Melakukan Penelitian Pendahuluan dan Pengumpulan Informasi

56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Multimedia pembelajaran interaktif aksara Jawa untuk siswa kelas V SD Negeri Sabdodadi Keyongan Bantul tahun ajaran 20142015 ini dikembangkan berdasarkan model pengembangan Borg dan Gall Punaji Setyosari, 2012: 228. Penjelasan hasil penelitian berdasarkan masing-masing langkah adalah sebagai berikut.

1. Melakukan Penelitian Pendahuluan dan Pengumpulan Informasi

Langkah pertama yang dilakukan dalam model penelitian dan pengembangan ini adalah penelitian dan pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara studi pendahuluan dan studi pustaka. Studi pendahuluan dilakukan di SD Negeri Sabdodadi dengan kegiatan observasi dan pengamatan terhadap proses pembelajaran bahasa Jawa di kelas V. Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, terdapat beberapa hal yang mendasari dilakukannya penelitian dan pengembangan multimedia interaktif ini, sebagai berikut. a. Materi aksara Jawa merupakan materi yang belum dikuasai dengan baik oleh siswa. b. Siswa masih kesulitan dalam membedakan huruf aksara Jawa, terutama aksara legena dan pasangannya. c. Media pembelajaran yang digunakan guru dalam menyampaikan kurang efisien. 57 d. Alokasi waktu yang dimiliki guru untuk menyampaikan materi aksara Jawa sangat kurang sehingga meskipun siswa belum menguasai materi dengan baik guru harus terpaksa melanjutkan ke materi selanjutnya. e. Tersedianya sarana dan prasarana berupa laboratorium komputer di sekolah namun belum digunakan secara optimal dalam pembelajaran bahasa Jawa. Selanjutnya peneliti juga melakukan studi pustaka mengenai materi aksara Jawa legena, pasangan, dan sandhangan, multimedia pembelajaran interaktif, serta karakteristik siswa kelas V SD. Belajar tentang huruf aksara Jawa tidak hanya sekedar menghafal, namun juga memahami dan mampu niteni. Aksara Jawa berbeda dengan huruf abjad dalam bahasa Indonesia yang terdiri dari 26 huruf. Walaupun aksara Jawa memiliki lebih sedikit jumlah huruf, yaitu 20 buah, namun setiap huruf tersebut, yang biasa disebut aksara legena, masih memiliki pasangannya masing-masing. Pasangan ini berfungsi sebagai penghubung suku kata tertutup konsonan dengan suku kata berikutnya. Dalam hal inilah siswa sering mengalami kesulitan dalam membaca aksara Jawa. Bukan hanya harus menghafal 20 aksara legena saja, namun siswa juga harus menghafal 20 aksara pasangannya. Selain harus hafal, siswa juga harus memahami cara membacanya Berbagai strategi untuk menyampaikan materi ini dapat dilakukan oleh guru, salah satunya dengan menggunakan media pembelajaran. Menurut Brigg Ahmad Rohani, 1997: 2 media merupakan segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan yang merangsang untuk belajar, meliputi media cetak dan elektronik. Salah satu manfaat media yang dikemukakan oleh Nana Sudjana Ahmad Rivai 2010: 2 adalah pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa 58 sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar. Berdasarkan hal tersebut, maka diperlukan suatu pengembangan multimedia pembelajaran interaktif yang dapat digunakan siswa untuk belajar membaca aksara Jawa.

2. Perencanaan