Rembang Bangkit, teknik aliterasi terdapat pada kalimat “cancutgumregut, gotongroyong,kanthikerjakeras”.

Menurut Sayuti (2002: 254), agar lirik lebih menarik, maka hendaknya menggunakan sarana retorik. Sarana retorik adalah sikap penyair terhadap obyek

atau gagasan yang dituangkan dalam sebuah puisi tampak lebih jelas. Lebih

lanjut Sayuti (2002: 254) menjelaskan adanya 2 sarana retorik, yaitu sarana repetisi dan sarana ironi. Sarana repetisi adalah perulangan kata atau kalimat yang bertujuan sebagai penekan yang dimaksud penyair. Sarana repetisi pada lagu

Rembang Bangkit adalah terdapat pada kalimat “Rembang Bangkit” yang

diulang-ulang sepanjang lagu, sedangkan sarana ironi adalah penulisan lirik yang bertentangan dengan maksud sebenarnya (merupakan ejekan atau sindiran) dan pada lagu Rembang Bangkit tidak terdapat kata ejekan.

Komponis yang seharusnya memiliki peran penting dalam memberikan keseimbangan melalui nada dan pemilihan kata yang tersusun ( Pasaribu, 1986: 38). Dalam hal ini Anom Subekti menulis lirik Rembang Bangkit dengan nada dan susunan kata yang tersusun rapi sehingga Rembang Bangkit memiliki lirik yang bermakna dalam, sampai menjadi moto kabupaten Rembang.

C. Rembang Bangkit

Rembang Bangkit merupakan lagu yang menjadi moto kabupaten Rembang. Menurut Anom Subekti selaku pencipta lagu Rembang Bangkit, mengatakan bahwa Rembang Bangkit tercipta karena saat itu kabupaten Rembang belum mempunyai moto kabupaten seperti halnya kabupaten-kabupaten lain,


(32)

sebagai contohnya Pati Bumi Mina Tani, Kudus Semarak dan Blora Mustika. Anom Subekti menciptakan 2 lagu sebagai moto kabupaten Rembang saat itu, yaitu Rembang Endah dan Rembang Bangkit, namun yang terpilih oleh pemerintah daerah Rembang sebagai moto kabupaten adalah Rembang Bangkit.

Rembang Bangkit merupakan gendhing yang lahir dan berkembang di daerah Rembang dan liriknya menggunakan bahasa Jawa. Menurut Sumarsam (1995:232) gendhing adalah lagu yang diungkapkan dengan menggunakan nada-nadawaditra(komposisi alat-alat gamelan). Sejalan dengan pernyataan Supriyono (2008:126), bahwa gendhing merupakan lagu-lagu yang dimainkan oleh gamelan. Pola lagu paling kecil dalam gendhing terkandung dalam empat nada balungan (instrumen jenis saron). Empat nada tersebut adalah gatra, dimana gatra digunakan sebagai penjelas komposisi dan variasi dalam gamelan. Selain gatra, dalam gendhing terdapat pula cengkok yang merupakan tabuan instrumen tertentu dengan memainkan pola lagu penyanyi (Sumarsam, 1995:232). Gendhing gamelan memiliki tabuhan mulai dari pembukaan sampai gong terakhir dibunyikan, dimana didalamnya terdapat alat musik lainnya berupa saron, bonang, gender, rebab, suling dan lainnya.

Rembang Bangkit menggunakan bahasa Jawa dan Indonesia. Purnomo dan Subagyo (2010:4) mengungkapkan bahwa penulisan lirik lagu untuk suatu daerah tertetntu menggunakan dialek daerah tersebut pula, sehingga orang dari daerah lain sulit memahaminya. Rembang Bangkit merupakan karya sastra Jawa, karena sejatinya lagu yang menggunakan bahasa Jawa adalah karya sastra Jawa. Agar


(33)

mencapai keharmonisan dan keselarasan, lagu pada sastra Jawa terdiri dari beberapa unsur, antara lain adalahGuru Lagu, Guru Wilangan dan Purwakanthi.

Selera musik masyarakat Rembang berubah-ubah sesuai perkembangan zaman. Selera musik di era tahun 85an, masyarakat cenderung gemar karawitan dan organ, Sedangkan di era 2000an sampai sekarang, hanya sedikit orang yang suka karawitan, mayoritas masyarakat Rembang lebih cenderung gemar dengan musik rock dan dangdut, padahal penyajian lagu Rembang Bangkit diiringi dengan karawitan. Karawitan adalah musik yang menggunakan alat musik Gamelan (Soedarsono, 1992:18). Purnomo dan Subagyo (2010:32) Musik Jawa adalah menggunakan Gamelan laras Pelog dan Slendro. Gamelan merupakan musik tradisional yang menggunakan laras pelog dan slendro. Rembang Bangkit

menggunakan alat musik Jawa Tengah yaitu Gamelan laras Pelog Nem dimana

laras Pelog merupakan jenis tangga nada dengan kesan tenang, luhur, halus dan damai (Purnomo dan Subagyo,2010:35).

Menurut Prawirodisastro (1976:21), susunan tangga nada pada laras pelog adalah sebagai berikut:

1. Laras pelog pathet lima = 2-3-4-5-6-1-2

2. Laras pelog pathet nem = 5-6-1-2-3-4-5

3. Laras pelog pathet barang = 6-7-2-3-4-5-6

Sementara itu, susunan tangga nada pada laras slendro adalah sebagai berikut:

1. Laras slendro pathet nem = 2-3-5-6-1-2


(34)

3. Laras slendro pathet mayura = 6-1-2-3-5-6

Tangga nada Jawa dibaca sebagai berikut “ji, ro, lu, mo, nem, “. Not

tersebut dalam musik Jawa disebut “Not Kepatihan”. Sejalan dengan

Prawirodisastro (1997:13) yang mengatakan bahwa not kepatihan merupakan not angka yang digunakan dalam seni musik atau suara Jawa. Rembang Bangkit

menggunakan alat musik Jawa Tengah yaitu Gamelan laras Pelog Nem dimana

laras Pelog merupakan jenis tangga nada dengan kesan tenang, luhur, halus dan damai. Lagu Rembang Bangkit mengajak masyarakat Rembang untuk terus maju membangun kabupaten Rembang untuk lebih baik, untuk pembangunan yang baik. Cancut gumregut tali wondo makaryo menggambarkan masyarakat Rembang yang bersemangt bekerja. Lirik Bangkit merupakan singkatan dari Bahagia, Aman, Nyaman, Gotong royong, Kerja keras, Iman dan Taqwa. Lirik yang menggambarkan kehidupan masyarakat Rembang yang bahagia, aman dan nyaman, serta bekerja keras dengan gotong royong. Selain itu, masyarakat Rembang juga beriman dan bertaqwa kepada pencipta (Tuhan Yang Maha Esa)

yang merupakan kepribadian utama dari masyarakat Rembang dengan

berlandaskan Pancasila. Lewat lagu Rembang Bangkit, masyarakat Rembang bermaksud untuk menata pemerintahan kabupaten Rembang dengan baik. Berikut adalah notasi dan teks lagu Rembang Bangkit.


(35)

Notasi dan teks lagu Rembang Bangkit oleh Anom Subekti

Lagu Rembang Bangkit disajikan dalam iringan Karawitan dengan alat musik gamelan laras pelog nem. Iringan Karawitan tersebut diaransemen oleh Ahmad Subardjo dengan notasi gamelan pelog nem sebagai berikut.


