16
1.7.2 Asas Separabilitas
Hubungan antara perikatan dan perjanjian adalah “perjanjian menerbitkan perikatan”, perjanjian adalah salah satu sumber perikatan di
samping sumber-sumber lain. Menurut KUHPer dalam Pasal 1313 yang menyatakan:
“perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terha
dap satu orang lain atau lebih” Dari rumusan yang diberikan tersebut bahwa dari perjanjian
dilahirkan perikatan, yaitu kewajiban untuk melakukan sesuatu, menyerahkan sesuatu atau untuk melakukan sesuatu. Pada praktiknya,
sebagaimana juga dapat dilihat dari macam-macam perjanjian bernama yang diatur secara khusus dalam KUHPerdata, suatu perjanjian dapat
melahirkan lebih dari satu perikatan. Misalnya dalam jual beli, penjual memiliki kewajiban untuk tidak hanya menyerahkan barang yang dijual,
melainkan untuk memberikan penanggungan terhadap barang yang dijual, melainkan untuk memberikan penanggungan terhadap barang yang dijual,
yaitu bahwa benda yang dijual adalah benar miliknya dan lepas dari cacat- cacat tersembunyi. Bahkan lebih jauh lagi dimungkinkan terjadinya
penggabungan berbagai macam kesepakatan dalam suatu perjanjian utuh. Perjanjian yang demikian dinamakan dengan “severable contract”,
“severable contract” yang memuat lebih dari 1 satu kesepakatan dalam 1 satu perjanjian, praktik juga menunjukkan dikenalnya istilah “severbal
clause ” menurut Black’s Law Dicitonary, Severbal Clause ini adalah:
17
“a provision that keeps the remaining provision of a contract is any portion of that contract is judicially declare void
”.
11
Dimana dalam hal ini berarti di dalam suatu perjanjian dapat terdiri dari dua atau lebih perikatan.
Apabila salah satu dari perikatan dalam perjanjian itu batal, maka bukan berarti perikatan yang lain menjadi batal tetapi perikatan yang lain harus
tetap dilaksanakan. Dengan melihat pada penjelasan tersebut, maka jelas jika suatu perjanjian pun dapat terdapat severbal clause asas
separabilitas.
12
1.7.4 Teori Perjanjian