Kepala Sekolah 02 Manajemen Ketatausahaan sekolah

(1)

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

MANAJEMEN KETATAUSAHAAN SEKOLAH

DIREKTORAT TENAGA KEPENDIDIKAN DIREKTORAT JENDERAL

PENINGKATAN MUTU PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

TAHUN 2007

KEPALA SEKOLAH PENDIDIKAN

MENENGAH KOMPETENSI


(2)

PENGANTAR

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah telah ditetapkan bahwa ada 5 (lima) dimensi kompetensi yaitu: Kepribadian, Manajerial, Kewirausahaan, Supervisi dan Sosial. Dalam rangka pembinaan kompetensi calon kepala sekolah dan kepala sekolah untuk menguasai lima dimensi kompetensi tersebut, Direktorat Tenaga Kependidikan telah berupaya menyusun naskah materi diklat pembinaan kompetensi untuk calon kepala sekolah dan kepala sekolah.

Naskah materi diklat pembinaan kompetensi ini disusun bertujuan untuk memberikan acuan bagi stakeholder di daerah dalam melaksanakan pendidikan dan pelatihan calon kepala sekolah/kepala sekolah agar dapat dihasilkan standar lulusan diklat yang sama di setiap daerah.

Kami mengucapkan terimakasih kepada tim penyusun materi diklat pembinaan kompetensi calon kepala sekolah/kepala sekolah ini atas dedikasi dan kerja kerasnya sehingga naskah ini dapat diselesaikan.

Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa meridhoi upaya-upaya kita dalam meningkatkan mutu tenaga kependidikan.

Jakarta, November 2007 Direktur Tenaga Kependidikan

Surya Dharma, MPA, Ph.D NIP. 130 783 511


(3)

DAFTAR ISI PENGANTAR

... ... i

DAFTAR ISI

... ... ii

DAFTAR GAMBAR

... ... v

DAFTAR TABEL

... ... vi

BAB I PENDAHULUAN... ...1

A. Latar Belakang

... ... 1

B. Kompetensi

... ... 2

C. Indikator Ketercapaian Hasil ... ... 2

D. Skenario Diklat

... ... 3


(4)

BAB II PERENCANAAN PROGRAM KERJA TATA USAHA SEKOLAH... ...4 A. Pendahuluan

... ... 4

B. Tujuan Pembuatan Rencana Kerja Tata Usaha Sekolah

... ... 4

C. Ruang Lingkup

... ... 4

D. Contoh Format Rencana Kerja Tata Usaha Sekolah ... ... 5

E. Penugasan

... ... 16

BAB III PENGORGANISASIAN TATA USAHA... ... 17

A. Pendahuluan

... ... 17

B. Tujuan dan Manfaat Struktur Organisasi ... ... 17

C. Bentuk Struktur Organisasi Sekolah ... ... 18

D. Pembagian Tugas, Rincian Tugas dan


(5)

... ... 19

E. Penugasan

... ... 21

BAB IV ADMINISTRASI STANDAR ISI... ... 22

A. Latar Belakang

... ... 22

B. Struktur Kurikulum

... ... 24

C. Beban Belajar

... ... 30

D. Kurikulum SMA/MA/SMK/MAK.

... ... 1

E. Administrasi Kalender Akademik ... ... 35

F. Contoh Format Administrasi Kurikulum dan

Program Pembelajaran

... ... 37

G. Rangkuman

... ... 38


(6)

... ... 39

BAB V ADMINISTRASI STANDAR PROSES... ... 40

A. Pendahuluan

... ... 40

B. Administrasi Perencanaan Proses Pembelajaran ... ... 40

C. Administrasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran ... ... 43

D. Administrasi Penilaian Hasil Pembelajaran ... ... 45

E. Administrasi Pengawasan Proses Pembelanjaan ... ... 48

F. Rangkuman

... ... 50

G. Penugasan

... ... 51

BAB VI ADMINISTRASI STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN... ... 52


(7)

... ... 52

B. Program Administrasi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

... ... 53

C. Langkah-Langkah dalam Operasional Program Administrasi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berbasis Komputer. ... ... 55

D. Rangkuman

... ... 60

E. Penugasan

... ... 60

BAB VII ADMINISTRASI STANDAR SARANA DAN PRASARANA... ... 61

A. Pendahuluan

... ... 61

B. Administrasi Standar Sarana dan Prasarana SMA/MA

... ... 62

C. Program Komputer Administrasi Standar Sarana

dan Prasarana

... ... 81


(8)

... ... 81

E. Langkah-Langkah Operasional Program Sarana dan Prasarana Berbasis Komputer. ... ... 86

F. Rangkuman

... ... 91

G. Penugasan

... ... 91

BAB VIII ADMINISTRASI STANDAR PEMBIAYAAN... ... 92

A. Pendahuluan

... ... 92

B. Pengantar Pembuatan Program ... ... 92

C. Entri Data dengan Persamaan Matematika ... ... 93

D. Fungsi SUM Dan SUMIF

... ... 93

E. Entri Data dengan Referensi Sel dan Sheet Lain ... ... 94

F. Langkah-Langkah dalam Operasional Program Administrasi Standar Pembiayaan Berbasis


(9)

Komputer.

... ... 96

G. Rangkuman

... ... 100

H. Penugasan

... ... 101

BAB IX PEMBINAAN TATA USAHA SEK0LAH... ... 102

A. Pendahuluan

... ... 102

B. Definisi dan Ruang Lingkup Tas ... ... 103

C. Tupoksi, Wewenang, Tanggung Jawab, Hak, dan

Kewajiban Tas

... ... 104

D. Kualifikasi TAS

... ... 107

E. Kompetensi

... ... 110

F. Rekrutmen dan Seleksi

... ... 134


(10)

... ... 136

H. Penilaian Kinerja

... ... 136

I. Penghargaan dan Perlindungan ... ... 141

J. Pemberhentian dan Pensiun

... ... 141

K. Penugasan

... ... 142

DAFTAR RUJUKAN... ... 143


(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 6.1. Contoh Penggunaan Fungsi IF...53

Gambar 6.2. Tampilan MS Excel...54

Gambar 6.3. Menambah lembar kerja (sheet)...55

Gambar 6.4. Merubah nama lembar kerja (sheet)...55

Gambar 6.5. Format Administrasi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan...56

Gambar 6.6. Tampilan Proses Pencarian Data...57

Gambar 6.7. Hasil Pencarian Data...57

Gambar 6.8. Contoh penggunaan rumus fungsi IF...58

Gambar 7.1. Contoh Funsi SUM...80

Gambar 7.2. Contoh Fungsi SUMIF...81

Gambar 7.3. Contoh Penggunaan Fungsi IF...82

Gambar 7.4. Contoh Penggunaan Fungsi IF dengan dua tes logika. 83 Gambar 7.5. Langkah Operasional Excel...84

Gambar 7.6. Format Administrasi Standar Sarana dan Prasarana...84

Gambar 7.7. Contoh Administrasi Standar Sarana dan Prasarana...85

Gambar 7.8. Cara Mencari sesuai kriteria tertentu...86

Gambar 7.9. Rumus-rumus Administrasi Standar Sarana dan Prasarana...89

Gambar 8.1. Contoh Fungsi SUM...92

Gambar 8.2. Tampilan referensi sel...93

Gambar 8.3. Tampilan Data Referensi sheet lain...94

Gambar 8.4. Tampilan Data Referensi sheet lain...95

Gambar 8.5. Tampilan Data Referensi sheet lain...95

Gambar 8.6. Proses Pengisian Data...96

Gambar 8.7. Rumus Perkalian...97


(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Program Kerja Tata Usaha Sma Negeri 78 Jakarta...6

Tabel 4.1. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas X...34

Tabel 4.2 Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII program IPA...24

Tabel 4.3. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII program IPS...25

Tabel 4.4. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII program Bahasa...26

Tabel 4.5. Struktur Kurikulum MA Kelas XI dan XII Program Keagamaan...27

Tabel 4.6. Struktur Kurikulum SMK/MAK...27

Tabel 4.7. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka untuk SMA/MA/SMK/MAK Pendidikan...29

Tabel 4.8. Kurikulum SMA/MA Kelas X...30

Tabel 4.9. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA...31

Tabel 4.10. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPS...32

Tabel 4.11. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program Bahasa...32

Tabel 4.12. Kurikulum SMK/MAK...33

Tabel 4.13. Contoh Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan...34

Tabel 6.1. Administrasi Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru...58

Tabel 7.1. Rasio Minimum Luas Lahan terhadap Peserta Didik ...61


(13)

Tabel 7.3. Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan terhadap Peserta Didik...61 Tabel 7.4. Luas Minimum Lantai Bangunan...61 Tabel 7.5. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Kelas...62 Tabel 7.6. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang

Perpustakaan...63 Tabel 7.7. Sarana, Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium

Biologi...65 Tabel 7.8. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium

Fisika...68 Tabel 7.9. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium

Kimia...71 Tabel 7.10. Jenis, Rasio dan Deskripsi Sarana Laboratorium

Komputer...72 Tabel 7.11. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium

Bahasa...73 Tabel 7.12. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang

Pimpinan...74 Tabel 7.13. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Guru...974 Tabel 7.14. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang

Tata Usaha...75 Tabel 7.15. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat

Beribadah...75 Tabel 7.16. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang

Konseling...75 Tabel 7.17. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang UKS...76 Tabel 7.20. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Gudang...77


(14)

Tabel 7.21. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Tempat Bermain/Berolahraga...77


(15)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Depdiknas merupakan Direktorat Jenderal yang dibentuk melalui PP No. 8 Tahun 2005. Salah satu direktorat di bawahnya adalah Direktorat Tenaga Kependidikan, yang mempunyai tugas pokok melaksanakan penyiapan bahan perumusan kebijakan, pemberian bimbingan teknis, supervisi, dan evaluasi di bidang pembinaan tenaga kependidikan pada pendidikan formal.

