Pengertian Arbitrase Tinjauan Umum Mengenai Klausula Arbitrase Dalam Penyelesaian Sengketa Bisnis

25

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI KLAUSULA ARBITRASE DALAM

PENYELESAIAN SENGKETA BISNIS

2.1 Tinjauan Umum Mengenai Klausula Arbitrase Dalam Penyelesaian Sengketa Bisnis

2.1.1 Pengertian Arbitrase

Istilah arbitrase berasal dari kata arbitrare latin, arbitrage BelandaPerancis, arbitration Inggris dan schiedspruch Jerman, yang berarti kekuasaan untuk menyelesaikan sesuatu menurut kebijaksanaan atau perdamaian melalu arbiter atau wasit. 26 Berdasarkan ketentuan pasal 1 angka 1 UU AAPS, arbitrase adalah cara penyelesaian suatu sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa. Secara sederhana arbitrase merupakan suatu penyelesaian sengketa yang kewenangan absolutnya ditentukan pada didasarkan atas suatu perjanjian atau klausula arbitrase yang telah disepakati oleh para pihak. Prasyarat yang utama bagi suatu proses arbitrase yaitu kewajiban pada para pihak membuat suatu kesepakatan tertulis atau perjanjian arbitrase arbitration clause atau arbitration agreement, dan kemudian menyepakati hukum dan tata cara bagaimana mereka akan mengakhiri penyelesaian sengketanya. Meningkatnya perkembangan perdagangan, keuangan dan industri akhir-akhir ini, apakah nasional maupun internasional, dan ditambah lagi dengan 26 Susanti Adi Nugroho, Op.Cit, hal. 78. persiapan-persiapan oleh masyarakat internasional menghadapi era globalisasi pada masa-masa mendatang, telah menimbulkan suasana liberalisasi ekonomi, industri, dan lain-lain. Dirasakan akan kebutuhan tata cara penyelesaian sengketa perdagangan dengan cepat dan murah yang juga dapat menjaga nama baik dan kepentingan perdagangan dari pihak-pihak yang bersengketa menetapkan keputusan yang dilandasi oleh pengetahuan, keahlian, dan pengalaman yang memuaskan para pihak yang mungkin tidak dapat diperoleh dari lembaga- lembaga lainnya. Arbitrase merupakan istilah yang dipakai untuk menjabarkan suatu bentuk tata cara damai yang sesuai atau sebagai penyediaan dengan cara bagaimana menyelesaiakan sengketa yang timbul, sehingga mencapai suatu hasil tertentu yang secara hukum final dan mengikat. Adapun bebrapa pengertian mengenai arbitrase yang diberikan oleh beberapa pakar hukum, antara lain: a. Frank Elkoury dan Edna Elkoury dalam bukunya How Works disebutkan, bahwa arbitrase adalah suatu proses yang mudah atau simpel yang dipilih oleh para pihak secara sukarela yang ingin agar perkaranya diputus oleh juru pisah yang netral sesuai dengan pilihan mereka di mana keputusan mereka ber dasarkan dalil-dali dalam perkara tersebut. Para pihak setu sejak semula untuk menerima putusan tersebut secara final dan mengikat. 27 b. Gary Goodpaster mengemukakan sebagai berikut: Arbitration is the private adjudication of disputes parties, anticipating possible disputes or experiencing an actual dispute, agree to submi their dispute to a decision maker they in some fashion select. 28 Arbitrase adalah ajudikasi pribadi pihak sengketa, mengantisipasi kemungkinan perselisihan atau mengalami sengketa yang sebenarnya, setuju untuk menyerahkan sengketa mereka ke pembuat keputusan mereka dalam beberapa mode pilihan. 27 Frank Elkoury dan Edna Elkoury dalam bukunya How Works dikutip dari buku Suleman Batubara dan Orunton Purba, 2013, Arbitrase Internasional, Raih Aksa Sukses Penebar Swadaya Grup, Jakarta, Hal. 9. 28 Gary Goodpaster dikuti dalam buku Andi Julia Cakrawala, op.cit, hal. 66. c. Altschul mengatakan bahwa: “Arbitration is an alternative dispute resolution system that is agreed to by all parties to a This system provides for private resolution of disputes in a speedy fashion. 29 Arbitrase adalah sistem penyelesaian sengketa alternatif yang disetujui oleh semua pihak yang dimana sistem ini memberikan resolusi pribadi sengketa secara cepat. d. R. Subekti menyebutkan, bahwa arbitrase adalah penyelesaian atau pemutusan sengketa oleh seseorang hakim atau para hakim berdasarkan persetujuan bahwa para pihak akan tunduk pada atau menaati keputusan yang diberikan oleh hakim atau para hakim yang mereka pilih atau tunjuk tersebut. 30 e. Priyatna Abdurrasid mengemukakan, bahwa arbitrase adalah suatu proses pemeriksaan suatu sengketa yang dilakukan secara yudi sial seperti dikehendaki oleh para pihak yang bersengketa, dan pemecahannya akan didasarkan kepada bukti-bukti yang diajukan oleh para pihak. 31 f. M. N. Purwosutjipto menyatakan, bahwa perwasitan adalah suatu peradilan perdamaian di mana para pihak bersepakat agar perselisihan mereka tentang hak pribadi yang dapat mereka kuasai sepenuhnya diperiksa dan diadili oleh hakim yang tidak memihak, yang ditunjuk oleh para pihak sendiri dan putusannya mengikat bagi kedua belah pihak. 32 g. Dalam Black’s Law Dictionary dijelaskan sebagai berikut: Arbitration is the reference of a dispute to an impartial third per- son chosen by the parties to the dispute who agree in aduance to abide by arbiters award issued after hearing at which both par- ties have and opportunity to be head. An arrangement for taking and abiding by the judgment of selected persons in some disputed matter, instead of carrying it to establish tribunal of justice, and is intended to avoid the formalities, the delay, the expense and taxation of ordinary ligation. 33 Arbitrase adalah referensi dari sengketa ke berimbang orang ketiga yang dipilih oleh para pihak 29 Ibid. 30 Subekti, Op.Cit, hal. 1. 29 H. Priyatna Abdurrasyid, Cetakan kedua 2011, Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa, Jakarta: Penerbit PT. Fikahati Aneska, hal. 56-57. 32 H.M.N. Poerwosutjipto, 1992, Pokok-pokok Hukum Dagang, Perwasitan, Kepailitan dan Penundaan Pembayaran, Cetakan III, Djambatan, Jakarta, hlm.1. 33 Black’s Law Dictionary sebagaimana dikutip dari Joni Emirzon, 2001, Alternatif Penyelesaian Sengketa di Luar Pengadilan: Negosiasi, Mediasi, Konsiliasi dan Arbitrase, PT. Gramedia Pustama Utama, Jakarta, hal. 96-97. yang bersengketa yang setuju di muka untuk mematuhi putusan arbiter yang dikeluarkan setelah mendengar, dimana kedua belah pihak memiliki dan kesempatan untuk menjadi kepala. Sebuah pengaturan untuk mengambil dan mematuhi penghakiman orang yang dipilih dalam beberapa masalah yang disengketakan, bukannya membawa itu untuk membangun pengadilan keadilan, dan dimaksudkan untuk menghindari formalitas, penundaan, biaya dan perpajakan ligasi biasa. h. Abdulkadir Muhammad memberi batasan bahwa arbitrase adalah badan peradilan swasta di luar lingkungan peradilan umum, yang dikenal khusus dalam dunia perusahaan. Arbitrase adalah peradilan yang dipilih dan ditentukan sendiri secara sukarela oleh pihak- pihak pengusaha yang bersengketa. Penyelesaian sengketa di luar pengadilan dapat dituangkan kehendak bebas para pihak. Kehendak sebelum atau sesudah terjadi sengketa sesuai dengan asas kebebasan berkontrak dalam perjanjian tertulis mereka buat sebelum atau sesudah terjadi sengketa sesuai dengan asas kebebasan berkontrak dalam hukum perdata. i. Dalam Kamus Hukum ELIPS disebutkan, bahwa arbitrase atau perwasitan adalah metode penyelesaian snegketa di luar pengadilan dengan menggunakan jasa wasit atas persetujuan para pihak yang bersengketa dan keputusan wasit mempunyai kekuatan hukum mengikat. Arbiter atau wasit adalah orang yang bukan hakim yang bertugas memeriksa dan mengadili perkara menurut tata cara perwasitan. 34 Berdasarkan pengertian tersebut, bahwa unsur-unsur arbitrase sebagai pengadilan a. cara penyelesaian sengketa secara privat atau di luar atau pengadilan; b. atas dasar perjanjian tertulis dari para pihak; c. untuk mengantisipasi sengketa yang mungkin terjadi atau yang sudah terjadi; d. dengan melibatkan pihak ketiga arbiter atau wasit yang berwenang mengambil keputusan; dan 34 Kamus ELIPS dikutipm dalam buku Racmadi Usman, Op.Cit, hal. 140. e. sifat putusannya final dan mengikat.

2.1.2 Sejarah Perkembangan Arbitrase