MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHEIVEMENT DIVISION) Skripsi pada siswa kelas VIIA Semester Genap SMP Negeri 1 Melinting Lampung Timur Tahun 2012-2013)

(1)

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHEIVEMENT DIVISION)

Skripsi pada siswa kelas VIIA Semester Genap SMP Negeri 1 Melinting Lampung Timur Tahun 2012-2013)

Oleh Sudarni

Skripsi

Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar SARJANA PENDIDIKAN

pada

Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2014


(2)

i

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA

MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE STAD (STUDENT TEAM

ACHEIVEMENT DIVISION)

Skripsi pada siswa kelas VIIA Semester Genap SMP Negeri 1 Melinting Lampung Timur Tahun 2012-2013)

Oleh Sudarni

Berdasarkan hasil observasi pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Melinting tahun 2012-2013 diketahui bahwa proses pembelajaran di kelas masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa pasif dan dan hasil belajar belum memenuhi KKM. Penelitian ini bertujuan meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa melalui penerapan model pembelajaran koperatif tipe STAD semester genap pada tahun pelajaran 2012-2013.

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri atas tiga siklus. Aktivitas belajar siswa yang diukur meliputi:

Memperhatikan penjelasan guru, mengisi LKS, bertanya pada teman, menjaawab pertanyaan teman dan melakukan kegiatan diskusi.


(3)

ii

siklus mengalami peningkatan, hasil aktivitas belajar siswa yang tertinggi pada siklus III sebesar 84 % indikator tertinggi pada Mengisi LKS yaitu 100 % berarti semua siswa melakukan kegiatan aktivitas ini, pada siklus ini siswa sangat antusias saling membantu dalam mengerjakan dan melengkapi lembar kerja siswa. Sedangkan yang terendah pada siklus I sebesar 58 % indikator terendah pada bertanya pada teman dan menjawab pertanyaan teman yaitu sebesar 22% pada siklus I kebanyakan siswa masih kurang memperhatikan pelajaran karena bingung, langkah-langkah pembelajaran tidak seperti biasa baru pertama menggunakan model kooperatif tipe STAD. Sedangkan nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa pada siklus I sebesar 62, siswa tuntas (51%) pada siklus II sebesar 64 siswa tuntas (68%) dan pada siklus III sebesar 71 siswa tuntas (94%) .


(4)

(5)

(6)

(7)

xii

Halaman

ABSTRAK ... i

COVER DALAM ... iii

LEMBAR PERSETUJUAN ... iv

LEMBAR PENGESAHAN ... v

LEMBAR PERNYATAAN ... vi

PERSEMBAHAN ... vii

MOTTO ... viii

RIWAYAT HIDUP ... ix

SANWACANA ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

I. PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Ruang Lingkup Penelitian ... 5

F. Kerangka Pikir ... 6


(8)

xiii

C. Hasil Belajar ... 14

III. METODE PENELITIAN ... 17

A. Setting Penelitian ... 17

B. Desain Penelitian ... 18

C. Prosedur Penelitian ... 19

D. Tahap Evaluasi ... 22

E. Instrumen ... 23

F. Tekhnik Pengumpulan Data ... 26

G. Teknik Analisis Data ... 27

H. Indikator Keberhasilan ... ... 29

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 30

A. Hasil Penelitian ... 30

B. Pembahasan ... 45

V. SIMPULAN DAN SARAN ... 50

A. Simpulan ... 50

B. Saran ... 50


(9)

xiv

3. Lembar Kerja Siswa ... 74

4. Kisi-kisi Soal Tes Formatif ... 91

5. Data Aktivitas Siswa ... 102

6. Daftar Nilai Awal ... 103


(10)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Pendidikan merupakan peranan yang sangat penting bagi perkembangan dan peningkatan sumber daya manusia Indonesia. Pendidikan merupakan wadah atau kegiatan sebagai pencetak sumber daya yang berkualitas tinggi. Untuk mencapai hasil yang maksimal dalam dunia pendidikan, diperlukan

keterampilan dan kreatifitas dari pendidik maupun peserta didik. Kekurang aktifan siswa yang terlibat dalam proses pembelajaran dapat terjadi karena model pembelajaran yang digunakan kurang melibatkan siswa secara langsung. Pendidikan merupakan bagian integral dalam pembangunan. Pembangunan diarahkan dan bertujuan untuk mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Upaya pengembangan pada sektor pendidikan sangat penting dalam pembangunan seperti yang terkandung dalam tujuan pendidikan nasional (Hamalik, 2008:1)

Belajar bukan hanya sekedar menghafal, bukan pula sekedar mengingat tanpa mengetahui kapan pemakaiannya, tetapi dibutuhkan pengertian pemahaman akan suatu persoalan. Belajar adalah suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan


(11)

sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Slameto 2003: 2).

Peneliti mencermati bahwa masih adanya pembelajaran bersifat konvensional dalam pembelajaran IPA. Peneliti memberi penjelasan dan siswa mencatat disertai tanya jawab seperlunya serta dilanjutkan dengan latihan soal dan tugas. Penggunaan metode ceramah dalam proses pembelajaran masih sangat

dominan, sehingga guru memegang kendali penuh, sedangkan siswa tidak banyak terlibat aktif dalam mengikuti pembelajaran.Tanpa disadari

penggunaan metode konvensional dapat menghambat aktivitas siswa dalam belajar karena seperti yang sudah banyak diketahui dalam dunia pendidikan telah berkembang metode dan model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran khususnya mata pelajaran IPA.

Berkaitan dengan keadaan diatas masalah tersebut juga ditemukan dalam proses pembelajaran IPA yang terjadi di SMP Negeri 1 Melinting. Pada SMPN 1 Melinting juga telah melakukan usaha-usaha untuk

meningkatkan pendidikan antara lain menyesuaikan guru bidang studi dengan latar belakang pendidikan, melengkapi sarana dan prasarana untuk menunjang proses pembelajaran, mengaktifkan kegiatan belajar mengajar, dan

meningkatkan disiplin bagi para guru dan siswa guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar, tetapi pada kenyataannya rata-rata hasil belajar khususnya IPA siswa masih rendah. Dalam proses pembelajaran selama ini guru hanya mengunakan metode ceramah, yang hanya komonikasi satu arah. Sehingga cenderung pasif seperti berbicara yang tak ada hubungan dengan materi


(12)

pelajaran, mengerjakan tugas lain, mengganggu kelompok lain, sedangkan diskusi informasi kurang menarik karena hanya bersifat teoritis. Kondisi yang demikian memunculkan kebosonan pada siswa dan mengakibatkan penurunan aktivitas dan hasil belajar yang disampaikan. Oleh karena itu guru harus melakukan tindakan yang dapat mengubah suasana pembelajaran dan

melibatkan siswa aktif dalam belajar, salah satunya dengan mengubah metode pembelajaran yang digunakan. Pembelajaran model”koooperatif tipe STAD ( Student Team Acheiment Devesion) merupakan suatu model pembelajaran dengan siswa yang menguasai materi dengan baik berkesempatan untuk menjadi tutor bagi temannya sehingga pemahamannya lebih baik (Slavin, 2008: 17)

Dalam model pembelajaran ini, masing-masing kelompok beranggotakan 4 – 5 orang yang dibentuk dari anggota yang heterogen terdiri dari laki-laki dan perempuan yang berasal dari berbagai suku, yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Jadi, model pembelajaran kooperatif tipeSTAD adalah salah satu model pembelajaran yang berguna untuk menumbuhkan kemampuan kerjasama, kreatif, berpikir kritis dan ada kemampuan untuk membantu teman serta merupakan pembelajaran kooperatif yang sangat sederhana.

Model kooperatif tipe STAD dapat mendukung untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Hasil penelitian ( Junaidah, 2012 : 48) diperoleh kesimpulan bahwa aktivitas belajar siswa dengan mengunakan model kooperatif tipe STAD lebih meningkat dibandingkan dengan model


(13)

pembalajaran model kooperatif tipe STAD dapat dipilih sebagai salah satu model pembelajaran dalam penelitian ini.

B. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA melalui model kooperatif tipe STAD

2. Bagaimana meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan model kooperatif tipe STAD

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah, tujuan penelitian ini adalah 1. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan

model kooperatif tipe STAD

2. Meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA dengan model kooperatif tipe STAD

D. Manfaat penelitian

1. Bagi siswa: memberi suasana baru bagi siswa dalam proses pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa 2. Bagi guru/peneliti : Sebagai masukan yang dapat menambah keterampilan guru dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD


(14)

3. Bagi Sekolah : Bagi sekolah, diharapkan dapat dijadikan masukan dalam usaha meningkatkan mutu, proses, dan hasil belajar dalam mata pelajaran IPA .

E. Ruang lingkup Penelitian

1. Aktivitas yang dimaksud adalah aktivitas dalam belajar siswa yang diamati dalam penelitian adalah :

a. Kegiatan mendengarkan ( mendengarkan penjelasan guru )

b. Kegiatan-kegiatan lisan ( menjawab pertanyaan teman bertanya pada teman dan menjawab soal ).

c. Kegiatan menulis ( mengerjakan LKS sesuai dengan petunjuk yang tertulis )

d. Kegiatan bekerja sama dengan teman dalam satu kelompok 2. Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang ditunjukkan oleh nilai

individu yang diperoleh siswa dari hasil tes setiap akhir siklus yang diberikan

3. Subyek penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Melinting semester genap tahun pelajaran 2012-2013.

4. Materi pokok dalam penelitian ini adalah Kompetensi dasar (KD) : 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen ekosistem 5. Model STAD yang dilakukan dalam penelitian ini adalah menurut Slavin:

a. Presentasi kelas oleh guru b. Kegiatan kelompok


(15)

c. Mengadakan kuis d. Peningkatan point siswa e. Penghargaan kelompok.

F. Kerangka pikir

Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang mana siswa belajar didalam kelompok-kelompok kecil yang heterogen tingkat

kemampuannya, dan meuntut kerja sama antar anggota dan menyelesaikan tugas. Pembelajaran kooperatif tipe STAD meempatkan guru sebagai fasilitator sehingga siswa tidak terlalu mengantungkan pada guru.

Untuk itu dalam belajar diperlukan aktivitas, karena tanpa adanya aktivitas maka proses belajar tidak akan berjalan efektif. Dalam pembelajaran guru perlu menumbuhkan aktivitas siswa dalam berpikir maupun bertindak. Aktivitas siswa dipengaruhi oleh model pembelajaran yang diterapkan guru, dengan adanya aktivitas belajar maka pembelajaran akan

memberikan perubahan bagi siswa dan guru. Dengan

mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap aktivitas, maka guru dapat menentukan model yang tepat dalam pembelajaran untuk meningkatkan aktivitas yang berpengaruh terhadap meningkatnya hasil belajar siswa.

Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui proses belajar. Adanya aktivitas dan model pembelajaran yang tepat


(16)

disertai dengan pembelajaran yang benar, maka akan terjadi

peningkatan hasil belajar diri siswa tersebut. Aktivitas dan Hasil belajar itu penting dalam pembelajaran, karena menentukan keberhasilan siswa dalam proses belajar dan untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang melekat dalam proses belajar itu sendiri. Dengan menganalisis masalah untuk melatih aktivitas belajar siswa dengan cara presentasi kelas, kegiatan kelompok, kuis/test, penigkatan point, penghargaan kelompok.

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD akan membantu siswa

memahami sub materi ekosistem . Materi ini dapat membantu siswa untuk mengenal ekosistem lingkungan sekitar dan mamahami solusi yang harus dilakukan agar ekosistem tetap lestari. Siswa belajar berkelompok

berdiskusi dalam kelompok kecil yang terdiri 4-5 siswa. Kelompok belajar tersebut akan ada tanggung jawab bersama, jadi setiap anggota saling membantu untuk kekurangan temannya. Ada proses diskusi, saling bertukar pedapat, menghargai pendapat pembelajaran teman sebaya, kepemimpinan dalam mengatur pembelajaran dikelompoknya sehingga yang terjalin adalah hubungan positif.

Adanya keaktifan siswa ini maka diharapkan akan meningkatkan hasil belajar siswa dan siswa akan lebih memahami materi secara bersama-sama dari pada hanya dijelaskan oleh guru. Mata pelajaran IPA akan lebih mudah dimengerti oleh siswa apabila mereka bersama-sama memecahkan


(17)

masalah dari pada dijelaskan oleh guru dengan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

G. Hipotesis Tindakan

Hipotesis Penelitian Tindakan Kelas ini adalah model kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas VIIA pada semester genap TP 2012/2013 di SMPN1 Melinting Kabupaten Lampung Timur.


(18)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kooperatif tipe STAD (Student Team Acheivement Division)

Model pembelajaran adalah cara-cara yang digunakan pengajar untuk memilih kegiatan belajar yang akan digunakan selama proses pembelajaran (Uno, 2007:3). Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan atau tim kecil, yaitu antara 4 sampai 5 orang anggota yang bersifat hetrogen. Setiap kelompok akan memperoleh penghargaan,jika kelompok mampu menunjukkan prestasi yang dipersyaratkan Dengan demikian, setiap anggota kelompok akan memiliki ketergantungan positif. Ketergantungan seperti itulah yang selanjutnya akan memunculkan tanggung jawab individu terhadap kelompok dan keterampilan interpersonal dari setiap anggota kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberi kontribusi demi keberhasilan (Sanjaya, 2008:194-196)

Eggen dan Kauchak ( dalam Okataria 2008: 9) mendifinisikan pembelajaran kooperatif sebagai sekumpulan strategi mengajar yang digunakan guru agar siswa saling membantu dalam mempelajari sesuatu, oleh karena itu belajar

kooperatif ini disebut “ belajar teman sebaya” . Pembelajaran kooperatif tidak


(19)

yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Pelakasanaan pembelajaran kooperatif yang benar akan memungkinkan

pendidik mengelola kelas dengan lebih efektif. Adapun tujuan yang paling penting dari pembelajaran kooperatif menurut Slavin (dalam Nurulita, 2008:

33) adalah “ Untuk memberikan para siswa pengetahuan, konsep, kemapuan dan pemahaman yang mereka butuhkan supaya bisa menjadi anggota

masyarakat yang bahagia dan memberikan konstribusi”.

(Slavin, 2008: 17) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif

merupakan suatu model pembelajaran dengan siswa yang menguasai materi dengan baik berkesempatan menjadi tutor yang bagi temannya sehingga pemahamannya lebih baik . Pembelajaran Kooperatif dikembangkan setidaknya memiliki tiga tujuan penting pembelajaran, yaitu hasil belajar akademik , penerimaan terhadap keberagaman dan pengembangan keterampilan sosial (Ibrahim, 2000 : 7).

Adapun ciri-ciri pembelajaran kooperatif diantaranya adalah :

1. Siswa bekerja sama dalam kelompok secara kooperatif untuk menuntaskan materi belajamya.

2. Kelompok dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang dan rendah.

3. Bilamana mungkin anggota kelompok berasal dari ras, budaya suku dan jenis kelamin berbeda.


(20)

4. Penghargaan lebih berorientasi pada kelompok ketimbang individu. (Ibrahim dkk, 2000: 6-7).

Pembelajaran kooperatif tipe STAD dikembangkan oleh Robert Slavin dkk di Universitas Johns Hopkins. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran kooperatif paling sederhana. Guru yang menggunakan pembelajaran ini mengacu pada belajar kelompok yang menyajikan

informasi akademik baru kepada siswa menggunakan persentasi verbal atau teks. Alam melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD ada beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Menurut Slavin (1995: 71) tahap-tahap tersebut meliputi :

1. Presentasi kelas oleh guru 2. Kegiatan kelompok 3. Mengadakan kuis 4. Peningkatan point siswa 5. Penghargaan kelompok

Model pembelajaran kooperatif tipe STAD ini cocok untuk diterapkan bagi sekolah-sekolah yang masih menggunakan model pembelajaran secara langsung karena sangat mudah diterapkan, siswa akan lebih mudah dalam menemukan dan menangani konsep-konsep yang sulit jika merasa saling mendiskusikan masalah tersebut dengan temannya. Siswa dengan kemampuan rendah dengan mendapatkan kesempatan dibimbing oleh temannya yang memiliki wawasan lebih tinggi, sedangkan siswa yang lebih tinggi kemampuannya memiliki kesempatan menjadi tutor sehingga


(21)

pemahamannya menjadi lebih baik lagi. Kerja kelompok diharapkan dapat merubah siswa dalam mendiskusikan konsep dan prinsip tentang pelajaran mereka. Kegiatan saling membantu dan menguntungkan semua pihak tertentu akan meningkatkan aktivitas belajar siswa sehingga hasil belajar akan meningkat pula.

B. Aktivitas belajar

Aktivitas merupakan segala usaha yang dilakukan oleh seseorang untuk mencapai tujuan. Belajar dapat dilakukan dimana saja, karena merupakan aktivitas yang dilakukan untuk mendapatkan hal yang belum diketahui seperti yang dikemukakann Sardiman bahwa “ tidak ada belajar kalau tidak ada aktivitas”. Itulah sebabnya aktivitas merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar (Sardiman, 2011: 96).

Berdasar uraian diatas, jelas bahwa aktivitas belajar merupakan unsur yang sangat penting dalam pendidikan, kegiatan belajar tidak hanya dilakukan di dalam kelas tetapi segala macam kegiatan yang mendukung pencapai tujuan dalam proses pembelajaran. Keberhasilan kegiatan pendidikan ditentukan oleh bagaimana kegiatan interaksi dalam pendidikan tersebut semakin bertambah aktif anak dalam belajar semakin ingat akan pentingnya pembelajaran itu dan tujuan pendidikan akan lebih cepat tercapai.

Belajar pada manusia dapat dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan dan nilai sikap.


(22)

Perubahan itu bersifat relatif konstan dan berbekas (Winkel, 1983 : 193). Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa semakin meningkatnya aktivitas anak maka semakin meningkat juga pengalaman yang kelak akan mempengaruhi kesadarannya. Kesadaran yang meningkat akan merupakan pendorong bagi aktivitas berikutnya. Diedrich yang dikutip Nasution (2004: 91) menggolongkan aktivitas siswa menjadi 8 yaitu: (1) Visual activities, misalnya membaca memperhatikan gambar, demontrasi dan diskusi, (2) Oral activities, misalnya bertanya memberikan saran , mengeluarkan pendapat dan diskusi, (3) Listening activities, misalnya mendengarkan uraian , diskusi percakapan, (4) Writing activities, misalnya menulis laporan, menyalin , (5) Drawing activities, misalnya menggambar, membuat grafik , diagram, (6) Motor activities, misalnya melakukan percobaan, (7) Mental activities, misalnya mengingat, menganalisa, mengambil keputusan, dan (8) Emotional activities, misalnya gembira, berani, bergairah.

Berdasarkan penggolongan aktivitas di atas menunjukkan bahwa aktivitas disekolah itu cukup kompleks dan bervariasi. Kalau berbagai macam kegiatan tersebut dapat diciptakan disekolah tentu saja, sekolah itu akan dinamis tidak membosankan dan menjadi pusat aktivitas belajar.

Dalam melaksanakan aktivitas belajar anak didik mengalami beraneka ragam masalah. Misalnya bosan megikuti pelajaran tertentu dan kesulitan dalam mengikuti proses belajar mengajar. Apabila anak didik tidak memiliki kesanggupan untuk mencari jalan keluar, maka dapat


(23)

menimbulkan kesulitan baginya disekolah. Aktivitas atau kegiatan yang dilakukan oleh indvidu selalu beroreintasi pada tujuan. Individu dapat beraktivitas apabila ada dorongan yang menututnya untuk bertindak (Sardiman, 2008: 24)

Dengan demikian aktivitas berfungsi sebagai pergerakkan seseorang untuk mengarahkan segala kemampuan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Maka dikatakan belajar yang berhasil harus melalui berbagai aktivitas, dengan anggota badan, ia tidak duduk dan mendengarkan. Sedangkan aktivitas psikis adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya atau banyak berfungsi dalam rangka pengajaran. Jadi jelas bahwa aktivitas merupakan rangkaian kegiatan yang dapat mendukung prestasi belajar dan dapat dikatakan bahwa aktivitas siswa dalam belajar baik dirumah maupun disekolah.

C. Hasil belajar

Abdurrahman (1999: 3) berpendapat bahwa : Hasil belajar adalah hasil dari suatu interaksi dari tindakan belajar dan tindakan mengajar yang

dilakukan oleh penyaji pembelajaran dan pembelajar. Berdasarkan pendapat Abdurahman diatas dapat dikatakan bahwa hasil interaksi antara siswa sebagai fihak yang belajar dan guru sebagi pihak yang mengajar mencerminkan hasil dari suatu proses pembelajaran atau disebut hasil belajar.


(24)

Menurut Mulyasa (2007: 39) hasil belajar dipengaruhi oleh faktor, seperti motivasi, kematangan hubungan personal peserta didik, kebebasan, terjadinya rasa aman pada saat pembelajaran, keterampilan dengan

berkompetensi. Hasil belajar dapat diperoleh adanya motivasi yang cukup hubungan yang baik sebagai komonikasi interaktif, keterampilan terhadap pemecahan masalah dan berkompetensi untuk mencapai tujuan dan hasil belajar peserta didik, hasil belajar ditunjukkan dengan adanya perilaku peserta didik. Hasil pembelajaran berhasil dengan baik bila kuallitas pembelajaran dilakukan melalui tahapan perencanaan yang matang pelaksanaan sesuai degan tujuan pembelajaran, dan penilaian dilakukan pada saat pembelajaran berlangsung dan pada proses pembelajaran. Hasil belajar merupakan nilai yang diperoleh pada waktu peserta didik mengikuti ulangan.