Tenaga kependidikan yang menjadi perhatian UU Sisdiknas dan PP No. 19 Tahun 2005 adalah: Kepala Sekolah, Tenaga Perpustakaan, Tenaga Pengawas Sekolah, Tenaga Laboratorium, dan Tenaga Administrasi Sekolah (TAS). Salah satu upaya meningkatkan kompetensi manajerial kepala sekolah sesuai Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah antara lain adalah melalui bimbingan teknis. Salah satu kompetensi manajerial kepala sekolah adalah mengelola ketetausahan sekolah/madrasah dalam mendukung pencapaian tujuan sekolah/madrasah. Untuk keperluan diklat manajemen ketatatausahaan sekolah/madrasah disusunlah materi diklat ini sebagai acuan minimal untuk mengadakan bimbingan teknis. Modul ini disusun dengan pendekatan implikasi Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) dan delapan Standar Nasional Pendidikan (SNP).

Pada diklat ini, materi dibatasi pada lima standar saja yaitu: (1) perencanaan program kerja tata usaha sekolah, (2) pengorganisasian tata usaha sekolah, (3) pelaksanaan administrasi sekolah yang


(16)

meliputi antara lain administrasi standar isi, administrasi standar proses, administrasi standar pendidik dan tenaga kependidikan, administrasi standar sarana dan prasarana, dan administrasi standar pembiayaan; dan (4) membina tata usaha sekolah..

B. Kompetensi

1. Merencanakan program kerja tata usaha sekolah 2. Mengorganisasikan tata usaha sekolah

3. Membuat administrasi standar isi 4. Membuat administrasi standar proses

5. Membuat admnistrasi standar pendidik dan tenaga kependidikan

6. Membuat administrasi standar sarana dan prasarana. 7. Membuat administrasi standar pembiayaan.

8. Membina tata usaha sekolah C. Indikator Ketercapaian Hasil

1. Program Rencana Kerja Tata Usaha Sekolah 2. Struktur organisasi Tata Usaha Sekolah 3. File dokumen administrasi standar isi 4. File dokumen administrasi standar proses

5. File dokumen admnistrasi standar pendidik dan tenaga kependidikan

6. File dokumen administrasi standar sarana dan prasarana. 7. File dokumen administrasi standar pembiayaan.

8. Pembinaan tata usaha sekolah.

Dari masing-masing file dokumen dapat diketahui secara cepat dan tepat standar yang belum dan sudah dipenuhi oleh sekolah. D. Skenario Diklat

Pendidikan dan pelatihan (Diklat) ini diselenggarakan dengan pendekatan andragogi. Keaktifan, kreatif, kefektifan, kebermaknaan,


(17)

dan suasana yang menyenangkan ditumbuhkembangkan selama proses Diklat berlangsung. Pendekatan andragogi yang akomodatif terhadap pemberian fasilitasi kepada peserta untuk mengungkapkan pengalamannya, mengolah dan menganalisis, menggeneralisasi (menyimpulkan), dan menerapkan pengalamannya dalam Diklat ini. Metode Diklat ini menggunakan berlatih langsung di depan lap top masing-masing dengan menggunakan data mutakhir yang dimiliki sekolah. Oleh sebab itu, semua peserta wajib membawa lap top dan data kurikulum, pembelajaran, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, dan pembiayaan. Dengan demikian, bimbingan teknis ini akan terasa manfaat langsung bagi peserta setelah kembali ke sekolahnya masing-masing


(18)

BAB II

PERENCANAAN PROGRAM KERJA TATA USAHA SEKOLAH A. Pendahuluan

Tata Usaha Sekolah bagian dari unit pelaksana teknis penyelenggaraan bidang administrasi dan informasi data pendidikan yang perlu dikelola oleh kepala sekolah dengan sebaik-baiknya sesuai ketentuan yang berlaku. Tugas dan fungsi kepala sekolah adalah mengarahkan tata usaha sekolah agar mampu memberikan pelayanan administratif secara prima serta melaksanakan pelayanan 7 K yaitu Kebersihan, Kesehatan, Keamanan, Ketertiban, Keindahan, Kekeluargaan, dan Kerindangan. Untuk melaksanakan kegiatan itu semua perlu dibuat program kerja yang sistimatis, terarah, jelas, realitistis, dan dapat dilaksanakan oleh petugas ketatausahaan agar pelayanan kepada guru, karyawan, siswa, orang tua siswa, instransi terkait, dan masyarakat lainnya dapat berjalan seoptimal mungkin. B. Tujuan Pembuatan Rencana Kerja Tata Usaha Sekolah

Pembuatan rencana kerja tata usaha sekolah bertujuan sebagai: 1. pengalaman kepala sekolah untuk mengarahkan tata

usahanya.

2. pedoman kerja bagi tata usaha sekolah untuk melaksanakan tugasnya.

3. tolak ukur untuk mengukur kinerja tata usaha sekolah C. Ruang Lingkup

Latar belakang, tujuan dan fungsi program kerja tata usaha 1. Mengetahui keadaan obyektif tata usaha Sekolah


(19)

2. Program Kerja tata usaha selama satu tahun pelajaran yang mencakup jenis

3. Kegiatan, indikator, hasil yang dicapai, penanggung jawab, biaya, dan jadwal kegiatan

D. Contoh Format Rencana Kerja Tata Usaha Sekolah

Pada tabel berikut diberikan contoh borang Program Kerja Tata Usaha Rutin dan Pengembangan, yang dapat digunakan untuk leatihan merencanakan program kerja.


(20)

TABEL 2.1 PROGRAM KERJA TATA USAHA SMA NEGERI 78 JAKARTA 1. Kegiatan Rutin

No Kegiatan Indikator

Hasil yang akan dicapai /

sasaran

Pelaksana

Sumb er biaya

Waktu Pelaksanaan

Bulan – 2005 / 2006 Ket.

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

01 02 03 04 05 06 07 0

8 0

9 10 11 12 1 3

1 4

1 5

1 6

1 7

1

8 19

Administrasi Laboratorium Fisika, Kimia, Biologi 1. 2. 3.

Administrasi Laboratorium Bahasa dan Komputer 1. 2.

PELAKSANAAN 7K 1.

2. 3. 4.


(21)

No Kegiatan Indikator

Hasil yang akan dicapai /

sasaran

Pelaksana

Sumb er biaya

Waktu Pelaksanaan

Bulan – 2005 / 2006 Ket.

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

01 02 03 04 05 06 07 0

8 0

9 10 11 12 1 3

1 4

1 5

1 6

1 7

1

8 19

5. 6. 7.

PEMBINAAN KARYAWAN 1.

2. 3.

Pelayanan Administrasi Keuangan 1

2 3. 4. 5. 6. 7.

Pelayanan Administrasi


(22)

No Kegiatan Indikator

Hasil yang akan dicapai /

sasaran

Pelaksana

Sumb er biaya

Waktu Pelaksanaan

Bulan – 2005 / 2006 Ket.

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

01 02 03 04 05 06 07 0

8 0

9 10 11 12 1 3

1 4

1 5

1 6

1 7

1

8 19

Kesiswaan 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. Pelayanan Administrasi Kurikulum : 1.

2. 3. 5.


(23)

No Kegiatan Indikator

Hasil yang akan dicapai /

sasaran

Pelaksana

Sumb er biaya

Waktu Pelaksanaan

Bulan – 2005 / 2006 Ket.

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

01 02 03 04 05 06 07 0

8 0

9 10 11 12 1 3

1 4

1 5

1 6

1 7

1

8 19

Administrasi Perlengkapan 1.

2.

Pelayanan Perpustakaan 1.

2. 3. 4. 5. 6.

Pelayanan Laboratorium 1.

2.

Pelayanan Telepon 1.

2.


(24)

No Kegiatan Indikator

Hasil yang akan dicapai /

sasaran

Pelaksana

Sumb er biaya

Waktu Pelaksanaan

Bulan – 2005 / 2006 Ket.

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

01 02 03 04 05 06 07 0

8 0

9 10 11 12 1 3

1 4

1 5

1 6

1 7

1

8 19

AAN

ADMINISTRASI Administrasi Persuratan dan Kearsipan 1. 2. 3. 4.

Administrasi Keuangan 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7.


(25)

No Kegiatan Indikator

Hasil yang akan dicapai /

sasaran

Pelaksana

Sumb er biaya

Waktu Pelaksanaan

Bulan – 2005 / 2006 Ket.

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

01 02 03 04 05 06 07 0

8 0

9 10 11 12 1 3

1 4

1 5

1 6

1 7

1

8 19

Perlengkapan 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9.

Administrasi Kepegawaian 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.

Administrasi Kurikulum


(26)

No Kegiatan Indikator

Hasil yang akan dicapai /

sasaran

Pelaksana

Sumb er biaya

Waktu Pelaksanaan

Bulan – 2005 / 2006 Ket.

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

01 02 03 04 05 06 07 0

8 0

9 10 11 12 1 3

1 4

1 5

1 6

1 7

1

8 19

1. 2. 3.

Administrasi Kesiswaan 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 7. 8. 9. 10.

Administrasi Perpustakaan 1.

2. 3. 4. 5.


(27)

No Kegiatan Indikator

Hasil yang akan dicapai /

sasaran

Pelaksana

Sumb er biaya

Waktu Pelaksanaan

Bulan – 2005 / 2006 Ket.

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

01 02 03 04 05 06 07 0

8 0

9 10 11 12 1 3

1 4

1 5

1 6

1 7

1

8 19

Laboratorium Fisika, Kimia, Biologi 1. 2. 3.

Administrasi Laboratorium Bahasa dan Komputer 1. 2.

PELAKSANAAN 7K 1.

2. 3. 4. 5. 6. 7.


(28)

No Kegiatan Indikator

Hasil yang akan dicapai /

sasaran

Pelaksana

Sumb er biaya

Waktu Pelaksanaan

Bulan – 2005 / 2006 Ket.

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

01 02 03 04 05 06 07 0

8 0

9 10 11 12 1 3

1 4

1 5

1 6

1 7

1

8 19

PEMBINAAN KARYAWAN 1.

2. 3.


(29)

2. Program Pengembangan

No Kegiatan Indikator

Hasil yang akan dicapai / sasaran

Pelaksana Sumber Biaya

Waktu Pelaksanaan

Bulan – 2005 / 2006 Ket.

7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6

01 02 03 04 05 06 07 0

8 0

9 10 11 12 1 3

1 4

1 5

1 6

1 7

1

8 19

1 2. 3. 4. 5. 6. 7.

E. Penugasan


(30)

BAB III

PENGORGANISASIAN TATA USAHA A. Pendahuluan

Pengorganisasian menurut Handoko (2003) ialah: (1) penentuan sumberdaya dan kegiatan yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan organisasi, (2) proses perancangan dan pengembangan suatu organisasi yang akan dapat membawa hal-hal tersebut ke arah tujuan, (3) penugasan tanggung jawab tertentu, dan (4) pendelegasian wewenang yang diperlukan kepada individu-individu untuk melaksanakan tugas-tugasnya. Di tambahkan pula oleh Handoko (2003) pengorganisasian ialah pengaturan kerja bersama sumberdaya keuangan, fisik dan manusia dalam organisasi. Pengorganisasian merupakan penyusunan struktur organisasi yang sesuai dengan tujuan organisasi, sumberdaya yang dimilikinya, dan lingkungan yang melingkupinya. Sekolah sebagai UPT wajib dikelola kepala sekolah dengan sebaik–baiknya agar sumber daya yang ada dapat dimanfaatkan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan sekolah yang telah ditetapkan.

B. Tujuan dan Manfaat Struktur Organisasi

Struktur organisasi bertujuan: (1) membentuk ciri-ciri khas organisasi yang digunakan untuk mengendalikan orang-orang yang bekerja sama dan sumberdaya organisasi dalam mencapai tujuan; (2) mengendalikan kordinasi dan motivasi; (3) mengarahkan perilaku orang-orang dalam berorganisasi; dan (4) merespons pemanfaatan lingkungan, teknologi, dan sumberdaya manusia; dan mengembangkan organisasi.


(31)

C. Bentuk Struktur Organsasi Sekolah

Struktur organisasi SMA sesuai dengan SK mendiknas Nomor 053/U/2001 Tanggal 19 April 2001 adalah sebagai berikut. Struktur organisasi SMA terdiri dari :

1. Kepala sekolah

2. Wakil kepala sekolah 3. Urusan tata usaha sekolah

4. Unit laboratorium

5. Unit perpustakaan

6. Dewan guru

STRUKTUR ORGANISASI SMA

Unit Perpustakaan

Kepala Sekolah Wakil Kepala Sekolah

Tata Usaha Sekolah Unit laboratorium

Dewan Guru Badan peran serta

masyarakat komite sekoah


(32)

D. Pembagian Tugas, Rincian Tugas dan Pendelegasian Wewenang

1. Pembagian tugas adalah pengelompokan tugas – tugas yang sejenis atau erat hubunganya antara satu dengan yang lainya untuk dilakukan oleh seorang pejabat tertentu misalnya : kepala seksi, bendahara.

Pembagian tugas sangat penting artinya karena :

 setiap orang mempunyai kemampuan, kecakapan dan spesialisasi yang berbeda.

 setiap orang tidak dapat berada dalam waktu yang sama

 satu orang tidak dapat mengerjakan dua hal pada saat yang sama

 begitu luasnya bidang pengetahuan yang mungkin dikuasai oleh satu orang.

Agar tujuan organisasi khususnya ketatausaha sekolah dapat memberikan pelayanan yang prima maka perlu dibuat pembagian tugas. Dalam pembagian tugas perlu memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

 tingkat pendidikan pegawai  keahlian pegawai

 memperhatikan pangkat pegawai  memperhatikan umur

 memperhatikan kesehatan

 memperhatikan loyalitas/dedikasi pegawai  memperhatikan disiplin pegawai


(33)

Setelah membuat pembagian tugas lalu dibuat rincian tugas. Hal ini sangatlah penting agar pegawai dapat mengerti apa yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya secara rinci sehingga pegawai tidak dapat mengelak dari tugas dan tanggung jawabnya, karena semua sudah tertera dalam rincian tugas.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan rincian tugas :  beban kerja yang ada disekolah.

 memperhatikan keahlian petugas/SDM (Pendidikan, Diklat. dsb)

 jumlah tenaga / Personil yang ada.  sarana dan prasarana yang dimilikinya.  biaya yang disediakan

3. Pendelegasian wewenang

Wewenang dilakukan oleh seorang pejabat untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik. Dengan demikian maka yang dimaksud dengan pendelegasian wewenang adalah penyerahan untuk menggambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik dari pejabat yang satu dengan yang lain. Pelimpahan/pendelegasian wewenang bukannya penyerahan hak dari atasan kepada bawahan akan tetapi penyerahan hak dari pejabat kepada pejabat. Seorang pejabat yang diberi tugas harus mempunyai tanggung jawab agar yang diberi tugas dapat melaksanakan dengan semestinya. Tanggung jawab adalah keharusan seorang pejabat untuk melaksanakan segala sesuatu yang dibebankannya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pelimpah wewenang :


(34)

 batas wewenang  tanggung Jawab

 keseimbangan antara tugas, wewenang dan tanggung jawab

 memperhatikan pendapat yang diberi wewenang  mempercepat pejabat yang diberi wewenang  membimbing pejabat yang diberi wewenang  melakukan pengontrolan

E. Penugasan


(35)

BAB IV

ADMINISTRASI STANDAR ISI A. Latar Belakang

Beberapa tahun terakhir ini pemerintah memperkenalkan dan menggalakkan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (School Based Quality Improvement), yang lebih dikenal dengan MBS atau Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management) atau di sekolah-sekolah terkenal dengan sebutan Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah (MPMBS). MPMBS merupakan suatu model manajemen sekolah yang lebih menekankan pada otonomi sekolah dan partispasi stakeholder sesuai dengan kebutuhan nyata sekolah. Orang kunci yang yang menentukan sukses atau gagalnya implementasi MBS adalah kepala sekolah.

Keefektifan suatu sekolah dalam menggapai visi, mengemban misi, dan mencapai tujuan dan sasaran sekolah mempersyaratkan adanya seorang kepala sekolah yang efektif. Kepala sekolah merupakan orang kunci yang turut menentukan kefektifan suatu sekolah. Pernyataan ini sejalan dengan pendapat Hoy & Miskel (2005:283) yang menyatakan, “A commonly heard contention is that principals are the key to school effectiveness.” Kepemimpinan kepala sekolah yang efektif merupakan fungsi organik dalam penyelenggaraan program pendidikan di sekolah. Kehadiran kepala sekolah yang efektif merupakan komponen organik, sebab bagaimanapun banyaknya sarana dan prasarana pendidikan yang dimiliki sekolah, betapapun besarnya dana yang tersedia bagi pembiayaan operasional sekolah, dan betapapun banyaknya sumber daya manusia yang tersedia untuk mengoperasikan kegiatan sekolah,


(36)

semuanya akan sia-sia belaka bilamana tidak dikelola secara efektif dan efisien oleh kepala sekolah.

Dalam rangka implementasi MPMBS diperlukan kepala sekolah yang memiliki kompetensi manajerial sesuai dengan Permendiknas No. 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah. Salah satu kompetensi manajerial kepala sekolah/madrasah adalah mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolahah/madrasah. Untuk maksud tersebut, calon kepala sekolah/madrasah dipandang perlu diberikan bimbingan teknik tentang manajemen ketetausahaan sekolah/madrasah.

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu delapan standar nasional pendidikan: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (5) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (6) standar sarana dan prasarana, (7) standar pengelolaan, (8) standar pembiayaan, dan (9) standar penilaian pendidikan.

Bagian diklat ini membatasi diri pada administrasi standar isi. Standar isi adalah ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi yang dituangkan dalam kriteria tentang kompetensi tamatan, kompetensi bahan kajian, kompetensi mata pelajaran, dan silabus pembelajaran yang harus dipenuhi oleh peserta didik pada jenjang dan pendidikan tertentu (PPRI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 ayat 5). Standar isi yang memuat administrasi


(37)

struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum SMA/MA/SMK/MAK, dan kalender akademik.

B. Struktur Kurikulum

1. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas X

Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas X terdiri atas 16 mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri seperti tertera pada Tabel 1.

Tabel 4.1. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas X

Komponen Alokasi Waktu

Semester 1 Semester 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4

5. Matematika 4 4

6. Fisika 2 2

7. Biologi 2 2

8. Kimia 2 2

9. Sejarah 1 1

10. Geografi 1 1

11. Ekonomi 2 2

12. Sosiologi 2 2

13. Seni Budaya 2 2

13. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 2

14. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2

15. Ketrampilan /Bahasa Asing 2 2

B. Muatan Lokal 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*)

Jumlah 38 38

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

2. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII

a. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA, Program IPS, Program Bahasa, dan Program Keagamaan terdiri atas 13


(38)

mata pelajaran, muatan lokal, dan pengembangan diri. Administrasi kurikulum tersebut secara berturut-turut disajikan pada Tabel 2, 3, 4, dan 5.

Tabel 4.2. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII program IPA

Komponen

Alokasi Waktu Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan

2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4 4 4

5. Matematika 4 4 4 4

6. Fisika 4 4 4 4

7. Kimia 4 4 4 4

8. Biologi 4 4 4 4

9. Sejarah 1 1 1 1

10. Seni Budaya 2 2 2 2

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 2 2 2

12. Teknologi Informasi dan

Komunikasi 2 2 2 2

13. Keterampilan/ Bahasa Asing 2 2 2 2

B. Muatan Lokal 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)

Jumlah 39 39 39 39


(39)

Tabel 4.3. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII program IPS

Komponen

Alokasi Waktu Kelas XI Kelas XII

Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan

2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4 4 4

5. Matematika 4 4 4 4

6. Sejarah 3 3 3 3

7. Geografi 3 3 3 3

8. Ekonomi 4 4 4 4

9. Sosiologi 3 3 3 3

10. Seni Budaya 2 2 2 2

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 2 2 2

12. Teknologi Informasi dan Komunikasi

2 2 2 2

13. Keterampilan/Bahasa Asing 2 2 2 2

B. Muatan Lokal 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)

Jumlah 39 39 39 39


(40)

Tabel 4.4. Struktur Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII program Bahasa

Komponen

Alokasi Waktu

Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 5 5 5 5

4. Bahasa Inggris 5 5 5 5

5. Matematika 3 3 3 3

6. Sastra Indonesia 4 4 4 4

7. Bahasa Asing 4 4 4 4

8. Antropologi 2 2 2 2

9. Sejarah 2 2 2 2

10. Seni Budaya 2 2 2 2

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 2 2 2

12. Teknologi Informasi dan Komunikasi

2 2 2 2

13. Keterampilan 2 2 2 2

B. Muatan Lokal 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)

Jumlah 39 39 39 39


(41)

Tabel 4.5. Struktur Kurikulum MA Kelas XI dan XII Program Keagamaan

2 *) Ekuivalen 2 jam pembelajaran **) Ditentukan oleh Departemen Agama 3. Struktur Kurikulum SMK/MAK

Struktur kurikulum SMK/MAK meliputi substansi pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun mulai kelas X sampai dengan kelas XII atau kelas XIII. Struktur kurikulum SMK/MAK disusun berdasarkan standar kompetensi lulusan dan standar kompetensi mata pelajaran.

Struktur kurikulum SMK/MAK disajikan pada Tabel 6.

Tabel 4.6. Struktur Kurikulum SMK/MAK Komponen

Alokasi Waktu Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4 4 4

5. Matematika 4 4 4 4

6. Tafsir dan Ilmu Tafsir 3 3 3 3

7. Ilmu Hadits 3 3 3 3

8. Ushul Fiqih 3 3 3 3

9. Tasawuf/ Ilmu Kalam 3 3 3 3

10. Seni Budaya 2 2 2 2

11. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan

2 2 2 2

12. Teknologi Informasi dan Komunikasi

2 2 2 2

13. Keterampilan 2 2 2 2

B. Muatan Lokal 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)


(42)

Komponen Durasi Waktu (Jam)

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 192

2. Pendidikan Kewarganegaraan 192

3. Bahasa Indonesia 192

4. Bahasa Inggris 440 a)

5. Matematika

5. 1 Matematika Kelompok Seni, Pariwisata, dan Teknologi Kerumahtanggaan

5. 2 Matematika Kelompok Sosial, Administrasi Perkantoran dan Akuntansi

5. 3 Matematika Kelompok Teknologi, Kesehatan, dan Pertanian

330 a)

403 a)

516 a)

6. Ilmu Pengetahuan Alam 6. 1 IPA

6. 2 Fisika

6. 2. 1 Fisika Kelompok Pertanian 6. 2. 2 Fisika Kelompok Teknologi 6. 3 Kimia

6. 3. 1 Kimia Kelompok Pertanian

6. 3. 2 Kimia Kelompok Teknologi dan Kesehatan 6. 4 Biologi

6. 4. 1 Biologi Kelompok Pertanian 6. 4. 2 Biologi Kelompok Kesehatan

192 a)

192 a)

276 a)

192 a)

192 a)

192 a)

192 a)

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 128 a)

8. Seni Budaya 128 a)

9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 192 10. Kejuruan

10. 1 Keterampilan Komputer dan Pengelolaan Informasi 202

10. 2 Kewirausahaan 192

10. 3 Dasar Kompetensi Kejuruan b) 140

10. 4 Kompetensi Kejuruan b) 1044 c)

B. Muatan Lokal 192

C. Pengembangan Diri d) (192)

Keterangan notasi

a. Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap program keahlian. Program keahlian yang memerlukan waktu lebih jam tambahannya diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama, di luar jumlah jam yang dicantumkan.

b. Terdiri dari berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai dengan kebutuhan setiap program keahlian.


(43)

c. Jumlah jam Kompetensi Kejuruan pada dasarnya sesuai dengan kebutuhan standard kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tetapi tidak boleh kurang dari 1044 jam.

d. Ekuivalen 2 jam pembelajaran. C. Beban Belajar

Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMP/MTs/SMPLB adalah 34 jam pembelajaran. Jumlah jam pembelajaran tatap muka per minggu untuk SMA/MA/SMALB/ SMK/MAK adalah 38 s.d. 39 jam pembelajaran.

Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk setiap satuan pendidikan adalah sebagaimana tertera pada Tabel 7.

Tabel 4.7. Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka untuk SMA/MA/SMK/MAK Pendidikan

D. Kurikulum SMA/MA/SMK/MAK

Tugas kepala sekolah di bidang kurikulum dan hasilnya perlu diadministrasikan antara lain adalah:

Satuan Pendidika n Kelas Satu jam pemb. tatap muka (menit) Jumlah jam pemb. Per minggu Minggu Efektif per tahun ajaran Waktu pembelajara

n per tahun

Jumlah jam per tahun (@60 menit) SMA/MA/ SMALB*) X s.d.

XII 45 38-39 34-38

1292-1482 jam pembelajar an (58140 -66690 menit) 969-1111,5

SMK/MAK X s.d

XII 45 36 38

1368 jam pelajaran (61560 menit) 1026 (standar minimu m)


(44)

1. kepala sekolah/madrasah menyusun KTSP;

2. penyusunan KTSP memperhatikan standar kompetensi lulusan, standar isi dan peraturan pelaksanaannya;

3. KTSP dikembangkan sesuai dengan kondisi sekolah/madrasah, potensi atau karakteristik daerah, social budaya masyarakat setempat, dan siswa.

4. kepala sekolah/madrasah bertanggung jawab atas tersusunnya KTSP;

5. wakil Kepala SMS/SMK/MA/MAK bidang kurikulum bertanggung jawab atas pelaksanaan penyusunan KTSP; 6. penyusunan KTSP SMA dan SMK dikoordinasi, disupervisi,

dan difasilitasi oleh Dinas Pendidikan Propinsi yang bertanggung jawab di bidang pendidikan dan MA dan SMK dikoordinasi, disupervisi, dan difasilitasi oleh Kantor Wilayah Departemen Agama.

Berikut diketengahkan struktur kurikulum untuk SMA/MA dan SMK seperti tertuang dalam standar isi yang diterbitkan oleh BSNP sebagai berikut.

Tabel 4.8. Kurikulum SMA/MA Kelas X

Komponen Alokasi Waktu

Semester 1 Semester 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4

5. Matematika 4 4

6. Fisika 2 2

7. Biologi 2 2

8. Kimia 2 2

9. Sejarah 1 1

10. Geografi 1 1

11. Ekonomi 2 2


(45)

Komponen Alokasi Waktu Semester 1 Semester 2

13. Seni Budaya 2 2

14. Pendidikan Jasmani, Olah raga dan

Kesehatan 2 2

15. Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2

16.Ketrampilan /Bahasa Asing 2 2

B. Muatan Lokal 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*)

Jumlah 38 38

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Tabel 4.9. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPA

Komponen

Alokasi Waktu

Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan

Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4 4 4

5. Matematika 4 4 4 4

6. Fisika 4 4 4 4

7. Kimia 4 4 4 4

8. Biologi 4 4 4 4

9. Sejarah 1 1 1 1

10. Seni Budaya 2 2 2 2

11. Pendidikan Jasmani, Olah raga dan Kesehatan

2 2 2 2

12. Teknologi Informasi dan Komunikasi

2 2 2 2

13. Ketrampilan /Bahasa Asing 2 2 2 2

B. Muatan Lokal 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)

Jumlah 39 39 39 39


(46)

Tabel 4.10. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program IPS

Komponen

Alokasi Waktu

Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan

Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 4 4 4 4

4. Bahasa Inggris 4 4 4 4

5. Matematika 4 4 4 4

6. Sejarah 3 3 3 3

7. Geografi 3 3 3 3

8. Ekonomi 4 4 4 4

9. Sosiologi 3 3 3 3

10. Seni Budaya 2 2 2 2

11. Pendidikan Jasmani, Olah raga dan Kesehatan

2 2 2 2

12. Teknologi Informasi dan Komunikasi

2 2 2 2

13. Ketrampilan /Bahasa Asing 2 2 2 2

B. Muatan Lokal 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)

Jumlah 39 39 39 39

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Tabel 4.11. Kurikulum SMA/MA Kelas XI dan XII Program Bahasa

Komponen

Alokasi Waktu

Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 2 2 2

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 2 2 2

3. Bahasa Indonesia 5 5 5 5

4. Bahasa Inggris 5 5 5 5

5. Matematika 3 3 3 3

6. Sastra Indonesia 4 4 4 4

7. Bahasa Asing 4 4 4 4


(47)

Komponen

Alokasi Waktu

Kelas XI Kelas XII Smt 1 Smt 2 Smt 1 Smt 2

9. Sejarah 2 2 2 2

10. Seni Budaya 2 2 2 2

11. Pendidikan Jasmani, Olah raga dan Kesehatan

2 2 2 2

12. Teknologi Informasi dan Komunikasi

2 2 2 2

13. Ketrampilan 2 2 2 2

B. Muatan Lokal 2 2 2 2

C. Pengembangan Diri 2*) 2*) 2*) 2*)

Jumlah 39 39 39 39

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran

Tabel 4.12. Kurikulum SMK/MAK

Komponen

Alokasi Waktu Kelas X, XI, dan XII Jam

Pelajaran Per Minggu

Durasi Waktu (Jam)

A. Mata Pelajaran

1. Pendidikan Agama 2 192

2. Pendidikan Kewarganegaraan 2 192

3. Bahasa Indonesia 2 192

4. Bahasa Inggris 4 440

5. Matematika 4 440

6. Ilmu Pengetahuan Alam 2 192

7. Ilmu Pengetahuan Sosial 2 192

8. Seni Budaya 2 192

9. Pendidikan Jasmani, Olah raga dan

Kesehatan 2 192

10. Kejuruan

10.1 Keterampilan Komputer dan

Pengelolaan Informasi 2 202

10.2 Kewirausahaan 2 192

10.3 Dasar Kompetensi Kejuruan 2 140

10.4 Kompetensi Kejuruan 6 1000

B. Muatan Lokal 2 192


(48)

Komponen

Alokasi Waktu Kelas X, XI, dan XII Jam

Pelajaran Per Minggu

Durasi Waktu (Jam)

Jumlah 38 38

2*) Ekuivalen 2 jam pembelajaran E. Administrasi Kalender Akademik

Tugas kepala sekolah antara lain menyusun kalender akademik dan mengadministrasikannya. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun kalender akademik antara lain sebagai berikut.

1. Kepala sekolah/madrasah menyusun kalender pendidikan/akademik yang meliputi jadwal pembelajaran, ulangan, ujian, kegiatan ektra kurikuler, dan hari libur;

2. Penyusunan kalender pendidikan/akademik: a. didasarkan pada standar isi,

b. berisi mengenai pelaksanaan aktivitas sekolah/madrasah selama satu tahun dan dirinci secara semesteran, bulanan, dan mingguan;

c. diputuskan dalam rapat dewan pendidik dan ditetapkan noleh kepala sekolah/madrasah

3. Sekolah/madrasah menyusun jadwal penyusunan KTSP; 4. Sekolah/madrasah menyusun mata pelajaran yang

dijadwalkan pada semester gasal dan semester genap.

Alokasi waktu minggu efektif belajar, waktu libur dan kegiatan lainnya tertera pada Tabel 13.

Tabel 4.13. Contoh Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

1. Minggu efektif belajar Minimum 34 minggu dan maksimum 38

Digunakan untuk kegiatan pembelajaran efektif pada setiap satuan pendidikan


(49)

No Kegiatan Alokasi Waktu Keterangan

minggu 2. Jeda tengah semester Maksimum 2

minggu

Satu minggu setiap semester 3. Jeda antarsemester Maksimum 2

minggu

Antara semester I dan II 4. Libur akhir tahun

pelajaran

Maksimum 3 minggu

Digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun pelajaran

5. Hari libur keagamaan 2 – 4 minggu Daerah khusus yang memerlukan libur keagamaan lebih panjang dapat mengaturnya sendiri tanpa

mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

6. Hari libur umum/nasional

Maksimum 2 minggu

Disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah

7. Hari libur khusus Maksimum 1 minggu

Untuk satuan pendidikan sesuai dengan ciri kekhususan masing-masing

8. Kegiatan khusus sekolah/madrasah

Maksimum 3 minggu

Digunakan untuk kegiatan yang diprogramkan secara khusus oleh sekolah/madrasah tanpa

mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif

Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun


(50)

pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.

Contoh Perhitungan Hari Belajar Efektif SMA/SMK ………..

Tahun Pelajaran 2006 – 2007

Semester Ganjil

Bulan Hari Efektif

Minggu Efektif

Libur Jumlah

Hari Minggu Lib.

Khusus Lib. Umum

Semester Jumlah

F. Contoh Format Administrasi Kurikulum dan Program Pembelajaran

Contoh-contoh format berikut ini tentu saja dapat dikembangkan berdasarkan kreativitas kepala sekolah dan kebutuhan sekolah.

1. Contoh Pemetaan Standar Kompetensi

dan Kompetensi Dasar per Semester Mata Pelajaran :

Kelas/Semester : Tahun Pelajaran :

Sekolah :

No.

Standar Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

Aspek Penguasa an Konsep

Ketrampilan Sosial


(51)

2. Contoh Penentuan Standar Kompetensi Belajar Minimal (SKBM)

No. KD/Indikator Kriteria / Aspek SKM

(%) Esensial

Komplek-sitas

Intake Siswa

Sumber Pendukung

KD = Kompetensi Dasar G. Rangkuman

Administrasi standar isi meliputi pencatatan dan pengarsipan yang memuat:

1. administrasi struktur kurikulum, 2. beban belajar,

3. kurikulum SMA/MA/SMK/MAK, dan 4. kalender akademik.

H. Penugasan

Melaksanakan pre-test untuk seluru materi bimbingan teknis (30 menit).

Tugas 1: Menugaskan kepada setiap peserta untuk menuliskan bentuk format Administrasi dan mengisinya sesuai kebutuhan sekolah.

a. struktur kurikulum, b. beban belajar,

c. kurikulum SMA/MA/SMK/MAK, dan d. kalender akademik.

(30 menit)

Tugas 2: Menugaskan peserta berdikusi kelompok (5-10 orang peserta setiap kelompok) unuk memadukan tugas 1a s.d. 1d. (30 menit)


(52)

Tugas 3: Melaksanakan sidang pleno untuk pemaparan hasil diskusi Kelompok (waktu 60 menit)

Pelatih mengomentari hasil diskusi peserta sesuai dengan Bab I, dan Bab I dibagikan (waktu 55 menit)

Memberi kesempatan tanya jawab (waktu 10 menit). Tugas 4: Menugaskan masing-masing peserta menyimpulkan materi

Bab I (15 menit).

Tugas 5: Menugaskan peserta untuk membuat file administrasi standar isi.


(53)

BAB V

ADMINISTRASI STANDAR PROSES A. Pendahuluan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu delapan standar nasional pendidikan: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (5) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (6) standar sarana dan prasarana, (7) standar pengelolaan, (8) standar pembiayaan, dan (9) standar penilaian pendidikan.

Bab ini membatasi diri pada administrasi standar proses. Standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satuan pendidikan unuk mencapai standar kompetensi lulusan (PPRI No. 19 Tahun 2005 tentang Standan Nasional Pendidikan, Pasal 1, ayat 6). Administrasi standar proses memuat administrasi: (1) perencanaan proses pembelajaran, (2) pelaksanaan proses pembelajaran, (3) penilaian hasil pembelajaran. Dan (4) pengawasan proses pembelajaran.

B. Administrasi Perencanaan Proses Pembelajaran

Salah satu tugas Kepala SMA/MA/SMK/MAK dan guru adalah membuat rencana pembelajaran melalui Program Pembelajaran kemudian program yang sudah direncanakan itu diadministrasikan.


(54)

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun program pembelajaran antara lain adalah:

1. Kepala SMA/MA/SMK/MAK menjamin mutu kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran dan program pendidikan tambahan yang dipilihnya;

2. kegiatan pembelajaran didasarkan pada standar kompetensi lulusan, standar isi, dan peraturan pelaksanaannya, serta standar proses dan standar penilaian.

3. mutu pembelajaran di SMA/MA/SMK/MAK dikembangkan dengan:

a. model kegiatan pembelajaran mengacu pada standar proses;

b. melibatkan peserta didik secara aktif, demokratis, mendidik, memotivasi, mandaron kreativitas, dan dialogis;

c. tujuan agar peserta didik mencapai pola pikir dan kebebasan berpikir sehingga dapat melaksanakan aktivitas intelektual yang berupa berpikir, beragumentasi, mengkaji, menemukan, dan memprediksi;

d. pemahaman bahwa keterlibatan peserta didik secara aktif dalam pembelajaran yang dilakukan secara sungguh-sungguh dan mendalam untuk mencapai pemahaman konsep, tidak terbatas pada materi yang diberikan oleh guru.

4. Setiap guru bertanggung jawab terhadap mutu perencanaan kegiatan pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya agar peserta didik mampu:


(55)

b. mencapai keberhasilan belajarnya secara konsisten sesuai dengan tujuan pendidikan, mengembangkan kompetensi dasar;

c. memahami perkembangan pengetahuan dengan kemampuan mencari sumber informasi;

d. mengolah informasi menjadi pengetahuan;

e. menggunakan pengetahuan untuk menyelesaikan masalah;

f. mengkomunikasikan pengetahuan pada pihak lain; dan g. mengembangkan belajar mandiri dan kelompok dengan

proporsi yang wajar.

5. Guru membuat silabus berdasarkan standar kompetensi lulusan, standar isi, dan peraturan pelaksanaanya, serta standar proses dan standar penilaian; memilih strategi pembelajaran yang sesuai; melaksanakan evaluasi sumatif dan formatif; dan merencanakan program pembelajaran semeteran dan tahunan.

Contoh berikut ini dapat dikembangkan oleh kepala sekolah sesuai dengan kreativitas dan kebutuhan sekolahnya.

1. Contoh Administrasi Program Semester dan Tahunan Mata Pelajaran :

Jenjang :

Kelas / Semester :

Tahun Pelajaran :

No Kompetensi

Dasar

Diberikan pada bulan ke

Target Ketuntasan

(%) Keterangan


(56)

2. Contoh Administrasi Komponen Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Satuan Pendidikan : Mata Pelajaran : Kelas/Semester : Materi Ajar : Alokasi Waktu :

a. STANDAR KOMPETENSI : b. KOMPETENSI DASAR : c. TUJUAN PEMBELAJARAN: d. INDIKATOR :

e. MATERI AJAR :

f. METODE PENGAJARAN :

1) Kegiatan Awal

2) Kegiatan Inti

3) Kegiatan Akhir

g. SUMBER BELAJAR/ Bahan h. PENILAIAN HASIL BELAJAR

1) Jenis tagihan 2) Bentuk 3) Soal……….

C. Administrasi Pelaksanaan Proses Pembelajaran

Aspek yang diadministrasikan adalah pelaksanaan proses pembelajaran yang dilaksanakan oleh kepala/wakil SMA/MA/SMK/MAK bidang kurikulum dan guru. Tugas kepala/wakil SMA/MA/SMK/MAK dan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran antara lain adalah:


(57)

1. Kepala SMA/MA/SMK/MAK bertanggung jawab terhadap kegiatan pembelajaran sesuai dengan peraturan yang ditetapkan pemerintah.

2. Wakil kepala SMA/SMK/MA/MAK bidang kurikulum bertanggung jawab terhadap mutu kegiatan pembelajaran. 3 Setiap guru bertanggung jawab terhadap mutu kegiatan

pembelajaran untuk setiap mata pelajaran yang diampunya dengan cara:

a. merujuk perkembangan metode pembelajaran mutakhir; b. menggunakan metode pembelajaran yang bervariasi,

inovatif, dan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran; c. menggunakan fasilitas, peralatan, dan alat Bantu yang

tersedia secara efektif dan efisien;

d. memperhatikan sifat alamiah kurikulum, kemampuan peserta didik, dan pengalaman belajar sebelumnya yang bervariasi serta kebutuhan khusus bagi peserta didik dari yang mampu belajar dengan cepat sampai yang lambat; e. memperkaya kegiatan pembelajaran melalui lintas

kurikulum, hasil-hasil penelitian dan penerapannya;

f. mengarahkan kepada pendekatan kompetensi agar dapat menghasilkan lulusan yang mudah beradaptasi, memiliki motivasi, kreatif, mandiri, mempunyai etos kerja yang tinggi, memahami belajar seumur hidup, dan berpikir logis dalam menyelesaikan masalah.