(36)

. 3 6 . 3 2 1 2 . 3 2 1 3 2 1 ( 6 )

. 3 5 . 2 3 6 5 6 6 2 1 2 6 5 ( 3 )

. 2 . 1 . 2 . 3 5 6 2 1 3 2 1 ( 6 )

Lagu:

5 6 1 2 5 3 5 ( 6 ) 2 1 2 3 2 1 2 ( 6 )

3 5 6 5 6 2 3 ( 5 ) 6 1 3 2 5 3 5 ( 6 )

5 3 5 6 5 6 1 ( 2 ) 3 2 6 5 3 1 2 ( 3 )

6 5 6 1 2 3 2 ( 1 ) 3 2 1 6 3 5 3 ( 2 )

3 2 3 1 3 2 1 ( 6 )

Dengan iringan notasi gamelan tersebut, diperoleh nada dan irama yang bernuansa tegas, gembira dan penuh semangat. Iringan Karawitan pada lagu Rembang Bangkit dapat menyatu baik dengan nada lagu, sehingga membuat masyarakat yang mendengarkan lagu Rembang Bnagkit dapat menikmati dan memahami lagu Rembang Bangkit dengan baik.


(37)

23

Metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan fungsi tertentu (Sugiyono, 2006: 3). Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian survey, karena penelitian ini dilakukan untuk mencari informasi dalam bentuk opini masyarakat Rembang mengenai lagu Rembang Bangkit. Penelitian survey adalah penelitian yang menggunakan peryataan-pernyataan terstruktur dengan menggunakan skala likert, dan disebarkan kepada banyak orang, kemudian jawaban yang diperoleh akan dicatat, diolah dan dianalisis (Prasetyo, 2005: 143). Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui tingkat apresiasi masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit. Sukmadinata (2008:82) mengatakan bahwa, penelitian survey memiliki tiga karakteristik utama, yaitu mengumpulkan informasi dari sekelompok masyarakat, mengumpulkan informasi dari pengajuan pernyataan, dan mengumpulkan informasi dari pemilihan sampel.

Sejalan dengan hal tersebut, Sugiyono (2006: 7) mengatakan bahwa, penelitian survey digunakan untuk mendapatkan data dan informasi dari tempat tertentu secara ilmiah dengan memberikan kuesioner. Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa penelitian survey merupakan jenis penelitian yang digunakan untuk mengumpulkan informasi dari sekelompok orang tertentu melalui kuesioner yang telah diberikan.


(38)

Variabel data pada penelitian ini adalah apresiasi masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit.

C. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kecamatan Rembang, kabupaten Rembang Jawa Tengah. Sementara itu, waktu penelitian dilaksanakan pada hari senin, tanggal 10 Agustus 2015 sampai dengan hari sabtu, tanggal 15 Agustus 2015.

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan obyek penelitian (Suharsimi, 1987: 102). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh masyarakat di kota Rembang baik laki-laki maupun perempuan. Dari kantor kecamatan Rembang tercatat bahwa jumlah laki-laki masyarakat kecamatan Rembang adalah 304.768 orang, sedangkan jumlah perempuan adalah 306.727, sehingga jumlah populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah 611.495 orang.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik dari populasi yang harus betul-betul mewakili (Sugiyono, 2010:62). Creswell (2013: 220) mengatakan bahwa pemilihan sampel dari populasi adalah dengan cara acak (random sample), dimana terdapat kemungkinan individu yang


(39)

dijelaskan oleh Sukmadinata (2008: 253), bahwa pemilihan sampel dari populasi adalah secara acak.

Sampel dalam penelitian ini adalah masyarakat kota Rembang yang diambil secara acak (random sampling) karena setiap masyarakat dalam populasi memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Menurut Sugiyono (2011:87) bahwa jumlah sampel ditentukan menggunakan tabel Isaac dan Michael yaitu dengan taraf signifikan 5%. Dengan demikian, jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 348 orang.

E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan cara untuk mendapatkan informasi dari sampel yang telah dipilih. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah suatu pernyataan tertulis yang diberikan kepada responden kemudian untuk dijawab (Singarimbun dan Effendi, 1989: 175). Lebih lanjut Singarimbun dan Effendi (1989: 175), menjelaskan bahwa tujuan dari kuesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian yang dilakukan. Kuesioner tersebut akan deberikan kepada masyarakat Rembang yang telah menjadi sampel penelitian. Kuesioner digunakan karena peneliti tidak secara langsung melakukan sesi tanya jawab kepada masyarakat.


(40)

Instrumen penelitian merupakan alat yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data yang lebih valid, baik, cermat,lengkap dan sistematis agar lebih mudah untuk diolah (Suharsimi 2006: 151). Instrumen penelitian ini adalah daftar pertanyaan dan pedoman untuk wawancara.

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner yang berisi pertanyaan pokok. Kuesioner berupa angket merupakan pernyantaan tertulis yang digunakan peneliti untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti ini laporan tentang pribadi atau hal yang diketahui (Suharsimi, 2006: 151).

Responden dalam hal ini, masyarakat dapat memberikan tanda centang (√) pada kolom yang telah ditentukan. Kuesioner yang digunakan, pernyataan tersebut akan diberikan peryataan yang berdasarkan aspek apresiasi masyarakat terhadap lagu Rembang Bangkit.

Terkait dalam penelitian ini, untuk mengukur tingkat apresiasi masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit digunakan instrumen dengan skala Likert. Menurut Sugiyono (2008: 93), bahwa skala tersebut digunakan untuk menilai sikap, pendapat, dan persepsi masyarakat tentang fenomena sosial. Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam penelitian ini, dapat dijawab dengan memilih salah satu dari 4 alternatif pernyataan positif, yaitu jawaban sangat setuju (SS) dengan bobot nilai 4 , setuju (S) dengan bobot nilai 3, tidak setuju (TS) dengan bobot nilai 2, dan sangat tidak setuju (STS) dengan bobot nilai 1. Serta dari 4 alternatif pernyataan negatif, yaitu jawaban sangat setuju (SS) dengan bobot nilai 1 ,


(41)

tidak setuju (STS) dengan bobot nilai 4.

3. Kisi-kisi Instrumen Penelitian

a. Instrumen Penelitian

Untuk dapat memperoleh data yang diinginkan, digunakan instrumen penelitian dengan skala Likert. Instrumen berisi butir-butir pernyataan. Butir-butir pernyataan dibuat dengan bervariasi dan bersifat positif dan negatif.

Tabel 1. Skor Alternatif Jawaban

Alternatif Jawaban Skor Butir Pernyataan Positif

Skor Butir Pernyataan Negatif

Sangat Setuju (SS) 4 1

Setuju (S) 3 2

Tidak Setuju (TS) 2 3

Sangat Tidak Setuju

(STS) 1 4

b. Kisi-Kisi Instrumen

Kisi-kisi instrumen dibuat berdasarkan aspek-aspek apresiasi, Masing-masing aspek dikembangkan menjadi 2 sampai 3 kisi-kisi/indikator. Total kisi-kisi instrumen adalah 7 butir. Kisi-kisi instrumen tersebut dapat dilihat sebagai berikut:

1). Aspek Kognitif yang meliputi pengetahuan dan pemahaman terhadap lirik, nada, dan pola iringan lagu Rembang Bangkit.

2). Aspek Emotif yang meliputi penghayatan yang melibatkan perasaan dan ketertarikan terhadap susunan lirik, nada, serta iringan lagu Rembang Bangkit yang menggunakan karawitan.


(42)

saran tentang lirik, nada dan iringan lagu Rembang Bangkit. c. Pengembangan Butir Peryataan

Setiap kisi-kisi dikembangkan menjadi 4 butir peryataan yang berkaitan dengan aspek-aspek apresiasi yang akan dinilai, total peryataan adalah 28 butir. Berikut adalah kisi-kisi peryataan tersebut.

Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Variabel Sub Variabel Indikator No. Butir Peryataan Jumlah Apresiasi Aspek Kognitif

Mengetahui lagu Rembang

Bangkit 1,5 11,18 4

Memahami lagu Rembang

Bangkit 6,19 12,25 4

Aspek Emotif

Menghayati lagu Rembang

Bangkit 4,28 15,24 4

Melibatkan Perasaan terhadap

lagu Rembang Bangkit 8,22 10,16 4

Ketertarikan terhadap lagu

Rembang Bangkit 2,17 9,23 4

Aspek Evaluatif

Menilai lagu Rembang

Bangkit 3,13 20,26 4

Memberi saran terhadap lagu

Rembang Bangkit 7,21 14,27 4

Jumlah Pertanyaan 14 14 28

F. Validitas dan Realibilitas Instrumen 1. Validitas Instrumen

Validitas digunakan untuk menentukan layak tidaknya instrumen yang digunakan dalam penelitian ini. Suharsimi (2006: 160) mengatakan bahwa, validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu instrumen yang


(43)

berhubungan dengan sejauh mana instrumen dapat mengukur apa yang seharusnya diukur. Lebih lanjut Ary dkk (2011: 295) mengatakan bahwa validitas instrumen terdiri dari 2 cara, yaitu validitas isi dan validitas konstruk. Validitas isi merupakan validitas yang menunjuk pada sejauh mana instrumen mencerminkan isi yang dikehendaki. Sementara validitas konstruk merupakan seberapa jauh faktor yang terjadi pada instrumen, adapun faktor tersebut adalah butir soal yang dapat mengukur sifat bangunan, pengertian ataupun konstruk teori yang menjadi dasar penyusunan suatu instrumen (Sari, 2011: 38).

Terkait dengan penelitian ini, validitas instrumen yang digunakan adalah validitas isi dan kontruk. Validitas isi dapat menggunakan pendapat ahli (expert). Instrumen dibuat berdasarkanaspek-aspek yang diukur kemudian instrumen dikonsultasikan dengan ahli. Dalam penelitian ini, validitas isi dikonsultasikan kepada 2 dosen pendidikan Seni Musik, yaitu Dr. Hanna Sri Mudjilah, M. Pd dan Drs. Herwin Yogo Wicaksono, M. Pd.

Sedangkan validitas kontruk menurut Fraenkel dalam Siregar (2010: 163) bahwa validitas konstruk dilakukan dengan melakukan tes kepada masyarakat Rembang dan dihitung dengan menggunakan rumus kolerasi Produck Moment

sebagai berikut.

ݎݔݕ= ݊(∑ݔݕ

)− (∑ݔ)(∑ݕ)


(44)

ݎݔݕ

n adalah jumlah responden

x adalah skor variabel (jawaban responden) y adalah skor total variabel untuk responden n

Koefisien kolerasi Product moment digunakan untuk batas valid atau tidaknya butir. Berdasar tabel rProduct momentuntuk jumlah responden 348 dengan taraf sigifikan sebesar 5%, dapat dikatakan valid apabila r hitung ≥0,113. Berdasarkan analisis yang dilakukan menggunakan progam SPSS 19.0 for Windows,

telah diperoleh hasil terhadap seluruh butir terhadap r hitung. Terdapat 28 butir peryataan dengan r hitung lebih besar dari 0,113 sehingga dikatakan valid. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

2. Realibilitas Instrumen

Realibilitas instrumen digunakan untuk mengetahui konsistensi suatu instrumen. Realiabel merupakan syarat layaknya suatu instrumen penelitian. Menurut Sugiyono (2008: 121), bahwa instrumen yang reliabel adalah instrumen yang dapat digunakan berkali-kali untuk mengukur subjek yang sama dan menghasilkan data yang sama. Menurut Suharsimi (2006: 178), menjelaskan bahwa realibilitas dapat menunjukan suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai instrumen pengumpulan data.

Menurut Siregar (2012: 175), realibilitas diukur dengan menggunakan rumus


(45)

ݎ11= ቈ݇ − 1቉ ൦1 − ∑2ݐ

Keterangan:

- ݎ11 adalah realibilitas instrumen.

- k adalah banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal. - ∑ܾܽ2 adalah jumlah varians butir.

- ܽݐ2 adalah varians total.

Analisis realibilitas menggunakan SPSS 19.0 for Windows. Data dikatakan reliable jika nilai realibilitas Cronbach Alpha > r tabel 0.05 atau > 0.6 (Ghazali,2011). Dari hasil realibilitas diperoleh hasil bahwa nilai Alpha adalah 0.866. dapat disimpulkan bahwa penelitian ini mempunyai realibilitas yang dapat diterima. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada lampiran.

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data merupakan kegiatan setelah data dari keseluruhan responden atau dari sumber lain telah terkumpul. Dalam penelitian ini data yang diperoleh adalah data dari penyebaran angket atau kuesioner, sedangkan teknik analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan persentase. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data data dengan cara menggambarkan data yang telah terkumpul apa adanya tanpa bermaksud menarik kesimpulan yang berlaku secara umum (Sugiyono, 2008: 147).

Data akan disajikan dalam bentuk deskripsi yang meliputiMean(M), Median


(46)

digunakanSPSS 19.0 for Windows.

Tabel tingkat apresiasi masyarakat Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit disajikan berdasarkan total skor ketiga aspek apresiasi, hal ini dilakukan untuk menggambarkan tingkat apresiasi masyarakat Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit yang meliputi aspek kognitif, emotif dan evaluatif. Mardapi (2008:123) mengungkapkan bahwa, untuk menentukan tinggi rendahnya tingkat apresiasi digunakan 4 kategori sebagai berikut.

Kategori sangat tinggi/sangat positif =ܺ ≥ (ܯ+ 1,5ܵܦ)

Kategori tinggi/positif =ܯ ≤ ܺ <ܯ+ 1,5ܵܦ

Kategori rendah/negatif =(ܯ − 1ܵܦ)≤ ܺ<ܯ

Kategori sangat rendah/sangat negatif =ܺ< (ܯ − 1ܵܦ)

Dari 4 kategori tersebut dapat diartikan bahwa untuk kategori sangat tinggi merupakan kategori sangat setuju, kategori tinggi merupakan kategori setuju, kategori rendah merupakan kategori tidak setuju dan kategori sangat rendah merupakan kategori sangat tidak setuju.


(47)

33

Deskripsi data didasarkan pada pedoman penilaian skalaLikert, yaitu dengan alternatif 4 jawaban. Pada peryataan positif, skor yang diberikan adalah 4 untuk jawaban Sangat Setuju (SS), 3 untuk jawaban Setuju (S), 2 untuk jawaban Tidak Setuju (TS) dan 1 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS). Sedangkan pada peryataan negatif, skor yang diberikan adalah 1 untuk jawaban Sangat Setuju (SS), 2 untuk jawaban Setuju (S), 3 untuk jawaban Tidak Setuju (TS) dan 4 untuk jawaban Sangat Tidak Setuju (STS). Skor tertinggi pada skala Likert ini adalah 4 dan skor terendah adalah 1.

Deskripsi ini didasarkan pada 348 responden baik secara umum maupun secara per aspek kemampuan yang meliputi mean (M),median (Me), modus (Mo),

minimum (Min), maximum (Max), dan jumlah skor keseluruhan (Sum). Selain itu, akan disajikan tabel distribusi frekuensi dan histogram dari frekuensi secara umum dan masing-masing aspek apresiasi. Berikut hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakanSPSS 19.0 for Windows.

Hasil penelitian digolongkan berdasarkan aspek apresiasi (aspek Kognitif, aspek Emotif dan aspek Evaluatif). Ketiga aspek tersebut dianalisis satu per satu kemudian digabungkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat apresiasi masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit. Berikut penyajian data selengkapnya.


(48)

Aspek kognitif merupakan aspek apresiasi yang berkaitan dengan pengetahuan dan pemahaman masyarakat terhadap lagu Rembang Bangkit. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, pada aspek kognitif didapatkan statistik data penelitian sebagai berikut.

Tabel 3.Statistik Data Penelitian Aspek Kognitif Aspek Kognitif

N Valid 348

Missing 0

Mean 22.80

Std. Error of Mean .184

Median 24.00

Mode 25

Std. Deviation 3.429

Variance 11.758

Range 15

Minimum 14

Maximum 29

Sum 7934

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa apresiasi masyarakat bedasarkan aspek kognitif dengan jumlah 8 butir peryataan, didapatkan jumlah skor tertinggi yang dicapai adalah 29 dan skor terendah yang dicapai adalah 14. Dari 8 butir pernyataan tersebut semuanya valid dan diperoleh rata-rata (mean) sebesar 22.80, nilai keakuratan sampel mewakili populasi (stdandard error of mean) sebesar .184,

standard deviation sebesar 11,758, variance sebesar 11.175, nilai tengah (median) sebesar 24.00, modus (mode) sebesar 25, rangesebesar 15, dan jumlah skor adalah


(49)

Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit secara aspek kognitif dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut.

Tabel 4.Kategori Tingkat Apresiasi Masyarakat Berdasarkan Aspek Kognitif

Frequency Percent (%)

Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sangat Positif 20 5.7 5.7 5.7

Positif 186 53.4 53.4 59.2

Negatif 58 16.7 16.7 75.9

Sangat Negatif 84 24.1 24.1 100.0

Total 348 100.0 100.0

Gambar 1.Histogram Frekuensi Aspek Kognitif Series1, Sangat

Negatif, 84

Series1, Negatif, 58

Series1, Positif, 186

Series1, Sangat Positif, 20 Aspek Kognitif


(50)

pengkategorian tingkat apresiasi masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit bedasarkan aspek kognitif yaitu terdapat 5.7 % atau 20 responden masuk dalam kategori sangat positif (sangat tinggi), 53.4 % atau 186 responden masuk dalam kategori positif (tinggi), 16.7 % atau 58 responden masuk dalam kategori negatif (rendah), dan 24.1 % atau 84 responden masuk dalam kategori sangat negatif (sangat rendah). Berdasarkan aspek kognitif, tingkat apresiasi masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit masuk dalam kategori tinggi, yaitu dengan mean22,80 terdapat pada skor X ≥ 22,8 sebanyak 186

orang dengan persentase sebesar 53,4 % yang menunjukan bahwa aspek kognitif masuk dalam kategori tinggi.

2. Tingkat Apresiasi Masyarakat Berdasarkan Aspek Emotif

Aspek emotif merupakan aspek apresiasi yang berkaitan dengan pengaruh emosi dan perasaan masyarakat terhadap lagu Rembang Bangkit. Dimana indikator-indikator pada aspek emotif meliputi penghayatan nilai yang terkandung dalam lirik lagu Rembang Bangkit, melibatkan perasaan yang terpengaruh oleh lagu Rembang Bangkit, serta ketertarikan masyarakat terhadap lagu Rembang Bangkit. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, pada aspek emotif didapatkan statistik data penelitian sebagai berikut.


(51)

AspekEmotif

N Valid 348

Missing 0

Mean 35.00

Std. Error of Mean .294

Median 35.00

Mode 30

Std. Deviation 5.486

Variance 30.092

Range 25

Minimum 22

Maximum 47

Sum 12180

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan tabel 5, apresiasi masyarakat bedasarkan aspek emotif dengan jumlah 12 butir peryataan, didapatkan jumlah skor tertinggi yang dicapai adalah 47 dan skor terendah yang dicapai adalah 22. Dari 12 butir pernyataan tersebut semuanya valid dan diperoleh rata-rata (mean) sebesar 35.00, nilai keakuratan sampel mewakili populasi (standard error of mean) sebesar .294,standard deviation

sebesar 5,486, variance sebesar 30,092, range sebesar 25, nilai tengah (median) sebesar 35.00, modus (mode) sebesar 30, dan jumlah skor adalah 12180. Hasil pengkategorian tinggi rendahnya tingkat apresiasi masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit secara aspek emotif dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut.


(52)

Frequency Percent (%)

Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sangat Positif 23 6.6 6.6 6.6

Positif 141 40.5 40.5 47.1

Negatif 138 39.7 39.7 86.8

Sangat Negatif 46 13.2 13.2 100.0

Total 348 100.0 100.0

Gambar 2.Histogram Frekuensi Aspek Emotif

Berdasarkan tabel 6 dan gambar 2 tersebut, dapat diketahui bahwa skor hasil pengkategorian tingkat apresiasi masyarakat Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit bedasarkan aspek emotif yaitu terdapat 6.6 % atau 23 responden masuk dalam kategori sangat positif (sangat tinggi), 40.5 % atau 141 responden masuk dalam kategori positif (tinggi), 39.7 % atau 138 responden masuk dalam kategori negatif (rendah), dan 13.2 % atau 46 responden masuk dalam kategori sangat negatif

Series1, Sangat Negatif, 46

Series1, Negatif, 138

Series1, Positif, 141

Series1, Sangat Positif, 23 Aspek Emotif


(53)

Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit masuk dalam kategori tinggi, yaitu dengan mean 35,00 terdapat pada skor X ≥ 35,00 sebanyak 141 orang dengan

persentase sebesar 40,5% yang menunjukan bahwa aspek emotif masuk dalam kategori tinggi.

3. Tingkat Apresiasi Masyarakat Berdasarkan Aspek Evaluatif

Aspek evaluatif merupakan aspek apresiasi yang berkaitan dengan penilaian dan saran masyarakat terhadap lagu Rembang Bangkit. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, pada aspek evaluatif didapatkan statistik data penelitian sebagai berikut.

Tabel 7.Statistik Data Penelitian Aspek Evaluatif AspekEvaluatif

N Valid 348

Missing 0

Mean 24.09

Std. Error of Mean .209

Median 25.00

Mode 26a

Std. Deviation 3.908

Variance 15.271

Range 18

Minimum 13

Maximum 31

Sum 8384

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan tabel 7, apresiasi masyarakat bedasarkan aspek evaluatif dengan jumlah 8 butir peryataan, jumlah skor tertinggi yang dicapai adalah 31 dan skor


(54)

diperoleh rata-rata (mean) sebesar 24.09, nilai keakuratan tiap sampel mewakili populasi (standard error of mean) sebesar .209, standard deviation sebesar 3,908,

variance sebesar 15,271, range sebesar 18, nilai tengah (median) sebesar 25.00, modus (mode) sebesar 26, dan jumlah skor adalah 8384. Hasil pengkategorian tinggi rendahnya tingkat apresiasi masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit secara aspek evaluatif dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut.

Tabel 8.Kategori Tingkat Apresiasi Masyarakat Berdasarkan Aspek Evaluatif

Frequency Percent (%)

Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sangat Positif 18 5.2 5.2 5.2

Positif 159 45.7 45.7 50.9

Negatif 96 27.6 27.6 78.4

Sangat Negatif 75 21.6 21.6 100.0


(55)

Gambar 3.Histogram Frekuensi Aspek Evaluatif

Berdasarkan tabel 8 dan gambar 3 tersebut, dapat diketahui bahwa skor hasil pengkategorian tingkat apresiasi masyarakat Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit bedasarkan aspek evaluatif yaitu terdapat 5.2 % atau 18 responden masuk dalam kategori sangat positif (sangat tinggi), 45.7 % atau 159 responden masuk dalam kategori positif (tinggi), 27.6 % atau 96 responden masuk dalam kategori negatif (rendah), dan 21.6 % atau 75 responden masuk dalam kategori sangat negatif (sangat rendah). Berdasarkan aspek evaluatif, tingkat apresiasi masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit masuk dalam kategori tinggi, yaitu dengan mean24,09 terdapat pada skor X ≥ 24,09 sebanyak 159 orang dengan

persentase sebesar 45,7 % yang menunjukan bahwa aspek evaluatif masuk dalam kategori tinggi.

