4. Faktor kepadatan penduduk, kepadatan penduduk yang sangat tinggi di beberapa
Negara daerah tropis menyebabkan kontak vektor dengan manusia sangat sering terjadi.
2.4 Surveilans Entomologi Vektor DBD
Surveilans vektor DBD meliputi proses pengumpulan, pencatatan, pengolahan, analisis dan interpretasi data vektor serta penyebarluasan informasi ke penyelenggara
program dan pihak instansi terkait secara sistematis dan terus menerus. Tujuan dari surveilans adalah untuk mengetahui tingkat kepadatan vektor, tempat perindukan,
indek larva HI, CI, BI serta mengetahui cara pengendalian vektor DBD. Surveilans vektor DBD merupakan unsur penting dalam pelaksanaan program
pengendalian penyakit DBD antara lain dalam pengambilan keputusan atau kebijakan dan menentukan tindak lanjut dari data yang diperoleh dalam rangka menentukan
tindakan pengendalian vektor secara efisien dan efektif Kemenkes RI, 2014.
2.4.1 Teknis Pengamatan Vektor DBD
Dalam metode surveilans vektor DBD yang di peroleh antara lain adalah data- data kepadatan vektor. Untuk memperoleh data-data tersebut tentulah diperlukan
kegiatan survei, ada beberapa metode survei seperti, metode survei telur, survei terhadap jentik, dan nyamuk.
1. Survei telur
Survei ini dilakukan dengan cara memasang perangkap telur ovitrap yang dinding sebelah dalamnya dicat hitam, kemudian diberi air secukupnya dan gelas
plastikkaca. Ovitrap diletakkan di dalam dan di luar rumah atau tempat yang gelap dan lembab.
2. Survei jentik
Survei jentik yaitu kegiatan untuk mengetahui positif atau negatifnya jentik di dalam maupun diluar rumah serta tempat-tempat umum yang ada disekitarnya.
Adapun cara dalam melakukan survei jentik yaitu : a.
Memeriksa tempat penampungan air dan kontainer yang dapat menjadi habitat perkembangbiakan nyamuk Aedes. Di dalam dan di luar rumah untuk mengetahui
ada tidaknya jentik. b.
Jika pada pengliatan pertama tidak menemukan jentik, tunggu kira-kira ½-1 menit untuk memastikan bahwa benar-benar tidak ada jentik.
c. Gunakan senter untuk memeriksa jentik di tempat gelap atau air keruh.
Menurut Kemenkes RI, 2014 Metode survei jentik dilakukan dengan dua cara yaitu :
1. Single larva
Cara ini dilakukan dengan mengambil satu jentik di setiap tempat genangan air dengan mengambil satu ekor jentik menggunakan cidukan gayung plastik atau
menggunakan pipet panjang jentik lalu diidentifikasi lebih lanjut serta jentik yang diambil ditempatkan dalam botol kecil dan diberi label.
2. Visual
Cara ini cukup dilakukan dengan melihat atau tidaknya jentik di setiap genangan air tanpa mengambil jentiknya.
Dalam menghitung kepadatan jentik, digunakan ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengetahui kepadatan jentik Aedes aegypti seperti :
1. House index HI yaitu adalah persentase rumah yang positif jentik dari seluruh
rumah atau bangunan yang diperiksa di lokasi penelitian. Jumlah rumahbangunan
yang
ditemukan jentik X 100
Jumlah rumahbangunan yang diperiksa
2. Kontainer Index CI persentase kontainer yang positif jentik dari seluruh kontainer
yang diperiksa di lokasi penelitian.
3. Breteau index BI Jumlah penampung air yang positif jentik dalam per100 rumah
bangunan yang diperiksa.
Berdasarkan hasil survei larva dapat ditentukan dengan density figure. Density figure adalah kepadatan jentik Aedes aegypti yang merupakan perhitungan dari HI, CI,
BI yang di nyatakan dengan skala 1-9 dan di bandingkan dengan tabel larva Index. Apabila angka DF kurang dari 1 menunjukkan risiko penularan rendah, 1
– 5 risiko penularan sedang dan diatas 5 risiko penularan tinggi.
Tabel 2.1 Larva Index Density Figure
DF House Index
HI Kontainer
Index CI Breteau Index
BI 1
1 – 3
1 – 2
1 – 4
2 4
– 7 3
– 5 5
– 9 3
8 – 17
6 – 9
10 – 19
4 18
– 28 10
– 14 20
– 34 5
29 – 37
15 – 20
35 – 49
6 38
– 49 21
– 27 50
– 74 7
50 – 59
28 – 31
75 – 99
8 60
– 76 32
– 40 100
– 199 9
77 41
200 Sumber : Lestari et al, 2014
Jumlah kontainer yang ditemukan jentik
X 100 Jumlah kontainer yang diperiksa
Jumlah kontainer
yang
ditemukan jentik X 100
100 rumah yang diperiksa
c. Survei Nyamuk Dilakukan dengan cara menangkap nyamuk dengan menggunakan umpan
orang di dalam dan di luar rumah, masing-masing selama 20 menit per rumah serta penangkapan nyamuk yang hinggap di dinding dalam rumah. Penangkapan nyamuk
biasanya dilakukan dengan menggunakan aspirator.
2.4.2 Pengukuran Maya Index