Administrasi pelaksanaan pembelajaran berisikan catatan tentang sejauh mana pelaksanaan perencanaan pembelajaran terlaksana dengan baik. Hambatan-hambatan apa yang dijumpai dalam pelaksanaan pembelajaran.


(58)

D. Administrasi Penilaian Hasil Pembelajaran

Penilaian hasil pembelajaran yang diadministrasikan disertai bukti kesahihan, keandalan, dan dievaluasi secara periodik untuk perbaikan metode penilaian. Kemajuan yang dicapai oleh siswa dipantau oleh guru dan diadministrasikan secara sistematis, serta digunakan oleh guru sebagai balikan kepada siswa untuk perbaikan secara berkala.

Hal-hal yang perlu diperhatikan kepala SMA/MA/SMK/MAK dan guru dalam melakukan penilaian hasil belajar siswa antara lain adalah:

1. Kepala SMA/MA/SMK/MAK menyusun program penilaian hasil belajar yang berkeadilan, bertanggung jawab dan berkesinambungan;

2. Penyusunan progam penilaian hasil belajar didasarkan pada Standar Penilaian Pendidikan.

3. Kepala SMA/MA/SMK/MAK menilai hasil belajar untuk seluruh kelompok mata pelajaran, dan membuat catatan keseluruhan, untuk menjadi bahan program remedial, klarifikasi capaian ketuntasan yang direncanakan, laporan kepada pihak yang memerlukan, pertimbangan kenaikan kelas atau kelulusan, dan dokumentasi.

4. Seluruh program penilaian hasil belajar disosialisaikan kepada guru.

5. Program penilaian hasil belajar perlu ditinjau secara periodik, berdasarkan data kegagalan dan kendala pelaksanaan program termasuk temuan penguji eksternal dalam rangka mendapatkan rencana penilaian yang lebih adil dan bertanggung jawab.


(59)

6. Kepala SMA/MA/SMK/MAK menetapkan prosedur yang mengatur transparansi sistem evaluasi hasil belajar untuk penilaian formal yang berkelanjutan.

7. Semua guru mengembalikan hasil kerja siswa yang telah dinilai

8. Kepala SMA/MA/SMK/MAK menetapkan petunjuk pelaksanaan operasional yang mengatur mekanisme penyampaian ketidakpuasan peserta didik dan penyelesaiannya mengenai penilaian hasil belajar.

9. Penilaian meliputi semua kompotensi dan materi yang diajarkan.

10. Seperangkat metode penilaian perlu disiapkan dan digunakan secara terencana untuk tujuan diagnostik, formatif, dan sumatif, sesuai dengan metode/strategi pembelajaran yang digunakan.

11. Kepala sekolah/madrasah menyusun ketentuan pelaksanaan penilaian hasil belajar sesuai dengan standar penilaian pendidkkan.

12. Kepala sekola/madrasah melaporkan hasil belajar kepada orang tua peserta didik, komite SMA/MA/SMK/MAK dan institusi di atasnya.

1. Contoh Silabus dan Sistem Penilaian Nama Sekolah :

Mata Pelajaran : Kelas/Semester :


(60)

Kompetensi Dasar

Materi Pembelajaran

Kegiatan Pembelajaran

Indikator Penilaian Alokasi Waktu

Sumber Bahan Jenis

tagihan:

Bentuk Instrumen :

1. Contoh Penilaian Psikomotor

No Nama

Siswa

Menggunakan

Alat Demonstrasi ... Jumlah

Rata-rata Hasil Kerja 1.

2.

dst.

Skala

0-20 tidak tepat tidak bagus tidak sesuai 21-40 kurang tepat kurang bagus kurang sesuai

41-60 Tepat bagus sesuai

61-80 tepat sekali bagus sekali sesuai sekali 81-100 sangat tepat sangat bagus sangat sesuai


(61)

2. Contoh Penilaian Afektif

No Nama Siswa

Kedisiplinan Kerjasama Ide Kreativitas Jumlah Rata-rata 1.

2. 3. ... dst

Skala

A amat baik 76-100

B Baik 51-75

C Cukup 26-50

D Kurang 26-50

4. Contoh Administrasi Penilaian Hasil Belajar

Contoh administrasi penilaian belajar siswa berupa arsip laporan hasil belajar siswa seperti contoh Lampiran 1.

E. Administrasi Pengawasan Proses Pembelajaan

Tata usaha SMA/MA/SMK/MAK mengadministrasikan hasil pengawasan pembelajaran antara lain berupa hasil pemantauan, supervisi, evaluasi, dan pelaporan serta catatan tindak lanjut untuk memperbaiki kinerja SMA/MA/SMK/MAK dalam pengelolaan pembelajaran oleh kepala SMA/MA/SMK/MAK dan guru.

1. Contoh Buku Pemeriksaan Administrasi Pembelajaran

No Nama Guru

Mata Pela jaran

Ke-las

A. Program Pembelajaran

PT P S

Standar Kompetensi RPP/PMH Tgl. No Tgl. No. Tgl No I II III IV


(62)

PT: Program Tahunan PS: Program semester

RPP: Rencana Pelaksanaan Pembelajaran PMH: Persiapan Mingguan/ Harian

2. Contoh Instrumen Pengawasan Administrasi Kurikulum dan Program Pembelajaran

No.

Komponen

Ada

Tidak ada

Keterangan 1. Baik 2. Cukup 3. Jelek

A AT

1. Buku/ Dokumen Kurikulum

a. Standar Isi (kerangka dasar, struktur kurikulum)

b. Standar Proses

c. Standar Kompetensi lulusan (standar kompetensi, kompetensi dasar) d. Standar Penilaian

e. Panduan – panduan (Penyusunan Silabus dan Penilaian, pembelajaran)

2. Penyusunan Program Pengajaran

a. Pemetaan Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar setiap Mata Pelajaran b. Standar Ketuntasan Belajar Minimal

(SKBM)

c. Perhitungan hari belajar efektif/ kalender pembelajaran

d. Program semester dan Tahunan e. Silabus dan system penilaian setiap

mata pelajaran

f. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

g. Jadwal Pelajaran h. Tugas siswa

i. Pengembangan diri/ Ekstrakurikuler j. Perbaikan dan Pengayaan

3. Buku Nilai

a. Data Siswa b. Ulangan harian c. Ulangan umum d. Tugas siswa

4. Leger/ DKN


(63)

No. Komponen Ada Tidak ada

Keterangan 1. Baik

A AT

a. Ulangan harian b. Ulangan umum

6. Grafik Daya Serap/ Ketuntasan Belajar

7. Grafik pencapaian target kompetensi

8 Grafik rata-rata nilai UAN

a. Siswa Baru b. Siswa Lulusan

9. Observasi kelas

a. Kunjungan semua guru

b. Catatan tentang guru setelah diobservasi

10. Daftar buku wajib/ alat peraga dan

referensi

Keterangan: A = ada dan fungsional AT = ada tapi tidak fungsional Saran Tindak Lanjut

……….. ……….. ………. F. Rangkuman

Administrasi standar proses oleh petugas tata usaha antara lain memuat: (1) perencanaan proses pembelajaran, (2) pelaksanaan pembelajaran, (3) penilaian hasil pembelajaran, dan (4) pengawasan proses pembelajaran. Perencanaan proses pembelajaran meliputi silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang minimal memuat tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

G. Penugasan

Tugas 1: Menugaskan kepada setiap peserta untuk menuliskan bentuk format Administrasi (waktu 45 menit):

a. perencaaan proses pembelajaran, b. pelaksanaan pembelajaran,


(64)

c. penilaian hasil pembelajaran, dan d. pengawasan proses pembelajaran.

Tugas 2: Menugaskan peserta berdikusi kelompok (5-10 orang peserta setiap kelompok) unuk memadukan tugas 1a s.d. 1d. (45 menit)

Tugas 3: Melaksanakan sidang pleno untuk pemaparan hasil diskusi Kelompok (waktu 60 menit)

Pelatih mengomentari hasil diskusi peserta sesuai dengan modul 1, modul 1 dibagikan (waktu 45 menit)

Memberi kesempatan tanya jawab (waktu 5 menit).

Tugas 4: Menugaskan masing-masing peserta menyimpulkan materi 1 (10 menit).

Tugas 5: Menugaskan masing-masing peserta membuat file dan mencetak dokumen administrasi standar proses sesuai kebutuhan sekolah.


(65)

BAB VI

ADMINISTRASI STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

A. Pendahuluan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu delapan standar nasional pendidikan: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (5) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (6) standar sarana dan prasarana, (7) standar pengelolaan, (8) standar pembiayaan, dan (9) standar penilaian pendidikan.

Materi diklat pada Bab III ini membatasi diri pada administrasi standar pendidik dan tenaga kependidikan. Standar pendidik dan tenaga kependidikan adalah criteria pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental, serta pendidikan dalam jabatan (PPRI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 ayat 7). Administrasi standar pendidik dan tenaga kependidikan meliputi kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan.


(66)

B. Program Administrasi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

1. Pengenalan Fungsi If

Fungsi ini digunakan untuk menghasilkan suatu nilai jika ligical test menyatakan benar (sesuai dengan kriteria 0), demikian sebaliknya akan memberikan jawaban lain, apabila hasilnya salah.

Bentuk umum fungsi ini adalah:

Artinya apabila ekspresi logika benar, maka perintah pada value_if_true yang akan dilaksanakan, sebaliknya apabila ekspresi logika salah, maka perintah pada value_if_false yang akan dilaksanakan.

Fungsi logika ini menggunakan operator relasi yang ditempatkan pada pernyataan logika.

Operator relasi terdiri atas: = sama dengan

< lebih kecil dari > lebih besar dari

<= lebih kecil atau sama dengan >= lebih besar atau sama dengan <> tidak sama dengan

Selain itu, fungsi logika menggunakan operator logika: AND dua syarat terpenuhi

OR salah satu syarat terpenuhi

NOT selain dari syarat yang disebutkan


(67)

Contoh:

Apabila nilai >=60, maka dinyatakan lulus Apabila nilai <=60, maka dinyatakan gagal

Berdasarkan ketentuan di atas maka penggunaan fungsi IF adalah sebagai

berikut.