Series1, Sangat Negatif, 75

Series1, Negatif, 96

Series1, Sangat Positif, 18


(56)

Tingkat apresiasi secara keseluruhan merupakan penjumlahan dari seluruh aspek, yaitu aspek kognitif yang meliputi pengetahuan, aspek emotif yang meliputi pengaruh emosi dan perasaan serta aspek evaluatif yang meliputi saran masyarakat. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan statistik data penelitian sebagai berikut.

Tabel 9.Statistik Data Penelitian Apresiasi Masyarakat Secara Keseluruhan Apresiasi

N

Valid 348

Missing 0

Mean 81.89

Std. Error of Mean .618

Median 83.50

Mode 92

Std. Deviation 11.523

Variance 132.772

Range 53

Minimum 53

Maximum 106

Sum 28498

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

Berdasarkan tabel 9, apresiasi masyarakat Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit dengan jumlah 28 butir pernyataan, jumlah skor tertinggi yang dicapai adalah 106 dan skor terendah yang dicapai adalah 53. Dari 28 pernyataan tersebut semuanya valid dan diperoleh rata-rata (mean) sebesar 81.89, nilai keakuratan tiap sampel mewakili populasi (standard error ofmean) sebesar .618,standard deviation


(57)

selengkapnya dapat dilihat pada lampiran. Hasil pengkategorian tinggi rendahnya tingkat apresiasi masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit secara keseluruhan dapat dilihat pada tabel dan histogram berikut.

Tabel 10.Kategori Tingkat Apresiasi Masyarakat Secara Keseluruhan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

SangatPositif 15 4.3 4.3 4.3

Positif 173 49.7 49.7 54.0

Negatif 89 25.6 25.6 79.6

SangatNegatif 71 20.4 20.4 100.0

Total 348 100.0 100.0

Gambar 4.Histogram Frekuensi Secara Umum Series1, Sangat

Negatif, 71

Series1, Negatif, 89

Series1, Positif, 173

Series1, Sangat Positif, 15 Apresiasi


(58)

akan dikategorikan bedasarkan tiga aspek kemampuan. Dengan ini diperoleh tingkat apresiasi masyarakat Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit yaitu terdapat 4.3 % atau 15 responden masuk dalam kategori sangat positif (sangat tinggi), 49.7 % atau 173 responden masuk dalam kategori positif (tinggi), 25.6 % atau 89 responden masuk dalam kategori negatif (rendah), dan 20 % atau 71 responden masuk dalam kategori sangat negatif (sangat rendah). Berdasarkan data yang diuraikan, tingkat apresiasi masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit masuk dalam kategori tinggi, yaitu dengan mean 81,89 terdapat pada skor X ≥ 81,89

sebanyak 173 orang dengan persentase sebesar 49,7 % yang menunjukan bahwa apresiasi masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit masuk dalam kategori tinggi.

B. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian dari data kuantitatif, masyarakat kecamatan Rembang memiliki tingkat apresiasi terhadap lagu Rembang Bangkit yang tinggi. Hal ini dilihat dari rerata (mean) yang didapatkan sebesar 81.89 yang terdapat dalam skor X ≥81.89 sebanyak 173 orang dengan presentase 49.7% masuk dalam kategori tinggi. Tingkat apresiasi dapat dikatakan tinggi apabila pada aspek kognitif, aspek emotif dan aspek evaluatif masuk dalam kategori tinggi. Jika pada ketiga aspek tersebut apresiasi masyarakat masuk dalam kategori tinggi, maka dapat dikatakan bahwa tingkat apresiasi masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit termasuk dalam kategori tinggi. Masyarakat Rembang memiliki perhatian


(59)

apresiasi tersebut, masyarakat Rembang mampu memunculkan dengan baik.

Tingkat apresiasi masyarakat kecamatan Rembang berdasarkan data yang telah disajikan termasuk dalam kategori tinggi, sedangkan tingkat apresiasi masyarakat kecamatan Rembang secara konsep tingkat apresiasi termasuk dalam kategori tingkat pecinta, dimana konsep tingkat apresiasi tersebut terbagi menjadi tiga tingkat. Tingkat pertama adalah tingkat penikmat, selanjutnya tingkat pecinta dan yang terakhir tingkat pecinta kreatif. Hal ini dapat dilihat dari besarnya presentase ketiga aspek apresiasi yang muncul dari masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit yang termasuk dalam kategori tingkat pecinta.

Dilihat dari kategori tingkat apresiasi tersebut menunjukan bahwa masyarakat rembang telah melalui kategori tingkatan pertama yaitu tingkat penikmat. Tingkat penikmat dapat dilihat dari tingginya presentase aspek apresiasi yang meliputi aspek kognitif sebesar 53,4% (186 responden) dan aspek emotif sebesar 40,5% (141 responden) yang masuk dalam kategori tinggi. Tingkat penikmat muncul ketika seseorang melihat atau mendengar suatu karya seni. Dalam hal ini, masyarakat kecamatan Rembang mendengarkan lagu Rembang Bangkit yang bermaksud untuk mencari hiburan dan muncul perasaan senang ketika mendengarkan lagu Rembang Bangkit. Sebagian besar dari masyarakat kecamatan Rembang mengatakan bahwa mereka mendengarkan lagu Rembang Bangkit tanpa adanya paksaan dari orang lain. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat mendengarkan lagu Rembang Bangkit datang dari dalam hatinya sendiri serta rasa ketertarikan yang tinggi untuk mempelajari lagu Rembang Bangkit. Disamping itu, kebanyakan dari masyarakat mengatakan bahwa


(60)

Rembang Bangkit ini patut untuk didengarkan dengan penuh penghayatan sebagai lagu kebanggaan daerah Rembang.

Sementara itu, tingkat pecinta dapat dilihat dari tingginya presentase aspek evaluatif yang masuk dalam kategori tinggi yaitu sebesar 54,7 % (159 responden). Tingkat pecinta muncul ketika seseorang mulai peduli dan memberikan saran serta komentar terhadap suatu karya seni tertentu. Selain mendengarkan lagu Rembang Bangkit, masyarakat kecamatan Rembang juga mampu memberikan komentar dan saran terhadap lagu Rembang Bangkit, dapat dilihat dalam jawaban responden memberi saran dan memberi komentar terhadap lagu Rembang Bangkit. Masyarakat kecamatan Rembang tidak hanya memiliki pengetahuan dan wawasan tentang lagu Rembang Bangkit, akan tetapi masyarakat kecamatan Rembang mampu memberikan penilaian terhadap lagu Rembang Bangkit yang pernah mereka dengarkan. Menurut mereka, iringan lagu Rembang Bangkit sudah sangat bagus dan mampu menyatu dengan lirik dengan baik. Selain itu, masyarakat juga mampu memberikan saran yang baik untuk lagu Rembang Bangkit.

Masyarakat Rembang gemar terhadap nada dan melodi pada lagu Rembang Bangkit. Masyarakat menginginkan lagu Rembang Bangkit tetap menjadi moto daerah Rembang dan lagu daerah untuk kabupaten Rembang. Oleh karena itu, masyarakat kecamatan Rembang berharap agar lagu Rembang Bangkit senantiasa diajarkan kepada siswa-siswi pada mata pelajaran seni budaya disetiap sekolah di Rembang. Hal ini menunjukan bahwa masyarakat Rembang menginginkan generasi muda untuk tetap mengenal dan mempelajari lagu Rembang Bangkit sebagai upaya


(61)

dapat dikenal secara luas diseluruh wilayah kabupaten Rembang dan menjadi kebanggan tersendiri bagi masyarakat Rembang.

Di samping itu, masyarakat Rembang juga memiliki bentuk upaya pelestarian lagu Rembang Bangkit, yaitu dengan diperdengarkannya lagu Rembang Bangkit di radio lokal Rembang seperti R2B setiap pergantian acara radio, acara “Njagong yuk”

di radio Citra Bahari FM, dan radio POP FM Rembang setiap malam. Selain diperdengarkan di radio, lagu ini juga diperdengarkan saat penyambutan tamu penting seperti Presiden, Bupati, anggota DPR, dan tamu penting lainnya. Hal tersebut dilakukan pemerintah Rembang dengan maksud terus melestarikan lagu Rembang Bangkit agar tidak dilupakan oleh masyarakat Rembang.

Masyarakat Rembang mendengarkan lagu Rembang Bangkit di radio secara pasif, dimana masyarakat tidak sengaja mendengarkan lagu Rembang Bangkit ketika mendengarkan radio. Meskipun demikian, dari mendengarkan secara pasif, beberapa masyarakat memperoleh hiburan dan mulai menikmati lagu Rembang Bangkit, bahkan lagu Rembang Bangkit mulai mempengaruhi emosi pendengar, kemudian masyarakat mulai mendengarkan lagu Rembang Bangkit dengan perseptif penuh konsentrasi untuk menghayati setiap lirik dan irama lagu Rembang Bangkit. Hal ini dapat dilihat dari tingginya aspek apresiasi yang didapatkan dari angket kuesioner yang telah diisi oleh masyarakat.

Tingginya tingkat apresiasi masyarakat Rembang yang masuk dalam kategori tingkat pecinta terhadap lagu Rembang Bangkit ini membuktikan bahwa masyarakat Rembang telah mampu mengenal serta memiliki wawasan yang baik terhadap lagu


(62)

membaur ditengah-tengah masyarakat Rembang. Dari jawaban responden yang terdapat dalam pernyataan-pernyataan dalam angket, dapat dilihat bahwa tingkat penikmat dan tingkat pencinta muncul melalui pengetahuan masyarakat Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit cenderung baik, dimana fungsi, nada, melodi, iringan dan keberadaan lagu Rembang Bangkit ini diketahui dengan baik oleh masyarakat Rembang. Begitu pula dengan pemahaman masyarakat Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit sangat baik. Terlihat pada pemahaman makna lirik dan pola iringan instrumen yang terdapat lagu Rembang Bangkit dengan baik oleh masyarakat. Masyarakat Rembang memahami iringan karawitan yang sesuai dengan karakter lagu, sehingga makna yang terkandung dapat tersalurkan kepada pendengar dengan baik. Meskipun ada sebagian masyarakat yang tidak mengetahui dan memahami lagu Rembang Bangkit, namun sebagian besar masyarakat masih mengetahui dan memahami lagu Rembang Bangkit.

Aspek emotif lainnya yang menempatkan tingkat apresiasi masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit pada tingkat pecinta muncul ketika lagu Rembang Bangkit mampu mempengaruhi emosional pendengar, sehingga waktu mendengarkan lagu Rembang Bangkit akan muncul perasaan senang atau perasaan yang positif. Masyarakat mendapatkan hiburan serta perasaan senang ketika mendengarkan lagu Rembang Bangkit. Lirik lagu Rembang Bangkit yang menggunakan bahasa daerah Rembang dinilai masyarakat sebagai lagu yang sesuai dengan kultur budaya Rembang, sehingga pesan pada lagu Rembang Bangkit mudah untuk dipahami oleh masyarakat. Meskipun ada sebagian masyarakat yang tidak


(63)

kebanyakan dari masyarakat merasa senang ketika mendengarkan lagu Rembang Bangkit.

Masyarakat menikmati seluruh bagian lagu Rembang Bangkit, mulai dari sajian iringan musik, liriknya, nada, melodi dan suara vocalnya. Masyarakat merasa bangga apabila mendengar lagu Rembang Bangkit diperdengarkan di radio-radio lokal maupun ditempat lainnya, karena dengan adanya pemutaran lagu Rembang Bangkit akan mampu memperkenalkan lagu Rembang Bangkit ini secara luas. Hal ini akan berdampak baik bagi eksistensi lagu Rembang Bangkit sebagai suatu kesenian daerah Rembang.

Tingginya apresiasi masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit, diharapkan nantinya akan diadakannya pagelaran tentang lagu Rembang Bangkit oleh pemerintah kabupaten Rembang yang meliputi karnaval tahunan, parade band dengan mengaransement ulang lagu Rembang Bangkit dengan jenis musik bebas bervariasi dan pemutaran lagu Rembang Bangkit di setiap sekolah-sekolah setiap pagi. Dengan demikian, masyarakat Rembang akan tertarik untuk mempelajari lagu Rembang Bangkit, memahami pesan yang terkandung, dan menerima lagu Rembang Bangkit dengan baik di tengah masyarakat Rembang.


(64)

50

Berdasarkan hasil penelitan yang telah diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa tingkat apresiasi masyarakat kecamatan Rembang terhadap lagu Rembang Bangkit termasuk dalam kategori tinggi. Tingginya apresiasi masyarakat kecamatan Rembang dilihat dari konsep apresiasi termasuk dalam tingkat pecinta. Persentase aspek kognitif sebesar 53,4% dan aspek emotif sebesar 40,5% yang berada pada kategori tinggi menempatkan tingkat apresiasi masayarakat kecamatan Rembang dalam tingkat penikmat, sedangkan tingginya persentase aspek evaluatif sebesar 54,7% yang masuk dalam kategori tinggi menempatkan tingkat apresiasi masyarakat kecamatan Rembang dalam tingkat pencinta. Hal ini menggambarkan pengetahuan, pemahaman dan saran masyarakat terhadap lagu Rembang Bangkit adalah baik.

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang ada. Namun masih memiliki keterbatasan-keterbatasan tertentu. Keterbasan tersebut antara lain adalah sebagai berikut.

1. Jawaban yang diberikan oleh responden cenderung sama. Hal ini dikarenakan kebanyakan responden mengisi angket penelitian di waktu dan tempat yang sama. Namun demikian, kejujuran responden saat mengisi angket penelitian sangat mempengaruhi hasil penelitian.


(65)

2. Pemilihan sampel yang kurang mewakili presentase seluruh masyarakat Rembang.

C. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan, dapat diungkapkan saran-saran sebagai berikut.

1. Bagi masyarakat Rembang yang memiliki tingkat apresiasi dalam kategori rendah bahkan sangat rendah diharapkan dapat lebih menghayati kembali nilai-nilai yang terkandung dalam lagu Rembang Bangkit.

2. Bagi pemerintah kabupaten Rembang harus lebih sering memperdengarkan lagu Rembang Bangkit di kabupaten Rembang setiap hari. Pemerintah kabupaten Rembang juga harus mulai sosialisasi kepada generasi muda Rembang tentang lagu Rembang Bangkit dengan sungguh-sungguh.


(66)

52 Kebudayaan.Jakarta: Dian Rakyat.

Aminudin. (2002). Pengantar Apresiasi Karya Sastra. Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Arini, S. H. D. Dkk. (2008). Seni Budaya Jilid 2 untuk SMK. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Bahari, N. (2008).Kritik Seni.Yogyakarta: Pustaka Belajar.

