2.2 Endemisitas DBD
2.2.1 Endemis
Endemis adalah suatu keadaan dimana suatu penyakit atau agen infeksi tertentu secara  terus  menerus  ditemukan  dalam  suatu  wilayah  atau  dapat  dikatakan  sebagai
suatu penyakit yang umum ditemukan disuatu wilayah Ayuningtyas, 2013.
2.2.2 Stratifikasi Kecamatan DBD
Menurut  Kemenkes  RI,  2014  stratifikasi  kecamatan  DBD  adalah  sebagai berikut :
1. Kecamatan endemis yaitu kecamatan yang dalam 3 tahun terakhir, terdapat kasus ataupun  kematian  karena  demam  berdarah  dengue  secara  berurutan,  meskipun
jumlahnya hanya satu. 2. Kecamatan sporadis  yaitu kecamatan  yang dalam  3 tahun  terakhir terdapat  kasus
ataupun kematian karena penyakit demam berdarah dengue tetapi tidak berurutan disetiap tahunnya.
3.  Kecamatan  potensial  yaitu  kecamatan  yang  dalam  3  tahun  terakhir  tidak  pernah diketemukan  kasus  ataupun  kematian  karena  penyakit  DBD,  tetapi  penduduknya
padat, mempunyai hubungan transportasi yang ramai dengan wilayah yang lain dan presentasi rumah yang ditemukan jentik lebih atau sama dengan 5.
4. Kecamatan bebas yaitu kecamatan yang dalam tiga tahun terakhir tidak pernah ada penderita DBD dan persentasi rumah yang ditemukan jentik ≤ 5.
2.3
Nyamuk Aedes Aegypti Sebagai Vektor DBD
Nyamuk  Aedes  aegypti  merupakan  vektor  utama  primer  dalam  penyebaran penyakit DBD dan Aedes
albopictus sebagai vektor sekunder yang juga penting dalam mendukung  keberadaan  virus
.  Aedes  aegypti  memiliki  ciri-ciri
badan  kecil  berwarna
hitam  dengan  bintik-bintik  putih  dengan  jarak  terbang  nyamuk  sekitar  100  meter, menghisap darah pada pagi hari sekitar pukul 09.00-10.00 dan sore hari pukul 16.00-
17. Siklus  normal  infeksi  demam  berdarah  dengue  terjadi  antara  manusia,  nyamuk
Aedes  aegypti,  manusia.  Dari  darah  penderita  yang  dihisap,  nyamuk  betina  dapat menularkan  virus  dengue.  Aedes  aegypti  dikenal  mempunyai  kebiasaan  hidup  pada
genangan air jernih pada bejana buatan manusia yang berada di dalam dan luar rumah Wirayoga, 2013.
Gambar 2.2 Nyamuk Aedes aegypti Sumber : Cutwa, 2014
2.3.1 Klasifikasi