o Jika nilai α = 14, maka: Β
15
= 1 + 2.14 + 3.14
2
+ 7.14
3
+ 8.14
4
+ 15.14
5
+ 10.14
6
+ 11.14
7
= 1.243238417E9 Sehingga nilai β
15
= 10. p Jika nilai α = 15, maka:
Β
16
= 1 + 2.15 + 3.15
2
+ 7.15
3
+ 8.15
4
+ 15.15
5
+ 10.15
6
+ 11.15
7
= 2.005179331E9 Sehingga nilai β
16
= 6. 3 Dari perhitungan di atas, maka parameter F disebarkan ke dalam 16 pasangan
α
i
,β
i
, yaitu: 0,1, 1,6, 2,9, 3,10, 4,9, 5,11, 6,15, 7,7, 8,11, 9,14, 10,6,
11,2, 12,15, 13,0, 14,10, 15,6. Pasangan α,β ini akan digunakan untuk menentukan lokasi perubahan nilai
pixel pada Pola Citra X ukuran 16x16 pixel.
3.3.3. Input Citra digital asli I
Pada tahap ini, Citra digital asli I yang digunakan sebagai input adalah citra yang berwarna RGB Red, Green, Blue dalam bentuk format .bmp, .jpg, .gif, .png, dan
.tiff. Contoh:
Dimisalkan sebuah Citra digital asli I berwarna RGB Red, Green, Blue dengan ukuran 256x256 pixel yang akan diproses sebagai citra digital yang akan
mengalami watermark. Bentuk Citra digital asli I tersebut ditunjukkan pada gambar 3.3.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.3. Citra digital asli I dengan ukuran 256x256 pixel.
3.3.4. Dipilih posisi watermark PW
Dalam penelitian ini, posisi penyisipan watermark yang akan diuji terdiri dari lima lokasi, yaitu: di sudut kiri atas, di sudut kiri bawah, di sudut kanan atas, di sudut
kanan bawah dan di tengah pada Citra digital asli I. Berikut ini akan diuraikan cara penyisipan watermark pada lokasi yang telah ditentukan tersebut.
1 Di sudut kiri atas
Titik awal Px
c
,y
c
merupakan titik yang akan digunakan sebagai titik awal yaitu titik 0,0 dari Pola Citra X. Penentuan posisi titik pixel tersebut dapat
diperoleh dengan cara berikut ini. x
c
adalah posisi pada pixel horizontal Citra digital asli I paling kiri atas. y
c
adalah posisi pada pixel vertikal Citra digital asli I paling kiri atas. Contoh:
Maka diperoleh titik awal Px
c
,y
c
adalah pada titik 0,0 dari Cita digital asli I. Pada gambar 3.4 ditunjukkan posisi titik awal Px
c
,y
c
. 1
2 .
. .
254 255
0 1 2 ... 255
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4. Posisi titik awal Px
c
,y
c
pada sudut kiri atas dari Citra digital asli I
2 Di sudut kiri bawah
Titik awal Px
c
,y
c
merupakan titik yang akan digunakan sebagai titik awal yaitu titik 0,0 dari Pola Citra X. Penentuan posisi titik tersebut dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut ini. x
c
adalah titik nol pada pixel sumbu horizontal dari Citra digital asli I, sedangkan y
c
= Ny - 16 dimana:
x
c
adalah posisi pixel sumbu horizontal. y
c
adalah posisi pixel sumbu vertikal. Ny adalah ukuran panjang vertikal Citra digital asli I
Contoh: x
c
= 0 dan y
c
= 256-16 = 240 Maka diperoleh titik awal Px
c
,y
c
adalah pada titik 0,240. Pada gambar 3.5 ditunjukkan posisi titik awal Px
c
,y
c
. 0 1 2 3 ... 255
1 2
. .
.
255 titik awal Px
c
,y
c
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.5. Posisi titik awal Px
c
,y
c
pada posisi sudut kiri bawah dari Citra digital asli I
3 Di sudut kanan atas
Titik awal Px
c
,y
c
merupakan titik yang akan digunakan sebagai titik awal yaitu titik 0,0 dari Pola Citra X. Penentuan posisi titik tersebut dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut ini. x
c
= Nx – 16, sedangkan y
c
adalah titik nol pada posisi sumbu vertikal dari Citra digital asli I
dimana: x
c
adalah posisi pixel sumbu horizontal. y
c
adalah posisi pixel sumbu vertikal. Nx adalah ukuran panjang sumbu horizontal Citra digital asli I
Contoh: x
c
= 256-16 = 240 dan y
c
= 0 Maka diperoleh titik awal Px
c
,y
c
adalah pada titik 240,0. Pada gambar 3.6 ditunjukkan posisi titik awal Px
c
,y
c
. 0 1 2 3 ... 255
1 2
. .
.
255 titik awal Px
c
,y
c
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.6. Posisi titik awal Px
c
,y
c
pada sudut kanan atas dari Citra digital asli I
4 Di sudut kanan bawah
Titik awal Px
c
,y
c
merupakan titik yang akan digunakan sebagai titik awal yaitu titik 0,0 dari Pola Citra X. Penentuan posisi titik tersebut dapat
diperoleh dengan menggunakan persamaan berikut ini. x
c
= Nx – 16, sedangkan y
c
= Ny - 16 dimana:
x
c
adalah posisi pixel sumbu horizontal. y
c
adalah posisi pixel sumbu vertikal. Nx adalah ukuran panjang sumbu horizontal Citra digital asli I
Ny adalah ukuran panjang sumbu vertikal Citra digital asli I Contoh:
x
c
= 256-16 = 240 dan y
c
= 256-16 = 240 Maka diperoleh titik awal Px
c
,y
c
adalah pada titik 240,240. Pada gambar 3.7 ditunjukkan posisi titik awal Px
c
,y
c
. 0 1 2 3 ... 255
1 2
. .
.
255 titik awal Px
c
,y
c
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.7. Posisi titik awal Px
c
,y
c
pada sudut kanan bawah dari Citra digital asli I
5 Di tengah
Titik awal Px
c
,y
c
merupakan titik yang akan digunakan sebagai yaitu titik 0,0 dari Pola Citra X. Penentuan posisi titik tersebut dapat diperoleh dengan
menggunakan persamaan berikut ini. x
c
= Nx 2 y
c
= Ny 2 dimana:
x
c
adalah posisi pixel sumbu horizontal. y
c
adalah posisi pixel sumbu vertikal. Nx adalah ukuran panjang sumbu horizontal Citra digital asli I
Ny adalah ukuran panjang sumbu vertikal Citra digital asli I Contoh:
x
c
= 2562 = 128 y
c
= 2562 = 128 0 1 2 3 ... 255
1 2
. .
.
255 titik awal Px
c
,y
c
Universitas Sumatera Utara
Maka diperoleh titik awal Px
c
,y
c
adalah titik 128,128. Pada gambar 3.8 ditunjukkan posisi titik awal Px
c
,y
c
.
Gambar 3.8.
Posisi titik awal Px
c
,y
c
pada posisi tengah dari Citra digital asli I
3.3.5. Pola Citra X