Berdianti, I. (2008). Perjalanan Panjang Sastra Indonesia. Semarang: PT Slindur Press.

Cornelius, S. And Natvi, M. (2013). Journal of Music History Pedagogy.

http://creativecommons.org/licenses/by/3.0/. Diunduh pada tanggal 7 juli 2015.

Creswell, John W. (2013). Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed. Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR.

Daymon, C. dan Immy, H. (2008). Riset Kualitatif dalam Public Relations dan Marketing Communication. Yogyakarta: Penerbit Bentang Anggota IKAPI (PT Bentang Pustaka.

Mack, D . (1993). Apresiasi Musik, Musik Populer. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara.

Madraup. D. (1998). Apresiasi Masyarakat Pendukung Terhadap Musik Gamat: Studi Kasus di Kelurahan Palinggam dan Purus Padang. Skripsi S1.

Padang: Universitas Negeri Padang.

Miller, H. M. (2001). Pengantar Apresiasi Musik (Introduction to Music: a guide to good listening).Terjemahan Triyono Bramantyo. Yogyakarta: Yayasan Lentera Budaya.


(67)

Narbuko, C. dan Abu, A. (2007).Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara. Padmosoekotjo, S. (1965).Kesusastran Djawa. Yogyakarta: Hien Hoo Sing. Pasaribu, A. (1986).Analisis Musik Indonesia.Jakarta: PT. Pantja Simpati.

Pradopo, R. D. (2009).Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gajah Mada University Press. Prawirodisastro, S. (1996).Pengantar Seni Tembang I. Yogyakarta: Percetakan Pasai. ______________. (1997). Pengantar Awal Apresiasi Seni Tembang. Yogyakarta:

Percetakan Pasai.

Ratna, N. K. (2009). Statistika: Kajian Puitika Bahasa, Sastra, dan Budaya.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Sayuti, S. A. (2002).Berkenalan dengan Puisi.Yogyakarta: Gama Media.

Silverman, M. (2009). Rethingking Music “Apreciation”. http://www-usr.rider.edu/~vrme/. Diunduh pada tanggal 7 Juli 2015.

Singarimbun, M. dan Sofian, E. (1989).Metode Penelitian Survai.Jakarta: LP3ES. Soedarso, S. P. (1990). Sebuah Pengantar untuk Apresiasi Seni. Yogyakarta: Saku

Dayar Sana.

Soedarsono, R. M. (1992).Pengantar Apresiasi Seni.Jakarta: Balai Pustaka.

Soehardjo, A. J. (2005). Pendidikan Seni, dari Konsep sampai Program. Malang: Balai Kajian Seni dan Desain Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang.

Subalidinata, R.S. (1994). Kawruh Kasustran Jawa. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nasatama.

Sugiyono. (2008). Metode Penelitian Administrasi: Dilengkapi dengan R&D.

Bandung: Alpabeta.

_______. (2010).Metode Penelitian Pendidikan ( Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan R & D). Bandung: Alpabeta.


(68)

___________( 1987).Pengelolaan Materiil.Jakarta: Prima Karya.

Sukmadinata, N. S. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Sumaryanto. (2009). Memahami Karya Sastra Bentuk Puisi. Semarang: PT Slindur Press.

_________. (2010).Mengenal Pantun dan Syair.Semarang: PT Sindur Press.

Supriyono, dkk. (2008). Pedalangan Jilid 1. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan.

Sylado, R. (1986).Menuju Apresiasi Musik.Bandung: Angkasa. Taher, D. (2007).Sejarah Musik 1.Yogyakarta: Pusat Musik Liturgi. Tambayong. (1992).Ensiklopedi Musik.Jakarta: PT. Cipta Adi Pustaka. Taringan, H. G. (1985).Pengajaran Gaya Bahasa.Bandung: PT Angkasa.

Walizer, M. H. and Paul L, W. (1993). Metode dan Analisis Penelitian: Mencari Hubungan. Jilid 1. Terjemahan Arif Sadiman dan Said Hutagaol. Surabaya: Erlangga.

Yayah, dkk. (2004). Pendidikan Apresiasi Seni Wacana dan Praktik untuk Toleransi Pluralisme Budaya.Surakarta: PSB-PS UMS.


(69)

Lampiran 1


(70)

P1

Pearson Correlation 1 .632 .512 .149 .104 .041 .041 .149

Sig. (2-tailed) .000 .000 .005 .053 .449 .447 .005

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P2

Pearson Correlation .632** 1 .517** .106* .151** .053 .030 .123*

Sig. (2-tailed) .000 .000 .048 .005 .320 .575 .022

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P3

Pearson Correlation .512** .517** 1 .378** .287** -.097 .150** .137*

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .071 .005 .011

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P4

Pearson Correlation .149** .106* .378** 1 .536** .337** .087 .407**

Sig. (2-tailed) .005 .048 .000 .000 .000 .107 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P5

Pearson Correlation .104 .151** .287** .536** 1 .155** -.061 .367**

Sig. (2-tailed) .053 .005 .000 .000 .004 .254 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P6

Pearson Correlation .041 .053 -.097 .337** .155** 1 .255** .511**

Sig. (2-tailed) .449 .320 .071 .000 .004 .000 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P7

Pearson Correlation .041 .030 .150** .087 -.061 .255** 1 .430**

Sig. (2-tailed) .447 .575 .005 .107 .254 .000 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

Apresiasi

Pearson Correlation .149** .123* .137* .407** .367** .511** .430** 1

Sig. (2-tailed) .005 .022 .011 .000 .000 .000 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(71)

P9

Pearson Correlation -.261** 1 .199** .112* -.117* .194** .189** .265**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .036 .030 .000 .000 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P10

Pearson Correlation .186** .199** 1 .249** .463** .068 .573** .686**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .203 .000 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P11

Pearson Correlation -.015 .112* .249** 1 .369** -.009 .109* .249**

Sig. (2-tailed) .785 .036 .000 .000 .861 .042 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P12

Pearson Correlation .065 -.117* .463** .369** 1 -.023 .549** .576**

Sig. (2-tailed) .225 .030 .000 .000 .669 .000 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P13

Pearson Correlation -.041 .194** .068 -.009 -.023 1 -.084 .187**

Sig. (2-tailed) .441 .000 .203 .861 .669 .119 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P14

Pearson Correlation .138* .189** .573** .109* .549** -.084 1 .762**

Sig. (2-tailed) .010 .000 .000 .042 .000 .119 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

Apresiasi

Pearson Correlation .350** .265** .686** .249** .576** .187** .762** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(72)

P16

Pearson Correlation .754** 1 -.032 .659** .117* .549** .134* .836**

Sig. (2-tailed) .000 .548 .000 .029 .000 .012 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P17

Pearson Correlation .053 -.032 1 -.111* .232** -.045 .152** .148**

Sig. (2-tailed) .323 .548 .038 .000 .403 .004 .006

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P18

Pearson Correlation .528** .659** -.111* 1 .012 .426** .084 .633**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .038 .819 .000 .117 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P19

Pearson Correlation .006 .117* .232** .012 1 -.438** -.131* .210**

Sig. (2-tailed) .906 .029 .000 .819 .000 .014 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P20

Pearson Correlation .535** .549** -.045 .426** -.438** 1 .188** .548**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .403 .000 .000 .000 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P21

Pearson Correlation .178** .134* .152** .084 -.131* .188** 1 .333**

Sig. (2-tailed) .001 .012 .004 .117 .014 .000 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

Apresiasi

Pearson Correlation .807** .836** .148** .633** .210** .548** .333** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .006 .000 .000 .000 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(73)