=IF(D7=”IVa”,”Guru Pembina”,IF(D7=”IVb”,”… dst”)

Gambar 6.1. Contoh Penggunaan Fungsi IF

Fungsi IF dengan tes logika digunakan untuk menguji dua tes logika dengan menggunakan bentuk umum:


(68)

C. Langkah-Langkah dalam Operasional Program Administrasi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan Berbasis

Komputer.

1. Aktifkan lembar kerja Microsoft Excel dengan cara: klik menu start, program, Microsoft office, Microsoft excel, sehingga muncul tampilan.

Gambar 6.2. Tampilan MS Excel

2. Ubahlah nama sheet dengan cara: klik kanan mouse, rename, ketik nama sheet sesuai dengan keinginan, sebagaimana tampilan berikut.


(69)

Gambar 6.3. Menambah lembar kerja (sheet)


(70)

3. Buatlah format administrasi standar kepegawaian dan isikan contoh beberapa data seperti tampilan di bawah ini.

Gambar 6.5. Format Administrasi Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan

4. Apabila kita ingin mengetahui data guru yang sudah memenuhi standar atau belum, kita dapat mengeklik segitiga pada kolom standar dan pilih sudah. Tampilan proses mencari data dan hasil pencariaannya adalah sebagai berikut.


(71)

Gambar 6.6. Tampilan Proses Pencarian Data


(72)

Untuk mencari data berdasarkan kualifikasi atau yang lainnya caranya sama dengan langkah nomor 4. Penjelasan pembuatan rumus Fungsi IF silahkan memperhatikan penyaji dan berikut ini akan dicontohkan salah satu rumus yang terkait dengan administrasi standar pendidik dan Tenaga Kependidika

Gambar 6.8. Contoh penggunaan rumus fungsi IF

Berikut ini ditampilan tabel administrasi penilaian portofolio dalam rangka sertifikasi guru

Tabel 6.1. Administrasi Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru

N o. N am a G ur u K ua lif ik as i A ka de m

ik Dik

la t P en ga la m an M en ga ja r P er en c & P el ak s P em be la ja ra n P en ila ia n P en ga w as P re st as i A ka de m

ik Kar

ya P en ge m . P ro fe si K ei ku t-S er ta an da la m F or um Ilm ia h P en ga -M an O rg an i-sa si P en g-ha rg aa n

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

*) tabel ini dapat dikembangkan sesuai kreativitas dan kebutuhan sekolah


(73)

D. Rangkuman

Standar pendidik dan tenaga kependidikan meliputi kualifikasi dan kompetensi. Seseorang yang telah memiliki kompetensi ditandai lulus sertifikasi. Administrasi standar pendidik dan tenaga kependidikan sekolah akan lebih cepat, tepat, dan mudah dikerjakan apabila menggunakan program komputer, meskipun dengan program yang sangat sederhana. Pencarian informasi yang terkait dengan administrasi standar pendidik dan tenaga kependidikan untuk berbagai keperluan misalnya mengetahui barang inventaris sekolah, dan mengetahui pendidik dan tenaga kependidikan sekolah yang belum dan sudah memenuhi standar pendidik dan tenaga kependidikan yang berlaku yang telah ditetapkan oleh pemerintah. E. Penugasan

Menugaskan semua peserta untuk sama-sama berlatih mengadministrasikan standar pendidik dan tenaga kependidikan dengan menggunakan data pendidik dan tenaga kependidkkan sekolah yang mutakhir dengan program MS Excel di bawah bimbingan efektif dari instruktur/fasilitator.


(74)

BAB VII

ADMINISTRASI STANDAR SARANA DAN PRASARANA A. Pendahuluan

Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dijabarkan ke dalam sejumlah peraturan antara lain Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerintah ini memberikan arahan tentang perlunya disusun dan dilaksanakan delapan standar nasional pendidikan, yaitu delapan standar nasional pendidikan: (1) standar isi, (2) standar proses, (3) standar kompetensi lulusan, (5) standar pendidik dan tenaga kependidikan, (6) standar sarana dan prasarana, (7) standar pengelolaan, (8) standar pembiayaan, dan (9) standar penilaian pendidikan.

Materi diklat pada Bab V ini membatasi diri pada administrasi standar sarana dan prasarana. Standar sarana dan prasarana adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan criteria minimal tentang ruang belajar, tempat berolah raga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi serta sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi dan komunikasi. (PPRI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, Pasal 1 ayat 8). Administrasi standar sarana meliputi: perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku, dan sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk menujang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan. Administrasi standar prasarana meliputi


(75)

lahan, ruang kelas, ruang pimpinan, satuan pendidikan, ruang pendidik, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, ruang labnoratorium, ruang bengkel kerja, ruang unit produksi, ruang kantin, instalasi daya dan jasa, tempat berkreasi, dan ruang/tempat lain yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan.

B. Administrasi Standar Sarana dan Prasarana SMA/MA 1. Contoh Administrasi Lahan

Tabel 7.1. Rasio Minimum Luas Lahan terhadap Peserta Didik

No

Banyak rombongan

belajar

Rasio minimum luas lahan terhadap peserta didik

(m2/peserta didik) Standar

Bangunan satu lantai Bangunan dua lantai Bangunan tiga lantai Memenuhi/Tidak Untuk satuan pendidikan yang memiliki rombongan belajar dengan banyak peserta didik kurang dari kapasitas maksimum kelas, lahan juga memenuhi ketentuan luas minimum seperti tercantum pada Tabel.2.

Tabel 7.2. Luas Minimum Lahan

No

Banyak rombongan

belajar

Luas minimum lahan (m2)

Bangunan satu lantai Bangunan dua lantai Bangunan tiga lantai

Tabel 7.3. Rasio Minimum Luas Lantai Bangunan terhadap Peserta Didik

No

Banyak rombongan

belajar

Rasio minimum luas lantai bangunan terhadap peserta didik

(m2/peserta didik)

Bangunan satu lantai Bangunan dua lantai Bangunan tiga lantai -


(76)

No

Banyak rombongan

belajar

Luas minimum lantai bangunan (m2)

Bangunan satu lantai Bangunan dua lantai Bangunan tiga lantai

Sebuah SMA/MA sekurang-kurangnya memiliki prasarana sebagai berikut.

1. Ruang kelas,

2. Ruang perpustakaan, 3. Ruang laboratorium biologi, 4. Ruang laboratorium fisika, 5. Ruang laboratorium kimia, 6. Ruang laboratorium komputer, 7. Ruang laboratorium bahasa, 8. Ruang pimpinan,

9. Ruang guru, 10.Ruang tata usaha, 11.Tempat beribadah, 12.Ruang konseling, 13.Ruang UKS,

14.Ruang organisasi kesiswaan, 15.Jamban,

16.Gudang,

17.Ruang sirkulasi,

18.Tempat bermain/berolahraga.

Tabel 7.5. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Kelas

No Jenis Inventaris

yang Masih Fungsional Standar Rasio Keadaan standar sekarang Kete-rangan 1 Perabot

1.1 Kursi peserta didik 1 buah/peserta didik Memenuh i

1.2 Meja peserta didik

1

buah/peserta didik


(77)

No Jenis Inventaris yang Masih Fungsional Standar Rasio Keadaan standar sekarang Kete-rangan

1.3 Kursi guru 1 buah/guru

1.4 Meja guru 1 buah/guru

1.5 Lemari 1 buah/ruang

1.6 Papan pajang 1 buah/ruang

2 Media Pendidikan

2.1 Papan tulis 1 buah/ruang

3 Perlengkapan Lain

3.1 Tempat sampah 1 buah/ruang 3.2 Tempat cuci

tangan

1 buah/ruang

3.3 Jam dinding 1 buah/ruang

3.4 Soket listrik 1 buah/ruang

Tabel 7.6. Jenis, Rasio, dan Deskripsi Sarana Ruang Perpustakaan

No Jenis Inventaris

Masih Fungsional Rasio Keadaan standar sekarang Kete-ranga n 1 Buku

1.1 Buku teks pelajaran 1 eksemplar/mata pelajaran/peserta didik, ditambah 2 eksemplar/mata pelajaran/sekolah 1.2 Buku panduan

pendidik 1 eksemplar/mata pelajaran/guru mata pelajaran bersangkutan, ditambah 1 eksemplar/mata pelajaran/sekolah 1.3 Buku pengayaan 870 judul/sekolah 1.4 Buku referensi 30 judul/sekolah 1.5 Sumber belajar

lain

30 judul/sekolah

2 Perabot

2.1 Rak buku 1 set/sekolah

2.2 Rak majalah 1 buah/sekolah 2.3 Rak surat kabar 1 buah/sekolah


(78)

No Jenis Inventaris Masih Fungsional

Rasio Keadaan

standar sekarang

Kete-ranga

n

2.4 Meja baca 15 buah/sekolah

2.5 Kursi baca 15 buah/sekolah

2.6 Kursi kerja 1 buah/petugas 2.7 Meja kerja/

sirkulasi

1 buah/petugas 2.8 Lemari katalog 1 buah/sekolah

2.9 Lemari 1 buah/sekolah

2.1 0

Papan pengumuman

1 buah/sekolah 2.1

1

Meja multimedia 1 buah/sekolah

3 Media Pendidikan

3.1 Peralatan multimedia

1 set/sekolah

4 Perlengkapan Lain

4.1 Buku inventaris 1 buah/sekolah 4.2 Tempat sampah 1 buah/ruang 4.3 Soket listrik 1 buah/ruang


(79)

Tabel 7.7. Sarana, Rasio, dan Deskripsi Sarana Laboratorium Biologi No Jenis Inventaris Masih Fungsional Rasio Keadaan standar sekarang Kete-rangan 1 Perabot

1.1 Kursi 1 buah/peserta

didik, ditambah 1 buah/guru 1.2 Meja kerja 1 buah/7 peserta

didik 1.3 Meja demonstrasi 1 buah/lab 1.4 Meja persiapan 1 buah/lab

1.5 Lemari alat 1 buah/lab

1.6 Lemari bahan 1 buah/lab

1.7 Bak cuci 1 buah/

2 kelompok, ditambah 1 buah di ruang persiapan.

2 Peralatan

Pendidikan

2.1 Alat peraga :

2.1.1 Model kerangka manusia

1 buah/lab 2.1.2 Model tubuh

manusia

1 buah/lab 2.1.3 Preparat mitosis 6 buah/lab 2.1.4 Preparat meiosis 6 buah/lab 2.1.5 Preparat anatomi

tumbuhan

6 set/lab 2.1.6 Preparat anatomi

hewan

6 set/lab 2.1.7 Gambar kromosom 1 set/lab

2.1.8 Gambar DNA 1 set/lab

2.1.9 Gambar RNA 1 set/lab

2.1.10 Gambar pewarisan Mendel

1 buah/lab 2.1.11 Gambar

contoh-contoh tumbuhan dari berbagai divisi

1 set/lab

2.1.12 Gambar contoh-contoh hewan dari berbagai film 1 set/lab 2.1.13 Gambar/model sistem pencernaan manusia 1 buah/lab 2.1.14 Gambar/model sistem pernapasan manusia 1 buah/lab


(80)

No Jenis Inventaris Masih Fungsional Rasio Keadaan standar sekarang Kete-rangan 2.1.15 Gambar/model sistem peredaran darah manusia 1 buah/lab 2.1.16 Gambar/model sistem pengeluaran manusia 1 buah/lab 2.1.17 Gambar/model sistem reproduksi manusia 1 buah/lab 2.1.18 Gambar/model sistem syaraf manusia 1 buah/lab

2.1.19 Gambar sistem pencernaan burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah

1 set/lab

2.1.20 Gambar sistem pernapasan burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah

1 set/lab

2.1.21 Gambar sistem peredaran darah burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah

1 set/lab

2.1.22 Gambar sistem pengeluaran burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah

1 set/lab

2.1.23 Gambar sistem reproduksi burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah.

1 set/lab

2.1.24 Gambar sistem syaraf burung, reptil, ampibi, ikan, dan cacing tanah.

1 set/lab

2.1.25 Gambar pohon evolusi

1 buah/lab

2.2 Alat dan Bahan

Percobaan:

2.2.1 Mikroskop monokuler


(81)

No Jenis Inventaris Masih Fungsional Rasio Keadaan standar sekarang Kete-rangan

2.2.2 Mikroskop stereo binokuler 6 buah/lab 2.2.3. Perangkat pemeliharaan mikroskop (kertas pembersih lensa, sikat halus, kunci Allen, alat semprot, obeng halus, lup tukang arloji, tang untuk melipat)

2 set/lab

2.2.4 Gelas Benda 6 pak/lab (isi 72) 2.2.5 Gelas penutup 6 pak/lab

(isi 50) 2.2.6 Gelas arloji 2 pak/lab

(isi 10) 2.2.7 Cawan Petri 2 pak/lab

(isi 10)

2.2.8 Gelas Beaker Masing-masing 10 buah/lab

2.2.9 Corong Masing-masing 10

buah/lab 2.2.10 Pipet ukur 6 buah/lab 2.2.11 Tabung reaksi 6 kotak/lab

(isi 10) 2.2.12 Sikat tabung reaksi 10 buah/lab 2.2.13 Penjepit tabung

reaksi

10 buah/lab 2.2.14 Erlenmeyer Masing-masing 10

buah/lab 2.2.15 Kotak preparat 6 buah/lab

(isi 100) 2.2.16 Lumpang dan alu 6 buah/lab 2.2.17 Gelas ukur Masing-masing 6

buah/lab 2.2.18 Stop watch 6 buah/lab

2.2.19 Kaki tiga 6 buah/lab

2.2.20 Perangkat batang statif (panjang dan pendek)

6 set/lab

2.2.21 Klem universal 10 buah/lab 2.2.22 Bosshead (penjepit) 10 buah/lab 2.2.23 Pembakar spiritus 6 buah/lab


(1)

7) memfokuskan perhatian pada atribut dan kompetensi yang diperlukan sehingga dapat menunjukkan kinerja yang efektif dan kepada usaha pengembangan selanjutnya;

8) menyediakan kriteria untuk dapat melakukan pengukuran dan penilaian yang akurat dan objektif sehubungan dengan target dan standar yang telah disepakati sehingga TAS secara individu dapat menerima umpan balik dari pengawas sekolah/madrasah mengenai seberapa baik kinerja mereka;

9) memungkinkan TAS dan penilai mencapai kesepakatan tentang rencana pengembangan dan metode pelaksanaannya;

10)10)mengkaji kebutuhan di bidang pelatihan dan pengembangan secara bersama;

11)menyediakan suatu kesepakatan bagi TAS untuk mengekspresikan aspirasi serta keprihatinan mengenai pekerjaan mereka;

12)memberikan suatu landasan bagi pemberian imbalan yang bersifat finansial dan/atau nonfinansial bagi TAS sesuai dengan kontribusi TAS;

13)mendemonstrasikan kepada semua orang bahwa organisasi menghargai mereka sebagai individu;

14)membantu memberdayakan TAS;

15)membantu sekolah/madrasah untuk mempertahankan TAS yang berkualitas; dan


(2)

16)mendukung inisiatif TAS dan penilai yang berkualitas secara keseluruhan.

3. Ruang Lingkup Penilaian Kinerja TAS

Ruang lingkup penilaian kinerja TAS mengacu pada standar kompetensi TAS di atas.

4. Prinsip Penilaian Kinerja TAS

a. Relevan (sesuai dengan tujuan penilaian). b. Objektif (data seadanya).

c. Sensitif (mampu membedakan yang berkinerja tinggi dengan yang berkinerja rendah).

d. Valid (menilai yang ingin dinilai). e. Reliabel (dapat diandalkan).

f. Akseptabel (instrumen penilaian dapat diterima penilai dan yang dinilai berdasarkan kesepakatan).

g. Praktis (mudah diterapkan).

h. Rahasia (hanya diketahui penilai dan yang dinilai saja). i. Produktivitas (efektif, efisien, dan memotivasi kinerja

tinggi).

j. Multi metode (dapat menggunakan berbagai metode penilaian).

k. Berkesinambungan (dilakukan secara periodik). 5. Penilai

Orang yang berwenang menilai kinerja TAS adalah kepala TAS untuk stafnya dan bupati/walikota untuk kepala TAS.

6. Periode Penilaian


(3)

bersangkutan. Penilaian sumatif dilaksanakan setiap empat tahun sekali yaitu setiap akhir masa jabatan kepala sekolah/madrasah.

7. Tata Cara Penilaian

Penilaian melalui langkah-langkah sebagai berikut.

a. Mengembangkan instrumen penilaian kinerja dengan cara menetapkan kriteria atau indikator untuk setiap kompetensi TAS.

b. Menetapkan skor penilaian kinerja yaitu 1 sampai 100. c. Melaksanakan penilaian yaitu mengisi instrumen penilaian. d. Menetapkan interpretasi penilaian kinerja yaitu:

1 – 20 = tidak memuaskan 21- 40 = kurang memuaskan 41 – 60 = cukup memuaskan 61 – 80 = memuaskan

81 - 100 = sangat memuaskan

e. Membandingkan hasil penilaian (kinerja aktual) dengan standar indikator kompetensi (kinerja yang diharakan). f. Mendokumentasikan hasil penilaian.

g. Menyampaikan dan mendiskusikan hasil penilaian kepada kepala sekolah/madrasah bersangkutan untuk umpan balik. h. Menyampaikan laporan penilaian kinerja kepada pihak yang

berkepentingan untuk pengambilan keputusan. 8. Komponen yang Dinilai

Komponen yang dinilai adalah setiap indikator kompetensi dari setiap dimensi kompetensi yang telah dimiliki TAS.


(4)

I. Penghargaan dan Perlindungan

Bagi anggota TAS yang berprestasi atau bermutu tinggi hendaknya diberikan penghargaan dan perlindungan. Penghargaan dan perlindungan adalah kebutuhan dasar setiap manusia termasuk kepala tata usaha sekolah. Penghargaan dan perlindungan dalam bentuk jasmani dan rohani. Penghargaan dan perlindungan bermakna tinggi bila diberikan pada orang yang tepat dan waktu yang tepat pula. Terdapat 13 macam bentuk penghargaan dan 11 macam bentuk perlindungan. Ketiga belas macam bentuk penghargaan itu adalah: (1) gaji yang adil dan layak, (2) tanda jasa, (3) kenaikan pangkat pilihan, (4) kenaikan pangkat anumerta, (5) kenaikan pangkat istimewa, (6) surat pujian atau piagam, (7) tunjangan struktural, (8) bonus atau hadiah materi terutama uang), (9) studi banding, (10)studi lanjut, (11) tunjangan khusus, (12) kesempatan mengikuti diklat, dan (13) promosi jabatan. Bentuk perlindungan ada 11 macam yaitu: (1) asuransi kesehatan, (2) asuransi kecelakaan, (3) perlindungan hukum, (4) tabungan hari tua, (5) tabungan perumahan, (6) asuransi pendidikan bagi putra dan putri, (7) tunjangan pensiun, (8) tunjangan cacat, (9) sumbangan turut berduka cita, (10) Bantuan perawatan kesehatan preventif, dan (11) bantuan ceramah agama.

J. Pemberhentian dan Pensiun

Sembilan penyebab kepala tata usaha sebagai pejabat struktural eselon IVb dan Va diberhentikan karena: (1) mengundurkan diri; (2) mencapai batas usia pensiun; (3) diberhentikan sebagai Pegawai Negeri Sipil; (4) diangkat dalam jabatan lainnya atau jabatan


(5)

enam bulan; (7) adanya perampingan organisasi pemerintah; (8) tidak memenuhi persyaratan kesehatan jasmani dan rohani; dan (9) hal-hal lain yang ditentukan dalam peraturan perundangan-undangan yang berlaku.

K. Penugasan


(6)

DAFTAR RUJUKAN

Hoy, Wayne, K., & Miskel, Cecil, G. 2005. Educational Administration Theory, Research, and Practice. Seventh Edition. New York: McGraw Hill.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 18 tentang Standar Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pelaksanaan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar Dan Menengah Dan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 Tentang Standar Kompetensi Lulusan Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah

PP No. 19 tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. UURI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional