Citra watermark W Dibaca parameter F Encoding parameter F menjadi Konversi C

3.3.7. Citra watermark W

Pola Citra X yang sudah menghasilkan Pola Modifikasi X’, kemudian ditanamkan atau disisipkan ke dalam Citra digital asli I, sehingga akan dihasilkan Citra Watermark W. Berdasarkan diagram blok pada gambar 3.2, maka langkah proses encoding angka-angka parameter F dilakukan dengan menggunakan algoritma Huffman. Langkah proses tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

3.3.8. Dibaca parameter F

Setiap angka parameter F ditampung dalam sebuah variabel, diberi indeks dan dihitung semua frekuensi kemunculan setiap karakter. Hal ini dilakukan dengan menghitung semua karakter dari awal hingga akhir. Proses ini ditunjukkan pada Tabel 3.2. Tabel 3.2. Angka-angka dalam parameter F

3.3.9. Encoding parameter F menjadi Konversi C

Proses ini terdiri dari beberapa langkah berikut: a Diurutkan angka-angka parameter F dari yang terkecil hingga yang yang terbesar. Kemudian pada pembentukan pohon yaitu dengan membagi dua pohon menjadi frekuensi yang lebih kecil, kemudian dihubungkan pada sebuah akar. Akar tersebut kemudian dipisah kembali dan digabung dengan akar yang berada di atasnya akar baru. Contoh: indeks Angka-angka parameter F frekuensi 1 1 1 2 1 2 3 1 3 7 1 4 8 1 5 15 1 6 10 1 7 11 1 Universitas Sumatera Utara Angka-angka parameter F diurutkan berdasarkan nilai terkecil hingga yang terbesar ditunjukkan pada gambar 3.11. Gambar 3.11. Urutan angka-angka parameter F beserta frekuensinya Dua buah daun yang memiliki nilai terkecil digabung membentuk sebuah pohon, ditunjukkan pada gambar 3.12. Gambar 3.12. Pohon dibentuk dari dua daun dengan nilai terkecil Daun dengan nilai terkecil dan pohon sebelumnya dihubungkan oleh sebuah akar yang baru, ditunjukkan pada gambar 3.13. Gambar 3.13. Daun dengan nilai terkecil dan pohon sebelumnya dihubungkan oleh sebuah akar yang baru Daun dengan nilai terkecil dan pohon sebelumnya dihubungkan oleh sebuah akar yang baru, ditunjukkan pada gambar 3.14. 1,2:28 1:18 2:18 3:18 7:18 8:18 10:18 11:18 15:18 1:18 2:18 3:18 7:18 8:18 10:18 11:18 15:18 1,2:28 1:18 2:18 3:18 7:18 8:18 10:18 11:18 15:18 1,2,3:38 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.14. Daun dengan nilai terkecil dan pohon sebelumnya dihubungkan oleh sebuah akar yang baru Daun dengan nilai terkecil dan pohon sebelumnya dihubungkan oleh sebuah akar yang baru, ditunjukkan pada gambar 3.15. Gambar 3.15. Daun dengan nilai terkecil dan pohon sebelumnya dihubungkan oleh sebuah akar yang baru Daun dengan nilai terkecil dan pohon sebelumnya dihubungkan oleh sebuah akar yang baru, ditunjukkan pada gambar 3.16. 1,2:28 1:18 2:18 3:18 7:18 8:18 10:18 11:18 15:18 1,2,3:38 1,2,3,7:48 1,2:28 1:18 2:18 3:18 7:18 8:18 10:18 11:18 15:18 1,2,3:38 1,2,3,7:48 1,2,3,7,8:58 Universitas Sumatera Utara Gambar 3.16. Daun dengan nilai terkecil dan pohon sebelumnya dihubungkan oleh sebuah akar yang baru Daun dengan nilai terkecil dan pohon sebelumnya dihubungkan oleh sebuah akar yang baru, ditunjukkan pada gambar 3.17. Gambar 3.17. Daun dengan nilai terkecil dan pohon sebelumnya dihubungkan oleh sebuah akar yang baru 1,2:28 1:18 2:18 3:18 7:18 8:18 10:18 11:18 15:18 1,2,3:38 1,2,3,7:48 1,2,3,7,8:58 1,2,3,7,8,10:58 1,2:28 1:18 2:18 3:18 7:18 8:18 10:18 11:18 15:18 1,2,3:38 1,2,3,7:48 1,2,3,7,8:58 1,2,3,7,8,10:68 1,2,3,7,8,10,11:78 Universitas Sumatera Utara Daun terakhir dan pohon sebelumnya dihubungkan oleh sebuah akar yang baru, ditunjukkan pada gambar 3.18. Gambar 3.18. Daun dengan nilai terkecil dan pohon sebelumnya dihubungkan oleh sebuah akar yang baru b Proses berikutnya yaitu proses rekursif dari proses kedua sehingga akar utama pohon memiliki frekuensi bernilai 1. c Kemudian pada setiap sisi pohon di sebelah kiri diberi label “0” dan sisi di sebelah kanan diberi label “1”. 1,2:28 1:18 2:18 3:18 7:18 8:18 10:18 11:18 15:18 1,2,3:38 1,2,3,7:48 1,2,3,7,8:58 1,2,3,7,8,10:68 1,2,3,7,8,10,11:78 1,2,3,7,8,10,11,15:1 Universitas Sumatera Utara Contoh: Proses setiap sisi pohon diberi label, ditunjukkan pada gambar 3.19. Gambar 3.19. Pohon dan simpul daun diurutkan berdasarkan nilainya d Penelusuran, penyimpanan dan pembentukan Konversi C. Penelusuran pohon biner akan menghasilkan Konversi C. Konversi C adalah karakter yang terdiri dari bilangan biner pada sisi cabang pohon diikuti dengan karakter dari isi simpul daun yang dibaca atau dikunjungi dalam pohon biner yang terbentuk dari angka-angka parameter F. Langkah-langkah prosesnya adalah sebagai berikut. 1,2:28 1:18 2:18 3:18 7:18 8:18 10:18 11:18 15:18 1,2,3:38 1,2,3,7:48 1,2,3,7,8:58 1,2,3,7,8,10:68 1,2,3,7,8,10,11:78 1,2,3,7,8,10,11,15:1 1 1 1 1 1 1 1 Universitas Sumatera Utara 1 Penelusuran simpul dimulai dari simpul terdalam yang belum diekspansi yang dimulai dari simpul akar. 2 Telusuri simpul paling kiri, jika ditemukan simpul daun, maka disimpan kode di sisi pohon dan isi dari simpul daun tersebut. Proses penyimpanannya akan diawali dengan simbol , kemudian diikuti dengan kode sisi cabang pohon, kemudian diikuti simbol kemudian isi pohon tersebut. Format penulisannya: kode_sisiisi_simpul_daun Proses ini ditunjukkan pada gambar 3.20. Contoh: Gambar 3.20. Bentuk pembentukan karakter dalam Konversi C