Correlations

P22 P23 P24 P25 P26 P27 P28 Apresiasi

P22

Pearson Correlation 1 -.131* .319** .448** .033 .241** -.040 .441**

Sig. (2-tailed) .014 .000 .000 .545 .000 .462 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P23

Pearson Correlation -.131* 1 .423** .178** .341** .303** -.133* .447**

Sig. (2-tailed) .014 .000 .001 .000 .000 .013 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P24

Pearson Correlation .319** .423** 1 .636** .485** .511** .035 .787**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .511 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P25

Pearson Correlation .448** .178** .636** 1 .309** .393** .007 .647**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .000 .000 .000 .891 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P26

Pearson Correlation .033 .341** .485** .309** 1 .361** .260** .547**

Sig. (2-tailed) .545 .000 .000 .000 .000 .000 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P27

Pearson Correlation .241** .303** .511** .393** .361** 1 -.042 .626**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .434 .000

N 348 348 348 348 348 348 348 348

P28

Pearson Correlation -.040 -.133* .035 .007 .260** -.042 1 .128*

Sig. (2-tailed) .462 .013 .511 .891 .000 .434 .017

N 348 348 348 348 348 348 348 348

Apresiasi

Pearson Correlation .441** .447** .787** .647** .547** .626** .128* 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .017

N 348 348 348 348 348 348 348 348

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(74)

.866 28

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

81.89 132.772 11.523 28

 

No butir r hitung r tabel 0.05 Keterangan

P1 0.149 0.113 Valid

P2 0.123 0.113 Valid

P3 0.137 0.113 Valid

P4 0.407 0.113 Valid

P5 0.367 0.113 Valid

P6 0.511 0.113 Valid

P7 0.430 0.113 Valid

P8 0.350 0.113 Valid

P9 0.265 0.113 Valid

P10 0.686 0.113 Valid P11 0.249 0.113 Valid P12 0.576 0.113 Valid P13 0.187 0.113 Valid P14 0.762 0.113 Valid P15 0.807 0.113 Valid P16 0.836 0.113 Valid

P17 0.148 0.113 Valid

P18 0.633 0.113 Valid P19 0.210 0.113 Valid P20 0.548 0.113 Valid

P21 0.333 0.113 Valid

P22 0.441 0.113 Valid P23 0.447 0.113 Valid P24 0.787 0.113 Valid

P25 0.647 0.113 Valid

P26 0.547 0.113 Valid P27 0.626 0.113 Valid P28 0.128 0.113 Valid

Reliabilitas 0.866 0.113 Reliabel

 

Cases

Valid 348 100.0

Excludeda 0 .0

Total 348 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.


(75)

Lampiran 2 (Frekuensi Data)


(76)

Statistics Mengetahui lagu Rembang Bangkit Memahami lagu Rembang Bangkit

Aspek Kognitif Menghayati lagu Rembang Bangkit Melibatkan Perasaan terhadap lagu Rembang Bangkit

N Valid 348 348 348 348 348

Missing 0 0 0 0 0

Mean 11.41 11.39 22.80 11.66 11.91

Std. Error of Mean .093 .118 .184 .134 .134

Median 12.00 12.00 24.00 11.00 12.00

Mode 12 12 25 11 12a

Std. Deviation 1.738 2.193 3.429 2.494 2.507

Variance 3.021 4.809 11.758 6.219 6.283

Range 10 8 15 11 10

Minimum 5 7 14 5 6

Maximum 15 15 29 16 16

Sum 3971 3963 7934 4058 4145


(77)

Statistics Ketertarikan

terhadap lagu Rembang

Bangkit

Aspek Emotif Menilai lagu Rembang Bangkit Memberi saran terhadap lagu Rembang Bangkit Aspek Evaluatif Apresiasi

N Valid 348 348 348 348 348 348

Missing 0 0 0 0 0 0

Mean 11.43 35.00 11.31 12.78 24.09 81.89

Std. Error of Mean .098 .294 .103 .134 .209 .618

Median 11.00 35.00 11.00 13.00 25.00 83.50

Mode 12 30 11 16 26a 92

Std. Deviation 1.825 5.486 1.927 2.508 3.908 11.523

Variance 3.329 30.092 3.712 6.291 15.271 132.772

Range 9 25 11 9 18 53

Minimum 7 22 5 7 13 53

Maximum 16 47 16 16 31 106

Sum 3977 12180 3935 4449 8384 28498

a. Multiple modes exist. The smallest value is shown

 

Mengetahui lagu Rembang Bangkit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sangat Positif 4 1.1 1.1 1.1

Positif 190 54.6 54.6 55.7

Negatif 109 31.3 31.3 87.1

Sangat Negatif 45 12.9 12.9 100.0


(78)

Valid

Positif 149 42.8 42.8 52.0

Negatif 92 26.4 26.4 78.4

Sangat Negatif 75 21.6 21.6 100.0

Total 348 100.0 100.0

Aspek Kognitif

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sangat Positif 20 5.7 5.7 5.7

Positif 186 53.4 53.4 59.2

Negatif 58 16.7 16.7 75.9

Sangat Negatif 84 24.1 24.1 100.0

Total 348 100.0 100.0

Menghayati lagu Rembang Bangkit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sangat Positif 16 4.6 4.6 4.6

Positif 155 44.5 44.5 49.1

Negatif 106 30.5 30.5 79.6

Sangat Negatif 71 20.4 20.4 100.0

Total 348 100.0 100.0

Melibatkan Perasaan terhadap lagu Rembang Bangkit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sangat Positif 27 7.8 7.8 7.8

Positif 169 48.6 48.6 56.3

Negatif 92 26.4 26.4 82.8

Sangat Negatif 60 17.2 17.2 100.0


(79)

Percent

Valid

Sangat Positif 18 5.2 5.2 5.2

Positif 149 42.8 42.8 48.0

Negatif 137 39.4 39.4 87.4

Sangat Negatif 44 12.6 12.6 100.0

Total 348 100.0 100.0

Aspek Emotif

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sangat Positif 23 6.6 6.6 6.6

Positif 141 40.5 40.5 47.1

Negatif 138 39.7 39.7 86.8

Sangat Negatif 46 13.2 13.2 100.0

Total 348 100.0 100.0

Menilai lagu Rembang Bangkit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid

Sangat Positif 21 6.0 6.0 6.0

Positif 137 39.4 39.4 45.4

Negatif 133 38.2 38.2 83.6

Sangat Negatif 57 16.4 16.4 100.0


(1)

   

   


(2)

 

Lampiran 6

(Lirik Lagu Rembang Bangkit)                            


(3)

        REMBANG BANGKIT Anom Subekti

Rembang Bangkit, Rembang Bangkit, Rembang Bangkit Kanggo ngudi mrih majune pembangunan

Cancut gumregut tali wondo makaryo

Rembang Bangkit, Rembang Bangkit, Rembang Bangkit Werdhine

Bahagia, Aman, serto Nyaman, Gotong royong Kanthi Kerja keras

Iman Taqwa kapribaden kang utomo Kanthi lelandesan bebrayan gung Pancasila Rembang Bangkit, Rembang Bangkit Bangkit, mbangun projo


(4)

Lampiran 7 (Dokumentasi)


(5)

Foto 1. Wawancara bersama bapak Purwono, S.pd yang bertujuan untuk mengetahui hal yang menyebabkan mulai tergesernya lagu Rembang Bangkit oleh lagu-lagu lain yang berkembang di Indonesia.

Foto 2. Wawancara bersama bapak Anom Subekti yang bertujuan untuk mengetahui sejarah tentang lagu Rembang Bangkit.


(6)

Foto 3. Pengisian angket kuesioner oleh responden.