Latar Belakang Masalah Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Terhadap Organizational Citizenship Behavior pada Guru SMAN I Kuta.

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan kebiasaan sekelompok orang yang diturunkan dari suatu generasi ke generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian. Pendidikan di Indonesia semakin hari kualitasnya makin rendah. Berdasarkan survey United Nations Educational, Scientific and Cultural UNESCO, terhadap kualitas pendidikan di Negara berkembang di asia pacific, Indonesia menempati peringkat 10 dari 14 negara. Sedangkan untuk kualitas para guru, kualitasnya berada pada level 14 dari 14 negara berkembang. Salah satu faktor rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia adalah karena lemahnya para guru dalam menggali potensi anak didiknya. Para pendidik seringkali memaksakan kehendaknya tanpa pernah memperhatikan kebutuhan, minat dan bakat yang dimiliki siswanya. Kelemahan para pendidik kita, mereka tidak pernah menggali masalah dan potensi para siswa Salah satu pihak yang berpengaruh sangat penting dalam dunia pendidikan Indonesia adalah keberadaan guru sebagai pendidik dan pengajar yang akan mengarahkan generasi bangsa kearah yang benar dan tepat. Keadaan guru di Indonesia juga amat memprihatinkan. Kebanyakan guru belum memiliki profesionalisme yang memadai untuk menjalankan tugasnya sebagai mana disebut dalam pasal 39 UU No 202003 yaitu merencanakan pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan, melakukan pelatihan, melakukan 2 penelitian dan melakukan pengabdian masyarakat. Bila diukur dari persyaratan akademis, baik menyangkut pendidikan minimal maupun kesesuaian bidang studi dengan pelajaran yang harus diberikan kepada anak didik, ternyata banyak guru yang tidak memenuhi kualitas mengajar. Dewasa ini dalam menjalankan sejumlah tugas peran seorang guru tidak cukup hanya melakukan tugasnya sesuai dengan Job Description saja, namun mereka harus memiliki perilaku ekstra peran atau yang sering disebut dengan Organizational Citizenship Behavior OCB. Organ et al. 2006:8 mendefinisikan OCB meruapakan kontribusi individu yang melebihi tuntutan peran di tempat kerja dan direward berdasarkan hasil kinerja individu. OCB ini melibatkan beberapa perilaku menolong orang lain, menjadi volunteer untuk tugas extra, patuh terhadap aturandan prosedur di tempat kerja. Perilaku ini menggambarkan nilai tambah guru. Kunci sukses pertumbuhan suatu organisasi adalah kemampuan organisasi dalam merekrut, mengembangkan dan mempertahankan sumber daya manusianya. Dalam hal ini sumber daya manusia tidak hanya diharapkan memiliki skill dan kualitas yang baik namun juga memiliki perilaku Organizational Citizenship Behavior OCB yang dimana akan membantu rekan kerja untuk menyelesaikan tugas. Untuk memunculkan OCB pada guru tentunya guru harus merasa puas terlebih dahulu. Aspek-aspek kepuasan kerja yaitu pekerjaan itu sendiri, gaji, pengakuan, supervisi, kerja sama yang baik dengan rekan kerja, serta kesempatan untuk berkembang, hal ini dikemukakan oleh Puspitawati Dan Riana 2014. Apabila guru sudah merasa senang, puas dan nyaman dalam bekerja maka akan 3 memunculkan perilaku Organizational Citizenship Behavior OCB yang akan menjadi hal positif bagi organisasi, karyawan akan puas jika pemimpinnya mampu memberikan perhatian kepada para karyawan atau bawahannya. Ardana,dkk. 2008:99 menyatakan bahwa kepemimpinan adalah faktor yang sangat penting dalam menggiring dan mempengaruhi prestasi organisasi. Tipe-tipe kepemimpinan menurut Robbins and Judge 2008:473 sebagai berikut : 1 tipe pemimpin otokratis, 2 tipe pemimpin militeristik, 3 tipe pemimpin paternalistis, 4 tipe pemimpin karismatis, 5 tipe pemimpin demokratis, 6 tipe pemimpin transformasional, 7 tipe pemimpin transaksional. Robbins and Judge 2008:473 mengatakan kepemimpinan transformasional yaitu pemimpin yang mencurahkan perhatiannya kepada persoalan-persoalan yang dihadapi oleh para pengikutnya dan kebutuhan pengembangan dari masing-masing pengikutnya dengan cara memberikan semangat dan dorongan untuk mencapai tujuannya. Yukl 2010:305 menyatakan kepemimpinan transformasional itu dimana terdapat rasa kepercayaan, kesetiaan, dan penghormatan bawahan dengan pimpinan, serta bawahan termotivasi untuk melakukan hal yang lebihdari yang mereka harapkan. Menurut Hughes et al. 2012:542 pemimpinan transformasional memiliki kekuatan untuk mempengaruhi bawahannya dengan cara-cara yang tertentu. Dengan penerapannya bawahan akan merasa dipercaya, dihargai, loyal dan respek kepada pemimpin itu sendiri. Selain kepuasan kerja dan kepemimpinan transformasional ada hal lain yang menjadi perilaku yang berdampak positif bagi organisasinya yaitu komitmen. Komitmen adalah kemampuan dan kemauan untuk menyelaraskan perilaku 4 pribadi dengan kebutuhan, prioritas dan tujuan organisasi. Hal ini mencakup cara- cara mengembangkan tujuan atau memenuhi kebutuhan organisasi yang intinya mendahulukan misi organisasi dari pada kepentingan pribadi.Beberapa organisasi memasukkan unsur komitmen sebagai salah satu untuk memegang suatu jabatan atau posisi tertentu dalam kualifikasi lowongan pekerjaan. Komitmen organisasi mencerminkan bagaimana seorang individu mengidentifikasikan dirinya sendiri dengan organisasi dan bagaimana individu tersebut terikat dengan tujuan-tujuan organisasi. Untuk meningkatkan komitmen karyawan, para manajer disarankan untuk meningkatkan kepuasan kerja. Organisasi yang memiliki karyawan yang merasa puas terhadap organisasinya cenderung akan menjadi lebih efektif dan lebih produktif dibandingkan dengan karyawan yang tidak puas Naqvi et al., 2013. Luthans dalam Achmad Sani, 2013 mendefinisikan komitmen sebagai sikap yang memiliki berbagai definisi dan pengukuran luas. Komitmen sebagaian besar didefinisikan sebagai keinginan yang kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi tertentu, keinginan untuk tetap berusaha mencapai tujuan yang sama dengan tujuan organisasi. Keberhasilan organisasi dapat dicapai apabila karyawan dapat berprilaku positif terhadap diri mereka sendiri dan organisasi, melalui kejelasan tujuan, menentukan peran karyawan, pemberdayaan karyawan, otonomi di tempat kerja, kepuasan kerja dan iklim kerja yang positif akan dapat mendorong prestasi, kreativitas dan kemampuan karyawan sehingga karyawan dapat bersikap positif terhadap organisasi Arabiyat et al., 2011. 5 Penelitian ini mengambil lokasi di SMAN 1 Kuta yang merupakan salah satu sekolah negeri yang ada di Kabupaten Badung.Sekolah ini terletak di Jl Dewi Saraswati Seminyak, sekolah ini memiliki banyak guru, pegawai dan siswa.Tabel 1.1 berikut memaparkan data jumlah guru dan pegawai di SMAN 1 pada tahun 2015. Tabel 1.1 Data Jumlah Guru dan Pegawai Menurut Status Pekerjaan di SMAN 1 Kuta. NO STATUS GURU PEGAWAI 1 Tetap 77 3 2 Tidak Tetap 8 23 Jumlah 85 26 Total 111 Sumber: SMAN 1 Kuta, 2015. Dengan cukup banyaknya sumber daya manusia yang tersedia, seringkali job description yang diberikan tidak dilaksanakan dengan baik.Hal ini menjadi masalah yang serius yang dimana berkaitan dengan eksistensi organisasi.Tingkat OCB di SMAN 1 Kuta dapat dikatakan cukup rendah, Hal ini dapat terungkap ketika dilakukannya wawancara dengan tujuh orang guru di SMAN 1 Kuta. Indikator rendahnya OCB sering terlihat dari kurangnya rasa saling membantu di antara sesama guru dalam menggantikan guru yang tidak masuk sekolah, kurangnya koordinasi antar sesama guru sehingga cenderung mengambil keputusan sendiri dalam tim, guru sering mengeluh ketika dihadapkan pada situasi yang kurang menguntungkan, para guru sering terlambat pada jam masuk kelas, dan selain itu juga para guru bersedia menghadiri kegiatan tidak wajib bila hanya ada perintah dari kepala sekolah. 6 Pada setiap organisasi guna memaksimalkan perilaku OCB karyawan diperlukan keefektifan peran pemimpin yang bersangkutan. Di SMAN 1 Kuta, pemimpin yang berperan untuk dapat memaksimalkan perilaku extra peran guru ada kepala sekolah. Permasalahan kepemimpinan yang ditemukan berdasarkan wawancara sementara dengan tujuh orang guru menyatakan bahwa kurangnya motivasi dan interaksi yang diberikan pihak kepala sekolah kepada guru sehingga mempengaruhi kurang optimalnya tugas yang dilakukan oleh guru. Selain peran pemimpin yang bersangkutan beberapa penelitian juga menemukan bahwa kepuasan kerja dan komitmen organisasional dapat memaksimalkan perilaku OCB. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan tujuh orang guru di SMAN 1 Kuta dapat dilihat tidak puasnya guru terhadap hubungan rekan kerja yang dirasakan tidak terjalin dengan baik dan minimnya para guru untuk berpartisipasi dalam setiap kegiatan sekolah. Berdasarkan penelitian terdahulu dan masalah yang terdapat di SMAN 1 Kuta, maka dilakukan penelitian mengenai Pengaruh Kepemimpinan Transformasional, Kepusan kerja, dan Komitmen Organisasional Terhadap Organizational Citizenship Behavior OCB Di SMAN 1 Kuta .

