Selanjutnya Bendaharawan sekolah dalam mengelola keuangan hendaknya memperhatikan beberapa hal berikut ini :
1. Hemat dan sesuai dengan kebutuhan 2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana
3. Tidak diperkenankan untuk kebutuhan yang tidak menunjang proses belajar mengajar, seperti ucapan selamat, hadiah,
pesta. Berkaitan dengan hal tersebut, perlu diterapkan manajemen yang
tertib meliputi tertib program, tertib anggaran, tertib administrasi, tertib pelaksanaan, dan tertib pengendalian dan pengawasan.
B. Penyelenggaraan Pembukuan Keuangan Sekolah yang Transparan
Transaksi penerimaan dan pengeluaran uang yang dilakukan oleh bendaharawan sekolah senantiasa terjadi dari hari ke hari. Agar
semuanya bisa lancar maka setiap pemasukan dan pengeluaran keuangan hendaknya dicatat dan dibukukukan secara tertib sesuai
dengan pedoman dan peraturan yang berlaku. Untuk itu salah satu tugas dari bendaharawan sekolah adalah mengadakan pembukuan
keuangan sekolah. Sesuai dengan peraturan yang berlaku, orang atau badan yang
menerima, menyimpan, dan membawa uang atau surat-surat berharga milik negara diwajibkan membuat catatan secara tertib dan
teratur. Peraturan yang perlu dipahami dalam pengelolaan keuangan antara lain:
Undang-undang Dasar RI Tahun 1945 1. Undang-undang
44
- Nomor 20 tahun 1997, tentang Penerima PNBP - Nomor 17 tahun 2003, tentang Keuangan Negara
- Nomor 1 tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara 2. Peraturan Pemerintah
- Nomor 12 tahun 1997, tentang Jenis dan Penyetoran PNBP
- Nomor 73 tahun 1999, tentang tatacara Penggunaan sebagian Dana PNBP yang bersumber dari kegiatan
tertentu - Nomor 1 tahun 2004, tentang tatacara Penyetoran
Rencana dan Pelaporan Realisasi PNBP - Nomor 21 tahun 2004, RKAKL
- Nomor 80 tahun 2005, tentang Pemeriksaan PNBP 3. Keputusan Presiden
- Nomor 17 tahun 2000, tentang APBN - Nomor 42 tahun 2002, tentang Pedoman Pelaksanaan
APBN - Nomor 80 tahun 2003, tentang Pedoman Pelaksanaan
Pengadaan Barang Jasa Pemerintah 4. Peraturan Presiden
- Nomor 8 tahun 2006, tentang Perubahan atas Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 tentang Pedoman
Pelaksanaan Pengadaan Barang Jasa Pemerintah 5. Peraturan Menteri Keuangan
- Nomor 55 PMK. 2 2006, tentang Petunjuk dan Pengesahan RKAKL
Berdasarkan pada peraturan yang ada maka kepala kantor,
45
satuan kerja, pimpinan proyek, bendaharawan, dan orang atau badan yang menerima, menguasai uang negara wajib menyelenggarakan
pembukuan. Sekolah sebagai penerima uang dari berbagai sumber juga harus mengadakan pembukuan. Pembukuan yang lengkap
mencatat berbagai sumber dana beserta jumlahnya, dan distribusi penggunaannya secara rinci. Kalau ada beban pajak yang harus
dikeluarkan juga harus disetor sesuai aturan yang berlaku. Pembukuan setiap transaksi yang berpengaruh terhadap
penerimaan dan pengeluaran uang wajib dicatat oleh bendaharawan dalam Buku Kas. Buku Kas bisa berupa Buku Kas UmumBKU dan
Buku Kas PembantuBKP. BKU merupakan buku harian yang digunakan untuk mencatat semua penerimaan dan pengeluaran uang
atau yang disamakan dengan uang. BKP merupakan buku harian yang digunakan untuk membantu pencatatan semua penerimaan dan
pengeluaran uang menurut jenis sumber pembiayaan. Pencatatan di BKU dan BKP dilakukan sepanjang waktu setiap ada transaksi
penerimaan dan pengeluaran uang. Pembukuan dilakukan di BKU, kemudian pada BKP. BKU dan BKP ditutup setiap akhir bulan atau
sewaktu-waktu jika dianggap perlu, misalnya setelah ada pemeriksaan oleh petugas yang berwenang, pada waktu serah terima
dari pejabat lama ke pejabat baru baik kepala sekolah maupun bendaharawan pemegang BKU dan BKP.
