4. Kurangnya kemampuan dalam mengevaluasi usulan anggaran
Kepala sekolah biasanya seorang generalis yang bekerja bersama sekelompok guru yang merupakan para spesialis mata
pelajaran tertentu. Kepala sekolah ada kalanya juga memiliki spesialisasi di bidang-bidang tertentu. Akan tetapi kecil
kemungkinannya seorang kepala sekolah mampu menguasai dengan baik semua bidang dalam program pendidikan. Konsekuensinya,
selama penyusunan RAPBS, kepala sekolah sering menerima usulan anggaran pada bidang-bidang yang ia hanya memiliki pengetahuan
yang sangat terbatas. Untuk mengurangi dampak negatif dari keterbatasan tersebut,
kepala sekolah dapat melakukan satu atau lebih dari alternatif- alternatif berikut. Pertama, kepala sekolah dapat meminta guru yang
memiliki keahlian yang cukup untuk membantu melakukan justifikasi usulan yang kepala skeolah tidak memiliki cukup pengetahuan.
Dampak negatif dari alternatif ini adalah kepala sekolah dapat dipandang hanya sebagai tukang stempel atas usulan anggaran yang
dibuat guru. Alternatif kedua adalah kepala sekolah berusaha meningkatkan
pengetahuannya tentang hal-hal yang ia belum tahu. Meskipun cara ini fisibel dan harus diusahakan semaksimal mungkin oleh kepala
sekolah sebagai bagian dari tanggung jawab yang diembannya, meskipun cara itu tetap tidak akan mampu menjawab semua masalah
di atas. Alternatif ketiga adalah memanfaatkan jasa konsultansi dari
orang-orang yang ada di lingkungan sekolah yang dapat membantu 33
kepala sekolah, seperti pengawas mata pelajaran, atau ahli dari universitas untuk mengevaluasi usulan anggaran yang bersifat khusus
di atas. Dengan asumsi bahwa konsultan semacam itu dapat diperoleh, kepala sekolah harus tetap hati-hati dalam memilih
konsultan agar obyektivitas penilaian usulan anggaran benar-benar terjamin.
5. Permintaan untuk membeli barang bermerk tertentu atau ancaman sentralisasi anggaran