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2004 : 22). Sedangkan menurut Horwart Kingsley dalam bukunya Sudjana membagi tiga macam hasil belajar mengajar : (1). Keterampilan dan kebiasaan, (2). Pengetahuan dan pengarahan, (3). Sikap dan cita-cita (Sudjana, 2004 : 22). Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah kemampuan keterampilan, sikap dan keterampilan yang diperoleh siswa setelah menerima perlakuan yang diberikan oleh guru sehingga dapat mengkonstruksikan pengetahuan itu dalam kehidupan sehari-hari.


(25)

Menurut Dimyati Mudjiono (1999: 4-5) dampak pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam raport dan angka dalam ijazah. Dampak pengiringnya adalah terapan pengetahuan dan kemampuan bidang lain yang merupakan transfer belajar. Idiealnya orang yang telah belajar akan mengalami perubahan kemampuannya terhadap pelajaran menjadi bertambah sebab hasil belajar adalah kapabilitas. Menurut Gagne hasil belajar adalah kapabilitas setelah belajar orang memiliki keterampilan pengetahuan, sikap, dan nilai ( Dimyati dan Mudjiono,1999:4).

Kapabilitas dapat timbul melalui stimulus yang berasal dari lingkungan dan proses kognitif yang dilakukan dari pembelajaran. Hasil belajar siswa sangat dipengaruhi dari proses pembelajaran karena hasil belajar merupakan akibat dari pembelajaran. Dengan demikian apabila seorang siswa dalam pembelajaran baik maka hasil yang akan didapat pun baik. Hasil belajar dalam penelitian ini diperoleh melalui tes yang diberikan pada setiap akhir siklus.


(26)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting penelitian 1. Tempat dan waktu

Penelitian dilaksanakan di SMPN 1 Melinting pada semester Genap Tahun Pelajaran 2012-2013 Kabupaten Lampung Timur pada bulan Mei 2013. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas VIIA, yang berjumlah 31 siswa yang terdiri dari 15 siswa laki-laki dan 16 siswa perempuan pada SMP N 1 Melinting Kabupaten Lampung Timur.

2. Faktor yang diteliti

Faktor yang diteliti dalam penelitian ini adalah aktivitas dan hasil belajar IPA siswa kelas VIIA SMP Negeri 1 Melinting Kabupaten Lampung Timur pada semester genap tahun pelajaran 2012-2013. Aktivitas siswa yang diamati meliputi memperhatikan penjelasan guru, mengisi LKS, bertanya pada teman, menjawab pertanyaan teman dan melakukan kegiatan diskusi. Sedangkan hasil belajar yang diamati hasil nilai kognitif siswa.

Dalam pembelajaran siswa dikelompokkan menjadi 6 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 5 orang siswa, dengan kemampuan kognitif yang heterogen dan jenis kelamin yang berbeda .


(27)

B. Desain Penelitian

Materi pelajaran pada penelitian ini adalah KD : 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan antara komponen Ekosistem. Pada pelaksanaan

penelitian dilakukan tindakan berulang (siklus) untuk memperoleh hasil maksimal. Tindakan tersebut berupa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD utuk memperoleh hasil belajar yang maksimal.

Adapun tindakan berulang dalam penelitian tindakan menurut Supardi (2006: 104) adalah sebagai berikut

1. Perencanaan tindakan (Planning) 2. Penerapan tindakan ( Action)

3. Pengobservasian dan mengevaluasian proses dan hasil tindakan ( Observation and evaluation)

4. Melakukan refleksi (refleksion) untuk memperbaiki guna memperoleh peningkatan yang diharapkan tercapai (kriteria keberhasilan). Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat sebagai berikut :


(28)

Gambar 1. Penelitian Tindakan Kelas ( Model Kemmis dan Mc Tanggart )

C. Prosedur Penelitian

Penelitian ini terdiri dari dua tahap yaitu prapenelitian dan pelaksanaan penelitian. Adapun langkah-langkah dari tahap penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Prapenelitian

Kegiatan yang dilakukan pada prapenelitian sebagai berikut : a. Membuat izin untuk melakukan penelitian

b. Mengadakan observasi ke sekolah tempat diadakannya penelitian, untuk mendapatkan informasi tentang keadaan kelas yang diteliti.

REFLEKSI

TINDAKAN/

OBSERVASI

TINDAKAN

OBSERVASI

REFLEKSI

RENCANA

RENCANA

DIREVISI

RENCANA

RENCANA

YANG DIREVISI


(29)

c. Mengambil data yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan kelompok.

d. Membentuk kelompok pada kelas yang bersifat heterogen berdasarkan nilai akademik siswa, setiap kelompok terdiri atas 5 siswa dengan

ketentuan 2 siswa nilai tinggi,1 siswa dengan nilai sedang, dan 1 siswa dengan nilai yang rendah. Nilai diperoleh dari dokumentasi guru kelas. e. Membuat perangkat pembelajaran yang terdiri dari silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk setiap pertemuan serta instrumen evaluasi.

f. Membuat lembar observasi aktivitas siswa dan catatan lapangan. g. Membuat perangkat test untuk mengetahui hasil belajar siswa.

2. Tahap pelaksanaan

Rencana terdiri 3 siklus dan setiap siklus 2 kali pertemuan.

No Siklus Pertemuan Materi

1 I

1 Komponen –komponen dalam ekositem

2 Komponen biotik dan abiotik

2 II

3 Satuan-satuan dalam ekosistem 4 Macam-macam Ekosistem

3 III

5 Komponen penyusun ekosistem 6 Rantai dan jaring-jaring makanan


(30)

Skenario Pembelajaran

Kegiatan Guru Kegiatan siswa

Pendahuluan:

a. Guru membacakan tujuan pembelajaran

b. Guru memberikan apersepsi : tentang ekosistem

c. Guru memberi motivasi: tentang ekosistem

a. Siswa memperhatikan dan mendengarkan guru

b.Siswa menjawab pertanyaan pertanyaan guru

c.Siswa menjawab pertanyaan

Kegiatan inti :

a. Guru membagi dalam kelom pok 4-5 siswa

b. Guru membagikan LKS

c. Guru meminta siswa mengerjakan d. Guru membimbing dan fasilitator

dalam kelompok belajar

e. Guru meminta salah satu kelompok untuk memprsentasikan hasil f. Guru memberi kesempatan bertanya

atau menanggapi hasil presentasi g. Guru Membahas kembali hasil

diskusi

a. Siswa membentuk kelom pok

b. Siswa menerima LKS c. Siswa mengerjakan LKS

d. Siswa bertanya kepada guru

e. Kelompok yang ditunjuk memprsentasikan hasil f. Siswa bertanya atau me nanggapi hasil presentasi g. Bersama-sama membahas

kembali materi ekosistem Kegiatan penutup :

a. Guru membimbing siswa menyimpulkan materi

b. Guru memberikan predikat kepada masing-masing kelompok

c. Guru memerintahkan siswa mempelajari materi yang akan dipelajari selanjutnya

a. Siswa dan guru bersama- sama membuat kesimpulan b.Masing-masing kelompok

memperoleh predikat c. Siswa menyanggupi


(31)

D. Tahap evaluasi

Evaluasi dilakukan terhadap pelaksanaan tindakan berdasarkan jurnal harian, lembar observasi aktivitas siswa, dan tes hasil belajar yang telah diisi oleh siswa, pengamat, dan guru mitra. Mencatat kelebihan dan kekurangan selama proses pembelajaran dengan model Kooperatif tipe STAD baik guru peneliti atau siswa oleh pengamat atau guru mitra.

E. Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan adalah:

(1) Lembar Kerja Siswa (LKS) yang digunakan untuk membantu guru dalam proses pembelajaran.

(2) Lembar observasi aktivitas belajar untuk mengetahui aktivitas belajar siswa.

(3) Lembar tes hasil belajar yang berupa post test untuk mendapatkan nilai hasil belajar siswa.


(32)

Petunjuk :

1. Isilah kolom dalam tabel aktivitas siswa jumlah siswa yang melakukan kegiatan pada masing-masing indikator :

Tabel 1. Aktivitas siswa pembelajaran kooperatif tipe STAD

No Aktivitas siswa Frekuensi

(n)

Persentase (%) 1 Memperhatikan penjelasan guru

2 Mengisi LKS

3 Bertanya pada teman

4 Menjawab pertanyaan teman 5 Melakukan kegiatan diskusi

Tabel 2. Hasil belajar siswa

No Nama siswa Siklus I Siklus II Siklus III N T TT N T TT N T TT 1

2 3 4 5

Rata-rata

Keterangan :

N = Nilai T = Tuntas


(33)

CATATAN LAPANGAN GURU Mata pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam

Kelas : VIIA

Semester : Genap

Materi : Ekosistem

Siklus : I/II/III

1 Kegiatan awal waktu 07.30 – 07.40

………..

………

……….

.……… ………. 2. Kegaiatan Inti waktu 07.40 - 09.10

………..

……….

……….. ……….. ……….. ……….. 3. Kegiatan penutup waktu 09.10 – 0920

……….. ……….. ………..

Melinting, Mei 2013 Observer

Hertlia Ferni, S.Pd.


(34)

ANGKET SISWA

Berikan tanda ( √ ) pada pilihan jawaban ya atau tidak dari pernyataan – pernyataan di bawah ini !

No Pernyataan - pernyataan Ya Tidak

1 Pembelajaran IPA hari ini sangat menbosankan

2 Pembelajaran IPA hari ini saya rasakan lebih membingungkan

3 Pembelajaran hari ini membuat saya semakin tidak senang terhadap pelajaran IPA

4 Pembelajaran IPA hari ini sangat membantu saya dapat berbagi dengan kawan

5 Saya merasa senang belajar karena mendapat perhatian dari kawan dalam kelompok

6 Saya hari ini dapat lebih aktif dalam belajar 7 Saya dapat lebih akrab dengan teman sekelas

8 Guru membantu dan membimbing saya dalam belajar

9 Saya mendapatkan perhatian guru yang sama dengan teman saya

10 Saya mengharapkan proses pembelajaran untuk selanjutnya dengan cara yang seperti ini


(35)

F. Tehnik Pengumpulan data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah melalui observasi, tes, dan catatan lapangan.

1. Observasi

Observasi dilakukan observer untuk megamati aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Observer pada kegiatan ini adalah satu orang. Data aktivitas diperoleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa.

Aktivitas yang diamati yaitu :

a. Memperhatikan penjelasan guru b. Mengisi LKS

c. Bertanya pada teman

d. Menjawab pertanyaan teman e. Melakukan kegiatan diskusi

Kelompok yang memperoleh rata-rata skor perkembangan sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan berhak memperoleh penghargaan.

2. Test

Test dilakukan untuk megetahui hasil belajar IPA yang diberikan pada akhir siklus degan tujuan untuk predikat suatu kelompok dalam

pemberian penghargaan dan untuk megetahui peningkatan hasil belajar siswa setiap siklus. Hasil tes setiap siklus dikumpulkan untuk kemudian melakukan tahapan-tahapan tes disetiap siklus sehingga dapat diketahui


(36)

aktivitas belajar dan hasil belajar IPA pada siswa kelas VIIA SMPN 1 Melinting Lampung Timur semester genap.

G. Teknik Analisis Data

1. Data Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas yang dilakukan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung diperoleh melalui lembar observasi. Setiap siswa diamati aktivitasnya dengan memberikan tanda (√ ) pada lembar observasi jika aktivitas dilakukan sesuai indikator yang telah ditentukan. Untuk meghitung jumlah aktivitas yang dilakukan siswa setiap pertemuan digunakan rumus :

%Ai =

A Ai

x 100%

Keterangan:

%Ai = Persentase aktivitas siswa pada setiap pertemuan

Ai= Jumlah indikator aktivitas siswa pada setiap pertemuan

A = Jumlah seluruh aktivitas yang diamati

Arikunto (2000: 57) mengklasifikasikan aktivitas sebagai berikut : 1. 81% - 100% adalah aktivitas siswa sagat tinggi

2. 61% - 80% adalah aktivitas siswa tinggi 3. 41% - 60% adalah aktivitas siswa sedang 4. 21% - 40% adalah aktivitas siswa rendah

Jika lebih dari 70% aktivitas yang dilakukan siswa maka siswa tersebut dikatakan aktif .


(37)

oleh karena itu siswa dikatakan aktif jika 4 aktivitas minimal melakukan 3 aktivitas.

Selanjutnya utuk melihat persentase siswa yang aktif dipergunakan rumus :

% SA =

A SA

Keterangan :

% SA = Persentase siswa aktif pada setiap pertemuan

SA = Jumlah siswa yang aktif pada setiap pertemuan

A = Jumlah seluruh siswa

2. Data hasil belajar siswa

Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil post tetst siklus. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal sekolah, maka siswa dikategorikan tuntas

apabila memperoleh nilai ujian akhir siklus ≥ 65. Untuk menentukan

persentase siswa tuntas belajar digunakan rumus :

ST =

n St

x 100% Keterangan :

ST = Persentase siswa yang tuntas

St = Banyaknya siswa yang tuntas n = Banyaknya siswa


(38)

H. Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan aktivitas belajar siswa berkategori aktif mencapai 70 % dari jumlah siswa, 85% siswa mencapai ketuntatasan nilai hasil belajar dan kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berkategori baik mencapai

≥ 65


(39)

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD berpengaruh dalam

peningkatan aktivitas belajar siswa pada sub materi pokok ekosistem pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Melinting Lampung Timur T.P 2012-2013.

2. Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada sub materi ekosistem pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Melinting Lampung Timur T.P 2012-2013.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, saran-saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, model kooperatif tipe STAD dapat dijadikan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, terutama bagi kelas yang belum pernah menggunakan pembelajaran kooperatif.


(40)

2. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD hendaknya guru dapat mengarahkan siswa agar bekerja sama dan saling membantu dalam

memahami materi saat berdiskusi. Guru juga perlu memperhatikan alokasi waktu yang cukup untuk siswa bertanya, berdiskusi dan presentasi.


(41)

Abdurrahman. 1999. Metode Pembelajaran Tindakan Kelas. Grafindo. Jakarta Arikunto, Suharsini, dkk 2000 Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta Dimyati dan Mudjiono.1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta Hamalik, O.2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta

Ibrahim, Muslimin., dkk 2000. Pembelajaran Kooperatif. University Press Unesa. Surabaya

Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. PT Rosda Karya.Bandung

Oktaria. 2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Skripsi Univertsitas Lampung

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD . 2011 . http://www.sarjanaku.com ( 24 September 2012 )

Sanjaya. Wina 2008 . Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses pendidikan. Prenada. Jakarta

Sardiman. 2008. Interaksi dan motivasi belajar Mengajar . Raja Grafindo Persada. Jakarta

Slameto. 2003 Belajar dan faktor –faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Slavin , Robert. 2008. Cooperatif Learning : Teori, Riset dan Pratek diterjemahkan oleh Nurulita. Nusa Media. Bandung

Sudjana. 2004. Dasar-dasar Proses belajar megajar. Algasindo. Bandung

Uno, B hamzah 2008. Teori Motivasi dan pegukurannya. Bumi Aksara. Jakarta Winkel. 1983. Bimbingan dan konseling di sekolah menengah. Gramedia. Jakarta


(1)

aktivitas belajar dan hasil belajar IPA pada siswa kelas VIIA SMPN 1 Melinting Lampung Timur semester genap.

G. Teknik Analisis Data

1. Data Aktivitas Belajar Siswa

Data aktivitas yang dilakukan siswa selama kegiatan pembelajaran berlangsung diperoleh melalui lembar observasi. Setiap siswa diamati aktivitasnya dengan memberikan tanda (√ ) pada lembar observasi jika aktivitas dilakukan sesuai indikator yang telah ditentukan. Untuk meghitung jumlah aktivitas yang dilakukan siswa setiap pertemuan digunakan rumus :

%Ai =

A Ai x 100% Keterangan:

%Ai = Persentase aktivitas siswa pada setiap pertemuan

Ai= Jumlah indikator aktivitas siswa pada setiap pertemuan

A = Jumlah seluruh aktivitas yang diamati

Arikunto (2000: 57) mengklasifikasikan aktivitas sebagai berikut : 1. 81% - 100% adalah aktivitas siswa sagat tinggi

2. 61% - 80% adalah aktivitas siswa tinggi 3. 41% - 60% adalah aktivitas siswa sedang 4. 21% - 40% adalah aktivitas siswa rendah

Jika lebih dari 70% aktivitas yang dilakukan siswa maka siswa tersebut dikatakan aktif .


(2)

oleh karena itu siswa dikatakan aktif jika 4 aktivitas minimal melakukan 3 aktivitas.

Selanjutnya utuk melihat persentase siswa yang aktif dipergunakan rumus :

% SA =

A SA

Keterangan :

% SA = Persentase siswa aktif pada setiap pertemuan

SA = Jumlah siswa yang aktif pada setiap pertemuan

A = Jumlah seluruh siswa

2. Data hasil belajar siswa

Data hasil belajar siswa diperoleh dari hasil post tetst siklus. Berdasarkan kriteria ketuntasan minimal sekolah, maka siswa dikategorikan tuntas apabila memperoleh nilai ujian akhir siklus ≥ 65. Untuk menentukan persentase siswa tuntas belajar digunakan rumus :

ST =

n St

x 100%

Keterangan :

ST = Persentase siswa yang tuntas

St = Banyaknya siswa yang tuntas n = Banyaknya siswa


(3)

H. Indikator keberhasilan

Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah adanya peningkatan aktivitas belajar siswa berkategori aktif mencapai 70 % dari jumlah siswa, 85% siswa mencapai ketuntatasan nilai hasil belajar dan kinerja guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran berkategori baik mencapai ≥ 65


(4)

BAB V. SIMPULAN DAN SARAN

A.Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan bahwa: 1. Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD berpengaruh dalam

peningkatan aktivitas belajar siswa pada sub materi pokok ekosistem pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Melinting Lampung Timur T.P 2012-2013.

2. Pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe STAD berpengaruh dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada sub materi ekosistem pada siswa kelas VII A SMP Negeri 1 Melinting Lampung Timur T.P 2012-2013.

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, saran-saran yang ingin disampaikan adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa, model kooperatif tipe STAD dapat dijadikan salah satu alternatif yang dapat diterapkan dalam proses pembelajaran, terutama bagi kelas yang belum pernah menggunakan pembelajaran kooperatif.


(5)

2. Dalam penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD hendaknya guru dapat mengarahkan siswa agar bekerja sama dan saling membantu dalam

memahami materi saat berdiskusi. Guru juga perlu memperhatikan alokasi waktu yang cukup untuk siswa bertanya, berdiskusi dan presentasi.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 1999. Metode Pembelajaran Tindakan Kelas. Grafindo. Jakarta Arikunto, Suharsini, dkk 2000 Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta Dimyati dan Mudjiono.1999. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta. Jakarta Hamalik, O.2008. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta

Ibrahim, Muslimin., dkk 2000. Pembelajaran Kooperatif. University Press Unesa. Surabaya

Mulyasa. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. PT Rosda Karya.Bandung

Oktaria. 2008. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Skripsi Univertsitas Lampung

Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD . 2011 . http://www.sarjanaku.com ( 24

September 2012 )

Sanjaya. Wina 2008 . Strategi Pembelajaran berorientasi Standar Proses pendidikan. Prenada. Jakarta

Sardiman. 2008. Interaksi dan motivasi belajar Mengajar . Raja Grafindo Persada. Jakarta

Slameto. 2003 Belajar dan faktor –faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Slavin , Robert. 2008. Cooperatif Learning : Teori, Riset dan Pratek

diterjemahkan oleh Nurulita. Nusa Media. Bandung

Sudjana. 2004. Dasar-dasar Proses belajar megajar. Algasindo. Bandung

Uno, B hamzah 2008. Teori Motivasi dan pegukurannya. Bumi Aksara. Jakarta Winkel. 1983. Bimbingan dan konseling di sekolah menengah. Gramedia. Jakarta


Dokumen yang terkait

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN TIPE STAD DENGAN PENDEKATAN DISCOVERY TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR (Studi pada siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Blambangan Umpu Way Kanan Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 11 61

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA (Studi pada siswa kelas VII SMP Negeri 1 Seputih Agung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 2 49

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 28 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 4 66

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR (Studi pada siswa kelas VII SMP Negeri 10 Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012)

0 3 53

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA (Studi Pada Siswa Kelas VIII SMP Pelita Bangsa Bandar Lampung Semester Genap Tahun Pelajaran 2012/2013).

0 5 35

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIERVEMENT DIVISIONS) DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 1 KEDONDONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 8 61

UPAYA PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIERVEMENT DIVISIONS) DI KELAS VII.1 SMP NEGERI 1 KEDONDONG TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 4 60

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

0 6 88

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHEIVEMENT DIVISION) Skripsi pada siswa kelas VIIA Semester Genap SMP Negeri 1 Melinting Lampung Timur Tahun 2012-2013)

0 10 41

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD MELALUI METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS XI IPA 1 SMAN 5 METRO

0 0 14