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB) Pada Karyawan Auto2000 Cabang Gatot Subroto Medan

1 28 91

PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PENGARUH KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB) PADA KARYAWAN STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKART

0 0 16

Analisis Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Terhadap Organizational Citizenship Behavior.

0 0 24

Pengaruh Kepuasan Kerja dan Komitmen Organisasional Terhadap Organizational Citizenship Behavior di LPD Desa Adat Kedonganan.

1 2 38

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL TERHADAP KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR PADA PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG RENON.

0 0 14

Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Komitmen Organisasional dan Organizational Citizenship Behavior (OCB) (Studi Pada Kantor Pusat Unud).

1 3 38

PENGARUH KEPEMIMPINAN TRANSFORMASIONAL, KEPUASAN KERJA, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR DI PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH BALI CABANG RENON.

1 3 17

Pengaruh Kepemimpinan Transformasional Terhadap Kepuasan Kerja Dan Organizational Citizenship Behavior Pada PT. Sinar Nusra Press Utama.

1 3 30

pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan transaksional pada Organizational citizenship Behavior dengan kepuasan kerja sebagai pemediasi.

0 0 15

KEPUASAN KERJA SEBAGAI PENDORONG KOMITMEN ORGANISASIONAL DAN ORGANIZATIONAL CITIZENSHIP BEHAVIOR (OCB)

1 2 10