Berdasarkan narasi di atas, maka pembukuan anggaran baik penerimaan maupun pengeluaran harus dilakukan secara tertib,
teratur, dan benar. Pembukuan yang tertib, akan mudah diketahui perbandingan antara keberadaan sumber daya fisik dan sumber daya
manusia. Setiap saat pembukuan harus dapat menggambarkan mutasi yang paling akhir. Dari pembukuan yang baik, tertib, teratur,
46
lengkap, dan “up to date” akan dapat disajikan pelaporan yang baik, lengkap, dan bermanfaat. Pembuatan laporan dilakukan secara
teratur dan periodik dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Selanjutnya untuk menunjang terlaksananya pengelolaan keuangan yang baik, kepala sekolah hendaknya memperhatikan hal-
hal sebagai berikut: 1. Perlengkapan administrasi keuangan, yaitu sekolah memiliki
tempat khusus untuk menyimpan perlengkapan administrasi keuangan, memiliki alat hitung, dan memiliki buku-buku yang
dibutuhkan. 2. RAPBS, yaitu sekolah memiliki RAPBS yang telah disyahkan
oleh Kepala Sekolah, Ketua Komite Sekolah, serta pejabat yang berwenang misalnya Kepala Dinas Pendidikan
setempat, serta memiliki program penjabarannya sebagai acuan dalam setiap penggunaan dan pelaporan keuangan
sekolah. 3. Pengadministrasian keuangan, yaitu sekolah memiliki catatan
logistik uang dan barang sesuai dengan mata anggaran dan sumber dananya masing-masing, sekolah memiliki buku
setoran ke BankKPKNyayasan, memiliki daftar penerimaan gajihonor guru dan tenaga kerja lainnya, dan yang terakhir
sekolah memiliki laporan keuangan triwulan dan tahunan dikembangkan dari Ditdiknas,19951996
Untuk melaksanakan tugas tersebut maka di tiap lembaga pendidikan memiliki pengelola keuangan yang disebut
Bendaharawan. Bendaharawan adalah orang yang diberi tugas penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan uang
47
atau kertas berharga. Bendaharawan berkewajiban mengirimkan kepada Badan Pemeriksa KeuanganBPK tentang perhitungan
mengenai pengurusan yang dilakukan. Bendaharawan sekolah memiliki tugas menerima, mencatat dan mengeluarkan keuangan
sesuai dengan anggaran yang disetujui kepala sekolah. Pengurusan kebendaharawanan yang dilakukan oleh bendaharawan dalam bentuk
perbuatan menerima, menyimpan, dan membayar atau menyerahkan uang atau kertas berharga dan barang-barang, baik milik negara
maupun milik pihak ketiga yang pengurusannya dipercayakan kepada negara.
Di tiap sekolah ada beberapa bendaharawan. Menurut objek pengurusan- nya ada dua macam bendaharawan, yaitu
bendaharawan uang dan bendaharawan barang. Bendaharawan uang membukukan keuangan sesuai dengan sumber yang diterima
sekolah, misalnya bendaharawan rutin, SPP-DPP, OPF, BP3, dan sebagainya. Disamping itu ada bendaharawan barang yang bertugas
menerima pembelian barang dan bahan habis pakai, misalnya alat tulis kantor.
Menurut sifat tugasnya ada dua macam bendaharawan uang,
yaitu bendaharawan umum dan bendaharawan khusus. 1.
Bendaharawan umum adalah bendaharawan yang diserahi tugas pengurusan kebendaharawanan seluruh penerimaan
dan pengeluaran dalam pelaksanaan APBN. 2.
Bendaharawan khusus adalah bendaharawan yang diserahi tugas pengurusan kebendaharawanan uang di setiap instansi
yang mempunyai anggaran. Bendaharawan khusus terdiri dari bendaharawan khusus penerimaan dan bendaharawan
khusus pengeluaran. 48
a. Bendaharawan khusus penerimaan. Bendaharawan ini diserahi tugas pengurusan
kebendaharawanan Uang khusus penerimaan negara saja dalam pelaksanaan APBN. Bendaharawan tersebut
merupakan mata rantai penghubung antara pihak pembayar wajib bayar pendapatan negara tertentu
dengan kas negara. b. Bendaharawan khusus pengeluaran.
Bendaharawan ini diserahi tugas pengurusan kebendaharawanan Uang khusus pengeluaran negara
saja dalam pelaksanaan APBN.
BAB V PENGAWASAN, PELAPORAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN